Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

A. KONSEP MEDIS
1. Pengertian
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan
yang terjadi pada wanita hamil sehingga menyebabkan terjadimya
ketidakseimbangan kadar elektrolit, penurunan berat badan (lebih dari
5% berat badan awal), dehidrasi, ketosis, dan kekurangan nutrisi
(Runiari. N, 2010).
Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada
wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena pada
umumnya menjadi buruk karena terjadi dehidrasi.
Hiperemesis Gravidarum (vomitus yang merusak dalam kehamilan)
adalah nousea dan vomitus dalam kehamilan yang berkembang
sedemikian luas sehingga menjadi efek sistemik, dehidrasi dan
penurunan berat badan.

2. Etiologi
Belum diketahui secara pasti, faktor-faktor predisposisi yang
dikemukakan:
a. Primigravida, molatudatidosa, diabetes, kehamilan ganda
akibat kenaikan HCG
b. Faktor organik : alergi, masuknya vili korialis dalam
sirkulasi maternal, perubahan metabolik
c. Faktor psikologi : keretakan rumah tangga, kehilangan
pekerjaan, rasa takut terhadap kehamilan dan persalinan,
takut memikul tanggung jawab dan sebagainya
d. Faktor endokrin : hipertyroid, diabetes, progesteron yang
menyebabkan pengosongan lambung menurun pada awal
kehamilan
3. Patofisiologi
Pada awal kehamilan, sinsitio trofoblas akan menghasilkan human
corionic gonadotropin hormone (HCG) yang bertugas mempertahankan
korpus luteum untuk menghasilkan progesteron dan estrogen sampai
plasenta terbentuk pada usia kehamilan 10-16 minggu. Estrogen yang
tinggi akan merangsang pusat muntah di medula oblongata sehingga
terjadi emisis pada awal kehamilan. Proses ini merupakan hal yang
fisiologis terjadi pada ibu hamil. Dalam perjalanan waktu, kadar HCG
akan menurun dan rangsangan mual muntah pun hilang yaitu pada 16
minggu usia kehamilan. Namun pada beberapa kasus kehamilan seperti
hamil mola hidatidosa, gameli atau kembar, hormon HCG dihasilkan
lebih tinggi dan lebih lama sehingga terjadi rangsangan mual muntah
yang hebat yang disebut dengan hiperemesis gravidarum. Disamping
itu HCG juga bisa disebabkan karena kelainan saluran cerna pada ibu
hamil seperti ulkus peptikum dan penyebab lain diluar kehamilan.
Etiologi mual dan muntah yang terjadi selama kehamilan masih
belum diketahui, namun terdapat beberapa teori yang dapat
menjelaskan terjadinya hiperemesis gravidarum. Faktor sosial,
psikologis dan organobiologik, yang berupa perubahan kadar hormon-
hormon selama kehamilan, memegang peranan dalam terjadinya
hiperemesis gravidarum. Disfungsi pada traktus gastrointestinal yang
disebabkan oleh pengaruh hormon progesteron diduga menjadi salah
satu penyebab terjadinya mual dan muntah pada kehamilan.
Peningkatan kadar progesteron memperlambat motilitas lambung dan
mengganggu ritme kontraksi otot-otot polos di lambung (disritmia
gaster). Selain progesteron, peningkatan kadar hormon human
chorionic gonadotropin (HCG) dan estrogen serta penurunan kadar
thyrotropin-stimulating hormone (TSH), terutama pada awal
kehamilan, memiliki hubungan terhadap terjadinya hiperemesis
gravidarum walaupun mekanismenya belum diketahui. Pada studi lain
ditemukan adanya hubungan antara infeksi kronik Helicobacter pylori
dengan terjadinya hiperemesis gravidarum. Sebanyak 61,8%
perempuan hamil dengan hiperemesis gravidarum yang diteliti pada
studi tersebut menunjukkan hasil tes deteksi genom H. pylori yang
positif

4. Manifestasi Klinik
Tanda dan gejala pada pasien yang mengalami hiperemesis
gravidarum terbagi dalam beberapa kategori menurut tingkat dari
penyakit tersebut, yaitu:
a. Tingkat I ( Ringan )
1) Mual muntah terus – menerus yang mempengaruhi
keadaan umum penderita.
2) Ibu merasa lemah.
3) Nafsu makan tidak ada.
4) Berat badan menurun.
5) Merasa nyeri pada epigastrium.
6) Nadi meningkat sekitar 100 per menit.
7) Tekanan darah menurun.
8) Turgor kulit berkurang.
9) Mata cekung.
b. Tingkat II ( Sedang )
1) Penderita tampak lemah dan apatis.
2) Turgor kulit mulai jelek.
3) Lidah mengering dan tampak kotor.
4) Nadi kecil dan cepat.
5) Suhu badan naik (dehidrasi).
6) Mata mulai ikteris
7) Berat badan turun dan mata cekung.
8) Tensi turun, hemokonsentrasi, oliguria, dan konstipasi.
9) Aseton tercium dari hawa pernafasan dan terjadi
asetonuria.
c. Tingkat III ( Berat )
1) Keadaan umu lebih parah (kesadaran menurun dari
somnolen sampai koma).
2) Dehidrasi berat.
3) Nadi kecil, cepat dan halus.
4) Suhu meningkat dan tensi turun.
5) Terjadi komplikasi fatal pada susunan saraf dan
penurunan mental.
6) Timbul ikterus yang menunjukkan adanya payah hati.

5. Penatalaksanaan
Pencegahan terhadap Hiperemesis gravidarum perlu dilaksanakan
dengan jalan memberikan pcnerapan tentang kehamilan dan persalinan
sebagai suatu proses yang fisiologik, memberikan keyakinan bahwa
mual dan kadang-kadang muntah merupakan gejala yang flsiologik
pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan,
mengajurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam
jumlah kecil tetapi lebih sering. Waktu bangun pagi jangan segera turun
dari tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk makan roti kering atau biskuit
dengan teh hangat. Makanan yang berminyak dan berbau lemak
sebaiknya dihindarkan. Makanan dan minuman sebaiknya disajikan
dalam keadaan panas atau sangat dingin.
a. Obat – obatan
Sedativa yang sering digunakan adalah Phenobarbital.
Vitamin yang dianjurkan Vitamin B1 dan B6 Keadaan yang
lebih berat diberikan antiemetik sepeiti Disiklomin
hidrokhloride atau Khlorpromasin. Anti histamin ini juga
dianjurkan seperti Dramamin, Avomin
b. Terapi psikologik
Perlu diyakinkan pada penderita bahwa penyakit dapat
disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan,
kurangi pekerjaan yang serta menghilangkan masalah dan
konflik, yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.
c. Cairan parenteral
Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat
dan protein dengan Glukosa 5% dalam cairan garam fisiologik
sebanyak 2-3 liter per hari. Bila perlu dapat ditambah Kalium
dan vitamin, khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C.
Bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino
secara intra vena.
d. Penghentian kehamilan
Pada sebagian kecil kasus keadaan tidak menjadi baik,
bahkan mundur. Usahakan mengadakan pemeriksaan medik
dan psikiatri bila keadaan memburuk. Delirium, kebutaan,
tachikardi, ikterus anuria dan perdarahan merupakan
manifestasi komplikasi organik. Dalam keadaan demikian perlu
dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Keputusan
untuk melakukan abortus terapeutik sering sulit diambil, oleh
karena di satu pihak tidak boleh dilakukan terlalu cepat, tetapi
dilain pihak tak boleh menunggu sampai terjadi gejala
ireversibel pada organ vital.
e. Diet
1) Diet hiperemesis I diberikan pada hiperemesis tingkat
III. Makanan hanya berupa roti kering dan buah –
buahan. Cairan tidak diberikan bersama makanan tetapi
1 – 2 jam sesudahnya. Makanan ini kurang dalam semua
zat – zat gizi, kecuali vitamin C, karena itu hanya
diberikan selama beberapa hari.
2) Diet hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah
berkurang. Secara berangsur mulai diberikan makanan
yang bernilai gizi linggi. Minuman tidak diberikan
bersama makanan . Makanan ini rendah dalam semua
zat-zal gizi kecuali vitamin A dan D.
3) Diet hiperemesis III diberikan kepada penderita dengan
hiperemesis ringan. Menurut kesanggupan penderita
minuman boleh diberikan bersama makanan. Makanan
ini cukup dalam semua zat gizi kecuali Kalsium.

6. Pemeriksaan Penunjang
a. USG (dengan menggunakan waktu yang tepat) : mengkaji usia
gestasi janin dan adanya gestasi multipel, mendeteksi
abnormalitas janin, melokalisasi plasenta.
b. Urinalisis : kultur, mendeteksi bakteri, BUN.
c. Elektrolit darah
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Pengkajian Data Subjektif
1) Riwayat kehamilan saat ini meliputi ada tidaknya
gemeli, riwayat pemeriksaan antenatal dan komplikasi.
2) Riwayat diet, khususnya intake cairan.
3) Pengobatan yang didapat saat ini.
4) Riwayat pembedahan khususnya pembedahan pada
umumnya.
5) Riwayat medis sebelumnya seperti riwayat penyakit
obstetri dan ginekologi, kolelitiasis atau gangguan
abdomen lainnya, gangguan tiroid, dan ada tidaknya
depresi.
6) Riwayat sosial seperti terpapar penyakit yang
mengganggu komunikasi, terpapar dengan lingkungan,
tercapainya pelayanan antenatal, peran, tanggung jawab,
pekerjaan, ketidakhadiran di tempat bekerja, perubahan
status kesehatan atau stresor kehamilan, respons
anggota keluarga yang dapat bervariasi terhadap
hospitalisasi dan kondisi sakit, serta seistem pendukung.
7) Integritas ego seperti konflik interpersonal keluarga,
kesulitan ekonomi, perubahan persepsi tentang kondisi,
dan kehamilan yang tidak direncanakan.
8) Riwayat penyakit sebelumnya meliputi awal kejadian
dan lamanya. Jika mengalami muntah, kaji warna,
volume, frekuensi, dan kualitasnya. Kaji juga faktor
yang memperberat dan memperingan keadaan, serta
pengobatan yang dilakukan baik di fasilitas kesehatan
atau pengobatan di rumah.
9) Gejala-gejala lain seperti bersendawa atau flatus, diare
atau konstipasi, serta nyeri pada abdomen. Riwayat
nyeri abdomen meliputi lokasi, derajat, kualitas, radiasi,
serta faktor yang memperingan dan memperberat nyeri.
10) Pengkajian lain dapat dilakukan dengan menggunakan
Rhodes Index of Nausea and Vomiting yang terdiri atas
8 pertanyaan untuk mengkaji frekuensi dan beratnya
mual dan muntah. Instrument ini telah di teliti valid dan
reliabel oleh Family Nurse Practitioner program, School
of Nursing, University of Texas at Austin.
b. Pengkajian Data Objektif
1) TTV: ada tidaknya demam, takikardi, hipotensi,
frekuensi nafas meningkat, adanya nafas bau aseton
2) Status Gizi: Berat Badan meningkat/menurun
3) Status Kardiovaskuler: kualitas nadi, takikardi,
hipotensi
4) Status Hidrasi: Turgor kulit, keadaan membrane
mukosa, oliguria
5) Keadaan Abdomen: Suara Abdomen, adanya nyeri
lepas/tekan, adanya distensi, adanya
hepatosplenomegali, tanda Murpy.
6) Genitourinaria: nyeri kostovertebral dan suprapubik
7) Status Eliminasi: Perubahan konstipasi feses, konstipasi
dan perubahan frekuensi berkemih
8) Keadaan janin: Pemeriksaan DJJ, TFU, dan
perkembangan janin (apakah sesuai dengan usia
kehamilan).

2. Diagnosa Keperawatan
a. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan muntah
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan mual muntah
c. Nyeri akut epigastrium berhubungan dengan muntah berulang
d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat
tidak adekuatnya nutrisi

3. Intervensi
Tujuan & Kriteria
No Diagnosa Intervensi
Hasil
1 Kekurangan NOC: a. Pertahankan catatan
volume cairan  Fluid balance intake dan output yang
berhubungan  Hydration akurat
dengan muntah  Nutritional Status : b. Monitor status hidrasi (
Food and Fluid kelembaban membran
Intake mukosa, nadi adekuat,
Kriteria Hasil: tekanan darah ortostatik
 Mempertahankan ), jika diperlukan
urine output sesuai c. Kolaborasi pemberian
dengan usia dan cairan IV
BB, BJ urine d. Monitor status nutrisi
normal e. Berikan cairan oral
 Tekanan darah, f. Dorong keluarga untuk
nadi, suhu tubuh membantu pasien makan
dalam batas g. Kolaborasi dokter jika
normal tanda cairan berlebih
 Tidak ada tanda muncul meburuk
tanda dehidrasi h. Monitor intake dan urin
 Elastisitas turgor output setiap 8 jam
kulit baik,
membran mukosa
lembab, tidak ada
rasa haus yang
berlebihan
2 Ketidakseimban NOC: a. Kaji adanya alergi
gan nutrisi  Nutritional status: makanan
kurang dari Adequacy of b. Kolaborasi dengan ahli
kebutuhan nutrient gizi untuk menentukan
berhubungan  Nutritional Status : jumlah kalori dan nutrisi
dengan mual food and Fluid yang dibutuhkan pasien
muntah Intake c. Monitor adanya
 Weight Control penurunan BB dan gula
Kriteria Hasil : darah
 Adanya d. Monitor lingkungan
peningkatan berat selama makan
badan e. Jadwalkan pengobatan
 Mengidentifikasi dan tindakan tidak
kebutuhan nutrisi selama jam makan
 Tidak ada tanda- f. Monitor turgor kulit
tanda malnutrisi
 Tidak terjadi g. Monitor kekeringan,
penurunan berat rambut kusam, total
badan yang berarti protein, Hb dan kadar Ht
h. Monitor mual dan
muntah
i. Monitor pucat,
kemerahan, dan
kekeringan jaringan
konjungtiva
j. Monitor intake nuntrisi
k. Informasikan pada klien
dan keluarga tentang
manfaat nutrisi
l. Kolaborasi dengan
dokter tentang
kebutuhan suplemen
makanan seperti NGT/
TPN sehingga intake
cairan yang adekuat
dapat dipertahankan.
m. Anjurkan banyak minum
n. Pertahankan terapi IV
line
3 Nyeri akut NOC : a. Lakukan pengkajian
epigastrium  Pain level nyeri secara
berhubungan  Pain control komprehensif termasuk
dengan muntah  comfort level lokasi, karakteristik,
berulang Kriteria Hasil: durasi, frekuensi,
 Mampu kualitas dan faktor
mengontrol nyeri presipitasi
(tahu penyebab b. Observasi reaksi
nyeri, mampu nonverbal dari
menggunakan ketidaknyamanan
tehnik c. Kurangi faktor
nonfarmakologi presipitasi nyeri
untuk mengurangi d. Ajarkan tentang teknik
nyeri, mencari non farmakologi: napas
bantuan) dala, relaksasi, distraksi,
 Melaporkan bahwa kompres hangat/ dingin
nyeri berkurang e. Berikan analgetik untuk
dengan mengurangi nyeri
menggunakan f. Tingkatkan istirahat
manajemen nyeri g. Berikan informasi
 Mampu mengenali tentang nyeri seperti
nyeri (skala, penyebab nyeri, berapa
intensitas, lama nyeri akan
frekuensi dan berkurang dan antisipasi
tanda nyeri)
 Menyatakan rasa ketidaknyamanan dari
nyaman setelah prosedur
nyeri berkurang h. Monitor vital sign
 Tanda vital dalam sebelum dan sesudah
rentang normal pemberian analgesik
 Tidak mengalami pertama kali
gangguan tidur
4 Intoleransi NOC : a. Observasi adanya
aktivitas  Self Care : ADLs pembatasan klien dalam
berhubungan  Energy melakukan aktivitas
dengan conservation b. Kaji adanya faktor yang
kelemahan  Activity tolerance menyebabkan kelelahan
akibat tidak Kriteria Hasil : c. Monitor pasien akan
adekuatnya  Berpartisipasi adanya kelelahan fisik
nutrisi dalam aktivitas dan emosi secara
fisik tanpa disertai berlebihan
peningkatan d. Monitor respon
tekanan darah, nadi kardivaskuler terhadap
dan RR aktivitas (takikardi,
 Mampu melakukan disritmia, sesak nafas,
aktivitas sehari diaporesis, pucat,
hari (ADLs) secara perubahan
mandiri hemodinamik)
 Tanda-tanda vital e. Bantu klien untuk
normal mengidentifikasi
 Mampu berpindah aktivitas yang mampu
tanpa bantuan dilakukan
 Sirkulasi status f. Bantu pasien/keluarga
baik untuk mengidentifikasi
kekurangan dalam
beraktivitas
g. Sediakan penguatan
positif bagi yang aktif
beraktivitas
h. Monitor respon fisik,
emosi, sosial dan
spiritual
DAFTAR PUSTAKA

Runiari. N, 2010, Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Hiperemesis


Gravidarum: Penerapan Konsep dan Teori Keperawatan, Jakarta: Salemba
Medika
Prawirohardjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Manuaba, Ida Bagus Gde, dkk. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC
Hidayati, Ratna. 2009. Asuhan Keperawatan pada Kehamilan Fisologis dan
Patologis. Jakarta: Salemba Medika.
Manuaba, Ida Bagus Gde. 2004. Penuntun Kepaniteraan Klinik Obstetri dan
Ginekologi. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai