BAB III
PEMBAHASAN
Pelaksanaan praktik profesi Ners secara umum berjalan dengan lancar, ada
beberapa hal yang menjadi faktor pendukung dan beberapa yang lain menjadi faktor
penghambat, namun semua faktor penghambat dapat diatasi dengan baik sehingga
kompetensi yang dicapai selama praktik profesi baik kompetensi akademik maupun
kompetensi individu dapat dicapai secara keseluruhan. Adapun penjelasan dari faktor
pendukung dan faktor penghambat tersebut akan dijelaskan sebagai berikut.
Kompetensi yang pertama dicapai oleh penulis di area anak ini By. MF dengan
Penyakit Jantung Bawaan di ruang kanak-kanak RSD dr. Soebandi Jember,
yang dilaksanakan pada tanggal 20 Oktober 2016 dengan masalah keperawatan
utama adalah Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan afterload
ditandai dengan suara tambahan murmur, hasil ECO: endocardial cushion defect .
Nifas (Dahlia), Poli Hamil, Poli Kandungan, dan Ruang Bersalin. Selain itu
terdapat pula kompetensi khusus yang harus dicapai pada area keperawatan
maternitas yaitu mampu memberikan asuhan keperawatan pada klien
berdasarkan pada bukti dan fakta terbaik berdasarkan temuan ilmiah atau yang
disebut dengan Evidence Based Practice, tutorial dan ronde keperawatan.
Kompetesi Evidence Based Practice ini hanya ada di area keperawatan
maternitas.
Ruang pertama yang dilalui oleh praktikan yaitu Ruang Nifas (Dahlia)
disinilah praktikan banyak menyelesaikan kompetensi akademik selain asuhan
keperawatan maternitas pada klien post partum dan genecology praktikan juga
melaksanakan ronde keperawatan dengan kasus asuhan keperawatan pada Ny.H
P2001 dengan riwayat post Sectio Caesaria atas indikasi Sectio Caesaria satu
tahun yang lalu yangbtelah dilaksanakan pada tanggal 03 November 2015 dan
menentukan permasalahan yang ada di Ruang Nifas (Dahlia) sebagai
permasalahan yang diatas dengan temuan ilmiah Evidence Based Practice
(EBP) yaitu efektifitas pemberian lavender pada ibu post partum H0 terhadap
kualitas tidur diRuang Nifas (Dahlia).
Kualitas tidur ibu post partum diukur dengan instrument yang telah dirancang
dan pemberian ekstra lavender diberikan dengan cara ibu post partum
menghirup ekstra lavender tersebut sebagai bahan yang menenangkan dan
sebagai pengantar tidur sehingga kualitas tidur ibu lebih baik. Hasil dari
Evidence Based Practice pemberian ekstra lavender ini menunjukkan adanya
keberhasilan yang ditunjukkan adanya peningkatan kualitas tidur ibu post
partum.
Suatu kompetensi khusus lagi yang harus diseleaikan yaitu melaksanakan
tutorial, kompetensi tutorial di tempuh pada minggu ketiga ketika di poli
kandungan. Kompetensi tutorial dengan kasus asuhan keperawatan pada Ny. S
dengan post menopouse bleeding terselesaikan dengan baik dengan bimbingan
dari pembimbing akademik dan klinik yang sangat kompeten dalam
membimbing.
21
infeksi saluran kemih. Jika batu menyumbat aliran kemih, bakteri akan
terperangkap didalam air kemih yang terkumpul diatas penyumbatan, sehingga
terjadilah infeksi. Jika penyumbatan ini berlangsung lama, air kemih akan
mengalir balik ke saluran di dalam ginjal, menyebabkan penekanan yang akan
menggelembungkan ginjal (hidronefrosis) dan pada akhirnya bisa terjadi
kerusakan ginjal.
Darah dalam urin berhubungan dengan nyeri yang disebabkan oleh
batu kecil yang bersarang didaerah ureter, batu tersebut dapat mengiritasi
dinding ureter dan dapat menginfeksi saluran ureter tersebut. Sehingga pada
klien Ny. Us timbul tanda dan gejalan nyeri dan perdarahan pada saat berkemih.
Kendala yang dihadapi waktu melakukan asuhan keperawatan pada
klien Ny. Us tidak ada yang berarti karena dukungan dari staf ruangan dan
keluarga yang sangat kooperatif dan mensupport klien untuk kuat dalam
menjalani pengobatan dan serangkaian tindakan medis lainnya.
yang sehat melalui proses keperawatan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan (Asmuji, 2012).
Kompetensi yang dicapai pada area ini adalah melakukan analisa
ruangan berdasarkan pendekatan pilar pengembangan Metode Praktik
Keperawatan Profesional (MPKP) yaitu nilai-nilai professional, pendekatan
manajemen, metode pemberian asuhan keperawatan, hubungan professional
dan sistem komprehensif dan penghargaan. Analisis SWOT (Strength Weakness
Opportunity Treatened) untuk mengetahui permasalahan di Ruang Teratai
Rumah Sakit Tingkat III Baladhika Husada Jember.
Pelaksanaan praktik manajemen keperawatan ini menggunakan
metode pembelajaran berupa role play, bad side teachng, study kaus dan pre
post conference. Mahasiswa memainkan peran sebagai staf dalam Rumah Sakit
mulai dari kepala ruangan sampai dengan perawat pelaksana. Capaian
pembelajaran dalam praktik ini adalah mahasiswa mampu menerapkan dan
mempelajari sistem manajerial Rumah Sakit yang berbasis MPKP. Mahasiswa
diharapkan mampu melakukan analisis situasi ruangan berdasarkan pilar-pilar
MPKP Tim.
Hambatan dalam praktik manajemen keperawatan ini tidak terlalu
menghalangi dalam menjalankan dan menerapkan manajemen keperawatan di
Ruang Teratai Rumah Sakit Tingkat III Baladhika Husada Jember. Adapun
hambatan yang dialami praktikan yaitu kurang intensifnya bimbingan oleh
kepala ruangan yang dikarenakan bertepatan dengan diadakannya akreditasi
rumah sakit, sehingga kepala ruangan teratai sedikit lebih sibuk dari biasanya.
Factor pendukung saat prose praktek manajemen keperawatan yaitu
adanya kerjasama yang sangat baik antara praktikan dengan kepala ruangan,
perawat ruangan serta klien dan keluarga juga seluruh pihak rumah sakit dalam
pelaksanaan kebutuhan sarana, prasarana dan dalam kegiatan-kegiatan yang
laiannya. Factor pendukung yang liannya yaitu adanya bimbingan yang intensif
dari pembimbing akademik terkait dengan penyusunan laporan serta langkah-
langkah yang seharusnya dilakukan saat menerapkan manajemen keperawatan
27