Anda di halaman 1dari 19

PRESENTASI KASUS

Departement Jiwa

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN. K


DENGAN ISOLASI SOSIAL DI RUANG
CUCAKROWO RUMAH SAKIT DR.
RADJIMAN WEDIODININGRAT

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2017
DEFINISI ISOLASI SOSIAL
Isolasi sosial adalah individu yang mengalami ketidakmampuan
untuk mengadakan hubungan dengan orang lain dan dengan
lingkungan sekitarnya secara wajar dalam khalayaknya sendiri
yang tidak realistis, atau keadaan kesepian yang dialami oleh
seseorang karena orang lain mengatakan sikap negatif atau
mengancam, Klien mungkin merasa ditolak, tidak diterima,
kesepian dan tidak mampu membina hubungan yang berarti
dengan orang lain. (Iyus Yosep, 2011: 229).
TINJAUAN KASUS
IDENTITAS
Nama : Tn. S (L/P)
Umur : 44 tahun
Alamat : Dinas Sosial Kediri
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Status : Belum menikah
Pekerjaan : Tidak bekerja
Jenis Kel. : Laki-laki
No CM : 61125
ALASAN MASUK
Data Primer; Klien mengatakan sering mendengar suara-suara tapi
tidak ada orangnya. Klien mengatakan masuk RS diantar oleh Dinas
Sosia Kediri.
Data Sekunder: Klien gaduh, gelisah, sering ngomong ngelantur,
menyendiri.
Keluhan Utama Saat Pengkajian: Klien mengatakan malas berkumpul
dengan teman-temannya dan hanya ingin di tempat tidur
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Klien mengatakan datang ke rumah sakit diantar oleh Dinas Sosial
Kediri. Klien rawat ulang kiriman dari Dinas Sosial Kediri. Klien
masuk rumah sakit jiwa karena sering ngomong ngelantur, gaduh dan
gelisah. Klien sudah 10 kali dikirim ke Rumah Sakit Jiwa saat
dilakukan pengkajian, klien diam diam di tempat tidur saja. Klien
mengatakan malas berkumpul dengan teman-temannya. Saat ini klien
sering menyendiri di tempat tidurnya.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Riwayat Trauma: Klien mengatakan waktu di Dinsos Kediri, dia pernah

mengalami penganiayaan fisik oleh teman-temannya sehingga bibirnya


terluka dan pada saat melamar pekerjaan. Klien megalami penolakan oleh
kepala kantor.

Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan: Klien mengatakan pernah

mengalami perpisahan dengan oranh tuanya , pada saat dia tidak dihiraukan
oleh orang tuanya dan dibawa ke Dinsos. Sampai saat ini, dia tidak pernah
dilihat di Dinsos dengan orang tuanya.
HUBUNGAN SOSIAL
Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat dan hubungan sosial:

Klien tidak mengikuti kegiatan kelompok dan jarang berkomunikasi


dengan teman-temannya serta hanya diam.

Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain: Klien mengatakan

malas berkumpul dengan teman-temannya dan hanya ingin tidur saja.


Klien mengatakan hanya ingin menyendiri.
STATUS MENTAL
1. Penampilan (Penanpilan usia, cara perpakaian, kebersihan): Mata klien terlihat cowong,
rambut kotor, berwarna hitam, telinga kotor, gigi terlihat kotor karena tidak pernah menggosok
gigi, mulut bau, kuku panjang dan berwarna kehitaman (kotor). Klien berpakaian tidak
terballik dan kebersihannya sangat kurang.

2. Pembicaraan (Frekuensi, Volume, Jumlah, Karakter): Klien apabila berbicara hanya sekata-
kata dan apabila datanya saja. Suara klien keras apabila berbicara dan cepat. Klien apabila
diajak berbicara namun akan diam apabila diajak berbicara.

3. Aktivitas motorik dan psikomotor: hipoaktivitas Klien hanya berdiam diri di tempat tidur.

4. Mood dan afek: labil klien afeknya berubah-ubah, kadang diam saja apabila tidak diajak
berkomuniakasi dan tiba-tiba senang apabila diajak bercerita ekspresi wajah klien
terlihat bahagia.
Lanjutan,,,
Interaksi selama wawancara kontak mata kurang: Klien saat

diwawancara kontak mata terkadang tidak ada. saat diwawancara


klien diam di tempat tidur dan menjawab pertanyaan apabila ditanya.

Persepsi sensorik : Halusinasi ada ialah halusinasi pendengaran dan

ilusi tidak ada.

Isi pikir: Pikir isolasi sosial, klien sering menyendiri dan merasa

malas berkumpul dengan teman-temannya.

Bentuk pikir Otistik, klien ingin menyendiri saja dan lebih suka diam

di tempat tidur
KESADARAN
Orientasi: Saat ditanya sekarang ada dimana ? klien menjawab ada di rsj
lawang, saat diatanya sekarang hari apa ? klien menjawab dengan benar,
saat diatanya siapa nama orang yang ada didekatnya klien menjawab
tidak tau.
Kesadaran berubah: Kesadaran berubah, klien tidak dapat berkumpul
dengan teman-temanya dan sulit berinteraksi dengan orang lain

Gangguan daya ingat jangka menengah: Klien hanya mampu mengingat


beberapa jam saja dan mengalami gangguan daya ingat jangka
menengah apabila di tanya nama orang yang diajak berkenalan saat
pengkajian. Saya bertanya nama saya siapa? Bertemu saya kapan?
MEKANISME KOPING
Klien mengatakan klien malas berkumpul dengan teman temanya dan

hanya ingin tidur saja dan klien tidak bisa menyelesaikan masalah yang
dialaminya dimana saat ditanya jika ada masalah biasanya cerita pada
orang lain atau dipendam sendiri ? klien menjawab tidak pernah cerita
kepada orang lain.
MASALAH PSIKOSOSIAL DAN
LINGKUNGAN
Masalah dengan dukungan kelompok, spesifiknya: Klien mengatakan
mengalami perpisahan dengan orang tuanya dan sudah lama tidak pernah
bertemu.

Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifiknya: Klien sering


menyendiri dan sulit berinteraksi dengan orang lain diruanganya, sehingga
klien tidak pernah berkomunikasi dengan orang lain dan diam saja di tempat
tidur

Masalah dengan ekonomi: Klien tidak pernah bertemu dengan


keluarganya, sehingga klien dukungan kesejahteraan tidak adekuat.
ANALISA DATA DAN DIAGNOSA
KEPERAWATAN
DS: Klien mengatakan ingin tidur di tempat tidur, klien mengatakan
malas berkumpul dengan teman-temannya dan merasa malu.
DO: klien sering menyendiri, klien jarang mengobrol dengan orang
lain, respon verbal kurang dan respon singkat yaitu klien hanya
berbicara sekata-kata dan berbicara seperlunya saja. Aktivitas menurun
klien selalu ditempat tidurnya, tidak merawat dan memperhatikan
kebersihan diri
Diagnosa keperawatan : Isolasi Sosial
POHON MASALAH
RENCANA TINDAKAN DAN
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
RENCANA TINDAKAN, IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
PEMBAHASAN
Tn. S Keluhan pada saat pengkajian klien mengatakan malas berkumpul dengan teman-
temannya dan hanya ingin di tempat tidur. saat dilakukan pengkajian, klien diam diam di
tempat tidur saja. Klien mengatakan malas berkumpul dengan teman-temannya. Saat ini
klien sering menyendiri di tempat tidurnya.

tanda dan gejala isolasi sosial menurut Iyus Yosep (2009) yaitu gejala subjektif yaitu klien
menceritakan perasaan kesepian atau ditolak oleh orang lain, klien merasa tidak aman berada
dengan orang lain, respon verbal kurang dan sangat singkat, klien mengatakan hubungan yang
tidak berarti dengan orang lain,

Gejala objektif, observasi yang dilakukan pada klien akan ditemukan yaitu apatis, ekspresi sedih, apek
tumpul, menghindari orang lain (menyendiri), klien nampak memisahkan diri dari orang lain, misalnya pada
saat makan, komunikasi kurang/tidak ada. Klien tidak nampak bercakap-cakap dengan klien lain/perawat,
tidak ada kontak mata, klien lebih suka menunduk, berdiam diri di kamar/tempat terpisah
Faktor penyebab isolasi sosial pada Tn. K ialah mekanisme kopingnya yang tidak
efektif , stress psikososial dan stress sosio kultural

Tindakan yang dapat dilakukan ialah mulai dari sp 1 sampai 4 yaitu mulai dari mengenal tanda
dan gejalan, keuntungan dan kerugian serta akibat dari isos , melatih klien berkenalan, berkenalan
dengan 2-3 orang, berkenalan dengan 4-5 orang dan melatih klien berbicara sosial.

Pada hasil evaluasi yang telah dilakukan klien dapat melakukan kegiatan yang diberikan atau
mengikuti apa yang di anjurkan oleh perawat sehingga masalah klien dapat teratasi sebagian
sehingga pada hari-hari selanjutnya perawat hanya mengontrol pasien dengan melakukan jadwal
kegiatan yang sudah ditentukan.
KESIMPULAN
1. Pengkajian dimana Tn.S selalu Keluhan pada saat pengkajian klien
mengatakan malas berkumpul dengan teman-temannya dan hanya
ingin di tempat tidur. saat dilakukan pengkajian, klien diam diam di
tempat tidur saja. Klien mengatakan malas berkumpul dengan teman-
temannya. Saat ini klien sering menyendiri di tempat tidurnya.
2. Diagnosa keperawatan jiwa yang dapat diambil berdasarkan hasil
pengkajian yang telah di dapat yaitu isolasi sosial ialah suatu
pengalaman menyendiri dari seseorang dan perasaan segan terhadap
orang lain sebagai sesuatu yang negatif atau keadaan yang
mengancam.
LANJUTAN,,,
3. Intervensi keperawatan yang dibuat untuk masing-masing diagnosis keperawatan terdiri
dari nursing treatment, observasi, health education, dan kolaborasi dan juga intervensi
yang dilakukan sudah berdasarkan perencanaan asuhan keperawatan yang telah dibuat.

4. Pada hasil evaluasi yang telah dilakukan klien dapat melakukan kegiatan yang diberikan
atau mengikuti apa yang di anjurkan oleh perawat sehingga masalah klien dapat teratasi
sebagian sehingga pada hari-hari selanjutnya perawat hanya mengontrol pasien dengan
melakukan jadwal kegiatan yang sudah ditentukan.

Anda mungkin juga menyukai