Departement Jiwa
mengalami perpisahan dengan oranh tuanya , pada saat dia tidak dihiraukan
oleh orang tuanya dan dibawa ke Dinsos. Sampai saat ini, dia tidak pernah
dilihat di Dinsos dengan orang tuanya.
HUBUNGAN SOSIAL
Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat dan hubungan sosial:
2. Pembicaraan (Frekuensi, Volume, Jumlah, Karakter): Klien apabila berbicara hanya sekata-
kata dan apabila datanya saja. Suara klien keras apabila berbicara dan cepat. Klien apabila
diajak berbicara namun akan diam apabila diajak berbicara.
3. Aktivitas motorik dan psikomotor: hipoaktivitas Klien hanya berdiam diri di tempat tidur.
4. Mood dan afek: labil klien afeknya berubah-ubah, kadang diam saja apabila tidak diajak
berkomuniakasi dan tiba-tiba senang apabila diajak bercerita ekspresi wajah klien
terlihat bahagia.
Lanjutan,,,
Interaksi selama wawancara kontak mata kurang: Klien saat
Isi pikir: Pikir isolasi sosial, klien sering menyendiri dan merasa
Bentuk pikir Otistik, klien ingin menyendiri saja dan lebih suka diam
di tempat tidur
KESADARAN
Orientasi: Saat ditanya sekarang ada dimana ? klien menjawab ada di rsj
lawang, saat diatanya sekarang hari apa ? klien menjawab dengan benar,
saat diatanya siapa nama orang yang ada didekatnya klien menjawab
tidak tau.
Kesadaran berubah: Kesadaran berubah, klien tidak dapat berkumpul
dengan teman-temanya dan sulit berinteraksi dengan orang lain
hanya ingin tidur saja dan klien tidak bisa menyelesaikan masalah yang
dialaminya dimana saat ditanya jika ada masalah biasanya cerita pada
orang lain atau dipendam sendiri ? klien menjawab tidak pernah cerita
kepada orang lain.
MASALAH PSIKOSOSIAL DAN
LINGKUNGAN
Masalah dengan dukungan kelompok, spesifiknya: Klien mengatakan
mengalami perpisahan dengan orang tuanya dan sudah lama tidak pernah
bertemu.
tanda dan gejala isolasi sosial menurut Iyus Yosep (2009) yaitu gejala subjektif yaitu klien
menceritakan perasaan kesepian atau ditolak oleh orang lain, klien merasa tidak aman berada
dengan orang lain, respon verbal kurang dan sangat singkat, klien mengatakan hubungan yang
tidak berarti dengan orang lain,
Gejala objektif, observasi yang dilakukan pada klien akan ditemukan yaitu apatis, ekspresi sedih, apek
tumpul, menghindari orang lain (menyendiri), klien nampak memisahkan diri dari orang lain, misalnya pada
saat makan, komunikasi kurang/tidak ada. Klien tidak nampak bercakap-cakap dengan klien lain/perawat,
tidak ada kontak mata, klien lebih suka menunduk, berdiam diri di kamar/tempat terpisah
Faktor penyebab isolasi sosial pada Tn. K ialah mekanisme kopingnya yang tidak
efektif , stress psikososial dan stress sosio kultural
Tindakan yang dapat dilakukan ialah mulai dari sp 1 sampai 4 yaitu mulai dari mengenal tanda
dan gejalan, keuntungan dan kerugian serta akibat dari isos , melatih klien berkenalan, berkenalan
dengan 2-3 orang, berkenalan dengan 4-5 orang dan melatih klien berbicara sosial.
Pada hasil evaluasi yang telah dilakukan klien dapat melakukan kegiatan yang diberikan atau
mengikuti apa yang di anjurkan oleh perawat sehingga masalah klien dapat teratasi sebagian
sehingga pada hari-hari selanjutnya perawat hanya mengontrol pasien dengan melakukan jadwal
kegiatan yang sudah ditentukan.
KESIMPULAN
1. Pengkajian dimana Tn.S selalu Keluhan pada saat pengkajian klien
mengatakan malas berkumpul dengan teman-temannya dan hanya
ingin di tempat tidur. saat dilakukan pengkajian, klien diam diam di
tempat tidur saja. Klien mengatakan malas berkumpul dengan teman-
temannya. Saat ini klien sering menyendiri di tempat tidurnya.
2. Diagnosa keperawatan jiwa yang dapat diambil berdasarkan hasil
pengkajian yang telah di dapat yaitu isolasi sosial ialah suatu
pengalaman menyendiri dari seseorang dan perasaan segan terhadap
orang lain sebagai sesuatu yang negatif atau keadaan yang
mengancam.
LANJUTAN,,,
3. Intervensi keperawatan yang dibuat untuk masing-masing diagnosis keperawatan terdiri
dari nursing treatment, observasi, health education, dan kolaborasi dan juga intervensi
yang dilakukan sudah berdasarkan perencanaan asuhan keperawatan yang telah dibuat.
4. Pada hasil evaluasi yang telah dilakukan klien dapat melakukan kegiatan yang diberikan
atau mengikuti apa yang di anjurkan oleh perawat sehingga masalah klien dapat teratasi
sebagian sehingga pada hari-hari selanjutnya perawat hanya mengontrol pasien dengan
melakukan jadwal kegiatan yang sudah ditentukan.