yang Berlebihan
Hotmariani
102017111
E-mail: hotmariani15@gmail.com
Abstrak
Kelenjar tiroid adalah salah satu dari kelenjar endokrin terbesar pada tubuh manusia. Kelenjar ini juga
mempunyai peran penting , dalam memetabolisme zat-zat nutrien seperti karbohidrat, protein, dan lemak.
Kelenjar ini mensekresi hormone tiroid , yang merupakan hormone regulator utama dalam tubuh. Sekresi
hormone ini di pengaruhi oleh konsentrasi zat iodium yang masuk dalam tubuh melalui konsumsi makanan ,
dan juga oleh hormone TSH (Thyroid stimulatory hormone ) yang disekresikan di hipofisis anterior . Hormon
tiroid ini memilki fungsi yang sangat kompleks , yang berhubungan dengan segala aspek metabolisme yang
terjadi dalam tubuh. Selain itu sintesis Yodium dibutuhkan harus tetap seimbang dimana apabila terjadi
kekurangan ataupun kelebihan dari zat ini , dapat menyebabkan terjadinya suatu gangguan , contohnya adalah
Hipertiroidisme , yang di sebabkan oleh peningkatan sekresi hormone TSH,karena berkurangnya intake iodium.
Abstract
The thyroid gland is one of the largest endocrine glands in the human body. This gland is also have an important
role in metabolizing nutrients substances such as carbohydrates, proteins, and fats. This gland is secretes thyroid
hormone, which is the main regulator of hormone in the body. The secretion of this hormone is influenced by the
concentration of iodine that enters the body through the consumption of food, and also by the hormone TSH
(Thyroid stimulatory hormone) which is secreted in the anterior pituitary. The thyroid hormone has an extremely
complex functions, which deal with all aspects of metabolism that occurs in the body. Other than that the synthesis
of Iodine needed must stay balanced which in case of a shortage or excess of these substances, may cause a
disturbance, for example, is hyperthyroidism, which is caused by increased secretion of the hormone TSH, due to
the reduced intake of iodine.
Kelenjar tiroid (glandula tiroidea) adalah salah satu kelenjar endokrin besar ditubuh. Kelenjar ini memiliki
dua fungsi utama. Yang pertama adalah menyekresi hormone tiroid, yang mempertahankan tingkat metabolisme
di berbagai jaringan agar fungsi normalnya dapat optimal. Hormon tiroid, merangsang konsumsi O2 pada
sebagian besar sel ditubuh, membantu mengatur metabolisme lipid dan karbohidrat, dan karenanya memengaruhi
massa tubuh dan kemampuan mental. Akibat disfungsi kelenjar tiroid bergantung pada tahap kehidupan saat
disfungsi terjadi. Kelenjar tiroid tidak esensial bagi kehidupan, tetapi ketiadaannya atau hipofungsi selama masa
kehidupan janin dan neonatus menyebabkan retardasi mental berat dan kecebolan (dwarfisme). Pada orang
dewasa, hipotiroidisme menyebabkan perlambatan fisik dan mental serta kurangnya resistensi terhadap dingin.
Sebaliknya, sekresi tiroid yang berlebihan menyebabkan badan menjadi kurus, gelisah, takikardia, tremor dan
pembentukan panas yang berlebihan. Fungsi tiroid diatur oleh hormone perangsang tiroid (thyroid-stimulating
hormone, TSH, tirotropin) dari hipofisis anterior. Sebaliknya, sekresi hormon tropic ini sebagian diatur oleh
thyrotropin-releasing hormone (TRH) dari hipotalamus dan berada dibawah kontrol umpan-balik negative oleh
peningkatan kadar hormone tiroid yang bekerja di hipofisis anterior dan hipotalamus. Fungsi kedua kelenjar tiroid
adalah menyekresi kalsitonin, suatu hormon yang mengatur kadar kalsium darah.
Pembahasan
Struktur Makroskopis
anterior pada leher setinggi vertebra C5-T1. Kelenjar tersebut terutama terdiri dari lobus kanan dan kiri, di
anterolateral larynx dan trachea. Isthmus yang relative tipis menyatukan lobus-lobus pada trachea, biasanya
dianterior cincin trachea kedua dan ketiga. Glandula thyroidea dikelilingi oleh kapsula fibrosa, yang menjadi
septum-septum di profunda ke dalam kelenjar. Jaringan ikat padat menempelkan kapsul ke cartilage cricoidea
dan cincin trachea superior. Diluar kapsul adalah selubung longgar yang terbentuk oleh bagian visceral lamina
Arteri-arteri pada glandula thyroidea diperdarahi oleh arteri thyroidea superior dan inferior. Pembuluh
darah tersebut terletak diantara kapsula fibrosa dan selubung fascia longgar. Biasanya cabang pertama a. carotis
externa, arteri thyroidea superior, turun ke polus superior kelenjar, menembus lamina pretrachealis fascia
cervicalis profunda dan terbagi menjadi cabang anterior dan posterior yang terutama memperdarahi aspek
anterosuperior kelenjar. Arteri thyroidea inferior, cabang paling besar truncus thyrocervicalis yang berasal dari a.
subclavia, berjalan ke superomedial di posterior vagina carotica untuk mencapai aspek posterior glandula
thyroidea. Arteri-arteri tersebut terbagi menjadi beberapa cabang yang menembus lamina pretrachealis fascia
cervicalis profunda dan memperdarahi aspek posteroinferior, yang meliputi polus inferior kelnjar. Arteri
thyroidea superior dan inferior dextra dan sinistra beranastomis secara luas dalam kelenjar, yang memastikan
suplainya sambil memberikan sirkulasi kolateral potensial di antara a. subclavia dan a. carotis externa.
pada permukaan anterior glandula thyroidea dan di anterior trachea. Vena thyroidea superior menyertai a.
thyroidea superior vena tersebut mendrainase polus superior glandula thyroidea; vena thyroidea mediae tidak
menyertai tetapi berjalan sejajar dengan a. thyroidea inferior; vena-vena tersebut mendrainase bagian tengah
lobus. Vena thyroidea inferior yang biasanya independen, mendrainase polus inferior. Vena thyroidea superior
dan media bermuara ke dalam IJV, sedangkan vena thyroidea inferior bermuara ke dalam vena brachiocephalica
di posterior manubrium.2
Drainase limfatik glandula thyroidea. Pembuluh limfatik glandula thyroidea berjalan dalam jaringan ikat
interlobular, biasanya dekat arteri. Pembuluh tersebut berhubungan dengan jejaring kapsular pembuluh limfatik.
Dari sini, pada awalnya pembuluh darah berjalan ke nodi lumpthatici prelaryngeales, pretracheales, dan
paratracheales, yang sebaliknya bermuara ke nodi cervicales profundi inferior (dari nodi pretracheales dan
paratracheales) dan superior (dari nodi prelaryngeales). Dilateral, pembuluh limfatik terletak disepanjang vena
thyroidea superior yang berjalan secara langsung ke nodi lymphatici cervicalis profunda inferior. Beberapa
pembuluh limfatik dapat bermuara ke dalam nodi lymphatici brachiocephalici atau ductus thoracicus. Saraf-saraf
glandula thyroidea berasal dari ganglion cervicale superius, medium, dan inferius. Saraf-saraf tersebut mencapai
kelenjar melalui plexus cardiacus dan plexus periarterialis thyroideus superior dan inferior yang menyertai arteri
thyroidea.3
Kelenjar tiroid unik karena memiliki banyak susunan histologik yang mengadakan penyimpanan ekstrasel
bagi produknya dalam lumen folikel mirip-kista. Pada manusia folikel- folikel itu diperkirakan berjumlah (2-3) x
107 dan mereka mengandung hormon cukup untuk beberapa minggu. Pada sediaan, mereka hampir bulat dan
berdiameter antara 0,2 dampai 0,9 mm. Folikel dibatasi epitel selapis kuboid. Sel-selnya terpolarisasi terhadap
lumen, yang terisi substansi mirip-gelatin atau semicair yang disebut koloid. Tiroksin dan triiodotironin disimpan
dalam bentuk koloid sebagai unsur pembentuk sebuah glikoprotein sekresi besar disebut tiroglobulin. Setiap
folikel dibungkus lamina basal tipis, yaitu jalinan serat retikular halus, dan sebuah plexus kapiler.
Epitel folikel tiroid mamalia terdiri atas dua jenis sel: sel principal yang terbanyak pada epitel itu dan sel
parafolikel yang terdapat satu-satu atau dalam kelompok kecil di antara basis sel-sel principal ( Gambar 4). Epitel
ini umumnya kuboid rendah namun tingginya bervariasi dari folikel ke folikel dan pada keadaan aktivitas
fisiologik berbeda. Ia dapat terutama gepeng atau kuboid pada kelenjar yang relatif tenang dan kolumnar pada
kelenjar hiperaktif. 4
Sel principal memiliki inti bulat atau lonjong, sedikit heterokromatin dan mengandung satu atau dua
nukleoli. Sitoplasma selnya basofilik, sedangkan koloidnya terpulas dengan eosin dan memberi reaksi kuat
terhadap karbohidrat dengan asam periodat Schiff. Pada mikrograf elektron, permukaan lumen dari sel-sel
principal memiliki banyak mikrovili pendek. Membran pada dasar selnya licin dan duduk diatas lamina basal tipis
terpisah darinya oleh bagian melengkung sel-sel principal di sebelahnya. Mereka terdapat satu-satu atau dalam
kelompok kecil. Pada mikrograf elektron, semua sel parafolikel tampak di dalam epitel. Sel-sel parafolikel dua
sampai tiga kali lebih besar daripada sel principal, namun pada manusia mereka hanya merupakan 0,1% dari
massa epithelial kelenjar. Mereka cenderung lebih banyak di bagian pusat lobus tiroid. Intinya bulat atau lonjong
dan mungkin berlekuk pada satu sisinya. Sitoplasmanya berdensitas rendah dan mengandung reticulum
endoplasma dalam jumlah sedang, terutama berbentuk tubular, namun mungkin juga terdapat tumpukan kecil
cysterna. Granul sekresi sel-sel parafolikel mengandung kalsitonin, sebuah hormon peptide dari 32 asam amino
Sel – sel sekretorik utama tiroid , yang dikenal sebagai sel folikel, tersusun membentuk bola-bola berongga
yang masing- masing membentuk satu unit fungsional yang dinamai folikel . Pada potongan mikroskopik , folikel
tampak sebagai cincin sel- sel folikel mengelilingi suatu lumen di bagian dalam yang terisi oleh koloid, bahan
yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan ekstrasel untuk hormone tiroid. Perhatikan bahwa koloid di dalam
lumen folikel bersifat ekstrasel ( yaitu diluar sel tiroid ), meskipun terletak dibagian di dalam bagian interior
folikel . Koloid tidak berkontak langsung dengan cairan ekstrasel yang mengelilingi folikel berupa yang
mengelilingi folikel , serupa dengan danau di tengah pulau yang tidak berhubungan langsung dengan lautan yang
Konsistuen utama koloid adalah suatu molekul protein besar yang dikenal sebagai tiroglobulin (Tg) , yang
berikatan dengan hormone – hormone tiroid dalam berbagai stadium sintesis. Sel Folikel menghasilkam dua
hormone yang mengandung iodium yang berasal dari asam amino tirosin : tetraiodotironin ( T4 atau tiroksin )
dan triiodotironin (T3) . Awalan tetra dan tri serta huruf bawah 4 dan 3 menunjukan jumlah atom iodium yang
terdapat di masing- masing hormone ini . Kedua hormone , yang secara kolektif di sebut hormone tiroid, adalah
Hormon tiroid disintesis dan disimpan di molekul tiroglobulin. Campuran baku untuk sintesis hormon
tiroid adalah tirosin dan iodium, keduanya harus diserap dari darah oleh sel folikel. Tirosin, suatu asam amino,
dibentuk dalam jumlah memadai oleh tubuh sehingga bukan suatu zat esensial dalam makanan. Sebaliknya,
iodium yang dibutuhkan untuk sintesis hormon tiroid harus diperoleh dari makanan. lodium (I) dalam makanan
direduksi menjadi iodida (I-) sebelum diserap oleh usus halus. Kita sekarang akan membahas langkah-langkah
yang terlibat dalam pembentukan, penyimpanan, transpor, dan sekresi hormon tiroid. Sebagian besar langkah
pembentukan hormon tiroid berlangsung di molekul tiroglobulin di dalam koloid. Tiroglobulin itu sendiri
diproduksi oleh kompleks Golgi-retikulum endo plasma sel folikel tiroid. Asam amino tirosin masuk ke dalam
molekul tiroglobulin yang jauh lebih besar sewaktu tiroglobulin sedang diproduksi. Setelah terbentuk,
tiroglobulin yang sudah mengandung tirosin diekspor dalam vesikel dari sel folikel ke dalam koloid melalui
proses eksositosis (langkah 1 ). Tiroid menangkap iodida dari darah dan memindahkannya ke dalam koloid
melalui pampa—iodida protein-protein pengangkut yang kuat dan memerlukan energi di membran luar sel folikel
(langkah 2 ). Tyang dijalankan oleh gradien konsentrasi Na+ yang diciptakan oleh pompa Na+-K+ pada membran
basolateral (membran luar sel folikular yang berkontak dengan cairan interstisial). Pompa iodida mengangkut
Na+ menuju sel folikular menuruni gradien konsentrasinya dan I- ke dalam sel melawan gradien konsentrasinya.
Hampir semua iodida di tubuh dipindahkan rnelawan gradien konsentrasi untuk disimpan di tiroid untuk
membentuk hormon tiroid. Iodida biasanya 30 kali lebih terkonsentrasi dalam sel folikular tiroid daripada di
dalam darah. Iodida tidak memiliki fungsi lain di tubuh. Di dalam sel folikular, iodida dioksidasi menjadi iodida
"aktif" oleh enzim terikat membran, tiroperoksidase (TPO) ysng terletak pada membran luminal, membran sel
folikel yang berkontak dengan koloid (langkah 3 ). Iodida aktif ini keluar melewati saluran di membran luminal
untuk memasuki koloid (langkah 4 ). Di dalam koloid, TPO, tetap terikat membran, dengan cepat melekatkan
iodida ke tirosin di dalam molekul tiroglobulin. Perlekatan satu iodida ke tirosin menghasilkan monoiodotirosin
(MIT) (langkah 5a). Perlekatan dua iodida ke tirosin menghasilkan di-iodotirosin (DIT) (langkah 5b). Setelah
MIT dan DIT terbentuk, terjadilah proses penggabungan di dalam molekul tiroglobulin antara molekul-molekul
tirosin yang telah beriodium untuk membentuk hormon tiroid. Penggabungan satu MIT (dengan satu iodida) dan
satu DIT (dengan dua iodida) menghasilkan tri-iodotironin, atau T3 (dengan tiga iodida) (langkah 6a).
Penggabungan dua DIT (masing-masing mengandung dua atom iodida) menghasilkan tetraiodotironin (T4 atau
tiroksin), yaitu bentuk hormon tiroid dengan empat iodida (langkah 6b). Antara dua molekul MIT tidak terjadi
penggabun gan. Semua produk ini tetap melekat ke tirogobulin melalui ikatan peptida. Hormon tiroid tetap
tersimpan dalam bentuk ini di koloid hingga terurai dan diskresikan. Jumlah horon tiroid yang tersimpan
normalnya dapat memenuhi butuhan tubuh untuk beberapa bulan. Karena reaksi – reaksi ini berlangsung di dalam
molekul tiroglobulin, semua produk tetap melekat ke protein besar tersebut sampai kemudian dipecah dan di
Thyroid stimulatory hormone (TSH), hormon yang dihasilkan hipofisis anterior, merupakan hormone
Selain meningkatkan sekresi hormone tiroid, TSH bertanggung jawab untuk mempertahankan integritas
structural kelenjar tiroid. Tanpa adanya TSH, kelenjar tiroid mengalami atrofi dan sekresi hormonnya berkurang.
Sebaliknya kelenjar ini akan hipertrofi (peningkatan ukuran tiap sel folikel) dan hyperplasia (peningkatan jumlah
Jika kadar hormon tiroid berlebih dalam darah, hormon – hormon tiroid akan memberikan feedback
negative dengan cara menghambat hipofisis anterior untuk menghentikan sekresi TSH oleh hipofisis anterior.
Gambar 6. Pengaturan sekresi hormone tiroid
Sebagian besar T4 dan T3 diangkut di dalah dalam keadaan terikat ke protein plasma tertentu . Setelah
dikeluarkan ke dalam darah , hormon tiroid yang sangat lipofilik dengan berikatan dengan beberapa protein
plasma . Kurang dari 1% T3 dan 0,1% T4 tetap berada dalam bentuk tidak terikat ( bebas) , karena hanya hormone
bebas dari keseluruhan hormone tiroid memiliki akses ke reseptor sel sasaran dan mampu menimbulkan suatu
efek. 8
Globulin pengikat tiroksin ( thyroxine binding globulin ): secara selektif mengikat hormone tiroid , kurang
Albumin : secara non selektif mengikat banyak hormone hipofilik , termasuk 10 % dari T4 dan 35% dari
T3
Thyroxine binding prealbumin : dimana hormone ini akan mengikat sisa 35% T4.
Dalam kerjanya , T3 memiliki potensial lebih besar sekitar 2-4 kali dari pada T4 , selain itu juga T3
bekerja lebih cepat , mempunyai efek dalam beberapa jam. Sedangkan T4 membutuhkan waktu beberapa hari
untuk mencapai respons maksimal. Dalam sirkulasi hanya sekitar 20% T3 yang dihasilkan dari kelenjar tiroid.
Sekitar 80% T3 dalam darah berasal dari pengubahan T4. Dengan demikian T3 adalah bentuk hormone yang
paling efektif dan actual di tingkat sel, meskipun tiroid menghasilkan lebih banyak T4, dimana T4 berperan
Untuk sintesis hormone tiroid , dibutuhkan iodium yang diperoleh dari makanan , asam amino tirosin ) .
yang mana hormone tiroid ini merupakan regulator penting bagi laju metabolisme basal keseluruhan,
pertumbuhan , perkembangan tubuh & fungsi sistem saraf. Selain untuk sintesis hormone tiroid, iodium tidak
Pengendalian sekresi hormone tiroid mengikuti pola khas hipotalamus- hipofisis- kelenjar endokrin
Efek hormone perangsang TSH pada sekresi tiroid akan menybabkan peningkatan sekresi T4 dan T3 oleh kelenjar
Meningkatkan proteolisis tiroglobulin yang disimpan dalam folikel dan hasil akhirnya adalah terlepasnya
hormone – hormone tiroid ke dalam sirkulasi darah dan menurunkan substansi folikel itu sendiri.
trapping) di dalam sel –sel kelenjar , kadangkla meningkatkan rasio kons , iodida intraseluler terhadap
Meningkatkan iodinasi tirosin dan meningkatkan proses “ penggandengan “ ( coupling) untuk membentuk
hormone tiroid
Meningkatkan jumlah sel – sel tiroid di tambah perubahan sel kuboid menjadi sel kolumnar dan
Ada 3 dasar pengaturan faal tiroid, yaitu: Thyreotrophin Releasing Hormone (TRH); b). Thyroid
Stimulating Hormone (TSH) dan Autoregulasi. TRH (Thyreotrophin Releasing Hormone) disintesis di
paraventrikularis hipotalamus. TRH ini melewati median eminence, tempat hormon ini disimpan, kemudian
dikeluarkan lewat sistem hipotalamohipofiseal ke sel tirotrop hipofisis anterior. Akibatnya sekresi TSH oleh
anterior hipofisis meningkat. Peningkatan TSH meregulasi peningkatan eksresi iodotironin oleh kelenjar tiroid.
Peningkatan iodotironin memberi efek mekanisme umpan balik negatif terhadap sekresi TRH hipotalamus dan
TSH hipofisis.6,7
TSH (Thyroid Stimulating Hormone) disintesis oleh sel tirotrop hipofisis anterior. TSH akan berikatan
dengan reseptor TSH (TSHr) di membran folikel sehingga akan terjadi efek pada tiroid. Sinyal selanjutnya terjadi
lewat protein G. Dari sini akan terjadi stimulus protein kinase A oleh cAMP untuk ekspresi gen yang penting
untuk fungsi tiroid seperti pompa iodium, tiroglobulin, dan pertumbuhan sel tiroid. Efek klinisnya terlihat sebagai
perubahan morfologi sel, naiknya produksi hormon, folikel dan vaskularisasi bertambah oleh pembentukan
Efek pada plasma dan lemak hati : Meningkatnya hormon tiroid akan menurunkan jumlah kolesterol ,
fosfolipid, dan trigliserida dalam darah dan meningkatkan asam lemak bebas. Sedangkan apabila
sekresinya menurun , maka akan meningkatkan konsentrasi kolesterol , fosfolipid dan trigiserida plasma
dan hampir selalu menyebabkan pengendapan lemak secara berlebihan di dalam hati.
Efek pada laju metabolisme : Hormon tiroid adalah penentu utama laju metabolik basal , dibandingkan
dengan hormone lain , kerja hormone tiroid relative “lamban”. Hormon tiroid meningkatkan laju
metabolisme basal keseluruh tubuh . Hormon ini adalah regulator terpenting laju konsumsi O2 dan
pengeluaran energy tubuh pada keadaan istirahat. Efek metabolik hormone toroid berkaitan erat dengan
Efek pada metabolisme karbohidrat, protein dan lemak : Hormon ini meningkatkan glikolisis ,
glukogenesis , meningkatkan kecepatan absorpsi, peningkatan sekresi insulin. Pada metabolisme protein
, hormone ini akan mempengaruhi sintesis dan penguraian protein.Pada metabolisme lemak , hornom
tiroid akan meningkatkan metabolismenya , dimana lipid akan diangkut dari jaringan lemak sehingga
konsentrasi asam lemak bebas di dalam plasma, serta mempercepat proses oksidasi asam lemak bebas
oleh sel.
Efek pada tumbuh kembang : Pada tumbuh kembang , hormone tiroid akan merangsang sekresi dan
mendorong efek dari Growth Hormon (GH) pada sintesis structural , pertumbuhan rangka. Hormon tiroid
penting untuk pertumbuhan anak. Pada anak hipotiroidisme, kecepatan pertumbuhan sangat tertinggal.
Pada anak hipertiroidisme, terjadi pertumbuhan tulang yang sangat berlebihan. Akan tetapi, epifisis lebih
cepat menutup, sehingga anak tersebut mempunyai masa pertumbuhan yang lebih singkat .Hormon ini
juga memberikan efek pada metabolisme tulang dan Ca++ . .Selain itu Peningkatan produksi hormone
tiroid akan menyebabkan berat badan menurun , sebaliknya apabila produksinya berkurang maka berat
Efek pada kebutuhan vitamin : Hormon tiroid meningkatkan metabolisme dalam tubuh dengan cara
meningkatkan jumlah enzim tubuh. Jadi sejumlah vitamin yang berperan sebagai koenzim diperlukan
untuk kerja enzim. Oleh karena itu peningkatan hormone tiroid yang berlebih, akan menyebabkan
defisiensi vitamin.
Efek pada pertumbuhan dan perkembangan sistem saraf pusat (SSP) : Hormon tiroid penting untuk
perkembangan SSP pada janin. Sehingga bayi yang kekurangan hormon tiroid pasca melahirkan yang
tidak di beri pengobatan, maka perkembangan SSP khususnya otak akan terhambat dan terjadi
keterbelakangan mental yang menetap selama hidupnya. Pada umumnya, hormon tiroid meningkatkan
kecepatan berpikir, tetapi juga sering menimbulkan disosiasi pikiran, dan sebaliknya, berkurangnya
oksigen dan memperbanyak pelepasan jumlah produk akhir metabolism dari jaringan. Efek ini
menyebabkan vasodilatasi di sebagian besar jaringan tubuh untuk sehingga meningkatkan aliran darah.
Kecepatan aliran darah di kulit juga meningkat untuk membuang panas dari tubuh. Sebagai meningkatnya
aliran darah, maka curah jantung juga meningkat sampai 60% atau lebih di atas normal dan turun sampai
hanya 50% dari nomal jika hipotiroidisme yang sangat berat . Frekuensi dan kekuatan denyut jantung juga
mempercepat sekresi getah pencernaan dan motilitas saluran cerna. Hipertiroidisme seringkali
Efek pada kulit : Kecepatan aliran darah pada kulit akan meningkat oleh karena meningkatnya kebutuhan
untuk pembuangan panas. Jadi karena adanya efek kalorgenik hormone tiroid , menyebabkan vasodilatasi
perifer.
Efek pada kelenjar kelamin dan kelenjar mammae: Sekresi hormon tiroid yang normal dapat membuat
fungsi seksual yang normal. Pada pria, jika terjadi hipertiroidism akan menyebabkan impotensi, dan
sebaliknya jika hipotiroidisme akan menyebabkan hilangnya libido. Pada wanita hipertiroidisme, biasanya
menderita oligomenore, bahkan kadangkala timbul amenore. Sedangkan pada wanita hipotiroidisme
menyebabkan timbulnya menoragia (darah menstruasi berlebih) dan polimenore (frekuensi menstruasi
lebih sering). Namun pada beberapa wanita kekurangan hormone ini menimbulkan periode menstruasi
yang tidak teratur dan bahkan timbul amenore. Pada wanita hipotiroidsme juga mengalami penurunan
Efek pada kelenjar endokrin lain: Meningkatnya hormon tiroid menyebabkan meningkatnya kecepatan
sekresi sebagian besar kelenjar endokrin lain. Sebagai contoh meningkatnya sekresi T4 akan
pankreas..
Iodium berfungsi dalam sintesis hormone tiroid (iodium diperoleh dari makanan , asam amino tirosin ).
Asupan iodium yang dianjurkan dari makanan (atau AKG iodium) untuk berbagai kelompok umur dan bagi ibu
Laut merupakan sumber utama iodium, dengan demikian makanan laut seperti ikan, kerang-kerangan serta
rumput laut yang dapat dimakan merupakan sumber pangan yang kaya akan iodium. Siklus ekologis iodium di
alam dimulai dalam bentuk uap air laut (yang mengandung iodium) yang dibawa oleh angin dan awan ke wilayah
daratan. Uap air laut ini akan jatuh sebagai air hujan yang sebagian akan menggantikan iodium yang hilang pada
lapisan permukaan tanah kendati salju, hujan, banjir, dan sungai melarutkan kembali iodium dan membawanya
ke laut. Sebagian iodium yang diperoleh dari tanah akan masuk ke dalam air minum serta sejumlah kecil iodium
masuk ke dalam tanaman, hewan, dan produk pangan yang dihasilkan seperti sereal, kacang-kacangan, buah,
Bila masukan iodium dalam makanan turun dibawah 10 µg/hari , sintesis hormone tiroid tidak adekuat
dan sekresinya menurun . akibatnya terjadi peningkatan sekresi TSH , sehingga kelenjar tiroid terlalu aktif
memproduksi hormone tiroid dan terjadi hipertrofi tiroid ( gondok defisiensi iodium ). Adapun yang namanya
Hipertiroidisme yang ditandai dengan peningkatan laju metabolik basal , peningkatan pembentukan keringat,
sehingga pengeluaran keringat bertambah banyak, penurunan berat badan , karena tubuh membakar bahan
makanan dengan kecepatan abnormal. , terjadi degradasi netto simpanan karbohidrat , lemak dan protein sehingga
menyebabkan penurunan massa protein otot rangka , sehingga terjadi kelemahan otot. Hal ini disebabkan oleh
bermacam kelainan termasuk , meskipun jarang yaitu adanya tumor pada bagian hipofisis anterior yang
Hipertiroidisme
Merupakan keadaan yang disebabkan produksi berlebihan T3 dan T4 (biasanya karena penyakit Graves,
tetapi juga dapat karena nodus toksik multipel atau tunggal) dan secara klasik menimbulkan cemas,
takikardia, berkeringat, meningkatnya nafsu makan disertai penurunan berat, dan tremor halus jika lengan
diluruskan; penyakit ini jauh lebih sering terjadi pada wanita daripada pria
Hipotiroidisme
Penurunan aktivitas tiroid menimbulkan hipotiroidisme, dan pada kasus yang berat terjadi miksedema
(orang dewasa) atau pada anak-anak kretinisme. Penyakit ini dasarnya adalah imunnologi dan manifestasi
kliniknya adalah rendah laju metabolisme, lambat bicara, suara dalam, lemah, bradikardia, peka terhadap
dingin dan gangguan mental.
Goiter
Kurangnya iodium dalam makanan, jika berlangsung lama, dapat menyebabkan peningkatan hormon
tirotropik dalam plasma. Dan bahkan suatu peningkatan dalam ukuran glandula. Kondisi ini dikenal sebagai
goiter nontoksik atau sederhana. Penyebab lain adalah mengonsumsi goitrogen (misalnya akar ubi kayu).
Pebesaran tiroid biasanya untuk memelihara jumlah normal hormon tiroid.
Kesimpulan
Jadi dari pembahasan di atas dapatlah disimpulkan bahwa pembesaran kelenjar tiroid yang dialami oleh
perempuan tersebut merupakan penyakit kelenjar tiroid yang disebabkan oleh pengeluaran hormon tiroid yang
tidak teratur dan dimana juga berhubungan dengan kadar iodium dalam tubuh. Hormon tiroid sendiri
dipengaruhi oleh TSH di hiposfisis anterior dan TRH di hipothalamus, namun hormon tiroid akan memberikan
umpan balik negatif.
Daftar Pustaka
1. Snell RS. Anatomi klinis untuk mahasiswa kedokteran. 6th ed. Jakarta: EGC; 2006. p.705-6.
2. Moore LK, Dalley FA. Anatomi berorientasi klinis. Edisi 5. Penerbit Erlangga. h. 199-3
3. Sobotta. Atlas anatomi manusia. Edisi 22. Jakarta: EGC; 2006.h. 132-35
4. Junqueira LC, Carneiro J. Histologi dasar : teks dan atlas. Jakarta : EGC ; 2007.h.407-8
5. Gartner PL, Hiatt LJ. Bbuku ajar berwarna histologi. Edisi 3. Jakarta; 2014.h. 303-7
6. Sherwood L.Fisiologi manusia : dari sel ke sistem. Edisi 8. Jakarta : EGC ;2011.h.722-28
7. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran . Edisi 24. Jakarta : EGC.h. 361-75
8. Murray RK. Biokimia harper. Edisi 27. Jakarta: EGC; 2009. h. 468-9.