Anda di halaman 1dari 16

Pengaruh Hormon Tiroid dengan Berat Badan Turun Serta Produksi Keringat

yang Berlebihan

Hotmariani

102017111

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jalan Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510

E-mail: hotmariani15@gmail.com

Abstrak
Kelenjar tiroid adalah salah satu dari kelenjar endokrin terbesar pada tubuh manusia. Kelenjar ini juga
mempunyai peran penting , dalam memetabolisme zat-zat nutrien seperti karbohidrat, protein, dan lemak.
Kelenjar ini mensekresi hormone tiroid , yang merupakan hormone regulator utama dalam tubuh. Sekresi
hormone ini di pengaruhi oleh konsentrasi zat iodium yang masuk dalam tubuh melalui konsumsi makanan ,
dan juga oleh hormone TSH (Thyroid stimulatory hormone ) yang disekresikan di hipofisis anterior . Hormon
tiroid ini memilki fungsi yang sangat kompleks , yang berhubungan dengan segala aspek metabolisme yang
terjadi dalam tubuh. Selain itu sintesis Yodium dibutuhkan harus tetap seimbang dimana apabila terjadi
kekurangan ataupun kelebihan dari zat ini , dapat menyebabkan terjadinya suatu gangguan , contohnya adalah
Hipertiroidisme , yang di sebabkan oleh peningkatan sekresi hormone TSH,karena berkurangnya intake iodium.

Kata Kunci : Kelenjar Tiroid , Hormon Tiroid , Sinstesis Iodium

Abstract
The thyroid gland is one of the largest endocrine glands in the human body. This gland is also have an important
role in metabolizing nutrients substances such as carbohydrates, proteins, and fats. This gland is secretes thyroid
hormone, which is the main regulator of hormone in the body. The secretion of this hormone is influenced by the
concentration of iodine that enters the body through the consumption of food, and also by the hormone TSH
(Thyroid stimulatory hormone) which is secreted in the anterior pituitary. The thyroid hormone has an extremely
complex functions, which deal with all aspects of metabolism that occurs in the body. Other than that the synthesis
of Iodine needed must stay balanced which in case of a shortage or excess of these substances, may cause a
disturbance, for example, is hyperthyroidism, which is caused by increased secretion of the hormone TSH, due to
the reduced intake of iodine.

Keywords: Thyroid Gland, Thyroid Hormone, synthesis of Iodine


Pendahuluan

Kelenjar tiroid (glandula tiroidea) adalah salah satu kelenjar endokrin besar ditubuh. Kelenjar ini memiliki

dua fungsi utama. Yang pertama adalah menyekresi hormone tiroid, yang mempertahankan tingkat metabolisme

di berbagai jaringan agar fungsi normalnya dapat optimal. Hormon tiroid, merangsang konsumsi O2 pada

sebagian besar sel ditubuh, membantu mengatur metabolisme lipid dan karbohidrat, dan karenanya memengaruhi

massa tubuh dan kemampuan mental. Akibat disfungsi kelenjar tiroid bergantung pada tahap kehidupan saat

disfungsi terjadi. Kelenjar tiroid tidak esensial bagi kehidupan, tetapi ketiadaannya atau hipofungsi selama masa

kehidupan janin dan neonatus menyebabkan retardasi mental berat dan kecebolan (dwarfisme). Pada orang

dewasa, hipotiroidisme menyebabkan perlambatan fisik dan mental serta kurangnya resistensi terhadap dingin.

Sebaliknya, sekresi tiroid yang berlebihan menyebabkan badan menjadi kurus, gelisah, takikardia, tremor dan

pembentukan panas yang berlebihan. Fungsi tiroid diatur oleh hormone perangsang tiroid (thyroid-stimulating

hormone, TSH, tirotropin) dari hipofisis anterior. Sebaliknya, sekresi hormon tropic ini sebagian diatur oleh

thyrotropin-releasing hormone (TRH) dari hipotalamus dan berada dibawah kontrol umpan-balik negative oleh

peningkatan kadar hormone tiroid yang bekerja di hipofisis anterior dan hipotalamus. Fungsi kedua kelenjar tiroid

adalah menyekresi kalsitonin, suatu hormon yang mengatur kadar kalsium darah.

Pembahasan

Struktur Makroskopis

Glandula thyroidea terletak disebalah dalam M. sternothyroideus dan m. sternohyoideus, terletak di

anterior pada leher setinggi vertebra C5-T1. Kelenjar tersebut terutama terdiri dari lobus kanan dan kiri, di

anterolateral larynx dan trachea. Isthmus yang relative tipis menyatukan lobus-lobus pada trachea, biasanya

dianterior cincin trachea kedua dan ketiga. Glandula thyroidea dikelilingi oleh kapsula fibrosa, yang menjadi

septum-septum di profunda ke dalam kelenjar. Jaringan ikat padat menempelkan kapsul ke cartilage cricoidea

dan cincin trachea superior. Diluar kapsul adalah selubung longgar yang terbentuk oleh bagian visceral lamina

pretrachealis fascia cervicalis profunda. 1


Gambar 1. Anatomi glandula thyroidea

Arteri-arteri pada glandula thyroidea diperdarahi oleh arteri thyroidea superior dan inferior. Pembuluh

darah tersebut terletak diantara kapsula fibrosa dan selubung fascia longgar. Biasanya cabang pertama a. carotis

externa, arteri thyroidea superior, turun ke polus superior kelenjar, menembus lamina pretrachealis fascia

cervicalis profunda dan terbagi menjadi cabang anterior dan posterior yang terutama memperdarahi aspek

anterosuperior kelenjar. Arteri thyroidea inferior, cabang paling besar truncus thyrocervicalis yang berasal dari a.

subclavia, berjalan ke superomedial di posterior vagina carotica untuk mencapai aspek posterior glandula

thyroidea. Arteri-arteri tersebut terbagi menjadi beberapa cabang yang menembus lamina pretrachealis fascia

cervicalis profunda dan memperdarahi aspek posteroinferior, yang meliputi polus inferior kelnjar. Arteri

thyroidea superior dan inferior dextra dan sinistra beranastomis secara luas dalam kelenjar, yang memastikan

suplainya sambil memberikan sirkulasi kolateral potensial di antara a. subclavia dan a. carotis externa.

Gambar 2. Arteri-arteri glandula thyroidea


Vena-vena pada glandula thyroidea. Tiga pasang vena thyroidea biasanya membentuk plexus thyroideus

pada permukaan anterior glandula thyroidea dan di anterior trachea. Vena thyroidea superior menyertai a.

thyroidea superior vena tersebut mendrainase polus superior glandula thyroidea; vena thyroidea mediae tidak

menyertai tetapi berjalan sejajar dengan a. thyroidea inferior; vena-vena tersebut mendrainase bagian tengah

lobus. Vena thyroidea inferior yang biasanya independen, mendrainase polus inferior. Vena thyroidea superior

dan media bermuara ke dalam IJV, sedangkan vena thyroidea inferior bermuara ke dalam vena brachiocephalica

di posterior manubrium.2

Drainase limfatik glandula thyroidea. Pembuluh limfatik glandula thyroidea berjalan dalam jaringan ikat

interlobular, biasanya dekat arteri. Pembuluh tersebut berhubungan dengan jejaring kapsular pembuluh limfatik.

Dari sini, pada awalnya pembuluh darah berjalan ke nodi lumpthatici prelaryngeales, pretracheales, dan

paratracheales, yang sebaliknya bermuara ke nodi cervicales profundi inferior (dari nodi pretracheales dan

paratracheales) dan superior (dari nodi prelaryngeales). Dilateral, pembuluh limfatik terletak disepanjang vena

thyroidea superior yang berjalan secara langsung ke nodi lymphatici cervicalis profunda inferior. Beberapa

pembuluh limfatik dapat bermuara ke dalam nodi lymphatici brachiocephalici atau ductus thoracicus. Saraf-saraf

glandula thyroidea berasal dari ganglion cervicale superius, medium, dan inferius. Saraf-saraf tersebut mencapai

kelenjar melalui plexus cardiacus dan plexus periarterialis thyroideus superior dan inferior yang menyertai arteri

thyroidea.3

Gambar 3. Pembuluh balik glandula thyroidea


Mikroskopik Kelenjar tiroid

Kelenjar tiroid unik karena memiliki banyak susunan histologik yang mengadakan penyimpanan ekstrasel

bagi produknya dalam lumen folikel mirip-kista. Pada manusia folikel- folikel itu diperkirakan berjumlah (2-3) x

107 dan mereka mengandung hormon cukup untuk beberapa minggu. Pada sediaan, mereka hampir bulat dan

berdiameter antara 0,2 dampai 0,9 mm. Folikel dibatasi epitel selapis kuboid. Sel-selnya terpolarisasi terhadap

lumen, yang terisi substansi mirip-gelatin atau semicair yang disebut koloid. Tiroksin dan triiodotironin disimpan

dalam bentuk koloid sebagai unsur pembentuk sebuah glikoprotein sekresi besar disebut tiroglobulin. Setiap

folikel dibungkus lamina basal tipis, yaitu jalinan serat retikular halus, dan sebuah plexus kapiler.

Epitel folikel tiroid mamalia terdiri atas dua jenis sel: sel principal yang terbanyak pada epitel itu dan sel

parafolikel yang terdapat satu-satu atau dalam kelompok kecil di antara basis sel-sel principal ( Gambar 4). Epitel

ini umumnya kuboid rendah namun tingginya bervariasi dari folikel ke folikel dan pada keadaan aktivitas

fisiologik berbeda. Ia dapat terutama gepeng atau kuboid pada kelenjar yang relatif tenang dan kolumnar pada

kelenjar hiperaktif. 4

Gambar 4. Sel –sel kelenjar tiroid 6

Sel principal memiliki inti bulat atau lonjong, sedikit heterokromatin dan mengandung satu atau dua

nukleoli. Sitoplasma selnya basofilik, sedangkan koloidnya terpulas dengan eosin dan memberi reaksi kuat

terhadap karbohidrat dengan asam periodat Schiff. Pada mikrograf elektron, permukaan lumen dari sel-sel

principal memiliki banyak mikrovili pendek. Membran pada dasar selnya licin dan duduk diatas lamina basal tipis

yang mengelilingi folikel secara lengkap.


Sel parafolikel besar yang pucat terletak di dalam epitel namun tidak mencapai permukaan bebasnya,

terpisah darinya oleh bagian melengkung sel-sel principal di sebelahnya. Mereka terdapat satu-satu atau dalam

kelompok kecil. Pada mikrograf elektron, semua sel parafolikel tampak di dalam epitel. Sel-sel parafolikel dua

sampai tiga kali lebih besar daripada sel principal, namun pada manusia mereka hanya merupakan 0,1% dari

massa epithelial kelenjar. Mereka cenderung lebih banyak di bagian pusat lobus tiroid. Intinya bulat atau lonjong

dan mungkin berlekuk pada satu sisinya. Sitoplasmanya berdensitas rendah dan mengandung reticulum

endoplasma dalam jumlah sedang, terutama berbentuk tubular, namun mungkin juga terdapat tumpukan kecil

cysterna. Granul sekresi sel-sel parafolikel mengandung kalsitonin, sebuah hormon peptide dari 32 asam amino

yang menurunkan konsentrasi kalsium darah dengan menekan reabsorpsi tulang.5

Sel – sel sekretorik utama tiroid , yang dikenal sebagai sel folikel, tersusun membentuk bola-bola berongga

yang masing- masing membentuk satu unit fungsional yang dinamai folikel . Pada potongan mikroskopik , folikel

tampak sebagai cincin sel- sel folikel mengelilingi suatu lumen di bagian dalam yang terisi oleh koloid, bahan

yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan ekstrasel untuk hormone tiroid. Perhatikan bahwa koloid di dalam

lumen folikel bersifat ekstrasel ( yaitu diluar sel tiroid ), meskipun terletak dibagian di dalam bagian interior

folikel . Koloid tidak berkontak langsung dengan cairan ekstrasel yang mengelilingi folikel berupa yang

mengelilingi folikel , serupa dengan danau di tengah pulau yang tidak berhubungan langsung dengan lautan yang

mengelilingi pulau tersebut.4,5

Konsistuen utama koloid adalah suatu molekul protein besar yang dikenal sebagai tiroglobulin (Tg) , yang

berikatan dengan hormone – hormone tiroid dalam berbagai stadium sintesis. Sel Folikel menghasilkam dua

hormone yang mengandung iodium yang berasal dari asam amino tirosin : tetraiodotironin ( T4 atau tiroksin )

dan triiodotironin (T3) . Awalan tetra dan tri serta huruf bawah 4 dan 3 menunjukan jumlah atom iodium yang

terdapat di masing- masing hormone ini . Kedua hormone , yang secara kolektif di sebut hormone tiroid, adalah

regulator pentng laju metabolik basal ( BMR) keseluruhan.

Sintesis dan penyimpanan hormone tiroid

Hormon tiroid disintesis dan disimpan di molekul tiroglobulin. Campuran baku untuk sintesis hormon

tiroid adalah tirosin dan iodium, keduanya harus diserap dari darah oleh sel folikel. Tirosin, suatu asam amino,
dibentuk dalam jumlah memadai oleh tubuh sehingga bukan suatu zat esensial dalam makanan. Sebaliknya,

iodium yang dibutuhkan untuk sintesis hormon tiroid harus diperoleh dari makanan. lodium (I) dalam makanan

direduksi menjadi iodida (I-) sebelum diserap oleh usus halus. Kita sekarang akan membahas langkah-langkah

yang terlibat dalam pembentukan, penyimpanan, transpor, dan sekresi hormon tiroid. Sebagian besar langkah

pembentukan hormon tiroid berlangsung di molekul tiroglobulin di dalam koloid. Tiroglobulin itu sendiri

diproduksi oleh kompleks Golgi-retikulum endo plasma sel folikel tiroid. Asam amino tirosin masuk ke dalam

molekul tiroglobulin yang jauh lebih besar sewaktu tiroglobulin sedang diproduksi. Setelah terbentuk,

tiroglobulin yang sudah mengandung tirosin diekspor dalam vesikel dari sel folikel ke dalam koloid melalui

proses eksositosis (langkah 1 ). Tiroid menangkap iodida dari darah dan memindahkannya ke dalam koloid

melalui pampa—iodida protein-protein pengangkut yang kuat dan memerlukan energi di membran luar sel folikel

(langkah 2 ). Tyang dijalankan oleh gradien konsentrasi Na+ yang diciptakan oleh pompa Na+-K+ pada membran

basolateral (membran luar sel folikular yang berkontak dengan cairan interstisial). Pompa iodida mengangkut

Na+ menuju sel folikular menuruni gradien konsentrasinya dan I- ke dalam sel melawan gradien konsentrasinya.

Hampir semua iodida di tubuh dipindahkan rnelawan gradien konsentrasi untuk disimpan di tiroid untuk

membentuk hormon tiroid. Iodida biasanya 30 kali lebih terkonsentrasi dalam sel folikular tiroid daripada di

dalam darah. Iodida tidak memiliki fungsi lain di tubuh. Di dalam sel folikular, iodida dioksidasi menjadi iodida

"aktif" oleh enzim terikat membran, tiroperoksidase (TPO) ysng terletak pada membran luminal, membran sel

folikel yang berkontak dengan koloid (langkah 3 ). Iodida aktif ini keluar melewati saluran di membran luminal

untuk memasuki koloid (langkah 4 ). Di dalam koloid, TPO, tetap terikat membran, dengan cepat melekatkan

iodida ke tirosin di dalam molekul tiroglobulin. Perlekatan satu iodida ke tirosin menghasilkan monoiodotirosin

(MIT) (langkah 5a). Perlekatan dua iodida ke tirosin menghasilkan di-iodotirosin (DIT) (langkah 5b). Setelah

MIT dan DIT terbentuk, terjadilah proses penggabungan di dalam molekul tiroglobulin antara molekul-molekul

tirosin yang telah beriodium untuk membentuk hormon tiroid. Penggabungan satu MIT (dengan satu iodida) dan

satu DIT (dengan dua iodida) menghasilkan tri-iodotironin, atau T3 (dengan tiga iodida) (langkah 6a).

Penggabungan dua DIT (masing-masing mengandung dua atom iodida) menghasilkan tetraiodotironin (T4 atau

tiroksin), yaitu bentuk hormon tiroid dengan empat iodida (langkah 6b). Antara dua molekul MIT tidak terjadi
penggabun gan. Semua produk ini tetap melekat ke tirogobulin melalui ikatan peptida. Hormon tiroid tetap

tersimpan dalam bentuk ini di koloid hingga terurai dan diskresikan. Jumlah horon tiroid yang tersimpan

normalnya dapat memenuhi butuhan tubuh untuk beberapa bulan. Karena reaksi – reaksi ini berlangsung di dalam

molekul tiroglobulin, semua produk tetap melekat ke protein besar tersebut sampai kemudian dipecah dan di

sekresikan jika diperlukan tubuh.6

Gambar 5. Mekanisme Sintesis Hormon Tiroid

Pengaturan sekresi hormon tiroid

Thyroid stimulatory hormone (TSH), hormon yang dihasilkan hipofisis anterior, merupakan hormone

regulator terpenting bagi sekresi hormone tiroid.

Selain meningkatkan sekresi hormone tiroid, TSH bertanggung jawab untuk mempertahankan integritas

structural kelenjar tiroid. Tanpa adanya TSH, kelenjar tiroid mengalami atrofi dan sekresi hormonnya berkurang.

Sebaliknya kelenjar ini akan hipertrofi (peningkatan ukuran tiap sel folikel) dan hyperplasia (peningkatan jumlah

sel folikel) sebagai respon stimulasi TSH yang berlebihan.6,7

Jika kadar hormon tiroid berlebih dalam darah, hormon – hormon tiroid akan memberikan feedback

negative dengan cara menghambat hipofisis anterior untuk menghentikan sekresi TSH oleh hipofisis anterior.
Gambar 6. Pengaturan sekresi hormone tiroid

Pengangkutan hormone tiroid di dalam darah

Sebagian besar T4 dan T3 diangkut di dalah dalam keadaan terikat ke protein plasma tertentu . Setelah

dikeluarkan ke dalam darah , hormon tiroid yang sangat lipofilik dengan berikatan dengan beberapa protein

plasma . Kurang dari 1% T3 dan 0,1% T4 tetap berada dalam bentuk tidak terikat ( bebas) , karena hanya hormone

bebas dari keseluruhan hormone tiroid memiliki akses ke reseptor sel sasaran dan mampu menimbulkan suatu

efek. 8

Terdapat 3 protein plasma yang penting dalam pengikatan hormone tiroid:

 Globulin pengikat tiroksin ( thyroxine binding globulin ): secara selektif mengikat hormone tiroid , kurang

dari 55% T4 dan 65 % dari T3 dalam sirkulasi

 Albumin : secara non selektif mengikat banyak hormone hipofilik , termasuk 10 % dari T4 dan 35% dari

T3

 Thyroxine binding prealbumin : dimana hormone ini akan mengikat sisa 35% T4.

Bentuk aktif hormone di dalam darah 8

Dalam kerjanya , T3 memiliki potensial lebih besar sekitar 2-4 kali dari pada T4 , selain itu juga T3

bekerja lebih cepat , mempunyai efek dalam beberapa jam. Sedangkan T4 membutuhkan waktu beberapa hari

untuk mencapai respons maksimal. Dalam sirkulasi hanya sekitar 20% T3 yang dihasilkan dari kelenjar tiroid.

Sekitar 80% T3 dalam darah berasal dari pengubahan T4. Dengan demikian T3 adalah bentuk hormone yang
paling efektif dan actual di tingkat sel, meskipun tiroid menghasilkan lebih banyak T4, dimana T4 berperan

sebagai prohormon ( simpanan) .

Pengaruh sekresi hormon tiroid oleh TSH

Untuk sintesis hormone tiroid , dibutuhkan iodium yang diperoleh dari makanan , asam amino tirosin ) .

yang mana hormone tiroid ini merupakan regulator penting bagi laju metabolisme basal keseluruhan,

pertumbuhan , perkembangan tubuh & fungsi sistem saraf. Selain untuk sintesis hormone tiroid, iodium tidak

memiliki manfaat lain di tubuh.7

Pengendalian sekresi hormone tiroid mengikuti pola khas hipotalamus- hipofisis- kelenjar endokrin

perifer. Thyrotropin –releasing hormone (TRH) hipotalamus mengontrol sekresi hormone ,

Efek hormone perangsang TSH pada sekresi tiroid akan menybabkan peningkatan sekresi T4 dan T3 oleh kelenjar

tiroid . Pengaruh yang spesifik terhadap kelenjar tiroid yaitu :

 Meningkatkan proteolisis tiroglobulin yang disimpan dalam folikel dan hasil akhirnya adalah terlepasnya

hormone – hormone tiroid ke dalam sirkulasi darah dan menurunkan substansi folikel itu sendiri.

 Meingkatkan aktivitas pompa Na+, sehingga meningkatkankecepatan “ penjeratan iodida“ ( iodida

trapping) di dalam sel –sel kelenjar , kadangkla meningkatkan rasio kons , iodida intraseluler terhadap

konsentrasi iodida ekstraselular sebanyak 8x normal

 Meningkatkan iodinasi tirosin dan meningkatkan proses “ penggandengan “ ( coupling) untuk membentuk

hormone tiroid

 Meningkatkan ukuran dan meningkatkan aktivitas sekretorik sel – sel tiroid

 Meningkatkan jumlah sel – sel tiroid di tambah perubahan sel kuboid menjadi sel kolumnar dan

menimbulkan banyak lipatan epitel tiroid ke dalam folikel.

Mekanisme perubahan hormone

Ada 3 dasar pengaturan faal tiroid, yaitu: Thyreotrophin Releasing Hormone (TRH); b). Thyroid

Stimulating Hormone (TSH) dan Autoregulasi. TRH (Thyreotrophin Releasing Hormone) disintesis di

paraventrikularis hipotalamus. TRH ini melewati median eminence, tempat hormon ini disimpan, kemudian

dikeluarkan lewat sistem hipotalamohipofiseal ke sel tirotrop hipofisis anterior. Akibatnya sekresi TSH oleh
anterior hipofisis meningkat. Peningkatan TSH meregulasi peningkatan eksresi iodotironin oleh kelenjar tiroid.

Peningkatan iodotironin memberi efek mekanisme umpan balik negatif terhadap sekresi TRH hipotalamus dan

TSH hipofisis.6,7

TSH (Thyroid Stimulating Hormone) disintesis oleh sel tirotrop hipofisis anterior. TSH akan berikatan

dengan reseptor TSH (TSHr) di membran folikel sehingga akan terjadi efek pada tiroid. Sinyal selanjutnya terjadi

lewat protein G. Dari sini akan terjadi stimulus protein kinase A oleh cAMP untuk ekspresi gen yang penting

untuk fungsi tiroid seperti pompa iodium, tiroglobulin, dan pertumbuhan sel tiroid. Efek klinisnya terlihat sebagai

perubahan morfologi sel, naiknya produksi hormon, folikel dan vaskularisasi bertambah oleh pembentukan

gondok dan peningkatan metabolisme.

Peran katabolisme dan sekresi hormone tiroid 6,7

 Efek pada plasma dan lemak hati : Meningkatnya hormon tiroid akan menurunkan jumlah kolesterol ,

fosfolipid, dan trigliserida dalam darah dan meningkatkan asam lemak bebas. Sedangkan apabila

sekresinya menurun , maka akan meningkatkan konsentrasi kolesterol , fosfolipid dan trigiserida plasma

dan hampir selalu menyebabkan pengendapan lemak secara berlebihan di dalam hati.

 Efek pada laju metabolisme : Hormon tiroid adalah penentu utama laju metabolik basal , dibandingkan

dengan hormone lain , kerja hormone tiroid relative “lamban”. Hormon tiroid meningkatkan laju

metabolisme basal keseluruh tubuh . Hormon ini adalah regulator terpenting laju konsumsi O2 dan

pengeluaran energy tubuh pada keadaan istirahat. Efek metabolik hormone toroid berkaitan erat dengan

efek kalorgenik (“ penghasil panas”),

 Efek pada metabolisme karbohidrat, protein dan lemak : Hormon ini meningkatkan glikolisis ,

glukogenesis , meningkatkan kecepatan absorpsi, peningkatan sekresi insulin. Pada metabolisme protein

, hormone ini akan mempengaruhi sintesis dan penguraian protein.Pada metabolisme lemak , hornom

tiroid akan meningkatkan metabolismenya , dimana lipid akan diangkut dari jaringan lemak sehingga

konsentrasi asam lemak bebas di dalam plasma, serta mempercepat proses oksidasi asam lemak bebas

oleh sel.
 Efek pada tumbuh kembang : Pada tumbuh kembang , hormone tiroid akan merangsang sekresi dan

mendorong efek dari Growth Hormon (GH) pada sintesis structural , pertumbuhan rangka. Hormon tiroid

penting untuk pertumbuhan anak. Pada anak hipotiroidisme, kecepatan pertumbuhan sangat tertinggal.

Pada anak hipertiroidisme, terjadi pertumbuhan tulang yang sangat berlebihan. Akan tetapi, epifisis lebih

cepat menutup, sehingga anak tersebut mempunyai masa pertumbuhan yang lebih singkat .Hormon ini

juga memberikan efek pada metabolisme tulang dan Ca++ . .Selain itu Peningkatan produksi hormone

tiroid akan menyebabkan berat badan menurun , sebaliknya apabila produksinya berkurang maka berat

badan akan meningkat.

 Efek pada kebutuhan vitamin : Hormon tiroid meningkatkan metabolisme dalam tubuh dengan cara

meningkatkan jumlah enzim tubuh. Jadi sejumlah vitamin yang berperan sebagai koenzim diperlukan

untuk kerja enzim. Oleh karena itu peningkatan hormone tiroid yang berlebih, akan menyebabkan

defisiensi vitamin.

 Efek pada pertumbuhan dan perkembangan sistem saraf pusat (SSP) : Hormon tiroid penting untuk

perkembangan SSP pada janin. Sehingga bayi yang kekurangan hormon tiroid pasca melahirkan yang

tidak di beri pengobatan, maka perkembangan SSP khususnya otak akan terhambat dan terjadi

keterbelakangan mental yang menetap selama hidupnya. Pada umumnya, hormon tiroid meningkatkan

kecepatan berpikir, tetapi juga sering menimbulkan disosiasi pikiran, dan sebaliknya, berkurangnya

hormon tiroid menyebabkan kecemasan yang berlebihan, atau paranoia.

 Efek terhadap sistem kardiovaskular : Meningkatnya metabolisme jaringan mempercepat pemakaian

oksigen dan memperbanyak pelepasan jumlah produk akhir metabolism dari jaringan. Efek ini

menyebabkan vasodilatasi di sebagian besar jaringan tubuh untuk sehingga meningkatkan aliran darah.

Kecepatan aliran darah di kulit juga meningkat untuk membuang panas dari tubuh. Sebagai meningkatnya

aliran darah, maka curah jantung juga meningkat sampai 60% atau lebih di atas normal dan turun sampai

hanya 50% dari nomal jika hipotiroidisme yang sangat berat . Frekuensi dan kekuatan denyut jantung juga

meningkat karena kebutuhan jaringan untuk proses metabolisme meningkat.


 Efek pada saluran cerna: Selain meningkatkan nafsu makan dan asupan makanan, hormon tiroid

mempercepat sekresi getah pencernaan dan motilitas saluran cerna. Hipertiroidisme seringkali

menyebabkan diare, dan sebaliknya, hipotiroidisme menyebabkan konstipasi.

 Efek pada kulit : Kecepatan aliran darah pada kulit akan meningkat oleh karena meningkatnya kebutuhan

untuk pembuangan panas. Jadi karena adanya efek kalorgenik hormone tiroid , menyebabkan vasodilatasi

perifer.

 Efek pada kelenjar kelamin dan kelenjar mammae: Sekresi hormon tiroid yang normal dapat membuat

fungsi seksual yang normal. Pada pria, jika terjadi hipertiroidism akan menyebabkan impotensi, dan

sebaliknya jika hipotiroidisme akan menyebabkan hilangnya libido. Pada wanita hipertiroidisme, biasanya

menderita oligomenore, bahkan kadangkala timbul amenore. Sedangkan pada wanita hipotiroidisme

menyebabkan timbulnya menoragia (darah menstruasi berlebih) dan polimenore (frekuensi menstruasi

lebih sering). Namun pada beberapa wanita kekurangan hormone ini menimbulkan periode menstruasi

yang tidak teratur dan bahkan timbul amenore. Pada wanita hipotiroidsme juga mengalami penurunan

libido yang sangat besar.

 Efek pada kelenjar endokrin lain: Meningkatnya hormon tiroid menyebabkan meningkatnya kecepatan

sekresi sebagian besar kelenjar endokrin lain. Sebagai contoh meningkatnya sekresi T4 akan

menyebabkan peningkatan metabolisme glukosa menyebabkan peningkatan sekresi insulin oleh

pankreas..

Sumber iodium dalam bahan makanan

Iodium berfungsi dalam sintesis hormone tiroid (iodium diperoleh dari makanan , asam amino tirosin ).

Asupan iodium yang dianjurkan dari makanan (atau AKG iodium) untuk berbagai kelompok umur dan bagi ibu

hamil serta menyusui terdapat dalam Tabel 1.7


Tabel 1. Asupan Iodium dari makanan yang direkomendasikan oleh WHO/UNICEF/ICCIDD (2001)

Kategori Asupan (µg/hari)

Bayi, 0-59 bulan 90

Anak sekolah, 6-12 tahun 120

Anak-anak >12 tahun dan orang dewasa 150

Ibu hamil dan menyusui 200

Laut merupakan sumber utama iodium, dengan demikian makanan laut seperti ikan, kerang-kerangan serta

rumput laut yang dapat dimakan merupakan sumber pangan yang kaya akan iodium. Siklus ekologis iodium di

alam dimulai dalam bentuk uap air laut (yang mengandung iodium) yang dibawa oleh angin dan awan ke wilayah

daratan. Uap air laut ini akan jatuh sebagai air hujan yang sebagian akan menggantikan iodium yang hilang pada

lapisan permukaan tanah kendati salju, hujan, banjir, dan sungai melarutkan kembali iodium dan membawanya

ke laut. Sebagian iodium yang diperoleh dari tanah akan masuk ke dalam air minum serta sejumlah kecil iodium

masuk ke dalam tanaman, hewan, dan produk pangan yang dihasilkan seperti sereal, kacang-kacangan, buah,

sayuran, daging, susu, serta telur.

Bila masukan iodium dalam makanan turun dibawah 10 µg/hari , sintesis hormone tiroid tidak adekuat

dan sekresinya menurun . akibatnya terjadi peningkatan sekresi TSH , sehingga kelenjar tiroid terlalu aktif

memproduksi hormone tiroid dan terjadi hipertrofi tiroid ( gondok defisiensi iodium ). Adapun yang namanya

Hipertiroidisme yang ditandai dengan peningkatan laju metabolik basal , peningkatan pembentukan keringat,

sehingga pengeluaran keringat bertambah banyak, penurunan berat badan , karena tubuh membakar bahan

makanan dengan kecepatan abnormal. , terjadi degradasi netto simpanan karbohidrat , lemak dan protein sehingga

menyebabkan penurunan massa protein otot rangka , sehingga terjadi kelemahan otot. Hal ini disebabkan oleh

bermacam kelainan termasuk , meskipun jarang yaitu adanya tumor pada bagian hipofisis anterior yang

meproduksi hormone TSH atau aktifasi konstitutif reseptor TSH.


Penyakit Kelenjar Tiroid7

Hipertiroidisme
Merupakan keadaan yang disebabkan produksi berlebihan T3 dan T4 (biasanya karena penyakit Graves,
tetapi juga dapat karena nodus toksik multipel atau tunggal) dan secara klasik menimbulkan cemas,
takikardia, berkeringat, meningkatnya nafsu makan disertai penurunan berat, dan tremor halus jika lengan
diluruskan; penyakit ini jauh lebih sering terjadi pada wanita daripada pria
Hipotiroidisme
Penurunan aktivitas tiroid menimbulkan hipotiroidisme, dan pada kasus yang berat terjadi miksedema
(orang dewasa) atau pada anak-anak kretinisme. Penyakit ini dasarnya adalah imunnologi dan manifestasi
kliniknya adalah rendah laju metabolisme, lambat bicara, suara dalam, lemah, bradikardia, peka terhadap
dingin dan gangguan mental.
Goiter
Kurangnya iodium dalam makanan, jika berlangsung lama, dapat menyebabkan peningkatan hormon
tirotropik dalam plasma. Dan bahkan suatu peningkatan dalam ukuran glandula. Kondisi ini dikenal sebagai
goiter nontoksik atau sederhana. Penyebab lain adalah mengonsumsi goitrogen (misalnya akar ubi kayu).
Pebesaran tiroid biasanya untuk memelihara jumlah normal hormon tiroid.

Kesimpulan
Jadi dari pembahasan di atas dapatlah disimpulkan bahwa pembesaran kelenjar tiroid yang dialami oleh
perempuan tersebut merupakan penyakit kelenjar tiroid yang disebabkan oleh pengeluaran hormon tiroid yang
tidak teratur dan dimana juga berhubungan dengan kadar iodium dalam tubuh. Hormon tiroid sendiri
dipengaruhi oleh TSH di hiposfisis anterior dan TRH di hipothalamus, namun hormon tiroid akan memberikan
umpan balik negatif.
Daftar Pustaka
1. Snell RS. Anatomi klinis untuk mahasiswa kedokteran. 6th ed. Jakarta: EGC; 2006. p.705-6.
2. Moore LK, Dalley FA. Anatomi berorientasi klinis. Edisi 5. Penerbit Erlangga. h. 199-3
3. Sobotta. Atlas anatomi manusia. Edisi 22. Jakarta: EGC; 2006.h. 132-35
4. Junqueira LC, Carneiro J. Histologi dasar : teks dan atlas. Jakarta : EGC ; 2007.h.407-8
5. Gartner PL, Hiatt LJ. Bbuku ajar berwarna histologi. Edisi 3. Jakarta; 2014.h. 303-7
6. Sherwood L.Fisiologi manusia : dari sel ke sistem. Edisi 8. Jakarta : EGC ;2011.h.722-28
7. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran . Edisi 24. Jakarta : EGC.h. 361-75
8. Murray RK. Biokimia harper. Edisi 27. Jakarta: EGC; 2009. h. 468-9.

Anda mungkin juga menyukai