Anda di halaman 1dari 28

SKENARIO

Disuatu siang yang terik, B baru selesai menjalani perkuliahan di Fakultas


Kedokteran. Karena haus, B membeli segelas air jeruk di kantin. Setelah 30 menit, B
merasa ingin berkemih. Namun B yang sedang dalam perjalanan pulang ke rumah harus
menahan keinginannya tersebut. Sesampainya di rumah, B merasa tidak nyaman di
suprapubik. Saat buang air kecil, B melihat urinnya berwarna kuning muda. B berpikir
mengapa dirinya yang baru menghabiskan segelas air jeruk langsung merasa ingin
berkemih sedangkan sewaktu B berolahraga dan menghabiskan satu botol air mineral, B
tidak merasa ingin berkemih?
KLARIFIKASI ISTILAH
A. Berkemih
Pengosongan kandung kemih yang berupa zat sisa metabolism tubuh berupa urin.
B. Suprapubik
Daerah diatas os pubis.
IDENTIFIKASI MASALAH
1. Bagaimana mekanisme haus?
2. Mengapa saat suhu meningkat kita merasakan haus?
3. Bagaimana mekanisme berkemih?
4. Bagaimana proses pembentukan urin?
5. Mengapa seseorang dapat menahan keinginannya berkemih?
6. Apakah akibat menahan berkemih?
7. Apakah faktor-faktor penyebab ingin berkemih?
8. Organ apa saja yang terdapat di suprapubik?
9. Apa hubungan menahan perkemihan dengan nyeri di daerah suprapubik?
10. Mengapa urin B berwarna kuning muda? Apa saja yang mempengaruhi warna urin?
11. Apa saja komposisi dan karakteristik (makroskopis dan mikroskopik) urin normal?
12. Jelaskan organ urinarius secara anatomi dan histology.
13. Apa hubungan kita berkeringat dengan fisiologi perkemihan?
14. Apa hubungan olah raga dan fisiologi system perkemihan?
15. Apa faktor yang mempengaruhi rasa ingin berkemih hilang dan timbul lagi?
ANALISIS MASALAH
1. Bagaimana mekanisme haus?
Asupan cairan yang adekuat diperlukan untuk mengimbangi kehilangan volume cairan
tubuh dengan perannya terhadap osmolaritas cairan ekstraseluler dan natrium dalam
menjaga keadaan isotonik dari tubuh. Pengeluaran cairan yang terjadi melalui keringat,
urin, nafas serta sistem pencernaan menyebabkan adanya mekanisme yang mengatur
asupan cairan yang dinamakan rasa haus. 1
Di dlam hipotalamus terdapat osmoreseptor, yaitu sel-sel yang terangsang oleh
kenaikan tekanan osmotic dari cairan tubuh yang menimbulkan haus dan ingin
minum.2
2. Mengapa saat suhu meningkat kita merasakan haus?
Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap saat. Untuk mempertahankan suhu
tubuh dalam keadaan konstan, diperlukan regulasi suhu tubuh. Suhu tubuh diatur
dengan mekanisma feedback yang diperankan oleh pusat pengaturan suhu di
hipotalamus. Apabila suhu Tubuh terlalu Panas, maka tubuh akan melakukan
mekanisme umpan balik dan hipotalamus akan merangsang untuk melakukan
serangkaian mekanisme untuk mempertahankan suhu dengan cara menurunkan suhu
dengan cara menurunkan produksi panas dan meningkatkan pengeluaran panas
sehingga suhu kembali pada titik tetap. Salah satu upaya mempertahankan suhu tubuh
tersebut ialah minum, oleh karena itu hipotalamus memberikan rangsangan rasa haus.3
3. Bagaimana meknisme berkemih?
Berkemih adalah proses pengosongan kandung kemih setelah terisi urine. Meskipun
refleks miksi atau berkemih adalah refleks medulla spinalis yang bersifat otonom,
refleks ini dapat dihambat atau difasilitasi oleh pusat pusat di korteks serebri atau
batang otak. Berkemih melibatkan dua tahap yaitu :
a. Kandung kemih terisi secara progresif hingga tegangan pada dinding nya
meningkat melampaui nilai ambang batas
b. Adanya refleks saraf disebut refleks miksi atau berkemih yang akan
mengosongkan kandung kemih atau,jika gagal, setidaknya akan menyebabkan
keinginan berkemih yang disadari.
 Tahap urine dari ginjal melalui ureter menuju kandung kemih [1]
Urine yang dikeluarkan dari kandung kemih pada dasar nya memiliki komposisi yang
sama dengan cairan yang mengalir keluar dari duktus koligens tidak ada perbedaan
komposisi urine. Selama urine mengalir melalui kalises ginjal dan ureter menuju ke
kandung kemih.
Urine mengalir dari duktus koligens menuju kalises ginjal, urine merengangkan kalises
dan meningkatkan aktivitas pacemaker yang ada, yang kemudian akan memicu kontraksi
peristaltic yang menyebar ke pelvis ginjal dan ke arah bawah di sepanjang ureter.
Dengan demikian memaksa urine mengalir dari pelvis ginjal kearah kandung kemih.
Pada orang dewasa ureter normal panjang nya 25 sampai 35cm.
Dinding ureter terdiri atas otot polos yang diperserafi oleh saraf simpatis dan
parasimpatis serta pleksus neuron dan serat saraf intramural sepanjang ureter. Seperti
otot polos visceral lainnya, kontraksi peristaltic pada ureter diperkuat oleh rangsang
parasimpatis dan di hambat oleh rang simpatis.
Ureter memasuki kandung kemih melalui otot destrusor di dalam area trigonum kandung
kemih, biasa ureter berjalan miring sepanjang beberapa sentimeter dinding kantung
kemih. Tonus normal otot detrusor di dalam kandung kemih cenderung akan menekan
ureter dengan demikian mencegah aliran balik urine dan kandung kemih meningkat
selama miksi atau selama kompresi kandung kemih.
 Tahap miksi
Reseptor ini di hasilkan oleh refleks regang yang dipicu oleh reseptor regang sensorik di
dalam dinding kandung kemih, terutama oleh reseptor di uretra posterior ketika daerah
ini mulai terisi dengan pada tekanan kandung kemih yang lebih tinggi. Sinyal sensorik
dari reseptor regang kandung kemih dikirimkan ke segmen sakralis dari medulla
spinalis melalui nervus pelvikus. Dan kemudian di kembalikan ke kandung kemih
melalui saraf parasimpatis.
Sekali refleks miksi dimulai, rekleks ini bersifat “regenerasi sendiri” maksudnya
kontraksi awal kandung kemih akan mengaktifkan reseptor regang yang menyebabkan
peningkatan impuls sensorik yang lebih banyak dari kandung kemih dan uretra posterior,
sehingga menyebabkan peningkatan refleks kontrasi kandung kemih, jadi siklus ini akan
berulang terus menerus sampai kandung kemih mencapai derajat kontraksi yang cukup
kuat.
Refleks miksi merupakan penyebab dasar dari ingin berkemih tetapi biasanya pusat yang
lebih tinggi yang akan melakukan kendali akhir untuk proses miksi sebagai berikut.
1. Pusat yang lebih tinggi menjaga agar refleks miksi tetap terhambat sebagian, kecuali
bila miksi diinginkan
2. Pusat yang lebih tinggi dapat mencegah miksi, bahkan jika terjadi refleks miksi
dengan cara sfingter kandung kemih eskterna melakukan kontraksi tonik sehingga
saat yang tepat tiba.
3. Jika waktu berkemih tiba, pusat kortikal dapat memfasilitasi pusat miksi sacral untuk
membentuk memulai refleks miksi dan pada saat yang sama menghambat sfingter
eksterna sehingga pengeluaran urine dapat terjadi.
Sfingter itu ada 2 yaitu interna dan ekstena, sfingter interna terletak di perbatasan urethra
dan terdiri dari otot polos dan saraf sympatis, sfinter eksterna terletak anterior dan
posterior urehtra terdiri dari otot lurik dan saraf somatic yang bisa di perintah sesuai
keinginan, sistem kerja dari sfingter interna pada saat vesica urine kosong sfingter
interna tertutup namun apabila mulai terisi penuh maka sfingter interna terbuka, sfingter
ekstena berfungsi untuk menahan berkemih, jika terjadi refleks miksi maka sfingter
eksterna akan melakukan kontraksi tonik untuk menghabat terjadinya miksi. jika waktu
berkemih tiba, pusat kortikal dapat memfasilitas pusat miksi sakral untuk membatu
memulai berkemih pada saat yang sama itu akan membuat sfingter ekterna bekejar
sehingga dapat mengeluarkan urine.1
4. Bagaimana proses pembentukan urin?
Secara umum proses pembentukan urin di ginjal terbagi 4:

A. FILTRASI GLOMERULUS
Sewaktu darah mengalir melalui glomerulus, plasma bebas protein tersaring melalui
kapiler glomerulus ke dalam kapsul Bowman. Dalam keadaan normal, 20% plasma yang
masuk ke glomerulus tersaring. Proses ini, dikenal sebagai filtrasi glomerulus, adalah
langkah pertama dalam pembentukan urin. Secara rerata, 125 ml filtrat glomerulus (cairan
yang difiltrasi) terbentuk secara kolektif dari seluruh glomerulus setiap menit. Jumlah ini
sama dengan 180 liter (sekitar 47,5 galon) setiap hari. Dengan mempertimbangkan bahwa
volume rerara plasma pada orang dewasa adalah 2,75 liter, maka hal ini berarti bahwa
ginjal menyaring keseluruhan volume plasma sekitar 65 kali sehari. Jika semua yang
difiltrasi keluar sebagai urin, semua plasma akan menjadi urin dalam waktu kurang dari
setengah jam! Namun, hal ini tidak terjadi karena tubulus ginjal dan kapiler peritubulus
berhubungan erat di seluruh panjangnya, sehingga bahan-bahan dapat dipertukarkan antara
cairan di dalam tubulus dan darah di dalam kapiler peritubulus.
Komposisi Filtrat Glomerulus. Filtrat glomerulus mempunyai komposisi yang hampir
tepat sama dengan komposisi cairan yang merembes dari ujung arteri kapiler ke dalam
cairan interstisial. Tidak mengandung eritrosit dan hanya mengandung sekitar 0,03 persen
protein, atau sekitar 1/200 protein di dalam plasma. Elektrolit dan komposisi solut lain dari
filtrat glomelurus juga serupa dengan yang ditemukan di dalam cairan interstisial.
Di dalam glomerulus dihasilkan urine primer melalui filtrasi plasma. Urine primer
merupakan cairan isotonic terhadap plasma. Pori-pori yang dilalui oleh plasma, mempunyai
garis tengah efektif rata-rata sekitar 2,9 nm. Hal ini memungkinkan seluruh komponen
plasma dengan berat molekul hingga kira-kira 5 kDa dapat melalui pori-pori tanpa
hambatan. Dengan bertambahnya berat molekul, molekul akan ditahan, tetapi pertama-tama
molekul dengan suatu M>65 kDa tidak dapat lagi masuk kedalam urine primer. Karena
protein darah secara umum mempunyai suati M>54 kDa, maka protein-protein darah hanya
terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit di dalam urine.
Gambar: bagian-bagian nefron

Gambar Fungsi bagian-bagian nefron


Gambar : Mekanisme pembentukan urine

Gambar : Filtrasi glomerulus

.
B. REABSORPSI TUBULUS
Sewaktu filtrat mengalir melaiui tubulus, bahan-bahan yang bermanfaat bagi tubuh
dikembalikan ke plasma kapiler peritubulus. Perpindahan selektif bahan-bahan dari bagian
dalam tubulus (lumen tubulus) ke dalam darah ini disebut reabsorpsi tubulus. Bahan-bahan
yang direabsorpsi tidak keluar dari tubuh melalui urin tetapi dibawa oleh kapiler
peritubulus ke sistem vena dan kemudian ke jantung untuk diresirkulasi. Dari 180 liter
plasma yang disaring per hari, sekitar 178,5 liter direabsorpsi. Sisa 1,5 iiter di tubulus
mengalir ke dalam pelvis ginjal untuk dikeluarkan sebagai urin. Secara umum, bahan-bahan
yang perlu dihemat oleh tubuh secara selektif direabsorpsi, sementara bahan-bahan yang
tidak dibutuhkan dan harus dikeluarkan tetap berada di urin.
Reabsorbsi memengang peranan yang jauh lebih penting daripada sekresi dalam
pembentukan urina ini. Tetapi sekresi sangat penting dalam menentukan jumlah ion kalium,
ion hydrogen, dan beberapa zat lain didalam urina. Biasanya, lebih dari 99% air di dalam
filtrat glomerulus direabsobsi ketika mengalir melalui tubulus tersebut. Oleh karena itu, jika
suatu unsur terlarut dalam filtrat glomelurus tidak direabsorbsi sama sekali sepanjang
perjalanan tubulus. Rebsorbsi air ini tentu saja memekatkan zat tersebut lebih dari 99 kali.
Sebaliknya, beberapa unsure seperti glukosa dan asam amino, hampir seluruhnya
direabsorbsi sehingga kosentrasi mereka menurun hampir ke nol sebelum cairan tersebut
menjadi urina dengan cara ini tubulus ginjal memisahkan zat-zat yang harus dikeluarkan
didalam urina.
Gambar : Reabsorpsi Tubulus

C. SEKRESI TUBULUS
Proses ginjal ketiga, sekresi tubulus, adalah pemindahan selektif bahan-bahan dari kapilel
peritubulus ke dalam lumen tubulus. Proses ini merupakan rute kedua bagi masuknya bahan
ke dalam tubulus ginjal dari darah, sedangkan yang pertama adalah melalui filtrasi
glomerulus. Hanya sekitar 20% dari plasma yang mengalir melaiui kapiler glomerulus
difiltrasi ke dalam kapsul Bowman; sisa 80% mengalir melalui arteriol eferen ke dalam
kapiler peritubulus. Sekresi tubulus merupakan mekanisme untuk mengeluarkan bahan dari
plasma secara cepat dengan mengekstraksi sejumlah tertentu bahan dari 80% plasma yang
Tidak terfiltrasi di kapiler peritubulus dan memindahkannya ke bahan yang sudah ada di
tubulus sebagai hasil filtrasi.
Gambar : Sekresi Tubulus
D. EKSKRESI URINE
Ekskresi urin adalah pengeluaran bahan-bahan dari tubuh ke dalam urin. Ini bukan
merupakan proses terpisah tetapi merupakan hasil dari tiga proses pertama di atas. Semua
konstituen plasma yang terfiltrasi atau disekresikan tetapi tidak direabsorpsi akan tetap di
tubulus dan mengalir ke pelvis ginjal untuk diekskresikan sebagai urin dan dikeluarkan dari
tubuh. Semua yang difiltrasi dan kemudian direabsorpsi, atau tidak difiltrasi sama sekali,
masuk ke darah vena dari kapiler.4

Tabel komposisi jumlah zat dalam proses filtrasi, reabsorpsi dan ekskresi
Kadar zat yang di rearbsorpsi di tubulus1 :
 Di reabsopsi seluruhnya : Zat nutrisi seperti glukosa dan asam amino
 Di reabsorpsi dalam jumlah besar : Elektrolit seperti ion natrium, klorida, dan
bikarbonat.
 Di reabsorpsi sedikit : Ureum, kreatinin, dan asam urat.

5. Mengapa seseorang dapat menahan berkemih?


karena kita mempunyai vesica urinaria yang memiliki epitel transisional dilapisan
mukosanya, selain itu kita memiliki sfingter uretra interna dimana sfingter ini bersifat
involuntir. pada saat sfingter ini terbuka, terdapat rangsangan inpuls untuk membuka
sfingter uretra externa. Persepsi penuhnya kandung kemih muncul sebelum sfingter
eksternum secara refleks melemas, memberi peringatan bahwa miksi akan segera
terjadi. Akibatnya, kontrol volunter berkemih, yang dipelajari selama toilet training.
Pada masa anak-anak Dini, dapat mengalahkan refleks berkemih sehingga
pengosongan kandung kemih dapat berlangsung sesuai keinginan yang bersangkutan
dan bukan ketika pengisian kandung kemih pertama kali mengaktifkan reseptor regang.
Jika waktu refleks miksi yang dimulai tersebut kurang sesuai untuk berkemih, yang
bersangkutan dapat dengan sengaja mencegah pengosongan kandung kemih dengan
mengencangkan sfingter eksternum dan diafragma pelvis. Impuls eksitatorik volunter
dari korteks serebrum mengalahkan sinyal inhibitorik refleks dari reseptor regang ke
neuron-neuron motorik yang terlibat (keseimbangan relatif [EPSP dan IPSP] ) sehingga
otot-otot ini tetap berkontraksi dan tidak ada urine yang keluar.4
6. Apa akibat dari menahan berkemih?
Beberapa penyakit yang mengancam apabila sering menahan buang air kecil6,7:
 Infeksi Ginjal
Urine yang akan dikeluarkan oleh tubuh harus melewati ginjal terlebih dahulu,
apabila urine sudah penuh tetapi tidak segera dikeluarkan bahkan selama berjam-
jam kerja ginjal daat terganggu, karena urine juga mengandung kuman yang harus
dikelarkan oleh tubuh.
 Infeksi Saluran Kencing (ISK)
Selain bisa berdampak kurang baik dan kurang sehat pada ginjal, kebiasaan
menahan kencing juga bisa mempengaruhi saluran kencing itu sendiri. Saat urin
akan melewati saluran kemih maka saluran yang di laluinya akan berurutan
sebagaimana posisi dari atas ke bawah, ginjal, ureter, vesika urinaria (kantung
kemih) dan uretra. Menahan kencing memicu timbulnya bakteri-bakteri yang
sebenarnya dikeluarkan namun tertahan dan akhirnya dapat menyebar kebagian
organ lain, bahkan jika dibiarkan sampai jangka waktu lama dapat memicu penyakit
sepsis, yaitu timbulnya bakteri yang menyebar melalui peredaran darah sehingga
bisa menyebar ke seluruh bagian tubuh. Tanda-tanda dan gejala apabila terjadi
infeksi saluran kemih memiliki gejala tertentu yaitu terjadinya nyeri di sekitar perut
bagian bawah, serta muncul rasa perih saat buang air kecil, dan frekuensi buang air
kecil juga menjadi lebih sering namun dengan volume urin yang dikeluarkan lebih
sedikit. Nah sebaiknya jika sudah memiliki gejala seperti ini, segera sajalah
periksakan diri anda ke dokter.
 Gagal Ginjal
Dalam jangka panjang kebiasaan menahan buang air kecil dapat mengakibatkan
gagal ginjal karena
 Batu Ginjal
Dalam urine mengandung zat-zat serti yang telah dijelaskan diatas seperti garam,
zat urea dan mineral lain, yang apabila tidak segera dikeluarkan dapat mengendap
dan menggumpal. Hal ini merupakan efek jangka panjang dari kebiasaan menahan
buag air kecil
 Infeksi saluran urinaria
pembengkakan kandung kemuh, batu ginjal, intersstitial cystitis-> infeksi bakteri
shg peradangan kandung kemih, gagal ginjal, kandung kemih jd sensitif dan
menimbulkan kencing trus menerus
7. Apakah factor-faktor penyebab ingin berkemih?
Faktor Yang Mempengaruhi Rasa ingin Berkemih :

1.Faktor internal
a.Hormon Antidiuretik (ADH)
Hormon ADH menjadi faktor internal utama yang berperan dalam menentukan
jumlah pengeluaran urine yang dikeluarkan tubuh. Jika darah yang akan disaring banyak
mengandung air, maka hormon ADH yang disekresekikan ke dalam ginjal semakin
sedikit, penyerapan air akan sedikit pula. Akibatnya produksi urine yang terbentuk
menjadi banyak dan cepat memenuhi kantong kemih.
b.Hormon insulin
Penyakit kencing manis (diabetes) disebabkan oleh kekurangan hormon insulin
dalam darah. Kadar hormon insulin yang rendah menyebabkan produksi urine meningkat
sehingga penderita sering mengeluarkan urine.
c.Kondisi psikologis (gejolak emosi dan stress)
Tekanan darah akan meningkat bila seorang sedang mengalami gejolak emosi yang
tinggi. Hal ini menyebabkan darah lebih banyak untuk segera disaring. Begitu pula
gangguan psikologis stress yang berpengaruh terhadap kontraksi dan tekanan pada katup
kantung kemih. Ini akan mendorong orang untuk buang air kecil lebih sering.
2.Faktor Eksternal
a.Suhu lingkungan
Saat cuaca dingin orang lebih sering untuk ingin mengeluarkan urine.Hal ini
disebabkan oleh air yang terdapat dalam darah lebih banyak menuju ginjal sehingga
produksi urine lebih banyak. Baca: Mengapa Sering Ingin Buang Air kecil?
b.Konsumsi garam
Orang yang banyak mengkonsumsi garam lebih banyak mengeluarkan urine dari
tubuh.Kadar garam yang tinggi dalam darah menyebabkan ginjal memproduksi garam
mineral yang lebih banyak sehingga produksi urine meningkat.
c.Jumlah air yang diminum
Orang yang banyak minum akan menyebabkan urine yang dikeluarkan lebih banyak
dari dalam tubuh. Ini disebabkan oleh sedikitnya air yang meresap ke dalam darah
sehingga lebih banyak diekskresikan melalui kantong kemih.
d.Konsumsi alkohol dan kafein.
Salah satu kebiasaan yang salah dan dapat memperbanyak urine yang dikeluarkan
tubuh adalah mengkonsumsi alkohol dan kafein.Bahan ini dapat menghambat
pembentukan hormone ADH dalam tubuh.

8. Region Suprapubik ialah regio hypogastrik


dimana. organ yang ada disana iyalah vesica
urinaria, colon sigmoid, rectum, ductus
seminalis ureter pars intravesicaliscia.9,10

9. Apa hubungan menahan berkemih dan nyeri


di suprapubik?
Nyeri di suprapubik dikarenakan1
 Ureter banyak dipersarafi oleh serat saraf nyeri. Bila ureter terbendung terjadi
refleks konstriksi kuat yang akan disertai dengan nyeri hebat. (Bagian ureter)
 Vesika urinaria disusun oleh muskulus detrusor yang berperan dalam kontraksi dan
relaksasi pengosongan urin didalam kandung kemih. Otot ini bekerja jika terdapat
impuls saraf parasimpatis yang memberi informasi bahwa kandung kemih sudah
dalam keadaan penuh atau terisi yang selanjutnya menyebabkan otot ini
berkontraksi dalam upaya pengosongan kandung kemih, namun jika seseorang
memutuskan untuk menahan berkemih, maka dalam keadaan kandung kemih penuh
muskulus detrusor akan berkontraksi dengan kuat untuk memaksa pengeluaran urin
sehingga akan dirasakan nyeri akibat kontraksi tersebut.
10. Ada banyak penyebab yang dapat membuat warna urin kita menjadi tidak seperti
biasanya, diantaranya ada penyebab tidak berbahaya dan berlangsung sementara seperti
makan makanan tertentu atau minum beberapa jenis obat. Sedangkan ada penyebab
lainnya mungkin lebih serius, dan warna urine yang tidak seperti biasanya itu dapat
menunjukkan adanya kondisi medis atau penyakit tertentu. Berikut berbagai penyebab
warna urine abnormal11,12 sesuai dengan warnanya.
a. Warna Urine Merah / merah muda.
Urine yang berwarna merah atau pink dapat disebabkan oleh adanya darah. Darah
dalam urin dapat berasal dari infeksi, penyakit ginjal, batu saluran kemih, kanker,
atau pembesaran prostat pada pria. Olah raga berlebih atau setelah seseorang
dipukuli juga dapat membuat urin berubah warna menjadi merah atau dikenal
dengan istilah mioglobinuria. Makanan tertentu seperti blackberry dan bit dapat
mengubah warna urin menjadi merah muda atau merah terang. Antibiotik rifampin
(obat TBC), Pyridium, dan obat pencahar yang mengandung senna bisa mengubah
urine berwarna merah muda sampai merah. Selain itu, keracunan timah atau merkuri
juga dapat membuat urin berwarna merah.
b. Warna Urine Oranye
Paling sering karena kurang minum atau dehidrasi (kurang cairan). Masalah pada
saluran empedu atau hati, juga dapat membuat urine berwarna kuning oranye. Tak
jarang juga Urine berwarna Oranye disebabkan oleh obat-obatan seperti rifampisin,
Pyridium, obat pencahar, sulfasalazine (anti-inflamasi), dan beberapa obat
kemoterapi.
c. Warna Urine Kuning Gelap (pekat)
Jika urine hanya tampak lebih gelap atau pekat dari biasanya, mungkin saja karena
Anda sedang mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan. Hal ini terjadi karena
konsentrasi tinggi yang dihasilkan dari senyawa dalam urine dapat membuat
warnanya menjadi lebih gelap.
d. Warna Urine Coklat Tua
Urine yang berwarna coklat tua dapat disebabkan oleh obat-obatan seperti obat
malaria (primakuin dan klorokuin), nitrofurantoin, metronidazole, methocarbamol
(relaksan otot) dan obat pencahar (cascara atau senna). Beberapa infeksi saluran
kemih, ginjal dan gangguan hati (liver) juga dapat menyebabkan urin berwarna
coklat.
e. Warna Urine Biru / Hijau
Warna urin biru atau hijau bisa disebabkan oleh pewarna makanan, beberapa obat,
seperti indometasin, amitriptyline, dan propofol. Dalam kasus yang jarang, urin
hijau dapat disebabkan oleh infeksi di saluran kemih yang disebabkan oleh bakteri
pseudomonas. Penyakit hiperkalsemia (memiliki terlalu banyak kalsium dalam
darah) menyebabkan urin berwarna biru.
Dalam kasus B kemungkinan warna urinnya dipengaruhi oleh konsumsu vitamin C
yang berlebihan dari es jeruk yang B minum. Pada dasarnya Vitamin C yang diserap tubuh
memiliki takaran sekitar 250-500 miligram (mg). Jika tubuh menerima asupan vitamin C
yang lebih dari takaran normal, maka ia akan membuangnya dari tubuh. Vitamin C juga
dapat terbuang jika penyerapannya tidak maksimal. Pembuangan vitamin C dilakukan
lewat urin karena sifatnya yang larut dalam air. Akibatnya, urin yang mengangkut vitamin
C akan berwarna kuning pekat dan berbau menyengat. Gejala ini merupakan pertanda
konsumsi vitamin C yang mubazir atau lebih banyak yang dibuang.
11. Komposisi normal urin dan konsentrasi urin
a. Komposisi urin
1. Kandungan/Komposisi Urine Primer
Urine primer atau filtrat glomerulus adalah hasil dari proses filtrasi darah yang
terjadi di glomerulus. Urine primer mengandung zat yang hampir sama dengan
cairan yang menembus kapiler menuju ke ruang antar sel. Kandungan elektrolit
dan kristaloid dalam urin primer juga hampir sama dengan cairan jaringan.
Berikut adalah komposisi atau kandungan urine primer dalam keadaan normal:
Air (900 gram) -Bikarbonat
Natrium -Klorida
Protein (kurang dari 0,03%) -Kalium
Glukosa -Garam
Asam amino (0,5 gram) -Ion Cl-
Urea (0,3 gram) - Ion HCO3-
Ion anorganik (7,2 gram)
Glukosa, garam, dan asam amino masih bermanfaat bagi tubuh sehingga akan
diserap kembali pada tahap selanjutnya.
2. Kandungan/Komposisi Urine Sekunder
Urine sekunder adalah hasil dari proses reabsorpsi (penyerapan kembali) yang
terjadi di tubulus kontortus proksimal dengan cara difusi. 60% urine primer
mengalami augmentasi. Zat yang diserap kembali adalah zat yang masih
berguna bagi tubuh seperti glukosa, asam amino, dan berbagai ion. Sebagian air
akan diserap kembali dengan cara osmosis. Berikut adalah komposisi atau
kandungan urine sekunder dalam keadaan normal:
Air
Penisilin (jika sehabis minum obat penisilin)
Garam
Urea
Empedu (memberi warna pada urine)
3. Kandungan/Komposisi Urine Sesungguhnya
Urine sebenarnya, urine sesungguhnya, atau urine tersier adalah hasil dari
proses augmentasi (penambahan zat) yang terjadi di tubulus kontortus distal.
Tujuannya adalah untuk menjaga pH darah dan menjaga konsentrasi cairan dan
elektrolit di dalam tubuh. Urine inilah yang akan keluar dari tubuh. Volume
urine sesungguhnya hanya 1% dari urine primer. Berikut adalah komposisi atau
kandungan urine sesungguhnya dalam keadaan normal:
-Air (95%-96%) -SO24- (0,18%)
-Na+ -NH4+
-Urea -NH3
-H+ -Urea (2%-2,5%)
-Kalsium (0,015%) -Cl- (0,6%)
-Potasium (0,6%) -Kreatin (0,1%)
-Vitamin -Asam urat (0,03%)
-Fospat (0,12%) -Magnesium (0,01%)
-Amonia (memberi aroma khas urine, 0,05%) -k+
-Obat-obatan -Empedu
-Hormon -PO24
b. karakteristik urin
12. Sebutkan organ urinarius secara anatomi dan histology!
Secara anatomi10 dan histologi5 organ reproduksi terdiri dari
1. Ginjal

Anatomi :

1
.

T
-

Terdapat 2 buah ginjal, dextra dan sinistra


-Terletak retroperitoneal.
-Memiliki nephron sebagai unit fungsional terkecil yang terdiri dari badan
malphigi, tubulus kontortus, tubulus kolektivus, dan ansa henle.
-Dilapisi oleh lapisan dari dalam ke luar :
• Kapsula fibrosa
• Perinephric fat
• Fascia renalis
• Paranephric fat
-Terdiri dari cortex renalis dan medulla renalis, dengan column renalis yang
merupakan bagian cortex diantara medulla renalis.
-Bagian medulla yang terbagi oleh column renalis disebut dengan pyramis renalis.
- Ginjal manusia memiliki 8 – 15 medulla renalis.
- Terdapat penampungan urin sementara sebelum ke ureter, yaitu pelvis renalis.
Histologis :
1. Glomerulus
• Badan malphigi tersusun oleh
kapsula bowman dan glomerulus
• Diantara kapsula bowman dengan
glomerulus terdapat ruang bowman
• Glomerulus tersusun oleh arteriole
aferen yang tersusun bergelung
sehingga berwarna lebih gelap
• Permukaan dalamnya dilapisi oleh epitel selapis gepeng
• Dapat ditemukan sel podosit yang menempel pada arteriole arefen yang
menolong dalam proses filtrasi.
• Terdapat sel yuksta glomerular pada arteriole aferen.
• Pada bagian glomerulus yang berhimpitan dengan tubulus kontortus distal
terdapat apparatus yuksta glomerular.
• Apparatus yuksta glomerular ini merupakan bagunan himpitan macula densa
dan sel yuksta glomerular.
2. Tubulus kontortus proksimal
• Dindingya disusun oleh epitel selapis kuboid.
• Terdapat vili pada epitelnya.
• Jarak antar inti sel berjauhan.
• Sitoplasmanya asidofilik (merah).
3. Tubulus kontortus distal
• Dindingnya disusun oleh epitel selapis kuboid
• Tidak ada vili pada epitelnya
• Jarak anta inti sel berdekatan.
• Sitoplasmanya basophil (kebiruan)
4. Medulla ginjal
• Tersusun atas saluran-saluran.
• Daerah korteks yang menjorok ke dalam medulla disebut prosessus
fereini.
• Didalamnya terdapat ansa henle, dan duktus koligen.
2. Ureter

Anatomi :
1. Saluran fibromuskular yang menyalurkan urin dari ginjal ke vesica
urinaria.
2. Tiap salurannya kira-kira 25 cm.
3. Terletak retroperitoneal.
Histologis :
1. Tunika
mukosanya dilapisi oleh
epitel transisional.
2. Lamina
proprianya merupakan
jaringan ikat longgar.
3. Tunika muskularisnya terdiri dari 3 lapis otot, muskularis longitudinal
dalam, muskularis sirkuler, dan muskularis longitudinal luar.
4. Tuniak adventisia merupakan jaringan ikat longgar.
3. Vesica Urinaria
Anatomi :
1. Otot penampung urin
dari ginjal.
2. Terletak di posterior
dari symphysis pubis.
3. Pada laki-laki,
terletak di anterior rectum dan superior
kelenjar prostat.
4. Termasuk retroperitoneal.
5. Ketika kosong, berbentuk pyramid terbalik.
6. Terdapat ligamentum umbilicalis yang menghubungkan umbilicus dengan
bagian anterosuperior.
7. Terdapat trigonum (tom tambahin yo aku lupo namonyo)
8. Ureter masuk dinding posterolateral dari vesica urinaria.
9. Terdapat m. detrusor .
Histologi :

1. Tunika mukosanya dilapisi oleh epitel transisional


2. Tunika muskularisnya terdiri atas berkas-berkas otot polos yang tersususn
tak beraturan, diantara berkas-berkas otot polo itu terdapat jaringan ikat
longgar..
3. Tunika serosanya merupakan jaringan ikat longgar.
4. Urethrae
Anatomi :
1. Perempuan :
• Berfungsi untuk mengeluarkan urin.
• Panjangnya hanya 3-5 cm.
• Sfingter urethra externa nya terdapat perineum
2. Laki-laki :
• Berfungsi untuk saluran
urinary dan reproduksi
• Panjangnya 18 – 20 cm,
dengan 3 segmen yaitu, pars prostatika, pars
membranasea, dan pars spongiosa
• Pars prostatikanya 3 – 4 cm,
inferior vesica urinaria melalui kelenjar prostat.
Merupakan muara beberapa duktus dari kelenjar
porstat.
• Pars membranasea merupakan bangian terpendek, terdapat pada inferior
dan kelenjar porstat sampai ke diaphragm urogenital, dikelilingi oleh
serabut otot membentuk sfingter urethra eksterna.
• Pars spongiosa panjangnya kira-kira 15 cm, diselubungi corpus
spongiosum, terdapat sfingter urethra eksterna.
Histologi :
1. Perempuan :
Lumen dari uretranya dilapisi epitel berlapis gepeng
2. Laki-laki :
• Pars porstatikanya dilapisi epitel transisional dengan banyak pembuluh
darah pada jaringan ikat longgarnya. Terdapat dua lapisan otot pada
mukosanya, longitudinal interna dan circular eksternal.
• Pars membranaseanya dilapisi antara epitel selapis silindris atau silindris
bertingkat
• Pars spongiosa bagian proksimalnya dilapisi epitel silindris bertingkat
sedangkan bagian distalnya dilapisi epitel berlapis gepeng.

13. Hubungan berkeringat dalam fisiologi urinari.


Saat berkeringat sebagian besar cairan tubuh akan hilang lewat keringat, sehingga
intensitas volume cairan tubuh menurun. Dalam mempertahankan kesetimbangan
osmolaritas dan kosentrasi natrium terdapat mekanisme umpan balik oleh hormon
ADH (Antidiuretik) yang akan berpengaruh terhadap permeabilitas tubulus terhadap
air. Dimana bila osmolaritas cairan tubuh meningkat hingga diatas normal (Yang
artinya air kurang) maka kelenjar hipofisis posterior akan mengsekresikan hormon
ADH dalam jumlah banyak yang berefek meningkatnya permeabilitas dinding tubulus
terhadap air, sehingga terjadinya reabsorpsi air secara besar-besaran. Selanjutnya efek
pada urin adalah konsistensinya menjadi pekat.1
14. Apa hubungan olahraga dan fisiologi urinary?
Istilah pseudonefritis atletik (pseudo berarti palsu) digunakan untuk
menggambarkan proteinuria (protein dalam urine pascaolahraga). Penelitian
menunjukkan bahwa 70% hingga 80% atket mengalami proteinuriasetelah olahraga
sangat berat. Penelitian menunjukkan bahwa proteinuria yang terjadi selama olahraga
ringan hingga sedang disebabkan oleh perubahan pada permeabelitas glomerulus ,
sementara proteinuria yang terjadi selama olahraga berat jangka pendek tampaknya
disebabkan oleh peningkatan permeabelitas kapiler glomerulus dan disfungsi tubulus.
Aliran darah berkurang selama berolahraga karena pembuluh ginjal berkonstriksi
dan darah dialihkan ke otot yang berolahraga. Akibatnya aliran darah ke gromelurus
juga berkurang ,tetapi tidak dengan derajat yang sama seperti aliran darah ke ginjal
karena adanya peran dari auroregulasi.
Beberapa peneliti berpendapat bahwa penurunan aliran darah glomerulus
meningkatkan difusi protein ke dalam lumen tubulus, karena semakin lambat aliran
darah yang menghabiskan waktu yang lebih banyak di glomerulus , semakin banyak
proporsi protein plasma yang memiliki waktu untuk keluar dari membran glomerulus4.

15. Apa yang menyebabkan rasa ingin berkemih hilang dan timbul lagi?
Karena pada saraf involenter sedang bekerja,terutama bekerja pada sistem saraf
parasimpatis kita di Nervus Splanchinus pelvis yang berasal dari S2-S4,Nervus ini
berfungsi untuk merangsang keinginan berkemih atau pengosongan vesica urinaria
Saat Stimulasi dari M.detrusor berkontraksi memunculkan sensasi ingin berkemih
berkemih kembali setelah bebrapa saat hilang hendak berkemihnya.
DAFTAR PUSTAKA

1. Guyton dan Hall, E. Hall, Ph.D., John. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta
: EGC
2. Virgiawan. 2008.
http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jpsriwijaya/article/download/1548/609
3. Koplewich .S, Harold., 2005. Penyakit Anak Diagnosa dan
Penanganannya.Jakarta : Prestasi Pustaka Publisher.
4. Sherwood, Lauralee. 2014. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem. Jakarta:EGC
5. mescher, anthony L. 2011. histologi dasar junqueira jilid 12. Jakarta:EGC
6. Suswadi. Dampak buruk terlalu lama menahan buang air kecil. Diperoleh 07
Maret 2017, dari http://www.cdbethesda.org/read/48/dampak-buruk-terlalu-
lama-menahan-bak-buang-air-kecil.html
7. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30750/4/Chapter%20II.pdf
8. faal_ginjal/ikun/2006
9. J. wachke and F. paulsen. 2006.sobotta jilid 1. PENERBIT BUKU
KEDOKTERAN EGC
10. J. wachke and F. paulsen. 2006. Sobotta jilid 2. Jakarta:EGC
11. http://holisticare.co.id/mengapa-air-seni-berwarna-kuning-pekat-setelah-minum-
vitamin-c/
12. http://mediskus.com/penyakit/macam-macam-warna-urine-dan-maknanya

Anda mungkin juga menyukai