DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 7
ANISA (P07120217007)
2018/2019
LEMBAR PENGESAHAN
Kami yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa makalah yang telah
kami buat adalah sah dan hasil diskusi yang kami kerjakan dengan sebaik-baiknya.
Dengan ini kami kelompok I dari kelas DIV Keperawatan semester IV menyerahkan
makalah ini pada :
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat, rahmat, dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini penulis susun untuk memenuhi tugas dari Bapak Maryana, S.Psi.,
S.Kep., Ns., M.Kep selaku Dosen Koordinator dari Mata Kuliah Manajemen Bencana.
Dalam penyusunan makalah ini penulis mendapatkan banyak bantuan, bimbingan,
dan saran serta dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan kali ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Direktur Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Yogyakarta, Bapak Joko
Susilo, SKM., M.Kes.
2. Ketua Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan
Yogyakarta, Bapak Bondan Palestin, SKM., M.Kep., Sp.Kom.
3. Ketua Program Studi DIV Keperawatan Politeknik Kementerian Kesehatan
Yogyakarta, Bapak Maryana, S.Psi., S.Kep., Ns., M.Kep.
4. Dosen Koordinator Mata Kuliah Manajemen Bencana, Bapak Maryana, S.Psi.,
S.Kep., Ns., M.Kep.
5. Dosen Mata Kuliah Manajemen Bencana, Bapak Rokhib
6. Teman-teman Kelas DIV Keperawatan.
Harapan penulis semoga makalah dengan judul “Trauma Healing” ini dapat
memberikan informasi dan menjadi acuan, petunjuk, dan pedoman kepada para
pembaca.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini, sehingga ke depannya menjadi lebih
baik.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR.................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………………………………………….................. 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan Makalah ……………………………………….................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. TINJUAN PUSTAKA
1. Definisi Trauma Healing ……….............................................................. 7
2. Penggolongan Trauma Healing……………............................................. 10
3. Manfaat Trauma Heealing ………………................................................ 12
4. Penatalaksanaan Trauma Heealing……………….................................... 13
5. Teknik Trauma Heealing ………………...................................................15
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ……………………………………………………..................... 19
B. Saran ……………………………………………………………................... 19
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….. 20
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Negara Indonesia berada di garis khatulistiwa pada posisi silang antara
dua benua dan dua samudera, berada dalam wilayah yang memiliki kondisi
geografis, geologis, hidrologis, dan demografis yang rawan terhadap terjadinya
bencana dengan frekuensi yang cukup tinggi. Indonesia terletak di atas lempeng
benua yang di jejeri deretan gunung api yang sangat aktif yang di sebut dengan
ring of fire (lingkaran api). Kondisi alam yang rentan terhadap berbagai bencana
ini tidak dapat di hindari, namun dapat di minimalisir dari dampak buruk yang
akan di timbulkannya. Kejadian Tsunami di Aceh pada tanggal 26 Desember
2004 yang memakan banyak korban yaitu lebih dari 200.000 orang dan bencana
gempa tektonik yang terjadi di Yogyakarta pada tahun 2006 yang menimbulkan
korban 6.234, cukup menjadi bahan introspeksi diri dalam penataan manajemen
bencana. Idham dalam Lesson from Aceh an Jogya : Towards Better Disaster
Management, Partnership for Goverment Reform mengatakan "Aceh and Yogya
cases make us aware that in disaster it is needed to make every effort to put
first, to assist, and protect the weak"
Bencana alam yang terjadi cukup besar biasanya akan menghilangkan
banyak harta benda, nyawa serta korban luka fisik maupun psikologis. Korban
bencana tersebut perlu mendapatkan perlakuan yang cepat untuk keamanan
mereka. Pada Undang-undang RI No. 24 Tahun 2007 Pasal 26 menjelaskan
bahwa setiap orang berhak mendapatkan perlindungan sosial dan rasa aman,
khususnya bagi kelompok masyarakat rentan bencana. Korban bencana bisa
berasal dari kalangan anak-anak, remaja, orang dewasa, atau lanjut usia.
Seperti yang telah disebutkan dalam Pasal 26 bahwa prioritas dalam
penyelamatan korban bencana adalah kelompok yang di kategorikan rentan,
misalnya anak-anak, orang tua, cacat, pasien, rumah sakit, dan kaum lemah
lainnya. Terutama anak-anak sebagai penerus bangsa harus lebih di dahulukan
karena lebih mudah mengalami gangguan psikologis. Sifat kepolosan dan reaksi
kaget yang secara spontan cenderung mengakibatkan trauma setelah mereka
terkena bencana.
Anak yang mengalami gangguan mental emosional dan kecemasan yang
berat pelu penanganan secara khusus oleh tenaga yang memiliki keahlian
khusus misalnya psikolog pekerja sosial. Oleh karena itu, apabila anak
mendapatkan penanganan yang salah dapat menyebabkan trauma semakin
dalam dan sulit untuk disembuhkan. Hal ini sangan memprihatinkan dan dapat
di mengganggu keberlangsungan hidup mereka selanjutnya. Seperti halnya
anak-anak korban gempa di Aceh pada tahun 2004, mereka mengalami
traumatik ekstrem. Anak-anak umumnya belum memiliki kemampuan
memadai untuk mengatasi penderaan fisikal dan emosional menerpa mereka
Salah satu penanganan bencana yaitu menggunakan metode trauma
healing Biasanya metode ini di lakukan dengan pendekatan psikologis yang
akan mendukung peningkatan kesejahteraan dan kemandirian. Di dunia ini ada
banyak alat yang dapat mendeteksi akan tanda-tanda datangnya suatu bencana
alam. Begitupun setelah bencana selesai, ada banyak mesin dan bahan-bahan
yang dapat membangun kembali gedung serta rumah-rumah yang rusak, akan
tetapi di dunia ini tidak ada alat atau pun mesin yang dapat menyembuhkan
trauma di hati, karena hati akan sembuh apabila di dekati lagi oleh hati, yaitu
manusia sebagai makhluk yang memiliki hati.
B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksut trauma healing?
b. Apa saja penggolongan dari trauma healing?
c. Apa saja manfaat trauma healing?
d. Bagaimana pelaksanaan trauma healing?
e. Apa saja teknik-teknik trauma healing?
f. Bagaimana proses penyembuhan trauma healing?
C. Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian dari trauma healing
b. Untuk mengetahui penggolongan dari trauma healing
c. Untuk mengetahui manfaat dari trauma healing
d. Untuk mengetahui pelaksanaan dari trauma healing
e. Untuk mengetahui teknik-teknik dari trauma healing
f. Untuk mengetahui proses-proses dari penyembuhan trauma healing
BAB II
PEMBAHASAN
1. Trauma
Pada Kamus Psikologi dijelaskan bahwa trauma merupakan setiap luka,
sakit atau shock yang sering kali berupa fisik atau struktural maupun juga
mental dala bentuk shock emosi yang menghasilkan gangguan lebih kurang
tentang ketahanan fungsi-fungsi mental. Trauma terjadai karena tidak adanya
kesiapan dalam menghadapi suatu peristiwa. Oleh karena itu, anak-anak yang
mengalami trauma perlu mendapatkan pertolongan yang segera.
Ciri-ciri kejadian traumatis:
1. Terjadi secara tiba-tiba
2. Mengerikan, menimbulkan perasaan takut yang sangat
3. Mengancam keutuhan fisik maupun mental
4. Dapat menimbulkan dampak fisik, pikiran, perasaan dan perilaku yang
membekas bagi merka yang mengalami atau hanya sekedar menyaksikan
Tabel
1. Trauma ringan
Trauma ringan adalah trauma akibat suatu kejadian yang menggangu
kejiwaan seseorang yang mudah disembuhkan. Trauma ini biasanya akibat
beberapa kejadian :
a. Kecelakaan kendaraan bermotor yang menyebabkan luka ringan
b. akibat ucapan atau perbuatan seseorang berupa penghinaan
2. Trauma Sedang
Trauma sedang adalah trauma akibat suatu kejadian yang mengganggu
kejiwaan seseorang yang dapat mengubah perilaku seseorang dalam jangka
waktu tertentu. Penyebab Trauma ini antara lain :
a. Musibah atau kecelakaan yang merenggut nyawa orang-orang terdekat
korban
b. Perbuatan seeseorang yang menghilangkan nyawa anggota keluarga.
3. Trauma Berat
Trauma Berat adalah Trauma akibat suatu kejadian yang menggangu
kejiwaan seseorang yang terjadi berkepanjangan. Biasanya trauma ini sulit
disembuhkan dan memakan waktu yang cukup panjang untuk
penyembuhannya. Penyebab Trauma ini antara lain :
a. Musibah atau kecelakaan yang merenggut nyawa orang yang sangat di cintai.
b. Intimidasi yang terstruktur dan -berkepanjangan
c. Merasa bersalah yang berlebihan
- Menghirup bunga
- Mengeluarkan racun
- Menyanyikan lagu
- Membentuk Bentuk
- Tempat rahasia
- Gua bertingkat
- Menyimpan emosi
- Mengatasi flashback
- Menyampaikan, membanca,
mendengarkan, dan menuliskan cerita
- Olahraga
-Menggambar
Proses penyembuhan trauma pasca bencana didasarkan pada dua kondisi yaitu:
a. Korban trauma memiliki teman dekat untuk dapat saling berbagi dan saling
memeberiakan semangat. Melalui kondisi ini korban truma dengan sendirinya
akan menciptakan kondisi yang aman dan nyaman dengan lingkungan sekitar.
Berbeda apabila memilih sikap untuk diam dan menarik diri.
Anak yang mengalami trauma yang kemudian diberikan trauma healing akan
melewati beberapa tahapan, diantaranya:
1) Terguncang
Pada tahapan terguncang ini, anak mengalami rasa kaget yang luar biasa.
Dimana anak harus mendengar bahkan melihat kejadian bencana tanpa
adanya pemberitahuan dan persiapan, sehingga hati dan pikiran akan akan
terguncang.
2) Menyangkal
Menyangkal adalah peristiwa tidak menerima kenyataan yang
menghampirinya. Pada tahap meyangkal biasanya akan mulai muncul
gejala-gejala trauma.
3) Marah
Setelah menyangkal, maka anak akan marah atau lebih ekstremnya lagi
anak memberontak. Anak belum bisa menerima keadaan yang terjadi.
4) Tidak berdaya
Pada tahap tidak berdaya ini anak mulai luluh dan mengerti hikmah dari
kejadian yang menimpanya. Adanya proses pengakuan dalam diri dan
kekuatan untuk dapat menerima situasi yang terjadi. Seperti kehilangan
orang tua, teman, dan saudara.
5) Penerimaan
Tahap terakhir yaitu penerimaan adalah tahapan dimana anak benar-benar
dengan lapang dada menerima, dan dapat melihat peristiwa yang
menimpanya dengan positif. Pada tahap ini gejala-gejala trauma mulai
hilang.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Trauma merupakan setiap luka, sakit atau shock yang sering kali
berupa fisik atau struktural maupun juga mental dala bentuk shock
emosi yang menghasilkan gangguan lebih kurang tentang
ketahanan fungsi-fungsi mental.
https://puskris.psikologi.ui.ac.id/wp-content/uploads/sites/89/2017/08/Bukan-
Trauma-Healing.pdf diakses pada 3 Maret 2019
http://digilib.uin-suka.ac.id/24627/1/12250071_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-
PUSTAKA.pdf/traumahealing diakses pada 4 Maret 2019
http://staffnew.uny.ac.id/upload/131411084/pengabdian/Bimbingan+bagi+Anak+yan
g+mengalami+trauma+hailing.pdf diakses pada 5 Maret 2019