Anda di halaman 1dari 25

A.

HATI
1. PENGERTIAN DAN STRUKTUR HATI

Hepar (hati) adalah kelenjar terbesar dalam tubuh dengan berat sekitar 1300-1550
gram dan berwarna merah cokelat, mempunyai banyak pembuluh darah serta lunak.
Hepar berbentuk baji dengan permukaan dasarnya pada sisi kanan dan puncaknya
pada sisi kiri tubuh, terletak di kuadran kanan atas abdomen (hipokondria kanan).
Permukaan atasnya berbatasan dengan diafragma dan batas bawahnya mengikuti
pinggiran kosta kanan.

2. Lokasi Hati
Hati terletak di bawah diafragma (membran otot yang memisahkan dada dari perut),
terutama di bagian kanan atas perut, terutama di bawah tulang rusuk. Namun, juga meluas
di tengah perut bagian atas dan bagian jalan ke perut bagian atas kiri. Sebuah struktur
berbentuk tidak teratur, yang solid seperti kubah, hati terdiri dari dua bagian utama (lobus
kanan lebih besar dan lobus kiri lebih kecil) dan dua lobus kecil. Batas atas lobus kanan
adalah pada tingkat atas kosta ke-5 (sedikit kurang dari 1/2 inci di bawah puting), dan batas
atas dari lobus kiri adalah tepat di bawah tulang rusuk ke-5 (sekitar 3/4 inci di bawah
puting). Selama inspirasi (menghirup), hati didorong turun oleh diafragma dan tepi bawah
hati turun di bawah margin tulang rusuk terendah (batas kosta).

3. Fungsi Hati
 Menawarkan racun
Fungsi utama dari hati adalah menawarkan racun yang masuk ke dalam
tubuh. Racun tersebut bisa berasal dari makanan, minuman, atau pun obat-
obatan. Proses metabolisme di dalam tubuh akan menghasilkan asam laktat
yang dapat merugikan, namun hati akan mengubahnya menjadi glikogen yaitu
sejenis karbohidrat yang dapat digunakan sebagai sumber energi yang disimpan
di dalam otot.
Metabolisme protein juga akan menghasilkan zat sisa berupa amonia yang
berbahaya bagi tubuh, namun hati akan mengubahnya menjadi urea dan
dikeluarkan bersama urine.
 Metabolisme karbohidrat

Glukosa dan monosakarida lain seperti fruktosa dan galaktosa akan diubah menjadi
glikogen. Glikogen adalah karbohidrat yang terbentuk dari ratusan unit glukosa yang
terikat bersama.
 Penyimpanan karbohidrat dalam bentuk glikogen mempunyai keuntungan:
 Cepat dipecah untuk menghasilkan energy
 Produksi energinya tinggi
Tidak bocor ke dalam sel dan tidak mengganggu kandungan cairan intrasel
Pengubahan bentuk karbohidrat ini memerlukan bantuan dua hormon yaitu insulin
dan glukagon yang dihasilkan oleh pankreas. Saat kadar glukosa dalam darah naik
maka insulin akan dilepaskan untuk mengubah glukosa menjadi glikogen dan
disimpan di hati dan jaringan otot. Saat kadar glukosa di dalam darah turun, maka
glukagon akan dilepaskan untuk memecah glikogen yang disimpan menjadi glukosa
dan kemudian akan dimetabolisme untuk menghasilkan energi.

 Metabolisme protein

Beberapa asam amino diubah menjadi glukosa melalui proses glukoneogenesis. Asam
amino yang tidak dibutuhkan oleh tubuh kemudian diubah menjadi urea dan asam urat
yang dikeluarkan dari sel hati ke dalam darah untuk diekskresi oleh ginjal dan dibuang
melalui urine.
 Metabolisme lemak
Ketika lemak dibutuhkan oleh tubuh, lemak akan diambil keluar dari tempat
penyimpanannya di dalam tubuh, lalu diangkut melalui darah menuju ke hati dan
dipecah menjadi asam lemak dan gliserol.
 Sintesis kolesterol dan protein plasma
Hati dapat mensintesis kolesterol dan steroid serta produk protein plasma seperti
fibrinogen, protrombin, dan sebagian besar globulin.
 Penyimpanan berbagai zat
Hati adalah tempat penyimpanan glikogen, lemak, vitamin A, B12, D, dan K, serta zat
besi.
 Tempat pembentukan dan pembongkaran sel darah merah
Dalam 6 bulan kehidupan janin, hati menghasilkan sel darah merah, baru kemudian
produksi sel darah merah ini secara berangsur-angsur diambil alih oleh sumsum tulang.
Pada saat darah melewati hati, sekitar 3 juta sel darah merah dihancurkan setiap detik,
dan hasil penghancurannya masih ada zat yang akan digunakan untuk membentuk sel
darah merah yang baru.
 Menghasilkan zat yang melarutkan lemak
Hati menghasilkan sekitar 0.5 – 1 liter cairan empedu setiap hari. Cairan empedu inilah
yang akan melarutkan lemak yang terdapat di dalam usus.
4. Bagian Bagian Hepar
 Lobus kiri dan Lobus kanan
 Vena hepatica yaitu pembuluh darah yang berfungsi untuk mengangkut darah
terdeoksigenasi dan darah yang sudah disaring leh hati yaitu darah dari lambung, usus
kecil, usus besar, pankreas kemudian menuju ke vena kava inferior.
 Lakuna yaitu ruangan yang memisahkan antara satu lobulus dengan lobulus yang
lainnya.
 Arteri hepatica yaitu arteri dimana berfungsi untuk mendistribusikan darah ke hati,
lalu pankreas dari empedu dan lambung bagian duodenum dari usus halus.
 Vena sentralis yaitu berada pada bagian tengah tiap lobulus.
 Kantung empedu yaitu bagian dari sistem empedu yang berfungsi untuk reservoir
penyimpanan untuk empedu.
 Diafragma yaitu membrane otot yang memisahkan dada dari perut.
5. Macam-macam Gangguan Penyakit Hati
Penyakit hati dibedakan menjadi beberapa jenis berikut beberapa macam penyakit hati
yang sering ditemukan, yaitu:
A. Hepatitis

Istilah "hepatitis" dipakai untuk semua jenis peradangan pada hati. Penyebabnya
dapat berbagai macam, mulai dari virus sampai dengan obat-obatan, termasuk
obat tradisional. Virus hepatitis terdiri dari beberapa jenis : hepatitis A, B, C, D,
E, F dan G. Hepatitis A, B dan C adalah yang paling banyak ditemukan.
Manifestasi penyakit hepatitis akibat virus bisa akut (hepatitis A), kronik
(hepatitis B dan C) ataupun kemud
Tabel dibawah memperlihatkan perbandingan virus hepatitis A, B, C, D, dan E.
Tabel: Perbandingan Virus Hepatitis
 Hepatitis A

Termasuk klasifikasi virus dengan transmisi secara enterik. Tidak memiliki


selubung dan tahan terhadap cairan empedu. Virus ini ditemukan didalam tinja.
Berbentuk Kubus simetrik dengan diameter 27-28 nm, untai tunggal (single
stranded), molekuk RNA linier: 7,5 kb; termasuk picomavirus, subklasifikasi
hepatovirus. Menginfeksi dan berreplikasi pada primata non-manusia dan galur
sel manusia.
Seringkali infeksi hepatitis A pada anak-anak tidak menimbulkan gejala,
sedangkan pada orang dewasa menyebabkan gejala mirip flu, rasa lelah, demam,
diare, mual, nyeri perut, mata kuning dan hilangnya nafsu makan. Gejala hilang
sama sekali setelah 6-12 minggu. Penderita hepatitis A akan menjadi kebal
terhadap penyakit tersebut. Berbeda dengan hepatitis B dan C, infeksi hepatitis A
tidak akan berlanjut menjadi kronik.

Masa inkubasi 15-50 hari, (rata-rata 30 hari). Tersebar di seluruh dunia dengan
endemisitas yang tinggi terdapat di negara=negara berkembang. Penularan
terjadi melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi tinja penderita
hepatitis A, misalnya makan buah-buahan atau sayuran yang tidak dikelola atau
dimasak sempurna, makan kerang setengah matang, minum es batu yang
prosesnya terkontaminasi.
Gambar: Penderita Hepatits A

Faktor risiko lain, meliputi tempat-tempat penitipan atau perawatan bayi atau
balita, institusi untuk developmentally disadvantage, bepergian ke negara
berkembang, periaku seks oral-anal, pemakaian jarum bersama pada IFU
(injecting drug user).

Saat ini sudah ada vaksin hepatitis A yang memberikan kekebalan selama 4
minggu setelah suntikan pertama. Untuk kekebalan yang lebih panjang
diperlukan suntikan vaksin beberapa kali.

 Hepatitis B

manifestasi infeksi Hepatitis B adalah peradangan kronik pada hati. Virus hepatitis
B termasuk yang paling sering ditemui.

Distribusinya tersebar di seluruh dunia, dengan prevelensi sering di USA <1%,


sedangkan di Asia 5-15%. Maka inkubasi berkisar 15-180 hari, (rata-rata 60-90
hari). Viremia berlangsung selama beberapa minggu sampai bulan serelah infeksi
akut.

Sebagai penderita hepatitis B akan sembuh sempurna dan mempunyai kekebalan


seumur hidup, tapi sebagian lagi gagal memperoleh kekebalan. Sebanyak 1-15%
penderita dewasa, 90% neonatus dan 50% bayi akan berkembang menjadi hepatitis
kronik dan viremia yang persisten.
Orang tersebut akan terus-menerus membawa virus hepatitis B dan bisa menjadi
sumber penularan. Penularannya melalui darah atau transmisi seksual.

Dapat terjadi lewat jarum suntuk, oisau, tato, tindik, akupuntur atau penggunaan
sikat gigi bersama yang terkontaminasi, transfusi darah, penderita hemodialisis dan
gigitan manusia. Hepatitis B sangat berisiko bagi pecandu narkotika dan orang
yang mempunyai banyak pasangan seksual.

Gejala hepatitis B adalah lemah, lesu, sakit otot, mual dan muntah, kadang-kadang
timbul gejala flu, faringitis, batuk, fotobia, kurang nafsu makan, mata dan kulit
kuning yang didahului dengan urin berwarna gelap. Gatal-gatal di kulit, biasanya
ringan dan semenara. Jarang ditemukan demam.

Untuk mencegah penularan hepatitis B adalah dengan menghindari hubungan


badan dengan orang yang terinfeksi, hindari penyalahgunaan obat dan pemakaian
bersama jarum suntuk. Menghindari pemakaian bersama sikat gigi atau alat cukur,
dan memastikan alat suci hama bila ingin bertato melubangi telinga atau tusuk
jarum.

 Hepatitis C

Hepatitis C adalah penyakit infeksi yang bisa tak terdeteksi pada seorang selama
puluhan tahun dan perlahan-lahan tapi pasti merusak organ hati. Penyakit ini
sekarang muncul sebagai salah satu masalah pemeliharaan kesehatan utama di
Amerika Serikat, baik dalam segi mortalitas, maupun segi finansial.
Biasanya orang-orang yang menderita penyakit hepatitis C tidak menyadari
bahwa dirinya mengidap penyakit ini, karena memang tidak ada gejala-gejala
khusus. Beberapa orang berfikir bahwa mereka hanya terserang flu. Gejala yang
biasa dirasakan antara lain demam, rasa lelah, muntah, sakit kepala, sakit perut
atau hilangnya selera makan.
 Hepatitis D

Virus Hepatitis D (HDV ) atau virus delta adalah virus yang unik, yakni virus
RNA yang tidak lengkap, memerlukan keberadaan virus hepatitis B untuk
ekspresi dan patogenisitasnya, tetapi tidak untuk replikasinya. Penularan melalui
hubungan seksual, jarum suntik dan transfusi darah. Gejala penyakit hepatitis D
bervariasi, dapat muncul sebagai gejala yang ringan (ko-infeksi) atau sangat
progresif.

 Hepatitis E

Gejala mirip hepatitis A, demam, pegal linu, lelah, hilang nafsu makan dan sakit
perut. Penyakit ini akan sembuh sendiri (self-limited), kecuali bila terjadi pada
kehamilan, khususnya trimester ketiga, dapat mematikan. Penularan hepatitis E
melalui air yang terkontaminasi feces.
 Hepatitis F

Baru ada sekit kasus yang dilaporkan. Saat ini para pakar belum sepakat hepatitis
F merupakan penyakti hepatitis yang terpisah.
 Hepatitis G

Gejala seluruh hepatitis C, seringkali ingeksi bersamaan dengan hepatitis B dan


atau C. Tidak menyebabkan hepatitis fulminan atau hepatitis kronik. Penularan
melalui transfusi darah dan jarum suntik.

B. Sirosis Hati

Setelah terjadi peradangan dan bengkak, hati mencoba memperbaiki dengan


membentuk bekas luka atau perut kecil. Parut ini disebut “fibrosis” yang membuat hati
lebih sulit melakukan fungsinya. Sewaktu kerusakan berjalan, semakin banyak parut
terbentuk dan mulai menyatu, dalam tahap selanjutnya disebut “sirosis”.
Pada sirosis, area hati yang rusak dapat menjadi permanen dan menjadi skatriks. Darah
tidak daoat mengalir dengan baik pada jaringan hati rusak dan hati mulai menciut, serta
menjadikeras.
Sirosis hati dapat terjadi karena virus Hepatitis B dan C yang berkelanjutan, alkohol,
perlemakan hati atau penyakit lain yang menyebabkan sumbatan saluran empedu.

Sirosis tidak dapat disembuhkan, pengobatan dilakukan untuk mengobati komplikasi


yang terjadi seperti muntah dan keluar darah pada feses, mata kuning serta koma
hepatikum.

Pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi adanya sirosis hati adalah pemeriksaan
enzim SGOT-SGPT, waktu protrombin dan protein (Albumin-Globulin) Elektroforesis
(rasio Albumin-Globulin terbaik).
C. Kanker Hati

Kanker hari yang banyak terjadi adalah Hepatocellular carcinoma (HCC). HCC
merupakan komplikasi akhir yang serius dari hepatitis kronis, terutama sirosis yang
terjadi karena virus hepatitis B, C dan hemochromatosis. Pemeriksaan yang dilakukan
D. Perlemakan Hati
Perlemakan hati terjadi bila penumbunan lemak melebihi 5% dari berat hati atau
mengenai lebih dari separuh jaringan sel hati. Perlemakan hati ini dapat timbul
karena mengkonsumsi alkohol berlebihan, disebut ASH (Alcoholic Steatohepatitis),
maupun bukan karena alkohol, disebut NASH (Non Alcoholic Steatohepatitis).
Pemeriksaan yang dilakukan pada kasus perlemakan hati adalah terhadap enzim
SGOT, SGPT dan Alkali Fosfatase.
E. . Kolestasis dan Jaundice.
Kolestasis merupakan keadaan akibat kegagaln produksi dan atau pengeluaran
empedu. Lamanya menderita kolestasis dapat menyebabkan gagalnya penyerapan
lemak dan vitamin A, D, E, K oleh usus, juga menyebabkan penumpukan asam
empedu, bilirubin dan kolestrol di hati.

Adanya kelebihan bilirubin dalam sirkulasi darah dan penumpukan pigmen empedu
pada kulit, membran mukrosa dan bola mata (pada lapisan sklera) disebut jaundice.
Pada keadaan ini kulit penderita terlihat kuning, warna urin menjadi lebih gelap,
sedangkan feses lebih terang.
Biasanya gejala tersebut timbul bila kadar bilirubin total dalam darah melebihi 3
mg/dl. Pemeriksaan yang dilakukan untuk kolestais dan jaundice yaitu terhadap
Alkali Fosfatase, Gamma GT, Bilirubin Total dan Bilirubin Birek.
F. Hemochromatosis

Hemochromatosis merupakan kelainan metabolisme besi yang ditandai dengan


adanya pengendapan besi secara berlebihan di dalam jaringa. Penyakit ini bersifat
genetik atau keturunan. Pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi terjadinya
hemochromatosis adalah pemeriksaan terhadap Transferin dan Ferritin.
G. Abses Hati
Abses Hati dapat disebabkan oleh infeksi bakteri atau amuba. Kondisi ini
disebabkan karena bakteri berkembang biak dengan cepat, menimbulkan gejala
demam dan mengigil. Abses yang diakibatkan karena amubiasi prosesnya
berkembang lebih lambat. Abses hati, khususnya yang disebabkan karena bakteri,
sering kali berakibat fatal.

B. PANKREAS

Pankreas merupakan kelenjar dengan warna abu-abu merah muda dan memiliki panjang 12 sampai
15 cm. Pankreas terletak di perut bagian atas memanjang ke sebelah kiri dan bagian kepalanya
menempel pada usus dua belas jari (duodenum). Pankreas memiliki 4 bagian utama, yakni bagian
kepala, leher, tubuh, dan ekor. Sebagai tambahan, pankreas juga memiliki uncinate yang berbeda
bila dibandingkan dengan anatomi yang lain.
a. Bagian Kepala

 Bagian kepala terletak di perut sebelah kanan. Bagian ini nampak dekat dengan usus dua
belas jari. (baca : fungsi usus 12 jari)
 Bagian kepala merupakan bagian terluas yang terselip pada lengkung usus dua belas jari
yang berbentuk C.

b. Bagian Leher

 Bagian leher merupakan bagian yang relatif pendek dengan ukuran panjang sekitar 2,5 cm.
Bagian ini menghubungkan kepala dan tubuh pankreas dengan bentuk memanjang dari
kanan atas ke kiri.
 Letak leher pankreas adalah sepanjang posterior sampai dengan bagian pilorus lambung.
c. Bagian Tubuh

 Bagian tubuh merupakan bagian utama pankreas yang memiliki bentuk seperti prisma.
 Perut kita terletak tepat di atas tubuh pankreas dengan dipisahkan omentum (sebuah kantong
yang terletak antara kedua organ tersebut).

d. Bagian Ekor

 Bagian ekor merupakan bagian paling sempit dan terletak berdekatan dengan limpa.
 Bagian ini penting bagi proses sekresi sistem ekskresi pada manusia karena menghasilkan
polipeptida pankreas atau asam amino.

e. Bagian Uncinate

 Bagian uncinate merupakan salah satu bagian pada kepala yang diperpanjang.
 Bagian uncinate berbentuk membengkok dan membentuk sudut pada bagian badan pakreas.

Selain bagian utama tersebut, ada lagi bagian permukaan dan sisi pankreas.

 Bagian permukaan pankreas terdiri dari tiga bagian, yakni bagian inferior, posterior, dan
anterior.
 Bagian sisi pankreas merupakan bagian tepi batas pankreas.
 Bagian sisi dibatasi oleh marginsuperior, inferior, dan anterior.
 Selain bagian permukaan dan sisi, masih ada kelenjar pankreas atau saluran pankreas.
Saluran ini berasal dari pankreas dan terhubung dengan usus dua belas jari.
 Saluran pankreas mengeluarkan berbagai enzim pencernaan yang berperan dalam sistem
pencernaan kita.
C. Fungsi Pankreas

Pankreas memiliki fungsi utama sebagai organ eksokrin dan organ endokrin. Berikut
penjelasan mengenai fungsi pankreas :

1. Sebagai Organ Eksokrin

 Saat makanan telah berhasil dicerna di lambung dan secara bertahap menuju duodenum,
duodenum akan menghasilkan sebuah hormon yang disebut hormon kolesistokinin. Hormon
tersebut berfungsi untuk memberikan rangsangan pada pankreas untuk menghasilkan
berbagai enzim dan cairan yang terkandung dalam bentuk getah pankreas yang membantu
proses pencernaan.
 Berbagai jenis jenis enzim dan cairan yang dihasilkan tersebut meliputi enzim lipase, enzim
tripsinogen, enzim amilase, enzim karbohidrase pankreas, dan cairan NaCHO3.
 Fungsi enzim lipase memiliki peranan untuk memecah lemak menjadi asam lemak dan
gliserol. Lipase juga akan menyimpan lemak jika lemak yang masuk ke tubuh melebihi batas.
 Enzim trisinogen berperan memecah komponen protein, sifatnya belum aktif. Ketika sudah
aktif, enzim ini berubah menjadi enzim tripsin yang berfungsi memecah pepton menjadi
asam amino.
 Enzim amilase memiliki peran mengubah amilum (berupa polisakarida) menjadi berbentuk
monosakarida. Polisakarida tidak dapat diserap oleh tubuh. Tubuh hanya bisa menyerap gula
dalam bentuk monosakarida.
 Enzim karbohidrase pankreas berperan untuk memcah disakarida menjadi monosakarida.
Enzim karbohidrase pankreas meliputi enzim maltase, laktase, dan sukrose.
 Cairan NaCHO3 memiliki sifat basa. Makanan yang berasal dari lambung bersifat asam.
Makanan yang akan menuju duodenum harus bersifat netral agar tidak melukai dinding
lambung. Cairan NaCHO3 menetralkan makanan dari lambung karena bersifat basa.
 Dari berbagai penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa pankreas sebagai fungsi organ
eksokrin memiliki peran dalam proses pencernaan untuk memecah molekul kompleks
menjadi molekul yang lebih sederhana. Selain itu pankreas juga berfungsi untuk menetralkan
pH makanan yang berasal dari lambung untuk kemudian menuju ke duodenum.
2. Sebagai Organ Endokrin

 Fungsi pankreas sebagai organ endokrin dilaksanakan oleh pulau langerhans yang terdapat
pada pankreas. Pulau langerhans ini memiliki 4 macam sel, setiap selnya menghasilkan
hormon yang berbeda. Pulau langerhans ini tersebar di seluruh bagian pankreas dan kaya
akan pembuluh darah. Sebesar 1%-2% pankreas tersusun atas sel-sel langerhans ini.
 4 macam sel pulau langerhans meliputi sel alfa pankreas, sel beta pankreas, sel gamma
pankreas, dan sel delta pankreas. (baca : fungsi sel alfa dan beta pankreas)
 Sel alfa pankreas menghasilkan hormon glukagon. Hormon glukagon tersebut berperan
meningkatkan kadar gula dalam darah dengan memecah cadangan gula dalam hati untuk
dibawa ke aliran darah.
 Sel beta pankreas menghasilkan hormon insulin. Hormon insulin berperan untuk
menurunkan kadar gula dalam darh. Insulin akan membantu menurunkan kadar gula dalam
darah yang terlalu berlebih untuk disimpan di dalam hati. Sebagian orang yang tidak
memiliki hormon insulin atau pankreasnya hanya mampu menghasilkan sedikit hormon
insulin maka ia akan terkena penyakit diabetes melitus.
 Sel gamma pankreas menghasilkan polipeptida. Polipeptida tersebut berfungsi untuk
memperlambat penyerapan makanan. Dalam proses pencernaan, makanan tidak dapat
diserap secara sekaligus, melainkan penyerapan dilakukan sedikit demi sedikit.
 Sel delta pankreas menghasilkan hormon somatostatin. Hormon somatostatin tersebut
berguna untuk menghambat sekresi yang dilakukan oleh sel alfa, sel beta, dan sek gamma.
 Dari berbagai penjelasan tersebut, dapat diketahui bahwa fungsi utama pankreas sebagai
organ endokrin adalah untuk mengatur kadar gula dalam darah dan mengatur proses
penyerapan makanan.
3. Berbagai Jenis Penyakit pada Pankreas
Beberapa jenis penyakit yang dapat hingga pada pankreas meliputi pankreatitis, tumor pankreas,
insulinoma, ketosidosis diabetik, dan hipoglikemia.

 Pankreatitis disebut juga penyakit inflamasi pankreas merupakan kondisi inflamasi di


mana akan timbul rasa nyeri. Dalam hal ini enzim yang dihasilkan pankreas akan
diaktifasi secara prematur hingga berakibat pada autodigestif dari pankreas.Penyakit
pankreatitis dapat disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus, batu saluran empedu, juga
konsumsi alkohol berlebih.Pankreatitis ditandai dengan rasa sakit pada ulu hati diikuti
dengan rasa nyeri di punggung.
 Tumor pankreas. Penyakit ini dapat disebabkan oleh faktor genetik dan juga pola hidup
tidak sehat seperti konsumsi makanan tinggi kolesterol, konsumsi alkohol, merokok,
kecanduan kopi, juga berbagai asupan yang mengandung zat karsinogenik.
 Penyakit insulinoma penyakit ini merupakan munculnya tumor pada pankreas yang
menghasilkan hormon insulin sehingga kadar gula darah akan rendah.Penyakit insulinoma
ditandai dengan sakit kepala, gangguan penglihatan, serta otot lemah.
 Ketosidosis diabetik. Penyakit ini timbul akibat defiensi berat insulin yang disertai
gangguan metabolisme.
 hipoglikemia. Penyakit ini merupakan gangguan pankreas yang menyebabkan kadar gula
dalam darah menjadi rendah.
 Penyakit hipoglikemia tersebut bisa disebabkan pelepasan insulin yang berlebihan oleh
pankreas, kelainan penyimpanan atau pembentukan glukosa dalam hati, juga kelainan
kelenjar hipofisa atau kelenjar adrenal.
C. EMPEDU

a. PENGERTIAN KANTUNG EMPEDU


Kantung empedu adalah sebuah organ kecil berbentuk seperti buah pir yang berfungsi
sebagai tempat penyimpanan cairan empedu (cairan yang berperan penting dalam proses
pencernaan). Pada manusia panjang dari organ ini adalah sekitar 7 – 10 cm, berwarna hijau
gelap dan terhubung dengan hati serta usus dua belas jari (duodenum). Kantung empedu
memproduksi sekitar 600 – 1200 ml cairan empedu per harinya. Dalam keadaan norma
97% dari cairan ini adalah air.

KANTUNG EMPEDU

b. STRUKTUR KANTUNG EMPEDU


Kantung empedu mempunyai tiga lapis pelindung / pembungkus :
 Permukaan luarnya adalah peritoneum visceral
 Bagian tengahnya merupakan dinding yang terdiri dari serat otot halus. Kontraksi dari otot
ini dipengaruhi oleh sistem hormonal tubuh dan berfungsi untuk mengeluarkan cairan empedu
menuju ke duodenum.
 Permukaan dalamnya merupakan membran mukosa yang terdiri dari sel – sel epitel
sederhana yang berbentuk silinder
Tubuh dari kantung empedu terbagi menjadi tiga bagian, Fundus, badan dan leher
 Fundus Vesikafelea, merupakan bagian akhir dari kantung empedu.
 Korpus (badan) Vesikafelea, bagian dari kantung empedu yang didalamnya berisi
cairan empedu. Seperti yang telah kami singgung sebelumnya bahwa jumlah cairan
yang diproduksi dalam satu hari adalah sekitar 600 – 1200 ml. Jumlah produksi ini
dapat meningkat ketika tubuh sedang mencerna lemak.
 Leher Kantung Empedu, merupakan saluran tempat masuknya cairan/getah empedu
kedalam korpus vesikafelea.
 Duktus Sistikus, saluran yang membentuk saluran empedu (Duktus Koledokus)
bersama dengan duktus hepatikus. Panjang saluran ni adalah sekitar 3 cm.
 Duktus Hepatikus, saluran yang keluar dari leher empedu dan bersama dengan
dukturs sistikus akan membentuk saluran empedu (Duktus Koledokus).
 Duktus Koledokus (Saluran empedu), adalah saluran yang akan membawa cairan
empedu ke duodenum (usus dua belas jari).

STRUKTUR KANTUNG EMPED


c. KOMPOSISI DAN PROSES PEMBENTUKAN GETAH / CAIRAN EMPEDU
 97 % Air
 0,7% Garam Empedu
 0,2% Pigmen Empedu
 0,06% Kolesterol
 0,7% Garam anorganik
 0,15% Asam Lemak
 0,1% Lesitin
 0,1% Lemak
 Selebihnya Alkli fosfatase
d. Proses Pembentukan Getah Empedu
Cairan empedu berasal dari penghancuran hemoglobin eritrosi yang sudah tua atau rusak.
Hemoglobin kemudian akan diuraikan menjadi hemin, zat besi dan globin. Zat besi dan
globin akan disimpan di dalam hati dan dikirim ke sumsum tulang untuk menjadi bahan
utama pembentukan sel darah merah baru. Heme (hermin) akan dirombak menjadi bilirubin
dan biliverdin. Kedua zat ini merupakan zat pemberi warna bagi cairan empedu sehingga
cairan empedu berwarna hijau biru. Zat warna tersebut akan mengalami oksidasi menjadi
urobilin. Kemudian urobilin dieksresikan ke luar tubuh melalui feses dan urin. Zat inilah
yang memberikan warna kekuningan pada feses dan urin.
e. Fungsi Kantung Empedu
Fungsi dari Kantung Empedu sebenarnya kan selalu berhubungan dengan fungsi dari
cairan empedu yang disimpannya, jadi kami akan menjelaskan beberapa fungsi dari
Cairan/getah empedu :
 Membantu proses pencernaan lemak
Lemak mempunyai sifat yang tidak larut dalam air, jadi hanya cairan empedulah
yang dapat mencerna lemak. Ketika adanya makanan yang masuk ke usus dua belas
jari (duodenum), maka sinyal hormonal dan saraf dalam kantung empedu akan
terpicu, kemudian menimbulkan kontraksi otot sehingga cairan empedu akan turun
ke usus dua belas jari untuk mencerna makanan tersebut.
 Membantu Proses Absorbsi lemak
Getah empedu juga berfungsi untuk membantu penyerapan lemak oleh tubuh
dengan cara memfasilitasi jalurnya menembus membran sel.
 Membantu pengeluaran limbah
Pigmen hasil pemecahan sel darah merah dan kolesterol merupakan salah satu
komponen yang tidak dibutuhkan serta dapat berbahaya bagi tubuh. Nah
komponen ini dibuang dari tubuh dengan bantuan cairan empedu. Pembuangan
kolesteriol dilakukan dengan mengikat kolesterol dan lesitin untuk membentuk
agregasi kecil yang disebut micelle yang kemudian akan dibuang melalui feses.
 Membantu Menghilangkan racun dari hati
Empedu mengandung antioksidan yang dapat menghilangkan racun. Komponen
seperti obat-obatan, bakteri atau virus yang tidak dapat diterima tubuh akan
disaring oleh hari, setelah itu hati akan mengirimnya keluar melalui cairan
empedu.
REFLEK DEFEKASI

Defekasi adalah pengeluaran feses dari anus dan rektum. Hal ini juga disebut bowel
Movement . Frekwensi defekasi pada setiap orang sangat bervariasi dari beberapa kaliperhari
sampai 2 atau 3 kali perminggu. Banyaknya feses juga bervariasi setiap orang.Ketika gelombang
peristaltik mendorong feses kedalam kolon sigmoid dan rektum, saraf sensoris dalam rektum
dirangsang dan individu menjadi sadar terhadap kebutuhan untuk defekasi.

Defekasi biasanya dimulai oleh dua refleks defekasi yaitu :

1. Refleks defekasi instrinsik

Ketika feses masuk kedalam rektum, pengembangan dinding rektum memberisuatu


signal yang menyebar melalui pleksus mesentrikus untuk memulai gelombang peristaltik
pada kolon desenden, kolon sigmoid, dan didalam rektum. Gelombang ini menekan feses
kearah anus. Begitu gelombang peristaltik mendekati anus, spingter anal interna tidak
menutup dan bila spingter eksternal tenang maka feses keluar.

2. Refleks defekasi parasimpatis

Adanya faeses dalam rektum yang merangsang syaraf rektum, ke spinal cord dan
merangsang kolon

desenden, kemudianke sigmoid, lalu ke rektum dengan gerakanperistaltik dan akhirnya


terjadi relaksasisfingter interna, maka terjadilah proses defekasi saat sfingter interna
berelaksasi.

Pengeluaran feses dibantu oleh kontraksi otot-otot perut dan diaphragma yang akan
meningkatkan tekanan abdominal dan oleh kontraksi muskulus levator ani pada dasar
panggul yang menggerakkan feses melalui saluran anus. Defekasi normal dipermudah
dengan refleksi paha yang meningkatkan tekanan di dalam perut dan posisi duduk yang
meningkatkan tekanan kebawah kearah rektum. Jika refleks defekasi diabaikan atau jika
defekasi dihambat secara sengaja dengan mengkontraksikan muskulus spingter eksternal,
maka rasa terdesak untuk defekasi secara berulang dapat menghasilkan rektum meluas
untuk menampung kumpulan feses.
Anatomi fisiologi sistem Eliminasi fekal

a. Lambung

Dalam lambung, makanan disimpan sementara dan dipecahkan secara mekanik dankimiawi
untuk pencernaan dan absorpsi. Lambung mensekresi HCl, mukus, enzim pepsi, danfaktor
intrinsik. Konsentrasi HCl mempengaruhi keasaman lambung dan keseimbangan asamdalam
tubuh. Setiap molekul HCl yang disekresi di lambung, sebuah molekul bikarbonatmemasuki
plasma darah. HCl membantu pencampuran dan pemecahan makanan di lambung,mukus
melindungi mukosa lambung dari keasaman dan aktivitas enzim. Pepsin mencernaprotein,
walaupun tidak banyak pencernaan yang terjadi di lambung.

Faktor intrinsik merupakan komponen penting yagn dibutuhkan untukpenyerapan vitamin


B12 di usus danpembentukan sel darah merah. Kekurangan faktor intrinsik menyebabkan
anemia.Sebelum makanan meninggalkan lambung ia diubah menjadi bahan yang semifluid
yangdisebut chime hyme lebih mudah dicerna dan diabsorpsi dari pada makanan yang padat.
Klien yang sebagian lambungnya hilang atau menderita gastritis mempunyai masalah
pencernaanyang serius karena makanan tidak diubah menjadi chyme. Makanan memasuki
usus halussebelum dipecah menjadi makanan yang benar-benar semifluid.

b. Usus Halus
Selama proses pencernaan chyme meninggalkan lambung dan memasuki usus halus.
Usushalus merupakan suatu saluran yang diameternya 2,5 cm dan panjangnya 6 m. Usus halus
terdiridari 3 bagian yaitu duodenum, jejenum, ileum.Chyme tercampur dengan enzim
pencernaan(seperti empedu dan amilase) ketika berjalan melewati usus halus. Segmentasi
(berganti-gantinya kontraksi dan relaksasi dari otot polos) mengaduk chyme untuk
selanjutnya Memecah makanan untuk dicerna ketika chyme diaduk, gerakan peristaltik
berhenti sementara agarabsorpsi terjadi. Chyme berjalan dengan lambat di saluran cerna untuk
diabsorpsi.

Banyak makanan dan elektrolit yang diabsorpsi di usus halus. Enzim dari pankreas
(amilase) danempedu dari kandung empedu. Usus memecah lemak, protein dan karbohidrat
menjadi elemen-elemen dasar. Hampir seluruh makanan diabsorpsi oleh duodenum dan
jejenum. Ileummengabsorpsi beberapa vitamin, zat besi dan garam empedu. Jika fungsinya
terganggu, prosespencernaan berubah secara drastis. Contohnya inflamasi, bedah caesar, atau
obstruksi dapatmengganggu peristaltik, mengurangi ares absorpsi, atau memblok jalan
chyme.

c. Usus Besar

1) caecumc

hyme yang diabsorpsi memasuki usus besar pada caecum melalui katup ileocecal,
dimanalapisan otot sirkular mencegah regurgitasi (makanan kembali ke usus halus,

2) kolonc

Hyme yang halus ketika memasuki kolon volume airnya berkurang. Kolon terdiri dari
ascending, transverse, descending, & sigmoid. Kolon mempunyai 4 fungsi yaitu
absorpsi,proteksi, sekresi, dan eliminasi.

Sejumlah besar air dan sejumlah natrium dan clorida diabsorpsisetiap hati. Ketika
makanan berjalan melalui kolon, terjadi kontraksi Haustral. Inisama dengankontraksi
segmental dari usus halus, tetapi lebih lama hingga mencapai 5 menit.
Kontraksimenghasilkan pundi-pundi besar di dinding kolon yagn merupakan area untuk
absorpsi.Air dapat diabsorpsi oleh kolon dalam 24 jam, rata-rata 55mEq dari natrium dan
23mEqdari klorida diabsorpsi setiap hari. sejumlah air yagn diabsorpsi dari chyme
tergantung darikecepatan pergerakan kolon. Chyme biasanya lembut, berbentuk massa.
Jika kecepatankontraksi peristaltik cepat (abnormal) berarti ada kekurangan waktu untuk
mengabsorpsi air danfeses menjadi encer. Jika kontraksi peristaltik lambat, banyak air
yang diabsorpsi dan terbentuk feses yang keras sehingga menyebabkan konstipasi. Kolon

memproteksi dirinya sendiri dengan mengeluarkan sejumlah mucous. Mucousbiasanya bersih


sampai buram dengan konsistensi berserabut. Mucous melumasi kolon,mencegah trauma pada
dinding dalam. Pelumasadalah sesuatu yagn penting di dekat distal darikolon dimana bagiannya
menjadi kering dan keras.Fungsi sekresi dari kolon membantu dalam keseimbanan elektrolit.
Bikarbonat disekresiuntuk pertukaran clorida. Sekitar 4-9 mEq natrium dikeluarkan setiap hari
oleh usus besar.Berubahnya fungsi kolon dapat menyebabkan ketidakseimbangan
elektrolit.Akhirnya kolon memindahkan sisa produk dan gas (flatus). Flatus dihasilkan
daritertelannya udara, difusi gas dari pembuluh darah ke usus dan kerja bakteri pada
karbohidratyang tidak bisa diserap. Fermentasi dari karbohidrat (seperti kol dan bawang)
menghasilkan gaspada usus yang dapat merangsang peristaltik. Orang dewasa biasanya
membentuk 400-700 ml flatus setiap hari.

Defekasi normal dipermudah dengan refleksi paha yang meningkatkan tekanan di dalam
perut dan posisi duduk yang meningkatkan tekanan ke bawah ke arah rectum. Jika reflek defekasi
diabaikan atau jika defekasi dihambat secara sengaja dengan cara mengkontrasiakan muskulus
spingter eksternal, maka rasa terdesak untuk defekasi secara berulang dapat menghasilkan rectum
meluas untuk menampung kumpulan feses.
Susunan feses terdiri dari:

 Bakteri yang umumnya sudah mati


 Lepasan epithelium dari usus
 Sejumlah kecil zat nitrogen terutama musin (mucus)
 Garam terutama kalsium fosfat
 Sedikit zat besi
 Siasa zat makanan yabf tidak dicerna dan air (100 ml)

Faktor-faktor yang mempengaruhi

 Usia

Pada usia bayi control defekasi belum berkembang, sedangkan pada usia manula

control defekasi menurun.

 Diet

Bergantung pada kualitas, frekuensi, dan jumlah makanan yang dikonsumsi. Contohnya,
makanan beserat akan mempercepat produksi feses, banyaknya makanan yang masuk
kedalam tubuh juga mempengaruhi proses defekasi,

 Intake cairan

Intake cairan yang berkurang akan menyebabkan feses menjadi lebih keras, disebabkan
karena aabsorpsi cairan yang meningkat.

 Aktivitas

Tonus otot abdomen, pelvis, dan diafragma akan sangat mebantu proses defekasi.
Gerakan peristaltic akan memudahkan bahan feses bergerak sepanjang kolon.

Anda mungkin juga menyukai