HATI
1. PENGERTIAN DAN STRUKTUR HATI
Hepar (hati) adalah kelenjar terbesar dalam tubuh dengan berat sekitar 1300-1550
gram dan berwarna merah cokelat, mempunyai banyak pembuluh darah serta lunak.
Hepar berbentuk baji dengan permukaan dasarnya pada sisi kanan dan puncaknya
pada sisi kiri tubuh, terletak di kuadran kanan atas abdomen (hipokondria kanan).
Permukaan atasnya berbatasan dengan diafragma dan batas bawahnya mengikuti
pinggiran kosta kanan.
2. Lokasi Hati
Hati terletak di bawah diafragma (membran otot yang memisahkan dada dari perut),
terutama di bagian kanan atas perut, terutama di bawah tulang rusuk. Namun, juga meluas
di tengah perut bagian atas dan bagian jalan ke perut bagian atas kiri. Sebuah struktur
berbentuk tidak teratur, yang solid seperti kubah, hati terdiri dari dua bagian utama (lobus
kanan lebih besar dan lobus kiri lebih kecil) dan dua lobus kecil. Batas atas lobus kanan
adalah pada tingkat atas kosta ke-5 (sedikit kurang dari 1/2 inci di bawah puting), dan batas
atas dari lobus kiri adalah tepat di bawah tulang rusuk ke-5 (sekitar 3/4 inci di bawah
puting). Selama inspirasi (menghirup), hati didorong turun oleh diafragma dan tepi bawah
hati turun di bawah margin tulang rusuk terendah (batas kosta).
3. Fungsi Hati
Menawarkan racun
Fungsi utama dari hati adalah menawarkan racun yang masuk ke dalam
tubuh. Racun tersebut bisa berasal dari makanan, minuman, atau pun obat-
obatan. Proses metabolisme di dalam tubuh akan menghasilkan asam laktat
yang dapat merugikan, namun hati akan mengubahnya menjadi glikogen yaitu
sejenis karbohidrat yang dapat digunakan sebagai sumber energi yang disimpan
di dalam otot.
Metabolisme protein juga akan menghasilkan zat sisa berupa amonia yang
berbahaya bagi tubuh, namun hati akan mengubahnya menjadi urea dan
dikeluarkan bersama urine.
Metabolisme karbohidrat
Glukosa dan monosakarida lain seperti fruktosa dan galaktosa akan diubah menjadi
glikogen. Glikogen adalah karbohidrat yang terbentuk dari ratusan unit glukosa yang
terikat bersama.
Penyimpanan karbohidrat dalam bentuk glikogen mempunyai keuntungan:
Cepat dipecah untuk menghasilkan energy
Produksi energinya tinggi
Tidak bocor ke dalam sel dan tidak mengganggu kandungan cairan intrasel
Pengubahan bentuk karbohidrat ini memerlukan bantuan dua hormon yaitu insulin
dan glukagon yang dihasilkan oleh pankreas. Saat kadar glukosa dalam darah naik
maka insulin akan dilepaskan untuk mengubah glukosa menjadi glikogen dan
disimpan di hati dan jaringan otot. Saat kadar glukosa di dalam darah turun, maka
glukagon akan dilepaskan untuk memecah glikogen yang disimpan menjadi glukosa
dan kemudian akan dimetabolisme untuk menghasilkan energi.
Metabolisme protein
Beberapa asam amino diubah menjadi glukosa melalui proses glukoneogenesis. Asam
amino yang tidak dibutuhkan oleh tubuh kemudian diubah menjadi urea dan asam urat
yang dikeluarkan dari sel hati ke dalam darah untuk diekskresi oleh ginjal dan dibuang
melalui urine.
Metabolisme lemak
Ketika lemak dibutuhkan oleh tubuh, lemak akan diambil keluar dari tempat
penyimpanannya di dalam tubuh, lalu diangkut melalui darah menuju ke hati dan
dipecah menjadi asam lemak dan gliserol.
Sintesis kolesterol dan protein plasma
Hati dapat mensintesis kolesterol dan steroid serta produk protein plasma seperti
fibrinogen, protrombin, dan sebagian besar globulin.
Penyimpanan berbagai zat
Hati adalah tempat penyimpanan glikogen, lemak, vitamin A, B12, D, dan K, serta zat
besi.
Tempat pembentukan dan pembongkaran sel darah merah
Dalam 6 bulan kehidupan janin, hati menghasilkan sel darah merah, baru kemudian
produksi sel darah merah ini secara berangsur-angsur diambil alih oleh sumsum tulang.
Pada saat darah melewati hati, sekitar 3 juta sel darah merah dihancurkan setiap detik,
dan hasil penghancurannya masih ada zat yang akan digunakan untuk membentuk sel
darah merah yang baru.
Menghasilkan zat yang melarutkan lemak
Hati menghasilkan sekitar 0.5 – 1 liter cairan empedu setiap hari. Cairan empedu inilah
yang akan melarutkan lemak yang terdapat di dalam usus.
4. Bagian Bagian Hepar
Lobus kiri dan Lobus kanan
Vena hepatica yaitu pembuluh darah yang berfungsi untuk mengangkut darah
terdeoksigenasi dan darah yang sudah disaring leh hati yaitu darah dari lambung, usus
kecil, usus besar, pankreas kemudian menuju ke vena kava inferior.
Lakuna yaitu ruangan yang memisahkan antara satu lobulus dengan lobulus yang
lainnya.
Arteri hepatica yaitu arteri dimana berfungsi untuk mendistribusikan darah ke hati,
lalu pankreas dari empedu dan lambung bagian duodenum dari usus halus.
Vena sentralis yaitu berada pada bagian tengah tiap lobulus.
Kantung empedu yaitu bagian dari sistem empedu yang berfungsi untuk reservoir
penyimpanan untuk empedu.
Diafragma yaitu membrane otot yang memisahkan dada dari perut.
5. Macam-macam Gangguan Penyakit Hati
Penyakit hati dibedakan menjadi beberapa jenis berikut beberapa macam penyakit hati
yang sering ditemukan, yaitu:
A. Hepatitis
Istilah "hepatitis" dipakai untuk semua jenis peradangan pada hati. Penyebabnya
dapat berbagai macam, mulai dari virus sampai dengan obat-obatan, termasuk
obat tradisional. Virus hepatitis terdiri dari beberapa jenis : hepatitis A, B, C, D,
E, F dan G. Hepatitis A, B dan C adalah yang paling banyak ditemukan.
Manifestasi penyakit hepatitis akibat virus bisa akut (hepatitis A), kronik
(hepatitis B dan C) ataupun kemud
Tabel dibawah memperlihatkan perbandingan virus hepatitis A, B, C, D, dan E.
Tabel: Perbandingan Virus Hepatitis
Hepatitis A
Masa inkubasi 15-50 hari, (rata-rata 30 hari). Tersebar di seluruh dunia dengan
endemisitas yang tinggi terdapat di negara=negara berkembang. Penularan
terjadi melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi tinja penderita
hepatitis A, misalnya makan buah-buahan atau sayuran yang tidak dikelola atau
dimasak sempurna, makan kerang setengah matang, minum es batu yang
prosesnya terkontaminasi.
Gambar: Penderita Hepatits A
Faktor risiko lain, meliputi tempat-tempat penitipan atau perawatan bayi atau
balita, institusi untuk developmentally disadvantage, bepergian ke negara
berkembang, periaku seks oral-anal, pemakaian jarum bersama pada IFU
(injecting drug user).
Saat ini sudah ada vaksin hepatitis A yang memberikan kekebalan selama 4
minggu setelah suntikan pertama. Untuk kekebalan yang lebih panjang
diperlukan suntikan vaksin beberapa kali.
Hepatitis B
manifestasi infeksi Hepatitis B adalah peradangan kronik pada hati. Virus hepatitis
B termasuk yang paling sering ditemui.
Dapat terjadi lewat jarum suntuk, oisau, tato, tindik, akupuntur atau penggunaan
sikat gigi bersama yang terkontaminasi, transfusi darah, penderita hemodialisis dan
gigitan manusia. Hepatitis B sangat berisiko bagi pecandu narkotika dan orang
yang mempunyai banyak pasangan seksual.
Gejala hepatitis B adalah lemah, lesu, sakit otot, mual dan muntah, kadang-kadang
timbul gejala flu, faringitis, batuk, fotobia, kurang nafsu makan, mata dan kulit
kuning yang didahului dengan urin berwarna gelap. Gatal-gatal di kulit, biasanya
ringan dan semenara. Jarang ditemukan demam.
Hepatitis C
Hepatitis C adalah penyakit infeksi yang bisa tak terdeteksi pada seorang selama
puluhan tahun dan perlahan-lahan tapi pasti merusak organ hati. Penyakit ini
sekarang muncul sebagai salah satu masalah pemeliharaan kesehatan utama di
Amerika Serikat, baik dalam segi mortalitas, maupun segi finansial.
Biasanya orang-orang yang menderita penyakit hepatitis C tidak menyadari
bahwa dirinya mengidap penyakit ini, karena memang tidak ada gejala-gejala
khusus. Beberapa orang berfikir bahwa mereka hanya terserang flu. Gejala yang
biasa dirasakan antara lain demam, rasa lelah, muntah, sakit kepala, sakit perut
atau hilangnya selera makan.
Hepatitis D
Virus Hepatitis D (HDV ) atau virus delta adalah virus yang unik, yakni virus
RNA yang tidak lengkap, memerlukan keberadaan virus hepatitis B untuk
ekspresi dan patogenisitasnya, tetapi tidak untuk replikasinya. Penularan melalui
hubungan seksual, jarum suntik dan transfusi darah. Gejala penyakit hepatitis D
bervariasi, dapat muncul sebagai gejala yang ringan (ko-infeksi) atau sangat
progresif.
Hepatitis E
Gejala mirip hepatitis A, demam, pegal linu, lelah, hilang nafsu makan dan sakit
perut. Penyakit ini akan sembuh sendiri (self-limited), kecuali bila terjadi pada
kehamilan, khususnya trimester ketiga, dapat mematikan. Penularan hepatitis E
melalui air yang terkontaminasi feces.
Hepatitis F
Baru ada sekit kasus yang dilaporkan. Saat ini para pakar belum sepakat hepatitis
F merupakan penyakti hepatitis yang terpisah.
Hepatitis G
B. Sirosis Hati
Pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi adanya sirosis hati adalah pemeriksaan
enzim SGOT-SGPT, waktu protrombin dan protein (Albumin-Globulin) Elektroforesis
(rasio Albumin-Globulin terbaik).
C. Kanker Hati
Kanker hari yang banyak terjadi adalah Hepatocellular carcinoma (HCC). HCC
merupakan komplikasi akhir yang serius dari hepatitis kronis, terutama sirosis yang
terjadi karena virus hepatitis B, C dan hemochromatosis. Pemeriksaan yang dilakukan
D. Perlemakan Hati
Perlemakan hati terjadi bila penumbunan lemak melebihi 5% dari berat hati atau
mengenai lebih dari separuh jaringan sel hati. Perlemakan hati ini dapat timbul
karena mengkonsumsi alkohol berlebihan, disebut ASH (Alcoholic Steatohepatitis),
maupun bukan karena alkohol, disebut NASH (Non Alcoholic Steatohepatitis).
Pemeriksaan yang dilakukan pada kasus perlemakan hati adalah terhadap enzim
SGOT, SGPT dan Alkali Fosfatase.
E. . Kolestasis dan Jaundice.
Kolestasis merupakan keadaan akibat kegagaln produksi dan atau pengeluaran
empedu. Lamanya menderita kolestasis dapat menyebabkan gagalnya penyerapan
lemak dan vitamin A, D, E, K oleh usus, juga menyebabkan penumpukan asam
empedu, bilirubin dan kolestrol di hati.
Adanya kelebihan bilirubin dalam sirkulasi darah dan penumpukan pigmen empedu
pada kulit, membran mukrosa dan bola mata (pada lapisan sklera) disebut jaundice.
Pada keadaan ini kulit penderita terlihat kuning, warna urin menjadi lebih gelap,
sedangkan feses lebih terang.
Biasanya gejala tersebut timbul bila kadar bilirubin total dalam darah melebihi 3
mg/dl. Pemeriksaan yang dilakukan untuk kolestais dan jaundice yaitu terhadap
Alkali Fosfatase, Gamma GT, Bilirubin Total dan Bilirubin Birek.
F. Hemochromatosis
B. PANKREAS
Pankreas merupakan kelenjar dengan warna abu-abu merah muda dan memiliki panjang 12 sampai
15 cm. Pankreas terletak di perut bagian atas memanjang ke sebelah kiri dan bagian kepalanya
menempel pada usus dua belas jari (duodenum). Pankreas memiliki 4 bagian utama, yakni bagian
kepala, leher, tubuh, dan ekor. Sebagai tambahan, pankreas juga memiliki uncinate yang berbeda
bila dibandingkan dengan anatomi yang lain.
a. Bagian Kepala
Bagian kepala terletak di perut sebelah kanan. Bagian ini nampak dekat dengan usus dua
belas jari. (baca : fungsi usus 12 jari)
Bagian kepala merupakan bagian terluas yang terselip pada lengkung usus dua belas jari
yang berbentuk C.
b. Bagian Leher
Bagian leher merupakan bagian yang relatif pendek dengan ukuran panjang sekitar 2,5 cm.
Bagian ini menghubungkan kepala dan tubuh pankreas dengan bentuk memanjang dari
kanan atas ke kiri.
Letak leher pankreas adalah sepanjang posterior sampai dengan bagian pilorus lambung.
c. Bagian Tubuh
Bagian tubuh merupakan bagian utama pankreas yang memiliki bentuk seperti prisma.
Perut kita terletak tepat di atas tubuh pankreas dengan dipisahkan omentum (sebuah kantong
yang terletak antara kedua organ tersebut).
d. Bagian Ekor
Bagian ekor merupakan bagian paling sempit dan terletak berdekatan dengan limpa.
Bagian ini penting bagi proses sekresi sistem ekskresi pada manusia karena menghasilkan
polipeptida pankreas atau asam amino.
e. Bagian Uncinate
Bagian uncinate merupakan salah satu bagian pada kepala yang diperpanjang.
Bagian uncinate berbentuk membengkok dan membentuk sudut pada bagian badan pakreas.
Selain bagian utama tersebut, ada lagi bagian permukaan dan sisi pankreas.
Bagian permukaan pankreas terdiri dari tiga bagian, yakni bagian inferior, posterior, dan
anterior.
Bagian sisi pankreas merupakan bagian tepi batas pankreas.
Bagian sisi dibatasi oleh marginsuperior, inferior, dan anterior.
Selain bagian permukaan dan sisi, masih ada kelenjar pankreas atau saluran pankreas.
Saluran ini berasal dari pankreas dan terhubung dengan usus dua belas jari.
Saluran pankreas mengeluarkan berbagai enzim pencernaan yang berperan dalam sistem
pencernaan kita.
C. Fungsi Pankreas
Pankreas memiliki fungsi utama sebagai organ eksokrin dan organ endokrin. Berikut
penjelasan mengenai fungsi pankreas :
Saat makanan telah berhasil dicerna di lambung dan secara bertahap menuju duodenum,
duodenum akan menghasilkan sebuah hormon yang disebut hormon kolesistokinin. Hormon
tersebut berfungsi untuk memberikan rangsangan pada pankreas untuk menghasilkan
berbagai enzim dan cairan yang terkandung dalam bentuk getah pankreas yang membantu
proses pencernaan.
Berbagai jenis jenis enzim dan cairan yang dihasilkan tersebut meliputi enzim lipase, enzim
tripsinogen, enzim amilase, enzim karbohidrase pankreas, dan cairan NaCHO3.
Fungsi enzim lipase memiliki peranan untuk memecah lemak menjadi asam lemak dan
gliserol. Lipase juga akan menyimpan lemak jika lemak yang masuk ke tubuh melebihi batas.
Enzim trisinogen berperan memecah komponen protein, sifatnya belum aktif. Ketika sudah
aktif, enzim ini berubah menjadi enzim tripsin yang berfungsi memecah pepton menjadi
asam amino.
Enzim amilase memiliki peran mengubah amilum (berupa polisakarida) menjadi berbentuk
monosakarida. Polisakarida tidak dapat diserap oleh tubuh. Tubuh hanya bisa menyerap gula
dalam bentuk monosakarida.
Enzim karbohidrase pankreas berperan untuk memcah disakarida menjadi monosakarida.
Enzim karbohidrase pankreas meliputi enzim maltase, laktase, dan sukrose.
Cairan NaCHO3 memiliki sifat basa. Makanan yang berasal dari lambung bersifat asam.
Makanan yang akan menuju duodenum harus bersifat netral agar tidak melukai dinding
lambung. Cairan NaCHO3 menetralkan makanan dari lambung karena bersifat basa.
Dari berbagai penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa pankreas sebagai fungsi organ
eksokrin memiliki peran dalam proses pencernaan untuk memecah molekul kompleks
menjadi molekul yang lebih sederhana. Selain itu pankreas juga berfungsi untuk menetralkan
pH makanan yang berasal dari lambung untuk kemudian menuju ke duodenum.
2. Sebagai Organ Endokrin
Fungsi pankreas sebagai organ endokrin dilaksanakan oleh pulau langerhans yang terdapat
pada pankreas. Pulau langerhans ini memiliki 4 macam sel, setiap selnya menghasilkan
hormon yang berbeda. Pulau langerhans ini tersebar di seluruh bagian pankreas dan kaya
akan pembuluh darah. Sebesar 1%-2% pankreas tersusun atas sel-sel langerhans ini.
4 macam sel pulau langerhans meliputi sel alfa pankreas, sel beta pankreas, sel gamma
pankreas, dan sel delta pankreas. (baca : fungsi sel alfa dan beta pankreas)
Sel alfa pankreas menghasilkan hormon glukagon. Hormon glukagon tersebut berperan
meningkatkan kadar gula dalam darah dengan memecah cadangan gula dalam hati untuk
dibawa ke aliran darah.
Sel beta pankreas menghasilkan hormon insulin. Hormon insulin berperan untuk
menurunkan kadar gula dalam darh. Insulin akan membantu menurunkan kadar gula dalam
darah yang terlalu berlebih untuk disimpan di dalam hati. Sebagian orang yang tidak
memiliki hormon insulin atau pankreasnya hanya mampu menghasilkan sedikit hormon
insulin maka ia akan terkena penyakit diabetes melitus.
Sel gamma pankreas menghasilkan polipeptida. Polipeptida tersebut berfungsi untuk
memperlambat penyerapan makanan. Dalam proses pencernaan, makanan tidak dapat
diserap secara sekaligus, melainkan penyerapan dilakukan sedikit demi sedikit.
Sel delta pankreas menghasilkan hormon somatostatin. Hormon somatostatin tersebut
berguna untuk menghambat sekresi yang dilakukan oleh sel alfa, sel beta, dan sek gamma.
Dari berbagai penjelasan tersebut, dapat diketahui bahwa fungsi utama pankreas sebagai
organ endokrin adalah untuk mengatur kadar gula dalam darah dan mengatur proses
penyerapan makanan.
3. Berbagai Jenis Penyakit pada Pankreas
Beberapa jenis penyakit yang dapat hingga pada pankreas meliputi pankreatitis, tumor pankreas,
insulinoma, ketosidosis diabetik, dan hipoglikemia.
KANTUNG EMPEDU
Defekasi adalah pengeluaran feses dari anus dan rektum. Hal ini juga disebut bowel
Movement . Frekwensi defekasi pada setiap orang sangat bervariasi dari beberapa kaliperhari
sampai 2 atau 3 kali perminggu. Banyaknya feses juga bervariasi setiap orang.Ketika gelombang
peristaltik mendorong feses kedalam kolon sigmoid dan rektum, saraf sensoris dalam rektum
dirangsang dan individu menjadi sadar terhadap kebutuhan untuk defekasi.
Adanya faeses dalam rektum yang merangsang syaraf rektum, ke spinal cord dan
merangsang kolon
Pengeluaran feses dibantu oleh kontraksi otot-otot perut dan diaphragma yang akan
meningkatkan tekanan abdominal dan oleh kontraksi muskulus levator ani pada dasar
panggul yang menggerakkan feses melalui saluran anus. Defekasi normal dipermudah
dengan refleksi paha yang meningkatkan tekanan di dalam perut dan posisi duduk yang
meningkatkan tekanan kebawah kearah rektum. Jika refleks defekasi diabaikan atau jika
defekasi dihambat secara sengaja dengan mengkontraksikan muskulus spingter eksternal,
maka rasa terdesak untuk defekasi secara berulang dapat menghasilkan rektum meluas
untuk menampung kumpulan feses.
Anatomi fisiologi sistem Eliminasi fekal
a. Lambung
Dalam lambung, makanan disimpan sementara dan dipecahkan secara mekanik dankimiawi
untuk pencernaan dan absorpsi. Lambung mensekresi HCl, mukus, enzim pepsi, danfaktor
intrinsik. Konsentrasi HCl mempengaruhi keasaman lambung dan keseimbangan asamdalam
tubuh. Setiap molekul HCl yang disekresi di lambung, sebuah molekul bikarbonatmemasuki
plasma darah. HCl membantu pencampuran dan pemecahan makanan di lambung,mukus
melindungi mukosa lambung dari keasaman dan aktivitas enzim. Pepsin mencernaprotein,
walaupun tidak banyak pencernaan yang terjadi di lambung.
b. Usus Halus
Selama proses pencernaan chyme meninggalkan lambung dan memasuki usus halus.
Usushalus merupakan suatu saluran yang diameternya 2,5 cm dan panjangnya 6 m. Usus halus
terdiridari 3 bagian yaitu duodenum, jejenum, ileum.Chyme tercampur dengan enzim
pencernaan(seperti empedu dan amilase) ketika berjalan melewati usus halus. Segmentasi
(berganti-gantinya kontraksi dan relaksasi dari otot polos) mengaduk chyme untuk
selanjutnya Memecah makanan untuk dicerna ketika chyme diaduk, gerakan peristaltik
berhenti sementara agarabsorpsi terjadi. Chyme berjalan dengan lambat di saluran cerna untuk
diabsorpsi.
Banyak makanan dan elektrolit yang diabsorpsi di usus halus. Enzim dari pankreas
(amilase) danempedu dari kandung empedu. Usus memecah lemak, protein dan karbohidrat
menjadi elemen-elemen dasar. Hampir seluruh makanan diabsorpsi oleh duodenum dan
jejenum. Ileummengabsorpsi beberapa vitamin, zat besi dan garam empedu. Jika fungsinya
terganggu, prosespencernaan berubah secara drastis. Contohnya inflamasi, bedah caesar, atau
obstruksi dapatmengganggu peristaltik, mengurangi ares absorpsi, atau memblok jalan
chyme.
c. Usus Besar
1) caecumc
hyme yang diabsorpsi memasuki usus besar pada caecum melalui katup ileocecal,
dimanalapisan otot sirkular mencegah regurgitasi (makanan kembali ke usus halus,
2) kolonc
Hyme yang halus ketika memasuki kolon volume airnya berkurang. Kolon terdiri dari
ascending, transverse, descending, & sigmoid. Kolon mempunyai 4 fungsi yaitu
absorpsi,proteksi, sekresi, dan eliminasi.
Sejumlah besar air dan sejumlah natrium dan clorida diabsorpsisetiap hati. Ketika
makanan berjalan melalui kolon, terjadi kontraksi Haustral. Inisama dengankontraksi
segmental dari usus halus, tetapi lebih lama hingga mencapai 5 menit.
Kontraksimenghasilkan pundi-pundi besar di dinding kolon yagn merupakan area untuk
absorpsi.Air dapat diabsorpsi oleh kolon dalam 24 jam, rata-rata 55mEq dari natrium dan
23mEqdari klorida diabsorpsi setiap hari. sejumlah air yagn diabsorpsi dari chyme
tergantung darikecepatan pergerakan kolon. Chyme biasanya lembut, berbentuk massa.
Jika kecepatankontraksi peristaltik cepat (abnormal) berarti ada kekurangan waktu untuk
mengabsorpsi air danfeses menjadi encer. Jika kontraksi peristaltik lambat, banyak air
yang diabsorpsi dan terbentuk feses yang keras sehingga menyebabkan konstipasi. Kolon
Defekasi normal dipermudah dengan refleksi paha yang meningkatkan tekanan di dalam
perut dan posisi duduk yang meningkatkan tekanan ke bawah ke arah rectum. Jika reflek defekasi
diabaikan atau jika defekasi dihambat secara sengaja dengan cara mengkontrasiakan muskulus
spingter eksternal, maka rasa terdesak untuk defekasi secara berulang dapat menghasilkan rectum
meluas untuk menampung kumpulan feses.
Susunan feses terdiri dari:
Usia
Pada usia bayi control defekasi belum berkembang, sedangkan pada usia manula
Diet
Bergantung pada kualitas, frekuensi, dan jumlah makanan yang dikonsumsi. Contohnya,
makanan beserat akan mempercepat produksi feses, banyaknya makanan yang masuk
kedalam tubuh juga mempengaruhi proses defekasi,
Intake cairan
Intake cairan yang berkurang akan menyebabkan feses menjadi lebih keras, disebabkan
karena aabsorpsi cairan yang meningkat.
Aktivitas
Tonus otot abdomen, pelvis, dan diafragma akan sangat mebantu proses defekasi.
Gerakan peristaltic akan memudahkan bahan feses bergerak sepanjang kolon.