KASUS
Seorang wanita membawa suaminya yang berumur 45 tahun berobat dengan
keluhan tidak mau makan sejak 3 minggu yang lalu. Wanita tersebut sangat
khawatir karena suaminya lebih banyak berdiam diri di rumah, selalu tampak
sedih dan lemas. Hal ini bermula setelah pasien diturunkan jabatannya dari
seorang manajer menjadi staf biasa di kantornya karena melakukan kelalaian
kerja. Selama bekerja sebagai staf, pasien tidak mampu berkonsentrasi dengan
baik, sehingga pasien diberi cuti untuk beristirahat di rumah. Ketika menjalani
cuti, di rumah pasien mengalami gangguan tidur dan penurunan nafsu
makan.Pemeriksaan tanda vital diperoleh TD 110/70 mmHg, nadi 85 x/menit, RR
20 x/menit, dan suhu 36,6oC. Pemeriksaan fisik dalam batas normal.
Analisa Kasus
Menurut PPDGJ III, individu yang dinyatakan mengalami depresi adalah individu
yang kehilangan minat dan kegembiraan, dan berkurangnya energi yang
menyebabkan meningkatnya keadaan mudah lelah dan berkurangnya aktivitas;
adanya rasa lelah yang nyata sesudah bekerja walau pekerjaan tersebut hanyalah
pekerjaan ringan. Gejala penyerta lainnya adalah:
Menurut DSM-IV, kriteria episode depresi mayor adalah depresi suasana hati atau
kehilangan minat terhadap kesenangan, disertai dengan minimal 5 atau lebihgejala
berikut selama minimal 2 minggu berturut-turut:
1. Depresi suasana hati hampir sepanjang hari dan terjadi hampir setiap hari,
2. Penurunan minat atau kesenangan yang signifikan terhadap aktivitas apapun
hampir sepanjang hari dan terjadi hampir setiap hari,
3. Penurunan berat badan yang signifikan walaupun tidak melakukan diet, atau
peningkatan berat badan atau penurunan berat badan atau penurunan nafsu makan
hampir setiap hari,
4. Insomnia atau hipersomnia hampir setiap hari,
5. Agitasi psikomotor atau retardasi hampir setiap hari,
6. Keletihan atau kehabisan energi hampir setiap hari,
7. Perasaan tidak berharga atau perasaan bersalah yang berlebihan atau tidak
selayaknya hampir setiap hari,
8. Penurunan kemampuan untuk berpikir atau berkonsentrasi atau ketidakyakinan,
hampir setiap hari,
9. Berulang-kali memikirkan kematian, berulang-kali memiliki ide bunuh diri
walaupun tanpa rencana yang spesifik, atau usaha bunuh diri atau gagasan yang
spesifik untuk melakukan bunuh diri.
Pasien memenuhi kedua kriteria utama dan lima kriteria penyerta sehingga pasien
dikategorikan dalam episode depresi mayor.
P-Treatment
Tahapan penentuan P-treatment: 1) problem pasien, 2) tujuan terapi, 3) pemilihan
terapi, 4) pemberian terapi (resep jika ada), 5) komunikasi terapi, 6) monitoring
dan evaluasi.
A. P-Treatment
3.1. Menentuan Masalah Pasien
Masalah utama : Gangguan afek depresi
Masalah tambahan: -
Diagnosis : Episode Depresi Mayor
3.2. Menentukan Tujuan Terapi
Mengeliminasi atau mengurangi gejala depresi
Meminimalkan efek samping
Memastikan kepatuhan terhadap pengobatan
Mencegah episode depresi lebih lanjut
3.3. Merencanakan Terapi
Terapi Non Farmakologis:
Terapi Keluarga dimana keluarga berperan dalam mengurangi dan
menghadapi stress, serta mencegah adanya kekambuhan.
Terapi Spiritual agar pasien lebih tenang dalam menjalani hidup.
Mencari kesibukan sesuai hobi atau minat yang dimiliki atau mencari
pekerjaan/kegiatan lain.
Terapi Elektrokonvulsi (ECT) merupakan terapi yang amaan dan efektif
untuk semua subtipe gangguan depresi mayor.
Terapi Farmakologis:
Golongan Efficacy Safety Suitability Cost
Obat
Tri siklik +++ + ++ +
FD: Obat ini ES: KI: Penyakit Anfranil
bekerja dengan pengeluaran jantung Tab 25 mh
menghambat keringat koroner, 50’
ambilan kembali berlebihan, Myocard Rp.355815
neurotransmitter Penglihatan infark,
noerepinefrin dan kabur, mulut Galukoma,
serotonin di otak. kering, Retensi Urin,
Digunakan untuk obstipasi, Hipertrofi
jangka panjang retensi urin, prostat,
karena hipotensi Gangguan
meningkatkan ortostatik, fungsi hati,
alam perasaan. Infark jantung, epilepsy,
Gejala depresi presipitasi pengguna
akan hilang gagal jantung, lithium,
sekitar 2-3 aritmia, kelainan
minggu. takikardi, jantung, ginjal
Mekanisme tidak lemah dan dan thyroid,
jelas tetapi lelah, Lanjut hamil dan
bersifat stimulant. usia: pusing, laktasi.
FK: A: di GIT hipotensi
D:Didistribusi postural,
luas dan berikatan sembelit, sukar
dengan protein berkemih,
plasma edema, tremor.
M: oleh enzim Toksik:
sitokrom P450 di hiperpireksia,
liver hipertensi,
E: melalui urin konvulsi,
koma.
Keracunan:
gangguan
konduksi,
aritmia.
MAO ++ + ++ -
Inhibitor FD: berfungsi ES: tremor, KI: Diberi Tidak
menghambat insomnia, bersama tersedia
dalam proses konvulsi, makanan
deaminasi merusak sel mengandung
oksidatif hati, toksik, tiramin,
katekolamin di mania, Penyakit
mitokondria, hipotensi dan jantung
dengan hipertensi koroner,
membentuk Myocard
kompeks MAO- infark,
MAOI, sehingga geriatric,
meningkatkan galukoma,
kadar epinefrin retensi urin,
norepinefrin, dan hipertrofi
5HT dalam otak. prostat,
FK: A: di Usus gangguan
baik fungsi hati,
D: epilepsi
M: mengganggu
metabolism obat
lain karena
menghambat
enzim di hati
terutama sitokrom
p450.
E: melalui urin
SSRI +++ +++ +++ +++
FD: selektif ES: efek KI: Penyakit Rp.
menghambat samping jantung, 50.000,-/20
ambilan minimal, mual, myocard tab.
serotonin, kurang penurunan infark,
memperlihatkan libido, dan Gangguan
pengaruh gangguan fungsi hati
terhadap system seksual
kolinergik, lainnya,
adrnergik atau sindrom
histaminergik. serotonin
Inhibitor spesifik (digabung
p450 isoenzim. dengan
FK: A: diabsorbsi MAOI),
di usus dalam hipotensi
jangka waktu minimal
yang lama, D:
protein binding
95%, M: Di
metabolism di
hati menjadi
bentuk aktif, E:
via urine
Diberikan obat golongan antidepresan
Pada dasarnya semua obat anti depresi mempunyai efek primer (klinis/
efikasi) yang sama pada dosis ekivalen, perbedaan terutama pada efek samping
yang dihasilkannya. Setelah melalui proses pemilihian dengan metode p-drug,
kemudian dipilihlah golongan SSRI dengan hasil penilaian lebih baik dari
golongan pembandingnya. Alasan tersebut dilihat dari perjalanan obat sampai
memberikan efek pada tubuh, efek samping yang dihasilkan sangat minimal,
spektrum efek anti-depresi luas, dan gejala putus obat sangat minimal, serta lethal
dose tinggi sehingga relatif aman dalam proses terapi.
Dipilih fluvoxamine karena efek samping obat hampir sama pada setiap
golongan SSRI tetapi fluvoxamine lebih minimal dan costnya lebih murah
daripada obat golongan SSRI yang lain. Efikasi dan kontra indikasi dari semua
obat golongan SSRI hampir sama.
Non Farmakologis:
a) Memberi penjelasan kepada keluarga bahwa keluarga dalam kondisi ini
berperan penting dalam mengembalikan semangat pasien. sebagai orang
terdekat keluarga bias menjadi teman cerita, teman bertukar pikiran yang
baik untuk mencari solusi masalah yang sedang dihadapi disamping
pengobatan farmakologis terus dijalankan agar dapat mencegah adanya
kekambuhan dikemudian hari.
b) Terapi spiritual agar pasien merasa lebih tenang dalam menjalani hidup
dan diberikan jalan untuk mengatasi masalah yang dialaminya saat ini.
c) Mencari kesibukan sesuai hobi atau minat yang dimiliki atau mencari
pekerjaan dan kegiatan lain agar pikiran pasien tidak terfokus pada
permasalahan yang dialaminya saat ini.
Farmakologis:
Pro : Tn. X
Usia : 45 tahun
Alamat :-
Informasi terapi
a) Menjelaskan pentingnya peran keluarga dalam pengobatan ini, untuk
mengingatkan pasien, mendekatkan diri pasien dengan keluarga, membuat
pasien lebih terbuka dan bisa beraktivitas bersama kembali
b) Obat yang digunakan adalah Luvox tablet 50 mg sehari sekali diminum
sebelum atau sesudah makan. Obat ini diminum secara teratur selama 20
hari.
c) Menjelaskan bahwa obat antidepresan baru memberikan efek optimal
setelah penggunaan beberapa minggu, dan kadang muncul bersama
beberapa gejala efek samping ringan, dan akan berkurang seiring
berjalannya waktu.
d) Sebelum obat habis segera kembali kedokter karena diusahakan tidak
sampai terjadi putus obat, dan penggunaan anti depresan butuh
pemantauan baik untuk memantau tercapai tidaknya efek optimal, ada
tidaknya efek samping maupun perlunya penurunan dosis perlahan dalam
penggunaannya.