Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menjumpai berbagai problem atau


permasalahan yang berkaitan dengan aljabar. Berbagai bidang kehidupan telah
mengangkat permasalahan-permasalahan aljabar ke dalam bidang mereka sendiri.
Baik dari bidang ekonomi maupun bidang-bidang lainnya, aljabar selalu
diterapkan untuk mencapai suatu keputusan dan hasil yang baik. Sehingga tak heran bila
kita akan mendapatkan materi pembelajaran Aljabar ketika belajar di kelas.
Dewasa ini, banyak siswa yang belum mengenal bahkan mengetahui tentang
materi aljabar. Mereka menganggap aljabar sebagai pelajaran yang menakutkan. Bahkan
tak sedikit pula yang benar-benar membenci pelajaran ini.
Beranjak dari situlah, materi aljabar selalu berusaha disajikan dalam bentuk yang
lebih menyenangkan. Penampilan-penampilan yang terasa baru memang patut
dipertunjukkan untuk meningkatkan kecintaan terhadap aljabar.Sebuah peternakan
memiliki beberapa sapi. Suatu hari, sapi itu diperah, maka setiap sapi akan menghasilkan
1,5 liter. Jika hasil yang didapat dari perahan sapi adalah sebanyak 9 liter, berapakah sapi
yang dimiliki peternakan itu?
Segelintir pertanyaan di atas hanyalah secuil dari banyaknya permasalahan atau
problem dalam soal Matematika. Dengan pendekatan yang lebih menarik dan
meningkatkan kreatifitas, siswa bisa lebih terpacu dalam mengerjakan soal-soal aljabar.
Beragam hal dalam berbagai aspek kehidupan bisa dihubungkan dengan
Matematika yang juga berkaitan langsung dengan aljabar. Aneka contoh juga bisa
diterapkan dalam pelajaran Matematika satu per satu.

B. Perumusan Masalah

1. Apakah pengertian dari aljabar? Bagaimana juga suku-suku pembentuknya?

2. Bagaimanakah sejarah atau asal usul mengenai aljabar?

3. Bagaimanakah cara melakukan pengoperasian dalam aljabar?


4. Bagaimanakah cara memfaktorkan suku-suku dalam aljabar?

5. Apa saja trik-trik yang bisa digunakan untuk mengoperasikan aljabar?

6. Siapa saja tokoh- tokoh dalam aljabar?

7. Apa saja manfaat dan kegunaan aljabar dalam kehidupan sehari- hari?

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian dari aljabar serta suku-suku yang membentuk aljabar.

2. Mengetahui asal usul mengenai aljabar.

3. Mengetahui cara melakukan operasi dalam aljabar.

4. Mengetahui cara memfaktorkan suku-suku dalam aljabar.

5. Memahami trik-trik yang bisa digunakan untuk memanipulasi soal pada aljabar.

6. Mengetahui tokoh- tokoh dalam aljabar.

7. Mengetahui manfaat dan kegunaan aljabar dalam kehidupan sehari-hari.


BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN ALJABAR

Secara Etimologi kata aljabar berasal dari bahasa arab ‫( الجبر‬al-jabr secara harfiah
berarti "pengumpulan kembali bagian yang rusak") istilah ini diambil dari judul buku Ilm
al-jabr wa'l-muḳābala karya matematikawan dan astronom Persia, Al-Khwarizmi. Aljabar
adalah cabang matematika yang dapat dicirikan sebagai generalisasi dan perpanjangan
aritmatika. Aljabar juga merupakan nama sebuah struktur aljabar abstrak, yaitu aljabar
dalam sebuah bidang .
Aljabar adalah cabang matematika yang mempelajari struktur, hubungan dan
kuantitas. Untuk mempelajari hal-hal ini dalam aljabar digunakan simbol (biasanya
berupa huruf) untuk merepresentasikan bilangan secara umum sebagai sarana
penyederhanaan dan alat bantu memecahkan masalah. Contohnya, x mewakili bilangan
yang diketahui dan y bilangan yang ingin diketahui.

B. PENGERTIAN SUKU PADA BENTUK ALJABAR


1. Suku-suku pembentuk dalam aljabar

a. Koefisien = adalah bilangan yang diikuti variabel dibelakangnya pada tiap-tiap suku.
Contoh:
5x , artinya 5 adalah koefisien x
8y , artinya 8 adalah koefisien y
a2, artinya 1 adalah koefisien a2
b. Variabel = adalah lambang dari suatu bilangan yang belum diketahui nilainya.
Variabel disimbolkan dengan huruf kecil, misalnya; a, b, c, …. , x, y, z.
Contoh:
3p, artinya p adalah variabel dari 3
4q, artinya q adalah variabel dari 4
c. Konstanta = merupakan bilangan tetap yang tidak memiliki variabel.
Contoh konstanta dari operasi berikut:
5x + 2xy2 + y – 35
Konstanta dari operasi diatas adalah (-35).
d. Suku = adalah bagian dari bentuk aljabar yang dipisahkan oleh operasi jumlah atau
selisih. Memuat variabel beserta koefisiennya atau hanya konstanta.

2. Suku Tunggal dan Suku Banyak


2 2
Bentuk-bentuk seperti 4 a ,−5 a b , 2 p+ 5,7 p − pq , 8 x−4 y +9, dan
6 x 2+3 xy −8 y disebut bentuk aljabar. Bentuk aljabar seperti 4a dan −5 a 2 b
disebut bentuk aljabar suku satu atau suku tunggal.
2
Bentuk aljabar seperti 2 p+5 dan 7 p − pq disebut bentuk aljabar suku dua
atau binom.
i) Bentuk 2 p+5 terdiri dari dua suku, yaitu 2 p dan 5.
ii) Bentuk 7 p 2− pq juga terdiri dari dua suku, yaitu 7 p 2 dan – pq .
2
Bentuk aljabar seperti 8 x−4 y+ 9, dan 6 x +3 xy −8 y disebut bentuk
aljabar suku tiga atau trinom.
i) Bentuk 8 x−4 y+ 9 terdiri atas tiga suku, yaitu 8 x ,−4 y dan 9.
ii) Bentuk 6 x 2+3 xy −8 y juga terdiri atas tiga suku, yaitu 6 x 2 , 3 xy dan −8 y .
Bentuk aljabar yang terdiri dari beberapa suku disebut suku banyak atau polinom
misalnya:

}
2 a−5 ab+ 4 c ⇢ s ukutiga
p +2 p 2−7 p−8 ⇢ sukuempat
3
sukubanyak
3 2 2
9 x −4 x y−5 x+ 8 y−7 y ⇢ sukulima

3. Suku-suku sejenis
Perhatikan bentuk aljabar 5 a dan −7 xy +3 !
Pada bentuk 5 a , 5 disebut koefisien dan a disebut variabel (peubah), dan
pada bentuk −7 xy +3 , -7 adalah koefisien dari variabelxy dan 3 adalah
konstanta .
−7 adalahkoefisienxy
Bentuk aljabar ⏞⏟
−7 xy +3 ⇠ 3 adalahkonsta nta
xyadalahvariabel( peubah)

Selanjutnya perhatikan bentuk aljabar berikut ini!


12 x 2−9 x−8 y+7 xy −4 x 2 +5 y
2 2
Bentuk aljabar diatas terdiri atas 6 suku , yaitu 12 x ,−9 x ,−8 y , 7 xy ,−4 x , dan
5 y , dengan suk u−sukuyangsejenis , yaitu:
i) 12 x 2 dan −4 x 2 ,
ii) −8 y dan 5 y
2
sukusejenis 12 x dan −4 x 2


Bentuk aljabar 12 x 2−9 x−8 ⏞
⏟y +7 xy−4 x2 +5
⏟y
sukusejenis−8 y dan 5 y
Suku-suku dikatakan sejenis bila memiliki variabel yang sama, dan variabel yang
sama itu harus memiliki pangkatyangsama juga.
Dengan kata lain, suku-suku yang sejenis hanyaberbedapadakoefisiennya .
2 tidak
12 x dan −9 xbukan suku sejenis, karena 2
x tidaksama ¿
sejenis ¿ dengan x .
−9 x dan 7 xy juga bukan suku sejenis, karena x tidaksama(tidak sejenis )
dengan xy .
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa:

Suku-suku yang sejenis pada bentuk aljabar hanya berbeda pada


koefisiennya.

C. SEJARAH ATAU ASAL USUL ALJABAR


Aljabar telah berkembang sejak zaman Mesir kuno lebih dari 3500 tahun yang
lalu. Contohnya bisa dilihat dari lempengan lontar peninggalan bangsa Rind. Orang-
orang Mesir menulis permasalahan dalam kata-kata menggunakan kata “heap” untuk
mewakili bilangan apa saja yang tidak diketahui.
Sekitar tahun 300 SM, seorang sarjana Yunani Kuno, Euclid menulis buku yang
berjudul Elements, dalam buku tersebut ia mencantumkan beberapa “identitas” (rumus
aljabar yang benar untuk semua bilangan) yang ia kembangkan dengan mempelajari
bentuk-bentuk geomatris. Orang-oarang Yunani Kuno menulis permasalahan-
permasalahan secara lengkap jika mereka tidak dapat memecahkan permasalahan-
permasalahan tersebut dengan menggunakan geometri. Cara ini disebut “aljabar retoris”,
yang membatasi kemampuan mereka untuk memecahkan masalah-masalah yang
mendetail. Pada abad ke-3, Diophantus of Alexandria (250 M) menulis sebuah buku
berjudul Aritmatika, dimana ia menggunakan simbol-simbol untuk bilangan-bilangan
yang tidak diketahui dan untuk operasi-operasi seperti penambahan dan pengurangan.
Setelah sarjana-sarjana Arab memahami ide-ide bangsa Yunani dan hindu, mereka
mulai mengembangkan cara-cara mereka sendiri. Sumbangan yang sangat berarti untuk
aljabar adalah dibuat oleh Muhammad Al-Khawarizmi (780 – 850 M). Sekitar tahun 830
M ia menulis tiga buah buku mengenai matematika. Bukunya yang paling penting
berjudul“Hisab Al-Jabr Wal Muqabalah” (perhitungan dengan restorasi dan reduksi).
“Restorasi” maksudnya menyederhanakan sebuah rumus dengan menggunakan operasi
yang sama dikedua sisinya. “Reduksi” berarti mengkombinasikan bagian -bagian yang
berbe da dari sebuah rumus untuk kemudian menyederhanakannya. Keduanya merupakan
cara-cara yang pokok dalam al-Jabar sekarang ini. Kenyataannya pemikiran-pemikiran
al-Khawarizmi telah menjadi hal yang berpengaruh dimana kata “al - Jabar” (al-jabr)
diambil dari judul bukunya.
Selama jaman Renaissance, aljabar menjadi sesuatu hal yang terkenal dikalangan
ahli matematika Jerman. Belum habis abad ke-16, sistemlain ditemukan untuk
menggantikanaljabar retoris dan aljabar sinkopasi. Pada tahun 1591, ahli matematika
Prancis Francois Viete menciptakan sistem simbol aljabar secara lengkap. Dalam
bukunya “In Artem Analyticam Isasoge” (pengenalan seni -seni analitis) ia menyarankan
bahwa konsonan-konsonan (B, C, D, F, dan seterusnya) dapat mewakili angka-angka
yang tidak diketahui, dan hurup vokal (A, I, U, E, O) dapat mewakili angka angka yang
diketahui. Pada tahun 1637, Rene Descartes menjelaskan bagaiman susunan-susunan
geometris dapat diubah kedalam persamaan-persamaan aljabar. Dalam bukunya
“Discours de la Methode” (Discourse onMethod), ia memperkenalkan hurup x, y, dan z
untuk mewakili variabel-variabel, sama halnya dengan simbol + dan – untuk
penambahan dan pengurangan. Karya Descartes memungkinkan untuk mengubah aljabar
karya Euclid dan sarjana Yunani lainnya kedalam sebuah bentuk yang dapat dipahami
dan digunakan sekarang ini.
Dizaman modern para ahli matematika juga menemukan bentuk aljabar baru yang
digunakan dengan cara yang sangat berbeda dari kalkulus. Salah satu teknik baru yang
paling signifikan dikemukakan oleh ahli matematika Inggris George Boole (1815 –
1864) dalam karyanya “Investigation of the Laws of Thought”. Aljabar karyanya dikenal
dengan aljabar Boole, dan dapat digunakan untuk menulis masalah-masalah logika yang
rumit dengan menggunakan sekelompok simbol. Sekarang, komputer mengubah berbagai
hal kedalam rangkaian operasi-operasi logis sederhana yang diperlihatkan dengan
menggunakan aljabar Boole.
D. OPERASI HITUNG PADA BENTUK ALJABAR
1. Penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar
Untuk menentukan hasil penjumlahan maupun hasil pengurangan pada bentuk
aljabar, perlu diperhatikan hal-hal berikut ini.
a. Suku-suku yang sejenis
b. Sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan pengurangan, yaitu:
i) ab+ ac=a(b+c ) atau a ( b+ c )=ab+ ac
ii) ab−ac=a(b−c ) atau a ( b−c )=ab−ac
c. Hasil perkalian dua bilangan bulat, yaitu:
i) Hasil perkalian dua bilangan bulat positif adalah bilangan
bulat positif
ii) Hasil perkalian dua bilangan bulat negatif adalah bilangan
bulat negatif
iii)Hasil perkalian bilangan bulat positif dengan bilangan bulat
negatif adalah bilangan bulat n egatif

Dengan menggunakan ketentuan-ketentuan diatas, maka hasilpenjumlahan maupun


hasil pengurangan pada bentuk aljabar dapat dinyatakan dalam bentuk yang
lebih sederhana dengan memperhatikan suku−suku yang sejenis .

Hasil penjumlahan maupun pengurangan pada bentuk aljabar dapat


disederhanakan dengan cara mengelompokkan suku-suku yang
sejenis.

Contoh soal :
1. Tentukan hasil penjumlahan 3x2 – 2x + 5 dengan x2 + 4x – 3.
Penyelesaiaan:
(3x2 – 2x + 5) + (x2 + 4x – 3)
= 3x2 – 2x + 5 + x2 + 4x – 3
= 3x2 + x2 – 2x + 4x + 5 – 3 kelompokkan suku suku sejenis
= (3 + 1)x2 + (–2 + 4)x + (5 – 3) sifat distributif
2
= 4x + 2x + 2
2. Tentukan hasil pengurangan 4y2 – 3y + 2 dari 2(5y2 – 3).
Penyelesaiaan :
2(5y2 – 3) – (4y2 – 3y + 2) = 10y2 – 6 – 4y2 + 3y – 2
= (10 – 4)y2 + 3y + (–6 – 2)
= 6y2 + 3y – 8

2. Perkalian bentuk aljabar


a. Perkalian suatu bilangan dengan bentuk aljabar
Coba kalian ingat kembali sifat distributif pada bilangan bulat.Jika a, b, dan c
bilangan bulat maka berlaku a(b + c) = ab + ac. Sifat distributif ini dapat
dimanfaatkan untuk menyelesaikan operasi perkalian pada bentuk aljabar. Perkalian
suku dua (ax + b) dengan skalar/bilangan k dinyatakan sebagai berikut.

k(ax + b) = kax + kb

Contoh soal :
1. Selesaikan bentuk perkalian 2(–6x) !
Penyelesaiaan:
2(–6x) = 2 x (–6) x x
= –12x
b. Perkalian antara bentuk aljabar dan bentuk aljabar
Telah kalian pelajari bahwa perkalian antara bilangan skalar k dengan suku dua
(ax + b) adalah k (ax + b) = kax + kb. Dengan memanfaatkan sifat distributif pula,
perkalian antara bentuk aljabar suku dua (ax + b) dengan suku dua (ax + d) diperoleh
sebagai berikut.
(ax + b) (cx + d) = ax(cx + d) + b(cx + d)
= ax(cx) + ax(d) + b(cx) + bd
= acx2 + (ad + bc)x + bd
distributif dapat pula digunakan pada perkalian suku dua dan suku tiga.
(ax + b) (cx2 + dx + e) = ax(cx2) + ax(dx) + ax(e) + b(cx2) + b(dx) + b(e)
= acx3 + adx2 + aex + bcx2 + bdx + be
= acx3 + (ad + bc)x2 + (ae + bd)x + be
Contoh soal
Tentukan hasil perkalian (x + 2) (x + 3)
Penyelesaiaan :
Cara (i) dengan sifat distributif
(x + 2) (x + 3) = x(x + 3) + 2(x + 3)
= x2 + 3x + 2x + 6
= x2 + 5x + 6
Cara (ii) dengan skema
(x + 2) (x + 3) = x2 + 3x + 2x + 6
= x2 + 5x + 6

3. Pembagian bentuk aljabar


Kalian telah mempelajari penjumlahan, pengurangan, dan perkalian pada bentuk
aljabar. Sekarang kalian akan mempelajari pembagian pada bentuk aljabar.Telah kalian
pelajari bahwa jika suatu bilangan a dapat diubahmenjadi a = p xq dengan a, p, q
bilangan bulat maka p dan qdisebut faktor-faktor dari a. Hal tersebut berlaku pula pada
bentukaljabar.
Perhatikan uraian berikut.
2 x 2 yz 2 = 2 �x 2 �y �z 2
x 3 y 2 z = x3 �y 2 �z
Pada bentuk aljabar di atas, 2, x2, y, dan z2adalah faktorfaktor dari 2x2yz2,
sedangkan x3, y2, dan z adalah faktor-faktor dari bentuk aljabar x3y2z. Faktor sekutu
(faktor yang sama) dari 2x2yz2dan x3y2z adalah
x2, y, dan z, sehingga diperoleh :
2 x 2 yz 2 x 2 yz (2 z )
= 2
x3 y 2 z x yz ( xy )
2z
=
xy
Berdasarkan uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa jika dua bentuk aljabar
memiliki faktor sekutu yang sama maka hasil bagi kedua bentuk aljabar tersebut dapat
ditulis dalam bentuk yang lebih sederhana. Dengan demikian, pada operasi pembagian
bentuk aljabar kalian harus menentukan terlebih dahulu faktor sekutu kedua bentuk
aljabar tersebut, kemudian baru dilakukan pembagian.
Contoh soal :
Sederhanakan bentuk aljabar berikut.
1. 5xy : 2x
2. 6x3 : 3x2
3. 8a2b3 : 2ab
4. (p2q xpq) : p2q2
Penyelesaiaan :
5 xy 5 y �x 5
1.5 xy : 2 x = = = y � faktor sekutu x
2x 2 �x 2
6 x3 3 x 2 �2 x
2. 6 x3 : 3 x 2 = 2
= 2
= 2 x � faktor sekutu 3 x 2
3x 3x
8a 2b 3 2ab �4ab 2
3. 8a b : 2ab =
2 3
=
2ab 2ab
= 4ab 2 � faktor sekutu 2ab

p 2 q �pq p 3q 2
4. ( p 2 q �pq) : p 2 q 2 = = 2 2
p 2q 2 pq
p 2 q 2 �p
= =p
p 2q 2

4. Pemangkatan bentuk aljabar


a. Arti pemangkatan bentuk aljabar
Pemangkatan suatu bilangan diperoleh dari perkalian berulang untuk bilangan
yang sama . Jadi untuk sembarang bilangan a, maka a2 = a x a .
Seperti yang telah kamu ketahui, bilangan berpangkat didefinisikan sebagai
berikut.
an = a × a × a × a × ... sebanyak n faktor
Untuk a bilangan riil dan n bilangan asli.
Definisi bilangan berpangkat berlaku juga pada bentuk aljabar. Misalnya :
3a2 = 3 x a x a
(3a)2 = 3a x 3a
-(3a)2 = -(3a x 3a)
(-3a)2 = -3a x -3a

Dalam pemangkatan bentuk aljabar perlu dibedakan penegrtian-pengertian


berikut ini :
1) 3a2 dengan (3a)2
Pada bentuk 3a2 , yang dikuadratkan hanya a ,sedangkan pada bentuk (3a)2
yang dikuadratkan hanya 3a . jadi 3a2 tidak sama dengan (3a)2
3a2= 3 x a xa dan (3a)2=(3a)x (3a)
2) -(3a)2 dengan (-3a)2
Pada bentuk -(3a)2 yang dikuadratkan hanya 3a , sedangkan pada bentuk (-
3a)2yang dikuadratkan adalah -3a . jadi -(3a)2 tidak sama dengan (-3a)2

b. Perpangkatan suku dua


Dalam menentukan pemangkatan suku dua , koefisien dari suku-sukunya dapat
diperoleh daritiga pascal dengan pemabilangan-bilangan yang terdapat pada segitiga
pascal.
Hubungan antara segitiga pascal dengan pemangkatan suku dua , yaitu (a+b)n
dan (a-b) n ditunjukkan sebagai berikut :

Bilangan- bilangan pada segitiga pascal di atas merupakan koefisien suku-suku


pada hasil pemangkatan bentuk aljabar suku dua.
(a + b)1 = a + b koefisien a dan b adalah 1 1
(a + b)2 = (a + b) (a + b) koefisien a2, ab, dan b2 adalah 1 2 1
= a2 + ab + ab + b2
= a2 + 2ab + b2
(a + b)3 = (a + b) (a + b)2koefisien a3, a2b, ab2 dan b3 adalah 1 3 3 1
= (a + b) (a2 + 2ab + b2)
= a3 + 2a2b + ab2 + a2b + 2ab2 + b3
= a3 + 3a2b + 3ab2 + b3
(a + b)4 = (a + b)2 (a + b)2 koefisien a4, a3b, a2b2, ab3, dan b4 adalah 1 4 6 4 1

= (a2 + 2ab + b2) (a2 + 2ab + b2)


= a4 + 2a3b + a2b2 + 2a3b + 4a2b2 + 2ab3 + a2b2 + 2ab3 + b4
= a4 + 4a3b + 6a2b2 + 4ab3 + b4
dan seterusnya.
Perpangkatan bentuk aljabar (a – b)n dengan n bilangan asli juga mengikuti
pola segitiga Pascal. Akan tetapi, tanda setiap koefisiennya selalu berganti dari (+) ke
(–), begitu seterusnya.
Pelajarilah uraian berikut.
(a – b)2 = a2 – 2ab + b2
(a – b)3 = a3 – 3a2b + 3ab2 – b3
(a – b)4 = a4 – 4a3b + 6a2b2 – 4ab3 + b4
(a – b)5 = a5 – 5a4b + 10a3b2 – 10a2b3 + 5ab4 – b5
Contoh :
Tentukan hasil perpangkatan bentuk aljabar berikut.
a. (2x + 3)4
b. (x + 4y)3
Penyelesaian:
a. (2x + 3)4 = 1(2x)4 + 4(2x)3(3) + 6(2x)2(32) + 4(2x)1(33) + 1(34)
= 1(16x4) + 4(8x3)(3) + 6(4x2)(9) + 4(2x)(27) + 1(81)
= 16x4 + 96x3 + 216x2 + 216x + 81
b. (x + 4y)3 = 1(x3) + 3(x2)(4y)1 + 3x (4y)2 + 1(4y)3
= 1x3 + 3x2(4y) + 3x(16y2) + 1(64y3)
= x3 + 12x2y + 48xy2 + 64y3

E. FAKTORISASI BENTUK ALJABAR


a. Faktorisasi dengan hukum Distributif
Hukum distributif dapat dinyatakan sebagai berikut:
ab + ac = a( b+c) dengan a. b, dan c sembarang bilangan nyata.

bentuk bentuk
penjumlahan perkalian
Bentuk di atas menunjukkan bahwa penjumlahan dapat dinyatakan sebagai bentuk
perkalin jika suku-suku dalam bentuk penjumlahan memiliki faktor yang sama (faktor
persekutuan).Menyatakan bentuk penjumlahan suku-suku menjadi bentuk perkalian
faktor-faktor disebut faktorisasi atau pemfaktoran.
Dengan demikian , bentuk ab + ac dengan faktor persekutuan a dapat difaktorkan
menjadi a(b+c) dengan dua faktor , yaitu a dan b + c
ab + ac = a( b+c)

faktor faktor
Jadi faktorisasi ( pemfaktoran) adalah menyatakan bentuk penjumlahan menjadi
bentuk perkalian faktor-faktor.Bentuk penjumlahan suku-suku yang memiliki faktor yang
sama dapat difaktorkan dengan mengunakan hukum distributif.
Contoh soal :
Faktorkanlah bentuk-bentukaljabar berikut.
a. 2x + 2y
b. x2 + 3x
c. a2 + ab
d. pq2r3 + 2p2qr + 3pqr
Penyelesaian:
a. 2x + 2y memiliki faktor sekutu 2, sehingga 2x + 2y = 2(x + y).
b. x2 + 3x memiliki faktor sekutu x, sehingga x2 + 3x = x(x + 3).
c. a2 + ab memiliki faktor sekutu a, sehingga a2 + ab = a(a + b).
d. pq2r3 + 2p2qr + 3pqr memiliki faktor sekutu pqr, sehingga
pq2r3 + 2p2qr + 3pqr= pqr(qr2 + 2p + 3).

b. Faktorisasi Bentuk x 2
+ 2 xy + y 2
dan x 2
- 2 xy + y 2
Pada pembahasan sebelumnya telah dipelajari bahwa penguadratan suku dua
dirumuskan sebagai (a + b)2 = 1a2 + 2ab + 1b2 dan (a – b)2 = 1a2 – 2ab + 1b2.
Buktikan bahwa pengkuadratan di bawah ini benar!
1. (x + 3)2 = x2 + 6x + 9
2. (3x – 4)2 = 9x2 - 24x + 16
Dari penjabaran 1 dan 2 diatas, diperoleh kesimpulan bahwa hasil penguadratan
suku dua menghasilkan suku tiga dengan ciri ciri sebagai berikut.
(i) Suku pertama n dan suku ketiga merupakan bentuk kuadrat.
(ii) Suku tengah merupakan hasil kali 2 terhadap akar kuadrat suku pertama dan akar
kuadrat suku ketiga.

{x + 6{ x + 9{
2
9{x 2 - 24
{ x + 16
{
( x )2 2( x )(3) (3) 2 (3 x ) 2 2(3 x )(4) (4) 2

Dengandemikian, kedua bentuk aljabar diatas dapat difaktorkan dengan cara


sebagai berikut.
1. x2 + 6x + 9 = (x)2 + 2(x)(3x) + (3)2
= (x + 3)2

2. 9x2 - 24x + 16 = (3x)2 - 2(3x)(4) + (4)2


= (3x – 4)2

Secara umum, bentuk x2 +2xy + y2 dapat difaktorkan dengan langkah-langkah sebagai


berikut.
x2 + 2xy + y2 = x2 + xy + xy + y2
= x(x + y) + y(x + y) hukum distributive
= (x + y)(x + y)
= (x + y)2

Berdasarkanpembahasandankegiatansiswa di atas, dapatdisimpulkanhalberikut.

Faktorisasi Bentuk x2 + 2xy + y2 dan x2 - 2xy + y2 adalah


a. x2 + 2xy + y2 = (x + y)2

b. x2 - 2xy + y2 = (x – y)2
c. Faktorisasi Selisih Dua Kuadrat
Untuk setiap bilangan cacah x dan y, telah dijelaskan bahwa bentuk (x + y)(x – y)
dapat dijabarkan sebagai berikut.
(x + y)(x – y) = x2 + xy – xy – y2
= x2 – y2
Bentuk diatas dapat juga ditulis sebagai bentuk faktorisasi, yaitu:
x2 – y2 = (x + y)(x – y)
Bentuk x2 – y2 pada ruas kiri disebut selisih dua kuadrat, dan merupakan bentuk
pengurangan (selisih). Ruas kanan, yaitu (x + y)(x – y), merupakan bentuk perkalian
faktor – faktor.
Berdasar hal tersebut, maka disimpulkan bahwa bentuk
x2 – y2 = (x + y)(x – y) merupakan rumus untuk faktorisasi selisih dua kuadrat.

Faktorisasi (pemfaktoran) selisih dua kuadrat adalah:


x2 – y2 = (x + y)(x – y)

Contohsoal:
1. Faktorkanlahbentukaljabarberikut:
a. a2 – 9
b. 4a2 – 25
Jawab:
a. a2 – 9 = a2 – 32
= (a + 3)(a – 3)
b. 4a2 – 25 = (2a)2 – 52
= (2a + 5)(2a – 5)

Catatan:
Jika suatu bentuk aljabar memiliki factor persekutuan seperti contoh 2a dan 3c,
maka faktorkanlah terlebih dahulu dengan menggunakan distributive, kemudian
lanjutkan dengan faktorisasi bentuk lainnya.
d. Faktorisasi Bentuk ax2 + bx + c dengan a = 1
Pada bab ini, akan dipelajari tentang faktorisasi bentuk ax2 + bx + c dengan a = 1.
Misalnya, bentukaljabarberikutini:
x2 + 10x – 21 berarti a = 1, b = 10, c = -21
x2 – 12x + 20, berarti a = 1, b = -12, c = 20
Padabentuk ax2 + bx + c, a disebut koefisien x2, b adalah koefisien x, c adalah
konstanta. Untuk x2 + 10x – 21, maka koefisien x2 adalah 1, koefisien x adalah 10 dan
-21 adalah bilangan kostanta.
Untuk x2 – 12x + 20, maka koefisien x2 adalah 1, koefisien x adalah -12 dan 20
adalah bilangan kostanta.
Untuk memahami faktorisasi bentuk ax2 +bx + c dengan a = 1, selanjutnya kita tulis
dengan x2 + bx + c, perhatikan uraian berikut ini!

(x + 3)(x + 4) = x2 + 3x + 4x + 12 (x + 2)(x – 7) = x2 – 7x +2x – 14


= x2 + 7x + 12 = x2 - 5x – 14

Ternyata faktorisasi bentuk x2 + bx + c dapat dilakukan dengan cara menentukan


pasangan bilangan yang memenuhi syarat sebagai berikut.
1. Bilangan kostanta c merupakan hasil perkalian dari pasangan bilangan konstanta.
2. Koefisien x, yaitu b merupakan hasil penjumlahan dari pasangan bilangan tersebut.

Faktorisasi (pemfaktoran) bentuk x2 + bx + c adalajh:


x2 + bx +c = (x +p)(x + q)
Dengan syarat c = p x q dan bx = p + q

e. Faktorisasi bentuk ax2 + bx + c dengan a ≠ 1


Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan tentang perkalian aljabar:
(2x + 3)(4x + 5) = 8x2 +10x + 12x + 15 ……. (1)
= 8x2 + 22x + 15 ……………. (2)
Dari ruas kanan di atas dapat disimpulkan bahwa memfaktorkan 8x2 + 22x + 15 (bentuk
(2)), terlebih dahulu suku 22x diuraikan menjadi dua suku (bentuk (1)) dengan aturan
sebagai berikut.
(i) Jika kedua koefisien itu dijumlahkan maka akan menghasilkan 22.
(ii) Jika koefisien kedua suku itu dikalikan maka hasilnya sama dengan hasil kali
koefisien x2 dengan bilangan konstanta yaitu 120.

F. TRIK-TRIK ALJABAR
Di bagian ini, kita akan membahas tentang beberapa trik-trik dalam aljabar.
Biasanya, trik digunakan untuk mempermudah cara kita mengerjakan sesuatu soal.
Dengan demikian, trik-trik yang tersajikan ini bisa membantu kita menyelesaikan soal
dengan lebih cepat.
1) Menggunakan selisih kuadrat
Contoh soal :
a. 942 – 62 = …
b. 1052 – 52 = …
c. 902 – 102 = …
Jawab :
a. 942 – 62 = (94 + 6)(94 – 6) = 100 x 88 = 8.800
b. 1052 – 52 = (105 – 5)(105 + 5) = 100 x 120 = 12.000
c. 902 – 102 = (90 + 10)(90 – 10) = 100 x 80 = 8.000
Daripada harus mencari kuadratnya, sebaiknya kita menggunakan selisih kuadrat agar
lebih mudah.

2) Menggunakan rumus umum


Rumus umumnya adalah :
(a + b)2 = a2 + 2ab + b2
(a – b)2 = a2 – 2ab + b2
Contoh soal :
a. (3x + 2)2 =
b. (5x – 1)2 =
c. (9x – 3)2 =
Jawab :
a. (3x + 2)2 = (3x)2 + 2.3x.2 + (2)2 = 9x2+ 12x + 4
b. (5x – 1)2 = 25x2 – 10x + 1
c. (9x – 3)2 = 81x2 – 54x + 9

3) Menganalisa soal
Contoh soal :
a. Dua buah bilangan berjumlah 30. Jika bilangan pertama 2 kali lebih besar dari
bilangan kedua, berapakah bilangan kedua?
b. Sebuah bilangan jika dikalikan 30 ditambah 5 dan dikurangi 2, maka hasilnya
adalah 63. Berapakah bilangan tersebut?
Jawab :
1) a + b = 30, a = 2b
Berarti, 2b + b = 30
3b = 30, b = 10
2) X . 30 + 5 -2 = 63, 30x + 3 = 63
Berarti, 30x = 63 -3
30x = 60 dan x = 2

G. Tokoh-tokoh Dalam Mengembangkan Aljabar

1. Muhammad Ibn Musa Al-Khawarizmi

Ia adalah yang pertama kali yang mencetus Al-Jabar dalam bukunya


dengan judul “Al-kitab al-jabr wa-l-Muq\abala” kitab ini merupakan karya yang
sangat monumental pada abad ke-9 M. ia merupakan seorang ahli matematika dari
Persia yang dilahirkan pada tahun 194 H/780 M, tepatnya di Khawarizm,
Uzbeikistan.

2. Al-Qalasadi

Dalam mengembangkan matematika sungguh sangat tak ternilai. Ia sang


matematikus Muslim di abad ke-15, kalau tanpa dia boleh jadi dunia dunia tak
mengenal simbol-simbol ilmu hitung. Sejarang mencatat, al Qalasadi merupakan
salah seorang matematikus Muslim yang berjasa memperkenalkan simbol-simbol
Aljabar. Symbol-simbol tersebut pertama kali dikembangkan pada abad 14 oleh
Ibnu al-Banna kemudian pada abad 15 dikembangkan oleh al-Qalasadi, al-
Qalasadi memperkenalkan symbol-simbol matematika dengan menggunakan
karakter dari alphabet Arab. Ia menggunakan wa yang berarti “dan” untuk
penambahan (+), untuk pngurangan (-), al-Qalasadi menggunakan illa berarti
“kurang”. Sedangkan untuk perkalian (x), ia menggunakan fi yang berarti “kali”.
Simbol ala yang berarti ”bagi” digunakan untuk pembagian (/).

3. Nikolai Ivanovich Lobachevsky (1 Desember 1792 – 24 Februari 1856)

Adalah matematikawan Rusia. Ia terutama dikenal sebagai orang yang


mengembangkan geometri non-Euclides (independen dari hasil karya János
Bolyai) yang diumumkannya pada 23 Februari 1826, serta metode hampiran akar
persamaan aljabar yang dikenal dengan nama Metode Dandelin-Gräffe

4. Sharaf al-Dīn al-Muẓaffar ibn Muḥammad ibn al-Muẓaffar al-Ṭūsī (1135-


1213)

Adalah matematikawan dan astronom Islam dari Persia. Sharif al-Din


mengajar berbagai topik matematika, astronomi dan yang terkait, seperti bilangan,
tabel astronomi, dan astrologi. Al-Tusi menulis beberapa makalah tentang aljabar.
Dia memberikan metode yang kemudian dinamakan sebagai metode Ruffini-
Horner untuk menghampiri akar persamaan kubik. Meskipun sebelumnya metode
ini telah digunakan oleh para matematikawan Arab untuk menemukan hampiran
akar ke-n dari sebuah bilangan bulat, al-Tusi adalah yang pertama kali yang
menerapkan metode ini untuk memecahkan persamaan umum jenis ini. Dalam Al-
Mu’adalat (Tentang Persamaan), al-Tusi menemukan solusi aljabar dan numerik
dari persamaan kubik dan yang pertama kali menemukan turunan polinomial
kubik, hasil yang penting dalam kalkulus diferensial.

5. Omar Khayyam

Ilmuwan yang berasal dari Persia ini membangun Aljabar Geometri dan
menemukan bentuk umum geometri dari persamaan kubik.

6. Kowa Seki

Ilmuwan yang berasal dari Jepang pada abad 17, ia mengambangkan


tentang determinan.
7. Robert Recorde

Adalah seorang yang memperkenalkan tanda “=” yang terdapat dalam


bukunya yang berjudul “The Whetstone of Witte” pada tahun 1557.

H. Klasifikasi dari Aljabar

Aljabar secara garis besar dapat dibagi dalam beberapa kategori berikut ini:
1) Aljabar Elementer
Aljabar yang mempelajari sifat-sifat operasi pada bilangan riil direkam dalam
symbol sebagai konstanta dan variabel, dan aturan yang membangun ekspresi dan
persamaan matematika yang melibatkan simbol-simbol. (bidang ini juga mencakup
materi yang biasanya diajarkan di sekolah menengah).
Aljabar Elementer adalah bentuk paling dasar dari Aljabar, yang diajarkan pada
siswa yang belum mempunyai pengetahuan Matematika apapun selain daripada
Aritmatika Dasar. Meskipun seperti dalam Aritmatika, di mana bilangan dan operasi
Aritmatika (seperti +, -, x, ) muncul juga dalam aljabar, tetapi disini bilangan seringkali
hanya dinotasikan dengan symbol (seperti a, x, y, ). Hal ini sangat penting sebab: hal ini
mengijinkan kita menurunkan rumus umum dari aturan Aritmatika (seperti a + b = b + a
untuk semua a dan b), dan selanjutnya merupakan langkah pertama untuk penelusuran
yang sistematik terhadap sifat-sifat sistem bilangan riil.
Dengan menggunakan symbol, alih-alih menggunakan bilangan secara langsung,
mengijinkan kita untuk membangun persamaan matematika yang mengandung variable
yang tidak diketahui (sebagai contoh “Carilah bilangan x yang memenuhi persamaan
3x+1=10”) . Hal ini juga mengijinkan kita untukmembuat relasi fungsional dari rumus-
rumus matematika tersebut (sebagai contoh “Jika anda mnjual x tiket, kemudian anda
mendapat untung 3x -10 rupiah, dapat dituliskan sebagaif(x) = 3x – 10, dimana f adalah
fungsi dan x adalah bilangan dimana fungsi f bekerja”).

2) Aljabar Abstrak
Kadang-kadang disebut Aljabar Modern, yang mempelajari Stuktur Aljabar
semacam Grup, ring dan Medan (fields) yang didefinisikan dan diajarkan secara
aksiomatis.
3) Aljabar Linier, yang mempelajari sifat-sifat khusus dari Ruang Vektor (termasuk
Matrik)
4) Aljabar Universal, yang mempelajari sifat-sifat bersama dari semua Stuktur aljabar.

I. PENERAPAN ALJABAR PADA KEHIDUPAN SEHARI- HARI

1) Penerapan Aljabar pada Kehidupan Keluarga

Ibu Eet adalah seorang Ibu Rumah Tangga yang mempunyai seorang suami dan 2
orang anak. Dia tidak bekerja, hanya mengurus rumah tangganya saja. Setiap bulan
Bu Eet menerima uang bulanan dari suaminya sebesar Rp 3.250.000. Beberapa
pengeluaran setiap bulannya dipakai untuk uang saku kedua anaknya Rp
1.000.000/bulan, pembayaran token listrik Rp 150.000/bulan, dan Rp 30.000/hari
untuk uang belanja ke warung. Di warung biasanya ia belanja, diadakan uang
simapanan untuk bekal liburan, dengan menabung berapa saja jumlahnya tetapi setiap
hari wajib ada pemasukkan. Jadi pemilik warung tersebut selalu mengadakan liburan
setahun sekali menjelang bulan Ramadhan, pemilik warung memberi THR berupa
liburan bagi yang berminat untuk ikut. THR itu hanya berupa ongkos transportasinya
saja, untuk bekalnya dari uang simpanan tabungan pelanggan warung yang akan
dibagikan menjelang pemberangkatan liburan. Disini Bu Eet kebingungan untuk
menabungkan uangnya berapa, karena ia tidak mempunyai penghasilan lain kecuali
dari suaminya.

Dengan Aljabar, kita bisa mengetahui berapa uang simpanan yang harus Bu Eet
tabung dengan memisalkan besar uang simpanan sama dengan x.

2) Penerapan Aljabar di Sekolah Di Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK) di Kota Banjar, penanggungjawab kesiswaan akan


mendata Siswa Tanpa Organisasi (STO) dalam 1 angkatan. Karena telah menerima
informasi bahwa seluruh kelas XI hanya sedikit yang ikut berpartisipasi dalam setiap
kegiatan di sekolah, baik dalam bentuk ekstrakulikuler maupun organisasi lainnya. Pa
Lala selaku penanggungjawab kesiswaan akan memberi sanksi kepada siswa yang
tidak menjadi pengurus OSISmaupun ekstrakulikuler. Pa lala membagi 2 golongan
untuk mencari berapa siswa/siswinya yang aktif di pengurus OSIS dan mengikuti
ekstrakulikuler. Ternyata ada 350 siswa mengikuti ekstrakulikuler, 40 siswa menjadi
pengurus OSIS, dan 35 siswa mengikuti 2 kegiatan yaitu pengurus OSIS dan
mengikuti kegiatan ekstrakulikuler. Namun belum diketahui berapa jumlah siswa
yang tidak aktif di sekolahnya itu.
*ketika Pa Lala sudah mendapatkan data diatas, dapat dimisalkan jumlah siswa
yang tidak aktif itu menjadi x. setelah itu jumlah yang mengikuti kegiatan
ekstrakulikuler dikurangi siswa yang mengikuti 2 kegiatan. Begitu juga dengan
jumlah siswa yang menjadi pengurus OSIS dikurangi siswa yang mengikuti 2
kegiatan. Lalu setelah itu hasil dari pengurangan ditambahkan dengan jumlah siswa
yang mengikuti 2 kegiatan.

3) Penerapan Aljabar di Masyarakat

Di suatu desa terpencil, ketua Desa akan mengadakan acara syukuran. Semua
kepala keluarga ikut berpartisipasi untuk melancarkan acaranya. Dibutuhkan tenaga
untuk mendirikan dan menghias panggung 17 orang. Untuk menyiapkan makanan
ringan dan berat 13 orang. 12 orang lagi tergabung ke persiapan panggung dan
makanan. Kemudian petugas desa yang ditugaskan untuk memberi konsumsi tidak
mengetahui berapa banyak kepala keluarga yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan
tersebut.
*dengan Aljabar, kita misalkan x sebagai banyak kepala keluarga yang ikut
berpartisipasi dalam acara tersebut.

4) Penerapan Aljabar pada Bidang Ekonomi


Aljabar dapat memecahkan beberapa persoalan di beberapa bidang, termasuk
bidang ekonomi. Ekonomi erat kaitannya dengan uang, dan kesejahteraan hidup
manusia. Berikut masalah di bidang ekonomi yang dapat diselesaikan dengan
Aljabar.
Menjelang tahun ajaran baru, biasanya semua perlengkapan sekolah diganti
dengan yang baru. Seperti tas, sepatu, buku tulis, danperalatan menulis. Pada hari
yang bersamaan Dava membeli 4 buku tulis dan 3 pencil dengan harga RP 12.500
dan Fathan membeli 2 buku tulis dan sebuah pencil dengan harga Rp 5.500 pada toko
yang sama. Mereka berdua tidak mengetahui harga satuan buku yang dibelinya.
Ketika sampai di rumah masing- masing mereka berdua bertemu dengan Zaki yang
kebetulan juga sudah membeli peralatan sekolah yang baru, dia menanyakan kepada
Dava dan Fathan harga buku yang dibelinya berapa, karena Zaki membeli buku di
toko yang berbeda. Niat Zaki yaitu untuk membandingkan harga buku yang dibelinya
dan yang dibeli oleh kedua temannya itu. Harga buku yang dibeli Zaki menurutnya
terbilang mahal.
*dengan bantuan Aljabar, Dava dan Fathan bisa mengetahui harga satuan dari
buku yang mereka beli. Dengan pemisalan buku sebagai x dan pencil sebagai y. 5.
Penerapan Aljabar di Masyarakat Aljabar juga berperan di masyarakat untuk menjadi
sebuah kegiatan yang positif, Aljabar mempunyai singkatan (Ayo Kerja Bakti
Bareng). Dengan kata Aljabar saja sudah mampu menjadi kata yang mengajak
masyarakan untuk melakukan kegiatan yang positif. Kegiatan Ayo Kerja Bakti
Bareng dapat dilaksanakan setiap hari, seminggu sekali, maupun sebulan sekali.

5) Penerapan Aljabar di Bidang Peternakan


Pa Ano memiliki ternak ayam sebanyak 20 ekor, setiap 2 minggu sekali ia
membeli pakan sebanyak 15 kg. Pada hari Rabu, saudara iparnya menitipkan 10 ekor
ayam jantan karena akan pergi keluar kota selama sebulan. Kini ada 30 ekor ayam
yang ia tangani. Namun, pakan ayam ternak tersebut tidak cukup untuk 30 ekor
ayam. Ketika pakan habis sebelum waktunya Pa Ano memperhitungkan berapa
jumlah pakan yang seharusnya ia beli. Ketika sampai di toko pakan ternak pa Ano
memutuskan membeli 45 kg untuk sebulan dengan jumlah ternak 30 ekor.
*untuk memecahkan masalah pa Ano dapat kita gunakan dulucara perbandingan,
lalu kerjakan dengan sistem Aljabar dan x sebagai banyak pakan yang akan dibeli.

6) Penerapan Aljabar di Bidang Pekerjaan


Seorang mandor pembangunan perumahan Green House, menginginkan
proyeknya itu dapat diselesaikan selama 96 hari, oleh 21 orang pekerja. Namun, pada
hari yang bersamaan 2 orang pekerja meninggal dunia. Kini tinggal 19 orang yang
bekerja. Mandor tersebut kesulitan untuk mendapatkan pekerja baru agar proyeknya
dapat diselesaikan tepat waktu. Setelah beberapa hari ia mencari pekerja baru, namun
belum menemukan yang ahli akhirnya ia memutuskan untuk tidak menambah lagi
pekerja karena proyeknya dapat dilaksanakan dengan cepat walaupun tidak harus 96
hari selesai. Pekerjaan itu terhenti 1 hari karena pada waktu itu ada 2 orang pekerja
yang meninggal. Pekerjaan dilaksanakan kembali hari esoknya. Ia memprediksi
kembali proyeknya dapat selesai dalam waktu 106 hari, 10 hari lebih terlambat dari
prediksi yang ia inginkan. *untuk hal ini kita misalkan x sebagai tambahan hari yang
tertunda karena pekerjaan dihentikan 1 hari dan 2 pekerja tidak dapat bekerja.

7) Penerapan Aljabar Pada Bidang Politik

Pada pemilihan ketua RW di lingkungan jelat tepatnya di lingkungan RW 02 akan


dilaksanakan secara demokrasi. Pada pemilihan kali ini, tiap ketua RT sudah mendata
seluruh warganya untuk menyalurkan hak suara. Dari RT 01 ada 45 calon pemilih, RT
02 ada 54 calon pemilih, RT 03 ada 55 calon pemilih, dan RT 04 ada 40 calon pemilih.
Jumlah dari semua calon pemilih yaitu 194. Dalam hal pemilihan ada salah satu aturan
yang akan diterapkan, diantaranya pemilih harus memilih 1 kandidat saja dan
diharapkan tidak golput. Pemilihan akan dilakukan ulang apabila jumlah golput lebih
dari 30 orang. Kandidat ketua RW berjumlah 2 orang. Dengan persentase kemenangan
kandidat No. 1 30% kandidat No 2 58% dan golput 12%. Setelah dihitung secara
matematis, jumlah warga yang golput sebanyak 23orang. Dan kemenangan diraih oleh
kandidat No. 2
*untuk mengitung berapa jumlah warga yang golput dapat dimisalkan dengan x
selanjutnya persentase golput dikali dengan jumlah calon pemilih.

8) Penerapan Aljabar Pada Bidang Hukum


Grasi merupakan suatu hal yang tidak asing dalam dunia hukum. Pemberian
grasi dilakukan oleh seorang presiden, dan tidak diberikan secara cuma-cuma. Jika
pemberian grasi dimisalkan apabila pelanggaran lebih dari 3 pelanggaran hukum,
maka grasi tidak akan diberikan. Seperti kasus pembunuhan berencana, penganiayaan,
serta penelantaran anak. Maka dalam kasus tersebut tidak dapat dikeluarkan grasi. Dan
apabila pelanggaran hukumnya dijadikan persentase, jika lebih dari 30% maka grasi
tidak akan diberikan kepada pelanggar hukum. Maka Aljabar dapat berperan jika
setiap tindakan pelanggaran diberi persentase dari seluruh tindakan kejahatan dan
melebihi 30% maka grasi tidak berhak diberikan kepada pelaku. *perhitungan itu
dapat didapat dari dara berupa diagram lingkaran. Setelah itu gunakan x sebagai besar
persentase yang didapat dari beberapa kasus

9) Penerapan Aljabar Pada bidang Kesehatan


Ayu telah selesai menempuh belajarnya selama 3,5 tahun untuk menjadi seorang
sarjana. Dia adalah salah satu lulusan Farmasi Universitas Padjajaran. Setelah lulus,
dia bekerja di sebuah apotek besar di kota kelahirannya. Ayu menjadi tahu semua
jenis obat-obatan serta dosis yang dianjurkan untuk pasien dokter yang akan
menebus obat. Pada suatu hari dia bertemu dengan sahabat lamanya, dalam
pertemuannya itu dia dimintai tolong oleh sahabatnya itu untuk mengukur berapa
takaran oban panas anak sahabatnya. Anak dari sahabatnya baru berusia 6 bulan,
bayinya itu terkena demam. Karena baru terserang, sahabat Ayu hanya membeli obat
penurun panas di apotek, tetapi dia tidak tahu berapa dosis yang dianjurkan untuk
anaknya itu.
*untuk mengitung berapa dosis yang diberikan kepada bayi 6 bulan itu dapat
digunakan rumus x sebagai dosis yang dianjurkan, lalu usia bayi (m) dibagi 150 dan
dikali dosis dewasa (Dd). Dosis dewasa = 500mg.

10) Penerapan Aljabar Pada Bidang Olahraga


Dalam dunia olahraga, matematika juga ikut berperan di dalamnya. Seperti
berthitung ketika melakukan pemanasan. Namun, salah satu cabang ilmu matematika
juga masuk ke dalamnya, yaitu Aljabar. Aljabar dapat digunakan di dunia olahraga
ketika seorang atlet lari maraton ingin mengetahui berapa putaran yang ia dapatkan
ketika lari dalam jarak 1300m dalam hitungan menit. Ketika ia berlari dalam waktu
10 menit mendapatkan 3 putaran. Namun ia ingin mendapatkan 5 putaran dalam
waktu yang tidak ia ketahui. Karena ia juga butuh latihan untuk mempersiapkan
perlombaaan kelak. *dengan bantuan Aljabar atlet tersebut dapat memisalkan waktu
yang diharapkan sebagai x dan menghitungnya dengan langkah perbandingan dulu.
Kesimpulan Aljabar merupakan salah satu cabang ilmu matematika, aljabar dapat
digunakan dalam segala bidang untuk memecahkan masalah. Walaupun tidak semua
masalah dapat dipecahkan, tapi aljabar mampu masuk ke beberapa bidang. Dengan
aljabar, beberapa persoalan dapat terpecahkan, namun untuk memecahkannya harus
menggunakan pikiran yang logis dan dapat diterima dengan akal. Aljabar berkaitan
dengan 4 operasi matematika, yaitu penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan
pembagian.

https://bryanfebriozusriadi.wordpress.com/2014/01/24/makalah-aljabar/
http://agungputranepakmulyadi.blogspot.com/2013/09/aljabar-matematika.html
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._MATEMATIKA/195509091980021-
KARSO/ALJABAR_SMP_1.pdf
https://dokumen.tips/download/link/makalah-faktorisasi-aljabar

Anda mungkin juga menyukai