Anda di halaman 1dari 23

BAB 1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menjumpai berbagai problem

atau permasalahan yang berkaitan dengan aljabar. Berbagai bidang

kehidupan telah mengangkat permasalahan-permasalahan aljabar ke

dalam bidang mereka sendiri.

Baik dari bidang ekonomi maupun bidang-bidang lainnya, aljabar selalu

diterapkan untuk mencapai suatu keputusan dan hasil yang baik. Sehingga

tak heran bila kita akan mendapatkan materi pembelajaran Aljabar ketika

belajar di kelas.

Dewasa ini, banyak siswa yang belum mengenal bahkan mengetahui

tentang materi aljabar. Mereka menganggap aljabar sebagai pelajaran

yang menakutkan. Bahkan tak sedikit pula yang benar-benar membenci

pelajaran ini.

Beranjak dari situlah, materi aljabar selalu berusaha disajikan dalam bentuk

yang lebih menyenangkan. Penampilan-penampilan yang terasa baru

memang patut dipertunjukkan untuk meningkatkan kecintaan terhadap

aljabar.

``1
Sebuah peternakan memiliki beberapa sapi. Suatu hari, sapi itu diperah,

maka setiap sapi akan menghasilkan 1,5 liter. Jika hasil yang didapat dari

perahan sapi adalah sebanyak 9 liter, berapakah sapi yang dimiliki

peternakan itu?

Segelintir pertanyaan di atas hanyalah secuil dari banyaknya permasalahan

atau problem dalam soal Matematika. Dengan pendekatan yang lebih

menarik dan meningkatkan kreatifitas, siswa bisa lebih terpacu dalam

mengerjakan soal-soal aljabar.

Beragam hal dalam berbagai aspek kehidupan bisa dihubungkan dengan

Matematika yang juga berkaitan langsung dengan aljabar. Aneka contoh

juga bisa diterapkan dalam pelajaran Matematika satu per satu.

B. Perumusan Masalah

1. Apakah pengertian dari aljabar? Bagaimana juga suku-suku

pembentuknya?

2. Bagaimanakah sejarah atau asal usul mengenai aljabar?

3. Bagaimanakah cara melakukan pengoperasian dalam aljabar?

4. Bagaimanakah cara memfaktorkan suku-suku dalam aljabar?

5. Apakah trik-trik yang bisa digunakan untuk mengoperasikan aljabar?

C. Tujuan

``2
1. Mengetahui pengertian dari aljabar serta suku-suku yang

membentuk aljabar.

2. Mengetahui asal usul mengenai aljabar.

3. Mengetahui cara melakukan operasi dalam aljabar.

4. Mengetahui cara memfaktorkan suku-suku dalam aljabar.

5. Memahami trik-trik yang bisa digunakan untuk memanipulasi soal

pada aljabar.

BAB 2

PEMBAHASAN

Pengertian Aljabar

Aljabar berasal dari Bahasa Arab “al-jabr” yang berarti “pertemuan”,

“hubungan” atau “perampungan”) adalah cabang matematika yang dapat

dicirikan sebagai generalisasi dan perpanjangan aritmatika. Aljabar juga

merupakan nama sebuah struktur aljabar abstrak, yaitu aljabar dalam

sebuah bidang. Aljabar adalah cabang matematika yang mempelajari

struktur, hubungan dan kuantitas. Untuk mempelajari hal-hal ini, dalam

aljabar digunakan simbol (biasanya berupa huruf) untuk merepresentasikan

``3
bilangan secara umum sebagai sarana penyederhanaan dan alat bantu

memecahkan masalah. Contohnya, x mewakili bilangan yang diketahui dan

y bilangan yang ingin diketahui.

Suku-suku pembentuk dalam aljabar

Koefisien = adalah bilangan yang diikuti variabel dibelakangnya pada tiap-

tiap suku.

Contoh:

5x , artinya 5 adalah koefisien x

8y , artinya 8 adalah koefisien y

a2, artinya 1 adalah koefisien a2

Variabel = adalah lambang dari suatu bilangan yang belum diketahui

nilainya. Variabel disimbolkan dengan huruf kecil, misalnya; a, b, c, …. , x, y,

z.

Contoh:

3p, artinya p adalah variabel dari 3

``4
4q, artinya q adalah variabel dari 4

Konstanta = merupakan bilangan tetap yang tidak memiliki variabel.

Contoh konstanta dari operasi berikut:

5x + 2xy2 + y – 35

Konstanta dari operasi diatas adalah (-35).

Suku = adalah bagian dari bentuk aljabar yang dipisahkan oleh operasi

jumlah atau selisih. Memuat variabel beserta koefisiennya atau hanya

konstanta.

Bentuk aljabar dengan dua suku disebut suku dua.

Contoh: 5x – 2y, a + b2

Bentuk aljabar dengan lebih dari dua suku disebut suku banyak (polinom).

Contoh: a2 + 4b – c, 6x + 1 – 3y + xy2

Sejarah dan Asal Usul Aljabar

``5
Asal mula Aljabar dapat ditelusuri berasal dari bangsa Babilonia Kuno yang

mengembangkan sistem aritmatika yang cukup rumit, dengan hal ini

mereka mampu menghitung dalam cara yang mirip dengan aljabar

sekarang ini. Dengan menggunakan sistem ini, mereka mampu

mengaplikasikan rumus dan menghitung solusi untuk nilai yang tak

diketahui untuk kelas masalah yang biasanya dipecahkan dengan

menggunakan persamaan Linier, Persamaan Kuadrat dan Persamaan Linier

tak tentu. Sebaliknya, bangsa Mesir, dan kebanyakan bangsa India, Yunani,

serta Cina dalam milenium pertama sebelum masehi, biasanya masih

menggunakan metode geometri untuk memecahkan persamaan seperti ini,

misalnya seperti yang disebutkan dalam ‘the Rhind Mathematical Papyrus’,

‘Sulba Sutras’, ‘Euclid’s Elements’, dan ‘The Nine Chapters on the

Mathematical Art’. Hasil karya bangsa Yunani dalam Geometri, yang tertulis

dalam kitab Elemen, menyediakan kerangka berpikir untuk

menggeneralisasi formula matematika di luar solusi khusus dari suatu

permasalahan tertentu ke dalam sistem yang lebih umum untuk

menyatakan dan memecahkan persamaan, yaitu kerangka berpikir logika

Deduksi.

Sekitar tahun 300 S.M seorang sarjana Yunani kuno Euclid menulis buku

yang berjudul “Elements”. Dalam buku itu ia mencantumkan beberapa

rumus aljabar yang benar untuk semua bilangan yang ia kembangkan

``6
dengan mempelajari bentuk-bentuk geometris. Perlu diketahui, orang-

orang Yunani kuno menuliskan permasalahan-permasalahan secara

lengkap jika mareka tidak dapat memecahkan permasalahan-permasalahan

tersebut dengan menggunakan geometri. Metode inilah yang kemudian

menjadikan kemampuan mereka untuk memecahkan permasalahan-

permasalahan yang mendetail menjadi terbatasi.

Seiring dengan perkembangan zaman, Pada abad ke-3, Diophantus of

Alexandria (250 M) menulis sebuah buku berjudul Aritmetika, dimana ia

menggunakan simbol-simbol untuk bilangan-bilangan yang tidak diketahui

dan untuk operasi-operasi seperti penambahan dan pengurangan.

Sistemnya tidak sepenuhnya dalam bentuk simbol, tetapi berada diantara

sistem Euclid dan apa yang digunakan sekarang ini.Lambat laun bangsa

Arab mulai mengenal teori yang dimiliki negara jajahan tersebut.

Kemudian munculah tokoh yang sekarang ini dianggap sebagai penemu

teori Aljabar, dialah Al-Khawarizmi , seorang muslim keturunan Usbekistan

dan lahir pada tahun 780 masehi atau 194 Hijriah menurut kalender islam.

Dibidan pendidikan, telah dibuktikan bahwa ialah seorang tokoh Islam yang

berpengetahuan luas. Pengetahuan dan kemahiran al-Khawarizmi bukan

hanya meliputi bidang syariat tetapi juga dalam bidang falsafah, logika,

aritmetik, geometri, musik, sastra, sejarah Islam dan ilmu kimia. Keahlian

dirinya pada ilmu matematika telah membawa dirinya menciptakan

``7
pemakaian Secans dan Tangens dalam penyelidikan trigonometri dan

astronomi. Dalam usia muda ia telah bekerja di bawah pemerintahan

Khalifah al-Ma’mun, daerah Bayt al-Hikmah di Baghdad. al-Khawarizmi

bekerja dalam sebuah observatory atau tempat ilmu matematik dan

astronomi yang ia gali lebih dalam. Al-Khawarizmi juga dipercayai

memimpin perpustakaan khalifah.

Sedikit tambahan dari penulis Sumbangsih terbesar al-Khawarizmi adalah

karya yang terangkum dalam buku bukunya yang berjudul sebagai berikut.

Al-Jabr wa’l Muqabalah : Penciptaan pemakaian secans dan tangens dalam

penyelidikan trigonometri dan astronomi.

Hisab al-Jabr wa al-Muqabalah : Sebuah buku yang merangkum

pemecahan dari permasalan masalah matematika yang sebagian telah

dikemukakan bangsa Babilonia kuno. Dan Kebenarannya diakui oleh al-

Khawarizmi .

Sistem Nombor : Beliau telah memperkenalkan konsep sifat dan ia penting

dalam sistem nombor pada zaman sekarang.

Seperti telah disinggung di atas istilah ‘Aljabar’ berasal dari kata arab “al-

jabr” yang berasal dari kitab ‘Al-Kitab al-Jabr wa-l-Muqabala’ (yang berarti

“The Compendious Book on Calculation by Completion and Balancing”),

yang ditulis oleh Matematikawan Persia Muhammad ibn Musa al-Kwarizmi.

``8
Kata ‘Al-Jabr’ sendiri sebenarnya berarti penggabungan (reunion).

Matematikawan Yunani di jaman Hellenisme, Diophantus, secara tradisional

dikenal sebagai ‘Bapak Aljabar’, walaupun sampai sekarang masih

diperdebatkan siapa sebenarnya yang berhak atas sebutan tersebut Al-

Khwarizmi atau Diophantus?. Mereka yang mendukung Al-Khwarizmi

menunjukkan fakta bahwa hasil karyanya pada prinsip reduksi masih

digunakan sampai sekarang ini dan ia juga memberikan penjelasan yang

rinci mengenai pemecahan persamaan kuadratik. Sedangkan mereka yang

mendukung Diophantus menunjukkan Aljabar ditemukan dalam Al-Jabr

adalah masih sangat elementer dibandingkan Aljabar yang ditemukan

dalam ‘Arithmetica’, karya Diophantus. Matematikawan Persia yang lain,

Omar Khayyam, membangun Aljabar Geometri dan menemukan bentuk

umum geometri dari persamaan kubik. Matematikawan India Mahavira dan

Bhaskara, serta Matematikawan Cina, Zhu Shijie, berhasil memecahkan

berbagai macam persamaan kubik, kuartik, kuintik dan polinom tingkat

tinggi lainnya.

Peristiwa lain yang penting adalah perkembangan lebih lanjut dari aljabar,

terjadi pada pertengahan abad ke-16. Ide tentang determinan yang

dikembangkan oleh Matematikawan Jepang Kowa Seki di abad 17, diikuti

oleh Gottfried Leibniz sepuluh tahun kemudian, dengan tujuan untuk

memecahkan Sistem Persamaan Linier secara simultan dengan

``9
menggunakan Matriks. Gabriel Cramer juga menyumbangkan hasil

karyanya tentang Matriks dan Determinan di abad ke-18. Aljabar Abstrak

dikembangkan pada abad ke-19, mula-mula berfokus pada teori Galois dan

pada masalah keterkonstruksian (constructibility)

Aljabar secara garis besar dapat dibagi dalam kategori berikut ini:

1. Aljabar Elementer, yang mempelajari sifat-sifat operasi pada bilangan riil

direkam dalam simbol sebagai konstanta dan variabel, dan aturan yang

membangun ekspresi dan persamaan Matematika yang melibatkan simbol-

simbol.

Aljabar Elementer adalah bentuk paling dasar dari Aljabar, yang diajarkan

pada siswa yang belum mempunyai pengetahuan Matematika apapun

selain daripada Aritmatika Dasar. Meskipun seperti dalam Aritmatika, di

mana bilangan dan operasi Aritmatika (seperti +, − , ×, ÷) muncul juga

dalam Aljabar, tetapi disini bilangan seringkali hanya dinotasikan dengan

simbol (seperti a, x, y). Hal ini sangat penting sebab: Hal ini mengijinkan kita

menurunkan rumus umum dari aturan Aritmatika (seperti a + b = b + a

untuk semua a dan b), dan selanjutnya merupakan langkah pertama untuk

penelusuran yang sistematik terhadap sifat-sifat sistem bilangan riil.

Dengan menggunakan simbol, alih-alih menggunakan bilangan secara

langsung, mengijinkan kita untuk membangun persamaan matematika

``10
yang mengandung variabel yang tidak diketahui (sebagai contoh “Carilah

bilangan x yang memenuhi persamaan 3x + 1 = 10″). Hal ini juga

mengijinkan kita untuk membuat relasi fungsional dari rumus-rumus

matematika tersebut (sebagai contoh “Jika anda menjual x tiket, dan

kemudian anda mendapat untung 3x – 10 rupiah, dapat dituliskan sebagai

f(x) = 3x – 10, dimana f adalah fungsi, dan x adalah bilangan dimana fungsi

f bekerja.

2. Aljabar Abstrak, kadang-kadang disebut Aljabar Modern, yang

mempelajari Struktur Aljabar semacam Grup, Ring dan Medan (fields) yang

didefinisikan dan diajarkan secara aksiomatis;

3. Aljabar Linier, yang mempelajari sifat-sifat khusus dari Ruang Vektor

(termasuk Matriks);

4. Aljabar Universal, yang mempelajari sifat-sifat bersama dari semua

Struktur aljabar.

Dalam studi Aljabar lanjut, sistem aljabar aksiomatis semacam Grup, Ring,

Medan dan Aljabar di atas sebuah Medan (algebras over a field) dipelajari

bersama dengan telaah Struktur Geometri Natural yang kompatibel

dengan Struktur Aljabar tersebut dalam bidang Topologi.

Menyelesaikan Operasi Aljabar

``11
Pada dasarnya, sifat – sifat penjumlahan dan pengurangan yang berlaku

pada bilangan riil, berlaku juga untuk penjumlahan dan pengurangan pada

bentuk – bentuk aljabar, sbb:

a. Sifat Komutatif

a+b=b+a, dengan a dan b bilangan riil.

b. Sifat Asosiatif

(a+b) + c= a+ (b+c), dengan a,b dan c bilangan riil.

c. Sifat Distributif

a(a+c)=ab+ac, dengan a,b dan c bilangan riil.

 Pengurangan pada Aljabar

Berikut adalah contoh operasi pengurangan dalam aljabar

a. (4p²-10p-5) – (8p² + 10p + 15)

Jawab :

(4p²-10p-5) – (8p² + 10p + 15) = 4p² – 8p² – 10p – 10p – 5 -15

= 4p² – 20p -20

b. (10p – 8) – (8p -10)

Jawab :

10p – 8 – 8p + 10 = 2p + 2

``12
c. 7x – 3x = 4x

d. 5pq – 3pq = 2pq

 Penjumlahan pada Aljabar

Berikut adalah contoh soal-soal penjumlahan yang diterapkan

kepada bentuk aljabar.

a. (10x² + 6xy – 12) + (-4x²- 2xy + 10)

Jawab :

10x2 + (-4x2) + 6xy – 2xy -12 + 10 = 6x2 + 4xy -2

b. 7x + 3x = 10x

c. 8x2 + 5x2 = 13 x2

d. –y2 + 7y2 = 6y2

 Perkalian Aljabar

1. Perkalian suku satu dengan suku dua

Contoh soal:

a. 2(x + 3) c. x(y + 5)

b. –4(9 – y) d. –9p(5p – 2q)

``13
Jawab:

a. 2(x + 3) = 2x + 6

b. –4(9 – y) = –36 + 4y

c. x(y + 5) = xy + 5x

d. –9p(5p – 2q) = –45p2 + 18pq

2. Perkalian suku dua dengan suku dua

Contoh soal :

a. (2x + 1)2 =

b. (3x + 2)(3x + 1) =

c. (x-5)(2x-3) =

d. (x – 2)(x – 2) =

e. (x + 1)(x + 1) =

Jawab :

a. (2x + 1)2 = (2x + 1)(2x + 1) = 4x2 + 4x + 1

``14
b. (3x +2)(3x + 1) = 9x2 + 3x + 6x + 1 = 9x2 + 9x + 1

c. Sesuai dengan contoh penyelesaian dibawah :

d. (x – 2)(x – 2) = x2 – 2x – 2x + 4 = x2 – 4x + 4

e. (x + 1)(x+1) = x2 + x + x + 1 = x2 + 2x + 1

 Pembagian Aljabar

Contoh soal :

a. 3x : 3 = b. 6x2 : 2x =

c. 8xyz : 4x = c. =

Jawab :

a. 3x : 3 = x

``15
b. 6x2 : 2x = 3x

c. 8xyz : 4x = 2yz

d. 10pqr : 2p = 5qr

Memfaktorkan bentuk Aljabar

Berikut adalah beberapa contoh gambar yang menunjukkan penyelesaian

dari pemfaktoran bentuk-bentuk aljabar.

``16
a. x2 + 5x + 6 =

b. 2x2 + 5x + 2 =

c. 3x2 - x – 10 =

d. x2 – 3x + 2 =

E. Trik-trik Aljabar

Di bagian ini, kita akan membahas tentang beberapa trik-trik dalam aljabar.

Biasanya, trik digunakan untuk mempermudah cara kita mengerjakan

sesuatu soal. Dengan demikian, trik-trik yang tersajikan ini bisa membantu

kita menyelesaikan soal dengan lebih cepat.

Menggunakan selisih kuadrat

``17
Contoh soal :

a. 942 – 62 = …

b. 1052 – 52 = …

c. 902 – 102 = …

Jawab :

a. 942 – 62 = (94 + 6)(94 – 6) = 100 x 88 = 8.800

b. 1052 – 52 = (105 – 5)(105 + 5) = 100 x 120 = 12.000

c. 902 – 102 = (90 + 10)(90 – 10) = 100 x 80 = 8.000

Daripada harus mencari kuadratnya, sebaiknya kita menggunakan

selisih kuadrat agar lebih mudah.

``18
Menggunakan rumus umum

Rumus umumnya adalah :

(a + b)2 = a2 + 2ab + b2

(a – b)2 = a2 – 2ab + b2

Contoh soal :

a. (3x + 2)2 =

b. (5x – 1)2 =

c. (9x – 3)2 =

Jawab :

a. (3x + 2)2 = (3x)2 + 2.3x.2 + (2)2 = 9x2 + 12x + 4

b. (5x – 1)2 = 25x2 – 10x + 1

c. (9x – 3)2 = 81x2 – 54x + 9

``19
Menganalisa soal

Contoh soal :

a. Dua buah bilangan berjumlah 30. Jika bilangan pertama 2 kali lebih

besar dari bilangan kedua, berapakah bilangan kedua?

b. Sebuah bilangan jika dikalikan 30 ditambah 5 dan dikurangi 2, maka

hasilnya adalah 63. Berapakah bilangan tersebut?

Jawab :

a. a + b = 30, a = 2b

``20
Berarti, 2b + b = 30

3b = 30, b = 10

b. X . 30 + 5 -2 = 63, 30x + 3 = 63

Berarti, 30x = 63 -3

30x = 60 dan x = 2

BAB 3

PENUTUPAN

Kesimpulan :

Mempelajari aljabar bukanlah sesuatu yang sulit, melainkan sesuatu yang

bisa menantang kita bagaimana cara menyelesaikan suatu soal. Dengan

mempelajari aljabar, kita bisa lebih mengetahui banyak hal dalam

menyelesaikan pertanyaan demi pertanyaan sulit dari berbagai aspek.

``21
Saran :

Sebaiknya, proyek setiap semester bisa terus diadakan. Selain untuk

bisa lebih memahami dan mempelajari materi, kita bisa ikut membagikan

ilmu kepada orang lain.

Daftar Pustaka

http://www.blajar-pintar.blogspot.com

http://astutisetyoningsih.blogspot.com/p/sejarah-aljabar.html

Buku Matematika Erlangga kelas 8

http://pancaur.blogspot.com/2013/04/cara-mudah-menghitung-

aljabar.html

http://aryrindasholu.blogspot.com/2013/03/bagaimana-cara-

``22
menyelesaikan-operasi.html

http://bljrmatematika.blogspot.com/2012/12/operasi-hitung-aljabar.html

Terima Kasih

``23

Anda mungkin juga menyukai