Anda di halaman 1dari 12

ISLAM, NEGLECT, AND DISCOVERY

Tugas Mata Kuliah Sejarah Matematika

Disusun oleh: Kelompok 12 Byas Jatu Octadelani Ririn Riantini Ria Novita (3115080158) (3115080163) (3115083157)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2012

A. Al-Samawal dan al-Kashi Al-Samawal (1125-1180) menulis buku al-Bahir fi-l-jabr (The Shining Treatise on Algebra). Ia memperdalam hasil pendahulunya di abad sebelumnya, yaitu al-Karaji. Bukunya berisi banyak hal antara lain tentang sistem persamaan linear, tetapi yang paling terkenal adalah tentang polynomial (suku banyak) yang mana: 1. Tujuan utamanya adalah bukan untuk menemukan sesuatu -terutama ini terlihat dibicarakan sebagai sesuatu yang abstrak untuk dimanipulasi. 2. Pangkat dari sesuatu tidak hanya positif, tetapi juga negatif, yang akan kita sebut 1/x, 1/x2, . Tujuan al-Samawal adalah bagaimana dengan operasi sesuatu yang tidak diketahui menggunakan semua alat aritmatika yang digunakan para aritmatikawan untuk mengoperasikan bilangan yang sudah diketahui. Dengan kata lain, paling tidak kita bisa menambahkan, mengurangi, mengalikan, dan membagi suatu bilangan beberapa kali. Al-Samawal membuat tabel perpangkatan sampai pangkat sembilan yang kita sebut x9 dan ia sebut pangkat tiga pangkat tiga pangkat tiga untuk positif, dan untuk 1/x9 (pangkat negatif) dengan per pangkat tiga pangkat tiga pangkat tiga. Baris kedua pada tabel mendeskripsikan pangkat dalam katakata, sedangkan baris pertama menggunakan bilangan, termasuk nol. Pada tabel tersebut, al-Samawal memberikan beberapa contoh perpangkatan, positif dan negatif, untuk bilangan 2 dan 3.

Al-Samawal juga mengemukakan pembagian dua polynomial seperti skema berikut.

Skema di atas jika ditulis dengan notasi yang sekarang kita gunakan menjadi: ( ) )

Al-Samawal juga menemukan aritmatika yang tidak dipublikasikan.. Ia mendiskusikannya dengan Rashed. Menurut Rashed, al-Samawal memperkenalkan pecahan desimal menggunakan skema, dengan pangkat 10 yang meningkat dan menurun. Ketika istilah pecahan desimal disebutkan, muncul kontroversi tentang siapa yang pertama kali memperkenalkannya. Istilah itu diklaim ditemukan oleh Simon Stevin (Belanda, 1574) meskipun fakta bahwa al-Kashi telah menggunakannya telah diketahui secara luas. Tidak ada pengaruh yang jelas dari al-Kashi pada Stevin, dan Stevin merupakan penemu pertama dari Eropa. Di samping Eurosentris yang jelas dari pendapat serupa, dan faktafakta yang memperkuat bahwa al-Kashi mempengaruhi Eropa melalui Konstantinopel dan Venesia, ini mengilustrasikan seluruh masalah bagaimana hal itu berasal. Ketertarikan utama dari sebuah buku teks matematika adalah untuk menjelaskan bagaimana menggunakan suatu teknik, bukan dimana penulis mendapatkannya. Oleh karena itu, originalitas tidak boleh diklaim. Ini menjadi bahan perdebatan para sejarawan tentang siapa yang meng-copy dan apakah seorang penulis benar-benar mengerti metode yang ia jelaskan. AlKashi dengan pasti mengetahui apa itu pecahan desimal. Itu merupakan klaim terhadap penemuannya tersebut. Dalam bukunya, al-Kashi mengemukakan hasil yang ia peroleh dalam dua bentuk, yaitu seksagesimal dan desimal. Namun, sebelum al-Kashi, seperti yang dijelaskan Rashed, menempatkan al-Samawal yang juga dapat mengklaim sebagai penemunya, dan sebelumnya ada al-Uqlidisi yang menggunakan desimal dalam bukunya. Rashed berpendapat klaim atas al-Uqlidisi tidak dapat diterima. Tidak terdapat

bukti bahwa ia telah menggunakannya secara sistematis. Di sisi lain, ia menjadi salah satu penghitung yang menyadari fakta yang jelas, seperti yang dinyatakan al-Kashi: dengan bilangan Indian seperti dengan seksagesimal, Al-Kashi secara konsisten memberikan yang terbaik dalam kompetisi ini, sebagian karena kemampuannya dalam mengombinasikan teori, mengalkulasi kemampuan, dan pengetahuan tentang konstruksi instrumen. AlKashi menulis The Calculators Key, sebuah koleksi tentang aritmatika, aljabar, dan geometri dengan hasil yang paling bermacam-macam. Tidak seperti buku al-Samawal, buku ini menjadi buku yang laris. Di dalamnya terdapat tabel-tabel standar (perkalian, konversi dari desimal ke seksagesimal dan sebaliknya, sinus, dll), tabel konversi mata uang, tabel luas polygon, dan lainnya.

B. Al-Kashi (Geometri) Pengukuran bangun Ada tujuh bangun. Bangun pertama terdiri atas 4 sisi yang merupakan segitiga sama sisi dalam bola. Bangun tersebut dibatasi oleh 4 segitiga sama sisi yang sama. Ini terlihat sebagai piramida dengan dasar segitiga. Tersusun dari 4 piramida, yang dasarnya adalah sisi-sisinya dan puncaknya adalah pusatnya. Pengukurannya adalah sebagai berikut: ambil diameter bola yang terbatas, dan kalikan diameterbola dengan akar dua pertiga, dan kalikan juga dengan akar setengah, yang pertama akan menjadi sisi dasar (segitiga), dan yang kedua akan menjadi tinggi dari sisi segitiga. Jika kita kalikan salah satu nya (sisi dasar atau tinggi segitiga) dengan setengah yang lain, kita menemukan luas satu sisi bangun. Jika kita kalikan luas sisi bangun dengan dua per sembilan dari diameter bola, kita menemukan volume. Cara lain, kita kalikan diameter sekali dengan 0 48 59 23 15 41 per 5, dan kita memperoleh sisinya, dan dengan 0 42 25 35 3 35 per 5, dan kita memperoleh tinggi segitiga. Dan lakukan sisanya seperti sebelumnya.

(Hubungan utama s =

, dari sisi tetrahedron dengan diameter bola, dapat

ditemukan di Euclid XIII.13 dan jadi 'rahasia umum' di antara para sarjana di Samarkand; yang diduga mengapa al-Kashi merasa tidak perlu untuk membuktikannya. Seperti yang telah dikatakan, bukunya adalah eksposisi metode, bukan dari bukti-bukti, meskipun dari karya yang lain kita tahu bahwa dia bisa menghasilkan bukti serius bila diperlukan. Adapun angka sebenarnya, dalam sexagesimals untuk 'seperlima' (1/605, atau sekitar 1,2 10-9), mereka mengikuti dari metode standar, yang telah ditetapkan sebelumnya, untuk penggalian akar kuadrat, bilangan pertama adalah dan yang kedua . Sangat menarik untuk membandingkan kedua bilangan dengan versi Babilonia pada tablet Yale (Bab 1, Gambar. 6), yang memiliki nilai 42 25 35.

C. Kegunaan Agama
Islam itu menyajikan rangkaian nilai-nilai pokok. Di antara nilai-nilai tersebut, seseorang dapat menemukan kebenaran yang unik, ketiadaan kontradiksi antara wahyu dan akal... Nilai-nilai ini, tanpa keraguan sedikitpun telah mendukung penelitian dan membantu perkembangan penciptaan komunitas-komunitas ilmiah terbuka. (Rashed 2003, hal. 153) Allah adalah pedagang yang ideal. Semua dihitung, segala sesuatu diperhitungkan... Suatu tubuh agama matematis yang lebih sederhana dibanding hal ini, sulit untuk dibayangkan. (C.C. Torrey, cited in Rodinson 1074, hal. 81)

Pada masa Abbasiyah, Islam berkembang pesat. Kebanyakan Ilmuan adalah Muslim dan ilmuan non-Muslim dengan mudah diberhentikan pada saat itu. Setelah sekitar 1000 Masehi, para matematikawan melakukan lebih dari sekedar menyesuaikan diri dengan Islam, mereka bekerja dibawah hukum dan fisafat Islam. Pada abad ke 9, Islam mengalami fluktuasi. Terjadi adu argumen mengenai Islam. Dan karakterisasi Rashed tentang Islam sebagai salah satu

argumen yang mendukung Islam. Apakah tidak ada konflik antara Al Quran dan pendidikan penyembah berhala atau falsafah? Apakah Tuhan memutuskan segala sesuatu dan mempertimbangkannya dengan baik sejak awal? Para teolog pun mendiskusikan poin tersebut dan bersaing untuk mendukung khalifanya.
[Misalnya, apa yang dapat diketahui dalam bahasa Arab, bahasa dari wahyu Islam (Al-Quran), yang berbeda dengan ilmu pengetahuan dan filsafat Yunani sebagian karena kebahasaan asalnya? Atau apakah ada logika pemikiran universal yang melebihi (dan karena itu lebih unggul) ekspresi yang digunakan dalam kebudayaan yang ada? Hadits, sebagai satu kategori lagi, juga memuat banyak peringatan tentang nilai/kedudukan dari ilmu pengetahuan, ganjaran dan tugas untuk mencarinya, untuk mengumpulkan dan melestarikannya, untuk pergi ke negeri orang dalam pencariannya. (McAuliffe (2001), III, hal. 101)

Ada dua poin penting mengenai Islam: 1. Islam berbeda dengan Kristen (misalnya) dalam menempatkan nilai dalam pengetahuan. Dan Al Quran itu sangat berpusat pada seruan/himbauan kepada akal. 2. Islam menjadi sistem praktis, yang mengatur aktivitas manusia. Dimana kebutuhannya tidak sekedar pengetahuan itu sendiri, tetapi untuk pengetahuan yang mengiformasikan praktik yang mengikutinya.

Sains sangat penting dalam dunia Islam. Salah satu elemennya adalah penentuan waktu (miqat) di masjid. Astronomi perlu melihat bulan sabit untuk tujuan keagamaan. Ini tidak bisa dilupakan bahwa masjid besar memiliki hubungan dengan astronom... (Rashed 2003)

Untuk memajukan dunia Islam, matematika berperan sangat penting. Sejauh ini matematika telah membantu dalam hal: 1. Perdagangan 2. Survei 3. Arsitektur 4. Seni 5. Geografi.

Pertanyaan dan Jawaban 1. Dina Maulina (kelompok 1) Kenapa tidak dipublikasikan hasil diskusi al-Samawal dan Rashed? Jawab: Hasil diskusi antara al-Samawal dan Rashed tidak dipublikasikan pada masa itu karena hasil diskusi mereka belum mencakup aritmatika secara keseluruhan. 2. Fachrur Rozi (kelompok 8) Apakah bilangan seksagesimal dalam buku al-Kashi telah dimodifikasi dibandingkan dengan saat zaman Mesopotamia? Jawab: Bilangan seksagesimal pada zaman Mesopotamia telah berkembang sejak ribuan tahun sebelum masehi sedangkan al-Kashi menuliskan bilangan seksagesimal dalam bukunya sekitar tahun 1400. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa bilangan seksagesimal dalam buku al-Kashi merupakan bentuk yang sudah dimodifikasi (sudah berkembang). 3. Nurul Husnah (kelompok 4) Kita tahu bahwa ada beberapa ilmuwan Eropa yang mengklaim menemukan matematika yang telah ditemukan oleh Islam. Apakah ada pengaruh bangsa Eropa dalam perkembangan matematika Islam? Jawab: Para matematikawan Islam mempelajari dan mengembangkan beberapa bidang matematika yang telah muncul pada masa Yunani Kuno. Contohnya, bidang geometri yang telah ditelaah Euclid, Archimedes, dan Apollonius. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh bangsa Eropa dalam perkembangan matematika Islam.

4. Idham, Rahmat, Nanda (kelompok 7) Apakah konsep perhitungan al-Samawal masih dipakai dan memengaruhi konsep perhitungan bangsa Arab pada zaman sekarang? Jawab: Konsep perhitungan bangsa Arab pada zaman sekarang sudah tentu terpengaruh oleh konsep perhitungan yang berkembang sebelumnya, termasuk konsep al-Samawal. Konsep yang dipakai sekarang merupakan

pengembangan dari konsep yang telah muncul dan digunakan di zaman sebelumnya. 5. Aida Mufliha (Kelompok 3) Apakah pembahasan geometri dipengaruhi oleh two text? Padahal ada 3 cabang yaitu geometri, aljabar, dan aritmatika? Jawab : Menurut pendapat kami, tidak ada pengaruh two text dalam penjelasan geometri oleh Al-Kashi karena kedua hal tersebut dibahas oleh dua tokoh yang berbeda. Tidak ada penjelasan dalam buku mengapa bukan aljabar atau aritmatika yang dibahas, melainkan geometri. 6. Megawati (Kelompok 9) Pada poin penting tentang Islam terdapat perbedaan antara Islam dan Kristen dalam menempatkan nilai dan pengetahuan, dimana letak perbedaannya? Berikan alasan, karena kaum Nasrani juga punya kitab yang umumnya juga pasti memberikan himbauan kepada akal. Jawab: Ada penjelasan dari buku yang isinya:
Misalnya, apa yang dapat diketahui dalam bahasa Arab, bahasa dari wahyu Islam (Al-Quran), yang berbeda dengan ilmu pengetahuan dan filsafat Yunani sebagian

karena kebahasaan asalnya? Atau apakah ada logika pemikiran universal yang melebihi (dan karena itu lebih unggul) ekspresi yang digunakan dalam kebudayaan yang ada? Hadits, sebagai satu kategori lagi, juga memuat banyak peringatan tentang nilai/kedudukan dari ilmu pengetahuan, ganjaran dan tugas untuk mencarinya, untuk mengumpulkan dan melestarikannya, untuk pergi ke negeri orang dalam pencariannya. (McAuliffe (2001), III, hal. 101)

Yang ditekankan adalah perbedaan antara Islam dan Kristen tentang menempatkan nilai dalam pengetahuan. Menurut sepengetahuan kami, Islam begitu menjunjung ilmu pengetahuan. Orang yang beriman dan berilmu memiliki nilai kedudukan yang lebih tinggi dibanding yang hanya beriman. Untuk poin mengenai Al Quran sangat berpusat pada himbauan pada akal, penjelasannya adalah
The Koran is a holy book in which rationality plays a big part. In it, Allah is continually arguing and reasoning. (Rodinson 1974, p. 78 (see also the following pages))

Kami juga belum mengetahui bagaimana isi dari kitab suci umat Kristen. Tetapi dalam buku ini, dijelaskan bahwa Al Quran adalah kitab suci dimana rasonalitas / akal berperan sangat besar. Di dalamnya, Allah secara kontinu memberikan argumen dan alasan. Menurut kami, argumen dan alasan di sini manjadikan akal pembacanya berperan aktif membenarkan himbauan tersebut. Jadi, isi kitab Al Quran tidak sekedar himbauan tanpa alasan. 7. Kelompok 10 Bagaimana kontribusi matematika dalam bidang seni? Jawab: Sebenarnya dalam buku ini, tidak dipapakarkan bagaimana kontribusi matematika dalam bidang seni. Tetapi, jika kita berpikir mendalam mengenai hal ini, kita dapati bahwa matematika memiliki materi geometri yang merupakan salah satu unsur yang digunakan dalam bidang arsitektur. Konsep simetris, kesebangunan, keseimbangan, dan sebagainya dapat dikombinasikan sedemikian rupa sehingga tercipta suatu karya yang bernilai seni. Seni musik

pun demikian, keserasian banyaknya ketukan, tempo, dan sebagainya, tidak terlepas dari bilangan yang merupakan unsur matematika. 8. Astrid (Kelompok 6) Pada poin penting tentang Islam terdapat perbedaan antara Islam dan Kristen dalam menempatkan nilai dalam pengetahuan, dimana letak perbedaannya? Jawab: Ada penjelasan dari buku yang isinya:
[Misalnya, apa yang dapat diketahui dalam bahasa Arab, bahasa dari wahyu Islam (Al-Quran), yang berbeda dengan ilmu pengetahuan dan filsafat Yunani sebagian karena kebahasaan asalnya? Atau apakah ada logika pemikiran universal yang melebihi (dan karena itu lebih unggul) ekspresi yang digunakan dalam kebudayaan yang ada? Hadits, sebagai satu kategori lagi, juga memuat banyak peringatan tentang nilai/kedudukan dari ilmu pengetahuan, ganjaran dan tugas untuk mencarinya, untuk mengumpulkan dan melestarikannya, untuk pergi ke negeri orang dalam pencariannya. (McAuliffe (2001), III, hal. 101)

Yang ditekankan adalah perbedaan antara Islam dan Kristen tentang menempatkan nilai dalam pengetahuan. Menurut sepengetahuan kami, Islam begitu menjunjung ilmu pengetahuan. Orang yang beriman dan berilmu memiliki nilai kedudukan yang lebih tinggi dibanding yang hanya beriman. 9. Rizky Nurul Fatihah (Kelompok2) Apakah pengukuran bangun Al-Kashi dalam menghitung volume masih digunakan sampai sekarang? Jawab: Iya, jika kita perhatikan rumus volume limas segitiga sama sisi yang kita gunakan saat ini yaitu V = 1/3 . luas slas. tinggi, dimana tinggi limas 2/3 diameter bola, maka akan kita dapatkan V = 2/9 . luas alas. diameter. Hal tersebut sama dengan pengukuran yang dilakukan oleh Al-Kashi.

10.

Kelompok 5

Apakah bentuk kontribusi matematika dalam arsitektur? Jawab: Matematika memiliki muatan materi geometri yang merupakan salah satu unsur yang digunakan dalam bidang arsitektur. Konsep simetris,

kesebangunan, keseimbangan, dan sebagainya diaplikasikan dalam mendesain suatu bangunan. 11. Nurul Hikmah Aprilia (Kelompok 11)

Apa yang dibantu matematika dalam bidang geografi? Jawab: Pada abad kesepuluh universalis al-Biruni menjadi tokoh sentral, Coordinates of Cities (titik-titik kota) membuat kemungkinan pemahaman umum mengenai bagaimana berbagai titik yang tersebar luas tersebut berelasi dalam globe, menggunakan pengembangan pemahaman tentang geometri bola.

Anda mungkin juga menyukai