Anda di halaman 1dari 48

DIABETES MELLITUS

DIABETES MELLITUS
Diabetes Melitus merupakan kelompok kelainan heterogen
yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah
atau hiperglikemia (Brunner & Suddarth, 2001).
Diabetes Melitus adalah gangguan metabolisme yang
secara genetik dan klinis termasuk heterogen dengan
manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat (Price,
Slyvia Anderson, 1995).
Diabetes Melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul
pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya
peningkatan kadar gula atau glukosa darah akibat
kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Soegondo,
2002).
2
METABOLISME KARBOHIDRAT

Digesti terjadi di mulut, dimana


enzim amylase saliva
menghidrolisis amilum menjadi
dextrin dan maltosa.
Enzim amylase saliva inaktif oleh
pH asam, dan pH di usus menjadi
lebih basa, jadi amilum dan
glikogen menjadi maltosa
disempurnakan oleh enzim
pankreatik amylase.
Maltosa,laktosa dan
sukrosa(disakarida) kemudian
dihidrolisis oleh enzim dari
mukosa usus dan berubah
menjadi monosakarida glukosa,
galaktosa dan fruktosa.
Monosakarida ini lalu di absorpsi
melalui dinding usus ke
pembuluh darah dan
ditransportasikan ke hati melalui
sirkulasi utama
3
PENGATURAN GLUKOSA
• Glycolysis,
perubahan glukosa menjadi
laktat
• Glycogenesis,
sintesis glikogen dari glukosa
• Glycogenolisis,
pemutusan glikogen menjadi
glukosa
• Gluconeogenesis,
produksi gula (dari molekul
non-gula seperti asam amino,
laktat, dan gliserol
• Lipolysis,
pemutusan triasilgliserol
menjadi gliserol dan asam
lemak bebas
• Lipogenesis,
pembentukan triasilgliserol
(untuk disimpan di lemak)
4
PENGATURAN GLUKOSA

ntranet.tdmu.edu.ua/data/kafedra/internal/magistr/classes_stud/English/First%20year/Cli
nical%20Pathophysiology%20of%20Diseases/CLINICAL%20PATHOPHYSIOLOGY%20OF%20T
HE%20ENDOCRINE%20SYSTEM.htm

5
PENGATURAN INSULIN

6
GEJALA DIABETES MELLITUS

7
http://aslimadu.com/bubuk-kayu-manis-obat-diabetes/
DIAGNOSA DIABETES MELLITUS

8
TUJUAN TERAPI

9
ALGORITMA PENGOBATAN DIABETES MELLITUS

10
ALGORITMA PENGOBATAN DIABETES MELLITUS

11
ALGORITMA PENGOBATAN DIABETES MELLITUS

12
TERAPI FARMAKOLOGI – INSULIN
Terapi insulin merupakan satu
keharusan bagi penderita DM Tipe
1. Pada DM Tipe I, sel-sel β
Langerhans kelenjar pankreas
penderita rusak, sehingga tidak lagi
dapat memproduksi insulin.
Sebagai penggantinya, maka
penderita DM Tipe I harus
mendapat insulin eksogen untuk
membantu agar metabolisme
karbohidrat di dalam tubuhnya
dapat berjalan normal.

Walaupun sebagian besar


penderita DM Tipe 2 tidak
memerlukan terapi insulin, namun
hampir 30% ternyata memerlukan
terapi insulin disamping terapi
hipoglikemik oral. 13
TERAPI FARMAKOLOGI – INSULIN
Bentuk kristal insulin natural adalah hexamer.
Setelah diinjeksi sc, bentuk heksamer akan
berumah menjadi dimer, kemudian monomer, dan
akan diabsorpsi ke pembuluh darah.

Untuk mempercepat kerja, maka ditambahkan


protamin dan zinc --> insulin kerja cepat
lispro = insulin dimofikasi dengan lisin dan prolin
aspart = insulin dimodifikasi dengan asam aspartat
glulisin = insulin dimodifikasi dengan lisin dan
asam glutamat

insulin kerja lambat glargin merupakan insulin


yang dimodifikasi pH isoelektrik (6,8) sehingga
ketika diinjeksikan akan membentuk
micropresipitation yang lambat terurai jadi dimer
dan monomer
sedangkan insulin kerja lambat detemir,
dimodifikasi asam lemaknya, sehingga bagian
asam lemak ini akan berikatan dengan albumin
14
interstisial di bagian injeksi sc.
TERAPI FARMAKOLOGI – OBAT HIPOGLIKEMIK ORAL

15
http://www.medscape.org/viewarticle/557239
TERAPI FARMAKOLOGI – OBAT HIPOGLIKEMIK ORAL
Golongan Sulfonilurea
Mekanisme kerja
Bekerja merangsang sekresi
insulin di kelenjar pancreas, oleh
sebab itu hanya efektif apabila
sel-sel β Langerhans pankreas
masih dapat berproduksi, tetapi
sifat perangsangan ini berbeda
dengan perangsangan oleh
glukosa, karena ternyata pada
saat glukosa (atau kondisi
hiperglikemia) gagal merangsang
sekresi insulin, senyawa-senyawa
obat ini masih mampu
meningkatkan sekresi insulin

http://sheerazgul.wordpress.com/2013/12/27/expec
16
ted-ospe-slides-for-pharmacology/
TERAPI FARMAKOLOGI – OBAT HIPOGLIKEMIK ORAL
Golongan Sulfonilurea
• Glibenklamid (Daonil)
Dosis 2,5-5 mg/tab;
2,5-15 mg/hari;
lama kerja 12-24 jam,
frekuensi 1x
Cara pemakaian : Segera • Glipizid (Minidiab, Glucotrol-XL)
sebelum makan Dosis 5-10 mg/tab;
5-20 mg/hari;
lama kerja 10-16 jam,
Efek Samping: frekuensi minidiab 1x, glucotrol 1-2x
• hipoglikemia
• hiponatremia
• peningkatan BB
• jarang terjadi : skin rash,
anemia hemolitik, gangguan
saluran cerna dan kolestasis. 17
TERAPI FARMAKOLOGI – OBAT HIPOGLIKEMIK ORAL
Golongan Meglitinida dan Turunan Fenilalanin
 cara kerjanya mirip dengan golongan sulfonilurea.
 Kedua golongan senyawa hipoglikemik oral ini bekerja meningkatkan
sintesis dan sekresi insulin oleh kelenjar pankreas.

Cara pemakaian : Segera sebelum makan


ES : BB naik, hipoglikemi

18
TERAPI FARMAKOLOGI – OBAT HIPOGLIKEMIK ORAL
Golongan Biguanida
 bekerja langsung pada hati (hepar), menurunkan produksi glukosa hati.

Efek samping:
• gangguan saluran cerna
• anoreksia dan rasa penuh di lambung
sehingga BB turun
• laktat asidosis, berisiko gagal jantung
kongestif, hipoksia, gangguan hati

Kontraindikasi
• penderita gagal ginjal (serum kreatinin
> 1,4 mg/dL)
• pasien geriatrik yang masa otot sdh
berkurang

Cara pemakaian : Bersama / sesudah makan


http://clincancerres.aacrjournals.org/content/16/6/1695/F1.expansion 19
http://www.medscape.com/viewarticle/745721_6
TERAPI FARMAKOLOGI – OBAT HIPOGLIKEMIK ORAL
Golongan Biguanida
• Metformin (generik)
• Glucophage • Gluchophage XR
Dosis 500-850 mg/tab; Dosis 500 mg/tab;
250-3000 mg/hari; 500-2000 mg/hari;
Lama kerja 6-8 jam Lama kerja 24 jam
frekuensi 3x frekuensi 1x

Cara pemakaian : Bersama / sesudah makan


ES : Dispepsia, Diare

20
TERAPI FARMAKOLOGI – OBAT HIPOGLIKEMIK ORAL
Golongan Tiazolidindion (TZD)
Bekerja meningkatkan
kepekaan tubuh
terhadap insulin dengan
jalan berikatan dengan
PPARγ (peroxisome
proliferator activated
receptor-gamma) di
otot, jaringan lemak,
dan hati untuk
menurunkan resistensi
insulin.

Senyawa-senyawa TZD
juga menurunkan
kecepatan
glikoneogenesis.

21
http://www.cmaj.ca/content/172/2/213.figures-only
TERAPI FARMAKOLOGI – OBAT HIPOGLIKEMIK ORAL
Golongan Tiazolidindion (TZD)
Cara pemakaian : Tidak tergantung makanan

Efek samping:
- Troglitazon  Hepatotoksik (ALT meningkat)
- Rosiglitazon & pioglitazon  retensi cairan dan edema

22
http://www.medscape.org/viewarticle/557239
TERAPI FARMAKOLOGI – OBAT HIPOGLIKEMIK ORAL
Golongan Inhibitor α-Glukosidase
 Bekerja menghambat enzim alfa glukosidase (maltase, isomaltase, glukomaltase
dan sukrase) untuk menghidrolisis oligosakarida, pada dinding usus halus.
 Inhibisi kerja enzim ini dapat mengurangi pencernaan karbohidrat kompleks dan
absorbsinya, sehingga dapat mengurangi peningkatan kadar glukosa post prandial
pada penderita diabetes.

Acarbose (Glucobay
Dosis 50-100 mg/tab;
100-300 mg/hari;
frekuensi 3x Cara pemakaian : Bersama suapan pertama
23
ES : Feses lembek
TERAPI FARMAKOLOGI – OBAT HIPOGLIKEMIK ORAL
Golongan Inhibitor DPP4

Sitaglipin (Januvia)
Dosis 100 mg/tab;
Vidagliptin
(Galvus)
Dosis 50-100
mg/tab;

ES : Sebah, mual
24
25
26
INTERAKSI OBAT
Obat yang dapat menyebabkan hiperglikemia

27
INTERAKSI OBAT
Obat yang dapat menyebabkan hipoglikemia

28
HIPOGLIKEMIA

29
TIROID
TIROID

31
TIROID

32
HIPERTIROID

33
ANTI HIPERTIROID
Golongan Tiourea
Obat:
 Propiltiourasl (PTU) dan Metimazol (MMI)
Mekanisme kerja:
• menghambat sintesis hormon tiroid
• menghambat perubahan mono dan diiodotirosin menjadi T3 dan T4
Penggunaan:
terapi 1st line pada anak, dewasa dan wanita hamil (PTU)
Efek samping :
• leukopeneia (WBC rendah)
• agralusitosis yang ditandai dengan demam, lelah, gingivitis, infeksi
orofaringeal
• lupus like sindrome
• hepatotoksik
• MMI  anemia aplastik
34
ANTI HIPERTIROID
Iodida
Mekanisme kerja
• menghambat pelepasan hormon tiroid
• menghambat biosistesis hormon tiroid
• mengecilkan ukuran dan vaskularitas kelenjar

Obat :
Kalium iodida (larutan Lugol)
Natrium Iodida

35
ANTI HIPERTIROID
Beta Bloker
mekanisme :
mengurangi manifestasi klinik dari hipertiroid (palpitasi, anxietas, tremor,
intoleransi panas)

obat:
propanolol
digunakan sebagai terapi tambahan dengan antitiroid

36
HIPOTIROID

37
HIPOTIROID

Obat
Levotiroksin

Mekanisme kerja
• Sebagai pengganti hormon tiroid (sintesis)

Efek Samping:
Kelebihan hormon tiroid dapat menyebabkan gagal hantung, angina
pektoris, infark miokardiak

Levotiroksin merupkan pilihan utama untuk wanita hamil

38
REPRODUKSI
SIKLUS MENSTRUASI

40
OBAT YANG BERHUBUNGAN DENGAN SISTEM REPRODUKSI

41
KONTRASEPSI

Komponen Pil KB
- Progestin  mempunyai sifat - Estrogen semua pil KB
yang mirip dengan progesteron mengandung estrogen sintesis
Sifat progestin: estinil estradiol
- Prostetogenik Contoh obat
- Antiandrogenik - Estradiol
- Antimineralokortikoid - Etinilestradiol
- Glucocortikoid

Contoh obat
- Levonorgestrel
- Noretisteron
- Desogrestel
- Gestodene
- Cyproterone
- Drospirenone
42
KONTRASEPSI
Pil KB yang ada di pasaran bisa dibagi menjadi

1. Monofasik : semua tablet mempunyai kandungan progestin dan


estrogen sama
2. Bifasik : tablet mempunyai 2 variasi kadar progestin yang berbesa
3. Trifasik : tablet mempunyai 3 variasi kadar progestin dan estrogen

Umumnya terdapat 21 atau 28 tablet


43
KONTRASEPSI
Aturan Minum Pil KB (Kombinasi Progestin dan Estrogen)
- Untuk 28 pil, pil diminum pada hari-1 menstruasi (7 pil awal adalah
plasebo)
- Untuk 21 pil, pil diminum pada hari-8 mestruasi (atau setelah
menstruasi selesai)
Pil diminum selama 21 hari, berhenti pada saat 7 hari menstruasi,
tetapi jika menstruasi >7hari, pil tetap diminum pada hari ke-8
- Jika terlupa minum pil, segera minum kapapnpun ingat

Mini Pill  merupakan pil KB yang hanya mengandung progestin, tidak


mengandung estrogen
Aturan minum : kapan saja
- Untuk ibu menyusui, minum mini pil setelah minggu ke-6 melahirkan
- Untuk ibu setelah melahirkan, minum minipil setelah minggu ke-3
melahirkan

44
KONTRASEPSI

45
AMENORRHEA

Definisi
Gangguan fungsi reproduksi pada wanita ditandai dengan ketidakteraturan
menstruasi

Amenorrhea primer
Belum mengalami menstruasi sampai usia 16 tahun

Amenorrhea sekunder
Tidak mengalami menstruasi selama 6 bulan atau lebih pada wanita yang
telah mengalami menstruasi sebelumnya

Oligomenorea
Siklus menstruasi yang jarang, tidak teratur dan tidak memiliki pola

46
AMENORRHEA

Agonis dopamin
Bromokriptin

47
TERIMA KASIH

48

Anda mungkin juga menyukai