Anda di halaman 1dari 14

3

Bab

3.Aljabar Boole dan


Gerbang Logika
Pada Bab 2 telah dijelaskan bahwa aritmatika untuk sistem bilangan biner
mempunyai kemiripan dengan aritmatika untuk bilangan desimal. Sistem bilangan
biner nantinya akan banyak digunakan untuk mengerjakan permasalahan pada sistem
digital. Sehingga kita perlu mengetahui aturan-aturan aritmatika khusus yang berlaku
pada bilangan biner.
Sekitar hampir 100 tahun sebelum komputer digital pertama diperkenalkan,
George Boole, seorang matematikawan Inggris (1815-1864), memperkenalkan
rumusan dasar pernyataan benar dan salah untuk logika. Sekitar 85 tahun kemudian
(1938), Claude Shannon menekankan kegunaan aljabar Boole tersebut untuk
penyelesaian permasalahan switching telepon dan untuk dasar matematika. Dan
hingga kini aljabar Boole ini tetap digunakan untuk penyelesaian permasalahan logika
karena kemudahan yang dimilikinya.

3.1 Aljabar Boole


Dalam sistem digital, hanya dikenal dua keadaan, yaitu: 0 dan 1. Sehingga
pada sistem ini dapat kita gunakan Aljabar Boole untuk keperluan perhitungan di
dalamnya. Perbedaan Aljabar Boole dengan aljabar yang lain adalah pada aljabar ini
hanya ada dua kemungkinan konstanta dan variabel, yaitu 0 dan 1. Kedua nilai ini
bukan mencerminkan suatu bilangan namun keduanya mencerminkan dua keadaan
yang berbeda.
Dua keadaan yang berbeda pada sistem digital dapat diwakili oleh suatu
variabel tegangan yang lebih dikenal dengan istilah logika. Suatu tegangan pada untai
logika dikatakan mempunyai logika 0 atau 1 tergantung standar yang digunakan untai
tersebut. Pada IC TTL, logika 0 biasanya mewakili tegangan 0 volt dan logika 1
mewakili tegangan 5 volt.
Dua keadaan berbeda dalam sistem digital dapat dianalogikan dengan
beberapa keadaan yang terjadi secara nyata dalam kehidupan sehari-hari sebagai
berikut,
‘0’ ‘1’
Ø Ø
Mati Hidup
Salah Benar
Tinggi Rendah
Tidak Ya
Ada Tak ada
Aljabar Boole dapat digunakan untuk mengekspresikan hubungan antara
masukan dan keluaran untai logika. Biasanya digunakan lambang alfabetik untuk
mewakili variabel logika. Misalnya x adalah masukan sebuah untai logika, dan y adalah
keluaran untai tersebut. Jika dikatakan y = x berarti untai logika tersebut akan
menghasilkan logika keluaran yang sama dengan logika masukannya.
Aljabar Boole juga dapat digunakan untuk menyederhanakan untai logika yang
terdiri dari banyak gerbang logika menjadi untai logika yang terdiri dari gerbang yang
jumlahnya lebih sedikit tanpa mengubah fungsi untai tersebut. Bahkan aljabar ini
dapat digunakan untuk membantu merancang suatu untai yang telah ditentukan
fungsinya.

3.2 Tabel Kebenaran


Untuk menunjukkan hubungan antara masukan dan keluaran untai logika
dapat digunakan suatu tabel kebenaran. Tabel ini mancakup logika semua variasi
masukan yang dapat terjadi beserta logika keluaran setiap masukan tersebut. Berikut

20
A L J A B A R B O O L E D A N G E R B A N G L O G I K A

ini merupakan contoh tabel kebenaran suatu untai logika yang mempunyai dua
masukan yaitu A dan B dan satu keluaran yaitu X.
A B X
0 0 0
0 1 0
1 0 0
1 1 1
Pada tabel terlihat, jika pada masukan A dan B untai tersebut diberi masukan
logika 0, maka keluaran X akan berlogika 0. Dan jika pada masukan A atau B untai
tersebut diberi masukan logika 0 atau 1, maka keluaran X juga akan berlogika 0.
Sedangkan jika pada masukan A dan B untai tersebut diberi masukan logika 1, maka
keluaran X akan berlogika 1.
Suatu untai logika yang mempunyai dua masukan, maka tabel kebenarannya
harus mencakup semua variasi dari masukannya, sehingga didapat 4 variasi masukan.
Jika suatu untai logika mempunyai N masukan, berarti tabel kebenaran untai tersebut
harus mencakup 2N variasi masukannya.

3.3 Gerbang Logika


Dalam Aljabar Boole hanya ada tiga operasi logika dasar, yaitu NOT, OR dan
AND. Untai digital yang membentuk setiap fungsi tersebut dinamakan gerbang logika.
Gerbang-gerbang logika tersebut dapat dibuat dari komponen dioda, resistor dan
transistor. Dari ketiga gerbang dasar dibentuk beberapa gerbang lain hasil gabungan
fungsi beberapa gerbang dasar tersebut.
Sistem digital biasanya melibatkan lebih dari satu gerbang yang membentuk
suatu kombinasi gerbang untuk melakukan fungsi tertentu. Berikut merupakan daftar
gerbang logika yang sering digunakan beserta lambangnya menurut beberapa standar
yang ada.

DIN 409000 ASA


Gerbang DIN 407000
(Inggris) (Internasional)
1 A X
NOT A X A X

A A
AND A & X X X
B B B

A >1 A A
OR B X B X
B X

A A A
&
NAND B X B X B X

A >1 A A
NOR B X B X B X

A =1 A A
EX-OR B X B X B X

A A
EX-NOR A = B X B X
B X

Gambar 3.1 Lambang gerbang logika menurut beberapa standar.


Selanjutnya dalam buku ini akan digunakan lambang gerbang logika menurut
standar ASA (internasional). Selain dengan dua masukan dan selain untuk gerbang
NOT, tersedia gerbang dengan lebih dari dua masukan untuk setiap jenis gerbang
logika.

21
A L J A B A R B O O L E D A N G E R B A N G L O G I K A

a) Gerbang NOT
Gerbang NOT sering disebut karena berfungsi membalik logika keluaran
terhadap logika masukan. Tanda lingkaran kecil pada gerbang ini merupakan tanda
pembalik. Tanda ini akan banyak dijumpai dalam berbagai gerbang dengan fungsi
yang hampir sama.
Notasi Boole untuk gerbang NOT adalah adanya tambahan garis di atas suatu
variabel. NOT A dinotasikan A .
A X= A
0 1
1 0

b) Gerbang OR
Keluaran gerbang OR akan berlogika ‘1’ jika salah satu masukannya ‘1’. Notasi
Boole untuk gerbang OR adalah tanda + (plus). A yang di-OR-kan dengan B
dinotasikan A + B.

A B X=A+B
0 0 0
0 1 1
1 0 1
1 1 1
c) Gerbang AND
Keluaran gerbang AND akan berlogika ‘1’ jika semua masukannya ‘1’. Notasi
Boole untuk gerbang AND adalah tanda . (kali). A yang di-AND-kan dengan B
dinotasikan A.B.

A B X = A.B
0 0 0
0 1 0
1 0 0
1 1 1
d) Gerbang NOR
Gerbang NOR (NOT-OR) merupakan gabungan dari gerbang OR dan NOT.
Keluaran gerbang ini berkebalikan terhadap keluaran gerbang OR. Gerbang NOR dapat
dibentuk dengan menambahkan gerbang NOT di bagian keluaran gerbang OR. Tanda
langkaran kecil di keluaran gerbang NOR menandakan bahwa telah digabungkan
gerbang NOT pada gerbang aslinya.
Notasi Boole untuk gerbang NOR adalah tanda + diikuti dengan pemberian
garis di atasnya. A yang di-NOR-kan dengan B dinotasikan A + B .

A B X = A +B
0 0 1
0 1 0
1 0 0
1 1 0
Gerbang NOR disebut gerbang universal karena dari gerbang ini dapat
dibentuk fungsi beberapa gerbang yang lain, misalnya NOT, OR dan AND.

Gambar 3.2 Universalitas gerbang NOR

22
A L J A B A R B O O L E D A N G E R B A N G L O G I K A

Adanya sifat universal dari gerbang NOR, banyak gerbang logika dapat diwakili
oleh gerbang NOR.
e) Gerbang NAND
Gerbang NAND (NOT-AND) merupakan gabungan dari gerbang AND dan NOT.
Keluaran gerbang ini berkebalikan terhadap keluaran gerbang AND. Gerbang NAND
dapat dibentuk dengan menambahkan gerbang NOT di bagian keluaran gerbang AND.
Tanda langkaran kecil di keluaran gerbang NAND menandakan bahwa telah
digabungkan gerbang NOT pada gerbang aslinya.
Notasi Boole untuk gerbang NAND adalah tanda kali diikuti dengan pemberian
garis di atasnya. A yang di-NAND-kan dengan B dinotasikan AB .
A B X = AB
0 0 1
0 1 1
1 0 1
1 1 0
Gerbang NAND disebut gerbang universal karena dari gerbang ini dapat
dibentuk fungsi sebegaimana gerbang yang lain, misalnya NOT, OR dan AND.

Gambar 3.3 Universalitas gerbang NAND


f) Gerbang EX-OR
Gerbang EX-OR atau X-OR mempunyai ciri khusus yaitu keluaran gerbang ini
akan berlogika 1 jika logika masukan gerbang ini berbeda; dan berlogika 0 jika logika
masukan gerbang ini sama. Notasi Boole untuk gerbang EX-OR adalah tanda ⊕.. A
yang di-EX-OR-kan dengan B dinotasikan A ⊕ B.
A B X=A⊕B
0 0 0
0 1 1
1 0 1
1 1 0
Karena ciri khusus ini, gerbang EX-OR sering digunakan sebagai komponen
utama untai pembeda logika masukan. Jika terdapat dua masukan A dan B, maka
kapan logika A dan B berbeda dapat dideteksi menggunakan gerbang EX-OR. Gambar
3.3 memperlihatkan x sebagai grafik keluaran gerbang EX-OR sebagai hasil perbedaan
logika dari masukan A dan B.

Gambar 3.4 Grafik keluaran EX-OR


Gerbang EX-OR dapat dibentuk dari beberapa gerbang dasar. Dua buah
gerbang NOT, dua buah gerbang AND dan satu gerbang OR yang dirangkai seperti
Gambar 3.4 dapat memberikan fungsi sebagaimana fungsi gerbang EX-OR.

23
A L J A B A R B O O L E D A N G E R B A N G L O G I K A

Gambar 3.5 Pembentukan gerbang EX-OR


g) Gerbang EX-NOR
Gerbang EX-NOR atau sering disingkat X-NOR merupakan gabungan dari
gerbang EX-OR yang keluarannya di-NOT-kan. Sehingga keluaran gerbang ini
berkebalikan dengan keluaran gerbang EX-OR. Keluaran gerbang ini akan berlogika 1
jika logika masukan gerbang ini sama dan berlogika 0 jika logika masukan gerbang ini
berbeda. Notasi Boole untuk gerbang EX-NOR adalah tanda ⊕ diikuti dengan
pemberian garis di atasnya. A yang di-EX-NOR-kan dengan B dinotasikan A ⊕ B .
A B X = A ⊕B
0 0 0
0 1 1
1 0 1
1 1 0
Gerbang EX-NOR dapat dibentuk dari beberapa gerbang dasar. Dua buah
gerbang NOT, dua buah gerbang AND dan satu gerbang OR yang dirangkai seperti
Gambar 3.7 dapat memberikan fungsi sebagaimana fungsi gerbang EX-NOR.

Gambar 3.6 Pembentukan gerbang EX-NOR


Salah satu contoh penerapan gerbang EX-NOR adalah untai pendeteksi
kesamaan dua bilangan biner. Sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 3.7, untai ini
dapat mendeteksi kesamaan bilangan biner X1X0 terhadap Y1Y0. Jika kedua bilangan
biner tersebut sama maka keluaran untai ini akan berlogika 1, jika tidak maka
keluaran untai ini akan berlogika 0.

Gambar 3.7 Gerbang EX-NOR sebagai pendeteksi kesamaan dua bilangan biner
h) Gerbang Penyangga
Gerbang penyangga (buffer) merupakan gerbang yang paling sederhana.
Namun gerbang ini jarang digunakan dalam perancangan untai dasar logika, karena
tidak berfungsi mengubah logika masukan.
A X=A
0 0
1 1
Keluaran gerbang penyangga mempunyai logika sama dengan logika
masukannya. Gerbang ini bisanya digunakan untuk keperluan khusus, misalnya:
penyesuai aras tegangan, memperbesar arus keluaran, mengisolasi untai atau
menambah waktu tunda.

3.4 Pemicu Schmitt


Pemicu Schmitt (Schmitt-Trigger) bukan merupakan suatu gerbang logika,
namun komponen ini banyak berguna terutama pada untai yang sangat presisi.
Seperti dijelaskan pada Subbab 1.3, perubahan logika pada suatu untai digital

24
A L J A B A R B O O L E D A N G E R B A N G L O G I K A

memerlukan waktu tertentu. Hal ini disebabkan oleh perubahan aras tegangan dari
suatu logika ke logika yang lain juga memerlukan waktu tertentu. Akibatnya grafik
isyarat digital tidak tegak lurus seperti Gambar 1.5 melainkan akan berupa grafik
melandai seperti Gambar 1.6.
Waktu perubahan aras tegangan yang terlalu panjang, dapat menyebabkan
grafik menjadi terlalu melandai. Hal ini dapat mengakibatkan beberapa permasalahan.
Sebagai contoh adalah Gambar 4.9 yang merupakan grafik masukan dan keluaran
sebuah gerbang NOT. Grafik masukan A yang terlalu landai akan menyebabkan
keluaran gerbang NOT menjadi berosilasi.

Gambar 3.8 Osilasi dapat terjadi jika grafik terlalu landai.


Untuk mengatasi osilasi dapat digunakan gerbang NOT yang mempunyai
pemicu Schmitt pada masukannya. Suatu gerbang dengan pemicu khusus mempunyai
lambang agak berbeda. Sebagai contoh lambang NOT dengan pemicu Schmitt pada
masukannya dapat dilihat pada Gambar 4.10.

Gambar 3.9 Gerbang NOT dengan pemicu Schmitt.


Dari keluaran gerbang NOT tersebut dapat dihasilkan grafik keluaran dengan
perubahan logika yang lebih tajam dan tanpa adanya osilasi meskipun grafik
perubahan logika masukan sangat landai.

Gambar 3.10 Grafik masukan dan keluaran gerbang NOT dengan pemicu Schmitt.
Suatu pemicu Schmitt mempunyai batas tegangan terjadinya sisi naik (VT+)
dan batas tegangan terjadinya sisi turun (VT-). VT+ merupakan tegangan minimal suatu
isyarat masukan agar masukan gerbang dengan pemicu Schmitt menganggap telah
terjadi sisi naik atau berubahnya logika dari 0 ke 1. Pada Gambar 4.11 terlihat,
sebelum tegangan masukan mencapai VT+, gerbang tidak akan menanggapi perubahan
tegangan yang terjadi pada masukan, sehingga tidak ada perubahan pada
keluarannya. Demikian pula pada sisi turun, sebelum tegangan turun mencapai VT-,
gerbang tidak akan menanggapi perubahan tegangan yang terjadi pada masukan,
sehingga tidak ada perubahan pada keluarannya. Nilai VT- selalu lebih tinggi
dibandingkan nilai VT+, namun kedua nilai tersebut dapat berbeda untuk seri gerbang
logika yang berbeda.

3.5 Gerbang Tiga Keadaan


Suatu gerbang disebut gerbang tiga keadaan (tri-state gate) karena keluaran
gerbang ini mempunyai tiga keadaan, yaitu keadaan rendah (logika 0), keadaan tinggi
(logika 1) dan impedansi (Z) tinggi (tidak memberikan keluaran). Keluaran keadaan
rendah dari suatu gerbang merupakan keadaan keluaran yang ‘dekat’ ke ground
(tegangan 0 V catu daya), sedangkan keluaran keadaan tinggi dari suatu gerbang
merupakan keadaan keluaran yang ‘dekat’ ke VCC (tegangan positif catu daya).
Keadaan impedansi tinggi merupakan keadaan keluaran yang tidak dekat ke ground
maupun VCC. Dalam keadaan ini keluaran suatu gerbang seakan terisolasi terhadap
masukan, ground maupun VCC. Dalam kenyataan keadaan ini mampunyai nilai
impedansi beberapa megaohm terhadap ground dan VCC.

25
A L J A B A R B O O L E D A N G E R B A N G L O G I K A

Dalam keadaan impedansi tinggi, apapun keadaan masukan tidak akan


mempengaruhi keluaran dan apapun keadaan di keluaran gerbang tidak akan
mempengaruhi gerbang. Dalam keadaan ini gerbang dalam keadaan tidak aktif
sebagaimana saklar dalam keadaan terbuka.
Gerbang tiga keadaan biasanya diwujudkan untuk gerbang penyangga. Pada
gerbang ini, terdapat satu tambahan masukan bagi gerbang penyangga. Masukan
Enable (E) akan menentukan keluaran gerbang ini dalam keadaan impedansi tinggi
atau tidak.

E A X E A X
0 0 Z-tinggi 0 0 0
0 1 Z-tinggi 0 1 1
1 0 1 1 0 Z-tinggi
1 1 0 1 1 Z-tinggi
Gambar 3.11 Gerbang tiga keadaan dan tabel kebenarannya untuk (a) NOT (b) Penyangga.
Gambar 3.11 merupakan contoh gerbang tiga keadaan untuk NOT dan
Penyangga. Gerbang NOT tiga keadaan akan berfungsi sebagaimana gerbang NOT jika
masukan E diberi logika 1. Sedangkan gerbang penyangga tiga keadaan akan
berfungsi sebagaimana gerbang penyangga jika masukan E diberi logika 0. Tanda
lingkaran kecil pada masukan E menandakan bahwa logika 0 merupakan logika yang
berarti bagi masukan ini.
Gerbang tiga keadaan banyak digunakan pada keluaran gerbang yang menuju
sebuah bus yang digunakan bersama oleh banyak gerbang. Jika sebuah bus digunakan
untuk jalur pengiriman data beberapa untai logika, maka bus tersebut harus
digunakan secara bergantian. Tidak boleh ada dua atau lebih untai memberikan data
secara bersamaan.

Gambar 3.12 Dua gerbang memberikan keluaran secara bersamaan.


Sebagai contoh adalah Gambar 3.12. Dua gerbang NOT memberikan data
secara bersamaan. NOT atas memberikan logika 1 dan NOT bawah logika 0. Jika hal
ini terjadi maka akan mengalir arus sangat besar keluaran logika 1 ke keluaran logika
0. Arus akan mengalir dari keluaran gerbang NOT atas ke keluaran gerbang NOT
bawah. Masing-masing NOT akan ‘mempertahankan’ tegangan bus sesuai dengan
logika keluarannya. Akibatnya tegangan pada bus mungkin tidak akan mewakili logika
1 ataupun 0 lagi. Keadaan ini dapat merusak salah satu atau kedua gerbang.
Untuk mengatasi hal tersebut, dipasanglah gerbang penyangga tiga keadaan
pada keluaran masing-masing untai. Sebagai contoh adalah Gambar 3.13 yang
merupakan contoh sebuah bus untuk menyalurkan data dari keluaran tiga buah untai
pengirim untuk diteruskan ke tiga untai penerima.

26
A L J A B A R B O O L E D A N G E R B A N G L O G I K A

Gambar 3.13 Proses pengiriman data melalui bus.


Untai 1, 2 dan 3 tidak boleh memberikan data secara bersamaan. Di sinilah
peranan penyangga tiga keadaan yang akan mengatur agar keluaran untai-untai
tersebut tidak bersamaan. Pada contoh di atas, untai 3 sedang mengirim data kepada
untai 4. Keluaran untai 1 dan 2 diisolasi oleh gerbang penyangga tiga keadaan agar
tidak termasuki data dari untai 3.

3.6 Gerbang Logika Alternatif


a) Aktif Rendah dan Aktif Tinggi
Selain dengan gerbang standar, suatu fungsi logika juga dapat diwakili oleh
gerbang alternatif. Penggunaan gerbang alternatif di samping gerbang standar akan
memudahkan pemahaman dan perancangan suatu untai logika. Gerbang alternatif
didapatkan dengan cara berikut:
1. Balikkan logika setiap masukan dan keluaran gerbang standar dengan cara
menambahkan lingkaran, sebagai tanda NOT, pada setiap masukan dan keluaran
yang tidak ada lingkarannya; atau hilangkan lingkaran pada setiap masukan dan
keluaran yang ada lingkarannya.
2. Ubahlah gerbang dari AND menjadi OR, atau OR menjadi AND. Khusus untuk NOT
cukup biarkan gerbang NOT yang ada.

Gambar 3.14 Gerbang standar dan alternatif untuk beberapa fungsi logika
Sebagai contoh, gerbang AND dapat diwakili oleh gerbang alternatifnya, yaitu
gerbang OR dengan lingkaran NOT di masukan dan keluarannya. Dan gerbang OR
dapat diwakili oleh gerbang alternatifnya, yaitu gerbang AND dengan lingkaran NOT di
masukan dan keluarannya.
Jika suatu masukan atau keluaran gerbang tidak ada tanda lingkaran NOT,
maka masukan atau keluaran tersebut disebut aktif tinggi. Sedangkan jika suatu

27
A L J A B A R B O O L E D A N G E R B A N G L O G I K A

masukan atau keluaran gerbang ada tanda lingkaran NOT, maka masukan atau
keluaran tersebut disebut aktif rendah. Sehingga kerja suatu gerbang dapat
diartikan:
Keluaran akan aktif jika input aktif
Contohnya gerbang NAND sebagaimana terlihat pada Gambar 3.13(a). Pada
gerbang tersebut berlaku:
• Keluaran gerbang NAND akan aktif jika masukan aktif.
• Keluaran gerbang NAND akan aktif jika semua masukan aktif.
Dikarenakan keluaran gerbang NAND merupakan aktif rendah dan
masukannya aktif tinggi, maka kata aktif untuk masukan dapat diganti kata tinggi, dan
kata aktif untuk keluaran dapat diganti kata rendah.
• Keluaran gerbang NAND akan rendah jika semua masukan tinggi.
Bandingkan dengan lambang alternatif NAND pada Gambar 3.13(b)
• Keluaran gerbang alternatif NAND akan aktif jika masukan aktif.
• Keluaran gerbang alternatif NAND akan aktif jika semua masukan aktif.
Dikarenakan keluaran gerbang alternatif NAND merupakan aktif tinggi dan
masukannya aktif rendah, maka kata aktif untuk masukan dapat diganti kata rendah,
dan kata aktif untuk keluaran dapat diganti kata tinggi.
• Keluaran gerbang alternatif NAND akan tinggi jika semua masukan rendah.

Gambar 3.15 Aktif tinggi dan aktif rendah


Contoh lain adalah gerbang OR. Pada gerbang ini berlaku pula beberapa
pernyataan sebagaimana pada gerbang AND, namun kata semua diganti sengan
salah satu. Sehingga pada gerbang OR berlaku
• keluaran gerbang OR akan tinggi jika salah satu masukannya tinggi.
Suatu gerbang yang diganti oleh gerbang alternatifnya tidak akan mengubah
tabel kebenaran gerbang tersebut atau dengan kata lain tidak mengubah fungsi logika
gerbang tersebut.

b) Pemilihan Gerbang yang Digunakan


Dengan adanya gerbang alternatif, kita dapat menggunakannya untuk
mempermudah pembacaan fungsi suatu gerbang kombinasional. Sebagai pedoman
perancangan, sebaiknya digunakan aturan berikut,
Keluaran aktif tinggi terhubung ke masukan aktif tinggi
Keluaran aktif rendah terhubung ke masukan aktif rendah
Contohnya adalah untai yang terdiri dari tiga buah gerbang pada Gambar
3.16(a). Untai tersebut mempunyai tabel kebenaran pada Gambar 3.16(b).
A B C D X
0 0 0 0 0
0 0 0 1 0
0 0 1 0 0
0 0 1 1 1
0 1 0 0 0
0 1 0 1 0
0 1 1 0 0
0 1 1 1 1
1 0 0 0 0
1 0 0 1 0
1 0 1 0 0
1 0 1 1 1
1 1 0 0 1
1 1 0 1 1
1 1 1 0 1
1 1 1 1 1
(a) (b)

Gambar 3.16 Untai asli dan tabel kebenarannya.

28
A L J A B A R B O O L E D A N G E R B A N G L O G I K A

Dari untai tersebut dapat diambil pengertian sebagai berikut:


• Keluaran Z akan rendah jika kedua masukannya tinggi.
• Kedua masukan tersebut tinggi jika X dan Y rendah.
• X akan rendah jika A dan B tinggi.
• Y akan rendah jika C dan D tinggi.
Pernyataan di atas agak sulit untuk dipahami. Agar menjadi mudah dipahami,
gerbang nomor tiga dapat diubah ke gerbang alternatifnya menjadi OR dengan kedua
masukan aktif rendah seperti Gambar 3.17(a). Sehingga didapat pernyataan:
• Keluaran Z akan tinggi jika X dan Y rendah.
• X akan rendah jika A dan B tinggi.
• Y akan rendah jika C dan D tinggi.

(a) (b)
Gambar 3.17 Penggunaan gerbang alternatif
Penggantian ke gerbang alternatif juga dapat dilakukan terhadap gerbang
nomor 1 dan 2 seperti Gambar 3.17(b). Sehingga didapat penyataan:
• Keluaran Z akan rendah jika X dan Y tinggi.
• X akan tinggi jika A dan B rendah.
• Y akan tinggi jika C dan D rendah.
Pengubahan dari untai asli ke gerbang alternatifnya tidak akan mengubah
tabel kebenaran untai tersebut. Pengubahan hanya dilakukan untuk memudahkan
analisa suatu untai logika. Dalam prakteknya, perancang dapat tetap menggunakan
untai asli maupun menggunakan gerbang alternatifnya.
c) Penandaan Isyarat Logika Aktif Rendah
Isyarat logika yang bersifat aktif rendah biasanya ditandai dengan garis di atas
nama isyarat. Misalnya:
RD, ROM, MEM

Isyarat RD menandakan bahwa isyarat ini akan disebut aktif jika berlogika
rendah dan tidak aktif jika berlogika tinggi. Dalam praktek, isyarat aktif rendah lebih
banyak digunakan dibandingkan isyarat aktif tinggi.

3.7 Teorema Boole


Aljabar Boole mempunyai kaidah-kaidah khusus untuk menyederhanakan atau
menyelesaikan persamaan yang mewakili suatu untai logika. Beberapa kaidah tersebut
mengikuti kaidah persamaan matematis. Dengan kaidah tersebut, suatu untai logika
kompleks dapat dijadikan lebih sederhana dengan cara terlebih dahulu menyelesaikan
persamaan yang mewakilinya.
Untuk persamaan Boole variabel tunggal berlaku sifat-sifat identitas berikut,

1. x + 0 = x

2. x + 1 = 1

3. x + x = x

4. x + x = 1

5. x . 0 = 0

29
A L J A B A R B O O L E D A N G E R B A N G L O G I K A

6. x . 1 = x

7. x . x = x

8. x . x = 0

Untuk persamaan Boole variabel banyak berlaku sifat-sifat berikut,


• Sifat komutatif (pertukaran):
− x+y=y+x
− x.y=y.x
• Sifat asosiatif (pengelompokan):
− x +(y+z) = (x+y) +z
− x . (y . z) = (x . y) . z
• Sifat distributif (penyebaran):
− x . (y+z) = x . y+x . z
− x+y.z = (x+y) . (x+z)
• Sifat identitas:
− x + xy = x
− x +x = x + y
Beberapa sifat Teorema Boole tersebut dapat digunakan untuk
menyederhanakan pernyataan logika. Dengan pernyataan logika yang lebih sederhana
namun tanpa mangubah fungsi logika, suatu untai logika yang cukup kompleks dapat
disederhanakan tanpa mengubah fungsi logika untai tersebut. Hal ini akan dijelaskan
pada Bab 4.
Contoh penyederhanaan pernyataan logika:
• x = ABC + ABC
= ( A + A )BC (sifat distributif)
= BC (sifat identitas ke-4)
• x = ABC + ABC
= A B(C + C) (sifat distributif)
= AB (sifat identitas ke-4)

• x = A B C D + A B C D + A B CD + A B C D
= A B C (D + D) + A B D (C + C) (sifat distributif)
= ABC + A BD (sifat identitas ke-4)

3.8 Teorema De Morgan


Seorang seorang matematikawan Augustus DeMorgan, penganut teorema
George Boole, talah memperkenalkan dua teorema penting baru. Teorema tersebut
dikenalkan dengan nama teorema DeMorgan, yaitu:
x + y = x.y

x .y =x+y
Teorema pertama berarti: keluaran dua gerbang NOT yang di-OR-kan akan
berfungsi sama dengan gerbang NAND. Atau, jika digunakan gerbang alternatif
berarti: gerbang OR dengan kedua masukan aktif rendah akan berfungsi sama dengan
gerbang NAND.

(a)

30
A L J A B A R B O O L E D A N G E R B A N G L O G I K A

(b)
Gambar 3.18 (a) Untai ekivalen NAND (b) lambang alternatifnya
Sedangkan pada teorama kedua berarti: keluaran dua gerbang NOT yang di-
AND-kan akan berfungsi sama dengan gerbang NOR. Atau jika digunakan gerbang
alternatif berarti: gerbang AND dengan kedua masukan aktif rendah akan berfungsi
sama dengan gerbang NOR.

(a)

(b)
Gambar 3.19 (a) Untai ekivalen NOR (b) lambang alternatifnya
Teorema DeMorgan dapat banyak membantu dalam penyederhanakan untai
logika karena kita mempunyai pilihan lain untuk suatu fungsi logika yang sama.

3.9 Gerbang Logika sebagai Saklar


Salah satu kelebihan gerbang logika adalah kemudahan gerbang tersebut
untuk digunakan sebagai untai saklar. Untai saklar mempunyai dua sifat, yaitu
meneruskan isyarat masukan ke bagian keluarannya atau tidak meneruskannya.
Dengan berpedoman sifat identitas Aljabar Boole, gerbang AND, NAND, OR dan NOR
dapat dipakai sebagai untai saklar sebagaimana Gambar 3.8.

Gambar 3.20 Gerbang logika sebagai untai saklar.


Dalam fungsinya sebagai saklar, gerbang logika dapat meneruskan isyarat
digital dari masukan gerbang ke keluaran gerbang. Dalam keadaan ini, gerbang akan
bertindak sebagai saklar dalam keadaan hidup atau menghantar. Keadaan ini sering
disebut enable. Gerbang logika juga dapat menghambat isyarat digital dari masukan
gerbang sehingga ke keluaran gerbang. Dalam keadaan ini, gerbang akan bertindak
sebagai saklar dalam keadaan mati atau tidak menghantar. Keadaan ini sering disebut
disable.
Untuk gerbang AND dua masukan, keadaan enable dibentuk dengan
memberikan logika 1 pada salah satu masukan gerbang. Masukan yang lain dari
gerbang AND akan diteruskan ke keluaran. Sedangkan keadaan disable dibentuk
dengan mengubah logika salah satu masukan dengan 0, maka masukan yang lain
tidak akan diteruskan ke keluaran. Pada kondisi disable, keluaran gerbang AND
berlogika 0.
Cara yang sama juga ditempuh untuk gerbang NAND. Perbedaannya di sini
adalah dalam keadaan enable, keluaran gerbang NAND akan terbalik terhadap
masukannya.

31
A L J A B A R B O O L E D A N G E R B A N G L O G I K A

Untuk gerbang OR dua masukan, keadaan enable dibentuk dengan


memberikan logika 0 pada salah satu masukan gerbang. Masukan yang lain dari
gerbang OR akan diteruskan ke keluaran. Sedangkan keadaan disable dibentuk
dengan mengubah logika salah satu masukan dengan 1, maka masukan yang lain
tidak akan diteruskan ke keluaran. Pada kondisi disable, keluaran gerbang AND
berlogika 1.
Cara yang sama juga ditempuh untuk gerbang NOR. Perbedaannya di sini
adalah dalam keadaan enable, keluaran gerbang NOR akan terbalik terhadap
masukannya.

Soal-soal Latihan

3-1 Berapa jumlah isyarat masukan suatu gerbang? Dan berapa jumlah isyarat
keluarannya?

3-2 Jika tujuh buah gerbang inverter dirangkai secara kaskade (seri), maka akan
menjadi gerbang apa?

3-3 Sebuah gerbang OR mempunyai 5 masukan. Masukan apa saja yang akan
menjadikan keluaran gerbang berlogika 1?

3-4 Ulangi Soal 3-3 untuk gerbang AND!

3-5 Suatu gerbang OR mempunyai tiga masukan seperti gambar berikut.

a. Berikan ungkapan matematis gerbang OR tersebut!


b. Buatlah tabel kebenaran untuk gerbang OR tersebut!
c. Masukan apa saja yang menjadikan keluaran gerbang aktif?

3-6 Jika ketiga masukan OR pada Soal 3-5 diberi masukan dengan grafik gelombang
seperti gambar berikut, tentukan grafik gelombang keluarannya!

3-7 Ulangi Soal 3-5 namun ubahlah gerbang OR tersebut menjadi gerbang XOR!

3-8 Ulangi Soal 3-6 namun ubahlah gerbang OR menjadi gerbang alternatifnya!

3-9 Dengan menggunakan sifat identitas yang lain, buktikan sifat identitas berikut,
a. x + xy = x
b. x + x = x + y

3-10 Salah satu masukan gerbang OR dan keluarannya seperti terlihat pada gambar
berikut.

Tentukan grafik gelombang masukan B!

3-11 Tentukan grafik keluaran gerbang 74LS14 untuk gambar berikut.

32
A L J A B A R B O O L E D A N G E R B A N G L O G I K A

3-12 Buatlah suatu tabel kebenaran yang memuat tiga masukan untuk keluaran
gerbang OR, AND, NOR, NAND, EX-OR dan EX-NOR!

33

Anda mungkin juga menyukai