Ar
NPM : 1615051022
Mata Kuliah : Metode Seismik
TUGAS 1
Secara alternatif, seseorang bisa mengukur waktu antara dua buah kejadian / peristiwa
(dan menyebutnya sebagai periode), lalu memperhitungkan frekuensi (f ) sebagai hasil
kebalikan dari periode (T ), seperti pada rumus di bawah ini :
b. Periode
Periode Gelombang (T) adalah waktu yang dibutuhkan oleh dua puncak/lembah gelombang
yang berurutan melewati titik tertentu. Periode dilambangkan T, dan dalam Sistem
Internasional (SI), satuannya adalah detik (s).
c. Amplitudo
Amplitudo adalah pengukuran skalar yang nonnegatif dari besar osilasi suatu
gelombang. Amplitudo juga dapat didefinisikan sebagai jarak terjauh dari garis
kesetimbangan dalam gelombang sinusoide yang kita pelajari pada mata pelajaran
fisika dan matematika – geometrika. Amplitudo adalah jarak terjauh simpangan dari
titik keseimbangan.
d. Panjang Gelombang
Panjang gelombang adalah jarak di antara unit berulang dari gelombang, yang diukur
dari satu titik pada gelombang ke titik yang sesuai di unit berikutnya. Sebagai contoh,
jarak dari atas – disebut puncak – satu unit gelombang ke puncak berikutnya adalah
satu panjang gelombang. Dalam notasi fisika, panjang gelombang sering ditunjuk oleh
huruf Yunani lambda (λ). Panjang gelombang berbanding terbalik dengan frekuensi
gelombang. Dengan kata lain, semakin pendek panjang gelombang, akan memiliki
frekuensi yang besar.
Pandu gelombang memiliki bentuk geometri yang berbeda-beda yang dapat menahan
energy dalam satu dimensi seperti pandu gelombang yang berbentuk lempeng (slab
waveguide) atau dalam dua dimensi seperti dalam fiber atau channel waveguide. Selain
itu, pandu gelombang yang berbeda digunakan untuk memandu gelombang dengan
frekuensi yang berbeda-beda; contohnya fiber optic digunakan untuk memandu cahaya
(frekuensi tinggi) dan tidak memandu gelombang micro yang memiliki frekuensi yang
lebih rendah dibandingkan dengan cahaya tampak. Sebuah aturan yang harus diingat
adalah lebar dari pandu gelombang harus memiliki orde yang sama dengan besar dari
panjang gelombang yang akan dipandu. Terdapat beberapa struktur dialam yang
bertindak sebagai pandu gelombang; contohnya sebuah lapisan di lautan yang dapat
memandu suara paus dalam jarak yang sangat jauh.
f. Lembah Gelombang
Dasar gelombang (lembah) merupakan titik dasar atau yang terendah di suatu
gelombang.
g. Puncak Gelombang
Bukit gelombang (puncak) yaitu bagian dari gelombang seperti gunung dengan titik
yang tertinggi atau puncak dari gelombang.
i. Fasa Gelombang
Fasa gelombang menyatakan keadaan getaran suatu titik pada gelombang yang
berkaitan dengan simpangan dan arah getarannya. Dua gelombang dikatakan sefase,
bila keduanya berfrekuensi sama dan titik-titik yang bersesuaian berada pada tempat
yang sama selama osilasi (misalnya, keduanya berada pada puncak) pada saat yang
sama. Jika yang terjadi sebaliknya, keduanya tidak sefase. Dan dua gelombang
berlawanan fase jika perpindahan keduanya tepat berlawanan arah (misalnya, puncak
dan lembah).
Saat sudut datang > sudut kritis maka akan terjadi pemantulan sempurna. Hal
inilah yang terjadi dalam serat optik, dimana gelombang cahaya menjalar dengan
mengalami pemantulan-pemantulan sempurna dari dinding seratnya (cladding)
yang indeks refraksinya lebih kecil daripada indeks refraksi inti seratnya (core).
Adapun bunyi Hukum Snellius I adalah :
“Jika suatu cahaya melalui perbatasan dua jenis zat cair, maka garis semula
tersebut adalah garis sesudah sinar itu membias dan garis normal dititik biasnya,
ketiga garis tersebut terletak dalam satu bidang datar.”
Prinsip huygens diperlihatkan pada gambar diatas, muka gelombang semula AA'
berjalan ke arah luar sebuah sumber, seperti yang ditunjukkan oleh panah-panah
kecil. Kemudian akan dicari bentuk muka gelombang setelah selang waktu t.
anggaplah v adalah laju perambatan gelombang itu, maka dalam waktu t
gelombang itu berjalan sejauh vt. Dengan membangun beberapa lingkaran
(bekas-bekas gelombang-gelombang kecil berbentuk bola) dari jari-jari r=vt,
yang terpusat di titik-titik sepanjang AA'. Bekas dari pembungkus gelombang-
gelombang kecil ini, yang menyatakan muka gelombang yang baru, adalah kurva
BB'. Hal ini menganggap laju v pada setiap titik dan dalam semua arah.
Hukum Fermat
Prinsip ini menjelaskan bahwa cahaya yang sedang melintasi suatu lintasan lurus,
katakanlah melintas dari titik A menuju titik B maka ia akan mengambil waktu
tempuh yang sesingkat mungkin bukan panjang lintasan yang terdekat. Prinsip ini
juga bisa membuktikan bahwa jika ada sinar datang yang mengenai suatu
permukaan cermin dengan sudut tertentu, maka arah sinar pantulnya mempunyai
sudut yang sama dengan sudut datang tadi.
Dari gambar di atas kita dapat menganggap cahaya datang dari titik A menuju
titik B dengan catatan lintasan cahaya memantul ke permukaan cermin datar.
Jarak titik A dan titik B menuju ke permukaan cermin datar masing-masing
adalah a dan b. Jarak horizontal titik A menuju titik B adalah p dan Jarak
horizontal dari titik A menuju titik pantul adalah x. Yang terakhir sudut datang
dan sudut pantul terhadap garis tegak lurus bidang permukaan cermin masing-
masing adalah i dan r.
Secara logika kita dapat mengetahui bahwa panjang lintasan cahaya yaitu berasal
dari titik A menuju ke titik pantul lalu ke titik B. Kita tentu dapat mencari panjang
lintasan ini dengan mencari panjang sisi miring segitiga dengan teorema
pythagoras. Dapat dinyatakan sebagai
Kemudian jarak yang ditempuh cahaya yaitu S tidak lain adalah sama dengan
kecepatan cahaya pada medium rambatannya dikalikan dengan waktu tempuhnya
dari titik A ke titik B. Dalam kasus ini kita anggap saja ia merambat di vakum
yaitu dengan kecepatan cahaya c. Maka kita bisa tuliskan
Lalu kita ingin mengetahui bagaimana sih pengaruh jarak x yang berakibat ke
dampak waktu tempuhnya. Maka kita bisa golongkan variabel t di ruas kiri dan x
di ruas kanan
k. Cepat Rambat Gelombang
Cepat rambat gelombang adalah jarak yang ditempuh oleh gelombang selama satu
detik. Cepat rambat gelombang dilambangkan dengan v, dan dalam Sistem
Internasional (SI), satuannya adalah m/s. Hubungan antara cepat rambat gelombang (v),
panjang gelombang (λ), periode (T), dan frekuensi (f) adalah:
Keterangan:
v = cepat rambat gelombang (m/s)
λ = panjang gelombang (m)
T = periode (s)
f = frekuensi (Hz)
l. Gelombang Multiple
Multiple adalah pengulangan refleksi akibat ’terperangkapnya’ gelombang seismik
dalam air laut atau terperangkap dalam lapisan batuan lunak.
Terdapat beberapa macam multiple: (a) water-bottom multiple, (b) peg-leg multiple dan
(c) intra-bed multiple. Perhatikan model di bawah ini:
m. Noise Gelombang
Noise adalah gelombang yang tidak dikehendaki dalam sebuah rekaman seismik
sedangkan data adalah gelombang yang dikehendaki. Dalam seismik refleksi,
gelombang refleksilah yang dikehendaki sedangkan yang lainya diupayakan untuk
diminimalisir.
Gambar diatas menunjukkan sebuah rekaman dengan data gelombang refleksi dan
noise (gelombang permukaan / ground roll) dan gelombang langsung (direct wave).
Noise terbagi menjadi dua kelompok: noise koheren (coherent noise) dan noise acak
ambient (random ambient noise). Contoh noise keheren: ground roll (dicirikan dengan
amplitudo yang kuat dan frekuensi rendah), guided waves atau gelombang langsung
(frekuensi cukup tinggi dan datang lebih awal), noise kabel, tegangan listrik (power line
noise: frekuensi tunggal, mudah direduksi dengan notch filter), multiple (adalah refleksi
sekunder akibat gelombang yang terperangkap). Sedangkan noise acak diantaranya:
gelombang laut, angin, kendaraan yang lewat saat rekaman, dll.
n. Surface Wave
Gelombang permukaan (Surface wave) secara sederhana dijelaskan sebagai gelombang
yang merambat di permukaan bumi, tidak penetrasi ke dalam medium bumi. Perjalanan
hanya melalui kerak, gelombang permukaan memiliki frekuensi yang lebih rendah dari
gelombang badan, dan mudah dibedakan pada seismogram dalam hasilnya. Meskipun
gelombang permukaan tiba setelah gelombang badan, gelombang permukaan yang
lebih bertanggung jawab atas kerusakan dan kehancuran yang terkait dengan gempa
bumi. Efek kerusakan dan kekuatan gelombang permukaan dikurangi dalam gempa
bumi yang lebih dalam. Adapun jenis gelombang permukaan yaitu:
1. Gelombang Love
Gelombang Love adalah gelombang geser yang terpolarisasi secara horizontal dan
tidak menghasilkan perpindahan vertikal. Gelombang Love terbentuk karena
interferensi konstruktif dari pantulan-pantulan gelombang seismik pada permukaan
bebas. Pergerakan partikel gelombang Love sejajar dengan permukaan tetapi tegak
lurus dengan arah rambatnya. Gelombang Love lebih cepat daripada gelombang
Rayleigh dan lebih dulu sampai pada seismograf. Kecepatan merambat gelombang
permukaan ini selalu lebih kecil daripada kecepatan gelombang P, dan umumnya
lebih lambat daripada gelombang S.
2. Gelombang Rayleigh
Sebuah gulungan gelombang Rayleigh merambat pada tanah seperti sebuah
gulungan gelombang di danau atau lautan. Karena gulungan, bergerak tanah atas
dan bawah, dan sisi-ke-sisi dalam arah yang sama dengan arah gelombang bergerak.
Sebagian besar getar yang terasa dari gempa bumi adalah akibat gelombang
Rayleigh, yang dapat jauh lebih besar daripada gelombang lainnya.
o. Body Wave
Gelombang badan adalah gelombang yang merambat disela-sela bebatuan dibawah
permukaan bumi. Terdapat dua jenis gelombang badan yaitu sebagai berikut:
Gelombang P (Primer)
Gelombang P disebut dengan gelombang kompresi/gelombang
longitudinal.Gelombang ini memiliki kecepatan rambat paling besar dibandingkan
dengan gelombang seismik yang lain, dapat merambat melalui medium padat, cair
dan gas. Persamaan dari kecepatan gelombang P adalah sebagai berikut :
Dengan :
l = Konstanta Lame
m = Rigiditas
r = Densitas
Gelombang S (Sekunder)
Gelombang S disebut juga gelombang shear atau gelombang transversal.
Gelombang ini memiliki cepat rambat yang lebih lambat bila dibandingkan dengan
gelombang P dan hanya dapat merambat pada medium padat saja. Gelombang S
tegak lurus terhadap arah rambatnya. Gelombang seismik ini merambat di sela-sela
bebatuan dengan kecepatan 3,5 km/detik dan bergantung pada medium yang
dilaluinya. Persamaan dari kecepatan Gelombang S (Vs) adalah sebagai berikut :
Dengan j = -i
Satu cara untuk melihat bilangan-bilangan imajiner adalah dengan membayangkan
suatu garis bilangan, bertambah secara positif ke sebelah kanan dan bertambah
negatif ke sebelah kiri, kemudian pada titik nol "O" garis yang dapat dipandang
sebagai sumbu-x, suatu sumbu-y dapat digambarkan sebagai suatu garis tegak lurus
yang bertambah "positif" (bilangan imajiner bertambah positif) ke arah atas, dan
bertambah negatif (demikian pula dengan bilangan imajiner) ke arah bawah.
Sumbu vertikal ini sering disebut "sumbu bilangan imajiner".
Bilangan riil atau bilangan real dalam matematika menyatakan bilangan yang bisa
dituliskan dalam bentuk desimal, seperti 2,4871773339… atau 3,25678. Bilangan
real meliputi bilangan rasional, seperti 42 dan −23/129, dan bilangan irasional,
seperti π dan √2. Bilangan riil juga dapat dilambangkan sebagai salah satu titik
dalam garis bilangan.