Anda di halaman 1dari 13

Nama : Ditha Arlinsky.

Ar
NPM : 1615051022
Mata Kuliah : Metode Seismik

TUGAS 1

Buatlah penjelasan mengenai macam-macam parameter gelombang ( ada 15)


Jawaban:
Macam-macam parameter gelombang:
a. Frekuensi
Frekuensi adalah ukuran jumlah putaran ulang per peristiwa dalam satuan waktu yang
diberikan. Untuk menghitung frekuensi, seseorang menetapkan jarak waktu,
menghitung jumlah kejadian peristiwa, dan membagi hitungan ini dengan panjang jarak
waktu. Pada Sistem Satuan Internasional, hasil perhitungan ini dinyatakan dalam satuan
hertz (Hz) yaitu nama pakar fisika Jerman Heinrich Rudolf Hertz yang menemukan
fenomena ini pertama kali. Frekuensi sebesar 1 Hz menyatakan peristiwa yang terjadi
satu kali per detik.

Gelombang sinusoida dengan beberapa macam frekuensi

Secara alternatif, seseorang bisa mengukur waktu antara dua buah kejadian / peristiwa
(dan menyebutnya sebagai periode), lalu memperhitungkan frekuensi (f ) sebagai hasil
kebalikan dari periode (T ), seperti pada rumus di bawah ini :

b. Periode
Periode Gelombang (T) adalah waktu yang dibutuhkan oleh dua puncak/lembah gelombang
yang berurutan melewati titik tertentu. Periode dilambangkan T, dan dalam Sistem
Internasional (SI), satuannya adalah detik (s).

c. Amplitudo
Amplitudo adalah pengukuran skalar yang nonnegatif dari besar osilasi suatu
gelombang. Amplitudo juga dapat didefinisikan sebagai jarak terjauh dari garis
kesetimbangan dalam gelombang sinusoide yang kita pelajari pada mata pelajaran
fisika dan matematika – geometrika. Amplitudo adalah jarak terjauh simpangan dari
titik keseimbangan.
d. Panjang Gelombang
Panjang gelombang adalah jarak di antara unit berulang dari gelombang, yang diukur
dari satu titik pada gelombang ke titik yang sesuai di unit berikutnya. Sebagai contoh,
jarak dari atas – disebut puncak – satu unit gelombang ke puncak berikutnya adalah
satu panjang gelombang. Dalam notasi fisika, panjang gelombang sering ditunjuk oleh
huruf Yunani lambda (λ). Panjang gelombang berbanding terbalik dengan frekuensi
gelombang. Dengan kata lain, semakin pendek panjang gelombang, akan memiliki
frekuensi yang besar.

Axis x mewakilkan panjang, dan I mewakilkan kuantitas yang bervariasi (misalnya


tekanan udara untuk sebuah gelombang suara atau kekuatan listrik atau medan magnet
untuk cahaya), pada suatu titik dalam fungsi waktu x. Panjang gelombang λ memiliki
hubungan inverse terhadap frekuensi f, jumlah puncak untuk melewati sebuah titik
dalam sebuah waktu yang diberikan. Panjan gelombang sama dengan kecepatan jenis
gelombang dibagi oleh frekuensi gelombang. Ketika berhadapan dengan radiasi
elektromagnetik dalam ruang hampa, kecepatan ini adalah kecepatan cahaya c, untuku
sinyal (gelombang) di udara, ini merupakan kecepatan suara di udara.
e. Pandu Gelombang
Pandu gelombang adalah sebuah medium yang digunakan untuk memandu gelombang,
seperti gelombang elektromagnetik atau gelombang suara. Pandu gelombang yang
digunakan berbeda-beda disesuaikan dengan jenis gelombang yang akan dipandu.
Pandu gelombang yang asli dan yang paling umum digunakan adalah pipa berongga
yang terbuat dari logam yang konduktif yang digunakan untuk membawa gelombang
radio berfrekuensi tinggi khususnya gelombang mikro (microwaves).

Pandu gelombang memiliki bentuk geometri yang berbeda-beda yang dapat menahan
energy dalam satu dimensi seperti pandu gelombang yang berbentuk lempeng (slab
waveguide) atau dalam dua dimensi seperti dalam fiber atau channel waveguide. Selain
itu, pandu gelombang yang berbeda digunakan untuk memandu gelombang dengan
frekuensi yang berbeda-beda; contohnya fiber optic digunakan untuk memandu cahaya
(frekuensi tinggi) dan tidak memandu gelombang micro yang memiliki frekuensi yang
lebih rendah dibandingkan dengan cahaya tampak. Sebuah aturan yang harus diingat
adalah lebar dari pandu gelombang harus memiliki orde yang sama dengan besar dari
panjang gelombang yang akan dipandu. Terdapat beberapa struktur dialam yang
bertindak sebagai pandu gelombang; contohnya sebuah lapisan di lautan yang dapat
memandu suara paus dalam jarak yang sangat jauh.

f. Lembah Gelombang
Dasar gelombang (lembah) merupakan titik dasar atau yang terendah di suatu
gelombang.

g. Puncak Gelombang
Bukit gelombang (puncak) yaitu bagian dari gelombang seperti gunung dengan titik
yang tertinggi atau puncak dari gelombang.

h. Simpul dan Perut Gelombang


Simpul gelombang adalah tempat kedudukan titik yang mempunyai amplitudo minimal
(0), sedangkan perut gelombang adalah tempat kedudukan titik-titik yang mempunyai
amplitudo maksimum pada gelombang tersebut.

i. Fasa Gelombang
Fasa gelombang menyatakan keadaan getaran suatu titik pada gelombang yang
berkaitan dengan simpangan dan arah getarannya. Dua gelombang dikatakan sefase,
bila keduanya berfrekuensi sama dan titik-titik yang bersesuaian berada pada tempat
yang sama selama osilasi (misalnya, keduanya berada pada puncak) pada saat yang
sama. Jika yang terjadi sebaliknya, keduanya tidak sefase. Dan dua gelombang
berlawanan fase jika perpindahan keduanya tepat berlawanan arah (misalnya, puncak
dan lembah).

Beda fase dua gelombang


Beda fase antara dua gelombang menyatakan ukuran seberapa jauh, diukur dalam sudut,
sebuah titik gelombang. pada salah satu gelombang berada di depan atau di belakang
titik yang bersesuaian dari gelombang lainnya. Untuk gelombang-gelombang yang
berlawanan fase, beda fasenya adalah 180o ; untuk yang sefase, besarnya 0o. Besarnya
fase gelombang dapat dihitung dengan menggunakan rumus

j. Hukum Snellius, Hukum Huygent, dan Hukum Fermat


 Hukum Snellius
Hukum Snellius adalah rumus matematika yang meberikan hubungan antara
sudut datang dan sudut bias pada cahaya atau gelombang lainnya yang melalui
batas antara dua medium isotropik berbeda, seperti udara dan gelas. Hukum ini
juga dikenal sebagai Hukum Descartes atau Hukum Pembiasan.
Hukum ini menyebutkan bahwa nisbah sinus sudut datang dan sudut bias adalah
konstan, yang tergantung pada medium. Perumusan lain yang ekivalen adalah
nisbah sudut datang dan sudut bias sama dengan nisbah kecepatan cahaya pada
kedua medium, yang sama dengan kebalikan nisbah indeks bias.
Perumusan matematis hukum Snellius adalah :

Saat sudut datang > sudut kritis maka akan terjadi pemantulan sempurna. Hal
inilah yang terjadi dalam serat optik, dimana gelombang cahaya menjalar dengan
mengalami pemantulan-pemantulan sempurna dari dinding seratnya (cladding)
yang indeks refraksinya lebih kecil daripada indeks refraksi inti seratnya (core).
Adapun bunyi Hukum Snellius I adalah :
“Jika suatu cahaya melalui perbatasan dua jenis zat cair, maka garis semula
tersebut adalah garis sesudah sinar itu membias dan garis normal dititik biasnya,
ketiga garis tersebut terletak dalam satu bidang datar.”

Adapun bunyi Hukum Snellius II adalah :


“Perbandingan sinus sudut datang dengan sinus sudut bias selalu konstan. Nilai
konstanta dinamakan indeks bias(n).”
 Hukum Huygent
Prinsip Huygens menyatakan bahwa setiap titik-titik pengganggu yang berada
didepan muka gelombang utama akan menjadi sumber bagi terbentuknya deretan
gelombang yang baru (wavelet). Wavelet bisa diumpamakan gelombang yang
ditimbulkan oleh batu yang dijatuhkan ke dalam air. Gambar dibawah ini
menunjukkan prinsip Huygens.

Didalam eksplorasi seismik titik-titik diatas dapat berupa patahan, rekahan,


pembajian, antiklin, dll. Sedangkan deretan gelombang baru berupa gelombang
difraksi. Untuk menghilangkan efek ini dilakukanlah proses migrasi.

Prinsip huygens diperlihatkan pada gambar diatas, muka gelombang semula AA'
berjalan ke arah luar sebuah sumber, seperti yang ditunjukkan oleh panah-panah
kecil. Kemudian akan dicari bentuk muka gelombang setelah selang waktu t.
anggaplah v adalah laju perambatan gelombang itu, maka dalam waktu t
gelombang itu berjalan sejauh vt. Dengan membangun beberapa lingkaran
(bekas-bekas gelombang-gelombang kecil berbentuk bola) dari jari-jari r=vt,
yang terpusat di titik-titik sepanjang AA'. Bekas dari pembungkus gelombang-
gelombang kecil ini, yang menyatakan muka gelombang yang baru, adalah kurva
BB'. Hal ini menganggap laju v pada setiap titik dan dalam semua arah.
 Hukum Fermat
Prinsip ini menjelaskan bahwa cahaya yang sedang melintasi suatu lintasan lurus,
katakanlah melintas dari titik A menuju titik B maka ia akan mengambil waktu
tempuh yang sesingkat mungkin bukan panjang lintasan yang terdekat. Prinsip ini
juga bisa membuktikan bahwa jika ada sinar datang yang mengenai suatu
permukaan cermin dengan sudut tertentu, maka arah sinar pantulnya mempunyai
sudut yang sama dengan sudut datang tadi.

Dari gambar di atas kita dapat menganggap cahaya datang dari titik A menuju
titik B dengan catatan lintasan cahaya memantul ke permukaan cermin datar.
Jarak titik A dan titik B menuju ke permukaan cermin datar masing-masing
adalah a dan b. Jarak horizontal titik A menuju titik B adalah p dan Jarak
horizontal dari titik A menuju titik pantul adalah x. Yang terakhir sudut datang
dan sudut pantul terhadap garis tegak lurus bidang permukaan cermin masing-
masing adalah i dan r.
Secara logika kita dapat mengetahui bahwa panjang lintasan cahaya yaitu berasal
dari titik A menuju ke titik pantul lalu ke titik B. Kita tentu dapat mencari panjang
lintasan ini dengan mencari panjang sisi miring segitiga dengan teorema
pythagoras. Dapat dinyatakan sebagai

Kemudian jarak yang ditempuh cahaya yaitu S tidak lain adalah sama dengan
kecepatan cahaya pada medium rambatannya dikalikan dengan waktu tempuhnya
dari titik A ke titik B. Dalam kasus ini kita anggap saja ia merambat di vakum
yaitu dengan kecepatan cahaya c. Maka kita bisa tuliskan

Lalu kita ingin mengetahui bagaimana sih pengaruh jarak x yang berakibat ke
dampak waktu tempuhnya. Maka kita bisa golongkan variabel t di ruas kiri dan x
di ruas kanan
k. Cepat Rambat Gelombang
Cepat rambat gelombang adalah jarak yang ditempuh oleh gelombang selama satu
detik. Cepat rambat gelombang dilambangkan dengan v, dan dalam Sistem
Internasional (SI), satuannya adalah m/s. Hubungan antara cepat rambat gelombang (v),
panjang gelombang (λ), periode (T), dan frekuensi (f) adalah:

Keterangan:
v = cepat rambat gelombang (m/s)
λ = panjang gelombang (m)
T = periode (s)
f = frekuensi (Hz)

l. Gelombang Multiple
Multiple adalah pengulangan refleksi akibat ’terperangkapnya’ gelombang seismik
dalam air laut atau terperangkap dalam lapisan batuan lunak.
Terdapat beberapa macam multiple: (a) water-bottom multiple, (b) peg-leg multiple dan
(c) intra-bed multiple. Perhatikan model di bawah ini:

Didalam rekaman seismik, masing-masing multiple akan menunjukkan ‘morfologi’


reflektor yang sama dengan reflektor primernya akan tetapi waktunya berbeda. Untuk
model water bottom multiple (model a) katakanlah kita memiliki waktu tempuh sea
bottom sebesar 500ms maka multiplenya akan muncul 500 x 2 = 1000ms. Jika
gelombang tersebut terperangkap tiga kali maka multiple water bottom berikutnya akan
muncul pada 500 x 3 = 1500ms, dst. Untuk model peg leg multiple (model b), multiple
akan muncul pada waktu tempuh gelombang refleksi primer (top gamping) ditambah
waktu tempuh sea bottom. Untuk model intra bed multiple, multiple akan muncul pada
waktu tempuh gelombang primer top gamping ditambah waktu tempuh dalam shale.
Gambar dibawah adalah rekaman seismik yang menunjukkan fenomena multiple.
Perhatikan terdapat 4 multiple akibat dasar laut, berarti gelombang seismik tersebut
‘terperangkap’ empat kali.

m. Noise Gelombang
Noise adalah gelombang yang tidak dikehendaki dalam sebuah rekaman seismik
sedangkan data adalah gelombang yang dikehendaki. Dalam seismik refleksi,
gelombang refleksilah yang dikehendaki sedangkan yang lainya diupayakan untuk
diminimalisir.

Gambar diatas menunjukkan sebuah rekaman dengan data gelombang refleksi dan
noise (gelombang permukaan / ground roll) dan gelombang langsung (direct wave).
Noise terbagi menjadi dua kelompok: noise koheren (coherent noise) dan noise acak
ambient (random ambient noise). Contoh noise keheren: ground roll (dicirikan dengan
amplitudo yang kuat dan frekuensi rendah), guided waves atau gelombang langsung
(frekuensi cukup tinggi dan datang lebih awal), noise kabel, tegangan listrik (power line
noise: frekuensi tunggal, mudah direduksi dengan notch filter), multiple (adalah refleksi
sekunder akibat gelombang yang terperangkap). Sedangkan noise acak diantaranya:
gelombang laut, angin, kendaraan yang lewat saat rekaman, dll.

n. Surface Wave
Gelombang permukaan (Surface wave) secara sederhana dijelaskan sebagai gelombang
yang merambat di permukaan bumi, tidak penetrasi ke dalam medium bumi. Perjalanan
hanya melalui kerak, gelombang permukaan memiliki frekuensi yang lebih rendah dari
gelombang badan, dan mudah dibedakan pada seismogram dalam hasilnya. Meskipun
gelombang permukaan tiba setelah gelombang badan, gelombang permukaan yang
lebih bertanggung jawab atas kerusakan dan kehancuran yang terkait dengan gempa
bumi. Efek kerusakan dan kekuatan gelombang permukaan dikurangi dalam gempa
bumi yang lebih dalam. Adapun jenis gelombang permukaan yaitu:
1. Gelombang Love
Gelombang Love adalah gelombang geser yang terpolarisasi secara horizontal dan
tidak menghasilkan perpindahan vertikal. Gelombang Love terbentuk karena
interferensi konstruktif dari pantulan-pantulan gelombang seismik pada permukaan
bebas. Pergerakan partikel gelombang Love sejajar dengan permukaan tetapi tegak
lurus dengan arah rambatnya. Gelombang Love lebih cepat daripada gelombang
Rayleigh dan lebih dulu sampai pada seismograf. Kecepatan merambat gelombang
permukaan ini selalu lebih kecil daripada kecepatan gelombang P, dan umumnya
lebih lambat daripada gelombang S.

2. Gelombang Rayleigh
Sebuah gulungan gelombang Rayleigh merambat pada tanah seperti sebuah
gulungan gelombang di danau atau lautan. Karena gulungan, bergerak tanah atas
dan bawah, dan sisi-ke-sisi dalam arah yang sama dengan arah gelombang bergerak.
Sebagian besar getar yang terasa dari gempa bumi adalah akibat gelombang
Rayleigh, yang dapat jauh lebih besar daripada gelombang lainnya.
o. Body Wave
Gelombang badan adalah gelombang yang merambat disela-sela bebatuan dibawah
permukaan bumi. Terdapat dua jenis gelombang badan yaitu sebagai berikut:
 Gelombang P (Primer)
Gelombang P disebut dengan gelombang kompresi/gelombang
longitudinal.Gelombang ini memiliki kecepatan rambat paling besar dibandingkan
dengan gelombang seismik yang lain, dapat merambat melalui medium padat, cair
dan gas. Persamaan dari kecepatan gelombang P adalah sebagai berikut :

Dengan :
l = Konstanta Lame
m = Rigiditas
r = Densitas

Gelombang P memiliki keceaptan gelombang 1,4 hingga 6,4 km/s. Gelombang P


akan menjalar lebih cepat pada medium padat, dan akan meningkat kecepatan
rambatnya pada zona yang memiliki densitas lebih besar. Gelombang P sesuai
dengan sifatnya, yakni longitudinal maka apabila dilewatkan pada medium fluid,
gelombang ini tetap masih akan bisa menjalar dengan baik. Hal ini diakarenakan
medium fluid bisa berearksi dengan kompresi. Dari perbedaan inilah, gelombang
P identik untuk mendeteksi material yang dilaluinya.Hal ini dapat terbaca dari
cepat rambat gelombang pada masing masing medium yang dilewati.

 Gelombang S (Sekunder)
Gelombang S disebut juga gelombang shear atau gelombang transversal.
Gelombang ini memiliki cepat rambat yang lebih lambat bila dibandingkan dengan
gelombang P dan hanya dapat merambat pada medium padat saja. Gelombang S
tegak lurus terhadap arah rambatnya. Gelombang seismik ini merambat di sela-sela
bebatuan dengan kecepatan 3,5 km/detik dan bergantung pada medium yang
dilaluinya. Persamaan dari kecepatan Gelombang S (Vs) adalah sebagai berikut :

Ilustrasi gambar tersebut menunjukkan bahwa Gelombang S menjalar berupa


pergerakan yang tranversal dan tegak lurus terhadap arahnya.Hal ini menuntut
medium yang dilewatinya bersifat plastis (dapat dipuntir). Atas dasar konsep
inilah, maka gelombang S hanya dapat merambant pada medium padat, dan tidak
bisa merambat pada medium fluid. Hal ini dikarenakan medium fluid tidak bisa
dieberi sebuah puntiran.

p. Bagian Gelombang Riil dan Imajiner


 Bilangan imajiner adalah bilangan yang mempunyai sifat i2 = −1. Bilangan ini
biasanya merupakan bagian dari bilangan kompleks. Bilangan imajiner dan/atau
bilangan kompleks ini sering dipakai di bidang teknik elektro dan elektronika untuk
menggambarkan sifat arus AC (listrik arus bolak-balik) atau untuk menganalisa
gelombang fisika yang menjalar ke arah sumbu x mengikuti:

Dengan j = -i
Satu cara untuk melihat bilangan-bilangan imajiner adalah dengan membayangkan
suatu garis bilangan, bertambah secara positif ke sebelah kanan dan bertambah
negatif ke sebelah kiri, kemudian pada titik nol "O" garis yang dapat dipandang
sebagai sumbu-x, suatu sumbu-y dapat digambarkan sebagai suatu garis tegak lurus
yang bertambah "positif" (bilangan imajiner bertambah positif) ke arah atas, dan
bertambah negatif (demikian pula dengan bilangan imajiner) ke arah bawah.
Sumbu vertikal ini sering disebut "sumbu bilangan imajiner".
 Bilangan riil atau bilangan real dalam matematika menyatakan bilangan yang bisa
dituliskan dalam bentuk desimal, seperti 2,4871773339… atau 3,25678. Bilangan
real meliputi bilangan rasional, seperti 42 dan −23/129, dan bilangan irasional,
seperti π dan √2. Bilangan riil juga dapat dilambangkan sebagai salah satu titik
dalam garis bilangan.

q. Skin Depth Gelombang


Skin depth didefinisikan sebagai kedalaman pada suatu medium homogen dimana
amplitudo gelombang EM telah terreduksi menjadi 1/e dari amplitudonya di permukaan
bumi (ln e = 1 atau e = 2.718 ...). Besaran tersebut dirumuskan sebagai berikut:

dimana ρ adalah tahanan-jenis medium homogen atau ekivalensinya, ω π = 2 f .


Besaran skin depth digunakan untuk memperkirakan kedalaman penetrasi atau
kedalaman investigasi gelombang EM. Untuk keperluan praktis digunakan definisi
kedalaman efektif yang lebih kecil dari skin depth yaitu δ/√2.

Anda mungkin juga menyukai

  • Pendahuluan
    Pendahuluan
    Dokumen1 halaman
    Pendahuluan
    Dita Arlinsky
    Belum ada peringkat
  • Pendahuluan
    Pendahuluan
    Dokumen1 halaman
    Pendahuluan
    Dita Arlinsky
    Belum ada peringkat
  • 5 Pembahasan
    5 Pembahasan
    Dokumen3 halaman
    5 Pembahasan
    Dita Arlinsky
    Belum ada peringkat
  • 5 Pembahasan
    5 Pembahasan
    Dokumen2 halaman
    5 Pembahasan
    Dita Arlinsky
    Belum ada peringkat
  • Teori Dasar Fix
    Teori Dasar Fix
    Dokumen3 halaman
    Teori Dasar Fix
    Dita Arlinsky
    Belum ada peringkat
  • Teori Dasar Fix
    Teori Dasar Fix
    Dokumen10 halaman
    Teori Dasar Fix
    Dita Arlinsky
    Belum ada peringkat
  • Estimasi Penyebaran Hidrokarbon Dengan Pemodelan Seismik Inversi Stokastik Di Lapangan X, Sumatera Selatan
    Estimasi Penyebaran Hidrokarbon Dengan Pemodelan Seismik Inversi Stokastik Di Lapangan X, Sumatera Selatan
    Dokumen69 halaman
    Estimasi Penyebaran Hidrokarbon Dengan Pemodelan Seismik Inversi Stokastik Di Lapangan X, Sumatera Selatan
    Ayupratiwi Geophysics
    Belum ada peringkat
  • Sedimentologi Sistem Fluvial
    Sedimentologi Sistem Fluvial
    Dokumen17 halaman
    Sedimentologi Sistem Fluvial
    Dita Arlinsky
    Belum ada peringkat
  • Tabel Kubalikova
    Tabel Kubalikova
    Dokumen4 halaman
    Tabel Kubalikova
    Dita Arlinsky
    Belum ada peringkat
  • Tugas 1
    Tugas 1
    Dokumen1 halaman
    Tugas 1
    Dita Arlinsky
    Belum ada peringkat
  • Tugas 1n2
    Tugas 1n2
    Dokumen3 halaman
    Tugas 1n2
    Dita Arlinsky
    Belum ada peringkat
  • Metodologi
    Metodologi
    Dokumen2 halaman
    Metodologi
    Dita Arlinsky
    Belum ada peringkat
  • Tugas 1
    Tugas 1
    Dokumen1 halaman
    Tugas 1
    Dita Arlinsky
    Belum ada peringkat
  • Pendahuluan
    Pendahuluan
    Dokumen1 halaman
    Pendahuluan
    Dita Arlinsky
    Belum ada peringkat
  • Pendahuluan
    Pendahuluan
    Dokumen1 halaman
    Pendahuluan
    Dita Arlinsky
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    Dita Arlinsky
    Belum ada peringkat
  • Pendahuluan
    Pendahuluan
    Dokumen1 halaman
    Pendahuluan
    Dita Arlinsky
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    Dita Arlinsky
    Belum ada peringkat
  • Pendahuluan
    Pendahuluan
    Dokumen1 halaman
    Pendahuluan
    Dita Arlinsky
    Belum ada peringkat
  • Teori Dasar Fix
    Teori Dasar Fix
    Dokumen2 halaman
    Teori Dasar Fix
    Dita Arlinsky
    Belum ada peringkat
  • Cover PDF
    Cover PDF
    Dokumen1 halaman
    Cover PDF
    Dita Arlinsky
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    Dita Arlinsky
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Dita Arlinsky
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Dita Arlinsky
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen2 halaman
    Daftar Pustaka
    Dita Arlinsky
    Belum ada peringkat
  • Metodologi
    Metodologi
    Dokumen2 halaman
    Metodologi
    Dita Arlinsky
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    Dita Arlinsky
    Belum ada peringkat
  • Pendahuluan
    Pendahuluan
    Dokumen1 halaman
    Pendahuluan
    Dita Arlinsky
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen2 halaman
    Daftar Isi
    Dita Arlinsky
    Belum ada peringkat