TEORI DASAR
Metode seismik merupakan salah satu bagian dari seismologi eksplorasi yang
dikelompokkan dalam metode geofisika aktif, dimana pengukuran dilakukan
dengan menggunakan sumber seismik (palu, ledakan, dll). Setelah usikan
diberikan, terjadi gerakan gelombang di dalam medium (tanah/batuan) yang
memenuhi hukum-hukum elastisitas ke segala arah dan mengalami pemantulan
ataupun pembiasan akibat munculnya perbedaan kecepatan. Kemudian, pada
suatu jarak tertentu, gerakan partikel tersebut di rekam sebagai fungsi waktu.
Berdasar data rekaman inilah dapat ‘diperkirakan’ bentuk lapisan/struktur di
dalam tanah (Gadallah, 2005).
Secara umum kegiatan eksplorasi metode seismik terdiri dari tiga tahapan yaitu
akuisisi, prosesing data, dan interpretasi. Akuisisi data merupakan pekerjaan
terdepan dari suatu eksplorasi. Persiapan awal yang harus dilakukan adalah
dengan melakukan survei dan menentukan parameter lapangan sesuai hasil survei.
Penentuan parameter ini sangat penting karena akan menentukan kualitas data
yang diperoleh. Apabila data yang diperoleh ketika akuisisi memiliki kualitas data
yang baik dan diolah dengan tepat dan sesuai, maka diperoleh penampang seismik
yang memiliki kualitas yang baik juga (Abdullah, 2007).
Tujuan dari pengolahan data seismik adalah untuk memperoleh gambaran yang
mewakili lapisan-lapisan di bawah permukaan bumi. Tujuan utama pemrosesan
data seismik adalah untuk meningkatkan signal to noise ratio (S/N), Untuk
memperoleh resolusi yang lebih tinggi dengan mengadaptasikan bentuk
gelombang sinyal, Mengisolasi sinyal-sinyal yang diinginkan (mengisolasi sinyal
refleksi dari multiple dan gelombang-gelombang permukaan), Untuk memperoleh
gambaran yang realistik dengan koreksi geometri, Untuk memperoleh informasi-
informasi mengenai bawah permukaan (Reynold, 1997).
Proses editing trace ini merupakan quality control yang diperlukan, dimana pada
proses edit ini trace-trace jelek atau mati dihilangkan, disini juga melakukan
proses muting atau peotongan data jelek yang terletak diatas first break. Pada flow
ini akan dilakukan seleksi terhadap trace data seismik dengan kualitas yang buruk
atau rusak yang terjadi pada saat akuisisi data sehingga tidak dipergunakan dalam
proses selanjutnya. Seleksi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu killing dan
muting. Killing adalah proses menghilangkan satu trace karena trace tersebut
buruk atau rusak. Muting adalah proses memotong data seismik pada batas atas,
tengah ataupun bawah agar data yang buruk tidak terbawa sehingga data seismik
lebih bersih dan rapih. Ada tiga jenis muting pada pemrosesan data seismik, yaitu:
External Muting, Internal Muting dan Surgical Muting (Gadallah, 2005).