Anda di halaman 1dari 10

II.

TEORI DASAR

Batuan sedimen adalah batuan yang terjadi karena pengendapan materi hasil erosi.
sekitar 80% permukaan benua tertutup batuan sedimen, waluapun volumnya hanya
sekitar 5% dari volum kerak bumi.

a. Klasifikasi Batuan Sedimen

Berdasarkan tenaga yang mengangkut hasil pelapukan dan erosi batuan sedimen
dapat digolongkan atas 3 bagian :
 Sedimen Aquatis, yaitu sedimen yang diendapkan oleh tenaga
air.Contohnya : gosong pasir, flood plain, delta, dan lain-lain.
 Sedimen Aeolis atau Aeris, yaitu sedimen yang diendapkan oleh tenaga
angin. contohnya : tanah loss, sand dunes.
 Sedimen Glassial, yaitu sedimen yang diendapkan oleh gletser.
Contohnya morena, drimlin

Materi partikel ada yang kasar dan ada yang halus cara pengangkutan bermacam-
macam, ada yang terdorong (trection), terbawa secara melompat – lompat(saltion,
terbawa dalam duspensi, ada pula yang (solution). Berdasarkan terbentuknya
(lingkungan pengendapan ), batuan sedimen dibagi menjadi dibagi menjadi tiga,
yaitu :
a. Sedimen laut (marine), diendapkan di laut contohnya batu
gamping,dolomit, napal, dan sebagainya.
b. Sedimen darat (teristris/kontinen), prosesnya terjadi di darat, misalnya
endapan sungai (aluvium), endapan danau, talus, koluvium, endapan
gurun(aeolis), dan sebagainya.
c. Sedimen transisi, lokasi pembentukanya terletak antara darat dan
laut,misalnya endapan delta dan endapan rawa-rawa (limnis).
Berdasarkan kedalamnya, laut dibagi menjadi beberapa zona : (bathymetriczone),
zona litoral, yaitu Zona Transisi yang terletak pada daerah pasang surut. Zona
Epineritik, yaitu, dari batas daerah surut sampai kedalaman 50m. ZonaNeritik (50-
200m), Zona Bathial (200-2000m), dan Zona Abysal (>2000m).

Penggolongan batuan sedimen yang berdasarkan pada cara pengendapannya, dapat


dikelompokkan menjadi 3 macam, yaitu :
a. Sedimen Klastis
Kata clastik berasal dari bahas Yunani yaitu klatos yang artinya pecahan.Jadi,
sedimen klastik adalah adalah akumulasi partikel-partikel yang berasal daripecahan
batuan dan sisa-sisa kerangka organisme yang telah mati. Penamaan batuan ini
um,umnya berdasarkan pada besar butirnya, yaitu sebagai berikut :
 Ukuran butir >256 mm disebut boulder atau bongkah
(bongkahkonglomerat)
 Ukuran butir 64-256 mm disebut cobble atau kerakal (karakalkonglomerat)
 Ukuran butir 4-64 mm) disebut pebble atau kerikil (kerikil konglomera)
 Ukuran butir 2-4 mm disebut granule (batu pasir kasar)
 Ukuran butir 1/16-2 mm disebut batu pasir
 Ukuran butir 1/256-1/16 mm disebut batu lanau
 Ukuran butir <1/256 mm disebut batu lempung
Beberapa betuan endapan kadang-kadang terbentuk dari bahan-bahan fosil. Dengan
demikian suatu batuan yang ada fosil binatang jelas bukan merupakan batuan beku,
melainkan batuan endapan.

b. Sedimen Kimia
Batuan sedimen kimiawi yaitu yang terangkut dalam bentuk larutan kemudian
diendapkan secara kimia di tempat lain. Endapan kimia juga berasaldari sumber air
panas dan secara tiba-tiba mengalami pendinginan akan menghasilkan endapan
oval (kalsit).Contoh : Evaporasi dari air laut dan air danau, batuan sedimen kimiawi
Batu tetes (Stalaktit & stalakmit), yang banyak dijumpai dari gua bawah tanah di
daerah kapur. CO2+ H2O →H2CO3; H2CO3+ CaCO3;Ca (HCO3)2
Ca (HCO3)2→ CaCO3+ H2O + CO2-
Lapisan garam, suatu lapisan yang terbentuk dari mineral-mineral halit /NaCl yang
di endapkan di dasar laut atau dasar danau-danau garam karenapenguapan.

c. Sedimen Organik
Batuan sedimen organik /orgasen, yaitu batuan sedimen yang dibentuk atau
diendapkan oleh organisme.
Ciri-ciri batuan sedimen :
- Pada umumnya berlapis-lapis,
- Lebih lunak, ringan dan berwarna terang,
- Tempat utama fosil.
Contoh: Batu bara terbentuk dari timbunan sisa-sisa tumbuhan di dasar danau(rawa
–rawa, berubah menjadi menjadi gambut, selanjutnya menjadi batu baramuda/batu
bara).

A. Partikel Sedimen

Istilah partikel digunakan untuk semua material sedimen termasuk material yang
ditransportasi secara fisika sebagai material padat sebelum diendapkan. Dalam
hal ini termasuk transportasi secara fisika material-material yang
berkembang/tumbuh secara biologi dan kimia di dasar perairan sampai pada
tempat pengendapan akhir. Dalam penerapannya, kita menggunakan partikel-
partikel sebagai pecahan padat dari endapan yang lebih tua dan partikel yang
bukan merupakan pecahan padat dari endapan yang lebih tua. Partikel-partikel
yang bukan merupakan pecahan padat dari endapan yang lebih tua adalah
partikel-partikel yang berasal dari letusan gunung berapi dan yang berasal dari
proses biologi dan kimia dan akhirnya ditransportasi secara fisika sebagai
material padat (Friedman dan Sander, 1978), dan partikel-partikel sedimen
tersebut diuraikan dalam beberapa sub bab dibawah ini.

Jenis-Jenis Partikel Sedimen


Partikel sedimen dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok besar yaitu:

 Pecahan Padat dari Endapan Yang Lebih Tua


Semua partikel yang dierosi sebagai partikel padat yang berasal dari daratan
disebut partikel terrigeneous. Partikel terrigeneous terdiri dari dua
kelompok yaitu: 1) material anorganik dan 2) material organik atau
carbonaceous. Partikel terrigeneous terlepas dari batuan induknya
disebabkan oleh beberapa proses antara lain: 1) weathering, 2) terjadinya
bencana yang menimbulkan kerusakan, dan 3) aktivitas glasial.

 Partikel Terrigeneous Anorganik


Sedimen terrigeneous anorganik terdiri dari material batuan yang telah
terlepas dan hasil perubahan kedua mineral clay yang dibentuk selama
proses weathering secara kimia. Sedimen terrigeneous anorganik terdiri
dari: fragmen batuan, kuarsa, felspar, mineral-mineral berat, dan
lapisan silikat lattice.

Fragmen batuan merupakan partikel yang mempunyai ciri-ciri yang


dapat dikenal dari endapan induknya disebut. Kualifikasi ciri-ciri yang
dapat dikenal ini penting karena dalam pengertian yang luas, sedimen
terrigeneous anorganik terdiri dari fragmen batuan sebelumnya. Tetapi
sewaktu endapan induk hancur menjadi individu-individu mineral, ciri-
ciri tekstur endapan induk tidak dapat dikenal. Oleh karena itu
partikelpartikel yang terdiri dari individu mineral tidak digolongkan ke
dalam fragmen batuan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi ketahanan fragmen batuan antara
lain: jenis batuan, ruangan yang ada fragmen tersebut, jenis weathering,
aktivitas selama proses transportasi, proses weathering pada endapan,
tekanan yang ditimbulkan selama proses sementasi. Beberapa fragmen
batuan dapat dibedakan dengan mudah dan dapat diidentifikasi melalui
peninjauan lapangan. Sebaliknya ada fragmen batuan yang tidak bisa
diidentifikasi di lapangan, dan hanya bisa diidentifikasi dengan
menggunakan mikroskope binokuler.

Kuarsa merupakan mineral yang dominan dalam sedimen terrigeneous,


hal ini disebabkan oleh hasil proses weathering secara kimia. Selama
proses weathering tersebut feldspar merupakan bagian yang dominan
dalam batuan beku dan metamorfose, dirubah menjadi mineral-mineral
lempung (clay), dan kuarsa terakumulasi dalam sisa proses weathering.
Ukuran partikel-partikel kuarsa dalam batuan induk berkisar 0,5-1,0 m,
sedangkan dalam sedimen terrigeneous kecil dari 0,06 mm. Asal
partikel kecil tersebut tidak diketahui secara pasti karena partikel-
partikel ini merupakan hasil grinding yang terjadi di bawah glacier atau
dalam batuan yang longsor. Partikel-partikel kuarsa yang berbentuk
bulat menggambarkan asal lingkungan pengendapan yang lebih tua.
Partikel kuarsa yang mempunyai bentuk lingkaran berasal dari tanah,
batuan vulkanik dan dari felspar batuan metamorfik.

Feldspars tidak pernah dominan dalam endapan sedimen, dan diduga


hanya 10-15% dari sedimen terrigeneous modern. Meskipun feldspars
membentuk kelompok dominan batuan pembuat mineral silikat, dan
dalam batuan induk. Proses weathering kimia yang intensif dapat
menyebabkan hancurnya feldspars. Oleh sebab itu, feldspars dalam
sedimen terrigeneous dapat berfungsi sebagai indeks komposisi
kematangan. Studi tentang mineral-mineral berat memerlukan berbagai
macam teknik pemisahan, pembersihan, dan bantalan. Mineral berat
dapat dipisahkan dari mineral ringan dengan cara mendulang dalam air
atau dengan sistem tenggelam-apung dalam larutan, corong pemisah
dan sentrifuge. Mineral berat terdiri dari pasir dengan persentase
berkisar 1-2% dari berat, tetapi dalam pasir dan diantara pasir yang
berbeda, proporsi mineral berat ke mineral ringan berubah-rubah.
Ukuran partikelpartikelsedimen berkurang sedangkan proporsi mineral
berat bertambah. Pada beberapa pasir, mineral-mineral berat
dikonsentrasikan melalui berbagai proses mekanik untuk membentuk
lapisan mulai dari beberapa milimeter sampai puluhan sentimeter
tebalnya di mana mereka terdiri dari 50% atau lebih dari total. Ada
kelompok mineral lain dari sedimen terrigeneous yang cendrung
membentuk lapisan dengan berbagai ukuran. Penelitian dengan sinar X
menunjukkan bahwa lapisan-lapisan ini disebut lembaran pembentuk
kristal lattices.
 Partikel terrigeneous organic
Partikel-partikel bahan organik padat terdiri dari dua jenis yaitu: 1)
material padat yang mengandung bahan organic berasal dari formasi
yang lebih tua dan 2) detritus tanaman modern. Material padat yang
mengandung bahan organik berasal dari formasi yang lebih tua
meliputi: 1) hancuran batubara bitominous dan 2) anthracite.
Bitominous merupakan mineral yang mempunyai bitumen, dan
bitumen adalah suatu istilah yang dipakai untuk bahan-bahan yang
mudah menyala tersusun dari campuran hidrokarbon dari proses
oksigenasi. Anthracite adalah batubara yang mempunyai tingkatan
metamorfose yang tertinggi dan dicampur dengan kandungan karbon
antara 92- 98%.

Pada daerah yang mempunyai curah hujan tinggi, tanaman-tanaman


modern membentuk suatu penutup yang kontinyu. Di daerah yang
beriklim sedang, jumlah daun yang gugur pada setiap musim banyak
sekali. Umumnya tanaman tersebut menjadi lapisan humus, tetapi
banyak juga daun-daun yang gugur itu menjadi bagian dari endapan
yang ada di kolam, rawa, danau, sungai dan laut. Detritus tanaman
lainnya meliputi ranting, batang, benih yang berukuran mikroskopis,
dan tepung sari.

 Partikel yang Bukan Merupakan Pecahan Padat dari Endapan yang Lebih
Tua
Partikel-partikel ini meliputi: 1) partikel-partikel piroklastik yang berasal
dari letusan genung dan 2) Partikelpartikel padat yang berkembang melalui
proses biokimia dan kimia pada dasar perairan.

 Partikel-Partikel Piroklastik
Partikel piroklastik yang berasal dari letusan gunung meliputi fragmen
batuan, kristal tunggal, dan gelas vulkanik. Partikel ini dikelompokkan
bersama-sama dalam kelompok utama yaitu lithic, kristal dan vitric.
Fragmen batuan terdiri dari batuan vulkanik yang mengeras atau jenis
batuan apa saja yang dilalui gas vulkanik dan larva pada permukaannya.
Kristal tumbuh/berkembang dalam magma, sedangkan partikel gelas
merupakan blebs larva yang mencair menjadi keras secepat ion mereka
tidak membentuk kristal lattice. Partikel-partikel piroklastik
ditransportasi melalui tiga cara yaitu:
- Aliran partikel panas sepanjang tanah yang dilaluinya (aliran abu).
- Tersuspensi dalam atmosfera.
- Tersuspensi dalam stratosphere.

 Partikel-Partikel Yang Tumbuh di Dasar Perairan SebagaiHasil


Sekresi Biologi atau Precipitasi Kimia.
Partikel yang berkembang sebagai partikel padat pada lingkungan
pengendapan merupakan suatu hasil dari sekresi biologi atau presipitasi
kimia. Partikel ini terdiri dari:1) skeletal debris: material yang berasal
dari organisme dan terdiri dari bagian yang keras hasil sekresi
organisme tersebut, 2) kalsium karbonat yang bukan cangkang
(skeletal), 3) mineral-minaral yang menguap, ditransportasikan secara
fisika, 4) glauconites: mineral hijau yang berhubungan erat dengan
mika.

 Skeletal Debris
Secara umum material dari skeletal hasil sekresi organisme hidup,
disusun oleh: kalsium karbonat dan silikat. Berdasarkan ukurannya
skeletal kalsium karbonat dibedakan menjadi pasir atau kerikil dan
lumpur. Banyak skeletal debris karbonat termasuk skeleton kalsium
karbonat yang disekresi organisme seperti foraminifera, dan moluska
serta juga bagian patahan yang keras disekresi oleh organisme ini atau
oragnisme lain. Biasanya organisme yang telah mati memberikan
kontribusi material skeletal mereka pada sedimen. Meskipun telah mati,
asal material tersebut dapat diketahui. Ostracoda dan Trilobites
membuang kerangka mereka selama proses molting. Foraminifera yang
bersel satu dapat membuat cangkang sepanjang hidupnya. Cangkang-
cangkang inilah yang terdapat pada sedimen laut. Kadang-kadang
foraminifera yang telah mati cangkangnya tenggelam kedasar laut dan
menjadi bagian dari sedimen dasar laut.

 Partikel Padat Nonskeletal


Partikel-partikel padat nonskeletal tersusun dari kalsium karbonat
meliputi: Pellet, peloids, oods, grapestone, interclasts dan Pisolites.
Partikel-partikel kalsium karbonat berukuran pasir yang berbentuk bola
dan elips disebut Pellet. Secara umum Pellet homogen dan tanpa
struktur. Pellet dibentuk melalui organisme pemakan endapan yang
memakan lumpur. Mereka mencerna bahan organik lumpur dan
mengeluarkan kapur lumpur yang tidak tercerna dalam bentuk Fecal
Pellet. Dalamsedimen karbonat modern, Pellet umumnya berbentuk
partikel tunggal. Hal ini disebabkan beberapa organisme dapat
mengeluarkan ribuan Pellet. Istilah peloids dimasudkan untuk semua
partikel yang mirip Pellet. Tidak semua partikel yang menyerupai Pellet
adalah Fecal asli, beberapa diantara mereka adalah kumpulan kapur
lumpur yang asli ketika kapur lumpur tersebut dikeringkan melalui
pamanasan atmosfera. Sewaktu kapur lumpur dikeringkan, terjadi
proses pengeringan bentuk cracks (disebut dengan cracks lumpur), dan
bagian kecil yang sumbing dari pengeringan lumpur tersebut menjadi
bulat dan menyerupai partikel berukuran pasir yang berbentuk Pellet.
Fecal Pellet dan kumpulan kapur yang berbentuk Pellet umumya sulit
dibedakan. Nama umum dari bagian-bagian lumpur yang hancur
disebut intraclast. Banyak peloids berbentuk partikel yang berukuran
pasir dan interclasts bulat.

Nama ooids berasal dari bahasa Greek yang artinya telur atau
menyerupai telur karena partikel ini mirip dengan telur ikan dan ooids
terdiri dari aroganite. Biasanya mereka berbentuk bola dan ellips. Ooids
hanya terbatas pada partikel-partkel yang berukuran lebih kecil dari 2
mm; jika lebih besar dan mempunyai struktur internal yang sama maka
partikel-partikel tersebut dikenal dengan nama Pisolites. Umumnya
ooids modern terjadi pada daerah intertidal di mana gelombang
memecah. Banyak ahli geologi menganggap bahwa dalam arus
turbulent, lingkungan perairan dangkal, ooids terbentuk secara
inorganik. Diduga karbon dioksida dipindahkan dari kalsium karbonat
dan kalsium karbonat ini diendapkan sebagai satu lapisan dalam
partikel yang ada.

Partikel-partikel yang dinamakan grapestonea (lumps) adalah


kelompok partikel-partikel skeletal, ooids, atau Pellet yang telah
tersemen/terekat secara bersama. Istilah grapestones (batu anggur)
berasal dari hasil observasi partikel-partikel ini dibawah mikroskop
binokuler, yang menunjukkan adanya ikatanikatan berbentuk anggur.
Grapestones terbentuk melalui pengendapan partike-partikel yang
tersemen di daerah di mana terjadinya pengadukan dasar perairan dalam
periode singkat yang diikuti oleh diperpanjangnya periode stabil dasar
perairan, dan alga hijau-biru membantu pengendapan semen-semen ini.

Intraclasts adalah partikel-partikel yang berukuran pasir atau lebih


besar, secara tekstur analog dengan hancuran fragmen batuan dari
material-material yang keras yang terakumulasi dalam daerah
pengendapan. Intra artinya adalah dasar, clasts artinya hancuran/patah.
Intraclasts terdiri dari berbagai ukuran dan bentuk, banyak yang
berbentuk angular dan mempunyai diameter lebih dari 2 mm. Intraclasts
berukuran pasir yang berubah menjadi bulat dianggap sebagai peloids.

B. Pengangkutan dan Pengendapan

Endapan diangkut melalui banyak cara. Mungkin meluncur pada suatulereng


bukit atau mungkin dibawa melalui angin, glacier atau oleh aliran air.Padasaat
ini endapan dapat diangkut melalui peluncuran atau penggelindinganmenuruni
bukit, yang hasilnya berupa sebuah campuran partikel dengan
berbagaiukuran.Dalam proses pengangkutan partikel-partikel endapan melalui
angin atauair, terjadi pengendapan ketika air mengalir atau pergerakan angin
secara perlahanlahan menurun pada suatu kecepatan dimana partikel partikel
tidak dapat bergeraklagi. Endapan kasar menunjukan endapan yang berasal
dari angin atau air,endapan halus menunjukan bahwa endapan disebabkan oleh
air dan angin yangbergerak secara perlahan ,atau hanya endapan halus yang
tersedia untuk diangkut. Terdapatnya lautan kuno, pesisir, danau, sungai kecil,
rawa dan tempat – tempatlainnya dimana endapan tersebut terakumulasi,dapat
pula dijadikanpetunjuk tentang terdapatnya batuan endapan.

C. Diagenesis
Diagenesis merupakan suatu istilah yang dipergunakan untuk menyatakan
terjadinya suatu perubahan (transformasi) betuk dari bahan deposit menjadi
suatu batuan endapan.Calsium Carbonate adalah salah satu dari beberapa
jenis semen,tetapi silikat juga dapat mengikat butiran secara bersama menjadi
bentuk sebuah partikel yang keras.

D. Sifat Batuan Sedimen.


 Stratifikasi
Stratifikasi sdimen adalah hasil dari sebuah penyusunan lapisan partikel yang
berupa endapan atau batuan endapan. Pelapisan merupakan suatu hal yangsangat
penting pada batuan sedimen, batuan vulkanik dan metamorf.
 Sortasi
Akibat yang menyolok dari pengangkutan partikel partikel oleh aliran airatau aliran
angin adalah penyortiran terjadi akibat spesivic gravity (perbandingananatara berat
dari sebuah volume material terhadap berat dari volume satu kubikair).Partikel
batuan dan butir-butiran mineral yang mempunyai sifat mudah pecah mungkin
dapat diabaikan. Sedangkan yang tahan benturan akan terus terbawa oleh aliran.
Pada umumnya yang dapat bertahan adalah kuarsa, hal ini dikarenakan kuarsa
mempunyai sifat yang keras dan sedikit pecahannya.
Batuan Sedimen adalah batuan beku atau metamorf yang mengalami proses
litifikasi yaitu proses kompaksi dan sementasi. Jenis-jenis Batuan Sedimen antara
lain yaitu:
1. BREKSI
Breksi memiliki butiran-butiran yang bersifat coarse yang terbentuk dari sementasi
fragmen – fragmenyang bersifat kasar dengan ukuran 2 hingga 256 milimeter.
Fragmen – fragmenini bersifat runcing dan menyudut. Fragmen-fragmen dari
Breksi biasanya merupakan fragmen yang terkumpul pada bagian dasar lereng yang
mengalami sedimentasi,selain itu fragmen juga dapat berasal dari hasil longsoran
yang mengalami litifikasi.
Komposisi dari breksi terdiri dari sejenis atau campuran dari rijang, kuarsa, granit,
kuarsit, batu gamping, dan lain-lain.

2. KONGLOMERAT
Konglomerat hampir sama dengan breksi, yaitu memiliki ukuran butir 2-256
milimeter dan terdiri atas sejenis atau campuran rijang, kuarsa, granit, dan lain-lain,
hanya saja fragmen yang menyusun batuan ini umumnya bulat atau agak membulat.
Pada konglomerat, terjadi proses transport pada material-material penyusunnya
yang mengakibatkan fragmen-fragmennya memiliki bentuk yang membulat
3. SANDSTONE
Sandstone atau batu pasir terbentuk dari sementasi dari butiran-butiran pasir yang
terbawa oleh aliran sungai, angin, dan ombak dan akhirnya terakumulasi pada suatu
tempat. Ukuran butiran dari batu pasir ini 1/16 hingga 2 milimeter. Komposisi
batuannya bervariasi, tersusun terutama dari kuarsa, feldspar atau pecahan dari
batuan, misalnya basalt, riolit, sabak, serta sedikit klorit dan bijih besi. Batu pasir
umumnya digolongkan menjadi tiga kriteria, yaitu Quartz Sandstone, Arkose, dan
Graywacke.
4. QUARTZ SANDSTONE
Quartz sandstone adalah batu pasir yang 90% butirannya tersusun dari
kuarsa.Butiran kuarsa dalam batu pasir ini memiliki pemilahan yang baik dan
ukuran butiran yang bulat karena terangkut hingga jarak yang jauh. Sebagian besar
jenis batu pasir ini ditemukan pada pantai dan gumuk pasir.
5. ARKOSE
Arkose adalah batu pasir yang memiliki 25% atau lebih kandungan feldspar.
Sedimen yang menjadi asal mula dari Arkose ini biasanya hanya mengalami sedikit
perubahan secara kimia.Sebagian arkose juga memiliki sedikit butiran-butiran yang
bersifat coarse karena jarak pengangkutan yang relatif pendek.
6. GRAYWACKE
Graywacke adalah salah satu tipe dari batu pasir yang 15% atau lebih komposisinya
adalah matrix yang terbuat dari lempung, sehingga menghasilkan sortasi yang jelek
dan batuan menjadi berwarna abu-abu gelap atau kehijauan.
7. SHALE
Shale adalah batuan sedimen yang memiliki tekstur yang halus dengan ukuran butir
1/16 hingga 1/256 milimeter. Komposisi mineralnya umumnya tersusun dari
mineral-mineral lempung, kuarsa, opal, kalsedon, klorit, dan bijih besi. Shale
dibedakan menjadi dua tipe batuan, yaitu batu lanau dan batu lempung atau serpih.
Batu lanau memiliki butiran yang berukuran anara batu pasir dan batu serpih,
sedangkan batu lempung memiliki chiri khas mudah membelah dan bila dipanasi
menjadi plastis.

8. LIMESTONE
Limestone atau batu gamping adalah batuan sedimen yang memiliki komposisi
mineral utama dari kalsit (CaCO3). Teksturnya bervariasi antara rapat, afanitis,
berbutir kasar, kristalin atau oolit. Batu gamping dapat terbentuk baik karena hasil
dari proses organisme atau karena proses anorganik. Batu gamping dapat dibedakan
menjadi batu gamping terumbu, calcilutite, dan calcarenite.
9. CALCARENITE
Calcarenite memiliki ukuran butir 1/16 hingga 2 milimeter, batuan ini terdiri dari
50% atau lebih material carbonate detritus, yaitu material yang tersusun terutama
atas fosil dan oolit.
10. CALCILUTITE
Calcilutite terbentuk jika ukuran butiran dari calcarenite berubah menjadi lebih
kecil hingga kurang dari 1/16 milimeter yang kemudiaan mengalami litifikasi.
11. GAMPING TERUMBU
Batu Gamping terumbu terbentuk karena aktivitas dari coral atau terumbu pada
perairan yang hangat dan dangkal.
12. SALTSTONE
Saltstone terdiri dari mineral halite (NaCl) yang terbentuk karena adanya
penguapan yang biasanya terjadi pada air laut. Tekstur dari batuan ini berbentuk
kristalin.
13. GIPSUM
Gipsum tersusun atas mineral gipsum (CaSO4.H2O). Sama seperti dengan
Saltstone, batuan ini terbentuk karena kandungan uap air yang ada menguap.
Tekstur dari batuan ini juga berupa kristalin.
14. COAL
Coal atau batu bara adalah batuan sedimen yang terbentuk dari kompaksi material
yang berasal dari tumbuhan, baik berupa akar, batang, maupun daun. Teksturnya
amorf, berlapis, dan tebal. Komposisinya berupa humus dan karbon. Warna
biasanya coklat kehitaman dan pecahannya bersifat prismatik.
Batu bara terbentuk pada rawa-rawa pada daerah beriklim tropis yang airnya
mengandung sedikit oksigen. Bagian dari tumbuhan jatuh dan mengendap di dasar
rawa semakin lama semakin bertambah dan terakumulasi. Material tersebut lama-
kelamaan terkubur oleh material di atasnya sehingga tekanannya bertambah dan air
keluar, dan kemudian mengalami kompaksi menjadi batu-bara.

Anda mungkin juga menyukai

  • Pendahuluan
    Pendahuluan
    Dokumen1 halaman
    Pendahuluan
    Dita Arlinsky
    Belum ada peringkat
  • 5 Pembahasan
    5 Pembahasan
    Dokumen2 halaman
    5 Pembahasan
    Dita Arlinsky
    Belum ada peringkat
  • 5 Pembahasan
    5 Pembahasan
    Dokumen3 halaman
    5 Pembahasan
    Dita Arlinsky
    Belum ada peringkat
  • Teori Dasar Fix
    Teori Dasar Fix
    Dokumen3 halaman
    Teori Dasar Fix
    Dita Arlinsky
    Belum ada peringkat
  • Tugas 1
    Tugas 1
    Dokumen13 halaman
    Tugas 1
    Dita Arlinsky
    Belum ada peringkat
  • Sedimentologi Sistem Fluvial
    Sedimentologi Sistem Fluvial
    Dokumen17 halaman
    Sedimentologi Sistem Fluvial
    Dita Arlinsky
    Belum ada peringkat
  • Estimasi Penyebaran Hidrokarbon Dengan Pemodelan Seismik Inversi Stokastik Di Lapangan X, Sumatera Selatan
    Estimasi Penyebaran Hidrokarbon Dengan Pemodelan Seismik Inversi Stokastik Di Lapangan X, Sumatera Selatan
    Dokumen69 halaman
    Estimasi Penyebaran Hidrokarbon Dengan Pemodelan Seismik Inversi Stokastik Di Lapangan X, Sumatera Selatan
    Ayupratiwi Geophysics
    Belum ada peringkat
  • Pendahuluan
    Pendahuluan
    Dokumen1 halaman
    Pendahuluan
    Dita Arlinsky
    Belum ada peringkat
  • Tabel Kubalikova
    Tabel Kubalikova
    Dokumen4 halaman
    Tabel Kubalikova
    Dita Arlinsky
    Belum ada peringkat
  • Tugas 1
    Tugas 1
    Dokumen1 halaman
    Tugas 1
    Dita Arlinsky
    Belum ada peringkat
  • Tugas 1n2
    Tugas 1n2
    Dokumen3 halaman
    Tugas 1n2
    Dita Arlinsky
    Belum ada peringkat
  • Metodologi
    Metodologi
    Dokumen2 halaman
    Metodologi
    Dita Arlinsky
    Belum ada peringkat
  • Tugas 1
    Tugas 1
    Dokumen1 halaman
    Tugas 1
    Dita Arlinsky
    Belum ada peringkat
  • Pendahuluan
    Pendahuluan
    Dokumen1 halaman
    Pendahuluan
    Dita Arlinsky
    Belum ada peringkat
  • Pendahuluan
    Pendahuluan
    Dokumen1 halaman
    Pendahuluan
    Dita Arlinsky
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    Dita Arlinsky
    Belum ada peringkat
  • Pendahuluan
    Pendahuluan
    Dokumen1 halaman
    Pendahuluan
    Dita Arlinsky
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    Dita Arlinsky
    Belum ada peringkat
  • Pendahuluan
    Pendahuluan
    Dokumen1 halaman
    Pendahuluan
    Dita Arlinsky
    Belum ada peringkat
  • Teori Dasar Fix
    Teori Dasar Fix
    Dokumen2 halaman
    Teori Dasar Fix
    Dita Arlinsky
    Belum ada peringkat
  • Cover PDF
    Cover PDF
    Dokumen1 halaman
    Cover PDF
    Dita Arlinsky
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    Dita Arlinsky
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Dita Arlinsky
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Dita Arlinsky
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen2 halaman
    Daftar Pustaka
    Dita Arlinsky
    Belum ada peringkat
  • Metodologi
    Metodologi
    Dokumen2 halaman
    Metodologi
    Dita Arlinsky
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    Dita Arlinsky
    Belum ada peringkat
  • Pendahuluan
    Pendahuluan
    Dokumen1 halaman
    Pendahuluan
    Dita Arlinsky
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen2 halaman
    Daftar Isi
    Dita Arlinsky
    Belum ada peringkat