ABSTRAK
Meningitis bakterialis (MB) adalah kegawatdaruratan neurologik yang mengancam jiwa yang memerlukan diagnosis dan terapi yang cepat.
Penanganan MB memerlukan pendekatan interdisipliner. Penegakan diagnosis MB kadang sulit jika hanya mengandalkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik. Hasil pemeriksaan cairan serebrospinal (CSS) harus diinterpretasikan secara hati-hati. Pemahaman karakter pasien sangat
dibutuhkan untuk memberikan antibiotik empirik yang tepat.
ABSTRACT
Bacterial meningitis is a life-threatening neurologic emergency that needs rapid diagnosis and treatment. Management of bacterial
meningitis needs interdisciplinary approach. The diagnosis of bacterial meningitis can sometimes be difficult when relying only on history
and physical examination. Cerebrospinal fluid (CSF) examination results must be interpreted carefully. To provide appropriate empiric
antibiotics therapy, understanding of patient’s characteristic is essential. Gogor Meisadona, Anne Dina Soebroto, Riwanti Estiasari.
Diagnosis and Management of Bacterial Meningitis.
PENDAHULUAN insiden tahunan (per 100.000) MB sesuai S. pneumonia dan N. meningitidis adalah
Meningitis bakterial (MB) adalah inflamasi patogennya adalah sebagai berikut: patogen utama penyebab MB, karena kedua
meningen, terutama araknoid dan piamater, Streptococcus pneumonia, 1,1; Neisseria bakteri tersebut memiliki kemampuan
yang terjadi karena invasi bakteri ke meningitidis, 0,6; Streptococcus, 0,3; Listeria kolonisasi nasofaring dan menembus sawar
dalam ruang subaraknoid. Pada MB, ter- monocytogenes, 0,2; dan Haemophilus darah otak (SDO). Basil gram negatif seperti
jadi rekrutmen leukosit ke dalam cairan influenza, 0,2.1,2 Escherichia coli, Klebsiella spp, Staphylococcus
serebrospinal (CSS). Biasanya proses aureus, Staphylococcus epidermidis, dan
inflamasi tidak terbatas hanya di meningen, FAKTOR RISIKO Pseudomonas spp biasanya merupakan pe-
tapi juga mengenai parenkim otak Faktor-faktor yang berkaitan dengan nyebab MB nosokomial, yang lebih mudah
(meningoensefalitis), ventrikel (ventrikulitis), peningkatan risiko MB di antaranya adalah terjadi pada pasien kraniotomi, kateterisasi
bahkan bisa menyebar ke medula spinalis. status immunocompromised (infeksi human ventrikel internal ataupun eksternal, dan
Kerusakan neuron, terutama pada struktur immunodeficiency virus, kanker, dalam terapi trauma kepala.1,2 Penyebab MB berdasarkan
hipokampus, diduga sebagai penyebab obat imunosupresan, dan splenektomi), usia dan faktor risiko dapat dilihat pada tabel 1.
potensial defisit neuropsikologik persisten trauma tembus kranial, fraktur basis
pada pasien yang sembuh dari meningitis kranium, infeksi telinga, infeksi sinus nasalis, PATOFISIOLOGI
bakterial.1 infeksi paru, infeksi gigi, adanya benda Infeksi bakteri mencapai sistem saraf pusat
asing di dalam sistem saraf pusat (contoh: melalui invasi langsung, penyebaran
Kasus MB terdistribusi di seluruh belahan ventriculoperitoneal shunt), dan penyakit hematogen, atau embolisasi trombus yang
bumi. Di negara dengan empat musim, MB kronik (gagal jantung kongestif, diabetes, terinfeksi. Infeksi juga dapat terjadi melalui
lebih banyak terjadi di musim dingin dan penyalahgunaan alkohol, dan sirosis perluasan langsung dari struktur yang
awal musim semi. MB lebih banyak terjadi hepatik).1,2,3 terinfeksi melalui vv. diploica, erosi fokus
pada pria. Insiden MB adalah 2-6/100.000 osteomyelitis, atau secara iatrogenik (pasca-
per tahun dengan puncak kejadian pada ETIOLOGI ventriculoperitoneal shunt atau prosedur
kelompok bayi, remaja, dan lansia. Tingkat Pada individu dewasa imunokompeten, bedah otak lainnya).1
16 CDK-224/ vol. 42 no. 1, th. 2015 CDK-224/ vol. 42 no. 1, th. 2015 16
Tabel 2 Perbandingan karakter CSS pada jenis meningitis yang berbeda1 Pilihan antibiotik empirik pada pasien MB
harus berdasarkan epidemiologi lokal, usia
Makroskopik
pasien, dan adanya penyakit yang men-
dasari atau faktor risiko penyerta (tabel 3).
Tekanan Antibiotik harus segera diberikan bila ada
syok sepsis. Jika terjadi syok sepsis, pasien
Sel harus diterapi dengan cairan dan mungkin
memerlukan dukungan obat inotropik. Jika
Neutrofil
terjadi peningkatan tekanan intrakranial, per-
Glukosa
timbangkan pemberian manitol.6,7,8
Protein
Antibiotik empirik bisa diganti dengan
Lainnya antibiotik yang lebih spesifik jika hasil kultur
sudah ada. Panduan pemberian antiobiotik
spesifik bisa dilihat di tabel 4. Durasi terapi
bersifat bakterisidal pada organisme yang antibiotik bergantung pada bakteri penyebab,
dikerjakan pada setiap kecurigaan meningitis dicurigai dan dapat masuk ke CSS dengan keparahan penyakit, dan jenis antibiotik
dan/atau ensefalitis. Pada pemeriksaan jumlah yang efektif. Pemberian antibiotik yang digunakan. Meningitis meningokokal
darah, MB disertai dengan peningkatan harus segera dimulai sambil menunggu epidemik dapat diterapi secara efektif
leukosit dan penanda inflamasi, dan hasil tes diagnostik dan nantinya dapat di- dengan satu dosis ceftriaxone intramuskuler
kadang disertai hipokalsemia, hiponatremia, ubah setelah ada temuan laboratorik.1 Pada sesuai dengan rekomendasi WHO. Namun
serta gangguan fungsi ginjal dengan suatu studi, didapatkan hasil jika pemberian WHO merekomendasikan terapi antibiotik
asidosis metabolik. Pencitraan otak harus antibiotik ditunda lebih dari 3 jam sejak paling sedikit selama 5 hari pada situasi
dilakukan secepatnya untuk mengeksklusi pasien masuk RS, maka mortalitas akan nonepidemik atau jika terjadi koma atau
lesi massa, hidrosefalus, atau edema serebri meningkat secara bermakna.7 kejang yang bertahan selama lebih dari 24
yang merupakan kontraindikasi relatif jam. Autoritas kesehatan di banyak negara
pungsi lumbal. Jika pencitraan tidak dapat
Tekanan pembukaan saat pungsi lumbal Kultur darah dan pungsi Kultur darah CITO
lumbal CITO
berkisar antara 20-50 cmH2O. CSS biasanya
keruh, tergantung dari kadar leukosit, bakteri,
dan protein. Pewarnaan Gram CSS memberi
Dexamethasone + terapi Dexamethasone + terapi antibiotik empirik
hasil meningokokus positif pada sekitar 50% antibiotik empirik
pasien dengan meningitis meningokokal
akut. Kultur darah dapat membantu, namun
tak selalu bisa diandalkan. Pemeriksaan
Hasil analisis CSS sesuai MB CT scan kepala: kontraindikasi pungsi
polymerase chain reaction (PCR) bersifat
sensitif terhadap Streptococcus pneumoniae
dan Neisseria meningitidis.2,6 Karakteristik CSS Pewarnaan Gram dan kultur
pada jenis meningitis yang berbeda CSS Pungsi lumbal
disajikan dalam tabel 2.