BAB II Desy Islamiyati
BAB II Desy Islamiyati
TINJAUAN TEORI
2. Etiologi
Penyakit DHF disebabkan oleh virus dengue yang termasuk
kelompok B Arthopod Borne Virus (Arboviroses) yang sekarang dikenal
sebagai Flavivirus, famili Flaviviricae, dan mempunyai 4 serotipe yaitu :
DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4. Infeksi salah satu serotipe akan
menimbulkan antibodi terhadap serotipe yang bersangkutan, sedangkan
antibodi yang terbentuk terhadap serotipe lain sangat kurang, sehingga
tidak dapat memberikan perlindungan yang memadai terhadap serotipe
lain. Serotipe DEN-3 merupakan serotipe yang dominan dan diasumsi
banyak yang menunjukkan manifestasi klinik yang berat. (Wijaya dan
Putri, 2013)
3. Klasifikasi
a. Derajat I
Ditandai dengan demam, mual-muntah, anorexia, sakit kepala terus
menerus, nyeri dibagian epigastrum, nyeri di perputaran bola mata,
RL/ Torniquet test positif, test ini adalah untuk mengetahui apakah
sudah ada kebocoran.
b. Derajat II
5
6
4. Manifestasi Klinis
Menurut Suriadi, (2010) manifestasi dari Dengue Hemorrhagic Fever
(DHF) adalah sebagai berikut:
a. Demam tinggi (38-400C) yang mendadak selama 2-7 hari, demam
kemudian berulang (demam bifasik) sehingga membentuk kurva
“pelana kuda” (saddleback fever).
b. Perdarahan terutama perdarahan bawah kulit; ptechie, ekhimosis,
hematoma. Perdarahan ini disebabkan oleh mudah pecahnya
(fragility) kapiler dan trombositopeni.
c. Epistaksis, hematemesis, melena, hematuri yang timbul bersamaan
dengan tanda-tanda terjadinya perembesan plasma.
d. Mual, muntah, tidak ada nafsu makan, diare, konstipasi. Adanya
gangguan pada sistem gastrointestinal yang disebabkan oleh adanya
pembesaran hati yang menekan diafragma sehingga perut akan terasa
mual.
e. Sakit kepala, nyeri otot, tulang sendi, abdomen, dan ulu hati. Respon
antibodi karena adanya virus di dalam darah atau viremia yang
menyebabkan adanya gangguan nyeri pada sistem muskuloskeletal.
f. Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening
g. Tanda-tanda renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan
darah menurun, gelisah, capillary refill lebih dari dua detik, nadi
cepat dan lemah).
5. Komplikasi
Menurut Soedarto (2012) komplikasi yang terjadi pada klien demam
berdarah adalah:
7
6. Patofisiologi
Setelah virus masuk ke dalam tubuh, penderita akan mengalami
keluhan dan gejala karena viremia seperti demam, sakit kepala, mual,
nyeri otot dan pegal di seluruh badan, hyperemia di tenggorokan, timbul
ruam serta kelainan sistem retikuloendotelial seperti pembesaran kelenjar
getah bening, hati dan limpa.
Fenomena patofisiologi utama yang menentukan berat penyakit
yang membedakan DF dengan DHF ialah meningginya permeabilitas
8
7. Pathway
Virus
Inkubasi virus
Payah jantung
Gagal jantung
B. Hipertermi
1. Definisi
Hipertermi adalah keadaan ketika individu mengalami atau
beresiko mengalami kenaikan suhu tubuh >37,80C (1000F) per oral atau
38,80C (1010F) per rektal yang sifatnya menetap karena faktor eksternal.
(Lynda Juall, 2010). Hipertermi adalah peningkatan suhu tubuh diatas
rentang normal yaitu >37,20C per aksila.
Karakteristik demam pada DHF yaitu demam yang berlangsung
sekitar 2-7 hari, pada hari ke 1-2 demam akan tinggi, kemudian pada hari
ke 3-4 demam akan turun, sedangkan pada hari ke 5-6 demam kembali
naik lagi sehingga akan membentuk pola seperti pelana kuda atau disebut
dengan pola biphasic. Secara klinis demam akan diikuti dengan penurunan
jumlah trombosit hingga suhu penderitanya normal.
2. Batasan karakteristik
Mayor (harus ada)
a. Suhu >37,80C (1000F) per oral atau 38,80C (1010F) per rektal.
b. Kulit hangat
c. Takikardia
Minor (mungkin ada)
a. Kulit kemerahan
b. Peningkatan kedalaman nafas
c. Ruam menggigil / merinding
d. Perasaan hangat atau dingin
e. Nyeri dan sakit yang spesifik atau meyeluruh (misalanya, sakit
kepala)
f. Malaise, keletihan, kelemahan
g. Kehilangan selera makan
h. Berkeringat
Berhubungan dengan:
1) Pajanan terhadap panas, matahari
2) Pakaian yang tidak sesuai dengan iklim
3) Tidak terdapat akses untuk pendingin udara
Berhubungan dengan penurunan sirkulasi, sekunder akibat:
Berat badan yang ekstrem
c. Dehidrasi
Berhubungan dengan insufisiensi hidrasi untuk aktivitas yang berat
d. Maturasi
Berhubungan dengan ketidakefektifan regulasi suhu, sekunder akibat
usia
4. Intervensi Hipertermi
a. NOC
Kriteria Hasil:
1) Suhu tubuh dalam rentang normal
2) Nadi dan RR dalam rentang normal
3) Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing
b. NIC
1) Monitor tanda – tanda vital setiap 4 jam
2) Monitor warna, suhu kulit dan kelembaban kulit
3) Berikan kompres air biasa dengan suhu 18-280C pada lipatan
paha dan aksila
4) Anjurkan klien memakai pakaian yang tipis dan mudah
menyerap keringat
5) Kolaborasi pemberian cairan intravena
6) Anjurkan klien untuk banyak minum air putih sebanyak 1.5
Liter perhari atau 6-8 gelas
7) Kolaborasi pemberian antipiretik.
(NANDA, 2015)