2, Desember 2018
Abstract - This study aims to analyze the critical thinking level of mechanical wave in the stu dents of
MAN 2 Mataram through cognitive conflict approach. This research is a pre-experimental study with
design only pretest-posttest group design. The population in this study is all students of class XI MIA
MAN 2 Mataram, amounting to 257 students. Research sampling using purposive sampling technique,
so selected XI class MIA 1, XI MIA 2, and XI MIA 4 as an experimenta l class that will be given treatment
in the form of cognitive conflict approach. Data collection of critical thinking ability is done by
description test as much as 5 problems and at the learning process obtained through LKPD. The results
of hypothesis test analysis using parametric test paired sample t test and show that H o rejected and Ha
accepted, while the level of critical thinking ability included in category is very high for class XI MIA 1
and high category for class XI MIA 2 and XI MIA 4. The cognitive conflict approach applied successfully
to increase the critical thinking ability.
Keywords: Critical thinking ability, cognitive conflict approach.
PENDAHULUAN
Pendidikan haruslah mampu pengalaman lainnya (Schunk, 2012).
memfasilitasi peserta didik untuk dapat Sardiman (dalam Mutmainnah et al, 2017)
bersaing sesuai dengan perkembangan mengatakan pembelajaran fisika merupakan
zamannya. Tuntutan terhadap peningkatan proses belajar mengajar untuk mencapai
mutu pendidikan, khususnya pembelajaran tujuan dan hasil belajar fisika. Pendidikan
fisika dewasa ini makin terasa. Aspek-aspek perlu ditempatkan dalam konteks
penting yang perlu diperhatikan selain teknis pembentukan manusia seutuhnya sesuai
pembelajaran adalah aspek moral dan nilai- tujuan pendidikan nasional yang tercantum
nilai (values) dalam pembelajaran, bukan dalam UU Sistem Pendidikan Nasional
hanya sekedar pernyataan tentang fakta, No.20 Tahun 2003 yaitu untuk
konsep, teori maupun hukum-hukum dalam mengembangkan potensi peserta didik agar
ilmu pengetahuan. Pendidikan dilaksanakan menjadi manusia beriman dan bertakwa
dengan tujuan untuk mempersiapkan peserta kepada Tuhan Yang Maha Esa, Berahlak
didik agar mampu bersaing dalam kehidupan mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
bermasyarakat. Pendidikan di dalam sekolah dan menjadi warga negara yang demokratis,
memiliki peran yang sangat penting untuk serta bertanggung jawab.
mempersiapkan peserta didik dengan Faktanya di lapangan masih terdapat
sebaik-baiknya (Tuqalby et al, 2017). gejala yang menandai tidak efektifnya
Belajar adalah suatu proses yang kompleks pembelajaran di sekolah. Satu diantaranya
yang dapat terjadi pada diri setiap orang masih banyak sistem pembelajaran di
sepanjang hidupnya. Pembelajaran sekolah yang berjalan secara tradisional
merupakan perubahan yang bertahan lama yang menghambat peserta didik untuk
dalam perilaku, atau dalam kapasitas belajar secara aktif-kreatif. Fakta ini
berperilaku dengan cara tertentu, yang menyebabkan penguasaan konsep peserta
dihasilkan dari praktik atau bentuk-bentuk didik relatif masih rendah, sehingga
151
Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi Volume 4 No.2, Desember 2018
Keterangan:
A: Klarifikasi Dasar, B: Keputusan Dasar, C: Inferensi, D: Penjelasan Lebih Lanjut, E: Menalar dan
Pengintegrasian, ST: Sangat Tinggi, T: Tinggi.
Hasil analisis tingkat kemampuan berpikir pada kemampuan berpikir kritis, sehingga
kritis ini dapat dilihat juga pada Gambar 1. tidak semua peserta didik mampu
Tabel 1 menunjukkan tingkat kemampuan menguasainya. Kemampuan berpikir kritis
berpikir kritis saat pembelajaran pada ketiga yang berkaitan dengan produk pembelajaran
kelas eksperimen. Indikator keputusan dasar diperoleh melalui tes tertulis berbentuk
mengalami peningkatan tertinggi dan uraian yang terdiri dari 5 item soal dan tiap
terendah pada indikator menalar. Indikator item soal mewakili satu indikator
menalar merupakan indikator tingkat tinggi kemampuan berpikir kritis.
100
90
80
70
60
XI MIA 1
50
40 XI MIA 2
30 XI MIA 4
20
10
0
Klarifikasi Keputusan Inferensi Penjelasan Menalar Rata-rata
dasar dasar lebih lanjut
Gambar 1. Tingkat kemampuan berpikir kritis pada saat pembelajaran dengan pendekatan konflik
kognitif
Kemampuan berpikir kritis peserta didik berpikir kritis setelah diberikan perlakuan
sebelum diberikan perlakuan terlihat dari terlihat dari nilai tes akhir (pos-test) seperti
nilai tes awalnya (pre-test), dan kemampuan terlihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Hasil Pretest dan Posttest Kemampuan Berpikir Kritis
Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis
Kelas Keterangan
Pretest Posttest
XI MIA 1 24,21 60,39 Meningkat
XI MIA 2 25,88 53,24 Meningkat
XI MIA 3 21,00 65,29 Meningkat
154
Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi Volume 4 No.2, Desember 2018
Rata-rata nilai pretest peserta didik termasuk dalam kategori homogen. Uji
pada tiap kelas eksperimen untuk normalitas dilakukan untuk mengtahui data
kemampuan berpikir kritis masih tergolong yang digunakan terdistribusi normal atau
rendah. Rata-rata nilai kemampuan berpikir tidak. Uji normalitas merupakan syarat yang
kritis peserta didik pada kelas XI MIA 1 harus terpenuhi sebelum melakukan uji
sebesar 24,21, kelas XI MIA 2 sebesar hipotesis. Berdasarkan hasil uji normalitas
25,88, dan kelas XI MIA 4 sebesar 21,00. kemampuan berpikir kritis pada ketiga kelas
Pembelajaran dengan pendekatan konflik eksperimen, diperoleh nilai χ2 hitung lebih kecil
kognitif mampu meningkatkan kemampuan dibandingkan χ2 tabel untuk pretest dan
berpikir kritis peserta didik. posttest. Rata-rata nilai χ2 hitung kurang dari
Fakta ini dapat dilihat dari hasil 12,59, sehingga dapat disimpulkan bahwa
posttest pada tiga kelas eksperimen. Hasil data terdistribusi secara normal.
posttest menunjukkan bahwa nilai-rata Uji Hipotesis pada penelitian ini
kemampuan berpikir kritis kelas XI MIA 1 menggunakan Paired Sample t test yang
sebesar 60,39, kelas XI MIA 2 sebesar diolah dengan bantuan IBM SPSS 23. Uji
53,24, dan kelas XI MIA 4 sebesar 65,29. Paired Sample t test ini digunakan untuk
Secara grafik, peningkatan kemampuan mengetahui perbedaan nilai rata-rata
berpikir kritis dapat dilihat pada Gambar 2. sebelum perlakuan dan sesudah diberikan
70 perlakuan pendekatan konflik kognitif.
60 Hipotesis statistiknya yaitu H0 : Tidak
terdapat perbedaan skor pretest dan posttest
50
kemampuan berpikir kritis setelah
40 penerapan pembelajaran dengan pendekatan
Pretest
30 konflik kognitif, sedangkan Ha: Rata-rata
Posttest
20 skor posttest lebih besar dibandingkan
10 dengan skor pretest kemampuan berpikir
kritis setelah penerapan pembelajaran
0
XI MIA 1 XI MIA 2 XI MIA 4
dengan pendekatan konflik kognitif. Kriteria
Gambar 2. Perbandingan kemampuan berpikir pengambilan keputusan pada uji t
kritis saat Pretest dan Posttest berpasangan atau paired sample t test yaitu:
jika nilai sig. (2-tailed) lebih kecil daripada
Uji prasyarat penelitian ini berkaitan
0,05, maka Ha diterima dan H0 ditolak.
dengan uji normalitas dan uji homogenitas.
Hasil uji hipotesis dengan bantuan
Uji normalitas dan homogenitas dilakukan IBM SPSS 23 diperoleh nilai signifikansi
pada hasil pretest dan posttest. Hasil uji
pada tiap kelas eksperimen lebih kecil dari
homogenitas pretest adalah data termasuk 0,05%, sehingga diperoleh kesimpulan
dalam kategori homogen dengan taraf bahwa rata-rata skor posttest lebih besar
signifikansi 5%, maka diperoleh nilai Fhitung dibandingkan dengan skor pretest. Fakta ini
lebih kecil dibandingkan dengan F tabel, menunjukkan bahwa penerapan pendekatan
sedangkan untuk data posttest diperoleh nilai konflik kognitif berpengaruh positif
Fhitung sebesar 1,37. Nilai ini masih lebih terhadap kemampuan berpikir kritis. Hasil
kecil dibandingkan dengan nilai F tabel yang ini juga diperkuat dengan hasil penelitian
bernilai 2,21. Berdasarkan hasil ini dapat sebelumnya mengenai pendekatan konflik
disimpulkan data kemampuan berpikir kritis kognitif. Setyowati et al. (2011) menyatakan
peserta didik untuk pretest dan posttest
155
Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi Volume 4 No.2, Desember 2018
bahwa konflik kognitif dalam pembelajaran rata skor posttest kemampuan berpikir kritis
fisika pada materi tekanan mampu lebih besar dibandingkan dengan rata-rata
menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, skor pretest.
penguasaan konsep dan hasil belajar kognitif
peserta didik. Hasil tersebut memperkuat REFERENSI
hasil penelitian ini, yaitu adanya pengaruh Arend, B. 2009. Encouraging critical
pendekatan konflik kognitif dalam thinking in online threaded
meningkatkan kemampuan berpikir kritis discussions. Journal of Educators
peserta didik. Pendekatan konflik kognitif Online, 6(1), 1-23.
dapat dijadikan alternatif dalam Ennis, R.H. 1996. Critical Thinking. USA:
pembelajaran, karena mampu meningkatkan Prentice-Hall, Inc.
kemampuan berpikir kritis. Peserta didik Gunawan, Harjono, A., & Sutrio. 2015.
yang menyadari ketidakcocokan antara Multimedia Interaktif Dalam
konsep ilmiah dengan konsep awalnya akan Pembelajaran Konsep Listrik Bagi
berupaya menyelesaikan masalah tersebut, Guru. Jurnal Pendidikan Fisika dan
sehingga meningkatkan kemampuan Teknologi, 1(1), 9-14.
berpikirnya. Makhrus et al. (2014), Lee, G., Kwon, J., Park, S. S., Kim, J. W.,
pendekatan konflik kognitif akan Kwon, H. G., dan Park, H. K. 2003.
menghubungkan peserta didik dalam Development of an instrument for
measuring cognitive conflict in
pembelajaran aktif. Tantangan yang
secondary level science classes.
diberikan akan disajikan pada permulaan Journal of research in science
pembelajaran yaitu dengan meminta peserta teaching, 40(6), 585-603.
didik untuk membuat sebuah penalaran atas
Makhrus, M & Hadiprayitno, G. 2012.
prediksi dan estimasi untuk menjelaskan Penerapan Perangkat Pembelajaran
strategi yang akan digunakan dalam Fisika Berorientasi Pembelajaran IPA
menyelesaikan permasalahan serta mereka Terpadu Tipe Connected. Jurnal
akan akan diminta untuk mendukung Pendidikan dan Pembelajaran 19(2),
pandangan mereka ke dalam sebuah 237-242.
pernyataan tertulis, gambar, atau model Makhrus, M., Nur M., & Widodo, W. 2014.
fisika. Model Perubahan Konseptual dengan
Pendekatan Konflik Kognitif. Jurnal
PIJAR MIPA, 9(1), 20-25.
PENUTUP
Berdasarkan hasil dan pembahasan Muthmainnah, Rokhmat, J., dan Ardhuha, J.
yang telah dipaparkan dapat disimpulkan 2017. Pengaruh Penerapan
Pembelajaran Fisika berbasis
bahwa: 1) Tingkat kemampuan berpikir
Eksperimen Virtual terhadap Motivasi
kritis peserta didik termasuk kategori tinggi dan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas
saat proses pembelajaran dengan pendekatan X MAN 2 Mataram Tahun Ajaran
konflik kognitif pada materi gelombang 2014/2015. Jurnal Pendidikan Fisika
mekanik; 2) Pendekatan konflik kognitif dan Teknologi 3(1), 40-47.
berpengaruh positif terhadap kemampuan Sagala, S. 2009. Konsep dan Makna
berpikir kritis pada materi gelombang Pembelajaran untuk Membantu
mekanik peserta didik MAN 2 Mataram Memecahkan Problematika Belajar
tahun Pelajaran 2017/2018. Pengaruh yang dan Mengajar. Bandung: Alfabeta.
dimaksud adalah adanya peningkatan Schunk, D.H. 2012. Learning Theories An
kemampuan berpikir kritis peserta didik Educational Perspective. Yogyakarta:
pada ketiga kelas eksperimen, sehingga rata- Pustaka Pelajar.
156
Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi Volume 4 No.2, Desember 2018
157