OLEH :
KELOMPOK 10
1.1 DEFINISI
1.2 ETIOLOGI
1.3 TANDA DAN GEJALA
1.4 PATOFISIOLOGI DAN PATHWAY
1.5 PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.6 PENATALAKSANAAN MEDIS DAN KEPERAWATAN
1.7 PROGNOSIS
1.8 PENCEGAHAN
BAB II KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
2.1 PENGKAJIAN
2.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN
2.3 INTERVENSI KEPERAWATAN
2.4 IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
2.5 EVALUASI KEPERAWATAN
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
ASD adalah penyakit jantung bawaan berupa lubang (defek) pada septum
interatrial (sekat antar serambi) yang terjadi karena kegagalan fungsi septum
interatrial semasa janin. Defek Septum Atrium (ASD, Atrial Septal Defect) adalah
suatu lubang pada dinding (septum) yang memisahkan jantung bagian atas (atrium
kiri dan atrium kanan). Kelainan jantung ini mirip seperti VSD, tetapi letak
kebocoran di septum antara serambi kiri dan kanan. Kelainan ini menimbulkan
keluhan yang lebih ringan dibanding VSD. Atrial Septal Defect adalah adanya
hubungan (lubang) abnormal pada sekat yang memisahkan atrium kanan dan atrium
kiri. Kelainan jantung bawaan yang memerlukan pembedahan jantung terbuka adalah
defek sekat atrium. Defek sekat atrium adalah hubungan langsung antara serambi
jantung kanan dan kiri melalui sekatnya karena kegagalan pembentukan sekat. Defek
ini dapat berupa defek sinus venousus di dekat muara vena kavasuperior, foramen
ovale terbuka pada umumnya menutup spontan setelah kelahiran, defek septum
sekundum yaitu kegagalan pembentukan septum sekundum dan defek
septum primum adalah kegagalan penutupan septum primum yang letaknya dekat
sekat antar bilik atau pada bantalan endokard. Macam-macam defek sekat ini harus
ditutup dengan tindakan bedah sebelum terjadinya pembalikan aliran darah melalui
pintasan ini dari kanan ke kiri sebagai tanda timbulnya sindrome Eisenmenger. Bila
sudah terjadi pembalikan aliran darah, maka pembedahan dikontraindikasikan.
Tindakan bedah berupa penutupan dengan menjahit langsung dengan jahitan jelujur
atau dengan menambal defek dengan sepotong dakron.
B. Etiologi
Penyebabnya belum dapat diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa faktor
yang diduga mempunyai pengaruh pada peningkatan angka kejadian ASD,
faktor – faktor tersebut diantaranya:
1. Faktor prenatal
a. Ibu menderita infeksi rubella
b. Ibu Alkoholisme
c. Umur ibu lebih dari 40 Tahun
d. Ibu menderita IDDM
e. Ibu meminum obat – obatan penenang atau jamu
2. Faktor genetik
a. Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan
b. Ayah atau ibunya menderita penyakit jantung bawaan
c. Kelainan kromosom misalnya sindrom down
d. Lahir dengan kelainan bawaan lain
Pada kasus Atrial Septal Defect yang tidak ada komplikasi, darah yang
mengandung oksigen dari Atrium Kiri mengalir ke Atrium Kanan tetapi tidak
sebaliknya. Aliran yang melalui defek tersebut merupakan suatu proses akibat
ukuran dan complain dari atrium tersebut. Normalnya setelah bayi lahir
complain ventrikel kanan menjadi lebih besar daripada ventrikel kiri yang
menyebabkan ketebalan dinding ventrikel kanan berkurang. Hal ini juga
berakibat volume serta ukuran atrium kanan dan ventrikel kanan meningkat.
Jika complain ventrikel kanan terus menurun akibat beban yang terus meningkat
shunt dari kiri kekanan bisa berkurang. Pada suatu saat sindroma Eisenmenger
bisa terjadi akibat penyakit vaskuler paru yang terus bertambah berat. Arah
shunt pun bisa berubah menjadi dari kanan kekiri sehingga sirkulasi darah
sistemik banyak mengandung darah yang rendah oksigen akibatnya terjadi
hipoksemi dan sianosis.
Pathway
Defek
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Elektrokardiografi
Menilai irama, heart rate, gangguan konduksindan perubahan pola
2. Radiologi
Rontgen thorak untuk mengetahui gambaran paru dan jantung
3. Ekokardiografi
Dari pemeriksaan ini maka akan dapat dilihat adanyan kebocoran aliran darah
dari atrium kiri ke atrium kanan.
4. Kateterisasi
Prosedur diagnostik dimana kateter radiopaque dimasukankedalam serambi
jantung melalui pembuluh darah perifer, diobservasi dengan fluoroskopi atau
intensifikasi pencitraan; pengukuran tekanan darah dan sample darah memberikan
sumber-sumber informasi tambahan.
5· EKG
Deviasi aksis ke kiri pada ASD primum dan deviasi aksis ke kanan pada ASD
secundum, RBBB, RVH.
1. Tindakan operasi
Indikasi operasi penutupan ASD adalah bila rasio aliran darah ke paru dan
sistemik lebih dari 1,5. Operasi dilakukan secara elektif pada usia pra sekolah (3–4
tahun) kecuali bila sebelum usia tersebut sudah timbul gejala gagal jantung kongaestif
yang tidak teratasi secara medikamentosa. Defect atrial ditutup menggunakan patch
2. Tanpa operasi
Lubang ASD dapat ditutup dengan tindakan nonbedah, Amplatzer Septal
Occluder (ASO), yakni memasang alat penyumbat yang dimasukkan melalui
pembuluh darah di lipatan paha. Meski sebagian kasus tak dapat ditangani dengan
metode ini dan memerlukan pembedahan. Amplatzer septal occluder (ASO) adalah
alat yang mengkombinasikan diskus ganda dengan mekanisme pemusatan tersendiri
(self-centering mechanism). Ini adalah alat pertama dan hanya menerima persetujuan
klinis pada anak dan dewasa dengan defek atrium sekundum (DAS) dari the United
States Food and Drug Administration (FDA US). Alat ini telah berhasil untuk
menutup defek septum atrium sekundum, patensi foramen ovale, dan fenestrasi
fontanella
BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Pengkajian meupakan langkah pertama dari proses keperawatan dengan
mengumpulkan data-data yang akurat dari klien sehingga akan diketahui
permasalahan yang ada. Untuk melakukan langkah pertama ini dibutuhkan
pengetahuan dan kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang perawat
diantaranya pengetahuan tentang kebutuhan atau bio-psiko-sosial dan
spiritual, bagi manusia yang memandang manusia dari segi aspek biologis,
pikologis, sosial dan tinjauan dari aspek spiritual juga pengetahuan akan
kebutuhan pengembangan manusia (tumbuh kembang dari kebutuhan
dasarnya) pengetahuan dari konsep sehat dan sakit, pengetahuan tentang
patofosiologi dan penyakit yang dialami, pengetahuan tentang sistem keluarga
dan kultur budaya serta nilai keyakinan yang dialami klien ( Hidayat, 2011).
1. Identitas pasien Meliputi nama, umur, no MR, pekerjaan, alamat, agama,
cara masuk, riwayat alergi, tanggal masuk RS dan lain-lain. Umur ,Suku,
Tempat tinggal.
2. Identitas penanggung jawab: nama orangtua, umur, jenis kelamin,
pendidikan (karena tingkat pendidikan mempengaruhi tingkat
pemahaman penanggung jawab tentang kondisi penyakit klien dan cara
mengatasi penyakit klien), agama, pekerjaan, alamat, data ini sangat
diperlukan karena penanggung jawab adalah orang yang bisa perawat
hubungi saat akan dilakukan suatu tindakan.
3. Riwayat kesehatan
a. Keluhan Utama
Sesak napas
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya Klien mengalami sesak yang dirasakan terus
menerus, sesak terlihat saat klien melakukan aktifitas ringan seperti
diajak bermain, posisi tengkurap dan diberi minum susu. Sesak
disertai menangis terus, menolak minum susu, dan BB dan TB yang
tidak mengalami peningkatan signifikan sejak klien dilahirkan.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
i. Kebutuhan berpakaian
Biasanya anak dengan ASD berpakaian akan dibantu oleh perawat
ataupun keluarganya.
k. Kebutuhan spiritual
Biasanya pada anak kebutuhan spiritualnya masih tergantung pada
orang tuanya seperti orang tuanya mengajarkan berdoa keda anaknya.
m. Kebutuhan belajar
Biasanya pada anak dengan ASD kurang mampu mengetahui hal-hal
yang berhubungan dengan sekitarnya. Biasanya akan lemah dan malas.
9. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum biasanya meliputi ringan,sedang dan berat.
b. Kesadaran
c. Tanda-tanda vital
1) Pada anak (lebih dari110 x/menit), suhu (kurang dari 370C) dan RR
(26x/menit meningkat ).
2) Antropometri
Rumusan cara mencari berat badan normal:
a) Perkiraan berat badan dengan kilogram
(1) Lahir : 3,25 kg
(2) 3-12 bulan :1/2x(usia dalam bulan +9) kg
(3) 1-6 tahun : 2x(usia anak dalam tahun)+8 kg
b) Perkiraan tinggi badan dalam sentimeter
(1) Lahir :50 cm
(2) Umur 1 tahun :75 cm
(3) 2-12 tahun :6 x (usia anak)+77cm
c) Periksa Lingkar Lengan atas dalam sentimeter
(1) Lahir :11 cm
(2) 1-3 tahun : 16 cm
(3) 1 tahun : bertambah 5 cm/tahun
d) Periksa lingkar lengan atas dalam sentimeter
(1) Lahir : 11 cm
(2) 1 tahun : 16 cm
e) Pemeriksaan dengan pengukuran Indeks Masa Tubuh (IMT):
IMT = Berat badan (BB) Kg
(Tinggi badan (TB) m)2
Keterangan:
< 16 : Malnutrisi
16-19 : BB kurang
20-25 : Normal
26-30 : BB lebih
31-40 : Kegemukan sedang menuju berat
>40 : Kegemukan yang tidak wajar
3) Pemeriksaan head to toe
Head to Inspeksi Palpasi Perkus Auskultasi
toe i
Kepala simetris/tidak, Teraba - -
tampak benjolan benjolan
abnormal/tidak, /tidak
ada lesi/tidak,
kulit kepala
bersih
Mata Tampak simetris - - -
kiri-kanan,
conjungtiva
pucat/tidak,
scelera
kuning/tidak,
tampak cowong
Hidung simetris/tidak, - - -
tampak
bersih/tidak, ada
secret/tidak, ada
pernafasan
cuping
hidung/tidak.
Wajah Pucat/tidak - - -
Mulut mukosa bibir - - -
terlihat lembab,
tidak bersih,
tampak ada
stomatitis/tidak.
Telinga Ada secret tidak Ada nyeri - -
tekan tidak
Leher tampak teraba - -
pembesaran pembesaran
kelenjar tyorid, kelenjar
kelenjar lymfe tyorid,
maupun kelenjar
pembesaran lymfe
vena maupun
jugolaris/tidak pembesaran
vena
jugolaris/ti
dak
Dada simetris/tidak, - - Terdengar
tampak benjolan ronchi dan
yang wheezing/tidakti
abnormal/tidak, dak ada bising
nafas aorta dan mur-
teratur/tidak. mur, suara
jantung S1
“Lup”, S2
“Dup”
Abdome Tampak Ada nyeri Ada Peristaltic 3-5
n kembung tidak, tekan tidak tidak x/menit
ada lesi tidak bunyi
nyaring
khas
kembu
ng
Ekstremit Replek bisep Akral - -
as (+), trisep (+), teraba
kekuatan otot (1- hangat atau
5) panas.
Genetalia Bersih tidak, ada - - -
lesi.
Integume Tampak - - -
nt sianosis, turgor
kulit menurun
normal (2-5
detik)
3.
4. Rumusan Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang jelas mengenai status
kesehatan atau masalah aktual atau resiko dalam rangka
mengidentifikasikan dan membentuk intervensi keperawatan untuk
mengurangi,menghilangkan atau mencegah,masalah kesehatan klien yang
ada pada tanggung jawab (Tarwoto&Wartonah, 2011).
A. Kesimpulan
ASD adalah penyakit jantung bawaan berupa lubang (defek) pada septum
interatrial (sekat antar serambi) yang terjadi karena kegagalan fungsi septum
interatrial semasa janin. Atrial Septal Defect ( ASD ) penyakit jantung bawaan
dimana terdapat lubang ( defek ) pada sekat atau septum interatrial yang memisahkan
atrium kiri dan kanan yang terjadi karena kegagalan fungsi septum interatial semasa
janin. Penyebabnya belum dapat diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa faktor
yang diduga mempunyai pengaruh pada peningkatan angka kejadian ASD.Adapun
faktor yang menyebabkan ASD adalah faktor prenatal dan faktor genetik. Secara
umum ASD dapat dklasifikasikan menjadi 3 yaitu Defek Sinus Venosus, Defek
Ostium Sekundum, Defek Ostium Prinum.
B. Saran
Dalam menangani penyakit pada sistem kardiovaskular dharapkan perawat dan
tenaga medis lainnya mampu memberikan asuhan sesui prosedur yang ditetapkan
agar diperoleh hasil yang maksimal.Dan bagi calon tenaga kesehatan diharapkan
mampu menambah pengetahuannya tentang sistem kardiovaskular.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous . (2008 ). Asuhan Keperawatan pada Anak, Retreived Selasa, 6 April 2010
Anonymous. (2010 ). Atrial Septal Defect, Retreived Selasa 6 April 2010
Mutaqin, Arief. 2009. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem
Kardiovaskuler.Jakarta: Salemba Medika
Nurarif, Amin Huda dkk. 2013. Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan
diagnose medis & NANDA. Jakarta: Medi Action.