Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn’’I” DENGAN MASALAH PEMENUHAN


KEBUTUHAN CAIRAN DI RUANG GILI GEDE KELAS III RSUDP NTB
DARI TANGGAL 28 JAN S/D 02 FEB 2019
Ruang : Gili Gede Nama Mahasiswa :Mustika Amalia

Tanggal :28/01/2019 NIM/ Kelompok : 019 SYE 17

Inisial Pasien : Tn”I’’

Umur/ No.Reg :

I. Masalah Keperawatan
Kebutuhan Cairan
II. Landasan Teori
A.DEFINISI CAIRAN DAN ELEKTROLIT
1. Pengertian

Cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme tubuh
membutuhkan perubahan yang tetap untuk melakukan respons terhadap keadaan
fisiologis dan lingkungan. (Tamsuri.2004).

Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu: cairan intraseluler dan
cairan ekstraseluler. Cairan intraseluler adalah cairan yang berada di dalam sel di seluruh
tubuh, sedangkan cairan ekstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel dan terdiri
dari tiga kelompok yaitu: cairan intravaskuler (plasma), cairan interstitial dan cairan
transeluler.

2. Cara pengeluaran cairan


Pengeluaran cairan terjadi melalui organ ginjal,kulit,paru-paru,dan gastrointestinal:
A. Ginjal
1. Merupakan pengatur utama keseimbangan cairan yang menerima 170
liter darah untuk disaring setiap hari.
2. Produksi urine untuk semua usia 1 ml/kg/jam
3. Pada orang dewasa produksi urie sekitar 1,5 liter/hari/
4. Jumlah urine yang diproduksi oleh ADH dan Aldoesteron.
B. Kulit
1. Hilangnya cairan melalui kulit diatur oleh saraf simpatis yang
menerima rangsangan aktivitas kelenar kulit.
2. Rangsangan kelenjar keringat dapat dihasilkan dari aktivitas
otot,temperatur lingkungan meningkat dan demam.
3. Disebut insimble water loss(IWL)sekitar 15-20 ml/24 jam.( IWL = (15
x BB ) : 24 jam = .... cc/jam)

C. Paru-paru
1. Menghasilkan IWL sekitar 400 ml/hari
2. Meningkatkan cairan yang hilang sebagi respon terhadap perubahan
kecepatan dan kedalam nafas akibat pergerakan atau demam.
D. Gastrointestinal
1. Dalam kondisi normal cairan yang hilang dari gastrointestinalsetiap
hari sekitar 100-200ml.
2. Perhitungan IWL secara keseluruhan adalah 10-15 cc/kg BB
24/jam,dengan kenaikan 10% dari IWL pada setiap kenaikan suhu 1
derajat celcius.
(tarwoto dan wartonoh,2010)
3. Faktor- faktor yang mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit
Beberapa faktor yang mempengaruhi keseimbangan keseimbangan cairan dan
elektrolit,diantaranya usia,temperatur lingkungan,diet,stres,dan sakit.
a. Usia
Variansi usia berkaitan dengan luas perkembangan
tubuh,metabolisme yang diperlukan dan berat badan.
b. Temperatur lingkungan
Panas yang berlebihan menyebabkan keringan .seseorang dengan
kehilangan NaCl melalui keringat sebanyak 15-30g/hari
c. Diet
Pada saat tubuh kekurangan nutrisi,tubuh akan memecah cadangan
energi,proses ini menimbulkan pergerakan cairan dari interstitial
keintraseluler.
d. Stres
Stres dapat menimbulkan peningkatan metabolisme sel,konsentrasi
darah dan glikolisis otot,mekanisme ini dapat menimbulkan retensi
sodium dan air.proses ini dapat meningkatkan produksi ADH dan
menurunkan produksi urine.
e. Sakit
Keadaan pembedahan ,trauma jaringan,kelainan ginjal dan
jantung,gangguan hormon akan mengganggu keseimbangan cairan.
(tarwoto dan wartonah,2010)
4. Kebutuhan cairan menurut usia dan berat badan
NO. Umur BB(kg) Cairan (ml/24 jam)
1 3 hari 3,0 250-300
2 1 tahun 9,5 1150-3000
3 2 tahun 11,8 1350-1500
4 6 tahun 20 1800-2000
5 10 tahun 28,7 2000-2500
6 14 tahun 45 2200-2700
7 16 tahun(adult) 54 2200-2700

B. ANATOMI FISIOLOGI
Sistem perkemihan atau sistem urinaria adalah suatu sistem dimana terjadinya proses
penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh
tubuh dan menyerap zat-zat yang masih di pergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak
dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urine (air kemih).
1. GINJAL
Kedudukan ginjal terletak dibagian belakang dari kavum abdominalis di belakang
peritonium pada kedua sisi vertebra lumbalis III, dan melekat langsung pada
dinding abdomen.Bentuknya seperti biji buah kacang merah (kara/ercis),
jumlahnaya ada 2 buah kiri dan kanan, ginjal kiri lebih besar dari pada ginjal
kanan.Pada orang dewasa berat ginjal ± 200 gram. Dan pada umumnya ginjal laki
– laki lebih panjang dari pada ginjal wanita.Satuan struktural dan fungsional
ginjal yang terkecil di sebut nefron. Tiap – tiap nefron terdiri atas komponen
vaskuler dan tubuler. Komponen vaskuler terdiri atas pembuluh – pembuluh darah
yaitu glomerolus dan kapiler peritubuler yang mengitari tubuli. Dalam komponen
tubuler terdapat kapsul Bowman, serta tubulus – tubulus, yaitu tubulus kontortus
proksimal, tubulus kontortus distal, tubulus pengumpul dan lengkung Henle yang
terdapat pada medula.Kapsula Bowman terdiri atas lapisan parietal (luar)
berbentuk gepeng dan lapis viseral (langsung membungkus kapiler golmerlus)
yang bentuknya besar dengan banyak juluran mirip jari disebut podosit (sel
berkaki) atau pedikel yang memeluk kapiler secara teratur sehingga celah – celah
antara pedikel itu sangat teratur.Kapsula bowman bersama glomerolus disebut
korpuskel renal, bagian tubulus yang keluar dari korpuskel renal disabut dengan
tubulus kontortus proksimal karena jalannya yang berbelok – belok, kemudian
menjadi saluran yang lurus yang semula tebal kemudian menjadi tipis disebut
ansa Henle atau loop of Henle, karena membuat lengkungan tajam berbalik
kembali ke korpuskel renal asal, kemudian berlanjut sebagai tubulus kontortus
distal.
a) Fungsi Ginjal:
1) Mengekskresikan zat – zat sisa metabolisme yang mengandung
nitrogennitrogen, misalnya amonia.
2) Mengekskresikan zat – zat yang jumlahnya berlebihan (misalnya gula dan
vitamin) dan berbahaya (misalnya obat – obatan, bakteri dan zat warna).
3) Mengatur keseimbangan air dan garam dengan cara osmoregulasi.
4) Mengatur tekanan darah dalam arteri dengan mengeluarkan kelebihan
asam atau basa.
2. URETER
Terdiri dari 2 saluran pipa masing – masing bersambung dari ginjal ke kandung
kemih (vesika urinaria) panjangnya ± 25 – 30 cm dengan penampang ± 0,5 cm.
Ureter sebagian terletak dalam rongga abdomen dan sebagian terletak dalam
rongga pelvis.Lapisan dinding ureter terdiri dari :
a. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)
b. Lapisan tengah otot polos
c. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosaLapisan dinding ureter menimbulkan
gerakan – gerakan peristaltik tiap 5 menit sekali yang akan mendorong air
kemih masuk ke dalam kandung kemih (vesika urinaria).
Gerakan peristaltik mendorong urin melalui ureter yang dieskresikan oleh
ginjal dan disemprotkan dalam bentuk pancaran, melalui osteum uretralis
masuk ke dalam kandung kemih.Ureter berjalan hampir vertikal ke bawah
sepanjang fasia muskulus psoas dan dilapisi oleh pedtodinium. Penyempitan
ureter terjadi pada tempat ureter terjadi pada tempat ureter meninggalkan
pelvis renalis, pembuluh darah, saraf dan pembuluh sekitarnya mempunyai
saraf sensorik.
3. VESIKULA URINARIA ( Kandung Kemih )
Kandung kemih dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet, terletak
di belakang simfisis pubis di dalam ronga panggul.Bentuk kandung kemih seperti
kerucut yang dikelilingi oleh otot yang kuat, berhubungan ligamentum vesika
umbikalis medius.Bagian vesika urinaria terdiri dari :
a. Fundus, yaitu bagian yang mengahadap kearah belakang dan bawah, bagian
ini terpisah dari rektum oleh spatium rectosivikale yang terisi oleh jaringan
ikat duktus deferent, vesika seminalis dan prostate.
b. Korpus, yaitu bagian antara verteks dan fundus.
c. Verteks, bagian yang maju kearah muka dan berhubungan dengan ligamentum
vesika umbilikalis.Dinding kandung kemih terdiri dari beberapa lapisan yaitu,
peritonium (lapisan sebelah luar), tunika muskularis, tunika submukosa, dan
lapisan mukosa (lapisan bagian dalam).
 Proses Miksi (Rangsangan Berkemih).Distensi kandung kemih, oleh air
kemih akan merangsang stres reseptor yang terdapat pada dinding
kandung kemih dengan jumlah ± 250 cc sudah cukup untuk merangsang
berkemih (proses miksi). Akibatnya akan terjadi reflek kontraksi dinding
kandung kemih, dan pada saat yang sama terjadi relaksasi spinser internus,
diikuti oleh relaksasi spinter eksternus, dan akhirnya terjadi pengosongan
kandung kemih.Rangsangan yang menyebabkan kontraksi kandung kemih
dan relaksasi spinter interus dihantarkan melalui serabut – serabut para
simpatis. Kontraksi sfinger eksternus secara volunter bertujuan untuk
mencegah atau menghentikan miksi. kontrol volunter ini hanya dapat
terjadi bila saraf – saraf yang menangani kandung kemih uretra medula
spinalis dan otak masih utuh.Bila terjadi kerusakan pada saraf – saraf
tersebut maka akan terjadi inkontinensia urin (kencing keluar terus –
menerus tanpa disadari) dan retensi urine (kencing tertahan).
Persarafan dan peredaran darah vesika urinaria, diatur oleh torako lumbar
dan kranial dari sistem persarafan otonom. Torako lumbar berfungsi untuk
relaksasi lapisan otot dan kontraksi spinter interna.Peritonium melapis
kandung kemih sampai kira – kira perbatasan ureter masuk kandung
kemih. Peritoneum dapat digerakkan membentuk lapisan dan menjadi
lurus apabila kandung kemih terisi penuh. Pembuluh darah Arteri vesikalis
superior berpangkal dari umbilikalis bagian distal, vena membentuk
anyaman dibawah kandung kemih. Pembuluh limfe berjalan menuju
duktus limfatilis sepanjang arteri umbilikalis.
4. URETRA
Uretra merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih yang
berfungsi menyalurkan air kemih keluar.Pada laki- laki uretra bewrjalan berkelok
– kelok melalui tengah – tengah prostat kemudian menembus lapisan fibrosa yang
menembus tulang pubis kebagia penis panjangnya ± 20 cm.
Uretra pada laki – laki terdiri dari :
a. Uretra Prostaria
b. Uretra membranosa
c. Uretra kavernosa
Lapisan uretra laki – laki terdiri dari lapisan mukosa (lapisan paling dalam),
dan lapisan submukosa.Uretra pada wanita terletak dibelakang simfisis
pubisberjalan miring sedikit kearah atas, panjangnya ± 3 – 4 cm. Lapisan
uretra pada wanita terdiri dari Tunika muskularis (sebelah luar), lapisan
spongeosa merupakan pleksus dari vena – vena, dan lapisan mukosa (lapisan
sebelah dalam).Muara uretra pada wanita terletak di sebelah atas vagina
(antara klitoris dan vagina) dan uretra di sini hanya sebagai saluran ekskresi.

C. KONSEP GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN


1. Hipovolemia (Kekurangan Volume Cairan)
a) Pengertian
Kekurangan cairan ekternal terjadi karena penurunan asupan cairan dan
kelebihan pengeluaran cairan. Tubuh akan merespons kekurangan cairan
tubuh dengan mengosongkan cairan vaskuler.sebagai kompensasi akibat
penurunan cairan interstisial,tubuh akan mengalirkan cairan sel
keluar.pengosongan cairan ini terjadi pada pasien diare dan muntah.ada tga
macam kekurangan volume cairan eksternal,yaitu:
1) Dehidrasi istonik,terjadi jika tubuh kehilangan sejumlah cairan dan
elektrolit secara seimbang.
2) Dehidrasi hipertonik,terjadi jika tubuh kehilangan lebih banyak air dari
pada elektrolit.
3) Dehidrasi hipotonik,terjadi jika tubuh kehilangan lebih banyak
elektrolit dari pada air.

Kehilangan cairan ekstrasel secara berlebihan menyebabkan volume ekstrasel


berkurang(hipovolume) dan perubahan hematokrit.pada keadaan dini,tidak terjadi
perpindahan cairan daerah intrasel kepermukaan,sebab osmolaritasnya sama.jika
terjadi kekurangan cairan ektrasel dalam waktu yang lama kadar
urea,nitrogen,dan kreatininmeningkat dan menyebabkan perpindahan cairan
intrasel kepembuluh darah.kekurangan cairan dalam tubuh dapat terjadi secara
lambat atau cepat dan tidak selalu cepat diketahui.kelebihan asupan pelarut seperti
protein dan klorida akan menyebabkan ekskresi atau pengeluaran urine secara
berlebihan serta berkeringat dalam waktu lama dan terus menerus hal ini dapat
terjadi pada pasien yang mengalami gangguan hipotalamus,kelenjar
gondok,ginjal,diare,muntah,secara terus menerus ,pemasangan drainase,dan lain-
lain.

2. HIPERVOLEMIA (Kelebihan Volume Cairan)


Keadaan dimana seorang individu mengalami atau berisiko mengalami
kelebihan cairan intraseluler atau interstisial. (Carpenito, 2000).
Kelebihan volume cairan mengacu pada perluasan isotonok dari CES yang
disebabkan oleh retensi air dan natrium yang abnormal dalam proporsi yang
kurang lebih sama dimana mereka secara normal berada dalam CES. Hal ini
selalu terjadi sesudah ada peningkatan kandungan natrium tubuh total, yang
pada akhirnya menyebabkan peningkatan air tubuh total. (Brunner &
Suddarth. 2002).
D. KLASIFIKASI
Cairan interaseluler:
a) Merupakan cairan yang terdapat didalam sel
b) 67%dari total air tubuh manusia terdapat didalam intrasel
c) Mengandung banyak ion kalium,magnesium,fosfat.

Cairan ekstraseluler

a) Merupakan cairan yang terdapat diluar sel


b) 33% dari total tubuh manusia terdapat diluar sel
c) Dibagi dalam 2 bagian,cairan intravaskuler/plasma darah dan cairan intestinal
d) Mengandung banyak ion natrium,klorida,dan bikarbonat serta terdapat
berbagai nutrient
E. TANDA DAN GEJALA

Kelebihan volume cairan:

a) Ansietas
b) Asupan melebihi haluaran
c) Bunyi nafas tambahan
d) Dispena
e) Edema
f) Gangguan tekanan darah
g) Gelisah

Kekurangan volume cairan:

a) Haus
b) Lemah
c) Kulit kering
d) Membran mukosa kering
e) Peningkatan frekuensi nadi
f) Peningkatan suhu tubuh
g) Penurunan tekanan darah
h) Penurunan haluaran urine
F. PATHWAY

Faktor Fisiologis Faktor Perkembangan Faktor Perilaku Faktor Lingkungan

a. Riwayat a. Bayi a. Strees a. Temperatur


penyakit yang b. Anak-anak b. Aktifitas lingkungan
berhubungan c. Remaja tubuh
b. Rasa dahaga d. Dewasa muda c. Gaya hidup
c. Anti diuretic dan pertengahan d. Diet
hormone e. Lansia
d. Aldosteron
e. Prostaglandin
f. Glukokortikoid
g. Organ
pengeluaran
(ginjal, kulit,
paru-paru, dan
gastrointestinal)

Gangguan Pemenuhan
Cairan Dan Elektrolit
Kekurangan Kelebihan Resiko Resiko
Volume Cairan Volume Cairan Kekurangan Ketidakseimbangan
G. Volume Cairan Volume Cairan

H. KOMPLIKASI
a. kelebihan volume cairan
1) Gagal ginjal, akut atau kronik
2) Berhubungan dengan peningkatan preload, penurunan kontraktilitas, dan
penurunan curah jantung
3) Infark miokard
4) Gagal jantung kongestif
5) Gagal jantung kiri
6) Penyakit katup
7) Takikardi/aritmia
b. .Kekurangan volume cairan
1)
Dehidrasi (Ringan, sedang berat).
2)
Renjatan hipovolemik.
3)
Kejang pada dehidrasi hipertonik.
4)
Gagal ginjal, akut atau kronik
5)
Berhubungan dengan peningkatan preload, penurunan kontraktilitas, dan
penurunan curah jantung
6) Infark miokard
7) Gagal jantung kongestif
8) Gagal jantung kiri
9) Penyakit katup
I. PENATALAKSANAAN

1. Pemulihan volume cairan normal dan koreksi gangguan penyerta asam-basa dan
elektrolit.
2. Perbaikan perfusi jaringan pada syok hipovolemik.
3. Rehidrasi oral pada diare pediatrik.
Tindakan berupa hidrasi harus secara berhati-hati dengan cairan intravena sesuai
pesanan / order dari medis.Catatan : Rehidrasi pada kecepatan yang berlebihan
dapat menyebabkan GJK (gagal ginjal jantung kongestif)
4. Tindakan terhadap penyebab dasar.
5. Pembatasan natrium dan air.
6. Diuretik.
7. Dialisi atau hemofiltrasi arteriovena kontinue : pada gagal ginjal atau kelebihan
beban cairan yang mengancam hidup.
8. Menghitung tetesan infus.
Rumusdasardalamsatuanmenit

Rumusdasardalamsatuan jam

1. PENGKAJIAN
A. Identitas
Meliputi nama, umur, alamat, tempat tanggal lahir, pendidikan, suku, agama, no
RM, diagnosa medis, jenis kelamin, pendidikan, status pernikahan, dan identitas
keluarga yang bertanggung jawab.
B. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama :
(Keluhan yang akan menjadi perioritas yang dirasakan pasien/ keluhan
yang dirasakan pada saat kita mengakaji).
Misalnya “Klien biasanya akan mengatakan BAK 5x sehari ”
2) Riwayat penyakit sekarang :
(Riwayat kesehatan pasien mulai dari sebelum dia masuk rumah sakit
sampai di rawat dirumah sakit sampai pengkajian dilakukan meliputi 5
W+ 1 H).
3) Riwayat penyakit dahulu :
(Terkait dengan riwayat yang berkaitan dengan penyakit yang dialami
sebelumnya).
4) Riwayat penyakit keluarga :
(Terkait dengan riwayat penyakit keluarga yang memungkinkan bersifat
menurun/keturunan.
C. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik meliputi sistem yang berhubungan dengan:
Kesadaran : kesadaran cukup atau menurun.
Kepala : normal atau abnormal.
Wajah : tampak pucat atau tidak, tampak lemas atau tidak,
dll.
Mata : mata cekung atau cowong, air mata kering atau
tidak, dll.
Mulut & Bibir : Mukosa bibir kering atau lembab, Lidah putih atau
tidak, dll.
Hidung : normal atau abnormal.
Leher : adanya pembesaran kelenjar limfa atau tidak.
Integumen : turgor kulit <2 detik atau tidak, adanya edema atau
tidak, adanya kelemahan otot atau tidak.
Berat Badan : menurun atau tidak.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Analisa data

SYMTOM ETIOLOGI PEROBLEM /


/PENYEBAB MASALAH
DS: gangguan mekanisme Kelebihan volume cairan
-pasien mengatakan regulasi cairan
BAK 5X Sehari(500 cc)
-pasien mengatakan
minum 9 gelas perhari

DO:
-pasien tampak gelisah
-pasien edema
-pasien tampak ansietas
-pasien tampak dispnea
-ketidakseimbangan
elektrolit
-tampaknapas tambahan
DS: Kehilangan cairan aktif Kekurangan volume cairan
-pasien mengatakan
Sering haus
-pasien mengatakan
sering pusing
-pasien mengatakan
BAK 2x sehari
-pasien mengatakan
minum 3 gelas sehari
DO:
-kulit pasien tampak
kering
-tekanan darah
menurun
-suhu tubuh pasien
meningkat

DS:
-Pasien mengatakan -Mual muntah berlebih Defisit volume cairan dan
mual muntah dan -Dehidrasi elektrolit
muntah berlebih 3 hari -Defisit volume cairan dan
yang lalu elektrolit
DO:
-mukosa bibir pasien
tampak kering
-tugor kulit pasien
menurun
-intake
cairan:1200ml/hr
-Output
cairan:900ml/hari
-TTV
TD:90/70
N:80X/mnt
S:37.5 derajat celcius

b. Rumusan diagnosa :
Diagnosa yang mungkin muncul pada pemenuhan kebutuhan cairan diantaranya :
1) Kelebihan volume cairan Berhubungan dengan gangguan mekanisme
regulasi cairan, sekunder akibat gagal jantung.
2) Gangguan cairan dan elektrolit lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan gangguan mekanisme regulator sekunder akibat gagal ginjal, dll.
3) Gangguan cairan dan elektrolit( kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan
dengan peningkatan output cairan yang berlebihan di tandai dengan: Mual
Muntah,BAB cair (Diare).

3. RENCANA KEPERAWATAN

HARI/TGL/JAM DX NOC NIC RASIONAL


M KEPERAWATA
N
Kekurangan Tujuan: setelah  Monitor status  Untuk
Volume Cairan dilakukan hidrasi mengetahui
tindakan asuhan (kelembabpan perkembanga
keperawatan membran n status
diharapkan : mukosa, nadi rehidrasi.
 Cairan adekuat,
seimbang tekanan darah
 Hidrasi ortostatik), jika
 Status diperlukan.
Nutrisi :
intake  Monitor TTV.  Untuk
cairan & memantau
nutrisi, TTV px
dengan : dalam batas
K.H : normal.
-  Kolaborasikan
mempertahankan dengan tim
urine output medis dengan  Untuk
sesuai dengan pemberian mengganti
usia dan BB, BJ cairan IV. cairan yang
urine normal. keluar.
 Monitor status
-tekanan darah, cairan termasuk
nadi, suhu tubuh intake & output  Untuk
dalam batas cairan. memantau
normal. status cairan
 Monitor BB px.
-tidak ada tanda-
tanda volume
cairan turun,  Anjurkan px
elastisitas turgor menambahan  Untuk
baik, membran intake oral memantau
mukosa lembab, (cairan maupun BB px.
tidak ada rasa nutrisi)
haus berlebihan.  Untuk
memenuhi
kebutuhan
cairan dan
nutrisi px.
Kelebihan Tujuan : setelah  Pasang urine  Untuk
Volume Cairan dilakukan kateter bila memonitor
tindakan asuhan diperlukan jika output
keperawatan berlebih terus
diharapkan :  Monitor TTV menerus.
 Cairan &  Untuk
Elektrolit memonitor
seimbang  Monitor TTV dalam
 Hidrasi, indikasi retensi batas normal
atau kelebihan
dengan :  Mengetahui
cairan ( cracles,
CVP, edema, tanda-tanda
K.H : asites) kelebihan
-terbebas dari cairan
edema.  Monitor BB

-terbebas dari  Tentukan


riwayat jumlah  Mengontrol
kelelahan,
dan tipe intake BB
kecemasan atau cairan dan
kebingungan. eliminasi  Mengetahui
riwayat dan
-bunyi nafas  Tentukan tipe intake
bersih tidak kemungkinan cairan dan
dyspneu/ortopne faktor resiko eliminasi
dari
u.
ketidakseimban  Untuk
gan cairan mengetahui
-menjelaskan (Hipertermia, penyebab
indikator terapi diuretik, kelebihan
kelebihan cairan. kelainan renal, cairan
gagal jantung, elektrolit
disfungsi hati)

4. IMPLEMENTASI/TINDAKAN
Implementasi keperawatan merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi
kestatus kesehatan yang baik dan menggambarkan kriteria hasil yang
diharapkan(gordon,1994,dalam potter dan perry,1997)

5. EVALUASI
Evaluasi Adalah kegiatan dalam menilai tindakan keperawatan yang telah ditentukan,
untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan klien secara optimal dan mengukur hasil dari
proses keperawatan.
Hari/tgl/jam No. Dx. Kep Catatan perekembangan
S : Subjektiv adalah informasi berupa ungkapan yang
didapat dari klien setelah tindakan di berikan .
O : Objektiv adalah informasi yang didapat berupa
hasil pengamatan, penilaian, pengukuran yang
dilakukan oleh perawat setelah tindakan dilakukan
A : Analisis adalah membandingkan antara informasi
subjective dan objective dengan tujuan dan kriteria
hasil, kemudian diambil kesimpulan bahwa
masalah teratasi,teratasi sebagian atau teratasi.
P : Planning adalah rencana keperawatan lanjutan
yang akan dilakukan berdasarkan hasil analisa.

Contoh : S = Data Subjek, O = Data objek,


A = Analisis (masalah keperawatan teratasi/teratasi
sebagian/masalah teratasi). P = planning (intervensi di
hentikan/ di lanjutkan).

Adapun evaluasi pada gangguan kebutuhan cairan dan elektrolit secara umum dapet nilai
dari adanya kemampuan dalam mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
dengan ditunjukan oleh adanya keseimbangan antara jumlah asupandan
pengeluarannya.nilai elektrolit dalam batas normal,berat badan sesuai dengan tinggi
badan,turgor kulit baik,tidak terjadi edema,dan lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA

Nanda International. 2013.Diagnosa Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi. Jakarta:EGC


Tamsuri, Anas. 2008. Klien gangguan keseimbangan cairan & elektrolit. Jakarta: EGC.

Alimut, Hidayat A. Aziz.2006.Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan


Proses Keperawatan. Jakarta : Sabmba Medika.
Nurarif, Amin Huda, Hardhi Kusuma. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & NANDA NIC – NOC. Yogyakarta : Media Action Publishing
Tarwoto & Wartonah.2010.Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan Edisi
4.Salemba Medika : Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai