Konsep Kebutuhan
1.1 Definisi
Kebutuhan fisiologis memiliki prioritas tertinggi dalam Hierarki
Maslow.Kebutuhan fisiologis merupakan hal yang mutlak dipenuhi
manusia untuk bertahan hidup.Manusia memiliki delapan macam
kebutuhan, salah satunya adalah kebutuhan kesehatan temperatur tubuh
(Mubarak, 2008).Termoregulasi tak efektif yaitu keadaan ini dimana
seorang individu mengalami atau beresiko mengalami ketidakmampuan
untuk mempertahankan suhu tubuh normal secara efektif karena faktor-
faktor eksternal tidak sesuai atau mengalami perubahan (Tamsuri,
2006).Salah satu efek dari tergangguanya termoregulasi adalah demam
atau hipertermi.Demam merupakan pengeluaran panas yang tidak
mampu untuk mempertahankan pengeluaran kelebihan produksi panas
yang mengakibatkan peningkatan suhu tubuh abnormal. Demam yang
berhubungan dengan infeksi kurang lebih hanya 29-52%, sedangkan 11-
20% dengan keganasan, 4% dengan penyakit metabolik, 11-12% dengan
penyakit lain (Avin, 2007).
c. Perbedaan Suhu
USIA SUHU
3 bulan 37.5
6 bulan 37.7
1 tahun 37.7
3 tahun 37.2
5 tahun 37.0
7 tahun 36.8
9 tahun 36.7
11 tahun 36.7
13 tahun 36.6
Dewasa 36.4
>70 tahun 36.0
a. Usia
Pada saat lahir, bayi meninggalkan lingkungan yang hangat, yang
relatif konstan, masuk dalam lingkungan yang suhunya berfluktuasi
dengan cepat.suhu tubuh bayi dapat berespon secara drastis terhadap
perubahan suhu lingkungan.Bayi baru lahir mengeluaran lebih dari
30% panas tubuhnya melalui kepala oleh karena itu perlu
menggunakan penutup kepala untuk mencegah pengeluaran panas.
Bila terlindung dari ingkungan yang ektrem, suhu tubuh bayi
dipertahankan pada 35,5 ºC sampai 39,5ºC. Produksi panas akan
meningkat seiring dengan pertumbuhan bayi memasuki anak-anak.
Perbedaan secara individu 0,25ºC sampai 0,55 ºC adalah normal
(Whaley and Wong, 1995).
b. Olahraga
Aktivitas otot memerlukan peningkatan suplai darah dalam
pemecahan karbohidrat dan lemak.Hal ini menyebabkan peningkatan
metabolisme dan produksi panas.Segala jenis olahraga dapat
meningkatkan produksi panas akibatnya meningkatkan suhu
tubuh.Olahraga berat yang lama, seperti lari jaak jauh, dapat
meningatkan suhu tubuh untuk sementara sampai 41 ºC.
c. Kadar hormon
Secara umum, wanita mengalami fluktuasi suhu tubuh yang lebih
besar dibandingkan pria.Variasi hormonal selama siklus menstruasi
menyebabkan fluktuasi suhu tubuh.Kadarprogesteron meningkat dan
menurun secara bertahap selama siklus menstruasi. Bila kadar
progesteron rendah, suhu tubuh beberapa derajat dibawah kadar batas.
Suhu tubuh yang rendah berlangsung sampai terjadi
ovulasi.Perubahan suhu juga terjadi pada wanita menopause.Wanita
yang sudah berhenti mentruasi dapat mengalami periode panas tubuh
dan berkeringat banyak, 30 detik sampai 5 menit.Hal tersebut karena
kontrol vasomotor yang tidak stabil dalam melakukan vasodilatasi dan
vasokontriksi (Bobak, 1993).
d. Irama sirkadian
Suhu tubuh berubah secara normal 0,5 ºC sampai 1 ºC selama periode
24 jam. Bagaimanapun, suhumerupakan irama stabil pada
manusia.Suhu tubuh paling rendah biasanya antara pukul 1:00 dan
4:00 dini hari.Sepanjang hari suhu tubuh naik, sampai seitar pukul
18:00 dan kemudian turun seperti pada dini hari.Penting diketahui,
pola suhu tidak secara otomatis pada orang yang bekerja pada malam
hari dan tidur di siang hari.Perlu waktu 1-3 minggu untuk perputaran
itu berubah. Secara umum, irama suhu sirkadian tidak berubah sesuai
usia. Penelitian menunjukkan, puncak suhu tubuh adalah dini hari
pada lansia.
e. Stres
Stres fisik dan emosi menhngkatkan suhu tubuh melalui stimulasi
hormonal dan persarafan.Perubahan fisiologi tersebut meningkatkan
panas. Klien yang cemas saat masuk rumah sakit atau tempat praktik
dokter, suhu tubuhnya dapat lebih tinggi dari normal
f. Lingkungan
Lingkungan mempengaruhi suhu tubuh. Jika suhu dikaji dalam
ruangan yang sangat hangat, klien mungkin tidak mampu meregulasi
suhu tubuh melalui mekanisme pengluaran-panas dan suhu tubuh akan
naik. Jika kien berada di lingkungan tanpa baju hangat, suhu tubh
mungkin rendah karena penyebaran yang efektif dan pengeluaran
panas yang konduktif.Bayi dan lansia paling sering dipengaruhi oleh
suhu lingkungan karena mekaisme suhu mereka kurang efisien.
b. Termometer
Ada tiga jenis termometer yang digunakan untuk menentukan
suhu tubuh adalah air raksa-kaca, elektronik dan sekali
pakai.Perawat bertanggung jawab untuk banyak menetahui dan
terampil dalam menggunakan alat ukur yang dipilih.Tingkat
pendidikan inservice dapat mempengaruhi keakuratan dan
reabilitas pembacaan suhu. Setiap alat pengukuran
menggunakan derajat celsius atau skala fahrenheit.
Termometer elektronik membuat perawat dapat mengonversi
skala dengan cara mngaktifkan tombol.
a) Termometer air raksa-kaca
Termometer air raksa-kaca adalah termometer yang paling
dikenal, telah digunakan sejak abad ke-15.termometer
tersebut terbuat dari kaca yang pada salah satu ujungnya
ditutup dan jung lainya dengan bentolan berisi air raksa.
Ada 3 jenis termometer kaca, yaitu oral ( ujungnya
ramping), stubby, dan rektal (ujungnya berbentuk buah pir).
Ujung termometer oral langsing, sehingga memungkinkan
pentolan lebih banyak terpapar pada pembuluh darah di
dalam mulut.Termometer oral biasanya memiliki ujung
berwarna biru.Termometer stubby biasanya lebih pendek
dan lebih gemuk dari pada jenis oral.Dapat digunakan
mengukur suhu dimana saja.Termometer rektar memiliki
ujung yang tumpul atau runcing, untuk mencegah trauma
terhadap jaringan rektal pada saat insersi.Termometer ini
biasanya di kenali dengan ujung yang berwarna
merah.Keterlambatan waktu pencatatan dan dan mudah
pecah merupakan kerugian dari termometer air raksa-
kaca.Keuntungan dari termometer air raksa-kaca adalah
harga murah, mudah diperoleh, dan banyak tersedia.
b) Termometer elektronik
Termometer elektronik terdiri atas unit tampilan tenaga
batere yang dapat diisi ulang, kabel kawat yang tipis dan
alas yang memproses suhu yang dibungkus dengan kantung
plastik sekali pakai. Salah satu bentuk termometer
elektronik menggunakan alat seperti pensil.Probe tersendiri
yang anti pecah tersedia untuk oral dan rektal.Probe untuk
oral dapat juga digunakan untuk mengukur suhu di
aksila.Selama 20 sampai 50 detik dari insersi, pembacaan
terlihat pada unit tampilan tanda bunyi yang terdengar bila
puncak pembacaan suhu terukur.
Bentuk lain dari termometer elektronik digunakan secara
khusus untuk pengukuran timpanik. Spekulum otoskop
dengan ujung sensor inframerah mendeteksi penyebaran
panas dari membran timpani.Dalam 2 sampai 5 detik dari
mulai dimasukkan ke dalam kanal auditorius, hasilnya
terlihat pada layar.Tanda bunyi terdengar saat puncak
bacaan suhu telah tercapai.
c) Termometer sekali pakai
Termometer sekali pakai dan penggunaan tunggal
berbentuk strip kecil yang terbuat dari plastik dengan
sensor suhu pada salah satu ujungnya. Sensor tersebut
terdiri atas matrik dari lekukan seperti titik yang
mengandung bahan kimia yang larut dan berubah warna
pada perbedaan suhu.Digunakan untuk suhu oral dan aksila,
terutama pada anak-anak. Dipakai dengan cara yang sama
dengan termometer aksila dan digunakan hanya sekali.
Waktu yang dibutuhkan untuk menunjukkan suhu hanya 60
detik (Ericksonet al, 1996).Termometer di ambil dan dibaca
setelah sekitar 10 detik supaya stabil.
Bentuk lain dari termometer sekali pakai adalah koyo
(patch) atau pita sensitif suhu. Digunakan pada dahi atau
abdomen, koyo akan berubah warna pada suhu yang
berbeda.
Kedua jenis termometer sekali pakai ini berguna untuk
mengetahi suhu, khususnya pada bayi yang baru lahir.
Pemeriksaan fisik :
a. Hitung TTV ketika panas terus menerus dan sesuai
perintah(2/4 jam)
b. Inspeksi dan palpasi kulit, cek turgor (dingin, kering,
kemerahan, hangat, turgor menurun)
c. Tanda-tanda dehidrasi
d. Perubahan tingkah laku : bingung, disorientasi, gelisah,
disertai dengan sakit kepala, nyeri otot, nousea,
photopobia, lemah, letih, dll.
2.1.3 Pemeriksaan Penunjang
a. Kultur (luka, sputum, urune, darah)
Mengidentifikasi organism penyebab demam/radang.
Untuk menentukan obat yang efektif.
2.2.1 Definisi
Peningkatan suhu tubuh diatas rentang normal.
2.2.2 Batasan Karakteristik
Kulit merah
Suhu tubuh meningkat di atas rentang normal
Frekuensi napas meningkat
Kejang dan konvulsi
Kulit teraba hangat
Takikardia
Takipnea
2.2.3 Faktor yang Berhubungan
Dehidrasi
Penyakit atau trauma
Ketidakmampuan atau penurunan kemampuan untuk
berkeringat
Pakaian yang tidak tepat
Peningkatan laju metabolisme
Obat atau anesthesia
Terpajan pada lingkungan yang panas dalam waktu yang lama
Aktivitas berlebihan
2.2.4 Definisi
Suhu tubuh dibawah rentang normal
2.3 Perencanaan
2.3.1 Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama…..x 24 jam
suhu tubuh dalam rentang normal.
Dengan Kriteria Hasil :
Suhu tubuh dalam rentang normal 36,5 – 37,5 0C
Kulit tidak teraba hangat
Nadi dan pernafasan dalam rentang normal yaitu :
Nadi : 60 -100 x/ menit, RR : 16 – 24 x / menit, sistole : 90 –
140 mmHg, diastole : 60 – 90 mmHg.
Intervensi Rasional
1. Pantau tanda-tanda 1. Tanda-tanda vital merupakan
vital terutama suhu. acuan untuk mengetahui
keadaan umum pasien terutama
suhu tubuhnya
2. Beri pasien banyak 2. Dengan minum banyak air
minum air (1500-2000 diharapkan cairan yang hilang
cc/hari). dapat diganti
3. Beri pasien kompres air 3. Dengan kompres akan terjadi
hangat atau air dingin perpindahan panas secara
konduksi dan kompres hangat
akan mendilatasi pembuluh
darah
4. Beri selimut pendingin 4. Untuk mengurangi demam
umumnya lebih besar dari
39,5-400C dan untuk
mengurangi respon hipertermi
5. Pantau suhu 5. Suhu ruangan harus dirubah
lingkungan agar dapat membantu
mempertahankan suhu pasien
6. Pemberian oabt antibiotik unuk
6. Kolaborasi dalam mencegah infeksi pemberian
Pemberian obat obat antipiretik untuk
antipiretik dan antibiotik penurunan panas
Intervensi Rasional
1. Pantau tanda-tanda vital 1. Tanda-tanda vital
terutama suhu. merupakan acuan untuk
mengetahui keadaan umum
pasien terutama suhu
2. Atur suhu ruangan untuk tubuhnya
mempertahankan 2. Suhu ruangan harus diubah
kehangatan pasien agar dapat membantu
3. Selimuti kepala dan bagian mempertahankan suhu
tubuh pasien yang terbuka pasien
3. Melindungi pasien dari
pajanan udara dingin yang
4. Kolaborasi pemberian obat dapat memperparah kondisi
pasien
4. Mengurangi gejala penyakit
yang dirasakan pasien
(………………………………….) (…………………………….)