2 Januari-Juni 2017
ABSTRAK
Pemberian imunisasi dasar dilakukan sesuai dengan jadwal pemberian imunisasi yang telah
ditentukan yaitu: BCG/Polio-1 (1 bulan), DPT-HB-Hib-1/Polio-2 (2 bulan), DPT-HB-Hib-2/Polio-3
(3 bulan), DPT-HB-Hib-3/Polio-4 (4 bulan), dan Campak (9 bulan). Tujuan Penelitian adalah
Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan, pekerjaan, kepercayaan dan dukungan keluarga dengan
pemberian imunisasi dasar di posyandu di wilayah kerja puskesmas alalak selatan. Penelitian ini
bersifat survey analitik dengan rancangan Cross Sectional, pengambilan sampel dilakukan dengan
teknik Accidental sampling pada 58 ibu batita di posyandu di wilayah kerja Puskesmas alalak selatan
pada bulan Juli 2016. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kousioner.Uji statistik
menggunakan uji Chi Square dengan dengan batas kemaknaan α = 0,05. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebagian besar ibu batita yang lengkap membawa batitanya imunisasi dasar di
posyandu sebanyak 30 (51,7%). Berdasarkan analisis bivariat diketahui tingkat pengetahuan,
pekerjaan, kepercayaan dan dukungan keluarga memiliki hubungan yang bermakna dengan
pemberian imunisasi dasar di posyandu di wilayah kerja Puskesmas Alalak Selatan. Berdasarkan
hasil penelitian, saran yang dapat diberikan adalah untuk para ibu batita agar memaksimalkan
penggunaan sarana di Posyandu untuk memantau perkembangan dan pertumbuhan batitanya, dan
sangat pentingnya dukungan dari keluarga untuk memotivasi ibu batita datang ke Posyandu
PENDAHULUAN
Pembangunan kesehatan adalah upaya yang kematian bayi, dan angka kematian balita.
dilaksanakan oleh semua komponen bangsa Dewasa ini angka kematian ibu, angka kematian
Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan bayi, dan angka kematian balita di Indonesia
pengetahuan, kesadaran, kemauan dan masih sangat tinggi. Menurut data Survei
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang tahun 2012 menunjukkan bahwa angka kematian
setinggi-tingginya (Kemenkes RI, 2015). ibu sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup,
Sasaran pembangunan kesehatan tahun sedangkan menurut Riset Kesehatan Dasar
2015-2019 adalah meningkatnya derajat (RISKESDAS) tahun 2013 angka kematian bayi
kesehatan masyarakat yang ditunjukkan dengan sebesar 32 per 1000 kelahiran hidup, angka
meningkatnya umur harapan hidup menjadi 74 kematian balita sebesar 44 per 1000 kelahiran
tahun, menurunnya angka kematian bayi hidup, umur harapan hidup sebesar 69 tahun,
menjadi 24 per 1000 kelahiran hidup, dan prevalensi gizi kurang pada balita sebesar
menurunnya angka kematian balita menjadi 40 19,6% (Kemenkes RI, 2015).
per 1000 kelahiran hidup, menurunnya angka World Health Organization (WHO)
kematian ibu menjadi 306 per 100.000 kelahiran tahun 2013 menyebutkan bahwa 21,8 juta bayi
hidup, dan menurunnya prevalensi gizi kurang di seluruh dunia masih belum mendapatkan
pada balita menjadi 17% (Kemenkes RI, 2015). layanan imunisasi, dan 9,5 juta balita belum
Dalam upaya peningkatan derajat kesehatan mendapatkan imunisasi dasar secara lengkap.
masyarakat Indonesia, masih ditemukan Diperkirakan hampir 2 hingga 3 juta bayi
tantangan besar dalam pembangunan meninggal setiap tahunnya akibat penyakit
kesehatan yaitu angka kematian ibu, angka difteri, pertusis, tetanus, dan campak,
sedangkan 5,2 juta balita meninggal setiap dengan imunisasi yaitu dengan lima imunisasi
tahunnya akibat penyakit yang sesungguhnya dasar lengkap (LIL) adalah imunisasi yang wajib
dapat dicegah dengan imunisasi. Sementara itu diberikan pada bayi sebelum usia genap 1 tahun
di Wilayah Asia Tenggara setiap tahun lebih sesuai dengan jadwal pemberian imunisasi yang
dari 1,4 juta anak di dunia meninggal karena terdiri dari : BCG, DPT, HB, polio, dan campak.
berbagai penyakit yang sesungguhnya dapat Agar imunisasi menjangkau seluruh lapisan
dicegah dengan imunisasi, beberapa penyakit masyarakat maka perlu tindakan penyuluhan
menular yang termasuk ke dalam penyakit yang kepada orang tua khususnya yang memiliki bayi
Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) antara dan para calon ibu tentang pentingnya imunisasi
lain: Difteri, Tetanus, Hepatitis B, radang serta menganjurkan ibu agar mengajak
selaput otak, radang paru-paru, pertusis, dan anaknya ke posyandu atau puskesmas untuk
polio. Anak yang telah diberi imunisasi akan dilakukan pemberian imunisasi (Kemenkes
terlindungi dari berbagai penyakit berbahaya RI, 2013).
tersebut, yang dapat menimbulkan kecacatan Cakupan imunisasi dasar di Indonesia
atau kematian (Kemenkes RI, 2013). menurut World Health Organization (WHO)
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia tahun 2013 yaitu 98% untuk imunisasi BCG,
(IDAI) hasil survei yang dilakukan satuan 98% untuk imunisasi DPT 1, 85% untuk
petugas imunisasi, di Indonesia terjadi wabah imunisasi DPT 3, 4% untuk imunisasi Hib 3,
penyakit polio pada tahun 2005-2006 (385 anak 85% untuk imunisasi Hepatitis B, 86% untuk
lumpuh permanen), wabah campak tahun 2009- imunisasi polio 3, dan 97,85% untuk imunisasi
2010 (5.818 anak dirawat di rumah sakit dan 16 campak.Sedangkan cakupan Imunisasi Dasar
diantaranya meninggal), wabah difteri tahun Lengkap (IDL) di Indonesia tahun 2013
2010-2011 (816 anak di rawat di rumah sakit mencapai 86,8%, dan untuk Universal Child
dan 56 meninggal). Sementara itu di Jawa Timur Immunization (UCI) desa mencapai 82,9%.
tahun 2010-2012 terjadi wabah difteri (1.789 Berdasarkan cakupan imunisasi tersebut, untuk
anak dirawat di rumah sakit dan 94 anak cakupan imunisasi dasar lengkap di Indonesia
meninggal). Di Jawa Barat tahun 2009-2010 belum sesuai dengan yang sudah ditargetkan
penderita campak mencapai 950 orang, jumlah pada tahun 2013 yaitu 88%. (Kemenkes RI,
balita yang rentan terkena campak di Jawa Barat 2013)
mencapai 1,5 juta balita, selain itu terjadi wabah Puskesmas Alalak Selatan merupakan
polio tahun 2005-2006 di Sukabumi karena Puskesmas yang mempunyai tiga kelurahan
banyak bayi dan balita tidak di imunisasi polio yaitu, (1) Kelurahan Alalak Selatan, (2)
sehingga menyebabkan 385 anak lumpuh Kelurahan Kuin utara dan (3) Kelurahan
permanen. Mayoritas wabah penyakit tersebut Pangeran. Berdasarkan studi pendahuluan yang
disebabkan karena cakupan imunisasi yang telah dilakukan ditemukan masih belum
rendah (Kemenkes RI, 2013). tercapainya target pencapaian Imunisasi Dasar
Salah satu upaya preventif atau pencegahan di Wilayah Kerja Puskesmas Alalak Selatan.
untuk menurunkan angka kematian bayi dan Puskesmas Alalak Selatan telah menetapkan
balita serta mempertahankan status kesehatan target untuk Program Imunisasi sasaran target di
bayi dan balita yaitu imunisasi. Menurut tahun 2015 pencapaian targetnya 102,9% yang
Permenkes RI No. 42 Tahun 2013 tentang tercapai hanya 87,6%.
penyelenggaraan imunisasi menyatakan Kendala utama keberhasilan program
bahwa imunisasi merupakan upaya efektif imunisasi pada bayi di Puskesmas Alalak
untuk menurunkan angka kematian bayi dan Selatan yaitu rendahnya kesadaran ibu yang
balita (Kemenkes RI, 2013). mempunyai bayi untuk membawa anaknya di
Upaya yang dilakukan untuk menurunkan imunisasi. Hal ini terjadi karena orang tua
kematian bayi dan balita yaitu dengan sibuk bekerja, kurang memiliki waktu
meningkatkan cakupan imunisasi. Program sehingga perhatian terhadap kesehatan anakpun
imunisasi merupakan salah satu cara untuk berkurang, dan kurang pengetahuan tentang
memberikan kekebalan pada bayi dan anak imunisasi yang berhubungan dengan tingkat
terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan pengetahuan seperti masalah pengertian dan
imunisasi, sehingga anak dapat tumbuh dalam pemahaman karena masih banyak ibu yang
keadaan sehat. Kementrian Kesehatan Republik beranggapan salah tentang imunisasi yang
Indonesia telah menetapkan program imunisasi berkembang dalam masyarakat. dan tidak sedikit
dasar terhadap penyakit yang dapat dicegah
orang tua khawatir terhadap efek samping dari tingkat Pengetahuan, Pekerjaan, Kepercayaan
beberapa vaksin dan Dukungan Keluarga Dengan Pemberian
Selain itu, dukungan keluarga sangatlah Imunisasi Dasar Pada Batita di Wilayah
penting untuk ibu agar mempengaruhi Kerja Puskesmas Alalak Selatan
pengetahuan seorang ibu dan agar ibu
HASIL
termotivasi untuk membawa bayinya imunisasi,
Tabel 1 menunjukkan distribusi
agar bertambahnya kepercayaan ibu dengan
Frekuensi Responden berdasarkan Tingkat
pemberian imunisasi dasar pada bayi, sehingga
Pengetahuan ibu batita di Posyandu di Wilayah
dapat mempengaruhi status imunisasinya. Peran
kerja puskesmas alalak selatan dapat dilihat
seorang ibu pada program imunisasi
jumlah responden terbanyak adalah yang
sangatlah penting, karena orang terdekat
memiliki pengetahuan dengan kategori baik,
dengan bayi adalah ibu. Masalah
yaitu sebanyak 16 orang (27,6%), sedangkan
pengertian, pemahaman dan kepercayaan ibu
pengetahuan responden dengan kategori cukup
dalam program imunisasi tidak akan menjadi
adalah sebanyak 19 orang (32,8%), dan
halangan yang besar jika pendidikan dan
pengetahuan responden dengan kategori kurang
pengetahuan yang memadai tentang hal tersebut.
adalah sebanyak 23 orang (39,7%).
Peran petugas imunisasi dalam memberikan
pengetahuan tentang imunisasi merupakan salah Tabel 1. Distribusi Frekuesni Tingkat
satu tindakan yang paling penting dan paling Pengetahuan Batita
spesifik untuk mencegah penyakit yaitu dengan Tingkat
Frekuensi Persentase (%)
memberikan pengetahuan atau penyuluhan Pengetahuan
Baik 16 27,6
kesehatan tentang imunisasi. Suksesnya upaya
Cukup 19 32,8
tersebut sangat ditentukan oleh motivasi
Kurang 23 39,7
keluarga dalam memberikan imunisasi kepada Total 58 100
anaknya, hal itu tidak terlepas dari bagaimana
memberikan sosialisasi tentang imunisasi Tabel 2 menunjukkan distribusi
kepada masyarakat, tersedianya sarana Frekuensi Responden berdasarkan pekerjaan
pelayanan imunisasi yang baik dan ramah, dan ibu batita di Posyandu di Wilayah kerja
cara pemberian imunisasi yang aman. Oleh puskesmas alalak selatan yang dapat dilihat
karena itu peran petugas imunisasi dalam bahwa jumlah responden terbanyak adalah
memberikan promosi pelayanan imunisasi yang tidak bekerja, yaitu sebanyak 34 orang
merupakan bagian integral bagi kesehatan. (58,6%), sedangkan responden yang bekerja
adalah sebanyak 24 orang (41,4%).
METODOLOGI Tabel 2. Distribusi frekuensi responden
Penelitian ini menggunakan desain Cross
berdasarkan pekerjaan ibu batita
Sectional karena pengambilan data variabel
independen dan variabel dependen dilakukan Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)
dalam waktu bersamaan. Penelitian ini Tidak Bekerja 34 58,6
bersifat analitik karena akan melihat hubungan Bekerja 24 41,4
antara variabel independen dan variabel Total 58 100
dependen. Populasi dalam penelitian ini adalah Tabel 3 menunjukkan distribusi frekuensi
semua ibu yang mempunyai batita umur 12–18 responden berdasarkan kepercayaan ibu batita di
bulan yang terdaftar di Posyandu di Wilayah Posyandu di Wilayah kerja puskesmas alalak
Kerja Puskesmas Alalak Selatan. Besar sampel selatan yang menunjukkan sebagian besar
dengan menggunakan perhitungan sampel responden adalah yang memiliki kepercayaan,
menggunakan rumus Slovin dan didapatkan hasil yaitu sebanyak 32 orang (55,2%), sedangkan
sebanyak 58 sampel. Pada penelitian ini responden yang tidak percaya adalah
teknik pengambilan sampel yang sebanyak 26 orang (44,8%).
digunakan yaitu dengan cara“Non Random
Tabel 3. Distribusi frekuensi responden
Sampling” yaitu pengambilan sampel secara
berdasarkan kepercayaan ibu batita
tidak acak. Teknik Accidental sampling adalah Kepercayaan Frekuensi Persentase (%)
pengambilan sampel aksidental ini dilakukan 32 55,2
Percaya
dengan mengambil responden yang kebetulan 26 44,8
Tidak Percaya
ada ditempat sesuai dengan konteks
Total 58 100
penelitian yang digunakan untuk memenuhi data
Tabel 4 menunjukkan distribusi frekuensi kecil dari nilai α (0,05), hal ini berarti bahwa
responden berdasarkan Dukungan Keluarga di ada hubungan yang secara statistik bermakna
Posyandu di Wilayah kerja puskesmas alalak antara pengetahuan dengan pemberian
selatan yang menunjukkan sebagian besar imunisasi dasar.
responden adalah yang mendapatkan dukungan Selanjutnya Tabel 7. memberikan
dari keluarga, yaitu sebanyak 34 orang (58,6%), hubungan pekerjaan ibu dengan pemberian
sedangkan responden yang tidak mendapatkan imunisasi dasar pada batita posyandu di
dukungan dari keluarga adalah sebanyak 24 wilayah kerja puskesmas Alalak yang
orang (41,4%). menunjukkan bahwa responden yang
batitanya imunisasi dasar lengkap 30 orang
Tabel 4. Distribusi frekuensi responden
(51,7) yang imunisasi tidak lengkap 28 orang
berdasarkan dukungan keluarga
(48,3) dan responden yang tidak bekerja adalah
Dukungan Persentase sebanyak 34 orang, yang terdiri dari responden
Frekuensi
Keluarga (%) yang melakukan pemberian imunisasi dasar
Didukung 34 58,6 dengan kategori tidak lengkap sebanyak 12
Tidak Didukung 24 41,4 orang (35,3%), dan responden yang melakukan
Total 58 100 pemberian imunisasi dasar dengan kategori
Tabel 5 menunjukkan distribusi frekuensi lengkap sebanyak 22 orang (64,7%).
responden berdasarkan status imunisasi batita di Berdasarkan uji statistik hubungan antara
posyandu di wilayah kerja puskesmas alalak pekerjaan dengan pemberian imunisasi dasar
diperoleh nilai p. value = 0,000 dengan
selatan Berdasarkan tabel diperoleh bahwa
demikian p. value lebih kecil dari nilai α
sebagian besar responden adalah yang
(0,05), hal ini berarti bahwa ada hubungan yang
memberikan imunisasi dasar dengan kategori
secara statistik bermakna antara pekerjaan
lengkap, yaitu sebanyak 30 orang (51,7%),
dengan pemberian imunisasi dasar.
sedangkan responden yang tidak
Tabel 8. menyajikan hubungan kepercayaan
memberikan imunisasi dasar dengan kategori
ibu dengan pemberian imunisasi dasar pada
tidak lengkap adalah sebanyak 28 orang
batita posyandu di wilayah kerja puskesmas
(48,3%).
Alalak. Responden yang batitanya dengan
Tabel 5. Distribusi frekuensi responden pemberian imunisasi dasar lengkap 30 orang
berdasarkan status imunisasi batita (51,7) yang tidak lengkap dengan pemberian
Status Persentase imunisasi dasar 28 (48,3) dan dengan kategori
Frekuensi
Imunisasi (%) percaya adalah sebanyak 32 orang, yang terdiri
Lengkap 30 51,7 dari responden yang melakukan pemberian
Tidak Lengkap 28 48,3 imunisasi dasar dengan kategori tidak lengkap
Total 58 100 sebanyak 6 orang (18,8%), dan responden yang
Tabel 6 menunjukkan hubungan melakukan pemberian imunisasi dasar
pengetahuan ibu dengan pemberian imunisasi dengan kategori lengkap sebanyak 26 orang
dasar pada batita posyandu di wilayah kerja (81,3%). Berdasarkan uji statistik hubungan
puskesmas Alalak yang menunjukkan bahwa antara kepercayaan dengan pemberian imunisasi
responden yang batitanya dengan pemberian dasar diperoleh nilai p. value = 0,000 dengan
imunisasi dasar lengkap sebanyak 30 orang demikian p. value lebih kecil dari nilai α (0,05),
(51,7), Pengetahuan dengan kategori pemberian hal ini berarti bahwa ada hubungan yang secara
imunisasi dasar tidak lengkap 28 orang (48,3) statistik bermakna antara kepercayaan dengan
dan yang memiliki pengetahuan dengan pemberian imunisasi dasar
kategore baik adalah sebanyak 16 orang, yang Berdasarkan tabel 9. Menyajikan data
terdiri dari responden yang melakukan hubungan dukungan ibu dengan pemberian
pemberian imunisasi dasar dengan kategori imunisasi dasar pada batita posyandu di wilayah
tidak lengkap sebanyak 5 orang (31,3%), dan kerja puskesmas Alalak. Responden yang
responden yang melakukan pemberian batitanya dengan pemberian imunisasi dasar
imunisasi dasar dengan kategori lengkap Lengkap 30 orang (51,7) yang pemberian
sebanyak 11 orang (68,8%). Berdasarkan uji imunisasi dasar tidak lengkap (28) orang (48,3)
statistik hubungan antara pengetahuan dengan dan dukungan keluarga yang mendukung
pemberian imunisasi dasar diperoleh nilai p. sebanyak 34 orang, yang terdiri dari responden
value = 0,000 dengan demikian p. value lebih yang melakukan pemberian imunisasi dasar
dengan kategori tidak lengkap sebanyak 6 dasar diperoleh nilai p. value = 0,000 dengan
orang (17,6%), dan responden yang demikian p. value lebih kecil dari nilai α (0,05),
melakukan pemberian imunisasi dasar dengan hal ini berarti bahwa ada hubungan yang secara
kategori lengkap sebanyak 28 orang (82,4%). statistik bermakna antara dukungan keluarga
Berdasarkan uji statistik hubungan antara dengan pemberian imunisasi dasar.
dukungan keluarga dengan pemberian imunisasi
Tabel 6. Hubungan pengetahuan ibu dengan pemberian imunisasi dasar
pada batita posyandu di wilayah kerja puskesmas Alalak
Pengetahuan Pemberian Imunisasi Dasar P Value
Lengkap Tidak Lengkap Total 0.000
n % N % N %
Baik 11 68,8 5 31,3 16 100
Cukup 12 63,2 7 36,8 19 100
Kurang 7 30,4 16 69,6 23 100
Total 30 51,7 28 48,3 58 100
dasar lengkap pada balita. Penelitian ini sesuai keluarga dari responden yang membuat
dengan penelitian yang telah dilakukan karena responden termotivasi membawa batitanya
hanya ibu yang mempunyai pengetahuan baik keposyandu atau puskesmas. Bahkan ada juga
yang memberikan anaknya imunisasi secara responden yang tidak bekerja tetapi status
lengkap, dibandingkan ibu yang berpengetahuan imunisasi dasar pada batitanya tidak lengkap itu
kurang. Pengetahuan yang baik ini dapat karena faktor pengetahuannya kurang, tidak
menyebabkan perubahan perilaku ibu yang percayanya responden dengan manfaat atau
terbiasa dengan tradisi yang telah ada tujuan imunisasi untuk kesehatan batitanya dan
dikeluarga, khususnya tradisi yang terbiasa tidak tidak adanya dukungan dari keluarga responden
memberikan imunisasi pada bayi atau balitanya. agar responden membawa batitanya keposyandu
atau puskesmas.
Hubungan Pekerjaan Ibu Batita Dengan
Hal ini sesuai menurut Khomsan (2007)
Pemberian Imunisasi Dasar Pada batita Di
bahwa pekerjaan termasuk ke dalam salah
Posyandu
satu sumber pendapatan dalam keluarga
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada
dengan adanya pekerjaan tetap dalam suatu
hubungan antara pengetahuan ibu dengan
keluarga, maka keluarga tersebut relatif terjamin
pemberian imunisasi dasar dari 58 responden
pendapatannya setiap bulan. Jika keluarga tidak
batita dengan pemberian imunisasi dasar
memiliki pekerjaan tetap, maka pendapatan
lengkap 30 orang (51,7) yang tidak lengkap
keluarga setiap bulannya juga tidak dapat
dengan pemberian imunisasi dasar 28 (48,3)
dipastikan seseorang yang mempunyai
yang tidak bekerja adalah sebanyak 34 orang,
pekerjaan dengan waktu yang cukup padat akan
yang terdiri dari responden yang melakukan
mempengaruhi ketidakhadiran dalam
pemberian imunisasi dasar dengan kategori tidak
pelaksanaan Posyandu. Pada umumnya orang
lengkap sebanyak 12 orang (35,3%), dan
tua tidak mempunyai waktu luang, sehingga
responden yang melakukan pemberian imunisasi
semakin tinggi aktivitas pekerjaan orang tua
dasar dengan kategori lengkap sebanyak 22
semakin sulit datang ke Posyandu. Hal ini
orang (64,7%).
sesuai dengan penelitian Sambas (2012) yang
Selanjutnya responden yang bekerja adalah
menyatakan bahwa ibu batita yang tidak bekerja
sebanyak 24 orang, yang terdiri dari responden
berpeluang baik untuk berkunjung ke Posyandu
yang melakukan pemberian imunisasi dasar
dibandingkan dengan ibu yang bekerja.
dengan kategori tidak lengkap sebanyak 16
orang (66,7%), dan responden yang melakukan Hubungan Kepercayaan Ibu Batita Dengan
pemberian imunisasi dasar dengan kategori Pemberian Imunisasi Dasar Pada batita Di
lengkap sebanyak 8 orang (33,3%). Posyandu
Dari hasil penelitian wawancara dengan Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada
kuesioner kepada responden, menunjukkan hubungan antara pengetahuan ibu dengan
bahwa ada hubungan antara pekerjaan ibu pemberian imunisasi dasar dari 58 responden
dengan pemberian imunisasi dasar dari 58 batita dengan pemberian imunisasi dasar
responden batita dengan pemberian imunisasi lengkap 30 orang (51,7) yang tidak lengkap
dasar lengkap 30 orang (51,7) yang tidak dengan pemberian imunisasi dasar 28 (48,3)
lengkap dengan pemberian imunisasi dasar 28 yang memiliki kepercayaan dengan kategori
(48,3) responden yang berkerja sebanyak 24 percaya adalah sebanyak 32 orang, yang
(41,4) sedangan yang tidak berkerja 34 orang terdiri dari responden yang melakukan
(58,6) sebagian besar responden yang tidak pemberian imunisasi dasar dengan kategori tidak
bekerja lebih banyak berpeluang untuk lengkap sebanyak 6 orang (18,8%), dan
melakukan pemberian imunisasi dasar responden yang melakukan pemberian
lengkap pada batitanya dibandingan responden imunisasi dasar dengan kategori lengkap
yang berkerja, oleh sebab itu pekerjaan sangat sebanyak 26 orang (81,3%).
berperan penting dengan pemberian imunisasi Selanjutnya responden yang memiliki
dasar. Tetapi ada juga responden yang bekerja kepercayaan dengan kategori tidak percaya
pemberian imunisasi dasar pada batitanya adalah sebanyak 26 orang, yang terdiri dari
lengkap itu karena faktor dari pengetahuan responden yang melakukan pemberian imunisasi
responden baik, kepercayaan responden dasar dengan kategori tidak lengkap sebanyak
dengan manfaat atau tujuan dari imunisasi 22 orang (84,6%), dan responden yang
untuk sehatan batitanya dan adanya dukungan melakukan pemberian imunisasi dasar
pemberian imunisasi dasar pada batitanya pertumbuhan batitanya; (2) Bagi Puskesmas
tidak lengkap kerena faktor pengetahuannya perlunya ditingkatkan lagi penyuluhan tentang
kurang tentang manfaat dan tujuan dari pentingnya imunisasi dasar untuk kesehatan
imunisasi dasar, bekerjanya responden yang dan kekebalan tubuh batita agar terhindar dari
menyebabkan responden tidak bisa membawa penyakit berbahaya, untuk meningkatkan
batitanya imunisasi dasar dan tidak adanya pengetahuan ibu-ibu sehingga ibu – ibu bisa
kepercayaan responden dengan manfaat dan mengerti apa tujuan dan manfaat dari imunisasi
tujuan imunisasi dasar untuk kesehatan untuk kesehatan batitanya. Dan perlunya
batitanya. Ada juga tidak adanya dukungan dari pelatihan kader agar lebih bisa menyampaikan
keluarga tetapi imunisasi dasarnya lengkap informasi kesehatan kepada ibu-ibu; (3) Bagi
karena faktor pengetahuan responden baik dan Peneliti Selanjutnya hasil penelitian ini dapat
responden mengetahui manfaat atau tujuan dipakai sebagai referensi penelitian selanjutnya
dari imunisasi dasar untuk kesehatan batitanya, yang berkaitan dengan pemberian imunisasi
tidak bekerjanya responden dan kepercayaan dasar di posyandu. Dan untuk peneliti
responden dengan manfaat dan tujuan imunisasi selanjutnya diharapkan melakukan penelitian
agar batitanya terhindar dari penyakit berbahaya. lebih lanjut untuk mengetahui variabel lain
Berdasarkan Penelitian Mubarak (2012) yang diduga berpengaruh terhadap status
pengaruh antara dukungan keluarga dengan imunisasi dasar.
kelengkapan imunisasi terdapat pengaruh antara
DAFTAR RUJUKAN
dukungan keluarga terhadap ketidaklengkapan
status imunisasi pada bayi atau batita. Terdapat Anandita. (2010). Pengantar ilmu pemberian
adanya pengaruh ini dikarenakan responden imunisasi dasar. Jogjakarta: D-Medika
yang memilki bayi atau batita dengan status Arikunto. (2013). Prosedur Penelitian suatu
imunisasi tidak lengkap sebagian besar tidak Pendekatan Praktek. Rineka Cipta. Jakarta
mendapat dukungan dari keluarganya, dan hal Departemen Kesehatan RI. (2014).
itu bertolak belakang dengan responden yang Keputusan Menteri Kesehatan Republik
memilki bayi atau batita dengan status Indonesia Nomor: 482/Menkes/SK/IV/2010
imunisasi lengkap yang sebagian besar Tentang Gerakan Akselerasi Imunisasi
mendapat dukungan dari keluarga Nasional pada balita Universal Child
Immunization 2010-2014. Jakarta.
SIMPULAN DAN SARAN Departemen Kesehatan RI. ( 2006).
Sesuai dengan hasil dan pembahasan Keputusan Menteri Kesehatan Republik
maka dapat disimpulkan (1) Ada hubungan Indonesia. Tentang pentingnya posyandu
yang bermakna antara pengetahuan ibu dengan pada bayi dan balita. Jakarta.
pemberian imunisasi dasar ibu batita di Departemen Kesehatan RI. ( 2008). Profil
posyandu dengan nilai P=Value 0,000; (2) Ada Kesehatan Indonesia 2007. Available
hubungan yang bermakna antara pekerjaan ibu online: http://www.depkes.go.id. 20 mei
batita dengan pemberian imunisasi dasar di 2016
posyandu dengan nilai P=Value 0,000; (3) Ada Dinas provinsi jawa barat. (2014). Cakupan
hubungan yang bermakna antara kepercayaan Universal Child Immunization (UCI)
ibu batita dengan pemberian imunisasi dasar di Eko & Hesty. (2009). Teori dan pengukuran
posyandu dengan nilai P=Value 0,000; dan (4) pengetahuan, kepercayaan dan prilaku
Ada hubungan yang bermakna antara dukungan Manusia e-jurnal stikesmuh.ac.id .
keluarga ibu batita dengan pemberian imunisasi Jogjakarta.
dasar di posyandu dengan nilai P=Value 0,000. Hidayat. (2013). Metode Penelitian kesehatan
Selanjutnya disarankan (1) Bagi Ibu masyarakat dan Teknik Analisis Data.
Perlunya selalu membawa batitanya ke Salemba Medika . Jakarta.
posyandu untuk lebih meningkatkan kesadaran IDAI. (2013). Pedoman Imunisasi di Indonesia.
secara optimal tentang pentingnya tumbuh Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak
kembang batitadengan cara mengikuti Indonesia
kegiatan pendidikan kesehatan yang Kementrian Kesehatan RI. (2013) 2015.2/14
diadakan oleh puskesmas maupun sumber Menkes luncurkan vaksin dan program
informasi lainnya.untuk para ibu batita agar imunisasi lanjutan bagi batita, diakses
memaksimalkan penggunaan sarana di melalui kemenkes.go.id tanggal 18 juni
Posyandu untuk memantau perkembangan dan 2016