KEPANITERAAN KLINIK
NIM : 112017258
Identitas Pasien
Pasien
Ibu Pasien
Keluhan utama : anak datang ke IGD Rumah Sakit dengan muntah-muntah 2 hari SMRS
Keluhan tambahan : demam tanpa disertai dengan menggigil, diare, dan lemas 3 hari SMRS
Dari hasil anamnesis yang diperoleh dari ibu yang mengantar pasien, diketahui bahwa
3 hari SMRS anak mengalami diare, feses cair dan berwarna cokelat, darah maupun
lendir disangkaloleh ibu. BAB anak sekitar 4 kali dalam sehari dengan volume setiap kali BAB
sekitar satu gelas air minum. ibu mengatakan bahwa anak juga demam 3 hari SMRS, namun ibu
tidak melakukan pengukuran suhu tubuh anak dengan menggunakan termometer sehingga tidak
mengetahui secara pasti suhu anak ketika demam. Demam pada anak naik turun, namun menurut
ibu tidak ada waktu spesifik kapan demam naik dan kapan demam turun. Demam pada anak
tidak disertai menggigil maupun kejang. Ibu mengatakan bahwa lingkungan tempat tinggal tidak
banyak nyamuk dan tempat tidur anak dipasangi kelambu.
2 hari SMRS, anak muntah-muntah, sehari anak muntah lebih dari 3 kali. Muntahannya
berisikan ASI yang diminum oleh anak. Menurut ibu, anak masih mau minum ASI. Dan Buang
air kecil pada anak masih lancar. Sebelum dibawa oleh ibu ke Rumah Sakit anak belum
diberikan obat.
SMRS anak muntah-muntah, demam menggigil, diare masih sekitar 4 kali sehari dengan
volume yang sama seperti hari sebelumnya.
Riwayat Kehamilan
Riwayat Imunisasi
Riwayat Perkembangan
*Psikomotor :
*Tengkurap : 4 bulan
*Duduk : 6 bulan
Pemeriksaan Umum
Kepala
*Rambut dan kulit kepala : alopesia(-), warna rambut hitam, rambut tidak mudah
tercabut
*Hidung : lapang, sekret (-)/(-), tidak ada deviasi septum, tidak ada
nafas cuping hidung
drip
Paru
Inspeksi : pergerakan dinding dada simetris, tidak nampak adanya retraksi, lesi
maupun massa pada dinding dada
Palpasi : vokal fremitus kiri dan kanan sama, tidak teraba adanya massa, serta
tidak ada nyeri
Perkusi : sonor/sonor
Jantung
Palpasi : ictus cordis teraba kuat angkat di linea mid-clavicula kiri pada ICS 5
Abdomen
Inspeksi : perut anak tampak datar, tidak nampak ada lesi, massa, maupun bekas
luka operasi
Palpasi : tidak ada distensi abdomen, undulasi (-), splenomegali (-), hepatomegali
(-), turgor kulit kembali lambat
Anggota gerak : bentuk normal, akral teraba hangat, tidak nampak adanya sianosis, CRT
< 3 detik, gerakan otot dan tonus pada anak baik
Tulang belakang : normal
Pemeriksaan Penunjang
*Elektrolit : Natrium 136 mEq/L, Kalium 2,5 mEq/L, Klorida 102 mEq/L
Data Antropometri
Lingkar kepala : 43 cm
Resume
Os datang ke IGD Rumah Sakit Tarakan dibawa oleh ibunya karena anak lemas dan
muntah-muntah sejak 2 hari SMRS, diketahui anak juga mengalami diare dan demam sejak 3
hari SMRS. Frekuensi BAB anak sekitar 4 kali dalam sehari, dengan konsistensi feses cair,
berwarna cokelat kekuningan dan tidak ada darah mapun lendir pada feses, volume feses setiap
kali BAB kurang lebih adalah satu gelas. Demam yang dialami pasien naik turun, namun tidak
ada waktu spesifik kapan demam naik dan kapan demam turun. Pada saat demam, pasien tidak
menggigil maupun kejang. Pasien mulai muntah-muntah 2 hari SMRS,dalam sehari pasien
muntah lebih dari 3 kali, muntahan berisi ASI yang diminum oleh pasien. Anak masih mau
minum ASI dan BAK masih lancar. Pada pemeriksaan fisik, pasien tampak lemah, takikardi,
ditemukan UUB pasien cekung, mukosa mulut kering, mata yang cekung dan turgor kulit yang
menurun. Pemeriksaan darah rutin didapatkan hematokrit meningkat dan leukosit meningkat dan
pada pemeriksaan elektrolit didapati nilai kalium menurun.
Diagnosis Kerja
Dasar Diagnosis
Pasien dengan keluhan diare dan demam 3 hari SMRS, dengan frekuensi BAB 4 kali dalam
sehari, konsistensi feses cair, berwarna cokelat kekuningan dan tidak disertai darah maupun
lendir pada feses, volume feses setiap kali BAB kurang lebih adalah satu gelas. Demam yang
dialami naik turun, namun tidak ada waktu spesifik kapan demam naik dan kapan demam turun.
Pasien tidak menggigil serta tidak mengalami kejang ketika sedang demam. Kemudian, 2 hari
SMRS anak mulai muntah-muntah lebih dari 3 kali dalam sehari, muntahan berisi ASI yang
diminum oleh pasien. Pada pemeriksaan fisik didapati pasien tampak lemah, takikardi, UUB
cekung, mukosa mulut kering, mata cekung dan turgor kulit menurun. Pemeriksaan darah rutin
didapatkan peningkatan pada hematokrit dan leukosit serta penurunan pada kalium.
Diagnosis Banding
Demam Tifoid
Disentri Amuba/Disentri Basiler
Dasar dari diagnosis banding demam tifoid adalah karena pasien mengalami demam
yang naik turun, namun menurut ibu tidak ada waktu spesifik kapan demam naik dan kapan
demam turun. Pada hasil anamnesis, diketahui bahwa anak demam 3 hari SMRS, sedangkan
salah satu manifestasi klinik demam tifoid adalah demam >7 hari. Pemeriksaan fisik tidak
didapatkan adanya coated tongue, splenomegali dan hepatomegali pada pasien, yang mana
merupakan manifestasi klinik dari demam tifoid.
Dasar dari diagnosis banding disentri amuba/disentri basiler adalah karena diare yang
dialami oleh anak sejak 3 hari SMRS dengan frekuensi BAB sekitar 4 kali dalam sehari dan
muntah yang dialami pasien 2 hari SMRS dengan frekuensi muntah lebih dari 3 kali dalam sehari
yang mengakibatkan anak tampak lemah. Namun, tidak dijadikan diagnosis kerja karena
diketahui bahwa tidak ada lendir ataupun darah pada feses pasien.
Jelaskan kepada ibu tentang 4 aturan perawatan di rumah : beri cairan tambahan, beri tablet zinc,
lanjutkan pemberian makan, dan kapan harus kembali.
o Anak telah diobati dengan Rencana Terapi B atau C dalam kunjungan ini.
o Anak tidak dapat kembali ke klinik jika diarenya bertambah parah.
Ajari ibu cara mencampur dan memberikan oralit. Beri ibu 6 bungkus oralit (200
ml) untuk digunakan di rumah.
Tunjukkan kepada ibu berapa banyak cairan termasuk oralit yang harus diberikan
sebagai tambahan bagi kebutuhan cairannya sehari-hari:
< 2 tahun 50 sampai 100 ml setiap kali BAB
≥ 2 tahun 100 sampai 200 ml setiap kali BAB
o Jika anak menginginkan oralit lebih banyak dari pedoman di atas, berikan sesuai
kehilangan cairan yang sedang berlangsung.
o Untuk anak berumur kurang dari 6 bulan yang tidak menyusu, beri juga 100-200 ml air
matang selama periode ini.
o Mulailah memberi makan segera setelah anak ingin makan.
o Lanjutkan pemberian ASI.
Prognosis
Ad vitam : Ad bonam
Ad functionam : Ad bonam
Ad sanationam : Ad bonam