PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit asam urat (Gout) merupakan akibat dari konsumsi zat purin secara
berlebihan. Purin diolah tubuh menjadi asam urat, tapi jika kadar asam urat
berlebih, ginjal tidak mampu mengeluarkan sehingga kristal asam urat
menumpuk di persendian. Akibatnya sendi terasa nyeri, bengkak dan meradang.
Insiden penyakit gout sebesar 1-2%, terutama terjadi pada usia 30-40 tahun dan
20 kali lebih sering pada pria daripada wanita. Penyakit ini terutama menyerang
sendi tangan dan bagian metatarsofangeal kaki. Penyakit ini bersifat
multisistemik yang disebabkan oleh hiperurisemia dan penimbunan kristal
asam urat di dalam jaringan. Asam urat merupakan hasil akhir metabolisme
purin.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Pendidikan kesehatan ini berguna untuk menambah pengetahuan dan
menambah wawasan bagi klien dan keluarga.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Asam Urat.
b. Mengetahui dan memahami konsep asuhan keperawatan pada pasien
dengan Asam Urat.
C. Referensi
Smeltzer, S.C, 2011, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth, Vol 2, EGC, Jakarta
1
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Konsep Dasar
1. Konsep Keluarga
a. Definisi keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di
bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Effendi, 2004).
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih individu yang bergabung
karena hubungan darah, perkawinan, atau adopsi, hidup dalam satu rumah
tangga, saling berinteraksi satu sama lainnya dalam perannya dan
menciptakan dan mempertahankan suatu budaya (Bailon dan Maglaya, 1989
dalam Mubarak 2002).
b. Struktur keluarga
2
Karakteristik komunikasi keluarga berfungsi untuk :
2) Struktur peran
3) Struktur kekuatan
3
c. Tipe atau Bentuk Keluarga
Keluarga yang terdiri dari pria atau wanita, mungkin karena telah
bercerai, berpisah, ditinggal mati atau mungkin tidak pernah
menikah, serta anak-anak mereka yang tinggal bersama.
4
7) Keluarga Serial (Serial Family)
Keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang telah menikah
dan mungkin telah punya anak, tetapi kemudian bercerai dan
masing-masing menikah lagi serta memiliki anak-anak dengan
pasangannya masing-masing, tetapi semuanya mengganggap sebagai
satu keluarga.
Keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang hidup bersama
tanpa ada ikatan perkawinan yang sah.
d. Fungsi Keluarga
5
mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan
untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Tugas perkembangan:
6
konseling KB, hubungan perkawinan yang kokoh dan bergairah
sangat penting bagi stabilitas dan moral keluarga.
Masalah kesehatan : pendidikan maternitas, perawatan bayi
yang baik, pengenalan dan penanganan masalah kesehatan fisik
secara dini, imunisasi, tumbuh kembang.
3) Tahap III : keluarga dengan anak usia pra sekolah dimulai ketika anak
pertama berusia dua setengah tahun, dan berakhir ketika anak berusia
5 tahun.
4) Tahap IV : keluarga dengan anak usia sekolah, dimulai ketika anak
pertama berusia 6 tahun dan mulai masuk sekolah dasar dan berakhir
pada usia 13 tahun, awal dari masa remaja.
5) Tahap V : keluarga dengan anak remaja yang dimulai ketika anak
pertama melewati umur 13 tahun, berlangsung selama 6 sampai 7
tahun. Tahap ini dapat lebih singkat jika anak meninggalkan
keluarganya lebih awal atau lebih lama jika anak masih tinggal
dirumah hingga berumur 19 atau 20 tahun.
6) Tahap VI : keluarga yang melepas anak usia dewasa muda yang
ditandai oleh anak pertama meninggalkan rumah orang tua dan
berakhir dengan “rumah kosong”, ketika anak terakhir meninggalkan
rumah. Tahap ini dapat singkat atau agak panjang, tergantung pada
berapa banyak anak yang belum menikah yang masih tinggal
dirumah. Fase ini ditandai oleh tahun-tahun puncak persiapan dari
dan oleh anak-anak untuk kehidupan dewasa yang mandiri.
7) Tahap VII : orang tua usia pertengahan, dimulai ketika anak terakhir
meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun atau kematian
salah satu pasangan.
8) Tahap VIII : keluarga dalam masa pensiun dan lansia diawali dengan
salah satu pasangan meninggal dan berakhir dengan pasangan lainnya
meninggal.
7
Menurut Nursalam (2008) dalam bukunya Proses dan Dokumentasi
Keperawatan Konsep dan Praktik, proseskeperawatan adalah metode dimana suatu
konsep diterapkan dalam praktik keperawatan. Proses keperawatan terdiri dari
lima tahap yang berhubungan dan berurutan yaitu penkajian, diagnosis
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
1. Observasi
2. Wawancara
3. Studi dokumentasi
4. Pemeriksaan fisik
8
Proses keperawatan keluarga terdiri pengkajian, diagnosis keperawatan,
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi yang selalu terdokumentasi. Secara
terperinci, proses keperawatan yaitu :
1. Pengkajian
9
b. Pengkajian ini berfokus sesuai data yang diperoleh dari unit layanan
kesehatan.
2) Data lingkungan
5) Perkembangan keluarga
1) Fisik
2) Mental
3) Emosi
4) Sosial
5) Spritual
10
1) Komunikasi
2) Observasi
3) Pemeriksaan fisik
Menurut Sri Setyowati dan Arita Murwani (2008) dalam bukunya Asuhan
Keperawatn Keluarga, hal-hal yang perlu digali dalam pengkajian antara lain :
a. Pengumpulan data
1) Data umum
11
a) Nama KK, alamat dan telepon
c) Tipe keluarga
d) Suku bangsa
e) Agama
12
(bila lansia ikut dengan keluarga) tetapi bila tidak maka
tahapannya adalah keluarga dengan remaja.
e) Karakteristik rumah
13
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk
berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh
mana keluarga berinteraksi dengan masyarakat.
3) Struktur keluarga
a) Pola komunikasi
c) Struktur peran
4) Fungsi keluarga
a) Fungsi afektif
14
Gambaran anggota kelurga, perasaan memiliki dan dimiliki
dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga
lainya.
b) Fungsi sosialis
d) Fungsi reproduksi
e) Fungsi ekonomi
15
5) Stres dan koping keluarga
c) Strategi koping
6) Pemeriksaan fisik
7) Harapan keluarga
16
b. Analisa data
3) Karakteristik keluarga
2. Diagnosis Keperawatan
b. Penyebab (E) atau etiologi adalah faktor klinik dan personal yang
dapat merubah status kesehatan atau mempengaruhi perkembangan
masalah.
c. Tanda atau gejala (S) adalah data-data subjektif dan objektif yang
ditemukan sebagai komponen pendukung terhadap diagnosi
keperawatan actual dan resiko.
17
a. Penilaian (skoring) diagnosis keperawatan menurut Bailon dan
Maglaya (1978) sebagai berikut :
1 Sifat masalah 1
Tidak/kurang sehata 3
Ancaman kesehatan 2
Krisis atau keadaan sejahtera 1
4 Menonjolkan masalah 1
Masalah berat, harus segera ditangani 2
Ada masalah, tetapi tidak segera ditangani 1
Masalah tidak dirasakan 0
18
3) Jumlahkan skor untuk semua kriteria skor tertinggi adalah 5.
1) Sifat masalah
3) Potensi masalah
19
c) Kelompok risiko, adanya kelompok resiko tinggi atau
kelompok resiko yang peka atau rawan, hal ini menambah
masalah bisa dicegah
20
3. Perencanaan
4) Pelaksanaan tindakan
4. Pelaksanaan
21
mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan, serta
mendorong sikap emosi yang sehat terhadap msalah.
5. Evaluasi
22
keperawatan. Evaluasi kualitas asuhan keperawatan dapat dilakukan
dengan :
6. Dokumentasi
23
e. Sebagai alat pertanggungjawaban dan pertanggunggugatan asuhan
keperawatan yang diberikan terhadap klien.
24
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
DISUSUN OLEH :
NIM : PO.62.20.1.16.167
2019
BAB III
Umur : 38 Tahun
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Suku/Bangsa : jawa
TTL
/Um
No Jenis Hub. dg ur
Nama Pendidikan Pekerjaan
. kelamin KK
(Tah
un)
26
c. Genogram 3 (tiga) Generasi
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Kepala Keluarga
: Meninggal
:Serumah
-
d. Tipe Keluarga
Tipe keluarga adalah single adult di karenakan Ny. W memilih
tinggal sendiri.
27
f. Identifikasi Agama
Ny. W mengatakan dia beragama islam, dan melaksanakan ibadah
sesuai ajarannya.
28
b. Tugas Perkembangan yang Belum Terpenuhi
Tugas perkembangan Tn.A yang belum terpenuhi yaitu
mempertahankan hubungan pernikahan yang memuaskan
3. DATA LINGKUNGAN
Klien tinggal di kos-kosan, di sekitar rumah terdapat parit dan tidak
berbau, di rumah klien terkena cukup cahaya dan memiliki vetilasi rumah,
sekitar rumah klien cukup bersih di rumah klien terdiri dari dapur,kamar
mandi, dan ruang tidur yang di jadikan skalian tempat tamu.
Karakteristik Rumah ( Disertai Denah Rumah dan Lingkungan
Sekitar Rumah )
29
Denah Rumah dan Lingkungan Sekitar Rumah
U 5m
B T
1
KETERANGAN
1 = ruang tamu
2 2 = kamar tidur
7m 3 = dapur
4 = wc
5 = tempat jemuaran baju
3 4
\
1. Karakteristik Tetangga Dan Komunitas
Tetangga klien yang disekitar rumah ramah-ramah. Klien tinggal
diwilayah perkotaan, jarak rumah satu dengan yang lainnya cukup dekat warga
memiliki kebiasaan berkumpul saat sore hari atau saat ada waktu luang untuk
bermain berbincang-bincang
30
Perkumpulan Keluarga Dan Interaksi Dengan Masyarakat
Ny. W mengatakan tidak pernah berkumpul dengan keluarganya di
karenakan pisah dengan keluarganya walaupun demikian klien sering
mengirim uang untuk kebutuhan anak-anaknya. Klien tidak aktif dan
jarang mengikuti kegiatan kemasyarakatan seperti kerja bakti, sosialisasi.
3. STRUKTUR KELUARGA
a. Pola Komunikasi Keluarga
Keluarga Ny. W berkomunikasi menggunakan hp dalam bahasa
jawa atau bahasa Indonesia . Dan mendapat informasi kesehatan dari TV.
d. Nilai-Nilai Keluarga
Keluarga percaya bahwa hidup ini sudah ada yang mengatur yaitu
Allah demikian juga dengan sehat maupun sakit. Keluarga juga percaya
bahwa setiap penyakit pasti ada obatnya.
4. FUNGSI KELUARGA
31
a. Fungsi Afektif
Ny. W mengatakan hidup rukun dengan tetangganya dan sering
berkomunikasi dengan anak-anaknya yang berada di jawa. Klien juga
saling membantu dan gotong royong untuk mendapatkan solusi.
b. Fungsi Sosialisasi
Ny. W mengatakan bila ada waktu luang Ny. W berkumpul dengan
tentangga untuk berbincang. Ny. W juga menaati aturan dan norma yang
berlaku di masyarakat.
c. Fungsi Perawatan Kesehatan
Mengenal masalah kesehatan : Ny. W mengatakan tidak dapat
mengidentifikasi penyakit secara awam. Apabila sakit pusing atau
badan terasa pegal-pegal dianggap karena terlalu capek bekerja.
Ketika sakit yang agak parah Ny W baru memeriksakan
kesehatannya ke bidan atau puskesmas untuk mendapatkan obat.
Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan : Jika Ny. W
sakit ringan , biasanya menggunakan jamu- jamuan dan
membeli obat warung
Kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit : Ny w dengan
keluarga akan merawat anggota keluarga yang sakit dengan
kemampuan yang dimilikinya.
Kemampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan cukup
baik karena lingkungan rumah Ny. W tidak ada sampah dan
bersih.
Penggunaan pelayanan kesehatan Ny. W adalah puskesmas ,
sehingga masalah kesehatan dapat teratasi.
d. Fungsi Reproduksi
Jumlah anak Ny. W 2 orang , anak pertama perempuan dan anak
kedua laki-laki. Ny. W tidak pernah menggunakan KB.
32
5. PEMERIKSAAN FISIK
a. Tn. A
Tabel 3. Pemeriksaan Fisik Tn.A
Penampilan Umum :
Penampilan cukup bersih dan rapi, rambut panjang, rapi, dan berwarna hitam.
Pemeriksaan Fisik:
1. Kepala : simetris, rambut berwarna putih, tidak ada ketombe.
2. Leher : tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tiroid
3. Mata : konjungtiva tidak terlihat anemis, tidak ada katarak, penglihatan jelas.
4. Telinga : simetris, keadaan bersih dan fungsi pendengaran bai
5. Hidung : simetris, tidak ada kelainan yang ditemukan
6. Mulut : mukosa mulut lembab, keadaan bersih, tidak ada kelainan
7. Dada : Pergerakan dada simetris, tidak ada nyeri dada
8. Abdomen : tidak ditemukan adanya pembesaran hepar, tidak kembung, tidak ada
bekas luka.
9. Ekstremitas : anggota gerak lengkap, tidak ada bekas luka, tidak ada edema,
kekuatan otot berkurang.
10. Integumen : warna kulit coklat, sedikit kering.
b. Ny. Y
Tabel 4. Pemeriksaan Fisik Ny.Y
Penampilan Umum :
Penampilan cukup bersih dan rapi, rambut panjang dan rapi..
33
Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital :
TD : 120/80 mmHg
N : 92 x/mnt
S : 36,1 ℃
RR : 20 x/mnt
Pemeriksaan Fisik :
1. Kepala : simetris, rambut berwarna hitam, tidak ada ketombe.
2. Leher : tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tiroid
3. Mata : konjungtiva tidak terlihat anemis, tidak ada katarak, penglihatan jelas.
4. Telinga : simetris, keadaan bersih dan fungsi pendengaran baik
5. Hidung : simetris, tidak ada kelainan yang ditemukan
6. Mulut : mukosa mulut lembab, keadaan bersih, tidak ada kelainan
7. Dada : Pergerakan dada simetris, tidak ada nyeri dada
8. Abdomen : tidak ditemukan adanya pembesaran hepar, tidak kembung, tidak ada
bekas luka, dan nampak perut membesar.
9. Ekstremitas : anggota gerak lengkap, tidak ada bekas luka, tidak ada edema,
kekuatan otot penuh.
10. Integumen : warna kulit coklat, dan lembab.
6. HARAPAN KELUARGA
Tn.A sangat berharap agar tidak menggunakan kateter lagi.
Palangkaraya,.......Maret 2019
Mahasiswa
34
7. ANALISA DATA
Tabel 5. Analisa Data
1 DS : 1. Defisit pengetahuan
- Ny. W mengatakan pegal-pegal dan nyeri
pada bagian pergelangan tangan dan
kaki, dan sering merasa tangannya kebas.
- Ny. W mengatakan belum mengetahui
penyebab penyakit asam urat.
- Ny. W tidak mengetahui pantangan
makanan bagi penderita asam urat
DO :
TD : 120/80 mmHg
N : 92 x/mnt
S : 36,1 ℃
RR : 20 x/mnt
35
9. PRIORITAS MASALAH
a. Diagnosa Keperawatan Keluarga
Defeisit Pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi
36
11. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
37
12. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
Tabel 9. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
38
Lampiran SAP
I. Tujuan Instruksional
a. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 1 x 10 menit tentang tentang
perawatan asam urat (Gout) diharapkan masyarakat dapat memahami dan
menerapkan secara benar di rumah.
b. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah mendapatkan penyuluhan, keluarga mampu :
1. Menjelaskan pengertian asam urat (Gout)
2. Menyebutkan penyebab asam urat (Gout)
3. Menyebutkan tanda dan gejala asam urat (Gout)
4. Menyebutkan nilai normal asam urat (Gout)
5. Menyebutkan makanan yang harus dikurangi/dihindari bagi
penderita asam urat (Gout)
6. Bagaimana cara penanganan asam urat (Gout)
39
II. Peserta
Pasien Asam Urat dan Keluarga
III. Tahap Kegiatan
Kegiatan
No. Tahap Waktu
Penyuluh Keluarga
40
IV. Metode
Ceramah
Diskusi dan Tanya jawab
V. Media
Leaflet, Poster dan Power Point
VI. Materi (penjelasan terlampir)
1. Pengertian asam urat (Gout)
2. Penyebab asam urat (Gout)
3. Tanda dan gejala asam urat (Gout)
4. Nilai normal asam urat (Gout)
5. Makanan yang harus dihindari atau dikurangi pada penderita asam urat
(Gout)
6. Cara penanganan asam urat (Gout)
VII. Setting Tempat
Peserta duduk berhadapan dengan penyuluh
VIII. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. SAP sudah siap satu hari sebelum dilaksanakan kegiatan
b. Alat dan tempat siap
c. Penyuluh dan peserta siap
2. Evaluasi Proses
a. Alat dan tempat dapat digunakan sesuai rencana.
b. Peserta bersedia untuk mengikuti kegiatan yang telah direncanakan.
3. Evaluasi Hasil
1. Apa yang dimaksud dengan asam urat (Gout)?
2. Sebutkan penyebab asam urat (Gout)?
3. Sebutkan tanda dan gejala asam urat (Gout)?
4. Sebutkan nilai normal dari asam urat (Gout)?
5. Sebutkan makanan yang harus dihindari atau dikurangi pada
penderita asam urat (Gout)?
6. Sebutkan cara penanganan pada penderita asam urat (Gout)?
41
MATERI PENYULUHAN
1. Pengertian
Penyakit asam urat (Gout) merupakan akibat dari konsumsi zat purin secara
berlebihan. Purin diolah tubuh menjadi asam urat, tapi jika kadar asam urat berlebih,
ginjal tidak mampu mengeluarkan sehingga kristal asam urat menumpuk di
persendian. Akibatnya sendi terasa nyeri, bengkak dan meradang
Genetik (keturunan)
Faktor makanan
Usia
Kegemukan/obesitas
42
Seafood: udang, cumi-cumi, sotong, kerang, remis, tiram, kepiting, ikan teri,
ikan sarden
Ekstrak daging seperti abon dan dendeng
Makanan yang sudah dikalengkan (contoh: kornet sapi, sarden)
Daging kambing, daging sapi, daging kuda
Bebek, angsa dan kalkun
Kacang-kacangan: kacang kedelai (termasuk hasil olahan seperti tempe, tauco,
oncom, susu kedelai), kacang tanah, kacang hijau, tauge, melinjo, emping
Sayuran: kembang kol, bayam, asparagus, buncis, jamur kuping, daun
singkong, daun pepaya, kangkung
Keju, telur, krim, es krim, kaldu atau kuah daging yang kental
Buah-buahan tertentu seperti durian, nanas dan air kelapa
Makanan yang digoreng atau bersantan atau dimasak dengan menggunakan
margarin/mentega
Makanan kaya protein dan lemak
Diet Pada Asam Urat (Gout):
43
6. Cara Penanganan pada Penderita Asam Urat (Gout)
a. Kompres Hangat pada daerah yang terasa nyeri
b. Melakukan pengobatan dan pengontrolan hingga kadar asam urat kembali
normal.
c. Kontrol makanan yang dikonsumsi.
d. Banyak minum air putih.
e. Olahraga yang teratur
44
DAFTAR PUSTAKA
45
BAB IV
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Gout Arthritis merupakan Suatu sindrom yang mempunyai gambaran
khusus, yaitu artritis akut yang banyak pada pria daripada wanita (Helmi,
2011).
Gout merupakan terjadinya penumpukan asam urat dalam tubuh dan
terjadi kelainan metabolisme purin. Gout merupakan kelompok keadaan
heterogenous yang berhubungan dengan defek genetik pada metabolisme
purin (hiperurisemia) (Brunner dan Suddarth, 2012).
Gout merupakan kelompok keadaan heterogenous yang berdasarkan
defek genetik pada metabolisme purin (hiperuresemia). Pada keadaan ini biasa
terjadiover sekresi asam urat atau defekrenal yang mengakibatkan sekresi
asam urat/kombinasi keduanya.
Insiden penyakit gout sebesar 1-2%, terutama terjadi pada usia 30-40
tahun dan 20 kali lebih sering pada pria daripada wanita. Penyakit ini terutama
menyerang sendi tangan dan bagian metatarsofangeal kaki. Penyakit ini
bersifat multisistemik yang disebabkan oleh hiperurisemia dan penimbunan
kristal asam urat di dalam jaringan. Asam urat merupakan hasil akhir
metabolisme purin.
Masalah akan timbul jika terbentuk kristal-kristal monosodium urat
monohidrat pada sendi-sendi dan jaringan sekitarnya. Kristal-kristal berbentuk
seperti jarum ini mengakibatkan reaksi peradangan yang jika berlanjut akan
menimbulkan nyeri hebat yang sering menyertai serangan gout. Jika tidak
diobati, endapan kristal akan menyebabkan kerusakan yang hebat pada sendi
dan jaringan lunak.
46
urat yang disebabkan karena pemecahan purin bertambah.
Sepertiga lagi menunjukkan ekskresi asam urat oleh ginjal
berkurang, sedangkan sisanya menunjukkan gejala campuran,
yaitu disamping produksi asam urat meningkat, ekskresi asam
urat juga berkurang. Beberapa faktor yang menunjang
terjadinya gout primer antara lain adalah peminum alkohol
yang berat, obesitas, dan obat-obatan misalnya tiazida.
2. Goutsekunder.Gout sekunder dapat disebabkan oleh dua hal,
yaitu :
a. Produksi asam urat yang berlebihan, misalnya pada :
1) Kelainan mieloproliferatif (polisitemia,
leukemia, mieloma retikularis)
2) Sindrom Lesch-Nyhan yaitu suatu kelainan
akibat defisiensi
hipoxantinguaninfosforibosiltransferase yang
terjadi pada anak-anak dan pada sebagian orang
dewasa
3) Gangguan penyimpanan glikogen
4) Penatalaksanaan anemia pernisiosa karena
maturasi sel megablastik menstimulasi
pengeluaran asam urat
b. Sekresi asam urat yang berkurang, misalnya pada gagal
ginjal kronis, pemakaian obat-obat salsilat, tiazid,
beberapa macam diuretik dan sulfonamid, atau keadaan
alkoholik, asidosis laktat, hiperparatiroidisme, dan pada
miksedema.
B. ETIOLOGI
Gejala arthritis akut disebabkan karena inflamasi jaringan terhadap
pembentukan kristal monosodium urat monohidrat. Dilihat dari penyebabnya
penyakit ini termasuk dalam golongan kelainan metabolik.Kelainan ini
berhubungan dengan gangguan kinetic asam urat yaitu
Hiperurisemia.Hiperurisemia pada penyakit ini terjadi karena:
47
1. Pembentukan asam urat yang berlebihan.
a. Gout primer metabolic disebabkan sintesis langsung yang bertambah.
b. Gout sekunder metabolic disebabkan pembentukan asam urat
berlebihan karena penyakit lain seperti leukemia terutama bila diobati
dengan sitostatika ; psoriasis ; polisitemiavera, mielofibrosis.
2. Kurangnya pengeluaran asam urat melalui ginjal
a. Gout primer renal terjadi karena gangguan ekskresi asam urat ditubuli
disital ginjal yang sehat, penyebabnya tidak diketahui.
b. Gout sekunder renal disebabkan oleh kerusakan ginjal misalnya pada
glomerulonefritis kronik/gagal ginjal kronik.
3. Perombakan dalam usus yang berkurang.
Faktor-faktor predisposisi yang berperan dalam perkembangan gout
bergantung pada faktor penyebab terjadinya hiperurisemia, diantaranya :
1. Diet tinggi purin dapat memicu terjadinya serangan gout pada orang
yang mempunyai kelainan bawaan dalam metabolisme purin
sehingga terjadi peningkatan produksi asam urat.
2. Minum alkohol dapat menimbulkan serangan gout karena alkohol
meningkatkan produksi urat. Kadar laktat darah meningkat sebagai
akibat produk sampingan dari metabolisme normal alkohol. Asam
laktat menghambat ekskresi asam urut oleh ginjal sehingga terjadi
peningkatan kadarnya dalam serum.
3. Sejumlah obat-obatan dapat menghambat ekskresi asam urat oleh
ginjal sehingga dapat menyebabkan serangan gout. Yang termasuk
diantaranya adalah aspirin dosis rendah (kurang dari 1 sampai
2g/hari), sebagian besar diuretik, levodopa, diazoksid, asam
nikotinat, asetazolamid, dan etambutol.
4. Usia, umumnya pada usia pertengahan, tetapi gejala dapat terjadi
lebih awal bila terdapat faktor herediter.
5. Jenis kelamin, lebih sering terjadi pada pria dibandingkan dengan
wanita, dengan perbandingan 20 : 1.
6. Iklim, lebih banyak ditemukan pada daerah dengan suhu yang lebih
tinggi.
7. Herediter, faktor herediter dominan autosom sangat berperan dan
sebanyak 25% disertai adanya hiperurisemia.
48
C. PATOFISIOLOGI
Peningkatan kadar asam urat serum dapat disebabkan oleh
pembentukan berlebihan atau penurunan eksresi asam urat, ataupun keduanya.
Asam urat adalah produk akhir metabolisme purin. Secara normal,
metabolisme purin menjadi asam urat dapat diterangkan sebagai berikut:
Sintesis purin melibatkan dua jalur, yaitu jalur de novo dan jalur
penghematan (salvage pathway).
1. Jalur de novo melibatkan sintesis purin dan kemudian asam urat melalui
precursor nonpurin. Substrat awalnya adalah ribosa-5-fosfat, yang diubah
melalui serangkaian zat antara menjadi nukleotida purin (asam inosinat,
asam guanilat, asam adenilat). Jalur ini dikendalikan oleh serangkaian
mekanisme yang kompleks, dan terdapat beberapa enzim yang
mempercepat reaksi yaitu: 5-fosforibosil pirofosfat (PRPP) sintetase dan
amido fosforibosil transferase (amido-PRT). Terdapat suatu mekanisme
umpan balik oleh nukleotida purin yang terbentuk, yang fungsinya untuk
mencegah pembentukan yang berlebihan.
2. Jalur penghematan adalah jalur pembentukan nukleotida purin melalui
basa purin bebas, pemecahan asam nukleat, atau asupan makanan. Jalur ini
49
tidak melalu izat-zat perantara seperti pada jalur de novo. Basa purin bebas
(adenin, guanin, hipoxantin) berkondensasi dengan PRPP untuk
membentuk precursor nukleotida purin dari asam urat. Reaksi ini
dikatalisis oleh duaenzim: hipoxantinguanin fosforibosil transferase
(HGPRT) dan adenine fosforibosil transferase (APRT).
50
Adanya Kristal mononatrium urat ini akan menyebabkan inflamasi
melalui beberapa cara:
51
Penimbunan Kristal urat dan serangan yang berulang akan
menyebabkan terbentuknya endapan seperti kapur putih yang disebut tofi/tofus
(tophus) di tulang rawan dan kapsul sendi. Di tempat tersebut endapan akan
memicu reaksi peradangan granulomatosa, yang ditandai dengan
massauratamorf (kristal) dikelilingi oleh makrofag, limfosit, fibroblas, dan sel
raksasa benda asing. Peradangan kronis yang persisten dapat menyebabkan
fibrosis sinovium, erosi tulang rawan, dan dapat diikuti oleh fusi sendi
(ankilosis).Tofus dapat terbentuk di tempat lain (misalnya tendon, bursa,
jaringan lunak). Pengendapan Kristal asam urat dalam tubulus ginjal dapat
mengakibatkan penyumbatan dan nefropati gout.
D. MANIFESTASI KLINIS
Pada keadaan normal kadar urat serum pada laki-laki mulai meningkat
setelah pubertas. Pada perempuan kadar urat tidak meningkat sampai setelah
menopause karena estrogen meningkatkan ekskresi asam urat melalui ginjal.
Setelah menopause, kadar urat serum meningkat seperti pada pria.
52
Gout jarang ditemukan pada perempuan. Sekitar 95% kasus adalah pada
laki-laki. Gout dapat ditemukan di seluruh dunia, pada semua ras manusia.
Ada prevalensi familial dalam penyakit gout yang mengesankan suatu dasar
genetik dari penyakit ini. Namun, ada sejumlah faktor yang memengaruhi
timbulnya penyakit ini, termasuk diet, berat badan dan gaya hidup.
Artritis gout muncul sebagai serangan peradangan sendi yang timbul
berulang-ulang.Gejala khas dari serangan artritis gout adalah serangan akut
biasanya bersifat mono artikular (menyerang satu sendi saja) dengan gejala :
Pembengkakan
Kemerahan
Nyeri hebat
Panas dan gangguan gerak dari sendi yang terserang yang terjadi
mendadak (akut) yang mencapai puncaknya kurang dari 24 jam
Hiperurisemia :Keadaan hiperurisemia tidak selalu identik dengan artritis
gout akut artinya tidak selalu artritis gout akut disertai dengan
peninggalan kadar asam urat darah. Banyak orang dengan peninggian
asam urat, namun tidak pernah menderita serangan artritis gout
ataupun terdap attofi.
Tofi :Tofi adalah penimbunan Kristal urat pada jaringan. Mempunyai
sifat yang karakteristik sebagai benjolan dibawah kulit yang bening
dan tofi paling sering timbul pada seseorang yang menderita artritis
gout lebih dari 10 tahun.
Lokasi yang paling sering pada serangan pertama adalah sendi
pangkal ibu jari kaki.Hampir pada semua kasus, lokasi arthritis
terutama pada sendi perifer dan jarang pada sendi sentral.
53
mendadak terbangun karena rasa sakit yang amat sangat. Kalau
serangan ini datang, penderita akan merasakan sangat kesakitan
walau tubuhnya hanya terkena selimut atau bahkan hembusan
angin.Hanya 20% dari pasien hiperurisemiaasimtomatik yang
berlanjut menjadi serangan gout akut.
2. Tahap kedua (artritisgout akut)
Pada tahap ini terjadi awitan mendadak pembengkakan dan
nyeri yang luar biasa, biasanya pada sendi metatarsofangeal.
Artritis bersifat monoartikular dan menunjukkan tanda-tanda
peradangan lokal. Mungkin terdapat demam dan peningkatan
jumlah leukosit. Serangan dapat dipicu oleh pembedahan, trauma,
obat-obatan, alkohol, atau stress emosional. Tahap ini biasanya
mendorong pasien untuk mencari pengobatan segera. Sendi-sendi
lain dapat terserang, termasuk sendi jari-jari tangan, dan siku.
Serangan gout akut biasanya pulih tanpa pengobatan, tetapi dapat
memakan waktu 10 sampai 14 hari.
Perkembangan dari serangan akut gout umumnya mengikuti
serangkaian peristiwa berikut. Mula-mula terjadi hipersaturasi dari
urat plasma dan cairan tubuh. Selanjutnya diikuti oleh penimbunan
didalam dan sekeliling sendi-sendi. Mekanisme terjadinya
kristalisasi urat setelah keluar dari serum masih belum jelas
dimengerti. Serangan goutseringkali terjadi sesudah trauma lokal
atau rupturatofi(timbunan natrium urat), yang mengakibatkan
peningkatan cepat konsentrasi asam urat lokal. Tubuh mungkin
tidak dapat mengatasi peningkatan ini dengan baik, sehingga
terjadi pengendapan asam urat di dalam serum. Kristalisasi dan
penimbunan asam urat akan memicu serangan gout. Kristal-kristal
asam urat memicu responfagositik oleh leukosit, sehingga leukosit
memakan kristal-kristal urat dan memicu mekanisme respon
peradangan lainnya. Respon peradangan ini dapat dipengaruhi oleh
lokasi dan banyaknya timbunan kristal asam urat. Reaksi
peradangan dapat meluas dan bertambah sendiri, akibat dari
penambahan timbunan kristal serum.
54
3. Tahap ketiga (goutinterkritikal)
Pada tahap ini tidak terdapat gejala-gejala, yang dapat
berlangsung dari beberapa bulan sampai tahun, ada yang hanya
satu tahun, ada pula yang sampai 10 tahun, tetapi rata-rata berkisar
1 – 2 tahun. Kebanyakan orang mengalami serangan gout berulang
dalam waktu kurang dari 1 tahun jika tidak diobati.
4. Tahap keempat (gouttofuskronik)
Dengan timbunan asam urat yang terus bertambah dalam
beberapa tahun jika pengobatan tidak dimulai. Peradangan kronik
akibat kristal-kristal asam urat mengakibatkan nyeri, sakit, dan
kaku, juga pembesaran dan penonjolan sendi yang bengkak.
Serangan akut artritisgout dapat terjadi dalam tahap ini. Tofi
terbentuk pada masa gout kronik akibat insolubilitas relatif asam
urat. Awitan dan ukuran tofi secara proporsional mungkin
berkaitan dengan kadar asam urat serum. Bursa olekranon, tendon
Achilles, permukaan ekstensor lengan bawah, bursa infrapatelar
dan heliks telinga adalah tempat-tempat yang sering dihinggapi
tofi. Secara klinis tofi ini mungkin sulit dibedakan dengan
nodulreumatik. Pada masa kini tofi jarang terlihat dan akan
menghilang dengan terapi yang tepat.
Gout dapat merusak ginjal, sehingga ekskresi asam urat akan
bertambah buruk. Kristal-kristal asam urat dapat terbentuk dalam
interstitium medula, papila dan piramid, sehingga timbul
proteinuria dan hipertensi ringan. Batu ginjal asam urat juga dapat
terbentuk sebagai akibat sekunder dari gout. Batu biasanya
berukuran kecil, bulat dan tidak terlihat pada pemeriksaan
radiografi.
5. GoutAtipik, gambaran klinis poli-artikular adalah sebagai berikut :
a. Bila tangan terkena, akan terjadi artritis kronis, yang gambaran
klinis dan radiologisnya menyerupai artritisreumatoid, tetapi
disertai adanya sejumlah nodul akibat pembentukan tofus.
b. Efusi lutut. Biasanya ada riwayat bengkak pada ibu jari kaki,
namun kadang klien tidak menyadarinya. Cairan sendi akan
terlihat keruh dan mengandung kristal urat.
55
c. Gout pada jaringan lunak.Awitan dapat disertai tendinitis
Achilles atau bursitisolekranon dan dapat pula pada
tenniselbow. Kadang-kadang tofus dapat terjadi pada kornea,
jantung, lidah, bronkus dan pleura.
Gambaran radiologis : pada stadium dini, tidak terlihat perubahan
yang berarti dan mungkin terlihat osteoporosis yang ringan. Pada
kasus lebih lanjut, terlihat erosi tulang seperti lubang-lubang kecil
(punchout). Komplikasi pada ginjal berupa pielonefritis, batu
asam urat, dan gagal ginjal kronis dan komplikasi pada
kardiovaskuler berupa hipertensi dan sklerosis.
6. Penimbunan kalsium pirofosfatdihidrat (KPFD). Istilah penimbunan
kalsium pirofosfatdihidrat meliputi tiga hal yang saling tumpang
tindih, yaitu ;
a. Kondrokalsinosis yaitu klasifikasi pada tulang rawan
b. Pseudogout yaitu sinovitis yang disebabkan oleh penimbunan
kristal
c. Artropatipirofosfat kronis merupakan suatu penyakit degeneratif
sendi
Ketiga keadaan diatas dapat muncul secara tunggal atau
bersama-sama. Insiden terutama ditemukan pada wanita yang
berusia di atas 60 tahun. Gangguan metabolik (hiperparatiroidisme
dan hemokromatosis) menyebabkan perubahan keseimbangan ion
kalsium dan pirofosfat di dalam tulang rawan.
56
Adanya kristal KPFD dalam waktu yang lama juga
memengaruhi terjadinya osteoartritis pada siku dan pergelangan
kaki. Dapat pula ditemukan suatu reaksi hipertrofi yang ditandai
dengan terbentuknya osteofit yang dapat menyebabkan destruksi
sendi :
57
pembengkakan jaringan di sekitar sendi. Kadang-kadang
awitan penyakit terjadi secara perlahan dan biasanya
ditemukan pada struktur peri-artikular. Kedua keadaan ini
sering mengenai sendi bahu. Gejala biasanya mereda setelah
beberapa minggu atau beberapa bulan, tetapi kadang-kadang
gejala hanya dapat berhenti bila klasifikasi yang ada diangkat
atau dilakukan dekompresi bila terdapat penimbunan kristal
pada jaringan sekitarnya.
b. Artritis kronis destruktif. Kadang-kadang kristal KHA
ditemukan pada artritis kronis erosif yang juga ikut
menyebabkan artritis atau memperberat kelainan lain yang
sebelumnya tidak jelas. Penimbunan KHA dapat pula terjadi
pada artritis destruktif bahu terutama pada lansia kelainan
pembungkus sendi bahu (rotator cufflesions).
Pada foto polos tulang dapat terlihat :
Kalsifikasi tendo dan ligamen dari sendi yang berdekatan
terutama pada pembungkus sendi bahu.
Tidak terlihat kalsifikasi pada tulang rawan artikular,
diskus, serta meniskusdarifibrokartilago sebagaimana
pada KPFD, tetapi sendi mungkin terlihat tidak utuh
(terdapat gambaran loosebodies).
Artritiserosif menyebabkan hilangnya ruang sendi dengan
atau tanpa sedikit sklerosis dan pembentukan osteofit.
Pada artritis destruktif, tulang subkondral mengalami
erosi.
58
E. PATHWAY PENYAKIT GOUT
Gout
Penimbunan asam urat di korteks dan reaksi Penimbunan kristal pada membran
inflamasi pada ginjal sinovia dan tulang rawan artikular
59
F. PENATALAKSANAAN
Pengobatan gout bergantung pada tahap penyakitnya.
Hiperurisemiaasimtomatik biasanya tidak membutuhkan pengobatan.
Serangan akut artritisgout diobati dengan obat-obatan antiinflamasinonsteroid
atau kolkisin. Obat-obat ini diberikan dalam dosis tinggi atau dosis penuh
untuk mengurangi peradangan akut sendi. Kemudian dosis ini diturunkan
secara bertahap dalam beberapa hari.
Pengobatan gout kronik adalah berdasarkan usaha untuk menurunkan
produksi asam urat atau meningkatkan ekskresi asam urat oleh ginjal. Obat
alopurinol menghambat pembentukan asam urat dari prekursornya (xantin dan
hipoxantin) dengan menghambat enzim xantinoksidase. Obat ini dapat
diberikan dalam dosis yang memudahkan yaitu sekali sehari.
Obat-obatan urikosurik dapat meningkatkan ekskresi asam urat dengan
menghambat reabsorpsitubulus ginjal. Supaya agen-agen urikosurik ini dapat
bekerja dengan efektif dibutuhkan fungsi ginjal yang memadai.
Kreatininklirens perlu diperiksa untuk menentukan fungsi ginjal (normal
adalah 115-120 ml/menit). Probenesid dan sulfinpirazon adalah dua jenis agen
urikosurik yang banyak dipakai. Jika seorang pasien menggunakan agen
urikosurik maka dia memerlukan masukan cairan sekurang-kurangnya 1500
ml/hari agar dapat meningkatkan ekskresi asam urat. Semua produk aspirin
harus dihindari, karena menghambat kerja urikosurik.
Perubahan diet yang ketat biasanya tidak diperlukan dalam pengobatan
gout. Menghindari makanan tertentu yang dapat memicu serangan mungkin
dapat membantu seorang pasien, tetapi ini biasanya diketahui dengan
mencoba-coba sendiri, yang berbeda-beda bagi tiap-tiap orang. Yang pasti,
makanan yang mengandung purin yang tinggi dapat menimbulkan persoalan.
Makanan ini termasuk daging dari alat-alat dalaman seperti hepar, ginjal,
pankreas, dan otak, dan demikian beberapa macam daging olahan. Minum
alkohol berlebihan juga dapat memicu serangan.
Pengaturan diet
Selain jeroan, makanan kaya protein dan lemak merupakan sumber
purin. Padahal walau tinggi kolesterol dan purin, makanan tersebut sangat
berguna bagi tubuh, terutama bagi anak-anak pada usia pertumbuhan.
60
Kolesterol penting bagi prekusor vitamin D, bahan pembentuk otak, jaringan
saraf, hormon steroid, garam-garaman empedu dan membran sel.Orang yang
kesehatannya baik hendaknya tidak makan berlebihan. Sedangkan bagi yang
telah menderita gangguan asam urat, sebaiknya membatasi diri terhadap
hal-hal yang bisa memperburuk keadaan. Misalnya, membatasi makanan
tinggi purin dan memilih yang rendah purin.
Makanan yang sebaiknya dihindari adalah makanan yang banyak
mengandung purin tinggi. Penggolongan makanan berdasarkan kandungan
purin:
Golongan A: Makanan yang mengandung purin tinggi (150-800 mg/100
gram makanan) adalah hati, ginjal, otak, jantung, paru, lain-lain jeroan,
udang, remis, kerang, sardin, herring, ekstrak daging (abon, dendeng),
ragi (tape), alkohol serta makanan dalam kaleng.
Golongan B: Makanan yang mengandung purin sedang (50-150 mg/100
gram makanan) adalah ikan yang tidak termasuk golongan A, daging
sapi, kerang-kerangan, kacang-kacangan kering, kembang kol, bayam,
asparagus, buncis, jamur, daun singkong, daun pepaya, kangkung.
Golongan C: Makanan yang mengandung purin lebih ringan (0-50
mg/100 gram makanan) adalah keju, susu, telur, sayuran lain,
buah-buahan.
Pengaturan diet sebaiknya segera dilakukan bila kadar asam urat
melebihi 7 mg/dl dengan tidak mengonsumsi bahan makanan golongan A dan
membatasi diri untuk mengonsmsi bahan makanan golongan B. Juga
membatasi diri mengonsumsi lemak serta disarankan untuk banyak minum air
putih. Apabila dengan pengaturan diet masih terdapat gejala-gejala peninggian
asam urat darah, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter terdekat untuk
penanganan lebih lanjut.
Hal yang juga perlu diperhatikan, jangan bekerja terlalu berat, cepat
tanggap dan rutin memeriksakan diri kedokter. Karena sekali menderita,
biasanya gangguan asam urat akan terus berlanjut.
61
G. KOMPLIKASI
Komplikasi yang sering terjadi akibat goutarthritis antara lain :
1. Deformitas pada persendian yang terserang
2. Urolitiasis akibat deposit kristal urat pada saluran kemih
3. Nephrophaty akibat deposit kristal urat dalam interstisial ginjal
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
62
6. Pemeriksaan radiografi
Dilakukan pada sendi yang terserang, hasil pemeriksaan akan
menunjukkan tidak terdapat perubahan pada awal penyakit, tetapi setelah
penyakit berkembang progresif maka akan terlihat jelas/area terpukul pada
tulang yang berada di bawah sinavial sendi.
63
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Penyakit asam urat (Gout) merupakan akibat dari konsumsi zat purin
secara berlebihan. Purin diolah tubuh menjadi asam urat, tapi jika kadar asam
urat berlebih, ginjal tidak mampu mengeluarkan sehingga kristal asam urat
menumpuk di persendian. Akibatnya sendi terasa nyeri, bengkak dan
meradang. Insiden penyakit gout sebesar 1-2%, terutama terjadi pada usia
30-40 tahun dan 20 kali lebih sering pada pria daripada wanita. Penyakit ini
terutama menyerang sendi tangan dan bagian metatarsofangeal kaki. Penyakit
ini bersifat multisistemik yang disebabkan oleh hiperurisemia dan penimbunan
kristal asam urat di dalam jaringan. Asam urat merupakan hasil akhir
metabolisme purin.
B. SARAN
Diharapkan klien dan keluarga mampu memahami Penyakit Asam Urat dan
mengerti cara pencegahannya.
64
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer, S.C, 2011, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth,
Vol 2, EGC, Jakarta
65
FOTO KEGIATAN
66