Anda di halaman 1dari 18

A.

DEFENISI
Tumor adalah kumpulan sel abdormal yang terbentuk oleh sel-sel
yangtumbuh terus mennerus, tidak terbatas, tidak terkoordinasi dengan
jaringandisekitarnya serta tidak berguna bagi tubuh.Tumor adalah
benjolan yang disebabkan oleh pertumbuhan sel dengan
pertumbuhanyang terbatas dan lonjong.. Tumor adalah massa padat besar,
meninggi dan berukuran lebih dari 2 cm.
Tumor abdomen merupakan massa yang padat dengan ketebalan
yang berbeda-beda,yang disebabkan oleh sel tubuh yang mengalami
transformasi dan tumbuh secaraautonom lepas dari kendali pertumbuhan
sel normal, sehingga sel tersebut berbedadari sel normal dalam bentuk
dan strukturnya. Secara patologi kelainan ini mudahterkelupas dan dapat
meluas ke retroperitonium, dapat terjadi obstruksi ureter atauvena kava
inferior. Massa jaringan fibrosis mengelilingi dan menentukan
strukturyang di bungkusnya tetapi tidak menginvasinya. (Smelstzer,
Suzanne C.2011)
B. ETIOLOGI
Penyebab terjadinya tumor karena terjadinya pembelahan sel yang
abnormal. Pembedaan sel tumor tergantung dari besarnya penyimpangan
dalam bentuk dan fungsi aotonomnya dalam pertumbuhan, kemampuanya
mengadakan infiltrasi dan menyebabkan metastasis.
Ada beberapa factor yang dapat menyebabkan terjadinya tumor antara
lain:
1. Karsinogen
2. Hormone
3. Gaya hidup, kelebihan nutrisi khususnya lemak dan kebiasaan
makan makanan yang kurang berserat.
4. Parasit : parasit schistososma hematobin yang mengakibatkan
karsinoma planoseluler.
5. Genetic
Infeksi, trauma, hipersensitivitas terhadap obet-obatan.
6. Insiden
Tumor adalah penyakit kedua setelah penyakit
kardiovaskuler yang menyebabkan kematian utama di Amerika
Serikat. Lebih dari 496.000 orang Amerika meninggal akibat
proses maligna, setiap tahunnya. Memperlihatkan frekuensinya,
penyebab kematian akibat tumor di Amerika Serikat meliputi
kanker paru, prostate, dan area kolorektal pada pria dan pada
tumor paru, payudara, dan area kolorektal pada wanita.(Smelstzer,
Suzanne C.2011)
C. PATOFISIOLOGI
Tumor adalah proses penyakit yang bermula ketika sel abnormal di
ubah oleh mutasi ganetik dari DNA seluler. Kerusakan DNA yang
menimbulkan peningkatan aktivitas, onkogen, perubahan gen yang
mengatur apoptosis, dan inaktivasi gen supresor tumor sehingga sel
terpacu untuk terus berpoliferasi, kehilangan kendali terhadap poliferasi
sel, kehilangan kemampuan menghentikan siklus sel, dan kemampuan
apoptosis. (Sjamsuhidajat, R dkk. 2013).
Sel-sel yang tadinya normal kemudian tidak berfungsi dan terus
berkembang atau membelah diri (bereplikasi) membentuk jutaan sel baru,
sehingga menimbulkan benjolan yang membentuk jaringan baru
(tumor/neoplasma). Sel-sel neoplasma mandapat energi terutama dari
anaerob karena kemampuan sel untuk oksidasi berkurang, meskipun
mempunyai enzim yang lengkap untuk oksidasi. Sel-sel yang abnormal
kemudian menjadi parasit dalam tubuh, yang terjadi adalah fagosit nutrisi
oleh sel abnormal tersebut. Hal ini menyebabkan sel normal mengalami
kekurangan nutrisi. Asupan nutrisi ke organ berkurang dan menyebabkan
proses metabolisme dalam tubuh meningkat dan asupan nutrisi menurun.
Yang terjadi adalah lemah, lesu dan kelelahan. Massa jaringan fibrosis
mengelilingi dan menentukan struktur yang di bungkusnya tetapi tidak
menginvasinya dan menyebabkan pembengkakan yang menekan saraf
nyeri pada jaringan dan menyebabkan nyeri. Tumor yang semakin
membesar menyebabkan penekanan pada organ sekitar abdomen.
(Sjamsuhidajat, R dkk. 2013).
Fungsi fisiologis dapat mengalami gangguan akibat obstruksi atau
penekanan. Tumor yang semakin membesar dapat menghentikan motilitas
usus sehingga mengakibatkan obstruksi usus. Tumor ini kemudian dapat
menekan uretra dan menyebabkan obstruksi uretra yang menyebabkan
retensi urin. Gejala lain yang dapat ditemukan antara lain: hematuria,
dysuria, polakisuria, oliguria, dan anuria. Ketika tumor tumbuh di
permukaan tubuh, tumor dapat mengikis melalui permukaan, memecah
pertahanan alami kulit yang utuh dan membrane mukosa serta
memberikan bagian untuk pintu masuk mikroorganisme. Sel neoplastik
mengalihkan nutrisi untuk digunakan sendiri sehingga menyebabkan
perubahan yang mengurangi napsu makan pasien. Pada tahap awal
penyakit ini, perubahan metabolisme glukosa menyebabkan peningkatan
kadar glukosa serum, yang menghasilkan umpan balik negative dan
mengakibatkan anoreksia (kehilangan nafsu makan). Selain itu, tumor
menyekresikan zat yang menurunkan nafsu makan dengan mengubah rasa
dan bau sehingga menimbulkan rasa penuh lebih dini. Pada banyak kasus,
penurunan berat badan yang cepat dan tidak dijelaskan merupakan
menifestasi pertama. (LeMone, P dkk. 2015)
Ketika masa jaringan fibrosis menginvasi jaringan lain, sel yang
abnormal juga menginfiltrasi jaringan sekitar dan memperoleh akses ke
limfe dan pembuluh-pembuluh darah, melalui pembuluh darah tersebut
sel-sel dapat terbawa ke area lain dalam tubuh untuk membentuk
metastase (penyebaran tumor) pada bagian tubuh yang lain. Metastasis
yang ditularkan melalui darah atau limfe memungkinkan tumor baru untuk
terbentuk dalam organ yang jauh. Kemampuan tumor untuk bermetastasis
dengan cara intravasasi sel maligna melalui dinding di dalam darah atau
limfe dan masuk kedalam sirkulasi darah. Salah satunya adalah
bermetastase ke sumsum tulang belakang yang menyebabkan gangguan
hematopoiesis, (LeMone, P dkk. 2015).
D. PATHWAY
E. MANIFESTASI KLINIS
1. Hiperplasia
2. Konsistensi tumor umumnya padat atau keras
3. Tumor epital biasanya mengandung sedikit jaringan ikat dan
apabila berasal dari masenkim yang banyak mengandung jaringan
ikat maka akan elastic kenyal atau lunak.
4. Kadang tampak hipervaskulari disekitar tumor.
5. Biasa terjadi pengerutan dam mengalami retraksi.
6. Edema disekitar tumor disebabkan infiltrasi kepembuluh limfe.
7. Nyeri
8. Anoreksia, mual, muntah.
9. Penurunan berat badan.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Prosedur diagnostik yang biasa dilakukan dalam mengevaluasi
malignansi meliputi :
1. Marker tumor
Substansi yang ditemukan dalam darah atau cairan tubuh lain yang
tumor atau oleh tubuh dalam berespon terhadap tumor.
2. Pencitraan resonansi magnetic (MRI)
Penggunaan medan magnet dan sinyal frekuensi_radio untuk
menghasilkan gambaran berbagai struktur tubuh.
3. CT Scan
Menggunakan pancaran sinar sempit sinar-X untuk memindai
susunan lapisan jaringan untuk memberikan pandangan potongan
melintang.
4. Flouroskopi
Menggunakan sinar-X yang memperlihatkan perbedaan ketebalan
antar jaringan; dapat mencakup penggunaan bahan kontras.
5. Ultrasound
Echo dari gelombang bunyi berfrekuensi tinggi direkam pada
layer penerima, digunkan untuk mengkaji jaringan yang dalam di
dalam tubuh.
6. Endoskopi
Memvisualkan langsung rongga tubuh atau saluran dengan
memasukan suatu ke dalam rongga tubuh atau ostium tubuh;
memungkinkan dilakukannya biopsy jaringan, aspirasi dan eksisi
tumor yang kecil.
7. Pencitraan kedokteran nuklir
Menggunakan suntikan intravena atau menelan bahan
radiosisotope yang diikuti dengan pencitraan yang menjadi
tempat ber kumpulnya radioisotope.(Smeltzer, Suzanne C.2001).
G. PENATALAKSANAAN
1. Pembedahan

Pembedahan adalah modalitas penanganan utama, biasanya


gasterektoni subtotal atau total, dan digunakan untuk baik pengobatan
maupun paliasi. Pasien dengan tumor lambung tanpa biopsy dan
tidak ada bukti matastatis jauh harus menjalani laparotomi eksplorasi
atau seliatomi untuk menentukan apakah pasien harus menjalani
prosedur kuratif atau paliatif. Komplikasi yang berkaitan dengan
tindakan adalah injeksi, perdarahan, ileus, dan kebocoran
anastomoisis.(Smeltzer, Suzanne C. 2001)

2. Radioterapi

Penggunaaan partikel energy tinggi untuk menghancurkan sel-sel


dalam pengobatan tumor dapat menyebabkan perubahan pada DNA
dan RNA sel tumor. Bentuk energy yang digunakan pada radioterapi
adalah ionisasi radiasi yaitu energy tertinggi dalam spektrum
elektromagnetik.

3. Kemoterapi

Kemoterapi sekarang telah digunakan sebagai terapi tambahan untuk


reseksi tumor, untuk tumor lambung tingkat tinggi lanjutan dan
pada kombinasi dengan terapi radiasi dengan melawan sel dalam
proses pembelahan, tumor dengan fraksi pembelahan yang tinggi
ditangani lebih efektif dengan kemoterapi.

4. Bioterapi

Terapi biologis atau bioterapi sebagai modalitas pengobatan keempat


untuk kanker dengan menstimulasi system imun(biologic response
modifiers/BRM) berupa antibody monoclonal, vaksin, factor
stimulasi koloni, interferon, interleukin.(Danielle Gale. 2000).

H. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Doenges (2002), mengemukakan bahwa pengkajian keperawatan
tumor abdomen meliputi: a) Aktivitas istirahat; gejala: kelemahan dan
keletihan, kesulitan tidur. (b) Sirkulasi; gejala: palpitasi, nyeri dada pada
pengarahan kerja, perubahan pada TD. (c) Integritas ego; gejala: perasaan
takut, takut hasil pembedahan, alopesia, lesi cacat pembedahan, tanda;
menyangkal, menarik diri, gelisah, insomnia, pernyataan yang diulang-
ulang, dan marah. (d) Eliminasi; gejala: perubahan pada pola defekasi
misalnya: darah pada feses, nyeri pada defekasi, konstipasi pada awitan
awal, sering berkemih. Tanda: distensi abdomen, nyeri tekan,
penurunan/tidak ada bising usus, bunyi keras hilang timbul, bising usus
kasar (obstruksi), kekakuan abdomen, perubahan eliminasi urin,
hematuria, penurunan haluaran urine. (e) Makanan/cairan; gejala:
kebiasaan diet buruk (rendah serat, tinggi lemak, aditif bahan
pengawet), anoreksia, mual/muntah, nafsu makan makan yang buruk,
penurunan berat badan, berkuranganya massa otot. Tanda: kurus,
kerempeng atau penampilan kurang bobot (tahap lanjut), perubahan pada
kelembapan/tugor kulit, edema. (f) Neurosensori; gejala: pusing, sinkope.
(g) Nyeri/kenyamanan; gejala: nyeri dengan derajat bervariasi misalnya
ketidaknyamanan ringan sampai berat (dihubungkan dengan proses
penyakit), nyeri abdomen hilang timbul, nyeri abdomen tiba-tiba berat,
menyebar ke bahu, terus menerusoleh gerakan. Tanda; distensi, otot
tegang (abdomen), perilaku distraksi, gelisah, fokus pada diri sendiri,
perilaku berhati-hati. (h) Pernafasan; tanda; pernapasan dangkal, takipnea.
(i) Keamanan; gejala: pemajanan bahan kimia toksik, karsinogen,
pemajanan matahari lama/berlebihan. Tanda: demam, ruam kulit, ulserasi.
(j) Interaksi sosial; gejala: ketidakadekuatan/kelemahan sistem
pendukung.
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan penekanan saraf nyeri pada jaringan
2. Ketidakseimbangan nutrisi berhubungan dengan anoreksia
3. Ansietas berhubungan dengan tindakan pembedahan,
4. Kurang pengetahuan berhubungan degan kurangnya informasi.
J. RENCANA/INTERVENSI KEPERAWATAN

No Diagnosa Tujuan Intervensi


Keperawatan
1 Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan 1. Lakukan
berhubungan keperawatan selama …..×24 pengkajian nyeri
dengan penekanan jam, diharapkan pasien yang
pada saraf nyeri menunjukkan pengendalian komperhensif
pada jaringan nyeri, dengan kriteria hasil : meliputi lokasi,
a. Mengenali awitan nyeri karakteristik,
b. Menggunakan tindakan awitan dan durasi,
pencegahan frekuensi,
c. Melaporkan nyeri dapat kualitas,
dikendalikan intensitas atau
d. Ekspresi wajah pasien keparahan nyeri,
rileks. dan faktor
e. Mempertahankan tingkat presipitasinya.
nyeri atau nyeri 2. Observasi isyarat
berkurang nonverbal
f. Skala nyeri 0 ketidaknyamanan,
g. Tanda-tanda vital dalam khususnya pada
batas normal mereka yang
Tekanan darah : 120/80 mmHg tidak mampu
Nadi : 60-100 x/menit berkomunikasi
Pernapasan : 16-20 x/menit efektif.
Suhu : 36,5 – 37,5 °C 3. Monitor tanda-
tanda vital
4. Lakukan
perubahan posisi,
mesase
punggung, dan
relaksasi
5. Berikan posisi
yang nyaman
6. Berikan informasi
tentang nyeri,
seperti penyebab
nyeri, berapa
lama akan
berlangsung, dan
antisipasi
ketidaknyamanan
akibat prosedur.
7. Ajarkan teknik
nonfarmakologi
(misalnya
relaksasi, terapi
music, distraksi,
kompres hangat
atau dingin dan
mesase) sebelum,
setelah, dan, jika
memungkinkan,
selama aktifitas
yang
menimbulkan
nyeri.
8. Tingkatkan
istirahat pasien
9. Kolaborasikan
untuk pemberian
analgesik sesuai
intruksi dokter.
2 Ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi faktor
nutrisi kurang dari keperawatan selama ….x 24 yang
kebutuhan tubuh jam diharapkan pasien mempengaruhi
berhubungan memperlihatkan status gizi yang kehilangan selera
dengan anoreksia seimbang dengan kriteria hasil : makan pasien
a. Keinginan untuk makan (seperti, obat dan
atau nafsu makan masalah emosi)
meningkat 2. Kaji dan
b. Pasien akan dokumentasikan
mempertahankan masa derajat kesulitan
tubuh dan berat badan mengunyah dan
dalam batas normal menelan
c. Pasien akan memiliki 3. Monitor intake
nilai laboratorium nutrisi
(misalnya, transferrin, 4. Identifikasi faktor
albumin, dan elektrolit) pencetus mual dan
dalam batas normal muntah
d. Pasien akan melaporkan 5. Catat warna,
tingkat energy yang jumlah, dan
adekuat frekuensi muntah
e. Pasien akan menjelaskan 6. Ketahui makanan
komponen diet gizi kesukaan pasien
adekuat 7. Timbang pasien
f. Pasien akan menoleransi pada interveal
diet yang dianjurkan yang tepat
8. Berikan informasi
yang tepat tentang
kebutuhan nutrisi
dan bagaimana
memenuhinya
9. Suapi pasien, jika
perlu
10. Berikan pasien
minuman dan
kudapan bergizi,
tinggi protein,
tinggi kalori yang
siap dikonsumsi,
bila
memungkinkan
11. Berikan makanan
bergizi, tinggi
kalori, dan
bervariasi yang
dapat dipilih oleh
pasien
12. Konsultasikan
pada ahli gizi
untuk menentukan
asupan kalori
harian yang
dibutuhkan untuk
mencapai berat
badan target
13. Berikan obat
antimetik dan/atau
sebelum makan
atau sesuai dengan
jadwal yang
dianjurkan
14. Pertahankan terapi
IV line
3 Ansietas Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji dan
berhubungan keperawatan selama …..× 24 dokumentasikan
dengan tindakan jam, diharapkan ansietas pasien tingkat kecemasan
pembedahan berkurang dengan kriteria hasil: pasien, termasuk
a. Pasien mampu reaksi fisik
mengidentifikasi dan 2. Beri dorongan
mengungkapkan gejala kepada pasien
cemas untuk
b. Mengkomunikasikan mengungkapkan
kebutuhan dan perasaan secara verbal
negatif secara tepat pikiran dan
c. Menggunakan teknik perasaan untuk
relaksasi untuk mengeksternalisasi
meredakan ansietas kan ansietas
d. Merencakan strategi 3. Bantu pasien
koping untuk situasi untuk
penuh tekanan mengidentifikasi
e. Postur tubuh dan situasi yang
ekspresi wajah rileks dan mencetuskan
tenang ansietas
f. Tanda-tanda vital dalam 4. Sediakan
batas normal pengalihan melalui
Tekanan darah : 120/80 mmHg televise, radio,
Nadi : 60-100 x/menit permainan, serta
Pernapasan : 16-20 x/menit terapi okupasi
Suhu : 36,5 – 37,5 °C untuk menurunkan
ansietas dan
memperluas fokus
5. Instruksikan
pasien tentang
penggunaan teknik
relaksasi
6. Tingkatkan
istirahat pasien
7. Infromasikan
tentang gejala
ansietas
8. Dorong keluarga
untuk menemani
pasien
9. Jelaskan semua
prosedur,
termasuk sensasi
yang biasanya
dialami selama
prosedur.
10. Berikan obat
untuk menurunkan
ansietas, jika perlu
4 Kurang Setelah dilakukan tindakan 1. Lakukan penilaian
pengetahuan keperawatan selama …..x 24 terhadap tingkat
berhubungan jam pasien menunjukkan pengetahuan
dengan kurangnya pengetahuan tentang proses pasien saat ini dan
informasi penyakit dengan kriteria hasil: pemahaman
a. Pasien dan keluarga terhadap materi
menyatakan pemahaman (misalnya,
tentang penyakit, pengetahuan
kondisi, prognosis dan tentang prosedur
program pengobatan atau penanganan
b. Pasien dan keluarga yang
mampu melaksanakan diprogramkan)
prosedur yang dijelaskan 2. Gambarkan tanda
secara benar dan gejala yang
c. Pasien dan keluarga biasa muncul pada
mampu menjelaskan penyakit, dengan
kembali apa yang cara yang tepat
dijelaskan perawat/tim 3. Gambarkan proses
kesehatan lainnya penyakit, dengan
cara yang tepat
4. Sediakan
informasi pada
pasien tentang
kondisi, dengan
cara yang tepat
5. Sediakan bagi
keluarga informasi
tentang kemajuan
pasien dengan cara
yang tepat
6. Gunakan berbagai
pendekatan
penyuluhan,
redemonstrasi, dan
berikan umpan-
balik secara verbal
dan tertulis
7. Diskusikan pilihan
terapi atau
penanganan
8. Jelaskan
patofisiologi dari
penyakit dan
bagaimana hal ini
berhubungan
dengan anatomi
dan fisiologi,
dengan cara yang
tepat
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. 2015. Diagnosa keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinik Edisi
6. Jakarta : EGC.
Ganong, F. William. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 17.Jakarta : EGC.
Marrilyn, E. Doengus. 2009. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk Perencanaan
dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 3 . Jakarta : EGC.
Smelster, Suzanne C. 2011. Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Vol. 2 . Jakarta : EGC.
Sjamsuhidajat, R. dkk. (2013), Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 3. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai