DISUSUN OLEH :
SEMARANG
2015/2016
DAFTAR ISI
BAB I .............................................................................................................................................................. 3
PENDAHULUAN ............................................................................................................................................. 3
A. Latar Belakang ...................................................................................................................................... 3
BAB II ............................................................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN ............................................................................................................................................... 5
A. Pengertian............................................................................................................................................. 5
B. Etiologi .................................................................................................................................................. 5
C. Pembagian stadium .............................................................................................................................. 6
D. Karateristik............................................................................................................................................ 6
E. Patologi dan patofisiologi penyakit ....................................................................................................... 7
F. Pemeriksaan Penunjang ........................................................................................................................ 8
a. Medis Menurut Soegondo (2006: 14), penatalaksanaan Medis pada pasien dengan Diabetes
Mellitus meliputi: ...................................................................................................................................... 8
Obat hiperglikemik oral (OHO). ........................................................................................................ 8
Berdasarkan cara kerjanya OHO dibagi menjadi 4 golongan : 1) Pemicu sekresi insulin 2)
Penambah sensitivitas terhadap insulin 3) Penghambat glukoneogenesis 4) Penghambat
glukosidase alfa ......................................................................................................................................... 8
1. Pengkajian Luka spesifik pada kasus ............................................................................................... 10
BAB III .......................................................................................................................................................... 12
PENUTUP ..................................................................................................................................................... 12
A. Kesimpulan ......................................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................... 13
SOAL MULTIPLE CHOISE .............................................................................................................................. 14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Luka merupakan suatu kerusakan integritas kulit yang dapat terjadi ketika kulit
terpapar suhu atau pH, zat kimia, gesekan, trauma tekanan dan radiasi. Respon tubuh
terhadap berbagai cedera dengan proses pemulihan yang kompleks dan dinamis yang
menghasilkan pemulihan anatomi dan fungsi secara terus menerus disebut dengan
penyembuhan luka. Penyembuhan luka terkait dengan regenerasi sel sampai fungsi organ
tubuh kembali pulih, ditunjukkan dengan tanda-tanda dan respon yang berurutan dimana
sel secara bersama-samaberinteraksi, melakukan tugas dan berfungsi secara normal.
(Handayani, 2016)
Diabetes melitus (DM) merupakan sekelompok penyakit metabolik yang ditandai
dengan adanya peningkatan kadar glukosa dalam darah (Hyperglikemia) yang diakibatkan
oleh kelainan dalam sekresi insulin, aksi insulin atau keduanya. DM dapat menyebabkan
komplikasi pada berbagai sistem tubuh. Komplikasi DM bersifat jangka pendek dan jangka
panjang. Komplikasi jangka pendek meliputi; hypoglikemia dan ketoasidosis, sedangkan
komplikasi jangka panjang dapat berupa kerusakan makroangiopati dan mikroangiopati.
Kerusakan makroangiopati meliputi: penyakit arteri koroner, kerusakan pembuluh darah
serebral dan kerusakan pembuluh darah perifer. (Sihombing, 2011)
Di Indonesia, penderita diabetes melitus (Diabetesi) mengalami peningkatan, dari 8,4
juta jiwa pada tahun 2001 dan diperkirakan menjadi sekitar 21,3 juta jiwa pada tahun
2020.Penderita diabetes mempunyai resiko 15% terjadinya ulkus kaki diabetik pada masa
hidupnya dan resiko terjadinya kekambuhan dalam 5 tahun sebesar 70%.
Ulkus kaki diabetes merupakan komplikasi menahun yang paling ditakuti dan
mengesalkan bagi penderita DM, baik ditinjau dari lamanya perawatan, biaya tinggi yang
diperlukan untuk pengobatan yang menghabiskan dana 3 kali lebih banyak dibandingkan
tanpa ulkus. Cara yang terbaik untuk pencegahan ialah mengajari penderita untuk mengetahui
hal-hal yang berhubungan dengan terjadinya kelainan kaki seperti pemeriksaan diri secara
cermat, sepatu khusus, peminimalan trauma, pendeteksian dini, senam kaki diabetes dan
penanganan ulkus kaki secara lebih agresif, pembersihan jaringan mati, perawatan khusus
serta pemberian antibiotika dan pengobatan lain secara dini, di samping pemeriksaan kaki.
Ulkus diabetik adalah luka yang merah kehitam-hitaman dan berbau busuk akibat
sumbatan yang terjadi di pembuluh darah sedang atau besar pada bagian tungkai (
Askandar,2000). Ulkus diabetik merupakan suatu penyakit yang menakutkan karena
merupakan komplikasi lanjut dari keadaan yang dialami oleh seorang penderita diabetes
mellitus, mempunyai dampak negatif yang komplek terhadap kelangsungan kualitas hidup
individu. Salah satu diantaranya adalah amputasi apabila luka atau gangren tersebut
mengancam jiwa seseorang. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan diabetes
mellitus dan ulkus diabetik yaitu : pengaturan makan yang baik, tidak boleh makan gula atau
makanan bergula, mengkonsumsi makanan dengan kadar tinggi protein misalnya: daging
tanpa lemak, telur, ikan, sayur hijau dan harus menjauhi makanan dengan kandungan tinggi
karbohidrat serta melakukan latihan fisik (olah raga secara teratur) Nurhasan (2002).
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Luka merupakan suatu kerusakan integritas kulit yang dapat terjadi ketika kulit
terpapar suhu atau pH, zat kimia, gesekan, trauma tekanan dan radiasi. Respon
tubuh
terhadap berbagai cedera dengan proses pemulihan yang kompleks dan dinamis
yang menghasilkan pemulihan anatomi dan fungsi secara terus menerus disebut
dengan penyembuhan luka. (Handayani, 2016)
Diabetes melitus merupakan sekumpulan gangguan metabolik yang ditandai dengan
peningkatan kadar glukosa darah akibat adanya kerusakan pada sekresi insulin, kerja
insulin atau keduanya (Brunner & Suddarth, 2013). Proses pemulihan luka diabetes
memerlukan penanganan dan perawatan luka yang tepat. Perawatan luka sejak
pertama kali pasien datang merupakan hal yang harus dikerjakan dengan baik dan
teliti. (Aminanto, 2015)
Ulkus diabetes adalah suatu luka terbuka pada lapisan kulit sampai ke dalam dermis,
yang biasanya terjadi di telapak kaki. Ulkus kaki diabetes merupakan komplikasi
menahun yang paling ditakuti dan mengesalkan bagi penderita DM, baik ditinjau dari
lamanya perawatan, biaya tinggi yang diperlukan untuk pengobatan yang
menghabiskan dana 3 kali lebih banyak dibandingkan tanpa ulkus.
B. Etiologi
Etiologi ulkus diabetik temasuk neuropati, penyakit pembuluh darah (vaskulopati),
tekanan dan deformitas pada kaki. Ada banyak faktor yang berpengaruh dalam
terjadinya kaki diabetik. Secara umum faktor-faktor tersebut dibagi menjadi :
a.
Faktor Predisposisi
Faktor yang mempengaruhi daya tahan jaringan terhadap trauma seperti
kelainan makrovaskuler dan mikrovaskuler, jenis kelamin, merokok, dan
neuropati otonom.
Faktor yang meningkatkan kemungkinan terkena trauma seperti neuropati
motorik, neuropati sensorik, limited joint mobility, dan komplikasi DM yang lain
(seperti mata kabur).
Neuropati sensorik pada kaki bisa menyebabkan terjadinya trauma yang tidak
disadari. Neuropati motorik juga menyebabkan otot intrinsik lemah ntuk
menampung berat badan seseorang dan seterusnya terjadilah trauma.
b. Faktor Presipitasi
Perlukaan di kulit (jamur).
Trauma.
Tekanan berkepanjangan pada tumit saat berbaring lama.
c. Faktor Yang Memperlambat Penyembuhan Luka
Derajat luka.
Perawatan luka.
Pengendalian kadar gula darah.
C. Pembagian stadium
Grade 0 : Tidak ada ulkus pada penderita kaki risiko tinggi
Grade III : Ulkus lebih dalam sudah mengenai tulang sering komplikasi
osteomielitis, abses atau selulitis.
D. Karateristik
Tingginya kadar zat gula darah dalam tubuh tersebut mengakibatkan supply
nutrisi keseluruh tubuh menjadi terganggu. Bagian kaki sebelah bawah ( lutut ke
bawah ) merupakan bagian terjauh dalam sistem tubuh manusia, sehingga tentu saja
menjadi bagian paling lemah dan bagian paling sedikit mendapatkan nutrisi. Dengan
demikian sistem saraf dan pengiriman aliran darah juga paling lemah. Hal inilah
mengapa jika terjadi luka sangat sulit disembuhkan dan akhirnya terjadi pembusukan.
E. Patologi dan patofisiologi penyakit
a. Medis
2.Alginate balutan luka yang berbahan dasar dari rumpu tlaut, mempunyai kemampuan
menyerap cairan luka minimal, cocok untuk luka pada fase granulasi.
3. hydrogel balutan ini berbahan dasar gliserin mempunyai kemampuan untuk melunakan
jaringan luka yang telah mati, cocok untuk luka dengan warnadasarhitam/kuning.
Video
http://m.youtube.com/results?q=perawatal%20kaki%20untuk%20pencegahan%20luka%20&
sm=3
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Diabetes mellitus merupakan suatu keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai
kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan komplikasi kronik pada
mata, ginjal, saraf, dan pembuluh darah, disertai lesi pada membran basalis dalam
pemeriksaan mikroskop elektron. Ulkus diabetika adalah salah satu bentuk komplikasi kronik
diabetes mellitus yang berupa luka terbuka pada permukaan kulit yang dapat disertai adanya
kematian jaringan setempat. Cara pencegahan luka ulkus diabetika dimulai dengan
mengidentifikasi faktor resiko dan dilanjutkan dengan perawatan kaki. Manajemen perawatan
kaki untuk mencegah luka ulkus diabetika meliputi pemeriksaan dan perawatan kaki secara
mandiri, pemilihan alas kaki yang baik, dan senam kaki diabetik. Dengan cara tersebut dapat
meminimalkan resiko terjadinya luka ulkus diabetik pada penderita diabetes mellitus.
DAFTAR PUSTAKA
Boulton AJ. The Diabetik Foot. Blackweel Publising, (2002). Diperoleh dari :
http://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:JL7OD2YyE0cJ:eprints.undip.ac.id/18866/1/Ri
ni_Tri_Hastuti.pdf. (Diakses pada 6 Desember 2010)
WHO. 2000. Pencegahan diabetes mellitus, laporan kelompok studi WHO. Jakarta:
Hipokrateas.
Aminanto, S. (2015). EFEKTIVITAS GEL ALOE VERA SEBAGAI PRIMARY DRESSING PADA
LUKA DM DI PRAKTIK PERAWATAN LUKA.
Sihombing, D. (2011). GAMBARAN PERAWATAN KAKI & SENSASI SENSORIK KAKI PADA
PASIEN DM.
SOAL MULTIPLE CHOISE