Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PERAWATAN KAKI UNTUK PENCEGAHAN LUKA PADA


PENDERITA DIABETESMILITUS

DISUSUN OLEH :

1. Diana Anik Lestari ( 1403021)


2. Dimas Prasetyo ( 1403023)
3. Rina Choiriyatun (1403067)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA

PROGAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEMARANG

2015/2016
DAFTAR ISI

BAB I .............................................................................................................................................................. 3
PENDAHULUAN ............................................................................................................................................. 3
A. Latar Belakang ...................................................................................................................................... 3
BAB II ............................................................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN ............................................................................................................................................... 5
A. Pengertian............................................................................................................................................. 5
B. Etiologi .................................................................................................................................................. 5
C. Pembagian stadium .............................................................................................................................. 6
D. Karateristik............................................................................................................................................ 6
E. Patologi dan patofisiologi penyakit ....................................................................................................... 7
F. Pemeriksaan Penunjang ........................................................................................................................ 8
a. Medis Menurut Soegondo (2006: 14), penatalaksanaan Medis pada pasien dengan Diabetes
Mellitus meliputi: ...................................................................................................................................... 8
 Obat hiperglikemik oral (OHO). ........................................................................................................ 8
Berdasarkan cara kerjanya OHO dibagi menjadi 4 golongan : 1) Pemicu sekresi insulin 2)
Penambah sensitivitas terhadap insulin 3) Penghambat glukoneogenesis 4) Penghambat
glukosidase alfa ......................................................................................................................................... 8
1. Pengkajian Luka spesifik pada kasus ............................................................................................... 10
BAB III .......................................................................................................................................................... 12
PENUTUP ..................................................................................................................................................... 12
A. Kesimpulan ......................................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................... 13
SOAL MULTIPLE CHOISE .............................................................................................................................. 14
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Luka merupakan suatu kerusakan integritas kulit yang dapat terjadi ketika kulit
terpapar suhu atau pH, zat kimia, gesekan, trauma tekanan dan radiasi. Respon tubuh
terhadap berbagai cedera dengan proses pemulihan yang kompleks dan dinamis yang
menghasilkan pemulihan anatomi dan fungsi secara terus menerus disebut dengan
penyembuhan luka. Penyembuhan luka terkait dengan regenerasi sel sampai fungsi organ
tubuh kembali pulih, ditunjukkan dengan tanda-tanda dan respon yang berurutan dimana
sel secara bersama-samaberinteraksi, melakukan tugas dan berfungsi secara normal.
(Handayani, 2016)
Diabetes melitus (DM) merupakan sekelompok penyakit metabolik yang ditandai
dengan adanya peningkatan kadar glukosa dalam darah (Hyperglikemia) yang diakibatkan
oleh kelainan dalam sekresi insulin, aksi insulin atau keduanya. DM dapat menyebabkan
komplikasi pada berbagai sistem tubuh. Komplikasi DM bersifat jangka pendek dan jangka
panjang. Komplikasi jangka pendek meliputi; hypoglikemia dan ketoasidosis, sedangkan
komplikasi jangka panjang dapat berupa kerusakan makroangiopati dan mikroangiopati.
Kerusakan makroangiopati meliputi: penyakit arteri koroner, kerusakan pembuluh darah
serebral dan kerusakan pembuluh darah perifer. (Sihombing, 2011)
Di Indonesia, penderita diabetes melitus (Diabetesi) mengalami peningkatan, dari 8,4
juta jiwa pada tahun 2001 dan diperkirakan menjadi sekitar 21,3 juta jiwa pada tahun
2020.Penderita diabetes mempunyai resiko 15% terjadinya ulkus kaki diabetik pada masa
hidupnya dan resiko terjadinya kekambuhan dalam 5 tahun sebesar 70%.
Ulkus kaki diabetes merupakan komplikasi menahun yang paling ditakuti dan
mengesalkan bagi penderita DM, baik ditinjau dari lamanya perawatan, biaya tinggi yang
diperlukan untuk pengobatan yang menghabiskan dana 3 kali lebih banyak dibandingkan
tanpa ulkus. Cara yang terbaik untuk pencegahan ialah mengajari penderita untuk mengetahui
hal-hal yang berhubungan dengan terjadinya kelainan kaki seperti pemeriksaan diri secara
cermat, sepatu khusus, peminimalan trauma, pendeteksian dini, senam kaki diabetes dan
penanganan ulkus kaki secara lebih agresif, pembersihan jaringan mati, perawatan khusus
serta pemberian antibiotika dan pengobatan lain secara dini, di samping pemeriksaan kaki.
Ulkus diabetik adalah luka yang merah kehitam-hitaman dan berbau busuk akibat
sumbatan yang terjadi di pembuluh darah sedang atau besar pada bagian tungkai (
Askandar,2000). Ulkus diabetik merupakan suatu penyakit yang menakutkan karena
merupakan komplikasi lanjut dari keadaan yang dialami oleh seorang penderita diabetes
mellitus, mempunyai dampak negatif yang komplek terhadap kelangsungan kualitas hidup
individu. Salah satu diantaranya adalah amputasi apabila luka atau gangren tersebut
mengancam jiwa seseorang. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan diabetes
mellitus dan ulkus diabetik yaitu : pengaturan makan yang baik, tidak boleh makan gula atau
makanan bergula, mengkonsumsi makanan dengan kadar tinggi protein misalnya: daging
tanpa lemak, telur, ikan, sayur hijau dan harus menjauhi makanan dengan kandungan tinggi
karbohidrat serta melakukan latihan fisik (olah raga secara teratur) Nurhasan (2002).
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian
Luka merupakan suatu kerusakan integritas kulit yang dapat terjadi ketika kulit
terpapar suhu atau pH, zat kimia, gesekan, trauma tekanan dan radiasi. Respon
tubuh
terhadap berbagai cedera dengan proses pemulihan yang kompleks dan dinamis
yang menghasilkan pemulihan anatomi dan fungsi secara terus menerus disebut
dengan penyembuhan luka. (Handayani, 2016)
Diabetes melitus merupakan sekumpulan gangguan metabolik yang ditandai dengan
peningkatan kadar glukosa darah akibat adanya kerusakan pada sekresi insulin, kerja
insulin atau keduanya (Brunner & Suddarth, 2013). Proses pemulihan luka diabetes
memerlukan penanganan dan perawatan luka yang tepat. Perawatan luka sejak
pertama kali pasien datang merupakan hal yang harus dikerjakan dengan baik dan
teliti. (Aminanto, 2015)
Ulkus diabetes adalah suatu luka terbuka pada lapisan kulit sampai ke dalam dermis,
yang biasanya terjadi di telapak kaki. Ulkus kaki diabetes merupakan komplikasi
menahun yang paling ditakuti dan mengesalkan bagi penderita DM, baik ditinjau dari
lamanya perawatan, biaya tinggi yang diperlukan untuk pengobatan yang
menghabiskan dana 3 kali lebih banyak dibandingkan tanpa ulkus.

B. Etiologi
Etiologi ulkus diabetik temasuk neuropati, penyakit pembuluh darah (vaskulopati),
tekanan dan deformitas pada kaki. Ada banyak faktor yang berpengaruh dalam
terjadinya kaki diabetik. Secara umum faktor-faktor tersebut dibagi menjadi :
a.
Faktor Predisposisi
 Faktor yang mempengaruhi daya tahan jaringan terhadap trauma seperti
kelainan makrovaskuler dan mikrovaskuler, jenis kelamin, merokok, dan
neuropati otonom.
 Faktor yang meningkatkan kemungkinan terkena trauma seperti neuropati
motorik, neuropati sensorik, limited joint mobility, dan komplikasi DM yang lain
(seperti mata kabur).
 Neuropati sensorik pada kaki bisa menyebabkan terjadinya trauma yang tidak
disadari. Neuropati motorik juga menyebabkan otot intrinsik lemah ntuk
menampung berat badan seseorang dan seterusnya terjadilah trauma.
b. Faktor Presipitasi
 Perlukaan di kulit (jamur).
 Trauma.
 Tekanan berkepanjangan pada tumit saat berbaring lama.
c. Faktor Yang Memperlambat Penyembuhan Luka
 Derajat luka.
 Perawatan luka.
 Pengendalian kadar gula darah.

C. Pembagian stadium
Grade 0 : Tidak ada ulkus pada penderita kaki risiko tinggi

Grade I : Ulkus superfisial terlokalisir.

Grade II : Ulkus lebih dalam, mengenai tendon, ligamen, otot,sendi, belum


mengenai tulang, tanpa selulitis atau abses

Grade III : Ulkus lebih dalam sudah mengenai tulang sering komplikasi
osteomielitis, abses atau selulitis.

Grade IV : Gangren jari kaki atau kaki bagian distal.

Grade V : Gangren seluruh kaki.

D. Karateristik
Tingginya kadar zat gula darah dalam tubuh tersebut mengakibatkan supply
nutrisi keseluruh tubuh menjadi terganggu. Bagian kaki sebelah bawah ( lutut ke
bawah ) merupakan bagian terjauh dalam sistem tubuh manusia, sehingga tentu saja
menjadi bagian paling lemah dan bagian paling sedikit mendapatkan nutrisi. Dengan
demikian sistem saraf dan pengiriman aliran darah juga paling lemah. Hal inilah
mengapa jika terjadi luka sangat sulit disembuhkan dan akhirnya terjadi pembusukan.
E. Patologi dan patofisiologi penyakit

Penyakit diabetes membuat gangguan/ komplikasi melalui kerusakan pada


pembuluh darah di seluruh tubuh, disebut angiopati diabetik. Penyakit ini berjalan
kronis dan terbagi dua yaitu gangguan pada pembuluh darah besar (makrovaskular)
disebut makroangiopati, dan pada pembuluh darah halus (mikrovaskular) disebut
mikroangiopati. Ulkus diabetikum terdiri dari kavitas sentral biasanya lebih besar
dibanding pintu masuknya, dikelilingi kalus keras dan tebal.
Awalnya proses pembentukan ulkus berhubungan dengan hiperglikemia yang
berefek terhadap saraf perifer, kolagen, keratin dan suplai vaskuler. Dengan adanya
tekanan mekanik terbentuk keratin keras pada daerah kaki yang mengalami beban
terbesar. Neuropati sensoris perifer memungkinkan terjadinya trauma berulang
mengakibatkan terjadinya kerusakan jaringan dibawah area kalus. Selanjutnya
terbentuk kavitas yang membesar dan akhirnya ruptur sampai permukaan kulit
menimbulkan ulkus. Adanya iskemia dan penyembuhan luka abnormal manghalangi
resolusi. Mikroorganisme yang masuk mengadakan kolonisasi didaerah ini. Drainase
yang inadekuat menimbulkan closed space infection. Akhirnya sebagai konsekuensi
sistem imun yang abnormal , bakteria sulit dibersihkan dan infeksi menyebar ke
jaringan sekitarnya. (Anonim 2009).
Ulkus kaki diabetes merupakan komplikasi menahun yang paling ditakuti dan
mengesalkan bagi penderita DM, baik ditinjau dari lamanya perawatan, biaya tinggi
yang diperlukan untuk pengobatan yang menghabiskan dana 3 kali lebih banyak
dibandingkan tanpa ulkus.
F. Pemeriksaan Penunjang

a. Medis

Menurut Soegondo (2006: 14), penatalaksanaan Medis pada pasien


dengan Diabetes Mellitus meliputi:

 Obat hiperglikemik oral (OHO).

Berdasarkan cara kerjanya OHO dibagi menjadi 4 golongan :


1) Pemicu sekresi insulin
2) Penambah sensitivitas terhadap insulin
3) Penghambat glukoneogenesis
4) Penghambat glukosidase alfa
 Insulin
Insulin diperlukan pada keadaan :
1) Penurunan berat badan yang cepat
2) Hiperglikemia berat yang disertai ketoasidosis
3) Ketoasidosis diabetik
4) Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat
 Terapi Kombinasi
Pemberian OHO maupun insulin selalu dimulai dengan dosis rendah,
untuk kemudian dinaikkan secara bertahap sesuai dengan respon kadar
glukosa darah.
b. Keperawatan
Usaha perawatan dan pengobatan yang ditujukan terhadap ulkus antara lain
dengan antibiotika atau kemoterapi. Perawatan luka dengan mengompreskan
ulkus dengan larutan klorida atau larutan antiseptic ringan. Misalnya rivanol dan
larutan kalium permanganate 1 : 500 mg dan penutupan ulkus dengan kassa steril.
Alat-alat ortopedi yang secara mekanik yang dapat merata tekanan tubuh terhadap
kaki yang luka amputasi mungkin diperlukan untuk kasus DM.
Menurut Smeltzer dan Bare (2001: 1226), tujuan utama penatalaksanaan terapi
pada Diabetes Mellitus adalah menormalkan aktifitas insulin dan kadar glukosa
darah, sedangkan tujuan jangka panjangnya adalah untuk menghindari terjadinya
komplikasi. Ada beberapa komponen dalam penatalaksanaan Ulkus Diabetik:
 .Diet
Diet dan pengendalian berat badan merupakan dasar untuk memberikan
semua unsur makanan esensial, memenuhi kebutuhan energi, mencegah kadar
glukosa darah yang tinggi dan menurunkan kadar lemak
 Latihan
Dengan latihan ini misalnya dengan berolahraga yang teratur akan
menurunkan kadar glukosa darah dengan meningkatkan pengambilan glukosa
oleh otot dan memperbaiki pemakaian kadar insulin.
 Pemantauan
Dengan melakukan pemantaunan kadar glukosa darah secara mandiri
diharapkan pada penderita diabetes dapat mengatur terapinya secara optimal.
c. Terapi (jika diperlukan)
Penyuntikan insulin sering dilakukan dua kali per hari untuk mengendalikan
kenaikan kadar glukosa darah sesudah makan dan pada malam hari.
d. Pendidikan
Tujuan dari pendidikan ini adalah supaya pasien dapat mempelajari keterampilan
dalam melakukan penatalaksanaan diabetes yang mandiri dan mampu
menghindari komplikasi dari diabetes itu sendiri.
e. Kontrol nutrisi dan metabolic
Faktor nutrisi merupakan salah satu faktor yang berperan dalam penyembuhan
luka. Adanya anemia dan hipoalbuminemia akan berpengaruh dalam proses
penyembuhan. Perlu memonitor Hb diatas 12 gram/dl dan pertahankan albumin
diatas 3,5 gram/dl. Diet pada penderita DM dengan selulitis atau gangren
diperlukan protein tinggi yaitu dengan komposisi protein 20%, lemak 20% dan
karbohidrat 60%. Infeksi atau inflamasi dapat mengakibatkan fluktuasi kadar gula
darah yang besar. Pembedahan dan pemberian antibiotika pada abses atau infeksi
dapat membantu mengontrol gula darah. Sebaliknya penderita dengan
hiperglikemia yang tinggi, kemampuan melawan infeksi turun sehingga kontrol
gula darah yang baik harus diupayakan sebagai perawatan pasien secara total.
f. Stres Mekanik
Perlu meminimalkan beban berat (weight bearing) pada ulkus. Modifikasi weight
bearing meliputi bedrest, memakai crutch, kursi roda, sepatu yang tertutup dan
sepatu khusus. Semua pasien yang istirahat ditempat tidur, tumit dan mata kaki
harus dilindungi serta kedua tungkai harus diinspeksi tiap hari. Hal ini diperlukan
karena kaki pasien sudah tidak peka lagi terhadap rasa nyeri, sehingga akan terjadi
trauma berulang ditempat yang sama menyebabkan,bakteri masuk pada tempat
luka.
g. Tindakan Bedah
Berdasarkan berat ringannya penyakit menurut Wagner maka tindakan
pengobatan atau pembedahan dapat ditentukan sebagai berikut:
a. Derajat 0 : perawatan lokal secara khusus tidak ada.
b. Derajat I – V : pengelolaan medik dan bedah minor.

1. Pengkajian Luka spesifik pada kasus


Risiko yang dapat menyebabkan timbulnya ulkus pada kaki diabetik, merupakan
salah satu faktor yang sangat penting untuk upaya pencegahan. Salah satu faktor
risiko yang sangat berperan adalah lama menyandang diabetes melitus, yang juga
berperan atas timbulnya berbagai komplikasi kronis seperti : mata, jantung, ginjal,
saluran pencernaan, organ genital dan lain-lain.Jika telah terjadi komplikasi saraf,
maka pengobatan yang dilakukan adalah mengontrol kadar gula darah semaksimal
mungkin untuk memperlambat perburukan.
Gejala Saraf Yang Sering Dikeluhkan adalah :
1. Rasa nyari pada kaki seperti rasa terbakar
2. Tidak berasa
3. Rasa tebal pada kaki
4. Perasan panas atau dingin
5. Penurunan ambang rasa saki-mati rasa, terhadap rasa suhu, rasa gentar.
6. Produksi keringat yang menurun, kulit yang kering dan pecah-pecah.
7. Kaki terasa lebih hangat

G. Issue topical dan dressing modern


1. hidrokolid mengandung partikel hydroaktif yang terkait pada polimerhy drofobik.

2.Alginate balutan luka yang berbahan dasar dari rumpu tlaut, mempunyai kemampuan
menyerap cairan luka minimal, cocok untuk luka pada fase granulasi.
3. hydrogel balutan ini berbahan dasar gliserin mempunyai kemampuan untuk melunakan
jaringan luka yang telah mati, cocok untuk luka dengan warnadasarhitam/kuning.

9. Gambar luka diabetes mellitus

Video
http://m.youtube.com/results?q=perawatal%20kaki%20untuk%20pencegahan%20luka%20&
sm=3
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Diabetes mellitus merupakan suatu keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai
kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan komplikasi kronik pada
mata, ginjal, saraf, dan pembuluh darah, disertai lesi pada membran basalis dalam
pemeriksaan mikroskop elektron. Ulkus diabetika adalah salah satu bentuk komplikasi kronik
diabetes mellitus yang berupa luka terbuka pada permukaan kulit yang dapat disertai adanya
kematian jaringan setempat. Cara pencegahan luka ulkus diabetika dimulai dengan
mengidentifikasi faktor resiko dan dilanjutkan dengan perawatan kaki. Manajemen perawatan
kaki untuk mencegah luka ulkus diabetika meliputi pemeriksaan dan perawatan kaki secara
mandiri, pemilihan alas kaki yang baik, dan senam kaki diabetik. Dengan cara tersebut dapat
meminimalkan resiko terjadinya luka ulkus diabetik pada penderita diabetes mellitus.
DAFTAR PUSTAKA

Boulton AJ. The Diabetik Foot. Blackweel Publising, (2002). Diperoleh dari :
http://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:JL7OD2YyE0cJ:eprints.undip.ac.id/18866/1/Ri
ni_Tri_Hastuti.pdf. (Diakses pada 6 Desember 2010)

Suryadi, (2004). Perawatan Luka Edisi I. Jakarta : Sagung Seto.

Price, A. 2005. Patofisiologi: konsep klinis proses-proses penyakit Ed 6. Jakarta: EGC.

WHO. 2000. Pencegahan diabetes mellitus, laporan kelompok studi WHO. Jakarta:
Hipokrateas.
Aminanto, S. (2015). EFEKTIVITAS GEL ALOE VERA SEBAGAI PRIMARY DRESSING PADA
LUKA DM DI PRAKTIK PERAWATAN LUKA.

Handayani, L. T. (2016). STUDI META ANALISIS PERAWATAN LUKA KAKI DIABETES . HE


INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE .

Sihombing, D. (2011). GAMBARAN PERAWATAN KAKI & SENSASI SENSORIK KAKI PADA
PASIEN DM.
SOAL MULTIPLE CHOISE

Anda mungkin juga menyukai