Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN

PEMASANGAN INFUS
PADA KLIEN DENGAN DIARE +DEHIDRASI DI IGD RS PANTI WILASA Dr CIPTO

DI SUSUN OLEH :

Nama : Ivan Maulfi MGS


Nim : 1308050

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
SEMARANG
2014
PEMASANGAN INFUS

Nama klien : Ny. P

Diagnosa Medis : Dehidrasi + diare akut

1. Diagnosa keperawatan dan dasar pemikiran

Diagnosa keperawatan: kekurangan volume cairan berhubungan dengan asupan cairan

tidak adekuat akibat diare

DS:

▪ Klien mengatakan mual, muntah 1 kali, tidak nafsu makan. BAB cair sejak

semalam, klien memiliki riwayat sakit perut.

▪ Klien mengeluh lemes dan tidak bisa jalan

DO:

▪ TD : 100/80 mmHg

▪ N : 80 x/menit

▪ S : 38.00C

▪ RR : 24x/menit

▪ GDS : 101, SPO2 : 99%

▪ Klien tampak lemah, turgor kulit baik.

Dasar pemikiran

Dehidrasi berarti kekurangan cairan tubuh karena jumlah cairan yang keluar lebih

banyak daripada jumlah cairan yang masuk. Pada pasien dengan vomitus yang

mengalami muntah akan mengalami dehidrasi karena jumlah cairan yang keluar lebih
banyak daripada yang masuk ke dalam tubuh, pasien juga mangalami penurunan nafsu

makan karena vomitus.

2. Tindakan keperawatan yang dilakukan

Kolaborasi pemberian terapi cairan RL 30 tetes per menit melalui pemasangan infus.

3. Prinsip-prinsip tindakan

a. steril

b. Tindakan dilakukan secara tepat dan benar.

c. Area penusukan yaitu pada pembuluh darah vena dan sebelum dilakukan

penusukan harus dilakukan disinfeksi pada area insersi.

d. Pastikan tidak ada udara dalam selang infus.

e. Atus tetesan 30 tetes/menit

4. Analisa tindakan keperawatan

Pasien dengan dehidrasi harus segera dilakukan tindakan rehidrasi untuk menggantikan

cairan dan elektrolit yang hilang akibat muntah. Karena klien juga mengalami mual

maka rehidrasi secara oral tidak dapat dilakukan oleh klien, maka tindakan yang dapat

dilakukan yaitu rehidrasi secara parenteral dengan cairan infus. Cairan infuse yang

diberikan yaitu ringer laktat. Ringer laktat adalah cairan yang bersifat isotonis yang

mengandung partikel kecil sehingga dapat segera masuk ke ruang intra vaskuler.

5. Bahaya- bahaya yang mungkin terjadi akibat tindakan dan pencegahan

a. Bahaya pemasangan infus

Masukknya emboli (gelembungan) ke vena akan menyebabkan hipertensi

pembuluh darah paru, gagal jantung, yang akan mengakibatkan kematian. Emboli
udara yang masuk akan terbawa aliran darah masuk kedalam ruang serambi dan

bilik kanan jantung dari sana emboli tersebut dapat terbawa terus kepembuluh darah

arteri paru sehingga menggagu pertukaran gas disana.

b. Pencegahannya adalah

 Agar perawat tidak teledor saat memasukkan cairan infus

 Tidak ada selang infus membelit ketika dimasukkan cairan

 Perawat tidak teledor ketika memasukkan jarum ke vena harus tepat

6. Hasil yang di dapat dan maknanya

S: Klien mengatakan lemasnya sudah berkurang.

O:

▪ TD : 110/80 mmHg

▪ N : 84 x/menit

▪ Suhu : 37.5 0C

▪ Turgor membaik/ lebih elastis.

7. Tindakan lain yang dapat dilakukan

▪ Observasi tanda-tanda vital

▪ Pertahankan tirah baring dan berikan posisi yang nyaman.

▪ Kolaborasi pemberian obat anti mual dan penurun panas.

▪ Ciptakan lingkungan yang tenang, batasi pengunjung bila perlu.

▪ Anjurkan meningkatkan minum.


8. Evaluasi Diri

Tindakan yang saya lakukan belum sesuai dengan prosedur dan prinsip steril karena

tidak menggunakan hanscoond steril hanya menggunakan hanscoond bersih, pada

pemasangan infus saya sudah tepat karena sudah tidak terlihat udara supaya tidak

timbul emboli, setelah di invus sudah saya observasi terjadi bengkak atau tidak dan

memastikan tetesan infus lancar.

Semarang, Rabu, 12 maret 2014

Pembimbing klinik pembimbing Stikes

Ns . Andreas B.E , s.kep Ns. Shindi Hapsari, s.kep

Mahasiswa

Ivan Maulfi

1308050

Anda mungkin juga menyukai