Anda di halaman 1dari 4

Nama pasien : Tn.

H
Diagnosa medis : Splenomegali,Anemia
No.regsiter : C743059
Tanggal : 12 Maret 2019

1. Diagnosa Keperawatan dan Dasar pemikiran


a. Diagnosa
Defisien volume cairan
b. Dasar Pemikiran
Pemberian cairan melalui infus dengan memasukan ke dalam vena (pembuluh darah)
atau mempertahankan atau mengganti cairan tubuh yang didasarkan atas status
hidrasi pasien, konsentrasi elektrolit, dan kelainan metabolik yang tidak dapat
dipertahankan secara adekuat melalui oral, memberikan keseimbangan asam basa,
memperbaiki volume komponen darah dan memberikan nutrisi saat sistem
pencernaan diistirahatkan. Selain pemberian infus pada pasien yang mengalami
pengeluaran cairan, juga dapat dilakukan pada pasien yang mengalami syok,
intoksikasi berat, pra dan pasca bedah, sebelum tranfusi darah, atau pasien yang
membutuhkan pengobatan tertentu. Berbagai larutan parenteral telah dikembangkan
menurut kebutuhan fisiologis berbagai kondisi medis. Terapi cairan intravena atau
infus merupakan salah satu aspek terpenting yang menentukan dalam penanganan
dan perawatan pasien.
2. Tindakan Keperawatan Yang Dilakukan
Pemasangan infus
3. Prinsip-Prinsip Tindakan
Prinsip pemasangan terapi intravena (infus) memperhatikan prinsip steril, hal ini yang
paling penting dilakukan tindakan untuk mencegah kontaminasi jarum intravena (infus).
Indikasi pemasangan infus:
a. Keadaan emergency (misal pada tindakan RJP), yang memungkinkan pemberian
obat langsung ke dalam Intra Vena.
b. Pasien yang mendapat terapi obat dalam dosis besar secara terus-menerus melalui
intra vena.
c. Pasien yang membutuhkan pencegahan gangguan cairan dan elektrolit.
d. Pasien yang mendapatkan tranfusi darah.
e. Upaya profilaksis (tindakan pencegahan) sebelum prosedur (misalnya pada
operasi besar dengan risiko perdarahan, dipasang jalur infus intravena untuk
persiapan jika terjadi syok, juga untuk memudahkan pemberian obat).
f. Upaya profilaksis pada pasien-pasien yang tidak stabil, misalnya risiko dehidrasi
(kekurangan cairan) dan syok (mengancam nyawa), sebelum pembuluh darah
kolaps (tidak teraba), sehingga tidak dapat dipasang jalur infus.
g. Untuk menurunkan ketidaknyamanan pasien dengan mengurangi kebutuhan
dengan injeksi intramuskuler.
4. Analisa Tindakan Keperawatan
a. Tahap Pre Interaksi
1) Persiapan pasien.
2) Memberitahu dan menjelaskan kepada pasien mengenai tindakan yang akan
dilakukan.
3) Posisi pasien tidur terlentang.
4) Cek program terapi cairan pasien.
b. Tahap persiapan alat
1) Ciran infus dan infus set sesuai kebutuhan.
2) Wings needle/abocath sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan.
3) Perlak dan torniquet.
4) Plester/hypafix.
5) Bengkok.
6) Sarung tangan bersih.
7) Kapas alkohol.
c. Tahap Orientasi
1) Cuci tangan sebelum ke pasien.
2) Berikan salam, cek nama dan nomor RM.
3) Perkenalkan diri, jelaskan prosedur dan tujuan tindakan.
4) Berikan kesempatan untuk bertanya.
d. Tahap Kerja
1) Cuci tangan.
2) Bebaskan lengan klien dari lengan baju.
3) Letakkan perlak dibawah lengan pasien.
4) Hubungkan cairan infuse dengan selang infuse sehingga tidak ada udara
didalamnya kencangkan klem sampai infuse tidak menetes dan pertahankan
kesterilannya sampai pemasangan pada tangan disiapkan.
5) Letakkan tourniquit 5-15 cm diatas tempat tusukan.
6) Kencangkan torniquet.
7) Anjurkan klien untuk mengepalkan tangannya palpasi dan pastikan tekanan
yang akan ditusuk.
8) Disinfektan menggunakan kapas alkohol, arah melingkar dari dalam keluar
lokasi tusukan.
9) Gunakan ibu jari untuk menekan jaringan dan vena 5 cm dibawah tusukan.
10) Pegang abocath 30 derajat pada vena yang akan ditusuk, setelah pasti masuk
lalu tusuk perlahan dengan pasti.
11) Rendahkan posisi abocath tarik jarum dan dorong masuk selang IV.
12) Tekan dengan jari ujung selang IV untuk mencegah keluarnya darah.
13) Buka klem infuse sampai sampai cairan mengalir lancar.
14) Tutup degan kasa.
15) Fiksasi menggunakan hypafix.
16) Atur tetesan infuse sesuai ketentua, pasang stiker yang sudah diberi tanggal.
e. Tahap Terminasi
1) Evaluasi tindakan.
2) Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya.
3) Akhiri kegiatan dan bereskan alat.
4) Cuci tangan.
5) Dokumentasi (Tanggal, jam dan nama terang dan, respon pasien terhadap
prosedur).
5. Bahaya Yang Mungkin Terjadi
Bila dalam pemasangan IV cateter salah bisa melukai pasien, vena menjadi pecah atau
membiru, cairan tidak bisa masuk melalui vena, bisa terjadi infeksi jika IV cateter tidak
steril. Akan terjadi flebitis/pembengkakan jika terlalu lama di tancapkan. Maka berhati-
hati dan cermat dalam memasang IV cateter sesuai dengan prosedur karena juga bisa
mengakibatkan hal-hal seperti hematoma, infiltrasi, tromboflebitis/bengkak (inflasi pada
pembuluh vena), emboli udara, perdarahan, dan reaksi alergi.
6. Hasil Yang Didapatkan dan Maknya
Hasil yang didapat dari tindakan ini adalah bahwa pasien dapat memenuhi kebutuhan
cairan dan elektrolit melalui botol infuse. Seringnya dalam keadaan sakit pola makan
seseorang berubah menjadi tidak nafsu makan maupun minum. Padahal salah satu hal
yang penting dalam mencapai kesembuhan dari penyakit adalah factor nutrisi. Oleh
karena itu untuk mendapatkan tunjangan nutrisi yang selalu dipertahankan stabil dan
adekuat perlu dipasang infuse supaya pasien tidak dehidrasi dan tidak terjadi kekurangan
volume cairan.
7. Tindakan Keperawatan Lain (mandiri dan kolaborasi)
a. Memonitor TTV
b. Memonitor Keadaan umum
c. Memonitor integritas kulit
d. Pemberian Oksigen
e. Pengambilan sampel darah
f. Pemberian transfusi darah
8. Evaluasi
Tindakan ini telah dilakukan sesuai prosedur dan prinsip dengan benar. Saya merasa puas
memberikan rehidrasi intravena atau pemasangan infus kepada klien

Anda mungkin juga menyukai