Anda di halaman 1dari 87

PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO KEJADIAN KONSTIPASI

PADA IBU HAMIL DI KLINIK AL-SYIFA


KOTA PALEMBANG TAHUN 2018

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memeroleh gelar


Sarjana Kedokteran (S. Ked)

Oleh:
Nurul Anisa
04011181520070

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2018
LEMBAR PERSETUJUAN

ii
PERNYATAAN

Saya yang bertanda-tangan di bawah ini dengan ini menyatakan bahwa:

1. Penelitian ini telah dilaksanakan sesuai prosedur yang ditetapkan.


2. Karya tulis saya, skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan
gelar akademik (sarjana, magister dan/atau doktor), baik di Universitas Sriwijaya
maupun di perguruan tinggi lainnya.
3. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan dan penelitian Saya sendiri, tanpa bantuan pihak
lain, kecuali arahan verbal Tim Pembimbing.
4. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau
dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan dicantumkan sebagai acuan
dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar
pustaka.

Pernyataan ini Saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari terdapat
penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka Saya bersedia menerima
sanksi akademik atau sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di perguruan tinggi
ini.

Palembang, 11 Januari 2018


Yang membuat pernyataan
ttd

(Nurul Anisa)
Mengetahui,

Pembimbing I, Pembimbing II

dr. Syarif Husin, M.S dr. Syifa, SpOG


NIP.196112091992031003 NIP.198211012010122002

iii
ABSTRAK
PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO KEJADIAN KONSTIPASI
PADA IBU HAMIL DI KLINIK AL-SYIFA
KOTA PALEMBANG TAHUN 2018

(Nurul Anisa, Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya, 56 halaman)

Latar Belakang: Konstipasi atau sembelit adalah kelainan pada sistem pencernaan
yang ditandai dengan tinja yang keras dan menimbulkan kesulitan saat buang air
besar. Konstipasi merupakan masalah kedua yang paling sering setelah mual dan
muntah yang dialami oleh ibu hamil. Konstipasi pada wanita hamil umumnya
merupakan konstipasi fungsional yang berhubungan dengan gangguan motilitas
usus besar. Penyerapan cairan di usus meningkat yang makanan di dalam usus akan
cenderung kering dan keras yang menimbulkan terjadinya konstipasi. Faktor-faktor
seperti asupan serat, konsumsi air putih, mengkonsumsi suplemen besi dan aktivitas
fisik dapat mempengaruhi konstipasi pada kehamilan. Kontipasi yang dibiarkan
terlalu lama dapat menjadi komplikasi seperti hemoroid yang dapat berdampak
pada kehamilan, oleh karena itu diperlukan upaya untuk mencegah terjadinya
konstipasi. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui angka kejadian
konstipasi dan hubungan antara faktor risiko dengan kejadian konstipasi pada ibu
hamil di klinik Al-Syifa Kota Palembang.

Metode: Penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional yang


dilaksanakan di bulan November 2018. Sampel penelitian ini adalah ibu hamil yang
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang berobat di klinik Al-Syifa Kota
Palembang. Data diperoleh melalui pengisian kuesioner salah satunya Food Recall
yang terdiri dari 20 pertanyaan dan beberapa pertanyaan untuk Food Recall yang
kemudian dianalisis dengan uji chi-square menggunakan SPSS versi 25.

Hasil: Pada 88 responden ditemukan 35 responden menderita konstipasi. Hasil


analisis menunjukkan usia kehamilan dan aktivitas fisik memiliki hubungan
signifikan dengan kejadian konstipasi (p=0,049, p=0,02). Sedangkan asupan serat,
konsumsi air, dan suplementasi besi tidak memiliki hubungan signifikan denga
kejadian konstipasi (p=0,436, p=0,551, p=0,646).

Kesimpulan: Pada penelitian ini faktor risiko yang memengaruhi adalah usia
kehamilan dan aktivitas fisik.

Kata kunci: faktor risiko, konstipasi, ibu hamil

iv
ABSTRACT
PREVALENCE AND RISK FACTORS OF CONSTIPATION TOWARDS
PREGNANT WOMEN IN AL-SYIFA CLINIC
PALEMBANG IN 2018

(Nurul Anisa, Faculty of Medicine Sriwijaya University, 56 pages1234)

Background: Constipation is well known as disorder of the digestive system that


is characterized by hard stools and difficulties when defecating. Constipation is the
second most frequent problem experienced by pregnant women after nausea and
vomiting. Constipation in pregnant women is generally a functional phenomenon
associated with large bowel motility disorders. An increases of fluid absorption in
the intestine leads to the stood in the intestine becomes dry and solid which causes
the disorder. Factors such as fiber intake, consumption of water, consuming iron
supplements and physical activity are proved to influence constipation in
pregnancy. Constipation which remain undiagnosed can cause a complication like
hemorrhoid that affect to the pregnancy, therefore efforts are needed to prevent
constipation. This study aimed to determine the incidence of constipation and the
relationship between risk factors and the incidence of constipation in pregnant
women in the Al-Syifa clinic in Palembang.

Method: This analytical observational study with a cross sectional design was
conducted in November 2018. The sample of this study was pregnant women who
got treated at the Al-Syifa clinic in Palembang and met the inclusion and exclusion
criteria. Data was obtained through filling out questionnaires, one of which was
Food Recall which consisted of 20 questions and several questions for Food Recall
which were then analyzed by the chi-square test using SPSS version 25.

Result: Out of 88 respondents, 35 respondents was found suffered from


constipation. The results of the analysis showed that gestational age and physical
activity had a significant relationship with the incidence of constipation (p = 0.049,
p = 0.02). While fiber intake, water consumption, and iron supplementation did not
have a significant relationship with the incidence of constipation (p = 0.436, p =
0.551, p = 0.646).

Conclusion: This study concluded that the risk factors affecting constipation in
pregnant women were gestational age and physical activity.

Kata kunci: risk factor, constipation, pregnant women

v
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
berkat rahmat, hidayah dan karunia-Nya maka penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini dengan judul: “Prevalensi dan Faktor Risiko Kejadian Konstipasi pada Ibu
Hamil di Klinik Al-Syifa Kota Palembang Tahun 2018”. Skripsi ini disusun untuk
melengkapi dan memenuhi syarat dalam menyelesaikan pendidikan di Fakultas
Kedokteran Universitas Sriwijaya.
Dalam penyusunan skripsi ini banyak sekali kendala yang dihadapi. Namun
berkat arahan, bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, maka akhirnya skripsi
ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu dengan kerendahan hati dan ketulusan yang
mendalam penulis menghaturkan terima kasih kepada:
1. dr. Syarif Husin, M.S dan dr. Syifa Alkaf, SpOG selaku pembimbing yang
telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam membimbing dan
memberikan masukan, ide dan saran dalam penyusunan skripsi.
2. dr. Abarham Martadiansyah, SpOG (K) dan dr. Nita Parisa, M.Bmd selaku
penguji yang telah banyak memberikan masukan dan saran yang sangat
berperan penting dalam penyusunan skripsi ini.
3. Kepada keluargaku Ayah, Ibu, kakak Ninik dan sepupuku Nizami yang
selau memberikan doa, dukungan dan semangat.
4. Kepada para sahabat AO, Band PC2GB, tim ubur-ubur Infokom,
Alphoenix, teman seperbimbingan skripsi, teman seperjuangan yang telah
bersedia menjadi keluarga ke-2 ku dan teman-teman PSPD 2015 yang telah
menemaniku dalam setiap langkah diperjalanan yang banyak sekali
membantu dan memberikan dorongan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat banyak sekali
kekurangan. Penulis mengharapkan kritik dan saran sebagai bahan perbaikan
skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan semoga amal
baik semua pihak kepada penulis mendapat balasan dari Allah SWT.

Palembang, Januari 2019


Penulis

Nurul Anisa

vi
DAFTAR SINGKATAN

AF : Asam Folat
BAB : Buang Air Besar
HPHT : Hari Pertama Haid Terakhir
IPAQ : International Physical Activity Questionnaire
IPC : Iron Polymaltose Complex
IT : Ilir Timur
kg : kilogram
mg : milligram
ml : milliliter
MET : Metabolic Equivalent Task
NHANES : National Health and Nutrition Examination Survey
PR : Prevalence Ratio
URT : Ukuran Rumah Tangga
WHO : World Health Organization

vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN .............................................................................. ii
LEMBAR PERNYATAAN .............................................................................. iii
ABSTRAK......................................................................................................... iv
ABSTRACT ....................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi
DAFTAR SINGKATAN .................................................................................. vii
DAFTAR ISI ................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii
DAFTAR BAGAN .......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 3
1.3 Tujuan ................................................................................................ 3
1.3.1 Tujuan Umum ........................................................................... 3
1.3.2 Tujuan Khusus .......................................................................... 3
1.4 Hipotesis ............................................................................................ 4
1.5 Manfaat Penelitian.............................................................................. 4
1.5.1 Manfaat Teoritis........................................................................ 4
1.5.2 Manfaat Praktis ......................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Konstipasi pada Wanita Hamil............................................................ 5
2.1.1 Definisi Konstipasi.................................................................... 5
2.1.2 Klasifikasi Konstipasi ............................................................... 6
2.1.3 Gejala Klinis ............................................................................. 6
2.1.4 Patofisiologi Konstipasi pada Kehamilan .................................. 7
2.1.5 Komplikasi Konstipasi pada Kehamilan .................................... 8

viii
2.2 Faktor yang Berhubungan dengan Konstipasi pada Ibu Hamil ............ 8
2.2.1 Usia Kehamilan ........................................................................ 8
2.2.2 Asupan Serat untuk Ibu Hamil .................................................. 8
2.2.3 Kebutuhan Air Putih untuk Ibu Hamil ..................................... 10
2.2.4 Aktivitas Fisik untuk Ibu Hamil .............................................. 11
2.2.5 Suplementasi Zat Besi terhadap Konstipasi pada Ibu Hamil .... 15
2.3 Kerangka Teori................................................................................. 17
2.4 Kerangka Konsep ............................................................................. 18

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Jenis Penelitian ................................................................................. 19
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................... 19
3.2.1 Waktu Penelitian ..................................................................... 19
3.2.2 Tempat Penelitian ................................................................... 19
3.3 Populasi dan Sampel......................................................................... 19
3.3.1 Populasi .................................................................................. 19
3.3.2 Sampel .................................................................................... 19
3.3.2.1 Besar Sampel .............................................................. 19
3.3.2.2 Cara Pengambilan Sampel........................................... 20
3.3.3 Kriteria Inklusi dan Eksklusi ................................................... 21
3.3.3.1 Kriteria Inklusi ............................................................ 21
3.3.3.2 Kriteria Eksklusi ......................................................... 21
3.4 Variabel Penelitian ........................................................................... 21
3.4.1 Variabel Terikat (Dependent Variable) .......................... 21
3.4.2 Variabel Bebas (Independent Variable).......................... 21
3.5 Definisi Operasional ......................................................................... 22
3.6 Cara Pengumpulan Data ................................................................... 28
3.7 Pengolahan dan Analisis Data........................................................... 28
3.8 Kerangka Operasional ...................................................................... 29
3.9 Jadwal Kegiatan ............................................................................... 30
3.10 Anggaran Penelitian ....................................................................... 30

ix
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ................................................................................ 30
4.1.1 Analisis Univariat ................................................................... 30
4.1.1.1 Distribusi Responden Berdasarkan Usia Kehamilan .... 30
4.1.1.2 Distribusi Responden Berdasarkan Kejadian
Konstipasi ................................................................... 31
4.1.1.3 Distribusi Responden Berdasarkan Asupan Serat ........ 31
4.1.1.4 Distribusi Responden Berdasarkan Konsumsi Air ....... 31
4.1.1.5 Distribusi Responden Berdasarkan Aktivitas Fisik ...... 32
4.1.1.6 Distribusi Responden Berdasarkan Suplementasi Besi. 32
4.1.2 Analisis Bivariat ..................................................................... 32
4.1.2.1 Hubungan antara Usia Kehamilan dengan Kejadian
Konstipasi ................................................................... 32
4.1.2.2 Hubungan antara Asupan Serat dengan Kejadian
Konstipasi .................................................................. 33
4.1.2.3 Hubungan antara Konsumsi Air dengan Kejadian
Konstipasi ................................................................... 33
4.1.2.4 Hubungan antara Suplementasi Besi dengan Kejadian
Konstipasi ................................................................... 35
4.1.2.5 Hubungan antara Aktivitas Fisik dengan Kejadian
Konstipasi ................................................................... 34
4.2 Pembahasan...................................................................................... 35
4.2.1 Hubungan Usia Kehamilan dengan Kejadian Konstipasi ......... 35
4.2.2 Hubungan Asupan Serat dengan Kejadian Konstipasi ............. 36
4.2.3 Hubungan Konsumsi Air dengan Kejadian Konstipasi ............ 37
4.2.4 Hubungan Suplementasi Besi dengan Kejadian Konstipasi ..... 38
4.2.5 Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kejadian Konstipasi ........... 39
4.3 Keterbatasan Penelitian .................................................................... 39

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 40
5.2 Saran ................................................................................................ 40

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 42


LAMPIRAN ..................................................................................................... 45
BIODATA ................................................................................................. 74

x
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
1. Kriteria Rome III untuk Konstipasi Fungsional ........................................... 7
2. Kadar Serat Pangan dalam Sayuran, Buah-buahan, Kacang-kacangan dan
Produk Olahannya ..................................................................................... 9
3. Olahraga yang aman bagi kehamilan......................................................... 11
4. Olahraga yang tidak aman bagi kehamilan ................................................ 12
5. Jenis Aktivitas Fisik Intesitas Sedang dan Berat ....................................... 12
6. Kategori MET-menit/minggu.................................................................... 13
7. Kategori Aktivitas Fisik ............................................................................ 14
8. Definisi Operasional ................................................................................. 22
9. Jadwal Kegiatan........................................................................................ 30
10. Anggaran .................................................................................................. 30
11. Distribusi Responden Berdasarkan Usia Kehamilan .................................. 31
12. Distribusi Responden Berdasarkan Kejadian Konstipasi .......................... 32
13. Distribusi Responden Berdasarkan Asupan Serat ..................................... 32
14. Distribusi Responden Berdasarkan Konsumsi Air .................................... 32
15. Distribusi Responden Berdasarkan Aktivitas Fisik ................................... 33
16. Distribusi Responden Berdasarkan Suplementasi Besi ............................. 33
17. Hubungan antara Usia Kehamilan dengan Kejadian Konstipasi ............... 34
18. Hubungan antara Asupan Serat dengan Kejadian Konstipasi ................... 34
19. Hubungan antara Konsumsi Air dengan Kejadian Konstipasi .................. 35
20. Hubungan antara Suplementasi Besi dengan Kejadian Konstipasi ........... 35
21. Hubungan antara Aktivitas Fisik dengan Kejadian Konstipasi ................. 36

xi
DAFTAR BAGAN

Bagan Halaman
1. Kerangka Teori ......................................................................................... 17
2. Kerangka Konsep ..................................................................................... 18
3. Kerangka Operasional............................................................................... 29

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampitan Halaman
1. Lembar Konsultasi ................................................................................. 46
2. Lembar Sertifikat Etik ........................................................................... 47
3. Lembar Surat Izin Penelitian ................................................................. 48
4. Lembar Persetujuan (Informed Consent)................................................. 49
5. Kuesioner Penelitian .............................................................................. 50
6. Rekapitulasi Data Penelitian .................................................................. 57
7. Hasil Output NutriSurvey ...................................................................... 61
8. Equivalensi Suplemen Besi ................................................................... 63
9. Hasil Output SPSS ................................................................................ 70

xiii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Konstipasi atau sembelit adalah kelainan pada sistem pencernaan yang
ditandai dengan tinja yang keras dan menimbulkan kesulitan saat buang air
besar (Irianti, 2014). Konstipasi merupakan masalah pada gastrointestinal
kedua yang paling sering setelah mual dan muntah yang dialami oleh ibu hamil
(Cullen, 2007).
Trottier (2012), mengatakan bahwa sekitar 11-38% wanita hamil yang
mengalami konstipasi. Konstipasi bukanlah merupakan suatu penyakit
melainkan suatu gejala yaitu terjadi perubahan pola defekasi normal yang
ditandai dengan menurunnya frekuensi buang air besar atau pengeluaran feses
yang keras dan kering (Green dan Judith, 2012). Selama masa kehamilan, tubuh
seorang wanita akan mengalami banyak perubahan, salah satunya adalah
peningkatan hormon progesteron selama kehamilan. Selain itu, tubuh menahan
cairan, absorbsi cairan di usus meningkat sehingga isi usus cenderung kering
dan keras yang memudahkan terjadinya konstipasi (Ojieh, 2012).
Cakupan K1 (kunjungan ibu hamil yang pertama kali pada masa
kehamilan) untuk Kota Palembang tahun 2015 sebesar 99,93% dan K4 (kontak
ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang ke empat kali atau lebih) ibu sebesar
97,41%. Cakupan K1 terendah terdapat di Kecamatan Seberang Ulu II
(99,57%) dan tertinggi di Kecamatan Ilir Barat II, Gandus, Kertapati, Bukit
Kecil, Ilir Timur II, Kemuning, Ilir Timur II, Kalidoni dan Sematang Borang
(100%). Cakupan K4 tertinggi terdapat Kecamatan Ilir Timur II sebanyak
99,89% dan terendah di Kecamatan Sukarami sebanyak 94,93% (Dinas
Kesehatan Kota Palembang, 2016).
Bradley (2007), mengatakan bahwa wanita hamil trimester pertama
mengalami konstipasi sebanyak 24%, trimester kedua sebanyak 26%, dan
trimester ketiga sebanyak 26%. Probosuseno (2007), menyatakan bahwa di
Indonesia angka kejadian konstipasi yang diderita oleh wanita hamil sekitar 4-

1
2

30%, sedangkan penelitian dari Hendry pada tahun 2010, menyatakan bahwa
insiden konstipasi pada wanita hamil di Indonesia mencapai 15-20%.
Konstipasi yang diderita masyarakat di atas usia lanjut sekitar 2-25% pada usia
60 tahun ke atas. Wanita hamil lebih sering mengalami kesulitan buang air besar
dibanding wanita usia lanjut dengan perbandingan 3:1 hingga 2:1. Berdasarkan
penelitian di Universitas Loyola pada tahun 2013 yang melibatkan 104 wanita
hamil trimester I dan 66 wanita hamil trimester III, membuktikan bahwa 72%
pada ibu hamil trimester I dan 61% pada ibu hamil trimester III mengalami satu
atau lebih gangguan pada sistem pencernaan, termasuk konstipasi (Gathari,
2013).
Vazquez (2010) mengklasifikasikan konstipasi menjadi konstipasi akibat
kelainan struktural dan konstipasi fungsional. Konstipasi pada wanita hamil
umumnya merupakan konstipasi fungsional yang berhubungan dengan
gangguan motilitas kolon atau anorektal. Ada beberapa faktor yang
menyebabkan wanita hamil mengalami konstipasi, seperti faktor usia
kehamilan, asupan diet serat, konsumsi air putih, aktivitas fisik, dan
suplementasi besi.
Faktor perubahan diet pada ibu hamil juga berkontribusi untuk terjadinya
konstipasi, seperti kurangnya konsumsi serat dan air putih. Wanita hamil
cenderung mengurangi asupan cairan seiring bertambahnya usia kehamilan
(Sembiring, 2015). Faktor aktivitas fisik juga dapat memicu timbulnya keluhan
konstipasi pada ibu hamil. Penurunan aktivitas fisik dapat mengakibatkan
terjadinya penurunan gerak peristaltik sehingga memperlambat waktu
perjalanan feses menuju rektum dalam waktu lama dan terjadi penyerapan
cairan yang berlebihan sehingga feses kering dan mengeras (Vivian, 2012).
Komplikasi konstipasi mulai dari mual, muntah, penurunan nafsu makan,
hemoroid hingga menjadi fisura ani, inkontinensia alvi, perdarahan pada
rektum, fecal impacted dan prolapsus uteri (Vivian, 2012).
Ibu hamil sering kehilangan nafsu makannya akibat rasa tidak nyaman di
perut. Hal ini menyebabkan asupan nutrisi untuk ibu hamil dan janin akan
berkurang. Penting bagi ibu hamil untuk menjaga kesehatan pencernaan,
3

termasuk mengatasi dan mencegah konstipasi, agar asupan nutrisi ibu dan janin
dapat terpenuhi (Lissner, 2003).
Berdasarkan angka kejadian konstipasi pada ibu hamil tersebut,
mengindikasikan pentingnya dilakukan upaya pencegahan konstipasi. Salah
satu upaya adalah untuk mengetahui faktor risiko kejadian konstipasi pada ibu
hamil. Penelitian ini akan mengeksplorasi prevalensi dan faktor risiko kejadian
konstipasi pada ibu hamil di Klinik Al-Syifa Kota Palembang tahun 2018.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1.2.1.1 Bagaimana prevalensi dan faktor risiko kejadian konstipasi pada ibu
hamil di Klinik Al-Syifa Kota Palembang tahun 2018?

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui prevalensi dan faktor risiko
kejadian konstipasi pada ibu hamil di Klinik Al-Syifa Kota Palembang
tahun 2018.
1.3.2 Tujuan Khusus
• Mengukur prevalensi kejadian konstipasi pada masa kehamilan di
Klinik Al-Syifa Kota Palembang Tahun 2018.
• Mengidentifikasi usia kehamilan, asupan serat, konsumsi air putih,
aktivitas fisik, suplementasi besi terhadap kejadian konstipasi pada
masa kehamilan pasien Klinik Al-Syifa Kota Palembang tahun 2018.
• Menganalisis hubungan antara usia kehamilan, asupan serat,
konsumsi air putih, aktivitas fisik, suplementasi besi suplementasi
zat besi pada ibu hamil dengan kejadian konstipasi pada masa
kehamilan di Klinik Al-Syifa Kota Palembang tahun 2018.
4

1.3 Hipotesis
Terdapat hubungan antara usia kehamilan, asupan serat, konsumsi air putih,
suplementasi zat besi, dan aktivitas fisik dengan kejadian konstipasi pada
ibu hamil di Klinik Al-Syifa Kota Palembang tahun 2018.

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat memperkuat landasan teori mengenai faktor risiko
terjadinya konstipasi pada kehamilan.
1.4.2 Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi;
1. Bagi Masyarakat:
• Sebagai bahan edukasi pada masyarakat khususnya untuk ibu
hamil untuk mencegah terjadinya konstipasi pada masa
kehamilan.
• Sebagai bahan edukasi pada masyarakat khususnya untuk ibu
hamil untuk lebih memperhatikan konsumsi pangannya selama
masa kehamilan dengan nutrisi yang cukup dan seimbang.
2. Bagi Praktisi:
• Para sejawat praktisi yang terlibat pada pemeriksaan untuk ibu
hamil dapat mencegah terjadinya konstipasi pada masa
kehamilan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2. 1 Konstipasi pada Wanita Hamil


Wanita hamil secara fisiologis banyak mengalami perubahan pada
tubuhnya salah satunya terjadi peningkatan hormon progesteron.
Peningkatan hormon progesteron dapat menjadi salah satu penyebab
terjadinya ketidaknyamanan kehamilan yaitu konstipasi (Trottier, 2012).
Konstipasi pada wanita hamil umumnya merupakan konstipasi
fungsional berhubungan dengan gangguan motilitas kolon atau anorektal.
Terdapat beberapa faktor kejadian konstipasi yang sering dialami wanita
hamil, yaitu faktor usia kehamilan, asupan serat, konsumsi air putih,
aktivitas fisik, dan suplementasi besi. Ibu hamil yang mengalami
ketidaknyamanan dengan perutnya akan mudah kehilangan nafsu makan.
Hal ini menyebabkan, asupan nutrisi untuk ibu hamil dan janin akan
berkurang (Lissner, 2013).

2.1. 1 Definisi Konstipasi


Konstipasi atau sembelit adalah kesulitan buang air besar
dengan keadaan tinja padat dan keras yang tertahan dalam waktu
yang cukup lama di dalam usus besar karena adanya kesulitan dalam
pengeluaran (Berg dkk, 2007). Menurut North American Society of
Gastroenterology and Nutrition, konstipasi adalah kesulitan atau
lamanya defekasi, timbul selama 2 minggu atau lebih, dan
menyebabkan ketidaknyamanan pada pasien. Konstipasi adalah
suatu keadaan dimana sekresi dari sisa metabolisme nutrisi tubuh
dalam bentuk feses menjadi keras dan menimbulkan kesulitan saat
defekasi (Irianti, 2014).

5
6

2.1. 2 Klasifikasi Konstipasi


Konstipasi dapat diklasifikasikan menjadi konstipasi akibat
kelainan struktural dan konstipasi fungsional (Vazquez, 2010).
Konstipasi akibat kelainan struktural terjadi karena adanya
obstruksi pada aliran tinja, sedangkan konstipasi fungsional
berhubungan dengan gangguan motilitas kolon atau anorektal dan
terjadi reabsorpsi berlebihan. Konstipasi yang sering dikeluhkan
oleh ibu hamil merupakan konstipasi fungsional (Faigel, 2002).
Konstipasi fungsional dapat dikelompokkan menjadi primer
atau sekunder. Konstipasi fungsional primer tidak diketahui
penyebab dasarnya. Keadaan ini ditemukan pada sebagian besar
pasien dengan keluhan konstipasi. Konstipasi fungsional sekunder
dapat ditentukan penyebab dasarnya. Selain itu, penyakit sistemik
dan efek samping pemakaian beberapa obat tertentu merupakan
penyebab konstipasi fungsional yang sering terjadi. Klasifikasi lain
dari keluhan tersebut bersifat akut atau kronis. Konstipasi akut
keluhan yang dirasakan berlangsung selama 1-4 minggu, sedangkan
konstipasi kronis bila keluhan telah berlangsung lebih dari 4 minggu
(Vazquez, 2010).

2.1. 3 Gejala Klinis


Gejala klinis konstipasi adalah tinja yang keras, mengedan
terlalu kuat, memerlukan waktu yang lama saat defekasi dan
frekuensi defekasi kurang dari 3 kali seminggu. Para ahli
gastroenterologi di Eropa dan Amerika telah mencoba membuat
suatu kriteria sederhana untuk menegakkan konstipasi fungsional
yang dikenal dengan Kriteria Rome III.
7

Tabel 1. Kriteria Rome III untuk Konstipasi Fungsional


Keluhan selama 3 bulan terakhir, tidak perlu berurutan, dan berlangsung
selama masa kehamilan dengan memenuhi 2 atau lebih kriteria sebagai
berikut:

Ø Mengedan kuat pada > 1 kali dalam 4 kali defekasi


Ø Konsistensi tinja keras pada > 1 kali dalam 4 kali defekasi
Ø Rasa pengeluaran tinja yang tidak komplit > 1 kali dalam 4 kali
defekasi
Ø Rasa adanya obstruksi atau rasa tahanan pada > 1 kali dalam 4 kali
defekasi
Ø Diperlukan tindakan manual > 1 kali dalam 4 kali defekasi (misalnya
menggunakan jari, menyokong rongga pelvis)
Ø Frekuensi defekasi < 3 kali dalam seminggu
Ø Tidak disertai tinja cair
Ø Tinja yang lancar jarang terjadi tanpa menggunakan obat laksatif

2.1. 4 Patofisiologi Konstipasi pada Kehamilan


Tubuh seorang wanita selama hamil akan mengalami banyak
perubahan, salah satunya adalah peningkatan hormon progesteron.
Progesteron akan menyebabkan otot-otot relaksasi untuk memberi
tempat janin berkembang. Relaksasi otot ini juga akan mengenai otot
usus sehingga akan menurunkan motilitas usus yang pada akhirnya
menyebabkan konstipasi (Ojieh, 2012).
Peningkatan hormon progesteron mengakibatkan motilitas
saluran cerna menurun dan waktu makanan yang melalui usus
menjadi lebih panjang (slow-transit constipation). Waktu lintas
(transit time) yang lama membuat air semakin banyak terserap yang
dapat menyebabkan konsistensi tinja mengeras dan perut kembung
selama kehamilan (Varney dan Helen 2006). Menurut Salmah
(2006), mulai dari trimester II terjadi pembesaran rahim yang
menyebabkan tonus-tonus otot saluran pencernaan melemah,
sehingga feses tertahan lama di usus dan feses mengeras akhirnya
kesulitan buang air besar.
8

2.1. 5 Komplikasi Konstipasi pada Kehamilan


Komplikasi dari konstipasi dapat menjadi hal yang serius,
seperti fecal impaction atau obstruksi yang diakibatkan karena tinja
yang mengeras. Komplikasi lain yaitu mual, muntah, penurunan
nafsu makan, hemoroid sampai dapat menjadi komplikasi seperti
fissura ani, inkontinensia alvi, perdarahan pada rektum dan
prolapsus uteri (Vivian, 2012).
Mengejan terlalu kuat saat defekasi dapat menyebabkan
bengkak pada daerah rektum hingga mengeluarkan darah (wasir).
Hal ini dapat berpengaruh pada saat proses persalinan, yaitu
membuat ibu hamil tidak boleh mengejan terlalu keras saat
persalinan (Vivian, 2012).

2. 2 Faktor yang Berhubungan dengan Konstipasi pada Ibu Hamil


2.2. 1 Usia Kehamilan
Menurut Trottier (2012), sekitar 11 % sampai 38% ibu hamil
mengalami konstipasi, terutama pada awal kehamilan dan trimester
ketiga pada masa kehamilan. Penelitian di Univeritas Loyola pada
tahun 2013 yang melibatkan 104 wanita hamil trimester I dan 66
wanita hamil trimester III. Penelitian membuktikan bahwa 72%
pada ibu hamil trimester I dan 61 % pada ibu hamil trimester III
mengalami satu atau lebih gangguan pada usus, termasuk konstipasi
(Gathari, 2013). Pada minggu ke-9 usia kehamilan, kesulitan untuk
buang air besar sering terjadi akibat dari tingginya kadar hormon
progesteron di dalam tubuh yang memperlambat kerja otot-otot usus
halus (Ana, 2010).

2.2. 2 Asupan Serat untuk Ibu Hamil


Serat mampu mengatasi konstipasi karena serat di
metabolisme oleh bakteri yang berada dan melewati saluran cerna,
sehingga serat mampu menambah volume feses, melunakkan
9

konsistensi feses, memperpendek waktu transit usus, dan


memproduksi flatus (Kusharto, 2006).
Efek serat yang baik bagi tubuh yang timbul sangat
dipengaruhi oleh sifat fisik serat tersebut, seperti kelarutan dalam
air, kemampuan menahan air, kemampuan mengikat bahan organic
maupun anorganik dan daya fermentabilitas terhadap bakteri.
Berdasarkan kelarutannya dalam air, serat dapat dibedakan menjadi
serat larut dan serat tak larut. Serat tak larut adalah serat yang tidak
dapat larut dalam air panas dan yang termasuk dalam kelompok ini
adalah selulosa, beberapa hemiselulosa dan lignin. Secara umum
sayur-sayuran dan gandum mengandung lebih banyak serat tak
larut. Efek kelarutannya dalam air ini akan mempengaruhi beberapa
sifat serat yang lain. Serat tak larut akan memperpendek waktu
transit dan akan memperbesar massa feses (Gallagher, 2008).

Tabel 2. Kadar Serat Pangan dalam Sayuran, Buah-buahan, Kacang-


kacangan, dan Produk Olahannya
Jenis Sayuran / Jumlah serat per Jenis Sayuran / Jumlah serat
Buah-buahan / 100 gram (dalam Buah-buahan / per 100 gram
Kacang- gram) Kacang-kacangan (dalam gram)
kacangan
a. Sayuran
Wortel rebus 3,3 Daun papaya 2,1
Kangkung 3,1 Daun singkong 1,2
Brokoli rebus 2,9 Asparagus 0,6
Labu 2,7 Jamur 1,2
Jagung manis 2,8 Terong 0,1
Kol kembang 2,2 Buncis 3,2
Daun bayam 2,2 Nangka muda 1,4
Kentang rebus 1,8 Daun kelor 2,0
Kubis rebus 1,7 Sawi 2,0
Tomat 1,1 Brokoli 0,5
b. Buah-buahan
Alpukat 1,4 Nanas 0,4
Anggur 1,7 Pepaya 0,7
10

Lanjutan Tabel 2. Kadar Serat Pangan dalam Sayuran, Buah-buahan,


Kacang-kacangan, dan Produk Olahannya
Apel 0,7 Pisang 0,6
Belimbing 0,9 Semangka 0,5
Jambu biji 5,6 Sirsak 2,0
Jeruk bali 0,4 Srikaya 0,7
Jeruk Sitrun 2,0 Strawberi 6,5
Mangga 0,4 Pear 3,0
Melon 0,3
a. Kacang-kacangan dan produk olahannya
Kacang kedelai 4,9 Kedelai bubuk 2,5
Kacang tanah 2,0 Kecap kental 0,6
Kacang hijau 4,3 Tahu 0,1
Kacang panjang 3,2 Susu kedelai 0,1
Tauge 0,7 Tempe kedelai 1,4
Sumber: Food Facts Asia, 1999.

Menurut National Health and Nutrition Examination Survey


(NHANES) tahun 1991, mengatakan bahwa konsumsi serat untuk
ibu hamil yang adekuat adalah 28 gram/hari. Serat (termasuk buah-
buahan dan sayuran) dikonsumsi sebanyak 25-35 gram per hari dan
lebih baik jangan berlebihan. Jika berlebihan serat akan
menyebabkan terbentuknya gas yang menjadi salah satu penyebab
perut kembung (World Health Organization, 2013).

2.2. 3 Kebutuhan Air Putih untuk Ibu Hamil


Kebutuhan air yang merupakan zat gizi mikro sangat penting
bagi tubuh dan efektif mengurangi keluhan konstipasi. Asupan
cairan yang adekuat, yaitu minum air putih minimal 6-8 gelas air
minum (satu gelas berukuran 250 ml) sehingga menjadi 1500-2000
ml setiap hari, untuk mencegah mual dan menstimulasi peristaltik
minum air hangat saat bangun dari tempat tidur (Varney dan Helen,
2006). Kekurangan cairan kronis akan berakibat terjadinya
konstipasi (Driskell, 2009).
11

2.2. 4 Aktivitas Fisik untuk Ibu Hamil


Menurut Uliyah (2008), aktivitas fisik dapat mempengaruhi
proses defekasi karena melalui aktivitas tonus otot abdomen, pelvis,
dan diafragma dapat membantu meningkatkan gerakan peristaltik
pada daerah kolon usus yang membuat proses defekasi menjadi
lancar. Penurunan aktivitas fisik dapat mengakibatkan terjadinya
penurunan gerak peristaltik sehingga memperlambat waktu
perjalanan feses menuju rektum dalam waktu lama dan terjadi
reabsorpsi cairan yang berlebihan sehingga feses kering dan
mengeras (Vivian, 2012).
Berdasarkan Physical Activity Guidelines for Americans
tahun 2008, mengatakan bahwa wanita hamil seharusnya melakukan
olahraga aerobik intensitas sedang minimal 150 menit setiap minggu
atau 600 Metabolic Equivalent Task (MET)-menit per minggu.
Contoh olahraga aerobik intensitas sedang, yaitu senam hamil, yoga,
berenang, dan jalan santai. Selama kehamilan, wanita sebaiknya
menghindari olahraga yang memperberat beban tulang belakang
setelah trimester pertama dan menghindari olahraga yang
meningkatkan risiko terjatuh atau trauma pada perut, seperti
menunggang kuda, sepak bola dan bola basket (U.S. Department of
Health and Human Services, 2008).

Tabel 3. Olahraga yang Aman bagi Kehamilan (American College of


Obstetricians and Gynecologists, 2015).
Olahraga yang aman bagi kehamilan
1. Jalan santai 2. Berenang
3. Sepeda statis 4. Low-impact aerobic
5. Yoga yang 6. Pilates yang dimodifikasi*
dimodifikasi*
7. Berlari atau jogging* 8. Racquet sports*
9. Strength training*
Lanjutan Tabel 3. Olahraga yang Aman bagi Kehamilan (American
College of Obstetricians and Gynecologists, 2015).
12

*Yoga : menghindari posisi yoga yang dapat menurunkan aliran balik


vena dan menyebabkan hipotensi.
*Berlari, jogging, racquet sport, strength training : harus dikonsultasikan
ke dokter kandungan.
*Racquet sport : menghindari olahraga yang mengganggu keseimbangan
tubuh yang bisa meningkatkan risiko terjatuh. Contoh
racquet sport seperti; badminton, tenis, dan tenis meja.

Tabel 4. Olahraga yang tidak aman bagi kehamilan (American College


of Obstetricians and Gynecologists, 2015).
Olahraga yang tidak aman bagi kehamilan
• Contact sport (hockey, boxing, sepak bola, basket)
• Aktivitas dengan risiko terjatuh yang tinggi (downhill snow
skiing, water skiing, selancar, off-road cycling, gymnastics, dan
berkuda)
• Selam Scuba
• Terjun payung
• Hot yoga atau hot pilates

Untuk mengukur tingkat aktivitas fisik digunakan International


Physical Activity Questionnaire (IPAQ). Penilaian dilakukan
dengan cara menanyakan aktivitas fisik responden yang dilakukan
selama 7 hari terakhir (Craig dkk, 2003).

Tabel 5. Jenis Aktivitas Fisik Intesitas Sedang dan Berat


Jenis Aktivitas Fisik Contoh Aktivitas
Aerobik Intensitas Sedang • Sepeda statis atau sepeda santai
• Senam hamil
• Yoga
• Jogging
• Berenang
• Pekerjaan rumah tangga
Aerobik Intensitas Berat • Sepeda cepat
• Berlari
Sumber: (U.S. Department of Health and Human Services, 2008;
American College of Obstetricians and Gynecologists, 2015)

Aktivitas sehari-hari seperti pekerjaan rumah tangga atau


yang biasa dilakukan seperti kerja kantoran, berpindah dari satu
tempat ke tempat yang lain, dan saat waktu luang baik itu untuk
rekreasi atau berolahraga, dan yang lainnya. Aktivitas fisik ringan
13

dilakukan kurang dari 600 Metabolic Equivalent Task (MET)-


menit/minggu, sehingga aktivitas fisik dapat menjadi salah satu
faktor risiko terjadinya konstipasi. Aktivitas sedang meliputi
beberapa kriteria yaitu melakukan aktivitas fisik dengan intensitas
sedang selama minimal 5 hari atau berjalan minimal 30 menit setiap
hari, dan melakukan kombinasi berjalan, aktivitas fisik dengan
intensitas sedang selama 5 hari atau lebih yang menghasilkan total
aktivitas fisik dengan minimal 600 MET-menit/minggu. Aktivitas
berat meliputi beberapa kriteria yaitu melakukan aktivitas fisik
dengan intensitas berat selama 3 hari atau lebih yang menghasilkan
sebanyak 1500 MET-menit/minggu, dan melakukan kombinasi
berjalan, aktivitas dengan intensitas berat seperti bersepeda secara
cepat, berenang dan aerobik selama 7 hari atau lebih yang
menghasilkan total aktivitas fisik minimal sebanyak 3000 MET-
menit/minggu (Wang dkk, 2017).

Tabel 6. Kategori MET-menit/minggu (Craig dkk, 2003).


Kategori MET-menit/minggu Rumus
MET-menit/minggu Berjalan = 3,3 x jumlah menit x jumlah
hari
MET-menit/minggu = 4,0 x jumlah menit x jumlah
Aktivitas Fisik Intensitas Sedang hari
MET-menit/minggu = 8,0 x jumlah menit x jumlah
Aktivitas Fisik Intensitas Berat hari
14

Tabel 7. Kategori Aktivitas Fisik (Craig dkk, 2003).

Kategori Aktivitas Keterangan


Fisik
Aktivitas Fisik Ringan Tidak memenuhi kriteria aktivitas fisik sedang
dan berat, dilakukan minimal 30 menit minimal 3
kali dalam seminggu atau <600 MET-
menit/minggu.
Aktivitas Fisik Sedang Memenuhi salah satu kriteria dibawah ini:
• Melakukan aktivitas fisik dengan intensitas
sedang selama minimal 5 hari atau berjalan
minimal 30 menit setiap hari.
• Melakukan kombinasi berjalan, aktivitas
fisik dengan intensitas sedang atau berat
selama 5 hari atau lebih yang menghasilkan
total aktivitas fisik dengan minimal 600
MET-menit/minggu
Aktivitas Fisik Berat Memenuhi salah satu kriteria dibawah ini:
• Melakukan aktivitas fisik dengan intensitas
berat selama 3 hari atau lebih yang
menghasilkan sebanyak 1500 MET-
menit/minggu.
• Melakukan kombinasi berjalan, aktivitas
dengan intensitas berat selama 7 hari atau
lebih yang menghasilkan total aktivitas fisik
minimal sebanyak 3000 MET-
menit/minggu.

Hal ini juga dapat menjadi pencegahan konstipasi dimana


ibu hamil yang melakukan aktivitas-aktivitas di atas dapat
membantu proses metabolisme dalam tubuhnya akan lancar
sehingga mempengaruhi motilitas usus dan mencegah terjadinya
sembelit. Masih banyak ibu hamil terutama pada trimester II tidak
melakukan senam hamil karena kurangnya kesadaran dan
pengetahuan ibu terhadap efek yang akan dialaminya, sehingga akan
meningkatkan angka kejadian kejadian konstipasi yang apabila tidak
segera diatasi akan menyebabkan hemoroid (Uliyah, 2008).
15

2.2. 5 Suplementasi Zat Besi terhadap Konstipasi pada Ibu Hamil


Zat besi yang dikonsumsi oleh ibu hamil merupakan
suplementasi yang penting bagi ibu hamil dan juga untuk janin.
Perhitungan makan tiga kali sehari atau 1000-2500 kalori akan
menghasilkan sekitar 10–15 mg zat besi perhari, namun hanya 1-2
mg yang di absorpsi (Depkes Republik Indonesia, 2001).
Zat besi adalah elemen mikro yang penting untuk proses
pembentukan darah yang dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan
fisiologis selama kehamilan. Menurut World Health Organization
(WHO), selama kehamilan diperlukan 30-60 mg zat besi elemental
selama 6 bulan. Besi elemental 60 mg setara dengan 300 mg fero
sulfat, 180 mg fero fumarat, dan 500 mg fero glukonat.
(Prawirohardjo, 2009).
Menurut Hunter (2005), bahwa suplemen zat besi
menyebabkan gangguan pergerakan usus, sehingga menyebabkan
tonus otot menurun yang dapat memperlambat gerakan peristaltik
usus akibatnya tinja berwarna kehitam-hitaman, tinja keras, kering,
kadang berdarah dan mengalami kesulitan buang air besar atau
konstipasi. Menurut Salmah (2006), pada trimester II terjadi
pembesaran rahim yang menyebabkan tonus-tonus otot saluran
pencernaan melemah, sehingga feses tertahan lama di usus dan feses
mengeras akhirnya kesulitan buang air besar.
Besi dalam bentuk fero lebih mudah diabsorbsi maka
preparat besi untuk pemberian oral tersedia dalam berbagai bentuk
berbagai garam fero seperti fero sulfat, fero glukonat, dan fero
fumarat. Ketiga preparat ini umumnya efektif dan tidak mahal. Di
Indonesia, pil besi yang umum digunakan dalam suplementasi zat
besi adalah ferrosus sulfat, senyawa ini tergolong murah dan dapat
diabsorbsi sampai 20% (Harvey dkk, 2007).
Wanita hamil yang mengkonsumsi suplemen besi dalam
jumlah besar pada keadaan perut kosong, cenderung lebih sering
16

terjadi gangguan pencernaan. Penggunaan suplemen besi dalam


dosis yang tinggi pada umumnya dapat menyebabkan konstipasi dan
keluhan-keluhan pada pencernaan lainnya, termasuk mual, muntah
dan diare dengan frekuensi dan tingkat keparahan tergantung dengan
jumlah besi elemental yang dilepas di dalam perut. Ada pula yang
mengatakan kebutuhan zat besi pada ibu hamil berbeda pada setiap
umur kehamilannya. Pada trimester I dosis dari 0,8 mg/hari, naik
menjadi 6,3 mg/hari pada trimester III (Hinderaker dkk, 2002).
Konsumsi Fe pada ibu hamil harus dalam batas dosis yang
ditentukan dan jangan berlebihan agar dapat mengurangi efek
konstipasi. Konstipasi ini dapat diredakan dengan cara
memperbanyak minum, menambah konsumsi makanan yang kaya
akan serat seperti roti, sereal dan agar- agar (Arisman, 2009).
17
17

2.3 Kerangka Teori

Ibu hamil

Asupan serat Hormon progesteron Konsumsi air putih Konsumsi suplemen


Aktivitas fisik berkurang berkurang
berkurang zat besi (Fe)

Motilitas otot-otot pencernaan Gangguan pergerakan


usus

Slow-transit atau
Transit time memanjang
Tonus otot menurun

Gerakan peristaltik usus

Reabsorpsi air yang berlebihan Frekuensi defekasi < 3 kali


seminggu

Konsistensi feses mengeras

Konstipasi

Gambar 1. Kerangka Teori


18

2.4 Kerangka Konsep

Variabel Bebas:

• Faktor Risiko
Usia Kehamilan Variabel Terikat:
Asupan Serat Konstipasi
Konsumsi Air Putih
Suplementasi Zat Besi
Aktivitas Fisik

Gambar 2. Kerangka Konsep


BAB III
METODE PENELITIAN

3. 1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat analitik dengan pendekatan
cross sectional (potong lintang).

3. 2 Waktu dan Tempat Penelitian


3.2. 1 Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan selama lima bulan mulai dari penyusunan
proposal, pengumpulan dan analisis data hingga penyusunan laporan
akhir sejak bulan Juli sampai dengan Desember 2018.
3.2. 2 Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Klinik Al-Syifa Kota Palembang. Klinik
ini merupakan salah satu klinik khusus kebidanan dan kandungan di
Kota Palembang.

3. 3 Populasi dan Sampel


3.3.1. Populasi
3.3.1.1 Populasi Target
Semua ibu hamil yang berobat di Klinik Kota Palembang.
3.3.1.2 Populasi Terjangkau
Semua ibu hamil yang berobat di Klinik Al-Syifa Kota
Palembang pada periode penelitian.
3.3.2 Sampel Penelitian
3.3.2.1 Besar Sampel
Sampel penelitian adalah sebagian ibu hamil yang berobat di
Klinik Al-Syifa Palembang pada periode penelitian yang
memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Jumlah sampel
minimal yang dibutuhkan dalam penelitian dan dihitung
melalui rumus desain potong lintang adalah:

19
20

$% & '(
! =
)&
1,96x 1,96 x 0,3 x 0,7
=
0,1&
0,806736
=
0,01
= 80,6736 ≈ 81

Keterangan:
n = jumlah sampel minimal
α = batas kemaknaan yang dikehendaki pada penelitian ini
adalah 0,05
p = frekuensi insiden konstipasi pada wanita hamil adalah 4-
30% (Probosuseno, 2007)
Zα = deviat baku alfa, untuk α 0,05 maka didapatkan nilai
1,96
d = presisi
q = 1 – P = 1- 0,3 = 0,7

Dari perhitungan diatas diperoleh besar sampel minimal


sebanyak 81 sampel. Jumlah sampel yang akan diambil
dalam penelitian sebanyak 90 sampel, karena penambahan
10% untuk menjaga sampel minimal tetap terpenuhi.

3.3.2.2 Cara Pengambilan Sampel


Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini
menggunakan consecutive sampling, yaitu semua subjek yang
datang dan memenuhi kriteria inklusi dimasukkan dalam penelitian
sampai jumlah subjek yang diperlukan terpenuhi. Consecutive
sampling ini merupakan jenis non probability sampling yang
paling baik, dan sering merupakan cara termudah. Sebagian besar
21

penelitian klinis (termasuk uji klinis) menggunakan teknik ini


untuk pemilihan subjeknya (Sastroasmoro, 2007).

3.3.3 Kriteria Inklusi dan Eksklusi


3.3.3.1 Kriteria Inklusi
1. Ibu hamil usia 0-40 minggu yang berobat ke Klinik Al-Syifa
Kota Palembang
2. Ibu hamil yang bersedia menjadi responden dan mengisi
kuesioner di Klinik Al-Syifa Kota Palembang
3.3.3.2 Kriteria Eksklusi
1. Ibu hamil dengan kehamilan ganda (gemeli)
2. Ibu hamil dengan keluhan perut kembung
3. Ibu hamil dengan keluhan sensasi perih di dada (heartburn)
4. Ibu hamil dengan keluhan Buang Air Besar (BAB) cair
5. Ibu hamil dengan keluhan hemoroid

3.4 Variabel Penelitian


3.4.1. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel terikat pada penelitian ini adalah ibu hamil yang
mengeluhkan konstipasi.
3.4.2. Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel bebas pada penelitian ini adalah faktor-faktor risiko
kejadian konstipasi yang meliputi usia kehamilan, asupan serat,
konsumsi air putih, aktivitas fisik, dan suplementasi zat besi.
22

3.5 Definisi operasional


Tabel 8. Definisi Operasional

No. Variabel Definisi Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala Ukur

1. Konstipasi Kesulitan buang air besar dengan keadaan tinja Kuesioner Wawancara 1. Konstipasi Nominal
padat dan keras yang tertahan dalam waktu 2. Tidak Konstipasi
yang cukup lama di dalam usus besar karena
adanya kesulitan dalam pengeluaran. Keluhan
selama 3 bulan terakhir (tidak perlu berurutan),
berlangsung selama masa kehamilan dengan
memenuhi 2 kriteria atau lebih, seperti
mengedan kuat pada >1 kali dalam 4 kali
defekasi, konsistensi tinja keras pada >1 kali
dalam 4 kali defekasi, rasa pengeluaran tinja
yang tidak komplit >1 kali dalam 4 kali
defekasi, rasa obstruksi atau ada rasa tertahan
atau terhambat di bagian anorektal pada >1 kali
dalam 4 kali defekasi, diperlukan tindakan
manual >1 kali dalam 4 kali defekasi (misalnya
menggunakan jari, menyokong rongga pelvis),
23

frekuensi defekasi kurang dari 3 kali seminggu,


dan tidak disertai tinja cair.
2. Usia Merupakan usia kehamilan yang dihitung dari Kuesioner Wawancara 1. Trimester I = 0-12 Ordinal
Kehamilan Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT). minggu
2. Trimester II = 13-28
minggu
3. Trimester III =29-40
minggu
3. Asupan Serat Merupakan konsumsi makanan ibu hamil yang Food Recall Wawancara 1. Cukup (mengkonsumsi Ordinal
mengandung serat antara lain: sayuran, buah- serat sebanyak 25-35
buahan, kacang-kacangan dan produk gram/hari selama usia
olahannya, gandum, dan lain-lain Dituliskan kehamilan)
dalam ukuran porsi URT (Ukuran Rumah 2. Kurang (tidak mencapai
Tangga) ke dalam satuan berat (gram) yaitu 25-35 gram/hari selama
sebanyak 25-35 gram per hari karena mampu usia kehamilan)
menambah volume feses, melunakkan
konsistensi feses, memperpendek waktu transit
usus, dan mengeluarkan gas.
24

4. Konsumsi Air Ibu hamil yang mengkonsumsi air putih minimal 6- Kuesioner Wawancara 1. Cukup (1500-2000 ml/hari Ordinal
Putih 8 gelas air minum (yang berukuran 250 ml) atau atau 6-8 gelas air) atau lebih
1500-2000 ml per hari untuk menstimulasi gerakan 2. Kurang (< 1500 ml/hari atau
peristaltik usus. < 6 gelas)

5. Aktivitas Fisik Aktivitas sehari hari seperti pekerjaan rumah tangga Kuesioner Wawancara 1. Ringan : Jika MET- Ordinal
atau yang biasa dilakukan, berpindah dari satu menit/minggu < 600
tempat ke tempat yang lain, dan saat waktu luang 2. Sedang : melakukan aktivitas
baik itu rekreasi atau berolahraga, dan aktivitas fisik seperti pekerjaan rumah
ringan yaitu aktivitas fisik yang dilakukan minimal tangga dan aktivitas sehari-
hari (jika bekerja kantoran,
dan lainnya) setiap hari atau
atau berjalan minimal 30
menit setiap hari dalam
seminggu atau melakukan
aktivitas sedang minimal 5
hari atau lebih yang
menghasilkan total aktivitas
fisik dengan minimal 600
MET-menit/minggu.
25

seperti berjalan santai dalam dalam seminggu 3. Berat : melakukan aktivitas


terakhir. seperti pekerjaan rumah
tangga dan aktivitas sehari-
hari (jika bekerja kantoran,
dan lainnya) setiap hari dan
melakukan aktivitas berat
selama 3 hari atau lebih
yang menghasilkan
sebanyak 1500 MET-
menit/minggu, dan
melakukan kombinasi
berjalan, aktivitas dengan
intensitas berat seperti
bersepeda secara cepat,
berenang dan aerobik
selama 7 hari atau lebih
yang menghasilkan total
aktivitas fisik minimal
sebanyak 3000 MET-
menit/minggu.
26

5. Suplementasi Menurut WHO, besi elemental (jumlah zat besi yang Kuesioner Wawancara 1. Cukup (mengkonsumsi Ordinal
Zat Besi terkandung di dalam suplemen untuk penyerapan di suplementasi besi yang
dalam tubuh) yang dibutuhkan untuk ibu hamil mengandung besi elemental
sebanyak 30-60 mg. Besi elemental 60 mg setara sebanyak 30-60 mg)
dengan 300 mg fero sulfat, 180 mg fero fumarat, dan 2. Lebih (mengkonsumsi
500 mg fero glukonat. suplementasi besi yang
mengandung besi elemental
lebih dari 30-60 mg)
27

3.6 Cara Pengumpulan Data


Data yang dikumpulkan adalah data primer yang diperoleh dari hasil pengisian
kuesioner dan wawancara kepada semua ibu hamil yang berobat ke Klinik Al-
Syifa Kota Palembang.

3.7 Pengolahan dan Analisis Data


Pengolahan data akan dilakukan dengan:
• Analisis Univariat
Analisis univariat untuk mengetahui pola distribusi frekuensi pada variabel
dependen (konstipasi) dan variabel independen (usia kehamilan, asupan
serat, konsumsi air, aktivitas fisik, dan suplementasi zat besi) yang diteliti.
Analisis data univariat dilakukan dengan melihat frekuensi kejadian dalam
bentuk persentase.
• Analisis Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk melihat adanya hubungan antara
variabel terikat dan variabel bebas dengan uji Chi-square, bila nilai p<0,05
maka hasil statistik dinyatakan bermakna atau berhubungan, dan bila p>0,05
maka hasil statistik dinyatakan tidak bermakna/berhubungan. Hasil
disajikan dalam bentuk tabel dan narasi. Pada hasil distribusi yang tidak
sesuai dengan syarat uji Chi-square akan dilakukan analisis dengan
menggunakan uji Fisher exact test.
Data yang akan diolah terlebih dahulu dipastikan kelengkapan
datanya, kemudian dikelompokkan berdasarkan variabel-variabel yang
diteliti. Analisis bivariat dilakukan untuk untuk mengetahui distribusi ibu
hamil yang mengalami kejadian konstipasi berdasarkan usia kehamilan,
asupan serat, konsumsi air putih, aktivitas fisik, dan suplementasi zat besi
di Klinik Al- Syifa Kota Palembang.
Hasil analisis akan disajikan secara tabular dan naratif.
28

3.8 Kerangka Operasional

Perencanaan Penelitian

Penentuan Populasi dan


Sampel
Kriteria Kriteria
Inklusi Eksklusi
Pengumpulan Data

Pengolahan dan Analisis


Data

Laporan Hasil dan


Pembahasan

Kesimpulan

Laporan Akhir

Publikasi

Gambar 3. Kerangka Operasional


29

3. 9 Jadwal Kegiatan
Tabel 9. Jadwal Kegiatan
2018 2019
Kegiatan
Juli Agustus September Oktober November Desember Januari
Penyusunan
Proposal
Seminar Proposal

Pengumpulan data

Pengolahan dan
Analisis data
Penyusunan Laporan
Skripsi
Seminar Hasil dan
Revisi Skripsi

3.10 Anggaran
Tabel 10. Anggaran
Uraian Keperluan Jumlah Harga Satuan Biaya
Kertas A4 70 gram 2 rim Rp. 45.000 Rp. 90.000
Tinta printer hitam 1 set Rp. 100.000 Rp. 100.000
Jilid Secukupnya Rp. 100.000 Rp. 100.000
ATK dan fotokopi Secukupnya Rp. 200.000 Rp. 200.000
Total Rp. 490.000
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2 Hasil Penelitian


Penelitian observasional analitik telah dilaksanakan di Klinik Al-
Syifa Kota Palembang yang berlangsung pada bulan November 2018.
Pada penelitian ini, terdapat 88 orang sebagai sampel penelitian yang
memenuhi kriteria inklusi.
Data yang digunakan pada penelitian ini merupakan data primer
yang dikumpulkan dengan cara wawancara terkendali dengan
menggunakan kuesioner. Data kemudian dianalisis secara univariat dan
dilanjutkan dengan analisis asosiasi (bivariat) menggunakan teknik chi-
square dan Fisher Exact untuk mengetahui hubungan usia kehamilan,
asupan serat, konsumsi air, aktivitas fisik, dan suplementasi besi dengan
kejadian konstipasi.

4.1.1 Analisis Univariat


4.1.1.1 Distribusi Responden Berdasarkan Usia Kehamilan
Tabel 11 menyajikan data mengenai distribusi responden
berdasarkan usia kehamilan. Dari 88 responden penelitian, pada
trimester 11 memiliki jumlah sebanyak 30 (34,1%), trimester 2
memiliki jumlah sebanyak 34 (38,6%), dan trimester 3 memiliki
jumlah sebanyak 24 (27,3%).

Tabel 11. Distribusi Responden Berdasarkan Usia Kehamilan


Usia Kehamilan n %
Trimester 1 30 34,1
Trimester 2 34 38,6
Trimester 3 24 27,3
Total 88 100

30
31

4.1.1.2 Distribusi Responden Berdasarkan Kejadian Konstipasi


Pada Tabel 12 menyajikan data mengenai distribusi
responden berdasarkan kejadian konstipasi. Dari 88 responden
penelitian, jumlah responden yang mengalami konstipasi sebanyak 35
(39,8%), sedangkan yang tidak konstipasi sebanyak 53 (60,2%).

Tabel 12. Distribusi Responden Berdasarkan Kejadian Konstipasi


Variabel n %
Konstipasi 35 39,8
Tidak Konstipasi 53 60,2
Total 88 100

4.1.1.3 Distribusi Responden Berdasarkan Asupan Serat


Pada Tabel 13 menyajikan data mengenai distribusi
responden berdasarkan asupan serat. Dari 88 responden penelitian,
jumlah responden dengan asupan serat yang kurang sebanyak 76
(86,4%), sedangkan dengan asupan serat cukup sebanyak 12 (13,6%).

Tabel 13. Distribusi Responden Berdasarkan Asupan Serat


Asupan Serat n %
Kurang 76 86,4
Cukup 12 13,6
Total 88 100

4.1.1.4 Distribusi Responden Berdasarkan Konsumsi Air


Pada Tabel 14 menyajikan data mengenai distribusi
responden berdasarkan konsumsi air. Dari 88 responden penelitian,
jumlah responden yang mengonsumsi air kurang sebanyak 27
(30,7%), sedangkan yang mengonsumsi air cukup sebanyak 61
(69,3%).
Tabel 14. Distribusi Responden Berdasarkan Konsumsi Air

Konsumsi Air n %
Kurang 27 30,7
Cukup 61 69,3
Total 88 100
32

4.1.1.5 Distribusi Responden Berdasarkan Aktivitas Fisik


Pada Tabel 15 menyajikan data mengenai distribusi
responden berdasarkan aktivitas fisik. Dari 88 responden penelitian,
jumlah responden yang melakukan aktivitas fisik ringan sebanyak 30
(34,1%), jumlah responden yang melakukan aktivitas fisik sedang
sebanyak 30 (34,1%), dan yang melakukan aktivitas fisik berat
sebanyak 28 (31,8%).

Tabel 15. Distribusi Responden Berdasarkan Aktivitas Fisik


Aktivitas Fisik n %
Ringan 30 34,1
Sedang 30 34,1
Berat 28 31,8
Total 88 100

4.1.1.6 Distribusi Responden Berdasarkan Suplementasi Besi


Pada Tabel 16 menyajikan data mengenai distribusi
responden berdasarkan aktivitas fisik. Dari 88 responden penelitian,
jumlah responden dengan suplementasi besi cukup sebanyak 45
(51,2%), dan jumlah responden dengan suplementasi besi lebih
sebanyak 15 (17%).

Tabel 16. Distribusi Responden Berdasarkan Suplementasi Besi


Suplementasi Besi n %
Kurang 28 31,8
Cukup 45 51,2
Lebih 15 17
Total 88 100

4.1.2 Analisis Bivariat


4.1.2.1 Hubungan antara Usia Kehamilan dengan Kejadian Konstipasi
Tabel 17 menyajikan data mengenai hubungan usia kehamilan
responden terhadap kejadian konstipasi. Dari tabel tersebut, didapatkan
nilai p=0,049 (<0,05) dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara usia kehamilan dengan kejadian konstipasi pada
penelitian ini. Nilai prevalence ratio (PR) yang didapat pada usia
33

trimester 1 dibandingkan trimester 2 adalah 1,606 yang artinya sampel


pada trimester 1 kemungkinan 1,606 kali lebih besar untuk mengalami
konstipasi dibandingkan pada trimester 2, sedangkan pada trimester 3
dibandingkan trimester 2 didapati nilai PR sebesar 0,708 yang artinya
sampel pada trimester 3 kemungkinan 0,708 kali lebih besar untuk
mengalami konstipasi dibandingkan trimester 2.

Tabel 17. Hubungan antara Usia Kehamilan dengan Kejadian Konstipasi


Kejadian Konstipasi Total
Usia Prevalence
Konstipasi Tidak Konstipasi Nilai p
Kehamilan Ratio (PR)
(n)
n % n %
Trimester 1 17 56,7 13 43,3 30 1,606

Trimester 2 12 35,3 22 64,7 34 0,049 REFF

Trimester 3 6 25 18 75 24 0,708
(*) Analisis Chi-Square

4.1.2.2 Hubungan antara Asupan Serat dengan Kejadian Konstipasi


Tabel 18 menyajikan data mengenai hubungan asupan serat
responden terhadap kejadian konstipasi. Dari tabel tersebut, didapatkan
nilai p=0,530 (>0,05) dapat disimpulkan bahwa berhubungan yang
tidak signifikan antara asupan serat dengan kejadian konstipasi pada
penelitian ini. Nilai prevalence ratio (PR) yang didapat ialah sebesar
0,763.

Tabel 18. Hubungan antara Asupan Serat dengan Kejadian Konstipasi

Kejadian Konstipasi
Asupan Total Prevalence
Konstipasi Tidak Konstipasi Nilai p*
Serat Ratio (PR)
n % n % n
Kurang 29 38,2 47 61,8 76
0,530 0,763
Cukup 6 50 6 50 12

(*) Analisis Fisher Exact


34

4.1.2.3 Hubungan antara Konsumsi Air dengan Kejadian Konstipasi


Tabel 19 menyajikan data mengenai hubungan konsumsi air
responden terhadap kejadian konstipasi. Dari tabel tersebut, didapatkan
nilai p sebesar 0,551 (>0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa
berhubungan yang tidak signifikan antara konsumsi air terhadap
kejadian konstipasi pada penelitian ini. Nilai prevalence ratio (PR)
yang didapat ialah sebesar 1,179.

Tabel 19. Hubungan antara Konsumsi Air dengan Kejadian Konstipasi


Kejadian Konstipasi
Prevalence
Konsumsi Tidak Total Nilai p*
Konstipasi Ratio (PR)
Air Konstipasi
n % n % n %
Kurang 12 44,4 15 55,6 27 100
0,551 1,179
Cukup 23 37,7 38 62,3 61 100
(*) Analisis Chi-Square

4.1.2.4 Hubungan antara Suplementasi Besi dengan Kejadian Konstipasi


Tabel 20 menyajikan data mengenai hubungan suplementasi besi
responden terhadap kejadian konstipasi. Dari tabel tersebut, didapatkan
nilai p sebesar 0,646 (>0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa
berhubungan yang tidak signifikan antara suplementasi besi terhadap
kejadian konstipasi pada penelitian ini. Nilai prevalence ratio (PR)
yang didapat ialah sebesar 0,833.

Tabel 20, Hubungan antara Suplementasi Besi dengan Kejadian Konstipasi

Kejadian Konstipasi Prevalence


Suplementasi Total Nilai p*
Konstipasi Tidak Konstipasi Ratio (PR)
Besi
n % n % n %
Lebih 5 33,3 10 66,7 15 100
0,646 0,833
Cukup 18 40 27 60 45 100
(*) Analisis Chi-Square
35

4.1.2.5 Hubungan antara Aktivitas Fisik dengan Kejadian Konstipasi


Tabel 21 menyajikan data mengenai hubungan aktivitas fisik
responden terhadap kejadian konstipasi. Dari tabel tersebut, didapatkan
nilai p=0,020 (<0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik dengan kejadian
konstipasi. Nilai prevalence ratio (PR) yang didapat pada aktivitas fisik
ringan dibandingkan aktivitas fisik sedang sebesar 2,000 yang artinya
sampel pada aktivitas fisik ringan kemungkinan 2,000 kali lebih besar
untuk mengalami konstipasi dibandingkan sampel pada aktifitas fisik
sedang, sedangkan pada aktivitas fisik berat dibandingkan aktivitas
fisik sedang didapati nilai PR sebesar 0,952.

Tabel 21. Hubungan antara Aktivitas Fisik dengan Kejadian Konstipasi

Kejadian Konstipasi Prevalence


Total Nilai p*
Aktivitas Fisik Konstipasi Tidak Konstipasi Ratio (PR)
n % n % n %
Ringan 18 60 12 40 30 100 1,076

Sedang 9 30 21 70 30 100 REFF


0,020
Berat 8 28,6 20 71,4 28 100 0,952

(*) Analisis Chi-Square

4.2 Pembahasan
4.2.1 Hubungan Usia Kehamilan dengan Kejadian Konstipasi
Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan
antara usia kehamilan dengan kejadian konstipasi (nilai p = 0,049).
Didapatkan nilai prevalence ratio (PR) pada usia trimester 1 dibandingkan
trimester 2 adalah 1,606 yang artinya sampel pada trimester 1
kemungkinan 1,606 kali lebih besar untuk mengalami konstipasi
dibandingkan pada trimester 2, sedangkan pada trimester 3 dibandingkan
trimester 2 didapati nilai PR sebesar 0,708.
36

Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sharma


(2014) terhadap 184 wanita hamil yang mengalami konstipasi, didapati
hasil bahwa trimester 1 lebih banyak mengalami kejadian konstipasi
(31,8%) diikuti trimester 3 (26,3%) dan trimester 2 (19%). Anderson dkk
(2018) juga mendapatkan hasil yang serupa yaitu wanita hamil mengalami
konstipasi lebih banyak terjadi pada usia awal kehamilan mulai dari 12
minggu dan trimester 3 (24-36 minggu).
Hal ini dikaitkan dengan peningkatan hormon progesteron pada
kehamilan yang menyebabkan penurunan motilitas otot-otot pencernaan.
Pada awal kehamilan hingga 10 minggu usia gestasi, kadar 17 a-
hydroxyprogesterone didapati meningkat akibat aktivitas dari korpus
luteum. Secara bertahap, peningkatan kembali 17 a-hydroxyprogesterone
terjadi pada awal minggu ke-32 usia gestasi oleh plasenta sebagai
pencegahan terjadinya kelahiran prematur (Kumar dan Magon, 2012).

4.2.2 Hubungan Asupan Serat dengan Kejadian Konstipasi


Hasil analisis menunjukkan bahwa berhubungan yang tidak signifikan
antara asupan serat dengan kejadian konstipasi (nilai p = 0,530).
Hal ini sejalan dengan penelitian Bradley dkk (2007) terhadap 103 wanita
hamil yang mengalami konstipasi dan didapati nilai p = 0,81. Hasil
penelitian yang serupa juga didapatkan oleh Fitriana dkk (2017) yang
mengatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara asupan
serat dengan kejadian konstipasi pada kehamilan (nilai p=0,317).
Berbeda dengan penelitian ini, Shi (2015) mendapatkan bahwa
konsumsi serat berupa buah-buahan, sayuran dan bahan lainnya, didapati
sebagai faktor protektif untuk mencegah terjadinya konstipasi selama
kehamilan (OR = 0,384; 95%CI = 0,0210,596).
Perbedaan ini dapat terjadi karena adanya faktor lain yang dimiliki
oleh masing-masing responden tiap penelitian, serta jumlah sampel yang
berbeda. Shi (2015) pada penelitiannya di Shanghai menggunakan sampel
sebesar 1698 wanita hamil, sedangkan pada penelitian ini menggunakan
37

sampel sebanyak 88 wanita hamil. Hal ini diduga sebagai penyebab


terjadinya perbedaan hasil analisis yang didapatkan.
Menurut Uliyah dan Ahmad (2008) bahwa makanan yang memiliki
kandungan serat tinggi dapat membantu proses percepatan defekasi,
namun jumlah serat dan jenis serat juga sangat berperan. Serat dapat
mencegah dan mengurangi konstipasi karena dapat menyerap air ketika
melewati saluran pencernaan sehingga meningkatkan ukuran feses, namun
jika tidak diseimbangi dengan asupan air yang cukup agar tidak
menyebabkan konstipasi.

4.2.3 Hubungan Konsumsi Air dengan Kejadian Konstipasi


Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang
signifikan antara konsumsi air dengan kejadian konstipasi (nilai p =
0,551). Serupa dengan penelitian ini Hayati (2014) pada penelitiannya
terhadap 99 wanita hamil mendapatkan bahwa konstipasi juga memiliki
hubungan yang tidak signifikan dengan kejadian konstipasi (p=1,620).
Berbeda dengan penelitian Fitriana dkk (2017) yang mendapatkan
bahwa konsumsi air yang cukup berhubungan dengan penurunan
prevalensi dari konstipasi (nilai p=0,000). Perbedaan ini dapat terjadi
karena pada penelitian Fitriana dkk (2017) metode yang digunakan untuk
mengumpulkan data yaitu 7-day fluid diary sedangkan pada penelitian ini
metode yang digunakan untuk menilai konsumsi air adalah food recall
1x24 jam.
Menurut Montgomery (2002) wanita hamil membutuhkan setidaknya
300 ml air bagi tubuhnya (sekitar 8-10 gelas air putih per hari). Air
memiliki banyak sekali fungsi yang salah satunya dapat membantu
mengeluarkan sisa metabolisme dalam tubuh dengan media air tersebut
(Kant dan Graubard, 2010).
38

4.2.4 Hubungan Suplementasi Besi dengan Kejadian Konstipasi


Hasil analisis menunjukkan bahwa berhubungan yang tidak signifikan
antara suplementasi besi dengan kejadian konstipasi (nilai p=0,646). Hal
ini sejalan dengan penelitian Milman dkk (2006), yang mendapatkan nilai
p=0,805 yang berarti berhubungan yang tidak signifikan antara
suplementasi besi dengan kejadian konstipasi. Menurut Milman (2006),
tidak ada hubungan antara efek samping atau gejala gastrointestinal seperti
mual, muntah, nyeri epigastrik, kolik, konstipasi, dan diare dengan empat
dosis yang diuji cobakan yaitu : 20 mg, 40 mg, 60 mg, dan 80 mg preparat
besi fero (Susiloningtyas, 2012).
Suplementasi besi dapat mengurangi penyerapan mineral, dan
meningkatkan stress oksidatif pada saat hamil. Jika dikonsumsi besi
elemental >30-60 mg/hari dapat berefek samping seperti konstipasi, mual,
muntah, nyeri ulu hati, dan lain-lain (Allen, 1997).

4.2.5 Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kejadian Konstipasi


Hasil analisis dengan menggunakan teknik chi-square ini
menunjukkan nilai p = 0,020 yang berarti terdapat hubungan yang
signifikan antara aktivitas fisik dengan kejadian konstipasi.
Nilai prevalence ratio (PR) yang didapatkan pada aktivitas fisik
ringan dibandingkan aktivitas fisik sedang adalah 2,000 yang artinya
sampel dengan aktivitas fisik rendah kemungkinan 2,000 kali lebih besar
untuk mengalami konstipasi dibandingkan dengan aktivitas fisik sedang,
dan sampel dengan aktivitas fisik berat dibandingkan aktivitas fisik sedang
didapati nilai PR sebesar 0,952.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Ratih (2016) yang
mendapatkan hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik dengan
kejadian konstipasi (nilai p=0,037). Hal ini berbeda dengan penelitian
Bradley (2007) dengan hasil p=0,830 yang berarti hubungan yang tidak
signifikan antara aktivitas fisik dengan kejadian konstipasi.
39

Menurut Ratih (2016) aktivitas fisik sangat berguna untuk ibu hamil
dan janinnya serta untuk mempersiapkan proses persalinan terutama
menghindari gejala-gejala gastrointestinal khususnya konstipasi karena
dalam melakukan aktivitas fisik proses metabolisme dalam tubuhnya akan
lancar sehingga mempengaruhi motilitas usus dan mencegah terjadinya
konstipasi.

4.3 Keterbatasan Penelitian


Pada penelitian ini, peneliti sudah berusaha melakukan penelitian
secara teliti. Namun, masih ada kekurangan-kekurangan dalam melakukan
penelitian ini, seperti :
1. Pada saat proses pengumpulan data, responden masih ada beberapa
yang menolak untuk menjadi responden dengan berbagai alasan
yaitu, tidak punya waktu untuk menjawab pertanyaan, dan takut.
2. Wawancara dilakukan dengan menggunakan kuesioner dengan
responden, ada beberapa responden yang lupa ketika ditanya
mengenai makanan yang telah dikonsumsi selama 24 jam sebelum
(Food Recall), sehingga membuat pengisian kuesioner menjadi
kurang baik.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5. 1 Kesimpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Sebagian besar responden yang mengalami konstipasi pada masa
kehamilan yaitu sebanyak 35 (39,8%) responden.
2. Sebagian besar ibu hamil pada trimester 1 sebanyak 17 (56,7%)
responden, asupan serat yang kurang sebanyak 29 (38,2%) responden,
konsumsi air yang cukup sebanyak 23 (37,7%) responden,
suplementasi besi yang cukup sebanyak 18 (40%) responden, dan
aktivitas fisik ringan sebanyak 18 (60%) responden yang mengalami
konstipasi.
3. Dari beberapa variabel yang diteliti, hanya usia kehamilan dan aktivitas
fisik yang memiliki hubungan yang signifikan terhadap kejadian
konstipasi pada ibu hamil di Klinik Al-Syifa Kota Palembang.

5.2 Saran
1. Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan untuk pengambilan data
terutama food recall 1x24 jam diterapkan lebih baik.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai teori-teori tentang
faktor risiko yang menyebabkan konstipasi pada ibu hamil khususnya
di Kota Palembang.
3. Hasil penelitian dapat dipublikasikan dalam bentuk artikel yang dapat
dibaca oleh pihak maupun pasien Klinik Al-Syifa Kota Palembang,
agar tercapainya:
a. Sumber pengetahuan dan informasi mengenai adanya hubungan
yang berarti antara usia kehamilan, asupan serat, konsumsi air,
suplementasi besi, dan aktivitas fisik dengan kejadian konstipasi
pada ibu hamil.

40
41

b. Sebagai bahan edukasi pada masyarakat khususnya untuk ibu


hamil untuk lebih memperhatikan konsumsi pangannya selama
masa kehamilan dengan nutrisi yang cukup dan seimbang.
42

DAFTAR PUSTAKA

Allen, L. H. 1997. Pregnancy and iron deficiency: unresolved issues,Nutrition


reviews. Wiley Online Library, 55(4), hal. 91–101.
Anderson, A., dkk. 2018. Constipation in pregnancy : causes and remedies, 20,
hal. 305–311.
Anderson A.S. 1984. Constipation during pregnancy: incidence and methods used
in its treatment in a group of Cambridgeshire women. Health Visitor 57, 363–
364.
Anderson AS, Whichelow MJ. 1985. Constipation during pregnancy: dietary fiber
intake and the effect of fibre supplementation. Hum Nutr Appl Nutr, 39:202–
207.
Arisman, M. B. 2009. Buku Ajar Ilmu Gizi: Gizi Dalam Daur Kehidupan. Ed, 2.
Bozzo P.,Trottier M., & Erebara A.2012. Treating constipation during pregnancy.
Motherisk update.Vol 58;836-838.
Bradley CS, dkk. 2007. Constipation in pregnancy: prevalence, symtoms, and risk
factors. Obstetrics & Gynecology; 110: 1351-7.
Catherine S., Bradley, Colleen M., Anne M., Satish S., Inggrid E.2007.Constipation
in Pregnancy.Obstetrics & Gynecology.Vol.110, No.6.
Chen LY, Ho KY, Phua KH. 2000. Normal bowel habits and prevalence of
functional bowel disorders in Singaporean adults—findings from a
community based study in Bishan. Community Medicine GI Study Group.
Singapore Med J. Jun; 41(6): 255–8.
Craig CL, Marshal AL, Sjöström M, Bauman AE, Booth ML, Ainsworth BE, dkk.
2003. International physical activity questionnaire: 12-country reliability and
validity. Med Sci Sports Exerc.(8):1381-95.
Cullen G, O’Donoghue D. 2007. Constipation and pregnancy. Best Practice &
Research Clin Gastroe nterol;21(5): 807-18.
Derbyshire E, Davies J, Costarelli V, Dettmar P.2006.Diet, physical inactivity and
the prevalence of constipation throughout and after pregnancy. Matern Child
Nutr;2:127–34.
Faigel, DO. 2002. A clinical approach to constipation, Clinical cornerstone.
Elsevier, 4(4), hal. 11–18.
Feightner. 2010. Routine Iron Supplementation During Pregnancy.Washington,
D.C 2010: Review Preventive Services Task Force.
Fitriana, D., Prasetyo, B. dan Purwaka, B. T. 2017. Inadequate fluid intake can
increase the risk of constipation among pregnant women, 25(2), hal. 48–53.
Gallagher M.L. 2008. The nutrients and their metabolism, dalam Krause’s Food
Nutrition and Diet Therapy (Mahan & Escott-Stump eds) 12th ed, hal 39-143,
Saunders Elsevier.
Gathari, R. 2013. Status gizi anak dengan penyakit jantung bawaan di RSUP H.
Adam Malik Medan. Medan: Universitas Sumatera Utara
Goetzl L. & Harford R. 2013. Kehamilan diatas 35 tahun .jakarta: Dian rakyat
Green, C.J. &wilkinson J.M. (2012). Rencana Asuhan Keperawatan Maternal
Bayi Baru Lahir. Jakarta: EGC
43

Guo XF, Ke MY, Pan GZ, Han SM, Fang XC, Lu SC, dkk. Epidemiological survey
and related risk fac- tors analysis of chronic constipation in adults in Beijing,
using proportional population sampling, strati- fied clustering sampling and
random sampling methods.Chin J Dig,2002, 22(10): 637–8.
Hayati.2014.Hubungan Konsumsi Air dengan Konstipasi pada Ibu Hamil di BPS
NY. ‘P’ di Desa Kedung Maling Sooko Mojokerto.
Hendry. 2010. Angka Kejadian Konstipasi Ibu Hamil di Indonesia. Surabaya:
Surya.
Hinderaker SG, Olsen BE, Lie RT, dkk. 2002. Anemia in pregnancy in rural
Tanzania: associations with micronutrients status and infections. Eur. J. Clin.
Nutr 56(3):192-199.
Hudson TS, Forman MR, Cantwell MM, Schatzkin A, Albert PS, Lanza
E.2006.Dietary fiber intake: assessing the degree of agree- ment between
food frequency questionnaires and 4-day food records. J Am Coll Nutr; 25:
370-81.
Hunter, H. H. 2005. Makanan Yang Aman Untuk Kehamilan. Jakarta : Arcan.
Kant, A. K. dan Graubard, B. I. 2010. Contributors of water intake in US children
and adolescents : associations with dietary and meal characteristics National
Health, (2), hal. 887–896. doi: 10.3945/ajcn.2010.29708.1.
Kumar, P. dan Magon, N. 2012. Hormones in pregnancy,” hal. 179–184. doi:
10.4103/0300-1652.107549.
Lestariadin W. 2010. Hubungan Asupan Serat Dan Cairan Harian Dengan Kejadian
Konstipasi. Medan: Universitas Sumatera Utara.
Linda J Harvey, Jack R Dainty, Wendy J Hollands, dkk.2007.Effect of high-dose
iron supplements on fractional zinc absorption and status in pregnant women.
American Journal of Clinical Nutrition.Vol. 85, No. 1, 131-136.
Lissner S. 2003. Contemporary Understanding And Management Of Reflux And
Constipation In The General Population And Pregnancy A Concencus
Meeting. Aliment Pharmacol Ther.
Milman, N. dan Thomas, K. B. 2006. Body iron and individual iron prophylaxis in
pregnancy — should the iron dose be adjusted according to serum ferritin,
hal. 567–573.
Montgomery, K. S. 2002. An Update on Water Needs during Pregnancy and
Beyond, 11(3), hal. 2000–2002.
Nindya, T. S. 2016. Hubungan asupan serat dan cairan dengan kejadian konstipasi
pada ibu pasca melahirkan, 1(2006), hal. 101–105.
Notoatmojo, S. (2010) “5848.pdf.”
Ojieh AE. 2012. Constipation in pregnancy and the effect of vegetable consumption
in different socio-economic class in Warri, Delta state. Journal of Medical
and Applied Biosciences; 4: 1-6.
Prawirohardjo S. 2013. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka.
Ratih, K. 2016. Pregnancy Exercises dengan Kejadian Konstipasi pada Ibu Hamil
Trimester II.
Salmah. 2006. Asuhan Kebidanan Antenatal, Jakarta: EGC
Sacco A, dkk. 2015. ST analysis for intrapartum fetal monitoring. The Obstetrician
& Gynaecologist; 17:5–12.
44

Sastroasmoro, S.2007. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: Binarupa


Aksara.
Sharma, J. B. dkk. 2014. Prevalence of gastro-intestinal symptoms during
pregnancy : a questionnaire based study in a tertiary care center of South Asia,
3(1), hal. 87–91. doi: 10.5455/2320-1770.ijrcog20140317.
Shi, W. dkk. 2015. Epidemiology and Risk Factors of Functional Constipation in
Pregnant Women, PLoS ONE. Diedit oleh J. Wang. Public Library of
Science, 10(7), hal. e0133521. doi: 10.1371/journal.pone.0133521.
Susiloningtyas, I. 2012. PEMBERIAN ZAT BESI (Fe) DALAM KEHAMILAN
Oleh : Is Susiloningtyas, Majalah Ilmiah Sultan Agung, 50, hal. 128
Tincello, D. G., dkk. 2003. Second trimester concentration of relaxin and pregnancy
related incontinence, 106, hal. 237–238.
Trottier, M., dkk. 2012. Treating constipation during pregnancy, Canadian Family
Physician. The College of Family Physicians of Canada, 58(8), hal. 836–838.
Uliyah, M. dan Ahmad, H. 2008. Keterampilan Dasar Praktik Klinik Untuk
Kebidanan.
United Kingdom Teratology Information Service. 2014. Treatment of Constipation
in Pregnancy. Newcastle: UKTIS.
Wald A, dkk. 1982. Effect of pregnancy on gastrointestinal transit. Dig
Sci;27:1015–8. Wang, dkk. The safety and efficacy of exercise during
pregnancy in preventing gestational diabetes mellitus and improving
pregnancy out- comes in overweight and obese pregnant women: a
randomized controlled trial. AJOG 2017.
Varney, Helen. 2006. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Volume 1.Jakarta : EGC
Vazquez, J. C. 2010. Constipation, haemorrhoids, and heartburn in pregnancy, BMJ
clinical evidence. BMJ Publishing Group.
Vivian.N.L. 2012. Asuhan Untuk Kebidanan. Jakarta: Penerbit Salemba.
Zielinski, R., Searing, K. dan Deibel, M.2015. Gastrointestinal Distress in
Pregnancy, The Journal of perinatal & neonatal nursing. Wolters Kluwer,
29(1), hal. 23–31.
45

Lampiran 1: Lembar Konsultasi


46

Lampiran 2: Sertifikat Etik


47

Lampiran 3: Surat Izin Penelitian


48

Lampiran 4 : Lembar Persetujuan Keikutsertaan dalam Penelitian (Informed


Consent)
SURAT PERSETUJUAN
(INFORMED CONSENT)
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama :
Usia :
No. Telepon/HP :
Alamat :

bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian “Prevalensi dan Faktor


Risiko Kejadian Konstipasi Pada Ibu Hamil di Klinik Al-Syifa Kota
Palembang Tahun 2018”. Tujuan, manfaat, dan cara kerja penelitian telah
dijelaskan oleh peneliti dan saya mengerti sepenuhnya. Saya akan mengikuti
seluruh kegiatan penelitian dengan penuh tanggung jawab serta menjalankan
prosedur dengan sebenar-benarnya dan sebaik-baiknya sesuai kemampuan saya.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan tanpa
paksaan dari pihak manapun.

Palembang, November 2018


Yang bertanda tangan,

(………………………)
49

Lampiran 5 : Kuesioner Data Individu, Riwayat Penyakit, dan Riwayat


Mengkonsumsi Zat Besi

KUESIONER IDENTITAS RESPONDEN, RIWAYAT


PENYAKIT KONSTIPASI, DAN RIWAYAT
MENGKONSUMSI ZAT BESI

1. Identitas
Nama :______________________________________________
Umur :______________________________________________
Alamat :______________________________________________
Pekerjaan :______________________________________________
Pendidikan :______________________________________________

2. Riwayat kehamilan
G....P.....A......
HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir) :________________________
Usia kehamilan :________________________

Riwayat Penyakit Konstipasi (Sesuai Kriteria Rome III)


3. Berapa kali Buang Air Besar (BAB) dalam 1 minggu?
( ) 1x/minggu ( ) 2x/minggu ( ) > 2x/minggu

4. Bagaimana bentuk tinja ?


( ) Cair ( ) Keras ( ) Lembek
( ) Sangat Keras ( ) Biasa

5. Bagaimana ukuran tinja ?


( ) Kecil ( ) Besar ( ) Biasa

6. Apakah Ibu merasa tidak puas setelah BAB (merasa ada sisa tinja)?
( ) Ya ( ) Tidak

7. Apakah ada nyeri saat BAB?


( ) Ya ( ) Tidak
8. Berapa lama riwayat tidak bisa BAB?
( ) < 2 bulan ( ) > 2 bulan
50

9. Berapa banyak minum air putih setiap hari?


( ) < 8 gelas ( ) ≥ 8 gelas

10. Apakah keluarga ada memiliki gejala konstipasi / sembelit?


( ) Ya ( ) Tidak

Riwayat Konsumsi Zat Besi


11. Apakah ibu rutin megnkonsumsi suplemen besi pada saat kehamilan?
( ) Ya ( ) Tidak

Jika jawaban Ya, silahkan lanjut ke pertanyaan no.12


12. Pilihlah jenis suplemen besi atau vitamin untuk kehamilan yang diberikan!
(boleh lebih dari satu)
Folamil genio Obimin AF
Nutrimama 2 Nutrimama 3
Vitamam 2 Vitamam 3
Biosanbe
Lainnya: ________________

13. Berapa banyak ibu mengkonsumsi suplemen-suplemen besi pada pertanyaan


No. 12 dalam sehari?
Contoh: 1) Obimin sebanyak 3 tablet sehari
1) ______________ sebanyak _____________
2) ______________ sebanyak _____________
3) ______________ sebanyak _____________
4) ______________ sebanyak _____________
5) ______________ sebanyak _____________
6) ______________ sebanyak _____________
7) ______________ sebanyak _____________
51

Formulir Food Recall 2x24 jam


FORMULIR FOOD RECALL 2X24 JAM
Nomor Responden
Nama Responden :
Tanggal Wawancara :
Recall : Hari ke-1 / Hari ke-2 *)
*) Coret yang tidak perlu
Tabel 23. Food Recall 2x24 jam
WAKTU NAMA BAHAN BERAT
NAMA MASAKAN URT
MAKAN MAKANAN (gram)

PAGI

SNACK
PAGI

SIANG
52

SNACK
SORE

MALAM

Keterangan :
URT : Urutan Rumah Tangga
*BERAT (gram) : tidak perlu diisi
53

Kuesioner Aktivitas Fisik

KUESIONER AKTIVITAS FISIK


IPAQ (International Physical Activity Questionnaire) – Short Form
Kuesioner ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis aktivitas fisik yang
dilakukan seseorang. Di bawah ini terdapat beberapa pertanyaan mengenai waktu
yang anda habiskan untuk melakukan aktivitas fisik selama 7 hari terakhir. Mohon
jawab setiap pertanyaan meskipun anda menganggap diri anda bukan seseorang
yang aktif. Pikirkan mengenai aktivitas yang anda lakukan baik di tempat kerja,
pekerjaan di rumah, berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain, dan saat waktu
luang anda, baik itu untuk rekreasi ataupun berolahraga.

Coba pikirkan mengenai semua aktivitas fisik intensitas berat (vigorous) yang
anda lakukan dalam 7 hari terakhir. Aktivitas fisik intensitas berat merupakan
aktivitas yang memerlukan usaha keras dan membuat anda bernapas jauh lebih
berat daripada biasanya. Pikirkan hanya mengenai aktivitas fisik yang anda lakukan
setidaknya selama 10 menit.
1. Dalam 7 hari terkahir, berapa hari anda melakukan aktivitas fisik intensitas
berat, seperti mengangkat beban berat, aerobics (aerobik intensitas berat) atau
sepeda cepat?
_____ hari dalam seminggu
Tidak ada aktivitas fisik berat Lanjut ke
nomor 3
2. Berapa lama bisasanya anda melakukan aktivitas fisik intensitas berat
tersebut?
_____ jam / hari
_____ menit / hari
Tidak tahu / tidak yakin

Coba pikirkan mengenai semua aktivitas fisik intensitas sedang (moderate) yang
anda lakukan dalam 7 hari terakhir. Aktivitas fisik intensitas sedang merupakan
aktivitas yang memerlukan usaha sedang dan membuat anda bernapas seperti lebih
berat daripada biasanya. Pikirkan hanya mengenai aktivitas fisik yang anda lakukan
setidaknya selama 10 menit.
3. Dalam 7 hari terkahir, berapa hari anda melakukan aktivitas fisik intensitas
sedang, seperti mengangkat beban ringan, bersepeda santai (tidak termasuk
berjalan)?
_____ hari dalam seminggu
Tidak ada aktivitas fisik sedang Lanjut ke
nomor 5
54

4. Berapa lama bisasanya anda melakukan aktivitas fisik intensitas sedang


tersebut?
_____ jam / hari
_____ menit / hari

Tidak tahu / tidak yakin

Coba pikirkan berapa lamu waktu yang anda habiskan untuk berjalan dalam 7 hari
terakhir. Termasuk saat di kantor, di rumah, berpindah dari satu tempat ke tempat
yang lain dan aktivitas dengan berjalan lainnya seperti rekreasi, olahraga dan saat
waktu luang.
5. Dalam 7 hari terkahir, berapa hari anda berjalan setidaknya selama 10
menit?
_____ hari dalam seminggu

Tidak ada berjalan Lanjut ke nomor 7

6. Berapa lama bisasanya anda berjalan dalam satu hari?


_____ jam / hari
_____ menit / hari
Tidak tahu / tidak yakin

Pertanyaan terakhir ini mengenai waktu yang anda habiskan untuk duduk selama
hari kerja dalam 7 hari terkahir. Termasuk waktu yang anda habiskan di kantor,
di rumah serta dalam waktu luang.Selain itu juga termasuk duduk di meja kerja,
berkunjung ke rumah teman, membaca, duduk atau berbaring saat menonton
televisi.
7. Dalam 7 hari terakhir, berapa lama waktu yang anda habiskan untuk duduk
selama hari kerja?
_____ jam / hari
_____ menit / hari
Tidak tahu / tidak yakin
55

Lampiran 6. Rekapitulasi Data Penelitian

Kejadian Suplementasi
Nama Nomor Responden Usia Kehamilan Asupan Serat Konsumsi Air Aktifitas Fisik
Konstipasi Besi
UA 1 Trimester 3 Tidak Konstipasi 10,9 g 1140 ml Ringan 45 mg
Klsm 2 Trimester 1 Tidak Konstipasi 3,6 g 1250 ml Sedang 12 mg
SF 3 Trimester 2 Konstipasi 37,4 g 2300 ml Ringan 107 mg
PCB 4 Trimester 2 Tidak Konstipasi 10,9 g 2550 ml Berat 12 mg
FY 5 Trimester 3 Tidak Konstipasi 3g 1800 ml Sedang 47 mg
ML 6 Trimester 1 Konstipasi 14,4 g 4600 ml Berat 166 mg
Armyt 7 Trimester 3 Tidak Konstipasi 16 g 1500 ml Berat 0
Ra 8 Trimester 2 Tidak Konstipasi 4,7 g 6000 ml Berat 132 mg
Da 9 Trimester 3 Tidak Konstipasi 24,4 g 3900 ml Sedang 47 mg
Ernt 10 Trimester 3 Tidak Konstipasi 13,2 g 3900 ml Ringan 47 mg
Wnd 11 Trimester 2 Tidak Konstipasi 8,3 g 1200 ml Sedang 30 mg
Nr 12 Trimester 2 Konstipasi 13,2 g 4800 ml Sedang 15 mg
Lnt 13 Trimester 2 Tidak Konstipasi 4,8 g 2700 ml Sedang 52 mg
RRR 14 Trimester 2 Tidak Konstipasi 7,7 g 1500 ml Berat 47 mg
ISW 15 Trimester 3 Konstipasi 21,8 g 495 ml Sedang 0
YS 16 Trimester 1 Konstipasi 4,3 g 250 ml Ringan 47 mg
Nvt 17 Trimester 2 Tidak Konstipasi 22,7 g 4500 ml Sedang 45 mg
Ttna 18 Trimester 2 Tidak Konstipasi 34,9 g 1800 ml Ringan 75 mg
UF 19 Trimester 1 Tidak Konstipasi 20,7 g 900 ml Sedang 30 mg
EA 20 Trimester 3 Tidak Konstipasi 7,8 g 1500 ml Sedang 52 mg
Krml 21 Trimester 3 Tidak Konstipasi 16,2 g 2700 ml Ringan 107 mg
56

Mlv 22 Trimester 1 Konstipasi 18,7 g 3600 ml Berat 0


Dn Rsmyt 23 Trimester 3 Tidak Konstipasi 21,6 g 4850 ml Berat 47 mg
Rfk 24 Trimester 2 Tidak Konstipasi 12,2 g 2100 ml Ringan 47 mg
Agds 25 Trimester 1 Tidak Konstipasi 13,5 g 1250 ml Sedang 0
Umy 26 Trimester 1 Tidak Konstipasi 28,6 g 1200 ml Sedang 52 mg
Um 27 Trimester 2 Konstipasi 10 g 750 ml Ringan 45 mg
Fbrndn 28 Trimester 2 Konstipasi 4,7 g 1750 ml Sedang 47 mg
SK 29 Trimester 1 Konstipasi 17 g 1200 ml Ringan 47 mg
Wr 30 Trimester 2 Konstipasi 9g 1500 ml Berat 47 mg
Ftmh 31 Trimester 2 Tidak Konstipasi 6,1 g 1200 ml Berat 0
Tr 32 Trimester 2 Konstipasi 17 g 3900 ml Sedang 57 mg
KN 33 Trimester 1 Tidak Konstipasi 12,6 g 2700 ml Berat 0
Dw 34 Trimester 3 Konstipasi 3,8 g 1200 ml Sedang 47 mg
Dt 35 Trimester 1 Konstipasi 16,7 g 800 ml Ringan 47 mg
SH 36 Trimester 2 Tidak Konstipasi 6,6 g 150 ml Berat 0
Aff 37 Trimester 2 Konstipasi 7,5 g 2095 ml Ringan 30 mg
Ad 38 Trimester 2 Konstipasi 2,8 g 1200 ml Sedang 94 mg
HM 39 Trimester 2 Tidak Konstipasi 9g 1400 ml Sedang 30 mg
Ftm 40 Trimester 1 Tidak Konstipasi 3,6 g 1200 ml Ringan 0
Ln 41 Trimester 3 Tidak Konstipasi 94,4 g 2700 ml Sedang 47 mg
La 42 Trimester 1 Konstipasi 4,8 g 500 ml Berat 0
Raa 43 Trimester 1 Konstipasi 12 g 2100 ml Berat 115 mg
Y 44 Trimester 1 Tidak Konstipasi 13,4 g 2100 ml Berat 0
NF 45 Trimester 2 Konstipasi 34,3 g 2025 ml Ringan 42 mg
PI 46 Trimester 3 Tidak Konstipasi 17,4 g 4200 ml Sedang 47 mg
57

Ylt 47 Trimester 3 Tidak Konstipasi 5,9 g 3000 ml Ringan 47 mg


Tr 48 Trimester 3 Konstipasi 3,6 g 4000 ml Sedang 60 mg
Hndyn 49 Trimester 1 Tidak Konstipasi 3,7 g 3000 ml Berat 0
Rtn 50 Trimester 2 Tidak Konstipasi 12,3 g 1800 ml Ringan 47 mg
EF 51 Trimester 1 Konstipasi 8,4 g 2685 ml Ringan 47 mg
DYS 52 Trimester 3 Tidak Konstipasi 11,1 g 4500 ml Sedang 167 mg
Ok 53 Trimester 3 Tidak Konstipasi 8,3 g 1000 ml Berat 90 mg
Ftr 54 Trimester 3 Konstipasi 14,5 g 4200 ml Berat 109 mg
Khtmh 55 Trimester 2 Tidak Konstipasi 46,7 g 1500 ml Berat 75 mg
AA 56 Trimester 2 Tidak Konstipasi 1,9 g 3400 ml Ringan 15 mg
Rn 57 Trimester 3 Tidak Konstipasi 13,6 g 2870 ml Sedang 90 mg
SH 58 Trimester 2 Konstipasi 3,6 g 2400 ml Ringan 47 mg
RS 59 Trimester 2 Konstipasi 6,3 g 2940 ml Ringan 30 mg
Zlf 60 Trimester 3 Tidak Konstipasi 6,1 g 1280 ml Berat 62 mg
Wn 61 Trimester 1 Konstipasi 23,5 g 3800 ml Ringan 47 mg
Inh 62 Trimester 2 Konstipasi 30,7 g 4200 ml Sedang 0
Skn 63 Trimester 1 Tidak Konstipasi 11,6 g 1200 ml Sedang 0
Ynta 64 Trimester 3 Tidak Konstipasi 7,6 g 1150 ml Ringan 0
DA 65 Trimester 1 Tidak Konstipasi 25,5 g 2400 ml Sedang 135 mg
SB 66 Trimester 1 Tidak Konstipasi 2,1 g 1900 ml Sedang 15 mg
EAS 67 Trimester 1 Konstipasi 22,3 g 2475 ml Ringan 10 mg
IWS 68 Trimester 2 Tidak Konstipasi 13,1 g 2070 ml Sedang 47 mg
SS 69 Trimester 2 Tidak Konstipasi 14,4 g 4860 ml Berat 30 mg
NA 70 Trimester 2 Tidak Konstipasi 8,3 g 2850 ml Berat 30 mg
Rn 71 Trimester 1 Konstipasi 4,5 g 900 ml Ringan 0
58

Ftr Mdwt 72 Trimester 1 Tidak Konstipasi 19 g 4600 ml Ringan 47 mg


Rsml 73 Trimester 3 Konstipasi 47,6 g 2200 ml Ringan 60 mg
WRU 74 Trimester 3 Konstipasi 23,4 g 1800 ml Berat 47 mg
Ptr 75 Trimester 1 Konstipasi 43,5 g 1100 ml Ringan 0
SSPH 76 Trimester 2 Tidak Konstipasi 12,3 g 1800 ml Berat 59 mg
Ynt 77 Trimester 1 Konstipasi 12,7 g 3000 ml Sedang 0
SA 78 Trimester 1 Tidak Konstipasi 24,1 g 3750 ml Sedang 59 mg
SLK 79 Trimester 2 Tidak Konstipasi 41,9 g 3300 ml Berat 62 mg
Sst 80 Trimester 1 Tidak Konstipasi 39,8 g 900 ml Berat 0
Indryt 81 Trimester 1 Konstipasi 21,2 g 1400 ml Ringan 0
RM 82 Trimester 1 Konstipasi 5,1 g 2100 ml Berat 0
WPS 83 Trimester 3 Tidak Konstipasi 19,1 g 2700 ml Berat 0
INS 84 Trimester 3 Tidak Konstipasi 7,8 g 1250 ml Ringan 47 mg
SW 85 Trimester 1 Konstipasi 22,2 g 1300 ml Ringan 47 mg
NI 86 Trimester 1 Konstipasi 36,5 g 2850 ml Ringan 0
Ss 87 Trimester 1 Tidak Konstipasi 17,4 g 2800 ml Sedang 12 mg
Vn 88 Trimester 2 Tidak Konstipasi 18,3 g 2850 ml Sedang 47 mg
FDA 89 Trimester 2 Tidak Konstipasi 15,5 g 3200 ml Berat 47 mg
VO 90 Trimester 2 Tidak Konstipasi 5,4 g 3700 ml Berat 47 mg
59

Lampiran 7. Hasil Output NutriSurvey

Hasil Output NutriSurvey:

Analysis of the food record


Food Amount energy
carbohydr.
BREAKFAST
susu anmum 230 g 104,4 kcal
55,2 g
roti tawar 70 g 191,7 kcal
36,3 g
mentega 15 g 106,5 kcal
0,0 g
meses ceres 15 g 12,0 kcal
2,7 g
pisang ambon 20 g 18,4 kcal
4,7 g

Meal analysis: energy 433,1 kcal (24 %), carbohydrate 98,9 g (32 %)

1. BREAK
empek-empek 60 g 26,1 kcal
16,7 g

Meal analysis: energy 26,1 kcal (1 %), carbohydrate 16,7 g (5 %)


60

LUNCH
nasi putih 100 g 130,0 kcal
28,6 g
ikan gabus segar 40 g 33,6 kcal
0,0 g
pisang mas 40 g 36,8 kcal
9,4 g

Meal analysis: energy 200,4 kcal (11 %), carbohydrate 38,0 g (12 %)

2. BREAK
roti isi kacang 196 g 666,1 kcal
82,3 g
chitato sapi panggang 34 g 27,2 kcal
2,7 g

Meal analysis: energy 693,4 kcal (38 %), carbohydrate 85,0 g (27 %)

DINNER
nasi goreng 100 g 250,0 kcal
20,1 g
kerupuk jangek 25 g 105,5 kcal
0,0 g
susu anmum 230 g 104,4 kcal
55,2 g

Meal analysis: energy 460,0 kcal (25 %), carbohydrate 75,3 g (24 %

Result
Nutrient analysed recommended percentage
content value value/day fulfillment

energy 1812,9 kcal 2036,3 kcal 89 %


water 0,0 g 2700,0 g 0%
protein 130,1 g(21%) 60,1 g(12 %) 216 %
fat 87,4 g(30%) 69,1 g(< 30 %) 127 %
carbohydr. 313,9 g(49%) 290,7 g(> 55 %) 108 %
dietary fiber 25,5 g 30,0 g 85 %
alcohol 0,0 g - -
PUFA 10,1 g 10,0 g 101 %
cholesterol 74,6 mg - -
Vit. A 131,5 µg 800,0 µg 16 %
carotene 0,0 mg - -
Vit. E (eq.) 1,7 mg 12,0 mg 14 %
61

Vit. B1 0,2 mg 1,0 mg 17 %


Vit. B2 0,2 mg 1,2 mg 18 %
Vit. B6 0,6 mg 1,2 mg 48 %
tot. fol.acid 43,2 µg 400,0 µg 11 %
Vit. C 5,8 mg 100,0 mg 6%
sodium 493,8 mg 2000,0 mg 25 %
potassium 467,8 mg 3500,0 mg 13 %
calcium 264,5 mg 1000,0 mg 26 %
62

Lampiran 8. Equvalensi Suplemen Besi


Besi elemental 30- 60 mg setara dengan 150-300 mg fero sulfat, 90-180 mg fero
fumarat, dan 250-500 mg fero glukonat.
1. Promavit: Tuna oil 179 mg, omega-3 64.5 mg, DHA 48.5 mg, EPA 12.5 mg,
folic acid 400 mcg, vit A 345 IU, vit D334.5 IU, vit B12 0.5 mcg, vit B6 150 mcg,
Ca carbonate 100 mg, Mg oxide 62.5 mg, Fe fumarat 23.5 mg.
o Fe Fumarat 23,5 mg (iron 12 mg)

Sumber: MIMS Indonesia

2. Folamil Genio: Folic acid 1 mg, β-carotene 10,000 IU, vit B1 3 mg, vit B2 3.4
mg, nicotinamide 20 mg, vit B6 2 mg, Ca pantothenate 7.5 mg, Ca carbonate 100
mg, vit B12 4 mcg, vit D3 400 IU, vit K1 50 mcg, biotin 30 mcg, copper gluconate
0.1 mg, Fe polymaltose complex (IPC) 30 mg, DHA from algae 40 mg,
arachidonic acid 8 mg
o Iron Polymaltose Complex 30 mg (Iron 47 mg)

Sumber: MIMS Indonesia


63

3. Vitamam 1: Folic acid 800 mcg, vit A 5,000 IU, vit B6 15 mg, vit B12 4 mcg,
vit D 400 IU, Mg 100 mg, Zn 15 mg, fructooligosaccharide 50 mg, ginger extr
200 mg.

4. Vitamam 2: Per cap Folic acid 800 mcg, vit A 5,000 IU, vit B1 10 mg, vit B2 2.5
mg, vit B6 15 mg, vit B12 4 mcg, vit D 400 IU, vit C 100 mg, niacinamide 20 mg,
Ca pantothenate 7.5 mg, Mg 100 mg, Zn 15 mg, copper sulfate 0.1 mg, K iodide
0.1 mg, Na fluoride 1 mg, fructooligosaccharide 50 mg. Per Fe cap Fe
fumarate 75 mg
o Fe Fumarat 75 mg (Fe 15 mg)

Sumber: MIMS Indonesia

5. Vitamam 3: Per cap Folic acid 800 mcg, vit A 5,000 IU, vit B1 10 mg, vit B2 2.5
mg, vit B6 15 mg, vit B12 4 mcg, vit D 400 IU, vit C 100 mg, vit E 100 mg,
niacinamide 20 mg, Ca pantothenate 7.5 mg, Mg 100 mg, Zn 15 mg, manganese
1 mg, copper sulfate 0.1 mg, K iodide 0.1 mg, Na fluoride 1 mg,
fructooligosaccharide 50 mg. Per Fe cap Fe fumarate 90 mg
o Fe Fumarat 90 mg (Fe 30 mg)

Sumber: MIMS Indonesia


64

6. Obimin AF: Vit A 6,000 u, vit B1 10 mg, vit B2 2.5 mg, vit B6 15 mg, vit B12 4
mcg, vit C 100 mg, vit D 400 u, niacinamide 20 mg, Ca pantothenate 7.5 mg,
folic acid 1 mg, Fe fumarate 90 mg, Ca lactate 250 mg, copper 0.1 mg, iodine
0.1 mg, Na fluoride 1 mg
o Fe Fumarat 90 mg (Fe 30 mg)

Sumber: MIMS Indonesia

7. Cal. 95: Coral Ca 500 mg, natural soy isoflavone 20 mg, vit D3 200 IU, vit
K1 25 mcg, Mg 100 mg, Zn 5 mg, boron 1 mg.

8. Biocal 95: Coral Ca 500 mg, natural soy isoflavone 20 mg, vit D3 200 IU, vit
K1 25 mcg, Mg 100 mg, Zn 5 mg, boron 1 mg.

9. Blackmores (Hongkong, Singapore): Folic acid 200 mcg, potassium iodide 98


mcg (iodine 75 mcg), fish oil-natural 500 mg [Ω-3 marine triglycerides 165 mg
(DHA 125 mg, eicosapentaenoic acid 25 mg)], ferrous fumarate 15.7 mg (iron
5 mg), nicotinamide 7.5 mg, ascorbic acid 30 mg, Ca carbonate 300 mg (Ca 120
mg), Zn sulfate monohydrate 20.8 mg (Zn 7.5 mg), Mg oxide 49.8 mg (Mg 30
mg), thiamine nitrate 500 mcg, riboflavin 750 mcg, pyridoxine HCl 911 mcg
(pyridoxine 750 mcg), cyanocobalamin 1.5 mcg, d-α tocopherol 3.5 mg (natural
vit E 5.21 IU), Dunaliella salina cell extr soft conc 72 mg
o Fe Fumarat 15,7 (iron 5 mg)
65

10. Sangobion: Per cap Fe gluconate 250 mg (iron 30 mg), manganese sulfate 0.2
mg, copper sulfate 0.2 mg, vit C 50 mg, folic acid 1 mg, vit B12 7.5 mcg
o Fe Gluconate 250 mg (besi elemental 30 mg)

Sumber: MIMS Indonesia

11. Nutrimam 1: Folic acid 800 mcg, FOS 50 mg, tuna oil 200 mg, omega-3 70
mg, DHA 52 mg, EPA 13 mg, ginger extract 200 mg, vit A 5,000 IU, vit
B6 15 mg, vit B12 4 mcg, vit D 400 IU, Mg 100 mg, Zn 15 mg.

12. Nutrimama 2: Folic acid 800 mcg, FOS 50 mg, tuna oil 200 mg, omega-3 70
mg, DHA 52 mg, EPA 13 mg, vit A 5,000 IU, vit B1 10 mg, vit B2 2.5 mg, vit
B6 15 mg, vit B12 4 mcg, vit C 100 mg, vit D 400 IU, Ca pantothenate 7.5 mg,
Fe 25 mg, Mg 100 mg, niacinamide 20 mg, K iodide 0.1 mg, Na fluoride 1 mg,
Zn 7.5 mg
o Fe 25 mg

Sumber: MIMS Indonesia


13. Nutrimama 3: Folic acid 800 mcg, FOS 50 mg, tuna oil 200 mg, omega-3 70
mg, DHA 52 mg, EPA 13 mg, vit A 5,000 IU, vit B1 10 mg, vit B2 2.5 mg, vit
B6 15 mg, vit B12 4 mcg, vit C 100 mg, vit D 400 IU, vit E 100 mg, Ca
pantothenate 7.5 mg, Fe 30 mg, Mg 100 mg, manganese 1 mg, niacinamide 20
mg, K iodide 0.1 mg, Na fluoride 1 mg, Zn 7.5 mg
o Fe 30 mg
66

14. Neovit H5000 (vietnam): Vit B1 50 mg, vit B6 250 mg, vit B12 5000 mcg
15. Natavit DHA: 20 mg, arachidonic acid 60 mg, folic acid 0.8 mg
16. Biosanbe: Fe gluconate 250 mg, manganese sulfate 200 mcg, copper sulfate
200 mcg, vit C 50 mg, folic acid 1 mg, cyanocobalamin w/ intrinsic factor 7.5
mcg, sorbitol 25 mg
o Fe Gluconate 250 mg (Fe 30 mg)

Sumber: MIMS Indonesia

17. Vitamin Glisodin: Superoxide dismutase from melon extr w/ gliadin.


18. Osfit: Ca carbonate 625 mg, vit D3 100 IU, Mg oxide 125 mg, boron citrate 13.9
mg, Zn sulphate monohydrate 10.3 mg, cupric sulfate 2 mg, chromium
picolinate 100.5 mcg, folic acid 100 mcg, vit B6 2.5 mg, vit B12 7.5 mcg, silica
5 mg
19. Osfit DHA: (cal vit D) Ca 200 mg, vit D3 100 IU, tuna fish oil 200 mg
20. Hemobion: Fe fumarate 360 mg, folic acid 1.5 mg, vit B12 15 mcg, vit C 75
mg, Ca carbonate 200 mg, cholecalciferol 400 IU
o Fe Fumarat 360 mg (Fe 120 mg)

Sumber: MIMS Indonesia

21. Vitonal F: Vit B1 1.6 mg, vit B2 1.8 mg, vit B6 2.2 mg, vit B12 10 mcg, vit C 50
mg, Fe fumarate 91 mg, copper 0.2 mg, manganese 0.2 mg, folic acid 400 mcg
67

o Fe Fumarat 91 mg (Fe 31 mg)

Sumber: MIMS Indonesia


22. Vitonal: Vit B1 1.6 mg, vit B2 1.8 mg, vit B6 2.2 mg, vit B12 10 mcg, vit C 50
mg, Fe fumarate 91 mg, copper 0.2 mg, manganese 0.2 mg, folic acid 400 mcg
o Fe Fumarat 91 mg (Fe 31 mg)

Sumber: MIMS Indonesia

23. Vitomil AF: β-carotene 10,000 IU, vit B1 mononitrate 10 mg, vit B2 2.5 mg,
nicotinamide 20 mg, vit B6 HCl 15 mg, Ca pantothenate 7.5 mg, vit B12 4 mcg,
vit C 100 mg, vit D 400 mg, folic acid 1 mg, K iodide 100 mg, Fe fumarate 90
mg, cupric sulfate 0.1 mg, Ca lactate 250 mg, Na fluoride 1 mg
o Fe Fumarat 90 mg

Sumber: MIMS Indonesia

24. Vometa: Domperidone


25. Folaplus: Folic acid 400 mcg, vit B6 6 mg, vit B12 25 mcg
26. Nulacta plus: Fish oil 18/12 EPA/DHA 373 mg, peppermint oil 3 mg, vit E 4
mg, folic acid 400 mcg
27. HB-Vit: β-carotene 2,700 IU, vit B1 mononitrate 3 mg, vit B2 Na phosphate
3.4 mg, vit B6 HCl 10 mg, vit C 120 mg, vit E 30 IU, Ca pantothenate 5 mg,
nicotinamide 20 mg, Mg 50 mg, iodine 0.15 mg, Fe 30 mg, Zn 300 mg
68

o Fe 30 mg

Sumber: MIMS Indonesia

28. Ferofort (Vitamin B): Fe 83 mg, ascorbic acid 150 mg, folic acid 1 mg, vit B1 3
mg, vit B2 3 mg, vit B6 5 mg, vit B12 10 mcg, niacinamide 30 mg, Ca
pantothenate 15 mg, Zn 15 mg, lysine HCl 50 mg
o Fe 83 mg

Sumber: MIMS Indonesia

29. Prolacta DHA: Natural fish oil providing DHA 214 mg, EPA 20 mg, vit E 10
mg
30. Tablet Penambah Darah (obat dari puskesmas) : Fero Sulfat 200 mg atau Fe
45 mg
69

Lampiran 9. Hasil Ouput SPSS


Analisis Univariat

Analisis Bivariat
70
71
72
73

Anda mungkin juga menyukai