Anda di halaman 1dari 34

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN

JUVINNEL DIABETES
Ditujukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan Anak II
Dosen: Ns. Alfiah S.kep., M.Kep

Kelompok 1
S1 Keperawatan
Kelas A2 Angk. 2016

Andi Dea Shafira (NH0116014) Hagett Ajeng (NH0116059)

Maratul Aziza (NH0116085) Kalasina B. (NH0116081)

Indrawati D (NH0116069) Isda (NH0116076)

Marina Lepe (NH0116086) Masita Duhaling (NH0116089)

Gustiayu A. Wahab (NH0116057) Franels Julians (NH0116053)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
NANI HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
KATA PENGGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Segala puji bagi Allah


yang telah memberikan kami kemudahan sehingga dapat menyelesaikan makalah
ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup
menyelesaikannya dengan baik. Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan
kepada baginda tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang


"Juvenile Diabetes”. yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai
sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu
yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan
penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan.

Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas


kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan,
penyusun membutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang membangun.

Terima kasih.

Makassar, 15 Desember 2018

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii


DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Tujuan ....................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
KONSEP MEDIS
A. Pengertian .................................................................................................. 3
B. Klasifikasi………………………………………………………………..3
C. Etiologi ...................................................................................................... 4
D. Patofisiologi .............................................................................................. 5
E. Manifestasi Klinis ..................................................................................... 6
F. Pemeriksaan Penunjang............................................................................. 8
G. Pentalaksanaan .......................................................................................... 9
H. Penyimpangan KDM ................................................................................. 10
KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian .................................................................................................
B. DiagnosaKeperawatan...............................................................................
C. Intervensi ...................................................................................................
D. Implementasi .............................................................................................
E. Evaluasi .....................................................................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ...............................................................................................
B. Saran ..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes melitus secara definisi adalah keadaan hiperglikemia
kronik. Hiperglikemia ini dapat disebabkan oleh beberapa keadaan, di
antaranya adalah gangguan sekresi hormon insulin, gangguan aksi/kerja dari
hormon insulin atau gangguan kedua-duanya.
Sebagai negara berkembang, Indonesia mengalami pertumbuhan
yang cukup pesat, terutama di beberapa daerah tertentu. Pertumbuhan ini juga
diikuti dengan perubahan dalam masyarakat, baik dalam bidang ilmu
pengetahuan, gaya hidup, perilaku, dan sebagainya. Namun, perubahan-
perubahan ini juga tak luput dari efek negatif. Salah satu efek negatif yang
timbul dari perubahan gaya hidup masyakarat modern di Indonesia antara lain
adalah semakin meningkatnya angka kejadian Diabetes Mellitus (DM) yang
lebih dikenal oleh masyarakat awam sebagai kencing manis.
Diabetes Mellitus adalah penyakit metabolik yang bersifat
kronik.Oleh karena itu, onset Diabetes Mellitus yang terjadi sejak dini
memberikan peranan penting dalam kehidupan penderita. Setelah melakukan
pendataan pasien di seluruh Indonesia selama 2 tahun, Unit Kelompok Kerja
(UKK) Endokrinologi Anak Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)
mendapatkan 674 data penyandang Diabetes Mellitustipe 1 di Indonesia. Data
ini diperoleh melalui kerjasama berbagai pihak di seluruh Indonesia mulai
dari para dokter anak, endokrinolog anak, spesialis penyakit dalam, perawat
edukator Diabetes Mellitus, data Ikatan Keluarga Penyandang Diabetes
MellitusAnak dan Remaja (IKADAR), penelusuran dari catatan medis pasien,
dan juga kerjasama dengan perawat edukator National University
HospitalSingapura untuk memperoleh data penyandang Diabetes
Mellitusanak Indonesia yang menjalani pengobatannya di Singapura. Data
lain dari sebuah penelitian unit kerja koordinasi endokrinologi anak di
seluruhwilayah Indonesia pada awal Maret tahun 2012 menunjukkan jumlah
penderita Diabetes Mellitususia anak-anak juga usia remaja dibawah 20 tahun
terdata sebanyak 731 anak. Ilmu Kesehatan Anak FFKUI (Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia) melansir, jumlah anak yang terkena
Diabetes Mellitus cenderung naik dalam beberapa tahun terakhir ini. Tahun
2011 tercatat 65 anak menderita Diabetes Mellitus, naik 40% dibandingkan
tahun 2009. Tiga puluh dua anak diantaranya terkena Diabetes Mellitustipe 2.
B. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Definisi Juvinnle Diabetes
2. Untuk Mengetahui Etiologi Juvinnle Diabetes
3. Untuk Mengetahui Manifestasi klinis Juvinnle Diabetes
4. Untuk Mengetahui Patofisiologi Juvinnle Diabetes
5. Untuk Mengetahui Pentalaksanaan Juvinnel Diabetes
6. Untuk Mengetahui Pemeriksaan Diagnostic Juvinnel Diabetes
7. Untuk Mengetahui Penyimpangan KDM Juvinnel Diabetes
8. Untuk Mengetahui Bagaimana Asuhan Keperawatan Juvinnel
Diabetes
BAB II
KONSEP MEDIS
A. Definisi
Diabetes melitus secara definisi adalah keadaan hiperglikemia kronik.
Hiperglikemia ini dapat disebabkan oleh beberapa keadaan, di antaranya adalah
gangguan sekresi hormon insulin, gangguan aksi/kerja dari hormon insulin atau
gangguan kedua-duanya. (Weinzimer SA, Magge S.).
B. Etiologi
Dokter dan para ahli belum mengetahui secara pasti penyebab diabetes
tipe- 1.Namun yang pasti penyebab utama diabetes tipe 1 adalah faktor genetik/
keturunan. Resiko perkembangan diabetes tipe 1 akan diwariskan melalui
faktor genetik.
1. Faktor Genetik
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri; tetapi
mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah terjadinya
DM tipe I. Kecenderungan genetik ini ditemukan pada individu yang
memiliki tipe antigen HLA (human leucosite antigen). HLA merupakan
kumpulan gen yang bertanggung jawab atas antigen transplantasi dan
proses imun lainnya.
2. Faktor-faktor Imunologi
Adanya respons autotoimun yang merupakan respons abnormal dimana
antibodi terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap
jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing,
yaitu autoantibodi terhadap sel-sel pulau Langerhans dan insulin endogen.
3. Faktor lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang
menimbulkan destruksi sel beta.
C. Klasifikasi
Klasifikasi DM berdasarkan etiologi (ISPAD 2009).
1. DM Tipe-1 (destruksi sel-β)
a. Immune mediated
b. Idiopatik
2. DM tipe-2
3. DM Tipe lain
a. Defek genetik fungsi pankreas sel
b. Defek genetik pada kerja insulin
c. Kelainan eksokrin pankreas
Pankreatitis; Trauma/pankreatomi; Neoplasia; Kistik fibrosis;
Haemokhromatosis; Fibrokalkulus pankreatopati; dll.
d. Gangguan endokrin
Akromegali; Sindrom Cushing; Glukagonoma; Feokromositoma;
Hipertiroidisme; Somatostatinoma; Aldosteronoma; dll.
e. Terinduksi obat dan kimia
Vakor; Pentamidin; Asam Nikotinik; Glukokortikoid; Hormon tiroid;
Diazoxid; Agonis -adrenergik; Tiazid; Dilantin; -interferon; dll.
4. Diabetes mellitus kehamilan

D. Patofisiologi
Perjalanan penyakit ini melalui beberapa periode menurut ISPAD Clinical
Practice Consensus Guidelines tahun 2009, yaitu:
a. Periode pra-diabetes
b. Periode manifestasi klinis diabetes
c. Periode honey-moon
d. Periode ketergantungan insulin yang menetap.
1) Periode pra-diabetes
Pada periode ini gejala-gejala klinis diabetes belum nampak karena
baru ada proses destruksi sel β-pankreas. Predisposisi genetik tertentu
memungkinkan terjadinya proses destruksi ini. Sekresi insulin mulai
berkurang ditandai dengan mulai berkurangnya sel β-pankreas yang
berfungsi.Kadar C-peptide mulai menurun.Pada periode ini
autoantibodi mulai ditemukan apabila dilakukan
pemeriksaanlaboratorium.
2) Periode manifestasi klinis
Pada periode ini, gejala klinis DM mulai muncul.Pada periode ini
sudah terjadi sekitar 90% kerusakan sel β-pankreas. Karena sekresi
insulin sangat kurang, maka kadar gula darah akan tinggi/meningkat.
Kadar gula darah yang melebihi 180 mg/dl akan menyebabkan
diuresis osmotik. Keadaan ini menyebabkan terjadinya pengeluaran
cairan dan elektrolit melalui urin (poliuria, dehidrasi, polidipsi).
Karena gula darah tidak dapat di-uptake kedalam sel, penderita akan
merasa lapar (polifagi), tetapi berat badan akan semakin kurus. Pada
periode ini penderita memerlukan insulin dari luar agar gula darah di-
uptakekedalam sel.
3) Periode honey-moon
Periode ini disebut juga fase remisi parsial atau sementara. Pada
periode ini sisa-sisa sel β-pankreas akan bekerja optimal sehingga
akan diproduksi insulin dari dalam tubuh sendiri. Pada saat ini
kebutuhan insulin dari luar tubuh akan berkurang hingga kurang dari
0,5 U/kg berat badan/hari. Namun periode ini hanya berlangsung
sementara, bisa dalam hitungan hari ataupun bulan, sehingga perlu
adanya edukasi ada orang tua bahwa periode ini bukanlah fase remisi
yang menetap.
Periode ketergantungan insulin yang menetap. Periode ini merupakan
periode terakhir dari penderita DM. Pada periode ini penderita akan
membutuhkan insulin kembali dari luar tubuh seumur hidupnya.
E. Manifestasi Klinis
1. Poliuria: Diuresis osmotic, banyak BAK
2. PolidipsiaL: Rasa haus berlebihan
3. Polifagia: Hiperglikemia yang tidak terkontrol, banyak makan.
4. Penurunan berat badan
5. Tanda lainnya: Muntah, lemah, pandangan kabur
F. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada DM tipe 1 dan 2 umumnya tidak
jauh berbeda.
1. Glukosa darah : meningkat 200-100mg/dL
2. Aseton plasma (keton) : positif secara mencolok
3. Asam lemak bebas : kadar lipid dan kolesterol meningkat
4. Osmolalitas serum : meningkat tetapi biasanya kurang dari 330 mOsm/l
5. Elektrolit :
1) Natrium : mungkin normal, meningkat, atau menurun
2) Kalium : normal atau peningkatan semu ( perpindahan seluler),
selanjutnya akan menurun.
3) Fosfor : lebih sering menurun
6. Hemoglobin glikosilat : kadarnya meningkat 2-4 kali lipat dari normal yang
mencerminkan control DM yang kurang selama 4 bulan terakhir ( lama hidup
SDM) dan karenanaya sangat bermanfaat untuk membedakan DKA dengan
control tidak adekuat versus DKA yang berhubungan dengan insiden ( mis,
ISK baru)
7. Gas Darah Arteri : biasanya menunjukkan pH rendah dan penurunan pada
HCO3 ( asidosis metabolic) dengan kompensasi alkalosis respiratorik.
8. Trombosit darah : Ht mungkin meningkat ( dehidrasi) ; leukositosis :
hemokonsentrasi ;merupakan respon terhadap stress atau infeksi.
9. Ureum / kreatinin : mungkin meningkat atau normal ( dehidrasi/ penurunan
fungsi ginjal)
10. Amilase darah : mungkin meningkat yang mengindikasikan adanya
pancreatitis akut sebagai penyebab dari DKA.
11. Insulin darah : mungkin menurun / atau bahka sampai tidak ada ( pada tipe
1) atau normal sampai tinggi ( pada tipe II) yang mengindikasikan
insufisiensi insulin/ gangguan dalam penggunaannya (endogen/eksogen).
Resisten insulin dapat berkembang sekunder terhadap pembentukan antibody
.( autoantibody)
12. Pemeriksaan fungsi tiroid : peningkatan aktivitas hormone tiroid dapat
meningkatkan glukosa darah dan kebutuhan akan insulin.
13. Urine : gula dan aseton positif : berat jenis dan osmolalitas mungkin
meningkat.
14. Kultur dan sensitivitas : kemungkinan adanya infeksi pada saluran kemih,
infeksi pernafasan dan infeksi pada luka.
15. Diabetes melitus ditegakkan berdasarkan ada tidaknya gejala. Bila dengan
gejala (polidipsi, poliuria, polifagia), maka pemeriksaan gula darah abnormal
satu kali sudah dapat menegakkan diagnosis DM. Sedangkan bila tanpa
gejala, maka diperlukan paling tidak 2 kali pemeriksaan gula darah abnormal
pada waktu yang berbeda (Rustama DS, dkk. 2010; ISPAD Clinical Practice
Consensus Guidelines 2009).
BAB III
KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas pasien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat, pekerjaan, suku/bangsa,
agama, status perkawinan, tanggal masuk RS, dan diagnosa medis.
2. Keluhan utama
Biasanya penderita mengeluh diare dan demam.
3. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu klien mengatakan klien diare dan demam sejak 3 hari yang lalu.
4. Riwayat kesehatan dulu
Biasanya pasien pasien dulu mengalami diare dan demam.
5. Pemeriksaan fisik
Dalam pengkajian fisik biasanya didapatkan :
Takikardia , perubahan TD postural, pucat dan sianosis, lesi cacat,
menurunnya berat badanFeses encer, diare pekat yang sering, nyeri
tekanan abdominal, abses rektal., bising usus, turgor kulit buruk, lesi pada
rongga mulut, kesehatan gigi / gusi yang buruk, dan edema.,
pembengkakan pada sendi , Batuk, Produktif / non produktif, takipnea,
distres pernafasan.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
2. Resiko infeksi
3. Resiko cedera
4. Hambatan mobilitas fisik
5. Gangguan citra tubuh
6. Kecemasan orang tua
C. Intervensi Keperawatan

DIAGNOSA NOC NIC


KEPERAWATAN
1. Ketidakseimbang NOC NIC
an nutrisi kurang kriteria hasil: - Monitoring tanda-
dari kebutuhan  Adanya tanda vital pasien.
tubuh peningkatan berat - Kalaborasi dengan
Definisi: badan sesuai ahli gizi untuk
Asupan nutrisi dengan tujuan menentukan jumlah
tidak cukup umtuk  Berat badan ideal kalori dan nutrisi
memenuhi sesuai sesuai yang dibutuhkan
kebutuhan dengan tinggi pasien
metabolik badan - Anjurkan pasien
Batasan  Mampu untuk meningkatkan
karakteristik: mengidentifikasi intake fe
 Keram abdonen kebutuhan nutrisi - Anjurkan pasien
 Nyeri abdomen  Tidak ada tanda untuk meningkatkan
 Menghindari tanda nutrisi protein dan vitaminC
makanan  Menunjukkan - Berikan substansi
 Berat badan 20% peningkatan gula
atau lebih di bawah fungsi - Yakinkan diet yang
berat badan ideal pengecapan dari dimakan
 Kerpuhan kapiler menelan mengandung tinggi

 Diare  Tidak terjadi serat untuk mencegah


penurunan berat konstipasi
 Kehilangan rambut
badan yang - Berikan makanan
berlebihan
berarti yang terplih( sudah
 Bising usus
hiperaktif dikonsultasikan
 Kurang makanan dengan ahli gizi)
 Kurang informasi - Monitor jumlah
 Kurang minat pada nutrisi dan
makanan kandungan kalori

 Penurunan berat Nutrition


badan dengan Monitoring
asupan makanan - BB pasien dan batas
adekuat normal

 Kesalahan - Monitor adanya

konsepsi penurunan berat

 Kesalahan badan

informasi - Monitor tipe dan

 Membran mukosa jumlah aktivitas yang

pucat bisa dilakukan

 Ketidak mampuan - Monitor interaksi

memakan makanan anak atau orangtua


selama makan
 Tonus otot
- Monitor lingkungan
menurun
selama makan
 Mengeluh
- Jadwalkan
gangguan sensasi
pengobatan dan
rasa
tindakan tidak
 Mengeluh asupan
selamamakan
makanan kurang
- Monitor kulit kering
dari RDA
dan perubahan
(recommended
pigmentasi
daily allowance
- Monitor turgo kulit
 Cepat kenyang
- Monitor
setelah makan
keringanan,rambut
 Sariawan rongga
kusam,dan mudah
mulut
 Steatorea patah
 Kelemahan otot - Monitor mualdan
untuk menelan muntah
Faktor yang - Monitor kadar
berhubungan: albumin,total protein
 faktor biologis
 faktor ekonomi
 kurang asupan
makanan
2. Resiko Infeksi NOC NIC
Definisi; Kriteria hasil : - monitoring tanda-
Mengalami  klien bebas dari tanda vital.
peningkatan resiko tanda dan gejala - bersihkan lingkungan
terserang organisme infeksi setelah dipakai
patogenik  mendeskripsikan pasien lain
proses penularan - cuci tangan setiap
Faktor-faktor resiko:
penyakit,factor sebelum dan sesudah
 Kurangnya
yang tindakan
pengetahuan
mempengaruhi keperawatan
untuk
penularan serta - berikan terapi
menghindari
penatalaksanaann antibiotik bila perlu
pemajanan
ya, invektion
patogen.
 menunjukkan vareksion,(proteksi
 Obesitas
kemampuan terhadap infeksi)
 Penyakit kronis(
untuk mencegah - monitortanda dan
mis; diabetes
timbulnya infeksi gejala infeksi
melitus)
 jumlah leukosit sistemik dan lokal
dalam batas - monitor hitung
normal granolosit,WBC
 menunjukkan
perilaku hidup
sehat

3. Resiko cedera NOC: NIC:


Defenis: Kejadian Jatuh
Pencegahan jatuh :
Rentan mengalami Indikator :
1. Identifikasi
cedera fisik akibat 1. jatuh saat berdiri
kekurangan baik
kondisi lingkungan 2. jatuh saat berjalan
kongnitif atau fisik
yang berinteraksi 3. jatuh saat duduk
dari pasien yang
dengan sumber
mungkin
adaptif dan sumber
meningkatkan
defensi individu,
potensi jatuh pada
yang dapat
lingkungan tertentu
mengganggu
2. Indentifikasi
kesehatan.
perilaku dan faktor
Faktor resiko:
yang mempengaruhi
1. Hambatan
resiko jatuh
sumber nutrisi
3. Ajarkan pasien
2. Agen
bagaimana jika
nosokomial
jatuh, untuk
3. Moda
meminimalkan
transportasi tidak
cedera
aman
4. Sediakan
pencahayaan yang
cukup dalam rangka
meningkatkan
pandangan
5. Sediakan
permukaan yang
tidak licin dan anto
selip.
6. Anjurkan adaptasi
di rumah untuk
meningkatkan
keamanan.
7. Sarankan
menggunakan alas
kaki yang aman.

4. Hambatan NOC: NIC:


mobilitas fisik Indikotor
Terapi latihan Fisik
Definisi: a. Keseimbangan
1. Tentukan batasan
b. Koordinasi
Keterbatasan pada pergerakan sendi
c. Gerakan otot
pergerakan fisik dan efeknya
d. Gerakan sendi
tubuh atau satu terhadap fungsi
e. Berjalan
atau lebih sendi
ekstremitas secara 2. Kolaborasi dengan
mandiri dan terarah ahli terapi fisik
Batasan dalam
Kaarakteristik : mengembangkan
 penurunan waktu dan menerapkan
reaksi sebuah program
 Kesulitan latihan
mebolak-balik 3. Jelaskan pada
posisi pasien atau keluarga
 Melakukan manfaat dan tujuan
aktivitas lain melakukan latihan
sebagai pengganti fisik
pergerakan (mis
meningkatkan
perhatian pada
aktivitas orang
lain,
mengendalikan
perilaku, focus
pada
ketunadayaan/aktiv
itas sebelum sakit)
 Dispnea setelah
beraktivitas
 Perubahan cara
berjalan
 Keterbatasan
kemampuan
melakukan
keterampilan
motorik halus
 Keterbatasan
kemampuan
melakukan
keterampilan motik
kasar
 Ketrebatasan
rentang pergerakan
sendi
 Tremor akibat
pergerakan
 Ketidakstabilan
postur
 Pergerakan lambat
 Pergerkan tidak
terkoordinasi
Faktor yang
berhubungan:
 Intoleransi
aktivitas
 Perubahan
metabolisme
selular
 Ansietas
 Indeks massa
tubuh diatas
parentil ke 75
sesuai usia
 Kepercayaan
budaya tentang
aktivitas sesuai
usia
 Fisik tidak bugar
 Penurunan
ketahanan tubuh
 Penurunan massa
otot
 Agens obat
 Kurang
pengetahuan
tentang aktivitas
fisik
 Ketidaknyamanan
 Kerusakan
integritas struktur
tulang
5. Gangguan citra NOC: NIC:
tubuh Citra tubuh Peningkatan citra tubuh
Defenisi :konfungsi Indikator 1. Tentukan jika
dalam Gambaran 1. Gambaran diri terdapat perasaan
mental tentang diri 2. Kepuasan dengan tidak suka terhadap
fisik individu fungsi tubuh karakteristik fisik
Batasan 3. Penyesuaian terhadap khusus
Karakteristik: perubahan fungsi 2. Bantu pasien
1. Berfokus pada tubuh mendiskusikan
kekuatan 4. Penyesuaian terhadap perubahan-
sebelumnya perubahan status perubahan bagian
2. Gangguan kesehatan tubuh yangdi
fungsi tubuh sebabkan oleh
3. Gangguan penyakit
struktur tubuh 3. Tentukan perubahan
fisik saat ini apakah
berkontribusi pada
citra diri pasien
4. Monitor frekuensi
dari pernyataan
yang mengkritik diri

5. Kecemasan orang NOC: NIC:


tua b.d kurang kriteria hasil: Menurunkan
pengetahuan a. Orangtua kilen dapat kecemasan
orangtua dan merencanakan a. Gunakan
hospitalisasi strategi koping untuk ketenangan dalam
situasi yang pendekatan untuk
membuat stress. penenangan
b. Orang tua klien orangtua klien
dapat dapat b. Jelaskan seluruh
mempertahankan prosedur tindakan
penampilan peran kepada orang tua
c. Orang tua klien klien dan perasaan
dapat meneruskan yang mungkin
aktivitas yang muncul pada saat
dibutuhakan melakukan
meskipun ada tindakan
kecemasan c. Berikan informasi
d. Orangtua klien tentang
menunjukan diagnosis,,prognosi
kemampuan untuk s, dan tindakan
berfokus pada d. Anjurkan keluarga
pengetahuan dan untuk menemani
keterampilan yang klien sesuai
baru kebutuhan
e. Berikan aktivitas
hiburan utnuk
mengurangi
ketegangan
f. Ajarkan orang tua
teknik relaksasi
g. Ciptakan hubungan
saling percaya
4. Implementasi
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh perawat untuk membantu pasien dari masalah status
kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang lebih baiknyang
menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan. Ukuran intervensi
keperawatan yang diberikan kepada pasien terkait dengan kondisi,
pendidikan untuk pasien dan keluarga atau tindakan untuk mencegah
masalah kesehatan yang muncul di kemudian hari.
5. Evaluasi
Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan sistematis dan
terencana tentang kesehatan dengan tujuan yang telag ditetapkan, dilakukan
dengan cara berkesinambungan dengan melibatkan pasien, keluarga dan tenaga
kesehatan lain.
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

TINJAUAN KASUS

Seorang ibu datang membawa An.C usia 9 tahun ke RS. Ibu dan Anak dan anak
Ibu pasien mengeluh anaknya sudah demam selama 3 hari. Hasil anamesis ibu
pasien mengatakan sebelum demam bahwa anak nya banyak makan,banyak
minum,banyak buang air kecil,anaknya juga sering capek,\,pusing,dan sakit
kepala. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan BB :25,5 Kg , TB :135 cm, Suhu
:39,2 derajat celsius, Nadi :88x/mnt, TD: 110/80 mmHg

A. PENGKAJIAN
1. Biodata pasien
Nama : An. C
Tempat tanggal lahir/usia :
Jenis Kelamin : laki-laki
Agama : islam
Pendidikan :-
2. Biodata keluarga
a. Ayah
Nama : Tn. B
umur : 28 tahun :
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Alamat : Jln. Perintis Kemerdekaan VI
b. Ibu
Nama : Ny. D
Umur : 25 tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Alamat : Jln. Perinstis Kemerdekaan VI
3. Identiitas saudara kandung
No. Nama Usia Hubungan Status Kesehatan

1 - - - -
4. Riwayat Kesehatan Saat Ini
a. Keluhan Utama : Demam
b. Riwayat Keluhan Utama : Ibu pasien datang kerumah sakit dengan
keluhan anknya sudah demam selama 3 hari sebelum demam anaknya
banyak makan,banyak minum,banyak kencing,cepat mudah lelah dan
sakit kepala.
5. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
a. Pre natal
1). Pemeriksaan kehamilan : tidak pernah
2). Keluhan selama hamil : mual muntah dan lemah
3). Riwayat terpapar radiasi : tidak pernah
4). Kenaikan BB selama hamil : 60kg
5). Imunisasi TT : tidak pernah
b. Natal
1). Tempat melahirkan : Rumah Sakit
2). Jenis persalinan : normal
3). Penolong persalinan : bidan dan dokter
c. Post natal
Kondisi bayi : BB :2,4kg, PB :44 cm
1) Penyakit yang pernah dialami : klien sering pengalami demam.
Sekitar 1 bulan yang lalu klien mengalami diare dan disertai demam.
2) Kecelakaan yang pernah dialami : tidak ada
3) Riwayat alergi : tidak ada
4) Riwayat imunsasi
No. Jenis imunisasi Waktu pemberian reaksi

1 BCG Umur 1 bulan Demam

2 DPT (I,II,III) Umur 2 bulan Demam

3 POLIO Umur 3 bulan Demam


(I,II,III,IV)
4 CAMPAK Umur 9 bulan Kemerah-
kemerahan

5 HEPATITIS B Awal lahir Demam

6. Riwayat kesehatan keluarga


Ibu klien mendeerita penyakit diabetes melitus.
7. Riwayat tumbuh kembang
a. Pertumbuhan fisik
1) Berat badan : 9kg
2) Tinggi badan : 80cm
3) Waktu tumbuh gigi : 15 bulan
b. Perkembangan tiap tahap
Usia anak saat ini : 2 tahun 3 bulan
1) Berguling : 3 bulan
2) Duduk : 6 bulan
3) Merangkak : 6 bulan
4) Berdiri : 1 tahun
5) Berjalan : 1 tahun 1 bulan
6) Bicara pertama kali : 9 bulan
8. Riwayat nutrisi
a. Pemberian ASI : klien diberikan ASI sejak lahir sampai umur 1 tahun
b. Pemeberian susu formula : dari umur 9 bulan sampai sekarang
c. Pemberian makanan tambahan : diberikan sejak umur 6 bulan
9. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
1) Kesadaran : Apatis
2) TTV : TD : 90/60, N : 120x/m, S : 39oC, P: 38x/m,
N:130x/m
b. Head to toe :
1) Kulit : Turgor jelek , Struktur (keriput), demam (+)
2) Kepala : Inspeksi : bentuk kepala (Brakhiocephalus/ bulat),
kesimetrisan (- ), Hidrochepalus ( - ), Luka ( - ), Nyeri tekan ( - ),
teraba panas
3) Mata
Kesimetrisan mata(+), Kelopak mata/palpebra oedem ( - ),
Konjunctiva (anemis), Warna iris (hitam), Reaksi pupil terhadap
cahaya (miosis).
4) Hidung
Perdarahan ( - ), Kotoran ( - ), Pembengkakan ( - ), pembesaran /
polip(-)
5) Mulut
Bibir pucat, napak ada bercak putih pada lidah, peradangan (+),
Bibir pecah (+).
6) Telinga
lesi ( - ), nyeri tekan ( - ), peradangan ( - ), penumpukan serumen (
- ). perdarahan ( - ).
7) Leher
Bentuk leher (simetris), peradangan (- ), jaringan parut (- ),
perubahan warna (- ), massa (- )
8) Thoraks/dada
Dada tampak simetis,pola nafas reguler,frekuensi pernapasan 38x/i.
9) Abdomen
10) Ekstermitas
10. Analisa data

Data Etiologi Masalah


Nampak Menggigil Hipertermi
DS :Ibu klien
mengatakan
anaknya
sudah demam
selama 3 hari
DO : - Badan klien
terasa panas
- Suhu : 39
derajat
Celsius

DS : - Ibu klien Tidak bisa beraktivitas Intolerasi aktivitas


mengatakan
anaknya
cepat
merasa lelah
DO : - Klien nampak
tidak banyak
bergerak
dan
beraktivitas

B. Diagnosis keperawatan
1. Hipertermi b/d penyakit
2. Intoleransi aktivitas
C. Intervensi Keperawatan

NO Diagnosa Nursing Outcome Nursing Intervention


Keperawatan Classification Classification
(NANDA (Moorhead, Johnson, (Bulechek, Butcher,
International, Maas, & Swanson, Dochterman, &
2015) 2016) Wagner, 2016)

1. Hipertermi Thermoregulation Fever Treatment:


Definisi : Kriteria Hasil : 1. Monitor suhu
Suhu inti tubuh  Suhu tubuh dalam sesering mungkin
diatas kisaran rentang normal 2. Monitor tekanan
nornal karena  Nadi dan RR dalam darah ,nadi, RR
kegagalan rentang normal 3. Kolaborasi
termoregulasi.  Tidak ada perubahan pemberian cairan
Batasan warna kulit dan tidak intra vena
Karakteristik: ada pusing 4. Kompres pasien
 Gelisah pada lipatan paha
 Takikardi dan aksila
 Kulit 5. Berikan pengobatan
terasa untuk mengatasi
hangat penyebab demam.
6. Selimuti pasien
7. Berikan pengobatan
untuk terjadinya
menggigil

2. Intoleransi  Energy conservation Activity Therapy


aktivitas  Activity tolerance 1. Bantu klien untuk
Definisi:  Self care :ADLs mengidentifikasi
Ketidakcukupan aktivitas yang
energi psikologis Kriteria hasil : mampu dilakukan
atau fisiologis  Berpartisipasi dalam 2. Bantu untuk memilih
untuk ativitas fisik aktivitas konsisten
mempertahankan  Mampu melakukan yang sesuai dengan
atau aktivitas sehari-hari kemampuan
menyelesaikan  Tanda-tanda vital fisik,psikologis,dan
aktivitas normal social.
kehidupan sehari- 3. Bantu untuk
hari yang harus mengidentifikasi
atau yang ingin aktivitas yang
dilakukan. disukai
4. Bantu
Batasan pasien/keluarga
karakteristik : untuk
 Keletihan mengidentifikasi
 Ketidaknyama kekurangan dalam
nan beraktivitas
 setelah 5. Monitor respon
beraktivitas fisik,emosi,sosial
,dan spiritual

D. Implementasi Keperawatan
Hari/tgl/ Implementasi Evaluasi
jam
Senin 1. Memonitor suhu sesering S :Ibu klien mengatakan
17/12/18 mungkin anaknya demam suda 3
09:00 2. Memonitor tekanan darah hari
wita ,nadi, RR O : Suhu 39 derajat celsius
3. Mengkolaborasi pemberian A :Intervensi teratasi
cairan intra vena 1. Memonitor suhu
4. Mengompres pasien pada sesering mungkin
lipatan paha dan aksila. 2. Memonitor tekanan
5. Memberikan pengobatan darah,nadi,rr
untuk mengatasi penyebab 3. Mengkolaborasi
demam. pemberian cairan
6. Menyelimuti pasien intra vena
7. Memberikan pengobatan 4. Mengompres pasien
untuk tidak terjadinya pada lipatan paha
menggigil dan aksila
P : Lanjutkan Intervensi
5. Memberikan
pengobatan untuk
mengatasi penyebab
demam.
6. Menyelimuti pasien
7. Memberikan
pengobatan untuk
tidak terjadinya
menggigil

Senin 1. Membantu klien untuk S : Ibu pasien mengatakan


17/12/18 mengidentifikasi aktivitas anknya tidak bisa untuk
09.00 yang mampu dilakukan beraktivitas.
wita 2. Membantu untuk memilih O :Nampak lelah
aktivitas konsisten yang A :Intervensi Teratasi
sesuai dengan kemampuan
fisik,psikologis,dan social. 1. Membantu klien untuk
3. Membantu untuk mengidentifikasi
mengidentifikasi aktivitas aktivitas yang mampu
yang disukai dilakukan
4. Membantu pasien/keluarga 2. Membantu untuk
untuk mengidentifikasi memilih aktivitas
kekurangan dalam konsisten yang sesuai
beraktivitas dengan kemampuan
5. Monitor respon fisik,psikologis,dan
fisik,emosi,sosial ,dan social.
spiritual 3. Membantu untuk
mengidentifikasi
aktivitas yang disukai
P :Lanjutkan intervensi
4. Membantu
pasien/keluarga untuk
mengidentifikasi
kekurangan dalam
beraktivitas
5. Monitor respon
fisik,emosi,sosial ,dan
spiritual

Hari/tgl/jam Implementasi Evaluasi

Selasa 1. Memberikan pengobatan S :Ibu pasien mengatakan


18/12/18 untuk mengatasi penyebab demam pasien sudah
11.00 demam. menurun.
WITA 2. Menyelimuti pasien O :37,2 derajat celsius
3. Memberikan pengobatan A :IntervensiTeratasi
untuk tidak terjadinya 1.Memberikan
menggigil pengobatan untuk
mengatasi penyebab
demam.
2. Menyelimuti pasien
3. Memberikan
pengobatan untuk tidak
terjadinya menggigil
P :Intervensi dihentikan

Selasa 1. Membantu pasien/keluarga S :Ibu klien mengatakan


18/12/18 untuk mengidentifikasi anknya sudah bisa
11.00 kekurangan dalam beraktivitas kembali
WITA beraktivitas O : Pasien nampak membai
2.Memonitor respon A :Intervensi teratasi
fisik,emosi,sosial ,dan 1.Membantu
spiritual pasien/keluarga untuk
mengidentifikasi
kekurangan dalam
beraktivitas
2. Memonitor respon
fisik,emosi,sosial
,dan spiritual

P :Intervensi berhasil dan


intervensi dihentikan
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Diabetes melitus secara definisi adalah keadaan hiperglikemia kronik.
Hiperglikemia ini dapat disebabkan oleh beberapa keadaan, di antaranya
adalah gangguan sekresi hormon insulin, gangguan aksi/kerja dari hormon
insulin atau gangguan kedua-duanya.
penderita Diabetes Mellitususia anak-anak juga usia remaja dibawah
20 tahun terdata sebanyak 731 anak. Ilmu Kesehatan Anak FFKUI (Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia) melansir, jumlah anak yang terkena
Diabetes Mellitus cenderung naik dalam beberapa tahun terakhir ini. Tahun
2011 tercatat 65 anak menderita Diabetes Mellitus, naik 40% dibandingkan
tahun 2009.
B. Saran
Dari kesimpulan di atas diharapkan mampu menambah wawasan dan
pengetahuan bagi semua Mahasiswa dan Mahasiswi Stikes Nani Hasanuddin
Makassar tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit HIV/
AIDS. Tak lupa pula kami mengharapkan ada koreksi dalam hal pembuatan
makalah ini, dan semoga dengan adanya tugas ini kami dapat lebih
bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Dochterman, J. M., & Wagner, C. M. (2016).


Nursing Intervension Clasification (NIC). (T. R. D. Nurjanah Intasari, Ed.)
(6th ed.). Singapore: Elseviers Singapore Pte Ltd.

ISPAD Clinical Practice Consensus Guidelines 2009. Pediatric Diabetes 2009


:10. http://repository.maranatha.edu/3415/3/0910085_Chapter 1.pdf

Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M. L., & Swanson, E. (2016). Nursing
Outcomes Clasification (NOC). (T. R. D. Nurjanah Intasari, Ed.) (5th ed.).
Singapore: Elseviers Singapore Pte Ltd.

NANDA International, I. (2015). Nursing Diagnoses: Definitions and


Classification 2015-2017 :Edisi 10. Jakarta : EGC

Nuarif, H, A. Hardi. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis dan NANDA Nos-Nic Edisi Revisi Jilid 2. Yogyakarta:
MediaAction

Weinzimer SA, Magge S (2005). Type 1 diabetes melitus in children. Dalam :


Moshang T Jr. Pediatric endocrinology. Philadelphia : Mosby Inc, h 3-18

Anda mungkin juga menyukai