JUVINNEL DIABETES
Ditujukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan Anak II
Dosen: Ns. Alfiah S.kep., M.Kep
Kelompok 1
S1 Keperawatan
Kelas A2 Angk. 2016
Terima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
D. Patofisiologi
Perjalanan penyakit ini melalui beberapa periode menurut ISPAD Clinical
Practice Consensus Guidelines tahun 2009, yaitu:
a. Periode pra-diabetes
b. Periode manifestasi klinis diabetes
c. Periode honey-moon
d. Periode ketergantungan insulin yang menetap.
1) Periode pra-diabetes
Pada periode ini gejala-gejala klinis diabetes belum nampak karena
baru ada proses destruksi sel β-pankreas. Predisposisi genetik tertentu
memungkinkan terjadinya proses destruksi ini. Sekresi insulin mulai
berkurang ditandai dengan mulai berkurangnya sel β-pankreas yang
berfungsi.Kadar C-peptide mulai menurun.Pada periode ini
autoantibodi mulai ditemukan apabila dilakukan
pemeriksaanlaboratorium.
2) Periode manifestasi klinis
Pada periode ini, gejala klinis DM mulai muncul.Pada periode ini
sudah terjadi sekitar 90% kerusakan sel β-pankreas. Karena sekresi
insulin sangat kurang, maka kadar gula darah akan tinggi/meningkat.
Kadar gula darah yang melebihi 180 mg/dl akan menyebabkan
diuresis osmotik. Keadaan ini menyebabkan terjadinya pengeluaran
cairan dan elektrolit melalui urin (poliuria, dehidrasi, polidipsi).
Karena gula darah tidak dapat di-uptake kedalam sel, penderita akan
merasa lapar (polifagi), tetapi berat badan akan semakin kurus. Pada
periode ini penderita memerlukan insulin dari luar agar gula darah di-
uptakekedalam sel.
3) Periode honey-moon
Periode ini disebut juga fase remisi parsial atau sementara. Pada
periode ini sisa-sisa sel β-pankreas akan bekerja optimal sehingga
akan diproduksi insulin dari dalam tubuh sendiri. Pada saat ini
kebutuhan insulin dari luar tubuh akan berkurang hingga kurang dari
0,5 U/kg berat badan/hari. Namun periode ini hanya berlangsung
sementara, bisa dalam hitungan hari ataupun bulan, sehingga perlu
adanya edukasi ada orang tua bahwa periode ini bukanlah fase remisi
yang menetap.
Periode ketergantungan insulin yang menetap. Periode ini merupakan
periode terakhir dari penderita DM. Pada periode ini penderita akan
membutuhkan insulin kembali dari luar tubuh seumur hidupnya.
E. Manifestasi Klinis
1. Poliuria: Diuresis osmotic, banyak BAK
2. PolidipsiaL: Rasa haus berlebihan
3. Polifagia: Hiperglikemia yang tidak terkontrol, banyak makan.
4. Penurunan berat badan
5. Tanda lainnya: Muntah, lemah, pandangan kabur
F. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada DM tipe 1 dan 2 umumnya tidak
jauh berbeda.
1. Glukosa darah : meningkat 200-100mg/dL
2. Aseton plasma (keton) : positif secara mencolok
3. Asam lemak bebas : kadar lipid dan kolesterol meningkat
4. Osmolalitas serum : meningkat tetapi biasanya kurang dari 330 mOsm/l
5. Elektrolit :
1) Natrium : mungkin normal, meningkat, atau menurun
2) Kalium : normal atau peningkatan semu ( perpindahan seluler),
selanjutnya akan menurun.
3) Fosfor : lebih sering menurun
6. Hemoglobin glikosilat : kadarnya meningkat 2-4 kali lipat dari normal yang
mencerminkan control DM yang kurang selama 4 bulan terakhir ( lama hidup
SDM) dan karenanaya sangat bermanfaat untuk membedakan DKA dengan
control tidak adekuat versus DKA yang berhubungan dengan insiden ( mis,
ISK baru)
7. Gas Darah Arteri : biasanya menunjukkan pH rendah dan penurunan pada
HCO3 ( asidosis metabolic) dengan kompensasi alkalosis respiratorik.
8. Trombosit darah : Ht mungkin meningkat ( dehidrasi) ; leukositosis :
hemokonsentrasi ;merupakan respon terhadap stress atau infeksi.
9. Ureum / kreatinin : mungkin meningkat atau normal ( dehidrasi/ penurunan
fungsi ginjal)
10. Amilase darah : mungkin meningkat yang mengindikasikan adanya
pancreatitis akut sebagai penyebab dari DKA.
11. Insulin darah : mungkin menurun / atau bahka sampai tidak ada ( pada tipe
1) atau normal sampai tinggi ( pada tipe II) yang mengindikasikan
insufisiensi insulin/ gangguan dalam penggunaannya (endogen/eksogen).
Resisten insulin dapat berkembang sekunder terhadap pembentukan antibody
.( autoantibody)
12. Pemeriksaan fungsi tiroid : peningkatan aktivitas hormone tiroid dapat
meningkatkan glukosa darah dan kebutuhan akan insulin.
13. Urine : gula dan aseton positif : berat jenis dan osmolalitas mungkin
meningkat.
14. Kultur dan sensitivitas : kemungkinan adanya infeksi pada saluran kemih,
infeksi pernafasan dan infeksi pada luka.
15. Diabetes melitus ditegakkan berdasarkan ada tidaknya gejala. Bila dengan
gejala (polidipsi, poliuria, polifagia), maka pemeriksaan gula darah abnormal
satu kali sudah dapat menegakkan diagnosis DM. Sedangkan bila tanpa
gejala, maka diperlukan paling tidak 2 kali pemeriksaan gula darah abnormal
pada waktu yang berbeda (Rustama DS, dkk. 2010; ISPAD Clinical Practice
Consensus Guidelines 2009).
BAB III
KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas pasien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat, pekerjaan, suku/bangsa,
agama, status perkawinan, tanggal masuk RS, dan diagnosa medis.
2. Keluhan utama
Biasanya penderita mengeluh diare dan demam.
3. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu klien mengatakan klien diare dan demam sejak 3 hari yang lalu.
4. Riwayat kesehatan dulu
Biasanya pasien pasien dulu mengalami diare dan demam.
5. Pemeriksaan fisik
Dalam pengkajian fisik biasanya didapatkan :
Takikardia , perubahan TD postural, pucat dan sianosis, lesi cacat,
menurunnya berat badanFeses encer, diare pekat yang sering, nyeri
tekanan abdominal, abses rektal., bising usus, turgor kulit buruk, lesi pada
rongga mulut, kesehatan gigi / gusi yang buruk, dan edema.,
pembengkakan pada sendi , Batuk, Produktif / non produktif, takipnea,
distres pernafasan.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
2. Resiko infeksi
3. Resiko cedera
4. Hambatan mobilitas fisik
5. Gangguan citra tubuh
6. Kecemasan orang tua
C. Intervensi Keperawatan
Kesalahan badan
ASUHAN KEPERAWATAN
TINJAUAN KASUS
Seorang ibu datang membawa An.C usia 9 tahun ke RS. Ibu dan Anak dan anak
Ibu pasien mengeluh anaknya sudah demam selama 3 hari. Hasil anamesis ibu
pasien mengatakan sebelum demam bahwa anak nya banyak makan,banyak
minum,banyak buang air kecil,anaknya juga sering capek,\,pusing,dan sakit
kepala. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan BB :25,5 Kg , TB :135 cm, Suhu
:39,2 derajat celsius, Nadi :88x/mnt, TD: 110/80 mmHg
A. PENGKAJIAN
1. Biodata pasien
Nama : An. C
Tempat tanggal lahir/usia :
Jenis Kelamin : laki-laki
Agama : islam
Pendidikan :-
2. Biodata keluarga
a. Ayah
Nama : Tn. B
umur : 28 tahun :
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Alamat : Jln. Perintis Kemerdekaan VI
b. Ibu
Nama : Ny. D
Umur : 25 tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Alamat : Jln. Perinstis Kemerdekaan VI
3. Identiitas saudara kandung
No. Nama Usia Hubungan Status Kesehatan
1 - - - -
4. Riwayat Kesehatan Saat Ini
a. Keluhan Utama : Demam
b. Riwayat Keluhan Utama : Ibu pasien datang kerumah sakit dengan
keluhan anknya sudah demam selama 3 hari sebelum demam anaknya
banyak makan,banyak minum,banyak kencing,cepat mudah lelah dan
sakit kepala.
5. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
a. Pre natal
1). Pemeriksaan kehamilan : tidak pernah
2). Keluhan selama hamil : mual muntah dan lemah
3). Riwayat terpapar radiasi : tidak pernah
4). Kenaikan BB selama hamil : 60kg
5). Imunisasi TT : tidak pernah
b. Natal
1). Tempat melahirkan : Rumah Sakit
2). Jenis persalinan : normal
3). Penolong persalinan : bidan dan dokter
c. Post natal
Kondisi bayi : BB :2,4kg, PB :44 cm
1) Penyakit yang pernah dialami : klien sering pengalami demam.
Sekitar 1 bulan yang lalu klien mengalami diare dan disertai demam.
2) Kecelakaan yang pernah dialami : tidak ada
3) Riwayat alergi : tidak ada
4) Riwayat imunsasi
No. Jenis imunisasi Waktu pemberian reaksi
B. Diagnosis keperawatan
1. Hipertermi b/d penyakit
2. Intoleransi aktivitas
C. Intervensi Keperawatan
D. Implementasi Keperawatan
Hari/tgl/ Implementasi Evaluasi
jam
Senin 1. Memonitor suhu sesering S :Ibu klien mengatakan
17/12/18 mungkin anaknya demam suda 3
09:00 2. Memonitor tekanan darah hari
wita ,nadi, RR O : Suhu 39 derajat celsius
3. Mengkolaborasi pemberian A :Intervensi teratasi
cairan intra vena 1. Memonitor suhu
4. Mengompres pasien pada sesering mungkin
lipatan paha dan aksila. 2. Memonitor tekanan
5. Memberikan pengobatan darah,nadi,rr
untuk mengatasi penyebab 3. Mengkolaborasi
demam. pemberian cairan
6. Menyelimuti pasien intra vena
7. Memberikan pengobatan 4. Mengompres pasien
untuk tidak terjadinya pada lipatan paha
menggigil dan aksila
P : Lanjutkan Intervensi
5. Memberikan
pengobatan untuk
mengatasi penyebab
demam.
6. Menyelimuti pasien
7. Memberikan
pengobatan untuk
tidak terjadinya
menggigil
A. Kesimpulan
Diabetes melitus secara definisi adalah keadaan hiperglikemia kronik.
Hiperglikemia ini dapat disebabkan oleh beberapa keadaan, di antaranya
adalah gangguan sekresi hormon insulin, gangguan aksi/kerja dari hormon
insulin atau gangguan kedua-duanya.
penderita Diabetes Mellitususia anak-anak juga usia remaja dibawah
20 tahun terdata sebanyak 731 anak. Ilmu Kesehatan Anak FFKUI (Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia) melansir, jumlah anak yang terkena
Diabetes Mellitus cenderung naik dalam beberapa tahun terakhir ini. Tahun
2011 tercatat 65 anak menderita Diabetes Mellitus, naik 40% dibandingkan
tahun 2009.
B. Saran
Dari kesimpulan di atas diharapkan mampu menambah wawasan dan
pengetahuan bagi semua Mahasiswa dan Mahasiswi Stikes Nani Hasanuddin
Makassar tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit HIV/
AIDS. Tak lupa pula kami mengharapkan ada koreksi dalam hal pembuatan
makalah ini, dan semoga dengan adanya tugas ini kami dapat lebih
bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA
Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M. L., & Swanson, E. (2016). Nursing
Outcomes Clasification (NOC). (T. R. D. Nurjanah Intasari, Ed.) (5th ed.).
Singapore: Elseviers Singapore Pte Ltd.