SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NANI HASANUDDIN MAKASSAR 2018 A. Patofisiologi Meningitis pada umumnya sebagai akibat dari penyebaran penyakit diorgan atau jarinagn tubuh yang lain. Virus atau bakteri menyebar hematogen sampai ke selaput otak, misalnya pada penyakit faringitis, pneumonia, bronchopneumonia dan endocarditis. Penyeabran bakteri atau virus dapat pula dari peradangan organ atau jaringan yang ada di dekat selapu otak, misalnya abseb otak, dan otitismedia. Mula-mula pembuludarah meningeal yang kecil dan sedang mengalami hiperemi dala waktu yang sangat singakat terjadi penyebaran sel-sel leukosit polimirfonuklea kedalam ruang subaraknoid kemudian terbentuk eksudat. Eksudat yang terbentuk terdiri dari dua lapisan, baian luar mengandung leukosit polimorfonuklear dan fibrin sedangkan dilapisan dalam terdapat makrofag. Proses radang selai pada arteri juga terjadi pada vena –vena di korteks dan dapat menyebabkan infark otak. Pada meningitis yang disebabkan oleh virus, cairan serebrospinal tampak jerni di bandingkan meningitis yang di sebabkan oleh bakteri.
B. Peran Sistem imun
Sistem imun merupakan kumpulan mekanisme dalam suatu mahluk hidup yang melindunginya terhadap infeksi dengan mengidentifkasi dan membunuh substansi patogen. Sistem ini dapat mendeteksi bahan patogen, mulai dari virus sampai parasit dan cacing serta membedakannya dari sel dan jaringan normal. Deteksi merupakan suatu hal yang rumit karena bahan patogen mampu beradaptasi dan melakukan cara-cara baru untuk meng- infeksi tubuh dengan sukses. Sebagai suatu organ kompleks yang disusun oleh sel-sel spesifik, sistem imun juga merupakan suatu sistem sirkulasi yang terpisah dari pembuluh darah yang kesemuanya bekerja sama untuk menghilangkan infeksi dari tubuh. Organ sistem imun terletak di seluruh tubuh, dan disebut organ limfoid. Pembuluh limfe dan kelenjar limfe merupakan bagian dari sistem sirkulasi khusus yang membawa cairan limfe, suatu cairan transparan yang berisi sel darah putih terutama limfosit. Kata lymph dalam bahasa Yunani berarti murni, aliran yang bersih, Suatu istilah yang sesuai dengan penampilan dan kegunaannya. Cairan limfe membasahi jaringan tubuh, sementara pembuluh limf mengumpulkan cairan limfe serta membawanya kembali ke sirkulasi darah. Kelenjar limfe berisi jala pembuluh limfe dan menyediakan media bagi sel sistem imun untuk mempertahankan tubuh terhadap agen penyerang. Limfe juga merupakan media dan tempat bagi sel sistem imun memerangi benda asing. Sel imun dan molekul asing memasuki kelenjar limfe melalui pembuluh darah atau pembuluh limfe. Semua sel imun keluar dari sistem limfatik dan akhirnya kembali ke aliran darah. Begitu berada dalam aliran darah, sel sistem imun, yaitu limfosit dibawa ke jaringan di seluruhStubuh, bekerja sebagai suatu pusat penjagaan terhadap antigen asing Jika sistem kekebalan melemah, kemampuannya untuk melindungi tubuh juga berkurang, membuat patogen, termasuk virus yang menyebabkan penyakit. Penyakit defisiensi imun muncul ketika sistem imun kurang aktif daripada biasanya, menyebabkan munculnya infeksi Didalam tubuh kita terdapat mekanisme perlindungan yang dinamakan sistem imun. Ia dirancang untukmempertahankan tubuh kita terhadap jutaan bakteri, mikroba, virus, racun dan parasit yang setiap saat menyerang tubuh kita. Sistem imun terdiri dari ratusan mekanisme dan proses yang berbeda yang semuanya siap bertindak begitu tubuh kita diserang oleh berbagai bibit penyakit seperti virus, bakteri, mikroba, parasit dan polutan. ( Sudiono, 2014) C. Deteksi Dini Dan Pencegahan Penyakit meningitis yaitu kita dapat melihat dari gejala awalnya, penyakit ini bisa menyerang siapa saja. gejala yang biasa terjadi yaitu demam tinggi , tidak nafsu makan , lemas, sakit kepala parah, muntah-muntah, dan kaku leher, sensitive terhadap cahaya bahkan sampai kesadaran menurun. Itu biasanya gejala-gejala awal yang mungkin hampir semua penyakit gejala awalnya seperti itu, sehingga kadang kala orangtua atau pasien tidak cukup a ware bahwa itu merupakan bisa jadi awal dari suatu meningitis. Dan biasanya dengan gejala seperti itu cenderung kita hanya mengobati diri sendri atau cukup istirahat saja. Dan jika kita sudah minum obat yg umum dan rasanya tidak membaik maka kita perlu segera untuk memeriksakan ke dokter, apalagi jika sudah disertai kesadaran menurun, kemudian pada anak yang awalnya rewel tiba-tiba diam dan cenderungnya hanya tidur, sulit di bangunkan, dan pada bayi adanya benjolan pada ubun-ubunya. Hal yang lebih dapat memastikan yaitu dengan di lakukannya pemeriksaan lab dan yang lebih akurat adalah mengunakan lumbal fungsi, untuk memastikan itu betul bahwa itu meningitis. (DR. Tanjung,2015) Pada pencegahan meningitis itu seperti : 1. Istirahat dengan optimal, misalnya jika kita bekerja shift-shift.fan kita dapat mensiasati dengan menggunakan untuk waktu luang atau waktu jam kerja selesai dengan beristirahat yang optimal dan menambah dengan suplemen untuk meningkatkan daya tahan tubuh. 2. Menjaga kebersihan diri kita. Misalnya jika bekerja ditempat yang kebersihan tidaka terjamin maka kita harus cuci tangan, atau melakukn kebersihan diri kita, ataupun jika kita berada pada tempat yang banyak orang sakit flu maka kita harus menggunakan masker agar tidak terpapar bakteri atau virus. 3. Pada anak dibawah bulan itu kita memberikan vaksin dimana tujuannya itu uintuk mempersiapakan daya tahan tubuhnya itu sebelum terkena infeksi dan mengaktifkan sistem kekebalan tubuhnya jika nanti memang dia akan terkena infeksi. D. Penatalaksanaan (Reeves, 2001) a. Obat anti inflamsi 1) Meningitis bacterial, umur dibawah 2 bulan a) Sefalosporin generasi ke 3 b) Ampisilin 150-200mg (400gr)/kg/24jam IV,4-6xsehari 2) Meningitis bacterial diatas 2bulan a) Ampisil 150-200mg (400mg)/kg/24 jam IV, 4-6xsehari b) Sefalosporin generasi ke 3 b. Pengobatan simtomatis 1) Diazepam IV 0,2-0,5mg/kg/dosis, atau rektal 0,4-0,6/mg/kg/dosis kemudian di lanjutkan dengan fenitoin 5mg/kg/24jam 3xsehari 2) Turunkan demam dengan antipiretik parasetamol atau silisilat 10mg/kg/dosis sambil di kompres air hangat. c. Pengobatan suportif 1) Cairan intaravena 2) Pemberian O2 agar konsentrasi O2 berkisar antara 30-50%. DAFTAR PUSTAKA
DR. Tanjung,Welly. 2015. Dialog: Kenali Dini Meningitis. Berita Satu TV. Diakses pada tgl 25 oktober 2018.
Kusuma, hardi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis dan Nanda NIC-NOC. Yokyakarta: MediaAction.
Sudiono, janti. 2014. Sistem Kekebalan tubuh. Jakarta: Buku Kedoteran EGC