Anda di halaman 1dari 6

MENINGITIS

Keperawatan Menjelang Ajal & Paliatif

Kelompok 7

Kelas A2

Ika Nurjulianti (NH0116070)

Indrawati D (NH0116069)

Lisa (NH0116084)

Muh Nadir (NH0116097)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
NANI HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
A. Patofisiologi
Meningitis pada umumnya sebagai akibat dari penyebaran penyakit
diorgan atau jarinagn tubuh yang lain. Virus atau bakteri menyebar
hematogen sampai ke selaput otak, misalnya pada penyakit faringitis,
pneumonia, bronchopneumonia dan endocarditis. Penyeabran bakteri atau
virus dapat pula dari peradangan organ atau jaringan yang ada di dekat
selapu otak, misalnya abseb otak, dan otitismedia.
Mula-mula pembuludarah meningeal yang kecil dan sedang mengalami
hiperemi dala waktu yang sangat singakat terjadi penyebaran sel-sel
leukosit polimirfonuklea kedalam ruang subaraknoid kemudian terbentuk
eksudat. Eksudat yang terbentuk terdiri dari dua lapisan, baian luar
mengandung leukosit polimorfonuklear dan fibrin sedangkan dilapisan
dalam terdapat makrofag.
Proses radang selai pada arteri juga terjadi pada vena –vena di korteks
dan dapat menyebabkan infark otak. Pada meningitis yang disebabkan
oleh virus, cairan serebrospinal tampak jerni di bandingkan meningitis
yang di sebabkan oleh bakteri.

B. Peran Sistem imun


Sistem imun merupakan kumpulan mekanisme dalam suatu mahluk
hidup yang melindunginya terhadap infeksi dengan mengidentifkasi dan
membunuh substansi patogen. Sistem ini dapat mendeteksi bahan
patogen, mulai dari virus sampai parasit dan cacing serta membedakannya
dari sel dan jaringan normal. Deteksi merupakan suatu hal yang rumit
karena bahan patogen mampu beradaptasi dan melakukan cara-cara baru
untuk meng- infeksi tubuh dengan sukses. Sebagai suatu organ kompleks
yang disusun oleh sel-sel spesifik, sistem imun juga merupakan suatu
sistem sirkulasi yang terpisah dari pembuluh darah yang kesemuanya
bekerja sama untuk menghilangkan infeksi dari tubuh. Organ sistem imun
terletak di seluruh tubuh, dan disebut organ limfoid. Pembuluh limfe dan
kelenjar limfe merupakan bagian dari sistem sirkulasi khusus yang
membawa cairan limfe, suatu cairan transparan yang berisi sel darah putih
terutama limfosit. Kata lymph dalam bahasa Yunani berarti murni, aliran
yang bersih, Suatu istilah yang sesuai dengan penampilan dan
kegunaannya.
Cairan limfe membasahi jaringan tubuh, sementara pembuluh limf
mengumpulkan cairan limfe serta membawanya kembali ke sirkulasi
darah. Kelenjar limfe berisi jala pembuluh limfe dan menyediakan media
bagi sel sistem imun untuk mempertahankan tubuh terhadap agen
penyerang. Limfe juga merupakan media dan tempat bagi sel sistem imun
memerangi benda asing. Sel imun dan molekul asing memasuki kelenjar
limfe melalui pembuluh darah atau pembuluh limfe. Semua sel imun
keluar dari sistem limfatik dan akhirnya kembali ke aliran darah. Begitu
berada dalam aliran darah, sel sistem imun, yaitu limfosit dibawa ke
jaringan di seluruhStubuh, bekerja sebagai suatu pusat penjagaan terhadap
antigen asing
Jika sistem kekebalan melemah, kemampuannya untuk melindungi
tubuh juga berkurang, membuat patogen, termasuk virus yang
menyebabkan penyakit. Penyakit defisiensi imun muncul ketika sistem
imun kurang aktif daripada biasanya, menyebabkan munculnya infeksi
Didalam tubuh kita terdapat mekanisme perlindungan yang dinamakan
sistem imun. Ia dirancang untukmempertahankan tubuh kita terhadap
jutaan bakteri, mikroba, virus, racun dan parasit yang setiap saat
menyerang tubuh kita.
Sistem imun terdiri dari ratusan mekanisme dan proses yang berbeda
yang semuanya siap bertindak begitu tubuh kita diserang oleh berbagai
bibit penyakit seperti virus, bakteri, mikroba, parasit dan polutan. (
Sudiono, 2014)
C. Deteksi Dini Dan Pencegahan
Penyakit meningitis yaitu kita dapat melihat dari gejala awalnya, penyakit
ini bisa menyerang siapa saja. gejala yang biasa terjadi yaitu demam tinggi ,
tidak nafsu makan , lemas, sakit kepala parah, muntah-muntah, dan kaku
leher, sensitive terhadap cahaya bahkan sampai kesadaran menurun. Itu
biasanya gejala-gejala awal yang mungkin hampir semua penyakit gejala
awalnya seperti itu, sehingga kadang kala orangtua atau pasien tidak cukup a
ware bahwa itu merupakan bisa jadi awal dari suatu meningitis. Dan
biasanya dengan gejala seperti itu cenderung kita hanya mengobati diri sendri
atau cukup istirahat saja. Dan jika kita sudah minum obat yg umum dan
rasanya tidak membaik maka kita perlu segera untuk memeriksakan ke
dokter, apalagi jika sudah disertai kesadaran menurun, kemudian pada anak
yang awalnya rewel tiba-tiba diam dan cenderungnya hanya tidur, sulit di
bangunkan, dan pada bayi adanya benjolan pada ubun-ubunya. Hal yang lebih
dapat memastikan yaitu dengan di lakukannya pemeriksaan lab dan yang
lebih akurat adalah mengunakan lumbal fungsi, untuk memastikan itu betul
bahwa itu meningitis. (DR. Tanjung,2015)
Pada pencegahan meningitis itu seperti :
1. Istirahat dengan optimal, misalnya jika kita bekerja shift-shift.fan kita
dapat mensiasati dengan menggunakan untuk waktu luang atau waktu jam
kerja selesai dengan beristirahat yang optimal dan menambah dengan
suplemen untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
2. Menjaga kebersihan diri kita. Misalnya jika bekerja ditempat yang
kebersihan tidaka terjamin maka kita harus cuci tangan, atau melakukn
kebersihan diri kita, ataupun jika kita berada pada tempat yang banyak
orang sakit flu maka kita harus menggunakan masker agar tidak terpapar
bakteri atau virus.
3. Pada anak dibawah bulan itu kita memberikan vaksin dimana tujuannya
itu uintuk mempersiapakan daya tahan tubuhnya itu sebelum terkena
infeksi dan mengaktifkan sistem kekebalan tubuhnya jika nanti memang
dia akan terkena infeksi.
D. Penatalaksanaan (Reeves, 2001)
a. Obat anti inflamsi
1) Meningitis bacterial, umur dibawah 2 bulan
a) Sefalosporin generasi ke 3
b) Ampisilin 150-200mg (400gr)/kg/24jam IV,4-6xsehari
2) Meningitis bacterial diatas 2bulan
a) Ampisil 150-200mg (400mg)/kg/24 jam IV, 4-6xsehari
b) Sefalosporin generasi ke 3
b. Pengobatan simtomatis
1) Diazepam IV 0,2-0,5mg/kg/dosis, atau rektal 0,4-0,6/mg/kg/dosis
kemudian di lanjutkan dengan fenitoin 5mg/kg/24jam 3xsehari
2) Turunkan demam dengan antipiretik parasetamol atau silisilat
10mg/kg/dosis sambil di kompres air hangat.
c. Pengobatan suportif
1) Cairan intaravena
2) Pemberian O2 agar konsentrasi O2 berkisar antara 30-50%.
DAFTAR PUSTAKA

DR. Tanjung,Welly. 2015. Dialog: Kenali Dini Meningitis. Berita Satu TV.
Diakses pada tgl 25 oktober 2018.

Kusuma, hardi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa


Medis dan Nanda NIC-NOC. Yokyakarta: MediaAction.

Sudiono, janti. 2014. Sistem Kekebalan tubuh. Jakarta: Buku Kedoteran EGC

Anda mungkin juga menyukai