Oleh:
Kelompok 4
5. Implementasi
Implementasi adalah inisiatif dari rencana tindakan tujuan spesifik.
Implementasi dilakukan pada klien dengan Syok adalah dengan tindakan sesuai
intervensi yang telah dilakukan sebelumnya. Dalam tindakan ini diperlukan
kerja sama antara perawat sebagai pelaksana asuhan keperawatan, tim
kesehatan, klien dan keluarga agar asuhan keperawatan yang diberikan mampu
berkesinambungan sehingga klien dan keluarga dapat menjadi mandiri.
6. Evaluasi
2. Sistem Kardiovaskuler :
a) Nyeri dada meningkat karena pernapasan dan batuk.
b) Takhikardia, lemah
c) Pucat, Hb turun /normal.
d) Hipotensi.
3. Sistem Persyarafan :
Tidak ada kelainan.
4. Sistem Perkemihan.
Tidak ada kelainan.
5. Sistem Pencernaan :
Tidak ada kelainan.
7. Sistem Endokrine :
a) Terjadi peningkatan metabolisme.
b) Kelemahan.
9. Spiritual :
Ansietas, gelisah, bingung, pingsan.
c. Nyeri
d. Ansietas
NO DIAGNOSIS INTERVENSI
1. Ketidak efektifan pola nafas a. Berikan posisi yang nyaman,
biasanya dengan peninggian
kepala tempat tidur. Balik kesisi
yang sakit. Dan dorong klien untuk
duduk sebanyak mungkin.
b. Observasi fungsi pernafasan, catat
frekuensi pernafasan, dispnea atau
perubahan tanda-tanda vital.
c. Pertahankan perilaku tenang, bantu
pasien untuk kontrol diri dengan
menggunakan pernafasan lebih
lambat.
d. Perhatikan alat bullow drainase
berfungsi baik, cek setiap 1-2 jam.
e. Kolaborasi dengan tim kesehatan
yang lain jika diperlukan.
2. Ketidak efektifan bersihan jalan a. Pastikan kebutuhan oral atau
nafas suction
b. Auskultasi suara nafas sebelum
dan sesudah suction.
c. Monitor status nafas dan oksigen.
d. Moniotr respirasi dan status
oksigen
e. Buka jalan nafas gunakan teknik
cinlift.
3. Hambatan mobilitas fisik a. Kaji kebutuhan akan pelayanan
kesehatan dan kebutuhan akan
peralatan
b. Ajarkan dan pantau pasien dalam
hal penggunaan
c. Ajarkan dan dukung pasien dalam
latihan ROM aktif dan pasif
d. Kolaborasi dengan ahli terapi
okupasi.
C. Implementasi
A. Pengkajian
Pengkajian Primer (Kristiany, 2009)
1. Airway
a. Jalan napas bersih
b. Terdengar bunyi nafas wheezing
c. Tidak ada jejas badan daerah dada
2. Breathing
a. Peningkatan frekuensi pernapasan
b. Napas dangkal
c. Distress pernapasan
d. Kelemahan otot pernapasan
e. Sesak napas
3. Circulation
a. Nadi lemah, tidak teratur
b. Takikardi
c. TD meningkat/ menurun
d. Edema
e. Gelisah
f. Akral dingin
g. Kulit pucat, sianosis
4. Disability
Dapat terjadi penurunan kesadaran
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
No Diagnosis Intervensi
1. Nyeri akut a. Kajilah karakteristik nyeri dada,
termasuk lokasi, durasi, kualitas,
intensitas, adanya penjalaran, faktor
pemicu dan pereda, serta manifestasi
yang terkait. Minta klien menunjuk
nyeri skala 0 hingga 10 dan catat
semua temuan dalam catatan
keperawatan.
b. Kaji respirasi, tekanan darah, dan
denyut jantung pada tiap episode
nyeri dada
c. Lakukan EKG 12 sadapan pada saat
klien datang dan tiap kali nyeri dada
muncul untuk bukti adanya infark
lebih lanjut
d. Monitor respons klien terhadap
terapi obat. Beritahu dokter jika
nyeri tidak mereda dalam 15-20
menit.
e. Berikan perawatan dengan cara
yang tenang dan efisien yang
memberikan kenyamanan dan
meminimalkan kecemasan klien.
Tetap bersama klien hingga rasa
tidak nyaman berkurang.
f. Batasi pengunjungan sesuai yang
diminta klien
g. Berikan morfin seperti
diperintahkan
h. Berikan nitrat seperti diperintahkan
2. Perfusi jaringan yang tidak efektif a. Jaga klien tetap tirah baring dengan
(Kardiopulmonal) lingkungan yang tenang.
b. Berikan oksigen seperti
dipertahankan.
c. Berikan trombolitik atau kirim klien
untuk angioplasti seperti
diperintahkan.
d. Monitor segmen ST.
C. Implementasi
D. Evaluasi
Rendi Clevo M, dkk. (2012). Asuhan Keperawatan Medikal Bedah dan Penyakit
Dalam. Yogyakarta: Nuha Medika.