Oktober 1990·
448 Hukum dan Pembangllnan
Pilihan Hukum
Oalam .perjanjian joint venture yang dibuat antara pengllsaha
Indonesia dan pengusaha luar negeri misalnya pengusaha Singapura
dikemukakan klausula,mengenai hukum yang diperlakukan. Misalnya ter-
dapat perumusan sebagaiberikut : "For the implementation of this contract
Singapore Law will be applied".
Sebagai contoh konkrit lainnya dapat disebut disini kontrak-kontrak
yang .pernah ' dibuat oleh Pertamina dengan partner-partner luar negeri.
Misalnya LNG Contract 1973, pasal berbunyi : "This cotttract shall be
governed by and interpreted in accordance with the laws of the State of New
York, United State5 of America" .4 Oi sini ditunjuk kepada perundang-
undangan negara bagian New York, hal mana tepat adanya. Karena dalam
sistem hukum Amerika Serikat tiap-tiap negara bagian mempunyai hllkum
perdata dan dagang-nya secara sendiri-sendiri. Tidak ada suatu hukum
perdatal dagang Amerika Serikat. tetapi yang ada ialah hukum perdata:'
dagang dari negara-negara bagian masing-masing.
Mengenai kemampuan para pihak untuk memilih sendiri hukum yang
berlaku untuk . kontrak mereka ini, pada waktu sekarang sudah tidak
diragukan lagi. Tetapi beberapa puluh tahun berselang hal ini pernab di-
sangsikan. Apakab para pihak dengan perjanjian mereka ini dapat me-
lIentukan sendiri hukum yang akan berlaku bagi mereka. Jika demikian,
apakab mereka ini tidak akan dianggap seolab-olab menjadi pembuat
undang-undang ? Apakah dengan demikian mereka ini tidak duduk-duduk
di kursi pembuat undang-undang ? Tetapi sekarang ini, antara para sarjana
. dioidang HlIkum Perdata Internasional (disingkat "HPI") tidak ada lagi yang
meragukannya. Yang masib dipermasalahkan hanya mengenai Iuas bidang-
nya yang terbuka untuk pilihan hukum ini. Apakah dapat sembarang
macam hukum dipilih oleh para pihak, atau hanya sistim hukum yang
mempunyai hubungan tertentu, dengan kontrak yang dibuat. Misalnya
~. ullluk l'ontoh-cQluoh pcrjanjian Penamin,l dengan l)eru~ahaatl-pt!rusahaal1 a~ing iail1nH. lill:n
S. Gauwma, ~Kontrak l)i\gal1~ [mernasio!lal ~ ,
..;ct. kc -2 ··. \!ullln; ~ Sandung (\9RJ) b.\h I : "8I:'b>:r3IH
per"~lalan prakti., berkenaan J(,Hg~n kOlltr:<k-komrak an!ara u~ahaw:\!l ILhlon •.'~ia dan !,ih;~!..-pihaJ..
asiag . J ~. S ;:hf.
Beberupo 449
Oktober 1990
450 Hukum dan Pembangunan
hanya dapat diputuskan sesuai dengan hukum perdata Indonesia saja, dal)
bukan ber'da~arkan sistim hukum Iuar negeri, ialah sistim hukum nasioilal
smimi-istri yang sedang berperkara ini ? Padahal, pasal 16 ,A.B . untuk
Indonesia sendiri, sebagai salah satu sendi HPI Indonesia menerifukan
bahwa prinsip nasionalitas Y<lng berlaku. ' , ,
" Jadi dalam contoh kifa : hukum Jerman, dan bukan huku~lndonesia.
Sebenarnya, tidak perlu dipandang sebagai suatu "keanehan"apabila oleh
badan peradilan di indonesia, dip'ergunakan' sistiin hukum Singapura, jika
hal ini memang adalah yang telah dimufakati oleh para pihak. Juslru di
, ..
bidang perjanjian ini, sesuai dengan pasal 1338 KUH Perd. kehendak para
pihak yang telah terwujud dalam perjanjian i,ni mengikat para pihak sebagai
Undang-undang. Prinsip "sanctity of contracts" dapat dipersamakan
dengan "pacta sunt servanda" dalam hukum internasional publik. Inter-
prestasi yang tepat daripada pemilihan "hukum Singapura" oleh para pihak
dalam perjanjian ini diajukan dihadapan pengadilan negeri di Indoriesia,
sebagai tempat tinggal Tergugat. Tetapi pengadilan Indonesia harus memakai
hukum Singapura, bukan hukum perdata/dagang Indonesia, waktu meng-
adili perkara inL Bukan berarti bahwa pengadilan negeri di Indonesia harus
menyatakan dirinya tidak berwenang, karena para pihak bukan telah memilih
Singapura Court sebagai satu-satunya instansi yang berweria:ng mengadili
perkara inL
Dalam contoh kita, adalah menggembirakan bahwa Pengadilan Tinggi
Jakarta, telah secara tepat membatalkan putusan pengadilan negeri a quo
dan menyatakan bahwa pengadilan adalah berwenang untuk mengadili
sengketa ini'. Percampur-adukan "choice of law" dan "choice of
jurisdiction" adalah tidak pada tempatnya,
Perumusan daripada jurisdiksi forum peradilan luar negeri harus secara
tega, dinyatakan dalam perjanjian bersangkutan. Misalnya : "In case of a
dispute, the courts of the Republic of Singapore will have exclusive
jurisdiction'l.
5. 8dgk. pUlusan Pengadilan Negcri Jakarta PU~itl no. 495.119850 {gl 16·4·19l'16 jo,} I'utusan I'..:ngadilan
Tinggi Jakarta no. 129/Pdl/1987/ PT DKI lSI. ;\0-4·1987. lloyd~ Balik International lid. !awan
P.T. Djajami Ojaja o.
6. Lihat Bill Morllock. "lawyer, Heal Thyself! ~ , The autobiography of a' solicilOr (1939). h. 169.
Heberapo 4SJ
Settlement of disputes
Dengan menyinggung soal arbitrase ini, liba kita pada bagian ketiga dari
pembahasan kita. Yakni persoalan "Settlement of disputes", yang juga selalu
nampak pada kontrak-kontrak joint venture. DaJam salah satu pasal 'ter-
akhi'r dari perjanjian usaha patungan, kita selalu menemui paSsl tentang
"Dispute Settlement" ini. Dan rata-rata hampir selalu dipilih penyelesaian
melalui badan "hakim partikelir" atau arbitrase. Sering kali dipilih arbitrase
sesuai dengan Rules of Conciliaiion and Arbitration of the International
Chamber of commerce (Paris).
Oktober J990
452' Hukum dan Pembangunan •
8. Udbk. Van Boeschoten. C.D. dan Fokkema. D .. Eenvormis koopn!cht en i.p.r .. Pril.:ad"iezen Vcre\:nig -
ing "oor Handelsrecht. (1966) h. IDS d!'iL
9. ~gk. S. Gaulama. Indonesia dan Arbitra;;e itllttna'iional, Alumni (19M). bab III : ~ Pcli\l... ~a naan
Kcpmusan arbilra'ie luar negeri di dalam wilayah Rcpublik Indonesia· , h. b7 dSI .
Beberapa 453
Oktober 1990
454 Hukum dan Pembangunan
(Victor Hugo)