Anda di halaman 1dari 14

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ketika manusia hidup pada jutaan tahun yang lalu, manusia masih bisa
menggantungkan pada alam, karena alam masih dalam kondisi yang baik dan belum
terkontaminasi oleh zat-zat yang membahayakan bagi kehidupan manusia. Pola
kehidupan manusia pada waktu itu masih sangat sederhana sehingga implikasi
terhadap lingkunganpun sangat kecil sekali, itupun masih bisa ditolelir oleh alam.
Karena alam masih bisa mencerna dan mengolah benda asing (pencemar) secara
alamiah.
Pada awal abad 19, 20, 21 manusia berfikir bahwa mereka hidup pada dunia
dan zaman yang modern dan maju dalam teknologi dan segala bidang, yang
akhirnya membuat manusia bergantung pada teknologi. Manusia berfikir kemajuan
teknologi adalah suatau prestasi manusia dalam rangka menguasai dunia, namun
manusia terlena dan terlupakan dengan kehidupan yang akan datang, artinya
kehidupan pada generasi pasca kehidupan mereka.
Setiap manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya tidak bisa lepas dari
ketersediaan sumber daya alam, baik berupa udara, air, tanah, dan sumber daya
alam lainnya termasuk sumber daya alam yang dapat dan tidak dapat diperbaharui.
Namun demikian, harus kita sadari bahwasanya sumber daya alam yang selama ini
kita nikmati memiliki keterbatasan, Oleh karena itu manusia dituntut untuk
menggunakan dan mengelola sumber daya alam secara efektif dan efisien demi
keterlanjutan sumber daya di masa mendatang.
Demi mencukupi kualitas hidupnya, manusia berlomba – lomba mengeruh
hasil kekeyaan alam yang sangat berlimpah khususnya di bumi pertiwi Negara
Indonesia, Hal ini dapat kita dari banyaknya kerusakan alam yang dilakukan oleh
manusia baik melalui kegiatan eksploitasi secara besar-besaran, pencemaran
lingkungan oleh limbah pabrik, dan lain-lain sehingga menyebabkan kondisi alam
yang rusak parah dan akhirnya merugikan manusia itu sendiri.
2

Teknologi yang diciptakan oleh manusia memang sengaja untuk


meningkatkan kenikmatan hidup dan kesejahteraan umat manusia dalam rangka
memanjakan manusia, tetapi dengan teknologi juga kondisi lingkungan menjadi
tidak bisa dinikmati secara alamiah karena sudah banyak mengandung Zat
pencemar, seperti kendaraan yang kita tumpangi mengeluarkan gas-gas yang
mengganggu udara disekitar kita seperti CO2 (Carbon dioksida), O2
(Carbon Monoksida) dan lain-lain dan kita bisa meningkatan produksi pertanian
dengan menggunakan pestisida, pupuk buatan yang secara langsung telah
merusak structuraltanah dan lingkungan.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi dari pelestarian lingkungan hidup ?
2. Bagaimanakah upaya pemerintah dalam melestarikan lingkungan hidup ?
3. Bagaimanakah peran masyarakat dalam pelestarian lingkungan hidup ?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui definisi dan konsep dari pelestarian lingkungan hidup
2. Mengetahui upaya pemerintah dalam pelestarian lingkungan hidup
3. Mengetahui peranan masyarakat dalam pelestarian lingkungan hidup
3

BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi dan Konsep Pelestarian Lingkungan Hidup


Pelestarian Lingkungan adalah upaya untuk melindungi kemampuan
lingkungan hidup terhadap tekanan perubahan dan dampak negatif yang
ditimbulkan suatu kegiatan. Serta menjaga kestabilan lingkungan untuk menjadi
tempat hidup Manusia, hewan dan Tumbuhan.

Sebuah upaya pelestarian lingkungan

Lingkungan bisa kita bedakan menjadi lingkungan biotik, abotik dan


sosial. Biotik adalah makhluk hidupnya (Manusia, Hewan dan Tumbuhan)
sementara Abiotik adalah yang bukan makhluk hidup (Udara, tanah, air, gedung,
jalan raya, rumah dan lain - lain). Yang ketiga lingkungan sosial. Lingkungan sosial
inilah yang membentuk sistem interaksi yang besar peranannya dalam membentuk
karakter kepribadian seseorang. Pengkategorian lingkungan ini sangat saling terkait
dan saling mempengaruhi.
Filosofi pelestarian didasarkan pada kecenderungan manusia untuk
melestarikan nilai-nilai budaya pada masa yang telah lewat namun memiliki arti
penting bagi generasi selanjutnya. Namun demikian tindakan pelestarian makin
menjadi kompleks jika dihadapkan pada kenyataan sebenarnya. Tindakan
pelestarian yang dimaksudkan guna menjaga karya seni sebagai kesaksian sejarah,
4

kerap kali berbenturan dengan kepentingan lain, khususnya dalam kegiatan


pembangunan. James Mastron (1982) mengungkapkan bahwa hal ini
menggambarkan begitu kompleksnya masalah yang ada dalam aktivitas
pelestarian.
Lewat kajian historis terhadap peristiwa-peristiwa penting di masa lampau,
kita yang hidup sekarang bisa mempelajari pola tingkah laku (behavioral patterns)
manusia dan menganalisisnya demi kepentingan hidup kita sekarang dan masa-
masa selanjutnya. Sejarah eksistensi sebuah peradaban tidak hanya dapat ditelusuri
lewat historiografi ataupun catatan aktivitas pejuangan masyarakatnya. Selain
misalnya memerinci kajian geologis, masih banyak saksi bisu lainnya yang bisa
menceritakan perjalanan masa lalu sebuah kota, terutama ketika kota tersebut
mengalami masa kejayaan. Salah satu dari saksi bisu itu adalah bangunan-bangunan
tua, yang banyak di antaranya menyimpan catatan sejarah autentik.
Pelestarian secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu usaha atau
kegiatan untuk merawat, melindungi dan mengembangkan objek pelestarian yang
memiliki nilai guna untuk dilestarikan. Namun sejauh ini belum terdapat pengertian
yang baku yang disepakati bersama. Berbagai pengertian dan istilah pelestarian
coba diungkapkan oleh para ahli perkotaan dalam melihat permasalahan yang
timbul berdasarkan konsep dan persepsi tersendiri. Berikut pernyataan para ahli :
1. Nia Kurmasih Pontoh (1992:36), mengemukakan bahwa konsep awal
pelestarian adalah konservasi, yaitu upaya melestarikan dan melindungi
sekaligus memanfaatkan sumber daya suatu tempat dengan adaptasi terhadap
fungsi baru, tanpa menghilangkan makna kehidupan budaya.
2. Eko budihardjo (1994:22), upaya preservasi mengandung arti
mempertahankan peninggalan arsitektur dan lingkungan tradisional/kuno
persis seperti keadaan asli semula. Karena sifat prservasi yang stastis, upaya
pelestarian memerlukan pula pendekatan konservasi yang dinamis, tidak
hanya mencakup bangunannya saja tetapi juga lingkungannya (conservation
areas) dan bahkan kota bersejarah (histories towns). Dengan pendekatan
konservasi, berbagai kegiatan dapat dilakukan, menilai dari inventarisasi
bangunan bersejarah kolonial maupun tradisional, upaya pemugaran
5

(restorasi), rehabilitasi, rekonstruksi, sampai dengan revitalisasi yaitu


memberikan nafas kehidupan baru.
3. Dalam Piagam Burra Tahun 1981 (Sumargo, 1990), disepakati istilah
konservasi sebagai istilah bagi semua kegiatan pelestarian, yaitu segenap
proses pengelolaan suatu tempat agar makna kultral yang dikandungnya
terpelihara dengan baik. Konservasi dapat meliputi segala kegiatan
pemeliharaan dan sesuai dengan situasi dan kondisi setempat dapat pula
mencakup preservasi, restorasi, rekontruksi, adaptasi dan revitalisasi.
4. Mundardjito (2002) : Terbentuknya suatu kota dalam banyak sisi dapat dilihat
sebagai suatu produk dari perkembangan kebudayaan di dalamnya terdapat
perwujudan ideologi sosial serta perkembangan teknologi yang membantu
mengkonstruksikan suatu daerah menjadi kota yang kita kenal kini. Artinya,
terbentuknya kota sedikit banyak berdasarkan atas pengetahuan, norma,
kepercayaan dan nilai-nilai budaya dari masyarakatnya di masa lalu.
Kata pelestarian berasal dari kata “lestari” yang berarti tetap seperti keadaan
semula, tidak berubah, bertahan kekal. Kemudian mendapat tambahan pe dan
akhiran an, menjadi pelestarian yang berarti; proses, cara, perbuatan melestarikan;
perlindungan dari kemusnahan dan kerusa-kan, pengawetan, konservasi;
pengelolaan sumber daya alam yang menjamin pemanfaatannya secara bijaksana
dan manjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan
meningkatkan kualitas nilai dan keanekaragamannya.
Sedangkan lingkungan hidup berarti; kesatuan ruang dengan semua benda,
daya keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang
mempengaruhi perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup
lainnya; lingkungan di luar suatu organisme yang terdiri atas organisme hidup,
seperti tumbuh-tumbuhan, hewan danmanusia.
Lingkungan hidup tidak saja bersifat fisik seperti tanah, udara, air, cuaca
dan sebagainya, namun dapat juga berupa sebagai lingkungan kemis maupun
lingkungan sosial. Lingkungan sosial meliputi antara lain semua faktor atau kondisi
di dalam masyarakat yang dapat menimbulkan pengaruh atau perubahan sosiologis,
misalnya : ekonomi, politik dan sosial budaya.
6

Lingkungan meliputi, yang dinamis (hidup) dan yang statis (mati).


Lingkungan dinamis meliputi wilayah manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan.
Lingkungan statis meliputi alam yang diciptakan Allah swt, dan industri yang
diciptakan manusia. Alam yang diciptakan Allah, meliputi lingkungan bumi, luar
angkasa dan langit, matahari, bulan dan tumbuh-tumbuhan. Industri ciptaan
manusia, meliputi segala apa yang digali manusia dari sungai-sungai, pohon-pohon
yang ditanam, rumah yang dibangun, peralatan yang dibuat, yang dapat menyusut
atau membesar, untuk tujuan damai atau perang.
Melestarikan lingkungan hidup merupakan kebutuhan yang tidak bisa
ditunda lagi. Pelestarian Lingkungan bukan hanya menjadi tanggung jawab
pemerintah atau pemimpin negara saja, melainkan tanggung jawab setiap insan di
bumi, dari balita sampai manula. Setiap orang harus melakukan usaha untuk
menyelamatkan lingkungan hidup di sekitar kita, sesuai dengan kapasitasnya
masing-masing. Sekecil apa pun usaha yang kita lakukan, sangat besar manfaatnya
bagi terwujudnya bumi yang layak huni bagi generasi anak cucu kita kelak.

B. Upaya Pemerintah Dalam Melestarikan Lingkungan Hidup


Pembangunan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
menjadi alasan utama dalam kegiatan eksploitasi sumber daya alam yang tidak
mempedulikan daya dukung dari lingkungan tersebut sehingga mengakibatkan
kerusakan pada lingkungan, serta merosotnya kualitas dari lingkungan tersebut.
Banyak sekali faktor yang dapat menyebabkan merosotnya kualitas lingkungan
yang dapat kita identifikasi dari pengamatan di lapangan. Oleh sebab itulah,
Hingga saat ini peran pemerintah khususnya dalam upaya pengelolaan dan
pengawasan sumber daya alam sangat diharapkan efektibilitasnya karena menjadi
kekuatan utama guna menghentikan ekploitasi besar – besaran yang dilakukan oleh
orang orang yang tidak bertanggung jawab.
Dalam hal ini yang menjadi sasaran utama kebijakan Negara adalah
pihak – pihak yang terkait yang secara sengaja merusak tanpa melihat efek yang
ditimbulkan dari segala macam kegiatan yang dapat merusak lingkungan,
terlebih – lebih saat ini Indonesia mendapat peringkat sebagai Negara yang
7

memiliki kerusakan lingkungan nomor 4 setelah Amerika Serikat, Brasil dan


China.
Pemerintah sebagai penanggung jawab terhadap kesejahteraan rakyatnya
memiliki tanggung jawab besar dalam upaya memikirkan dan mewujudkan
terbentuknya pelestarian lingkungan hidup. Hal-hal yang telah dilakukan
pemerintah antara lain:
a. Mengeluarkan UU Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960 yang mengatur tentang
Tata Guna Tanah.
b. Menerbitkan UU No. 4 Tahun 1982, tentang Ketentuan-ketentuan Pokok
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
c. Memberlakukan Peraturan Pemerintah RI No. 24 Tahun 1986, tentang
AMDAL (Analisa Mengenai Dampak Lingkungan).
d. Pada tahun 1991, pemerintah membentuk Badan Pengendalian Lingkungan,
dengan tujuan pokoknya:
1) Menanggulangi kasus pencemaran.
2) Mengawasi bahan berbahaya dan beracun (B3).
3) Melakukan penilaian analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL).
e. Pemerintah mencanangkan gerakan menanam sejuta pohon.
Selain Pemerintah sebagai pembuat kebijakan (legislatif) dan pengontrol
saja, pemerintah juga telah melakukan beberapa beberapa langkah konkret, antara
lain:
1) Melakukan pembaharuan teknologi yang ramah lingkungan, dengan
mendukung serta memberikan dana bagi institusi atai individu yang
melakukan pembaharuan teknologi tersebut. Misalnya teknologi Biogas,
Biopori, dan minyak biji jarak.
2) Mengajak perusahaan – perusahaan yang bergerak di bidang lingkungan dan
SDA untuk ikut serta menjaga SDA yang ada, dengan mendorong mereka
melakukan corporate sosial responsibility (CSR) sebagai bentuk tanggung
jawab terhadap eksploitasi SDA yang dilakukan, dengan membuat UU
perihal kewajiban perusahaan melakukan CSR.
8

3) Mengkampanyekan Cinta Indonesia Cinta Lingkungan, seperti buang


sampah pada tempatnya, tentunya dengan memberikan sanksi bagi para
pelanggar (tanpa pandang levelitas).
4) Mensosialisasikan dengan tepat kebijakan-kebijakan kepada seluruh aspek
masyarakat, agar dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk ikut
berperan serta memelihara dan meningkatkan kualitas lingkungan.
5) Meningkatkan kapasitas kelembagaan dan sumber daya manusia (SDM)
seperti pengetahuan serta ketrampilan SDM dalam pengelolaan dan
pengembangan program CSR.
Selain Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup yang dilakukan oleh pemerintah,
Sebagai warga negara yang baik, kita harus menunjukan seberapa besar
Perwujudan cinta tanah air kepada Negara, namun Sebelum kita menunjukan
perwujudan cinta tanah air sebaiknya kita mengetahui dulu sebenarnya apa makna
atau pengertian dari cinta tanah air itu terlebih dahulu.
Cinta tanah air ialah sebuah rasa bangga yang ada pada diri orang seseorang
terhadap tanah air,bangsa dan Negaranya sendiri yang diwujudkan dengan
tindakan-tindakan yang dapat menjadi kebanggaan bangsa serta dapat
mengharumkan nama bangsa nya di Negara luar. Cinta tanah air bukan hanya
semata dalam hal itu saya tetapi bias dalam pengertian lain yaitu berupa pembelaan
diri bangsa dari serangan luar yang bias mengancam bangsa dan Negara kita serta
rela berkorban dalam bentuk apapun dengan ikhlas serta sepenuh hati untuk
Negaranya dalam hal yang baik tentukan positif. Perwujudan cinta tanah air dapat
mencangkup banyak lingkungan dalam mewujudkannya.
Perwujudan cinta tanah air dengan menanamkan kepedulian yang tinggi
terhadap kelestarian lingkungan hidup di sekitarnya sesuai dengan kemampuan
masing-masing. hal ini dikarenakan kita tinggal dan hidup dengan lingkungan
sehingga berbagai perilaku yang kita lakukan kepada lingkungan akan berdampak
kepada diri kita sendiri. Dan juga sebagai aktor yang secara langsung lebih
mengetahui kondisi lingkungan serta sumber daya alam dibandingkan dengan
pemerintah, kita memiliki beban serta tanggung jawab yang sama dalam merawat
9

dan menjaga keutuhan serta kualitas sumber daya agar penggunaan sumber daya
dapat terus berkelanjutan
.
C. Peranan Masyarakat Dalam Pelestarian Lingkungan Hidup
Suatu proses yang melibatkan masyarakat umumnya dikenal sebagai peran
serta masyarakat, yaitu proses komunikasi dua arah yang berlangsung terus-
menerus untuk meningkatkan pengertian masyarakat secara penuh atas suatu
proses kegiatan, dimana masalah-masalah dan kebutuhan lingkungan sedang
dianalisa. Begitu luasnya pengertian dan pemahaman peran serta masyarakat
dalam pengelolaan lingkungan, sehingga menimbulkan beraneka ragam
penafsiran, yang sering kali penafsiran pihak yang kuatlah yang timbul dan
mereduksi peran serta yang bermakna (meaningfull participation). Dari sudut
terminologi peran serta masyarakat dapat diartikan sebagai suatu cara melakukan
interaksi antara dua kelompok; Kelompok yang selama ini tidak diikutsertakan
dalam proses pengambilan keputusan (non-elite) dan kelompok yang selama ini
melakukan pengambilan keputusan (elite).
Banyak yang memandang peran serta masyarakat sematamata sebagai
penyampaian informasi (public information), penyuluhan, bahkan sekedar alat
public relation agar kegiatan tersebut dapat berjalan tanpa hambatan. Karenanya,
peran serta masyarakat tidak saja digunakan sebagai sarana untuk mencapai tujuan,
tetapi juga digunakan sebagai tujuan (participation is an end itself).
Dalam peran serta masyarakat dengan pola hubungan konsultatif antara
pihak pengambil keputusan dengan kelompok masyarakat yang berkepentingan
beserta anggota masyarakat lainnya yang mempunyai hak untuk didengar
pendapatnya dan untuk diberi tahu, dimana keputusan terakhir tetap berada di
tangan pembuat keputusan tersebut. Sedang dalam konteks peran serta masyarakat
yang bersifat kemitraan, pembuat keputusan dan anggota masyarakat merupakan
mitra yang relatif sejajar kedudukannya. Mereka bersama-sama membahas
masalah, mencari alternatif pemecahan masalah dan membahas keputusan. Selain
itu penyertaan masyarakat akan juga memberikan informasi yang berharga kepada
para pengambil keputusan, peran serta masyarakat juga akan mereduksi
10

kemungkinan penolakan masyarakat untuk menerima keputusan. Pemberian akses


atas informasi tentang pengelolaan lingkungan juga merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari aspek peran serta masyarakat dalam pengelolaan lingkungan
hidup.
Menurut Canter (1977), Cormick (1979), Goulet (1989) dan Wingert (1979)
merinci peran serta masyarakat sebagai berukut :
a. Peran Serta Msyarakat sebagai suatu Kebijakan
Penganut paham ini berpendapat bahwa peran serta masyarakat merupakan
suatu kebijaksanaan yang tepat dan baik untuk dilaksanakan. Paham ini dilandasi
oleh suatu pemahaman bahwa masyarakat yang potensial dikorbankan atau
terkorbankan oleh suatu proyek pembangunan memiliki hak untuk dikonsultasikan
(right to be consulted).
b. Peran Serta Masyarakat sebagai Strategi
Penganut paham ini mendalilkan bahwa peran serta masyarakat merupakan
strategi untuk mendapatkan dukungan masyarakt (ppublic support). Pendapat ini
didasarkan kepada suatu paham bahwa bila masyarakat merasa memiliki akses
terhadap pengambilan keputusan dan kepedulian masyarakat kepada pada tiap
tingkatan pengambilan keputusan didokumentasikan dengan baik, maka keputusan
tersebut akan memiliki kredibilitas.
c. Peran Serta Masyarakat sebagai Alat Komunikasi
Peran serta masyarakat didayagunakan sebagai alat untuk mendapatkan
masukan berupa informasi dalam proses pengambilan keputusan. Persepsi ini
dilandasi oleh suatu pemikiran bahwa pemerintah dirancang untuk melayani
masyarakat, sehingga pandangan dan preferensi dari masyarakat tersebut adalah
masukan yang bernilai guna mewujudkan keputusan yang responsif.
d. Peran Serta Masyarakat sebagai Alat Penyelesaian Sengketa
Dalam konteks ini peran serta masyarakat didayagunakan sebagai suatu cara
untuk mengurangi atau meredakan konflik melalui usaha pencapaian konsensus
dari pendapat-pendapat yang ada. Asumsi yang melandasi persepsi ini adalah
bertukar pikiran dan pandangan dapat menigkatkan pengertian dan toleransi serta
mengurangi rasa ketidakpercayaan (misstrust) dan kerancuan (biasess).
11

e. Peran Sera Masyarakat sebagai Terapi


Menurut persepsi ini, peran serta masyarakat dilakukan sebagai upaya untuk
"mengobati" masalah-masalah psikologis masyarakat seperti halnya perasaan
ketidak berdayaan (sense of powerlessness), tidak percaya diri dan perasaan bahwa
diri mereka bukan komponen penting dalam masyarakat.
Dalam setiap kegiatan yang berdampak besar terhadap lingkungan hendaknya
masyarakat diberikan peran yang besar sebab peran masyarakat sangat menentukan
apakah perlindungan dan pengelolaan lingkungan dapat berjalan dengan baik atau
tidak.
Memberikan peran dan tanggung jawab berarti memberikan kepercayaan dan
keyakinan bahwa keberlangsungan lingkungan hidup akan sangat bergantung pada
masyarakat. Semakin besar tanggung jawab tersebut diberikan kepada masyarakat
semakin maka semakin besar kontrol yang dilakukan. Salah satu contoh peran serta
masyarakat dalam pelestarian hutan dengan model pengelolaan HKm telah
membuktikan bahwa masyarakat memiliki tanggung jawab yang besar untuk
menjaga dan melestarikan hutan tersebut.
Dalam pasal (2) UU 32 2009 tentang asas, khususnya huruf (k dan i)
disebutkan salah satu asasnya Partisipatif dan kearifan Lokal. Maka dalam setiap
kegiatan pemanfaatan lingkungan hal yang harus melekat didalamnya adalah
partisipasi masyarakat serta kearifan lokal yang ada dimasyarakat sekitar.
Pasal 4 menyebutkan: Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup meliputi :
1. Perencanaan
2. Pemanfaatan
3. Pengendalian
4. Pengawasan
5. Penegakan Hukum
Peran aktif masyarakat sangat diperlukan dalam setiap tahapan mulai dari
perncanaan, masyarakat harus disertakan dlam musyawarah perencanaan tersebut,
karena perencanaan harus mencerminkan kepntingan masyarakat didalamnya. Pada
saat pemanfaatan juga masyarakat harus dilibatkan, demikian juga pada saat
12

pengendalian dan pengawasan. Pengawasan yang paling mudah yaitu dengan


memberikan peran yang besar pada masyarakat.
Pada pasal 10 (2) disebutkan :
Penyusunan Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
memperhatikan :
1. Keragaman karakter dan fungsi ekologis
2. Sebaran penduduk
3. Sebaran Potensi Sumberdaya alam
4. Kearifan Lokal
5. Aspirasi masyarakat
6. Perubahan iklim
Dalam sebuah penyususnan RPLH telah jelas menyebutkan beberapa hal
yang harus diperhatikan seperti Kearifan Lokal dan aspirasi masyarakat. Dari dua
pernyataan ini sudah pasti dibutuhkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan
lingkungan hidup. Kearifan lokal yang ada dimasyarakat merupakan bagian yang
sangat penting untuk diberikan ruang dalam rangka menumbuhkan peran
masyarakat tersebut selain secara tegas dikatakan bahwa masyarakat harus
diberikan ruang untuk berpartisipasi.
Perwujudan peran masyarakat dalam perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup dapat kita lihat melalui :
1. Pengakuan kearifan lokal
2. Bagi Komunitas masyarakat yang tidak memiliki kearifan lokal harus
dilibatkan, sejak pra pemanfaatan, saat pemanfaatan, dan sesudah
pemanfaatan.
3. Dalam konteks pemanfaatan hutan dengan model HKm, masyarakat
memilki peran yang sangat penting, karena masyarakat sebagai pelaku dan
bertanggung jawab atas kelestarian hutan tersebut.
4. Peran perencanaan, pengawasan dan pencegahan disertakan masyarakat.
13

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Persoalan lingkungan hidup akan terus muncul sampai kapanpun semasa
masih ada kehidupan diatas dunia, akan tetapi kehidupan memerlukan
keseimbangan agar dapat menguragi risiko bencana ekologis yang disebabkan oleh
ulah mausia itu senidiri. Oleh karena itu pentingnya bagi kita untuk tetap
melestarikan lingkungan hidup, baik lembaga pemerintah maupun masyarakat.

B. Saran
Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan para pembaca turut andil dalam
pelestarian lingkungan, baik itu di lingkungan sekolah, kampus, kerja, maupun di
masyarakat dan bernegara.
14

DAFTAR PUSTAKA

http://globallavebookx.blogspot.co.id/2017/02/pengertian-dan-manfaat-
pelestarian.html

http://www.rahmatalkafi.com/2012/01/pelestarian-lingkungan.html

http://usmadihambali11.blogspot.co.id/2013/07/pengertian-pelestarian-
lingkungan-hidup_3.html

http://muliaditugas.blogspot.co.id/2011/01/peranserta-masyarakat-trhadap.html

http://tittoarema.blogspot.co.id/2005/12/peran-masyarakat-dan-pemerintah-
dalam.html

http://lingkungan.kampung-media.com/2014/10/10/peran-masyarakat-dalam-
perlindungan-dan-pengelolaan-lingkungan-hidup-5760

https://phenabiru.wordpress.com/2013/04/27/peran-pemerintah-dalam-pelestarian-
lingkungan/

Anda mungkin juga menyukai