PENDAHULUAN
keadaan gigi yang tidak normal dalam jumlah, bentuk, ukuran, maupun posisinya.
hubungan gigi yang tidak baik sehingga mengganggu estetika profil wajah.
mereka. Oleh karena itu, aspek psikolog bedah, seperti perubahan dalam tubuh
Perbedaan tiap individu dari ras dan etnisnya merupakan suatu ciri khas dari profil
dan estetika wajah. Hal tersebut penting diketahui sebagai faktor-faktor yang
skeletal yang telah dikenali dan terukur. Hal ini dapat diperbaiki dengan bedah
ortognatik.3
1
Salah satu tujuan dari semua operasi yang dilakukan adalah untuk
memperbaiki estetika dan alasan penting lainnya adalah untuk tujuan mastikasi
dan fonetik. Bedah ortognatik dapat dilakukan baik di rahang bawah atau rahang
terhadap gigi geligi dengan cara tertentu. Namun, modifikasi tekanan oleh alat-
tulang yang besar, perawatan ortodontik saja tidak dapat memberikan hasil yang
diharapkan.4
bersifat skeletal, maka pilihan perawatan yang dapat dijalani adalah perawatan
Bila terdapat pola skeletal kelas II atau III, perawatan ortodontik untuk
memperbaiki maloklusi mungkin tidak berhasil. Selain itu, perbaikan posisi gigi
tidak akan memperbaiki mimik wajah pasien. Bedah dapat dilakukan untuk
fungsional dan estetika. Kelainan tersebut dapat diisolasi ke satu rahang atau
unilateral atau bilateral, dan dapat dinyatakan ke tingkat yang bervariasi pada
2
bidang fasial horisontal, vertikal dan transversal. banyak pasien dengan deformitas
“bilateral sagittal split ramus osteotomy”. Teknik ini tidak dapat berhasil karena
menggunakan pendekatan intraoral, takut akan merusak wajah dan insisi tulang
dari teknik tersebut dilakukan oleh Dalpont, Hunsuck, Epker dan kawan-kawan,
yang membuat teknik Bilateral Sagital Split Osteotomy (BSSO) lebih mudah dan
diperluas meliputi maksila dan sekali-kali kranium. Bell, Epker dan kawan-
oleh beberapa disiplin keahlian, kerjasama antara seorang ortodontis dan ahli
3
bedah rahang dalam perencanaan dan tindakan sangat mendukung untuk
dipertanggungjawabkan.10
pada kelainan skeletal merupakan suatu seni sekaligus merupakan ilmu. Belum
sefalometrik dan rencana perawatan melalui model studi. Juga belum cukup untuk
diinginkan serta desain alat “splint”. Belum cukup untuk terampil dengan pisau
bedah, gergaji dan benang bedah. Seorang ahli bedah harus melengkapi keahlian
wajah, pengetahuan akan otot-otot orofasial, pola bicara dan menelan dan
dengan empati dan pengertian, kita akan mampu memenuhi keinginan pasien yang
berhubungan dengan penampilan, organ bicara yang berfungsi baik, deglutasi dan
mastikasi.4,5,9
oromaksilofasial?
4
I.3 Tujuan Penulisan
2. Sebagai sumber informasi bagi para penulis atau peneliti yang ingin
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kata ortognatik berasal dari kata bahasa Yunani ortho yang berarti
meluruskan, dan gnathia, yang berarti rahang. Bedah orthognatik oleh karenanya
meluruskan kembali struktur kerangka rahang atas dengan satu sama lain dan
saatkelahiranataumungkinmenjadijelassebagaimanapasientumbuhdanberkembang
inimenghalangiperawatanyang memadaimelaluiperawatangigisaja.12
6
arah anterior – kelas III; (3) Kelebihan Maksila Vertikal. Pertumbuhan berlebih
alveolus maksila dalam arah inferior – penampakan gigi dan gingival yang
ada gigi, gigitan dalam pada mandibula dengan ujung dagu yang menonjol, wajah
terbatas yang disebabkan oleh pembentukan jaringan parut palatal; (6) Celah
dimensi vertikal, kelas II oklusal plane mandibula yang rendah dengan defisiensi
Wajah Panjang. Dolicofacial – tinggi wajah bagian bawah berlebih, sudut oklusal
7
Penelitian terhadap stabilitas hasil, pergerakan temporomandibular joint,
Prognati mandibula; (ii) Prognati mandibula dengan open bite; (iii) Defisiensi
mandibula dengan sudut plane mandibula yang normal atau rendah; (iv)
Defisiensi mandibula relatif dengan sudut plane mandibula yang tinggi; dan (v)
Adapun ciri klinis prognatism maksila adalah hubungan molar bisa berupa
hubungan Kelas II, pasien memiliki profil yang cembung, overbite yang
meningkat serta kurva Spee yang berlebihan, pasien mungkin memiliki bibir atas
kebanyakan pasien memiliki aktivitas otot yang abnormal. Misalnya aktivitas otot
konstriksi dan sempit yang menimbulkan gigitan terbalik posterior dan otot
mentalis hiperaktif.5
mungkin hubungan kelas III, pasien biasanya memiliki profil yang konkaf, gigitan
terbalik posterior akibat lengkungan rahang atas yang sempit dan pendek tapi
dengan lengkungan rahang bawah yang lebar, dan pasien dengan peningkatan
8
Gigitan terbuka anterior skeletal memiliki tinggi wajah bagian bawah
meningkat. Bibir atas yang pendek dengan penampakan dari gigi insisivus RA
yang berlebihan dan sudut mandibular plane yang curam. Pasien sering memiliki
mandibula yang berotasi ke bawah dan ke depan; pada beberapa pasien, dapat
terlihat tipping ke depan dari basis skeletal rahang atas. Ciri-ciri umum yang lain
depan dan ke atas dengan atau tampa inklinasi maksilla ke bawah dan ke depan
mengakibatkan terjadinya gigitan dalam skeletal ini. Gigitan dalam skeletal juga
dan celah interoklusal yang kurang (free way space). Pemeriksaan sefalometrik
bilateral. Gigi-gigi yang berjejal, rotasi, dan bergeser ke bukal atau palatal. Bentuk
lengkungan maksila yang sempit dan lonjong-lengkung berbentuk jam pasir yang
tinggi, berlapis datar. Deformitas ini merupakan deformitas skeletal yang paling
9
II.4 Klasifikasi bedah orthognatik
Tujuan utama dari bedah orthognatik adalah untuk mereposisi tulang basal
fungsi estetis.5
posterior maksila (Kufner, Schuchardt, dan Perko dan Bell). Osteotomy segmen
anterior maksila terbagi lagi antara lain : Teknik Wassmud, teknik Wunderer,
osteotomy anterior maksila Epker, dan teknik Cupar. Sedangkan Osteotomy total
Lefort III.5
augmentasi alloplastic).5
10
II.5 Indikasi dan Kontraindikasi Bedah Ortognatik
atau III yang parah, gigitan dalam pada pasien yang tidak sedang bertumbuh,
gigitan terbuka anterior yang parah, masalah dentoalveolar yang parah (terlalu
parah untuk dikoreksi dengan koreksi ortodontik semata), situasi periodontal yang
untuk dilakukan tindakan bedah yaitu apabila : 1) perbaikan posisi dental yang
yang sangat parah; 2) pola skeletal yang buruk untuk kemungkinan koreksi
ortodonti yang baik; 3) hanya dengan perawatan ortodonti saja kurang dapat
diperoleh estetika fasial yang serasi; dan 4) hanya dengan perawatan ortodonsi
atau restorasi yang lain tidak dapat dicapai oklusi fungsional. Sedangkan
dikontraindikasikan. 5
11
Jika keluhan ringan, atau ketika pasien belum melihat perlunya untuk
di kemudian hari.11
(morfologi konvergen), yang dapat ditangani dengan osteotomi sagital split atau
12
BAB III
SKELETAL OROMAKSILOFASIAL
dengandeformitaskraniofasialmungkinperludipertimbangkan.Pilihantepatpasienad
Psikologi
Suatupenilaianpsikologisdansosialdiperlukanuntukpasiendenganharapanny
atadandysmorphophobia. Kepribadianpasiendapatdipengaruhiolehkelainan
yangmemungkinkanmerekauntukdapatditerimadalammasyarakat.6
belakangrumahnyadanposisisosialmungkinmemilikiefekpadajenis
13
yangseringmenuntutdanoklusigigiyang sempurna, seringlebih
besardaripadauntukorang lain,
untuksiapakoreksisederhanadeformitasrahangbesardanperbedaankecildalamoklusi
akanditerima.6
dengan pasien tapi juga keluarga. Dengan perawatan yang pada dasarnya elektif.
Estetik
sebuah panduan untuk sebuah profil yang berkenan dan dapat diterima, mereka
Mungkin ada proklinasi jelas pada insisivus atas dalam hubungan dengan retrusi
mandibula yang kasar. Yang terakhir perlu dikoreksi dan bekas tidak perlu
diubah.6
Ortodontik
Adalahpentinguntukmemilikipenilaianortodontikyang
baikdanpersiapansebelumbedahuntukmendapatkanyang sehatsaling
14
iniperludiperolehsangatseriusketikamemutuskanpembedahan.
Inipentinguntukmenyadari
bahwaperawatanortodonsisajajarangdapatmemperbaikiperbedaansignifikandalamu
kuranrahang. Tekananuntukmemperbaikikesenjangandalamukuranrahangpada
awalmasa kanak-
kanakharusdilawan.Meskipunretrusiparahdarimandibuladanrahangmungkinmerup
berlanjutdanoperasilanjutanakandibutuhkanpadaakhirmasapertumbuhan.Padadeka
deberikutnyakemungkinanbahwabanyakkekuranganyang parahdalam
ukuranrahangakandiperbaikidenganteknikdistraksi,
denganoperasiosteotomyyangsebagian besardisediakanuntukakhir
masapertumbuhan.6
Ricketts (1982), Alexander (1986) dan David dan Barker (1991) menyatakan
setelah proses pertumbuhan telah selesai tindakan bedah dapat dilakukan untuk
kompensasi dental yang akan menghalangi koreksi bedah. Sebagai akibatnya pada
nonbedah.4
15
Klinis
dari deformitas ini dan masalah gigi yang terkait. Pengukuran kebutuhan wajah
yang akan didapatkan dari gambaran profil dan wajah penuh diikuti dengan
pemeriksaan oral dan penilaian fungsi TMJ dan hidung. Hal ini perlu dievaluasi
secara radiografi, fotografi dan dengan dental cast. Penyelidikan tambahan seperti
beberapa kasus penilaian oftalmik dan neurologis penuh akan diperlukan di mana
penting.14
Radiografik
Ada dua aspek dasar pencitraan yang tepat untuk Bedah orthognatik.
menunjukkan detail dari rahang dan gigi, ini akan mencakup gambaran radiografi
infeksi pada midface dan pandangan dari sendi temporomandibular dimana ada
16
dalam posisi standar dengan kepala pada posisi natural dan bidang Frankfort
horisontal. Jaringan lunak perlu dicitrakan dan karena itu perlu untuk
mengkoreksi deformitas yang dialami oleh pasien, tim ortognatik harus mampu
untuk: (i) mendiagnosa secara tepat deformitas yang terjadi, (ii) menyusun
rencana perawatan yang tepat, dan (iii) melaksanakan perawatan yang telah
direkomendasikan.5
model studi, foto fasial, foto intraoral dan foto rontgen panoramik.15
klinisi untuk mengenali masalah fungsional dan estetik utama bias memberikan
diperoleh melalui interaksi dan komunikasi yang baik antara ahli ortodontik
17
Tabel 3.1 Bedah orthognatik : diagnosa dan perencanaan perawatan
Evaluasi Pasien
pasien untuk bedah orthognatik dapat dibagi ke dalam empat area utama, yaitu
18
Rangkaian diagnostik dapat menidentifikasikan pasien-pasien yang
dan kepuasan pasien. Pemeriksaan riwayat medis, riwayat dental, fisik secara
Pemeriksaan klinis
temporomandibular.5
19
Sumber : Balaji, S.M. Textbook of Oral and Maxillofacial Surgery.
Elsevier ; 2007 5
Keseluruhan wajah dapat dibagi menjadi tiga bagian yang sama yaitu
rupa sehingga : (1) Papillary plane harus paralel dengan lantai; (2) Plane of ear
juga harus sejajar dengan lantai; (3) Frankfort horisontal plane,yaitu garis yang
ditarik dari traguas telinga ke tonjolan tepi infraorbita harus sejajar dengan lantai;
(4) Gigi-gigi harus dalam posisi relatis sentrik selama pemeriksaan dilakukan; dan
(5) Bibir pasien tidak boleh tegang. Foto dapat diambil dalam posisi ini untuk
hidung, bibir, dahi harus diperiksa akan simetritasnya, jarak interkantus normal
seharusnya satu setengah kali jarak intrakantus dan lebar lobul nasal seharusnya
dua pertiga jarak intrakantus, panjang bibir atas adalah 22 ± 2mm untuk laki-laki
dan 20 ± 2 mm untuk perempuan, garis tengah wajah, garis tengah hidung, garis
tengah bibir, garis tengah dental harus simetris, dalam arah vertikal dan
transversal, jika ada ketidakmampuan bibir menutup, maka harus ditutup, jarak
dan panjang bibir atas harus sepertiga panjang dari sepertiga wajah bagian
bawah.5
Analisis profil
20
Analisis ini merupakan pengukuran kecembungan atau kecekungan profil
wajah. Sudut acuan memiliki rentan antara -8º sampai -11º. Sudut ini dibentuk
antara plane kontur wajah atas dengan perluasan ke atas dari permukaan kontur
wajah bagian bawah. Jika sudut berada di interior plane kontur wajah atas,
suatu garis yang melalui basis hidung dengan garis dari basis atas ke subnasal.
menunjukkan suatu wajah yang cembung dengan dagu yang lebih ke belakang.5
Sudut bibir bawah, dagu, dan tenggorokan yaitu sudut antara garis yang
ditarik antara bibir bawah ke jaringan lunak pogonion dengan suatu garis yang
Sudut yang normal adalah 110º ± 8º. Sudut yang besar menunjukkan dagu yang
Pemeriksaan Oral
struktur dentofasial. Hal-hal yang perlu diketahui antara lain : hubungan oklusal;
gigitan dalam atau gigitan terbuka anterior; overjet anterior dan semua jenis
gigitan silang; kesehatan gigi geligi; ketidaksesuaian ukuran gigi; kurva Wilson
21
dan kurva Spee; gigi berjejal atau berjarak; gigi yang hilang atau berlubang;
Sendi temporomandibular
nasal, obstruksi jalan napas hidung, masalah sinus, pernafasan mulut yang
record, suatu foto profil lateral mungkin juga diproduksi ukuran kehidupan di
lembar asetat dan dilapiskan pada cephalogram tersebut. Jika mereka cocok
dengan seksama pada jaringan lunak terhadap cephalogram itu, 'Bedah' dapat
yang dapat terjadi setelah pembedahan dan prediksi menggunakan metode ini
adalah membantu ketika membuat keputusan untuk secara tepat perubahan apa
yang harus dilakukan dan apakah ini dapat diterima oleh pasien. Ini penting
bahwa foto-foto yang diperoleh dalam posisi kepala natural dan yang tidak ada
sikap. Transparansi Warna kepala dan leher, posisi profile lateral, wajah penuh
dan dengan close-up terhadap oklusi gigi dan posisi tersenyum yang diinginkan.
22
photocephalometric dan metode tepat yang dipilih dan titik sefalometrik yang
masalah skeletal dan dental dan sebagai suatu alat untuk menstimulasi bedah dan
anteroposterior, titik dan sudut-sudut SNA, SNB dan pogonion diukur pada suatu
sefalogram. Dimensi vertikal dinilai, tidak hanya dalam kaitannya dengan maksila
tetapi juga mandibula. Oklusal plane dan angulasi insisal pada sisi atas dan bagian
bawah dan hubungan dari bibir dan jaringan lunak ke gigi dan ke tulang rahang
diukur.6
radiograf tengkorak lateral. Sella (S) merupakan titik yang menggambarkan titik
tengah fossa pituitary atau sella tursika. Titik ini merupakan titik yang tersusun
dalam midsagittal plane. Nasion (N), suatu titik paling anterior, di tengah antara
tulang frontal dengan tulang nasal pada sutura frontonasal. Articulare (Ar)
merupakan titik pada pertemuan tepi posterior ramos dengan tepi inferior bagian
basilar tulang oksipital. Titik Pterygomaxilary (Ptm) : titik ini merupakan titik
paling posterior pada bagian anterior tuberositas maksila. Subspinal atau titik A
merupakan titik terdalam pada garis tengah antara spina nasalis anterior dengan
prosthion. Prosthion (Pr), suatu titik paling dibawah dan paling anterior pada
23
tulang alveolar dipertengahan antara insisivus sentralis RA. Titik ini juga disebut
titik supradental. Pogonion (Pog), titik paling anterior tonjolan dagu dalam
median plane. Supramental atau titik B adalah titik paling dalam pada midsagittal
dibawah apeks insisivus RB. Infradental adalah suatu titik tertinggi dan paling
anterior pada processus alveolaris, dalam median plane antara insisivus sentralis
RB. Spina Nasalis Anterior (ANS) : titik paling anterior dasar nasal, ujung
premaksila dalam midsagittal plane. Menton (Me) : titik garis tengah paling
inferior pada simfisis mandibula. Gnathion (Gn) : titik paling anteroinferior pada
simfisis dagu. Titik ini dibuat dengan mempertontonkan suatu garis yang tegak
lurus dengan garis yang menghubungkan menton dan pogonion. Spina Nasalis
Posterior (PNS) yaitu titik paling posterior pada kontur palatum.(gambar 3.2).5
24
Gambar 3.2 Penanda – penanda penting pada radiograf tengkorak lateral untuk analisa
sefalometrik.
Sumber : Balaji, S.M. Textbook of Oral and Maxillofacial Surgery.
Elsevier ; 2007. 5
25
Gambar 3.4 (a) Sudut horisontal skeletal dari konveksitas, (b) Profil horisontal
skeletal.
Sumber : Balaji, S.M. Textbook of Oral and Maxillofacial Surgery.
Elsevier ; 2007 5
ruang gelap, layar penampil yang berpencahayaan cukup yang ditutup dengan
kartu untuk menciptakan suatu bentuk jendela yang cukup besar untuk radiograf,
dengan Frankfort plane (atau HP plane) sejajar dengan tepi bawah layar, karena
akan pola skeletal yang dimiliki pasien. Perbandingan temuan dari radiograf
sefalometrik awal dan akhir akan memungkinkan kita untuk memeriksa hasil
perawatan.5
26
Sebuah studi klinis oklusi pasien sangat membantu tetapi analisa yang
tepat dari oklusi gigi hanya bisa diperoleh dari penilaian terhadap cast studi dan
orthodontik prabedah. Ada 10 evaluasi model dental dasar yang harus dilakukan,
dengan lebar gigi dan ketersediaan tulang alveolar. Pengukuran ini memberikan
keputusan apakah gigi perlu dicabut atau tidak; (2) analisa ukuran gigi : analisa ini
berarti korelasi lebar mesiodistal gigi atas terhadap gigi bawah. Hal ini utamanya
terlihat dalam enam gigi anterior RA dan RB; (3) posisi gigi dalam konteks
analisa orthognatik : hal ini mengacu pada angulasi insisivus RA dan RB relative
apakah perlu diciptakan ruangan dan jenis mekanis apa yang seharusnya
digunakan untuk koreksi gigi; (4) analisa lebar lengkung : hal ini mengacu pada
evaluasi lebar interlengkung antara maksila dan mandibula. Hal ini paling baik
27
dianalisa dengan mengoklusikan model yang ingin dicapai dengan koreksi
orthodontik dan bedah dan kemudian periksa hubungan transversal. Analisa lebar
dalam hal memilih prosedur bedah yang tepat; (5) kurva oklusi : hal ini memiliki
peran yang signifikan pada apakah hal ini dapat dikoreksi secara orthodontik,
untuk meratakan oklusal plane; (6) posisi kaninus-molar : hal ini menentukan
fungsi oklusal. Lebih disukai memiliki hubungan kaninus dan molar Kelas I; (6)
hubungan overbite dan overjet; (7) simetri lengkung gigi mungkin terdapat
pada satu sisi mungkin lebih ke anterior disbanding gigi kaninus pada sisi lain.
unilateral atau bedah tambahan; (8) tipping gigi bukal (perbandingan simetri kiri
dan kanan dalam masing-masing rahang); dan (9) gigi yang hilang, rusak atau
bermahkota : hal ini mungkin akan mempengaruhi desain perawatan. Jika gigi
Fotosefalometri
terhadap profil lateral karena mereka akan berada pada saat bedah. Yaitu, garis
yang ditarik harus sama untuk pemotongan osteotomy. Untuk bedah bimaksilaris,
28
terutama ketika perubahan tinggi yang terlibat, biasanya untuk memindahkan
rahang yang pertama sehingga gigi bagian atas ditempatkan pada posisi yang
Ini penting untuk diingat bahwa jaringan lunak yang tidak bergerak
besarnya sama dengan jaringan keras. Bila rahang atas dimajukan menggunakan
osteotomy Le Fort I bibir atas kemungkinan untuk maju hanya setengah dari jarak
itu dan ujung hidung sepertiga. Untuk osteotomy Le Fort II, ini merubah dua-
pertigapergerakan, dan untuk yang ketiga menengah di tingkat Le Fort III gerakan
jaringan lunak sekitar 85-90% dari peningkatan tulang. Perubahan vertikal dari
dagu karena pengaruh jaringan lunak mendekati 1:1. Perubahan ini adalah
Orthodontik
mendapatkan posisi yang optimal untuk bedah. Ini umumnya lebih baik untuk
harus dibiarkan sampai setelah bedah seperti halnya perlu membuka oklusi pada
Konstruksi splint
dipindahkan dengan tepat yang diartikulasikan cast sehingga oklusi yang baik
29
diperoleh. Gerakan rahang yang tepat perlu didefinisikan ketika sebuah oklusi
ini, splints oklusal akrilik yang tipis dapat dibuat untuk merekam setiap gerakan.
Setiap splints harus diperiksa satu per satu dalam mulut dengan gigi atas dan gigi
dibuat dalam waktu 1-2 hari pembedahan karena perubahan minor dalam oklusi
pada periode postortodontik yang tidak biasa. Perubahan posisi dari cast ditransfer
ke rahang pada saat bedah dan pembentukan tanda dibuat terhadap bagian atas
prinsip bedah. dalam Bedah orthognatik, yang merupakan jenis lain dari suatu
yang penting untuk hasil memadai sebagaimana rincian dari teknik bedah. aspek
manajemen luka yang tepat; perlindungan gigi, tulang, dan struktur neurovaskular;
metode fiksasi untuk segmen tulang; kontrol oklusi yang tepat; dan rehabilitasi
untuk fungsi rahang sepenuhnya. Penggunaan anestesi yang sesuai, darah produk
atau pengganti, dan pencangkokan tulang juga penting untuk bedah. Nutrisi
30
prabedah dan pascabedah yang baik mendukung penyembuhan dan kembali cepat
postanesthesia. Perawat dilatih khusus dan bantuan teknisi ahli bedah dan anestesi
dalam menangani pasien dalam masa kritis sampai pasien dapat mengatur napas
sendiri. Biasanya dalam beberapa jam, pasien dapat kembali ke lantai bedah atau
perawatan intensif bedah atau setting yang kurang intensif, seperti unit step down.
Mengulangi intern pelatihan bagi seluruh anggota tim bedah dan anestesi
adalah tanggung jawab ahli bedah untuk meninjau bahwa tim tersebut
proses pendidikan.9
jaringan lunak yang memadai melekat pada segmen tulang yang dimobilisasi.
Karya pelopor Bell's pada hewan percobaan memberikan dasar biologis untuk
31
jejak klinis ini. Prosedur bedah rahang atas dan rahang bawah dilakukan pada
hewan percobaan melalui insisi intraoral, dan aliran darah ke jaringan lunak,
tulang, dan gigi dipelajari dengan teknik perfusi. Ketika sebuah pedikel jaringan
pembuluh darah terbuka untuk segmen tulang ,jaringan lunak, dan gigi (ligamen
Gambar 3.6 Suplai darah pada tulang, ligament periodontal, dan pulpa gigi dari
suplai darah ke segmen yang dimobilisasi. Sebagai aturan umum, adalah bijaksana
untuk membuat lebih dari empat segmen dentoalveolar dalam sebuah lengkungan
tunggal atau hanya memiliki gigi tunggal dalam segmen. Selain itu, jelas sekarang
bahwa pembuluh penetrasi dari otot elevator mandibula yang penting dalam
32
penyediaan darah ke ramus mandibula, dan teknik bedah untuk osteotomi ramus
otot stripping di mandibula posterior. Prinsip umum tetap bahwa tulang dan
jaringan lunak akan sembuh tepat jika jaringan yang cukup pedikel lunak
Insisi melalui kulit wajah diperlukan dalam keadaan khusus untuk akses
eksposur wajah atas. Pendekatan ekstraoral adalah prosedur bedah bersih, dan
atau hampir wajib untuk operasi intraoral. Luka bedah intraoral dianggap bersih
cleansing dan desinfeksi. Meskipun semua residen flora mikroba tidak bisa
dapat dikurangi. Sebelum insisi mukosa dibuat, lokasi bedah diinfiltrasi dengan
33
insisi mukosa yang memadai dengan kontrol yang lebih baik perdarahan dari tepi
luka.9
untuk merespon stres secara minimal diubah. Idealnya, pemberian steroid harus
mulai 8 sampai 12 jam sebelum operasi, tetapi memberikan dosis pertama setelah
sensorik untuk bibir pasien bawah dan lidah. Dalam beberapa prosedur
pembedahan ahli bedah harus bekerja cukup dekat dengan bundel neurovaskular
tulang alveolaris antara gigi. Fungsi yang memadai ligamen periodontal dapat
34
interdental direncanakan. Pemisahan yang memadai pada gigi di Apeks akar dan
fragmen tulang secara tepat sehingga dapat sembuh dan diperbaiki sesuai posisi
simulasi, video imaging, dan model bedah digunakan untuk merencanakan secara
posisi yang direncanakan saat bedah, terlepas apakah gigi interdigitasi tanpa
postbedah sering bukan satu-satunya dimana oklusi akan paling stabil pada
Splint dibuat pada model seperti yang telah direlasikan pada bedah model.
Setelah ini ditinjau oleh ahli bedah dan ortodontis (penting untuk seorang
ortodontis untuk setuju dengan oklusi postbedah yang ditujukan), tahap pertama
pada konstruksi splint adalah menstabilisasi model dengan plaster atau dental
stone sehingga tidak dapat berubah seperti splint yang dipabrikkan. Kemudian
articulator dibuka agar mendapat ketebalan yang cukup dari bahan splint sehingga
35
splint tidak retak saat digunakan. Splint harus hanya dengan ketebalan dan ukuran
yang cukup untuk mencegah keretakan di ruang operatif dan pada minggu
pembedahan berikutnya.18
dan meningkatkan menyembuhkan tulang. Penting untuk diingat bahwa apa pun
bahan cangkok tulang, itu hanya berfungsi sebagai perancah. Tulang sendiri
lebih dari tulang. Luka dehiscence tampaknya terjadi ofter lebih atas bahan
implan, dan kurangnya tulang di lokasi implan dapat menimbulkan masalah dalam
menyembuhkan tulang.9
Nervus marginal mandibular yang berada dibawah platysma berjalan paralel dan
berada dibawah tepi dari mandibula menyilang pembuluh darah daerah facial pada
36
daerah superficial. Pembedahan dilakukan setelah mengidentifikasi dan
arah superior menuju sigmoid notch pada bagian lateral dari ramus.5
dilakukan dari sigmoid notch menuju bagian terbawah dari tepi mendekati sudut
mandibula. Segmen proksimal dipisahkan dari mandibula dan dilepaskan dari otot
pterygoid media. Segmen proksimal ini ditempatkan secara lateral dari segmen
distal mandibula. Dekortikasi segmen distal dilakukan pada aspek medial dari
daerah yang overlap dan segmen proksimal didekortikasi pada aspek lateral.
Segmen proksimal menutupi fragmen distal pada aspek terluar dengan kawat
intraosseus atau plat tulang. Prosedur dasar osteotomi ini dapat divariasikan.5
Beberapa ahli bedah lebih suka untuk meninggalkan condyl sebagai aspek
lateral tanpa menggunakan kawat intraosseus. Beberapa ahli bedah lebih suka
untuk menstabilkan fragmen dengan kawat transosseus, skrup atau plat. Setelah
menjahit luka, prosedur yang sama dilakukan pada sisi yang berlawanan.5
dengan monofilament 6-0 atau jahitan yang lebih kecil. Penekanan daerah luka
dilakukan 24 hingga 48 jam pertama. Jahitan dilepas setelah 5 hari dan luka
ditutupi dengan steristips untuk beberapa waktu dalam satu mingggu berikutnya.5
37
Insisi yang dilakukan sama dengan insisi pada osteotomi split sagittal
dimana tepi anterior dari ramus dapat dilihat. Otot pterygoid masseter yang berada
aspek medial ramus diatas lingual dibedah secara subperiosteal menuju tepi
posterior. Lebar insisi yang hanya dilakukan untuk keperluan melewatkan kawat.5
Osteotomi yang dilakukan pada kasus ini meluas dari sigmoid notch
menuju tepi inferior, dibelakang jalan masuk pembuluh saraf mandibula menuju
dapat dibengkokkan menuju tepi posterior dan jaringan lunak diretraksi ke arah
lateral.5
vertikal, dan potongan yang dilakukan harus diperhatikan untuk menghindari luka
stabilisasi dan beberapa ahli bedah yang lain menggunakan kawat circum
38
intermaksila. Namun, kekurangan besar dari teknik ini adalah dapat merusak
Gambar 3.7 (A-B) osteotomi split sagittal, (C) oklusi preoperatif, (D) osteotomi split sagittal
(modifikasi Dalpoint), (E) fiksasi yang kaku, (F) gambaran preoperatif pasien
dengan maloklusi skeletal klass III, dan (G) gambaran postoperatif (setelah
Sumber : Balaji, S.M. Textbook of Oral and Maxillofacial Surgery. Elsevier ; 2007 5
dari tengah ramus pada ridge obliq eksternal hingga regio gigi molar pertama.
buccal pad, yang mana bagian ini tidak dilibatkan dalam tindakan bedah.5
dilakukan ke arah bawah menuju tepi inferior. Elevasi periosteal media dilakukan
39
dengan hati-hati. Permukaan lingual dan foramen mandibula dipastikan
merupakan titik terendah dari tepi anterior ramus. Pembedahan dilakukan di atas
secara subperiosteal.5
bagian anterior tepi anterior ramus mandibula dan dilanjutkan dengan pada regio
molar dua melalui plate kortikal lateral. Potongan vertikal dibuat pada regio ini;
sebuah spatula kecil osteotomi dipukulkan pada sisi dari potongan medial ke
Sagittal split osteotomi dapat dilakukan untuk kedua mandibula yang maju
atau terlalu ke belakang. Pada kasus mandibula yang maju, otot pterygoid media
medial tooth bearing. Bagian yang overlapping dipisahkan dan segmen condylar
40
diletakkan pada bagian kansellous tanpa ada tekanan. Fiksasi internal yang kaku
menggunakan plat dan skrup atau kaki skrup merupakan jalan terbaik.5
Metode lain adalah lower border wiring, upper border wiring, dan circum
menerus. Drain biasanya diganti setelah 24 jam. Luka ditutup dengan 3-0 chromic
gut.5
minggu. Sensasi pada bibir akan berkurang pada beberapa pasien, terutama jika
terjadi luka pada pembuluh saraf alveolaris inferior. Lebih dari dua pertiga pasien
pasien merasa puas dengan semua hasil dan melakukan penyesuaian dengan
perlekatan gingival pada region premolar pertama dan kedua. Pada bagian
superior, terowongan mukoperiosteal dibuat hingga crest alveolar dan pada bagian
inferior hingga tepi inferior dari gigi yang diekstraksi. Pembuluh saraf mentalis
dan percabangannya dijaga agar tidak terluka. Pada bagian lingual, sebuah
41
elevator periosteal diinsersikan melalui sisi yang dicabut secara subperiosteal
menyertakan korteks bukal dan lingual, mendekati tepi inferior. Ekstraksi soket
keseluruhan dilakukan secara paralel atau sedikit konvergen dari bagian bukal
bukan untuk menghilangkan crest tulang yang berlebihan. Prosedur yang sama
diulangi pada sisi yang berlawanan. Jika terjadi gangguan pada beberapa tulang,
Segera setelah oklusal splint telah akurat didapatkan, fragmen distabilkan pada
mengelilingi servikal gigi kaninus dan premolar dan pada bagian inferior dengan
menggunakan fiksasi plat mini atau kawat intraosseus. Luka ditutupi dengan satu
lapisan. Tahap modifikasi osteotomi lebih baik dilakukan pada osteotomi vertikal
yang lurus, untuk menghindari kerusakan pembuluh saraf mental dan untuk
Membuat suatu insisi vestibular, satu gigi pada bagian anterior dan satu
gigi pada bagian distal sisi yang akan diosteotomi. Insisi pada bagian distal dapat
42
dapat dibuat dengan memindahkan korteks eksternal dan dengan begitu bundel
bundel mendekati sisi bukal dan potongan osteotomi lingual dilakukan. Kemudian
Prosedur yang sama dilakukan pada sisi yang lain dan perkiraan fragmen
Splint oklusal dicoba dengan baik dan diksasi segmen osteotomi dilakukan
corpus posterior atau anterior, insisi vestibular yang lengkap dapat direncanakan.5
dengan menggunakan gergaji atau fissure bur. Pada kasus mandibula yang sempit,
sebuah ruangan harus dibuat pada midline dengan orthodontik atau ekstraksi gigi.
43
Osteotomi mandibular subapikal anterior
segmen anterior rahang bawah dan untuk menutup open bite anterior.5
insisi pada bibir bawah sekitar 15 mm dari vestibulum. Perluasan insisi dilakukan
dari gigi premolar pertama menuju ke gigi premolar pertama pada sisi yang
gigi anterior. Osteotomi harus dilakukan dengan osteotomi kecil atau chisel
spatula. Potongan segmen dapat dimobilisasi dengan tekanan ringan pada sisi
suture berukuran 4-0 ditempatkan pada bagian submukosa, diikuti dengan teknik
hematom.5
44
Osteotomi mandibular subapikal posterior
Teknik ini jarang digunakan, karena dianggap sulit dan berisiko tinggi
Potongan vertikal dilakukan pada area yang telah diekstraksi atau gigi premolar
pertama atau molar pertama yang hilang, dan potongan vertikal kedua
ditempatkan di belakang gigi molar terakhir yang masih ada. Potongan vertikal
menuju potongan vertikal distal. Jendela ini dibuat sedemikian rupa sehingga
perluasan hanya pada bagian cortex bukal dan tulang dihilangkan dengan
osteotomi.5
45
oklusal dan menempatkan kawat circu-mandibular sepanjang splint. Bagian
terluar dari plat tulang kortikal sebaiknya difiksasi sebelum dilakukan penjahitan.5
mandibula pada bagian anterior, posterior atau superior dan untuk memperpanjang
Insisi sirkumvestibular dibuat dari area retromolar pada satu sisi dari
mandibula menuju sisi yang berlawanan; bundle neurovascular harus dijaga yang
mana dapat terjadi sceletonized dengan potongan yang tumpul untuk menghindari
terjadinya kerusakan.Tulang kortikal bukal dibagian atas dan bawah dari kanal
anterior dan posterior pada tulang kortikal bukal sebelum membuat potongan
sering digunakan.5
antara segment tulang yang diosteotomi. Pada kasus ini, diusahakan agar tidak
46
meregangkan pembuluh saraf. Toleransi regangan yan dapat diterima sekitar 3
melalui sisi ekstraksi atau diantara gigi yan berdekatan menggunakan gergaji
III.3.4 Genioplasti
dan morfologi dari tulang dagu dengan perubahan yang sama dengan jaringan
Sebuah insisi dua arah ditempatkan tepat di atas vestibulum dan diperluas
secara bilateral hingga mencapai region kaninus. Setelah mucosa diinsisi, bagian
tulang dikikis, kemudian setelah itu otot mentalis dibagi pada bagian inferior
dilakukan.5
anterior mandibula sehingga dukungan jaringan lunak dan suplai darah dapat
dijaga.5
47
Untuk memudahkan reposisi yang diikuti oleh pergerakan asimetrik atau
simetrik dengan perubahan anterior, posterior atau vertikal, orientasi midline dan
Hal yang penting dalam mengukir garis yang akan dilakukan osteotomi
yaitu sekitar 5 mm di bawah akar gigi kaninus dan 10-15 mm di atas tepi inferior.
terendah dari foramen mental. Lebih sejajar merupakan osteotomi dengan oklusal
dan mandibula plane, lebih alami dengan pergerakan anteroposterior. Pada kasus
oscillating.5
atau bicortical, plat tulang, prebent chin plates, atau lage screw. Saat
membatasi ketebalan simfiseal secara keseluruhan, dan hal ini harus ditentukan
rahang, tetapi titik progsimal dari fragmen yang bergerak sebaiknya direduksi
untuk memastikan transisi yang halus sepanjang tepi inferior dan untuk
menghindari kawat yang dapat diraba. Para ahli bedah harus mempertimbangkan
48
potensi perubahan pada ketinggian vertikal anterior saat merencanakan orientasi
untuk osteotomi.5
Teknik tenon
melalui korteks lingual pada tenon superior. Menghasilkan full thickness bone
dibelakang tenon memfasilitasi terbentuknya lubang tenon dan fiksasi lag screw.
dilakukan dengan lubang pada tenon yang mana telah berada pada fragmen
intermediated wafer pada tulang antara fragmen inferior dan mandibula, yang
mana juga dimajukan untuk menyediakan kontak tulang antara fragmen bagian
dengan jumlah dan jarak pergerakan horizontal. Sekitar 3-5 mm dari perubahan
vertikal dapat diperoleh. Pada kasus untuk memendekkan dagu, dengan atau tanpa
pergerakan anteroposterior, sebuah reduksi tipis diindikasikan dan hal ini dapat
49
diperoleh dengan menggunakan teknik tenon. Mudah untuk memindahkan wedge
dari fragmen superior tapi perawatan intraoperatif sangat penting untuk mencegah
Penutupan luka pada otot mentalis merupakan hal yang penting untuk
dipertimbangkan secara akurat. Insisi seharusnya ditutup dalam tiga lapis dan
Osteotomi Le Fort I
Gambar 3.8 Osteotomy Le Fort I impaksi : (A) pemotongan osteotomy, (B), (C) pemotongan
osteotomy pada kedua sisi, (D) osteotomy nasoseptal yang digunakan untuk
memisahkan tulang nasal dari maksila, (E) pemisahan maksila dari lapisan
pterygoid, (F), (G) pemisahan maksila secara lengkap, (H) fotografi preoperatif, dan
50
Sumber : Balaji, S.M. Textbook of Oral and Maxillofacial Surgery. Elsevier ; 2007 5
dalam jaringan mukosa pada bibir atas. Insisi horizontal dibuat pada vestibulum
maksila dari sisi region molar kedua sampai ke area yang sama pada sisi
anterior nasal, celah piriform, dinding lateral maksila, crest zygomatik, dan
septum nasal dari maksila. Tulang dipisahkan 4 sampai 5 mm di atas gigi dari
bagian lateral dari pinggiran piriform posterior melintasi fosa canina dan melalui
crest zygomatik maksila. Bagian anterior, posterior, inferior dari dinding lateral
nasal dapat dipisahkan dengan pandangan langsung. Aspek posterior dari dinding
lateral maksila dan dinding posterolateral antral dipotong dengan tekanan spatula
osteotomi posterior hingga berkontak dengan lapisan padat tegak lurus dengan
bawah dengan tekanan inferior berlawanan dengan bagian anterior maksila, dan
maksila dicapai dengan kawat intraosseus yang dibur melalui nsal dan zygomatik
51
maksila untuk menahan bagian proksimal dan distal. Kawat stainless steel 26-
gauge digunakan untuk fiksasi intraosseus. Ketika pelebaran celah osseus dibuat
untuk menambah stabilitas dan penyatuan yang cepat. Dinding lateral maksila dan
Osteotomi Le Fort II
tetapi harus dimengerti bahwa hal ini bukan kejadian yang umum.
Gambar 3.9 Kemajuan osteotomy Le Fort II : (A,B) pemotongan osteotomy, (C) pemisahan
maksila dari lapisan pterygoid dan mobilisasi, (D) fotografi preoperatif, (E)
2007 5
52
Pembukaan diperoleh melalui insisi bikoronal atau insisi bilateral
paranasal. Bekas yang tertinggal dari prosedur yang lebih luas, kemungkinan
medial dan kantung lakrimal diekspos pada dataran subperiosteal. Tendon kantal
bagian medial yang tidak mengganggu dibiarkan. Osteotomi dibuat dengan bur
Yang diperluas di bagian medial menuju area nervus infraorbital melewati lapisan
dasar orbital, bagian anterior maksila dan bagian kaudal sejauh mungkin.
Retractor aufricht diinsersi dari bagian paranasal yang diinsisi ke bagian lain
untuk meretraksi kulit nasal dorsal, dan tindakan osteotome dihubungkan denan
53
infraorbital secara akurat pencangkokan tulang melalui insisis paranasal. Daerah
disiapkan ketika pendekatan koronal digunakan. Kawat atau beberapa sekrup dan
fiksasi dari sentral maksila ke tulang tengkorak. Jika ketinggian nasal dikurangi,
pencangkokan tulang split kranial dapat diletakkan dibawah kulit dorsal nasal, dan
terkunci dengan dua sekrup atau kawat yang menyediakan jenis kantilever dari
pencangkokan dorsal.
memisahkan tulang nasal dari tulang frontal. Ostetomi lapisan dasar orbital
ditempatkan lansung pada tepi infraorbital dan diperluas melintas lapisan dasar
orbit ke dinding orbital bagian medial anterior ke saluran lakrimal. Osteotomi juga
lebar hidung. Penyiapan temporal dari zygomatik di bagi-bagi pada setiap sisi.
kembali pada pterygomaksila junction. Pada tindakan ini, hubungan spasial dari
54
palatum lunak tidak terganggu. Operasi diselesaikan dengan memotong septum
yang keras dengan gunting lebar melalui garis osteotomi ke jaringan pendukung
Gambar 3.10 kemajuan osteotomy Le Fort III : (A-D) mobilisasi dan bone graft, (E) fotografi
2007 5
mendapat perhatian lebih sejak munculnya Rigid Internal Fixation (RIF). Tidaklah
oklusal baru setelah operasi karena segmen tulang dan gigi berubah;
proprioception diubah dalam alat gigi, tulang, dan otot, dan edema jaringan.
Postbedah, pasien merasa lebih mudah untuk fungsi ke dalam posisi oklusal baru
55
ketika dipandu ke dalam sebuah splint oklusal yang tepat dengan training light
elastic.2
dokter gigi tersebut siap untuk menghapus stabilizing arch wire, bahkan jika
karena keberhasilan RIF. Hal ini memerlukan beberapa modifikasi splint dari jenis
langkah penting, yaitu : (i) pengurangan kedalaman indeks plint oklusal, untuk
menghilangkan gangguan potensial pada aspek distal dan lingual gigi posterior
serta aspek lingual gigi gigi insisivus, pasien harus dapat masuk ke ekskursi
lateral serta gigitan ke atas dan ke bawah; (ii) penyediaan splint thickness yang
memadai sehingga tidak pecah fungsinya. Meskipun splint tipis adalah ideal,
dalam kasus di mana pasien berfungsi pada splint hanya setelah operasi, splint
harus minimal tebal 2 mm dan diperkuat dengan kawat jika mungkin; dan (iii)
pada splint sehingga pasien dapat mengambil keluar splint, membersihkan, dan
menaruhnya kembali.2
termasuk jenis operasi, stabilitas segmen pada saat operasi, dan usia pasien dan
motivasi. Secara umum, prosedur bedah mandibula sendiri atau dalam kombinasi
dengan hasil pembedahan rahang atas dalam fungsi yang lebih terbatas, dan
56
prosedur rahang atas yang terisolasi. Pasien yang memiliki prosedur yang
meningkatkan jangkauan geraknya lebih cepat pada periode pasca operasi segera.
Bahkan ketika rehabilitasi yang cepat dan agresif adanya fungsi rahang adalah
setelah operasi.2
mandibula, biasanya penyembuhan akan terjadi sekitar 6-8 minggu pada kasus
yang mengalami osteotomi mandibula, dan sedikit lebih singkat pada kasus
splint dan stabilizing arch, kemudian menggantinya dengan kawat yang sesuai
untuk perawatannya dengan tujuan untuk memperoleh oklusi penuh. Kawat ini
dipakai kira-kira 6 bulan. Apabila kita melepas splint tanpa stabilizing wire-nya
maka ada kemungkinan akan terjadi diskrepansi antara relasi sentrik dan oklusi
57
Tahap terakhir pada perjanjian/konsultasi pertama ialah pasien diminta
untuk memakai elastic yang ringan pada daerah posterior atau juga pada daerah
anterior bila terlihat adanya gigitan terbuka. Biasanya digunakan 3/8 inci box
elastic dengan tarikan/gaya 6 oz atau lebih kecil. Elastik ini harus dipakai terus
elastic segera sesudah tindakan bedah adalah untuk menunjang kedudukan yang
baru setelah operasi dan agar tidak terjadi lepas dan menuntun agar diperoleh pola
pensejajaran akar pada daerah operasi, interdigitasi maksimum, susunan gigi yang
lebih baik, retensi dari otot-otot oral yang telah diorientasi ulang untuk mencegah
relaps, overjet dan overbite yang ideal dan untuk menstabilkan hasil yang
cetakan dental. Jika gigi-gigi betul-betul tidak teratur atau ketika bentuk lengkung
58
maksila dan mandibula tidak sesuai, bedah model tidak mungkin dilakukan tanpa
mengartikulasikan model pra perawatan dengan tangan dalam posisi pasca bedah.
cetakan RB ke depan relative terhadap cetakan rahang bawah. Lebih mudah untuk
mempelajari hubungan gigi jika cetakan gigi ditanam sementara pada articulator
yang tidak tetap sehingga model tersebut dapat dipasang pada posisi yang
dikehendaki.5
memberikan splint bagi koreksi splint bedah, dan memberikan acuan komparatif
terhadap hasil oklusal yang saat ini dicapai sebagaimana terlihat pada fiksasi
intermaksila.5
Keuntungan prosedur ini adalah memberikan tujuan yang jelas bagi ahli
tepat untuk membantu penyembuhan dan mampu menempatkan gigi dalam suatu
59
posisi yang telah direncanakan, bahkan jika gigi-gigi tersebut tidak
60
BAB IV
KOMPLIKASI
Le Fort I osteotomy
segmen, kerusakan pada gigi (terutama akar) dan kehilangan atau kerusakan pada
pasokan darah segmen; semua ini yang dihindari. Kebutuhan pasien yang akan
memperingatkan potensi risiko jenis pembedahan. Sisa oronasal atau antral fistula
dapat terjadi tetapi ini jarang terjadi. Untungnya, nekrosis lengkap segmen jarang
terjadi, biasanya ketika flaps jaringan lunak telah rusak secara ekstensif. Terapi
Le Fort II osteotomy
pada saraf infraorbital atau saluran nasolacrimal dapat terjadi, tapi ini tidak biasa.
Ada sedikit kecenderungan untuk relaps vertikal sebelah anterior dan ini penting
ketika reposisi inferior Maksila sedang dilakukan dan suatu perhitungan perlu
diambil dari ini ketika perencanaan. Jika onlaying maksila terutama atas
keunggulan malar diperlukan dari plat auter graft tulang kranial yang terbaik,
memperbaiki ini ke tulang rahang atas anterior dan malar dengan sekrup kecil.6
61
jika komunikasi yang tidak disengaja dengan rongga kranial telah terjadi.
gangguan perdarahan dapat terjadi mungkin dari kerusakan pada pembuluh rahang
atas atau dari vena pteryoid. Bisa ada masalah jalan napas dan kerusakan
kadang infeksi pasca operasi yang berhubungan dengan prosedur graft tulang.
ulserasi kornea dapat mempersulit operasi orbital. Mungkin ada drift inferior dan
hidung dan sinus paranasal infeksi jarang terjadi. Mungkin ada kerusakan pada
saraf supra dan infraorbital dan jarang ke okulomotor saraf dan otot, atau saraf
anterior kadang-kadang terlihat, serta trismus. Deformitas Sisa yang dapat akibat
dari relaps atau koreksi asimetris dan lekukan temporal. Ucapan kadang-kadang
secara lateral melalui sigmoid notch. Luka pada pembuluh saraf marginal
62
Osteotomi ramus vertikal intraoral
diberikan selama fiksasi segmen dengan kawat. Kawat transosseus yang tidak
tepat dapat menekan atau menarik kawat ke posisi yang tidak menguntungkan.
Jika terjadi beberapa kesalahan tempat, hal ini seharusnya diperbaiki dengan
Split yang salah mungkin terjadi pada plat kortikal lingual. Split yang
buruk mungkin terjadi pada segmen kondilar. Split yang buruk ini biasanya
diakibatkan pencabutan gigi molar terakhir pada saat operasi. Dari itu, sebaiknya
pencabutan gigi molar ketiga dilakukan enam bulan sebelum operasi. Alasan
utama untuk split yang buruk adalah penggunaan fulcrum yang salah pada segmen
lateral.5
darah fasial, medullary bed, dan jarang terjadi dari vena retromandibular.
tekanan. Tapi pada kasus perdarahan pembuluh darah facial, perdarahan dapat
63
retractor dengan ujung melengkung untuk memegang tepi inferior dan mencegah
Genioplasti
panjang dianggap disebabkan oleh luka langsung pada pembulu saraf atau
neurapraxia traction, resorpsi yang berlanjut dari tulang atau nekrosis pada sistem
vaskular dari segmen yang bergerak dapat dihindari dengan menjaga vaskularisasi
yang luas dari pedikel jaringan lunak, haemorrage dan terhambatnya jalan napas
Ptosis dagu yang dihasilkan dari redraping inferior pada jaringan lunak
dagu. Gejala-gejalanya meliputi fold labiomental yang rata, gigi bawah yang terus
Resorpsi tulang akibat aloplasti juga dapat terjadi dan devitalisasi dari gigi
dapat terjadi akibat aliran darah pulpa yang tidak mencukupi. Dari itu, tindakan
64
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
dijumpai oleh dokter gigi. Pada kondisi bahwa diperkirakan penggunaan alat-alat
pilihan yang dapat dijalani adalah perawatan bedah rahang orthodontik atau bedah
orthognatik.
pembedahan.
pasien, dalam hal ini mencakup suatu permintaan dan penilaian yang tepat dari
menyusun rencana perawatan yang tepat dan melakukan perawatan yang telah
65
hal perangkat penunjang diagnosis seperti model studi, analisa radiografik,
Bedah orthognatik, yang merupakan suatu jenis lain dari suatu bedah,
penanganan pasien sebelum, selama dan setelah prosedur bedah adalah penting
untuk hasil yang memadai sebagaimana rincian dari teknik bedah. Aspek penting
neurovaskular, metode fiksasi segmen tulang, dan kontrol oklusi dan rehabilitasi
rahang.
mencari posisi oklusi baru karena segmen tulang yang berubah. Perawatan
pensejajaran akar pada daerah operasi dan mencegah relaps, overjet dan
sebagai hasil pembedahan dalam versi cetakan dental. Splint bedah dimana
membantu penyembuhan dan mampu menempatkan gigi dalam suatu posisi yang
telah direncanakan.
66
darah segmen, dan komplikasi bedah kompleks yang khusus dapat terjadi pada
bedah Le Fort III. Sedangkan pada bedah mandibula, komplikasi yang harus
dihindari, adalah luka pada bundel neurovaskular, perdarahan, serta resorpsi dari
V.2 Saran
oleh beberapa ahli yang dapat membantu kesuksesan hasil pembedahan, seperti
67