Anda di halaman 1dari 21

BAB II

Pembahasan
2.1.Gambaran Umum Koperasi
2.1.1. Konsep Koperasi Sebagai Organisasi Bisnis
Pada UU No. 25 tahun 1992, koperasi dijelaskan sebagai badan usaha yang
beranggotakan orang atau seorang atau badan hukum koperasi, dengan melandaskan
kegiatannya pada prinsip-prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat
yang berdasar atas asas kekeluargaan. Beberapa hal yang tersirat dari definisi tersebut :
1. Koperasi adalah kumpulan orang-orang dan bukan kumpulan modal. Artinya nilai-
nilai yang dikembangkan didasarkan pada kepentingan orang sebagi anggota.
2. Koperasi juga merupaka kumpulan badan-badan hukum koperasi.
3. Aktivitas koperasi harus berlandaskan pada prinsip koperasi yang ditentukan oleh UU
Perkoperasian (UU No. 25 Tahun 1992), yakni:
a. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka
b. Pengelolaan dilakukan secara demokratis
c. Pembagian SHU dilakukan secara adil sesau dengan besarnya jasa masing-masing
anggota
d. Pemberian balas jasa terbatas terhadap modal
e. Kemandirian
f. Pendidikan perkoperasian
g. Kerjasama antar koperasi
4. Koperasi adalah organisasi ekonomi otonom yang berasal dari anggota, oleh anggota,
dan untuk anggota.
5. Dikembangkan nilai-nilai kerjasama saling tolong-menolong, solidaritas dan
kekeluargaan dalam upaya meningkatkan taraf hidup.

International Cooperative Alliance (ICA) mendefinisikan koperasi sebagai kumpulan


orang-orang atau badan hukum yang bertujuan untuk memperbaiki sosial ekonomi
anggotanya dan memenuhi kebutuhan ekonomi anggota dengan saling membantu
antaranggota, membatasi keuntungan, serta usaha tersebut harus didasarkan pada prinsip-
prinsip koperasi. Secara lengkap prinsip koperasi ICA adalah :
1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka
2. Dikelola secara demokratis
3. Partisipasi anggota dalam ekonomi
4. Kebebasan dan otonomi
5. Pengembangan pendidikan, pelatihan, dan informasi
6. Kerjasama antar koperasi
7. Bekerja untuk kepentingan komunitas

2.1.2. Prinsip-prinsip Koprasi


1. Prinsip Mukner
Prinsip-prinsip koperasi yang diidentifikasi Munkner tersebut merupakan perpaduan dari
aturan-aturan yang berlaku dalam organisasi sosial dan kehidupan bermasyarakat.
Menurut Munkner prinsip-prinsip koperasi adalah prinsip-prinsip ilmu pengetahuan
sosial yang dirumuskan dari pengalaman dan merupakan petunjuk utama (guiedline)
dalam mengerjakan sesuatu.

2. Prinsip Rochdale
Menurut Rochdale prinsip-prinsip adalah acuan atau tujuan dasar bagi berbagai koperasi
diseluruh dunia. Penyesuaian dilakukan oleh berbagai negara sesuai dengan keadaaan
koperasi, sosial budaya, dan perekonomian masyarakat setempat.
3. Prinsip Raiffeisen
Menurut Raiffesien prinsip-prinsipnya adalah swadya, daerah kerja terbatas, SHU untuk
cadangan, tanggung jawab anggota tidak terbatas, pengurus bekerja atas dasar
kesukarelaan, usaha hanya kepada anggota, keanggotaan atas dasar watak, bukan uang.
4. Prinsip Schulze
Menurut Herman Schulze adalah swadya, daerah kerja tak terbatas, SHU untuk cadangan
dan untuk dibagikan kepada anggota, tanggung jawab anggota terbatas, pengurus bekerja
dengan mendapat imbalan, usaha tidak terbatas tidak hanya untuk anggota.
5. Prinsip ICA
Menurut ICA prinsip-prinsipnya adalah sebagai berikut:
a. keanggotaan koperasi secara terbuka tanpa adanya pembatasan yang dibuat-buat.
b. kepemimpinan yang demokrasi atas dasar satu orang satu suara.
c. modal menerima bunga yang terbatas, itupun bila ada.
d. SHU dibagi 3 yaitu sebagian untuk cadangan,sebagian untuk
masyarakat,sebagian untuk dibagikan kembali kepada anggota sesuai dengan jasa
masing-masing.
e. semua koperasi harus melaksanakan pendidikan secara terus-menerus.
f. gerakan koperasi harus melaksanakan kerja sama yang erat, baik ditingkat
regional, maupun internasional.

2.1.3. Bentuk dan Jenis Koperasi


1 Bentuk Koperasi
Ketentuan yang terdapat dalam pasal 15 UU No. 25 Tahun 1992 menyatakan
bahwa koperasi dapat berbentuk koperasi primer atau koperasi sekunder. Koperasi primer
adalah koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan orang seorang. Koperasi ini
dibentuk sekurang-kurangnya 20 puluh orang. Koperasi sekunder adalah koperasi yang
didirikan oleh dan beranggotakan koperasi. Pengertian koperasi sekunder meliputi semua
koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan koperasi primer dan/atau koperasi
sekunder. Koperasi sekunder didirikan oleh sekuang-kurangnya 3 (tiga) koperasi.
Berdasarkan kesamaan kepentingan dan tujuan efisiensi, koperasi sekunder dapat
didirikan oleh koperasi sejenis maupun berbagai jenis tingkatan. Dalam hal koperasi
mendirikan koperasi sekunder dalam berbagai tingkatan, seperti yang selama ini dikenal
sebagai pusat, gabungan dan induk maka jumlah tingkatan maupun penamaannya diatur
sendiri oleh koperasi yang bersangkutan.
Jika dilihat kembali ketentuan pasal 15 dan 16 UU No. 12 Tahun 1967 beserta
penjelasannya, maka dapat diketahui empat tingkatan organisasi koperasi yang
didasarkan atau disesuaikan dengan tingkat daerah administrasi pemerintahan, yaitu
sebagai berikut:
a. Koperasi primer, dibentuk sekurang-kurangnya 20 orang yang telah memenuhi
syarat-syarat keanggotaan sebagaimana ditentukan dalam undang-undang.
b. Pusat koperasi, terdiri dari sekurang-kurangnya 5 koperasi primer yang berbadan
hukum. Koperasi ini daerah kerjanya adalah daerah tingkat kabupaten.
Gabungan
c. koperasi, terdiri dari sekurang-kurangnya 3 pusat koperasi yang berbadan
hukum. Gabungan koperasi ini daerah kerjanya adalah daerah tingkat propinsi.
d. Induk koperasi, terdiri dari sekurang-kurangnya 3 gabungan koperasi yang berbadan
hukum. Induk koperasi ini daerah kerjanya adalah Ibukota Negara R (tingkat
nasional).

Dikemukannya UU No. 12 Tahun 1967 ini dimaksudkan sebagai bahan


pembanding, karena pada kenyataannya didalam UU No.25 Tahun 1992 tingkatan
organisasi koperasi tidak dijelaskan secara terinci. Tetapi, perlu diperhatikan menurut
UU No. 25 Tahun1992 pasal 6 dikatakan bahwa “koperasi sekunder dibentuk oleh
sekurang-kurangnya 3 koperasi”. Jadi, berdasarkan pasal 6 UU No. 25 Tahun 1992,
pembentukan pusat koperasi, gabungan koperasi maupun induk koperasi cukup
dengan tiga koperasi pada tingkat bawahnya.
Adanya empat tingkat organisasi yang lazim dikenal, seperti primer, pusat
gabungan, dan induk tidak perlu digunakan dalam mengatur tingkat-tingkat
organisasi. Pilihan jumlah tingkat kurang dari empat harus pula terbuka.
Dengan tidak mengurangi hak koperasi tingkat bawahan untuk mengawasi
koperasi tingkat atasan berkewajiban dan berwenang menjalankan bimbingan dan
pemeriksaan terhadap koperasi tingkat bawahannya, ketentuan ini diadakan untuk
menjaga tetap sehatnya pertumbuhan koperasi dengan jalan pemberian bimbingan
oleh tingkat atasannya. Kewajiban dan wewenang tersebut dicantumkan dalam
anggaran dasar dari koperasi tingkat atasan tadi.
Pemusatan koperasi g dalam beberapa tingkatan dalam kesatuan yang tidak bisa
dipisah-pisahkan mempunyai beberapa keuntungan, yaitu sebagai berikut :
1. Menekan atau menghindari kemungkinan persaingan yang tidak sehat diantara
koperasi-koperasi yang ada.
2. Ada hubungan yang saling melengkapi dalam suasana asas kekeluargaan diantara
koperasi-koperasi tersebut, antara lain: biaya dapat dikurangi/diperingan dan
harga dapat ditekan serendah-rendahnya.
3. Kerjasama yang baik dan bertanggungjawab akan dapat menjamin sehatnya
sektor koperasi dari sudut kehidupan organisasi dan usaha, sehingga:
a. koperasi primer atau salah satu tingkat organisasi lain yang kuat, dapat terus
maju dengan kekuatannya sendiri dan menjadi dasar yang sehat bagi tingkat
organisasi diatasnya, sedangkan yang lemah dibantu oleh tingkat organisasi t
atasnya, baik permodalan, administrasi, dan manajemen.
b. masalah-masalah dalam koperasi dapat diatasi dalam lingkungan kerja
samanya sendiri dan ini berarti berkurangnya atau hilangnya ketergantungan
pada perusahaan atau badan lain t luarnya atau bahkan t sektor lain.

2 Jenis Koperasi
Sesuai ketentuan yang terdapat dalam pasal 16 UU No.25 Tahun 1992 beserta
penjelasannya dinyatakan bahwa "jenis koperasi didasarkan pada kesamaan kegiatan dan
kepentingan ekonomi anggotanya”. Dasar untuk menentukan jenis koperasi adalah
kesamaan aktivitas, kepentingan dan kebutuhan ekonomi anggotanya, seperti antara lain
koperasi simpan pinjam, koperasi konsumen, koperasi produsen, koperasi pemasaran,
dan koperasi jasa. Khusus koperasi yang dibentuk oleh golongan fungsional seperti
pegawai negeri, anggota ABRI, karyawan dan sebagainya, bukan merupakan jenis
koperasi tersendiri.
Penjenisan koperasi dapat ditinjau dari berbagai sudut pendekatan, antara lain
sebagai berikut :
1. Berdasarkan pada kebutuhan dan efisiensi dalam ekonomi sesuai dengan sejarah
timbulnya gerakan koperasi, maka dikenal jenis-jenis koperasi sebagai berikut :
a. Koperasi konsumsi
b. Koperasi kredit.
c. Koperasi produksi.
d. Koperasi jasa.
e. Koperasi distribusi (pemasaran).

2. Berdasarkan golongan fungsional, maka dikenal jenis-jenis koperasi sebagai berikut:


a. Koperasi Pegawai Negeri (KPN).
Untuk menyesuaikan dengan perkembangan keadaan, maka pada tanggal 4
April 1995 nama induk koperasi pegawai negeri Republik Indonesia (IKP-R).
Perubahan nama dari koperasi pegawai negeri menjadi koperasi pegawai
Republik Indonesia dengan sendirinya diikuti oleh semua jenjang t bawahnya.
b. Koperasi angkatan darat (Kopad).
c. Koperasi angkatan laut (Kopal).
d. Koperasi angkatan udara (Kopau).
e. Koperasi angkatan kepolisian (Koppol).
f. Koperasi pensiunan angkatan darat.
g. Koperasi pensiunan (Koppen).
h. Koperasi karyawan (Kopkar).
i. Koperasi Sekolah.
Koperasi sekolah tercermin dari asas dan tujuan yang merupakan dasar setiap
kegiatan koperasi. Koperasi sekolah sebagai badan usaha tidak berbadan
hukum. Hal ini disebabkan pelajar, siswa dan/atau yang dipersamakan dianggap
belum mampu melakukan tindakan hukum. Mereka dapat membentuk koperasi
tercatat.
a. Mendidik, menanamkan dan memelihara suatu kesadaran hidup bergotong
royong dan setia kawan diantara para murid.
b. Memupuk rasa cinta kepada sekolah;
c. Memelihara dan mengembangkan usaha, mempertinggi mutu pengetahuan
dan ketermapilan;
d. Menanamkan dan memupuk rasa tanggung jawab murid dalam hidup
bergotong royong dalam masyarakat;
e. Memelihara hubungan baik dan saling pengertian yang mendalam diantara
keluarga sekolah.

Keanggotaan koperasi sekolah terdiri dari siswa-siswa SD, SMP, SMU dan
sekolah/pendidikan yang setaraf. Yang dimaksud sekolah/pendidikan setaraf
tersebut ialah madrasah, pondok pesantren, pramuka, sekolah kejuruan yang
diselenggarakan oleh yayasan swasta, pemerintah, panti asuhan.
Untuk memenuhi syarat sebagai anggota koperasi sekolah ditetapkan
sebagai berikut:

a. Yang menjadi anggota adalah murid / siswa sekolah


b. Setiap anggota mempunyai hak yang sama. Keanggotaan tidak dapat
dipindah tangankan kepada orang lain.
c. Setiap anggota wajib memenuhi dan melaksanakan ketentuan-ketentuan
yang berlaku dalam koperasi sekolah.

Keanggotaan berakhir, jika :

a. Murid / siswa meninggal dunia.


b. Pindah sekolah.
c. Berhenti sekolah karena tamat belajar atau alasan lain.
d. Ketentuan lain yang ditetapkan koperasi sekolah menurut anggaran dasar.

Hak dan kewajiban anggota dicantumkan dalam AD koperasi. Setiap


anggota berhak mengetahui perkembangan koperasi karena kemajuan
bergantung pada kegiatan anggota. Para anggota merupakan golongan yang
penting untuk memikul tanggung jawab dalam perkumpulan.

Koperasi sebagai badan usaha dalam menjalankan kegiatan harus sesuai


dengan ketentuan AD dan peraturan yang berlaku. Usaha yang mungkin dapat
dilakukan meliputi, hal-hal dibawah ini :

a. Tabungan, dimana anggota diwajibkan menabung secara teratur.


b. Pendidikan dan latihan, khususnya untuk menambah pengetahuan tentang
koperasi.
c. Usaha yang dapat memenuhi kebutuhan secara langsung, diantaranya :
buku pelajaran, alat-alat tulis, kafetaria sekolah. Disamping itu, dapat pula
berupa perbengkelan, pertukangan dan percetakan untuk keperluan sekolah
atau keperluan pihak lain tanpa melanggar tujuan pendidikan koperasi.

Rapat anggota merupakan kekuasaan tertinggi memilih pengurus. Pengurus


merupakan pemegang amanat dari para anggota dan bertanggung jawab kepada
anggota. Sebelum siswa / pelajar mengerti tentang koperasi, guru duduk dalam
kepengurusan. Menjelang koperasi mendapat pengesahan pejabat koperasi
kegiatan/ usaha koperasi dapat berjalan menurut ketentuan yang berlaku.
Secara jelas kepengurusan dalam koperasi sekolah dapat diuraikan sebagai
berikut:

a. Koperasi sekolah dipimpin oleh pengurus dari kalangan anggota koperasi


sekolah yang dipilih oleh rapat anggota.
b. Pengawas dan bendahara bertanggung jawab kepada pimpinan / kepala
sekolah.
c. Jika, keanggotaan pengurus seluruh atau sebagian tidak terdapat darfi
kalangan murid / siswa untuk sementara diangkat dari guru-guru.
Kemudian diserahkan kepada tenaga-tenaga dari kalangan murid / siswa
sekolah yang mampu mengganti / mengisi kekosongan tersebut.

Setiap akhir tahun / sehabis masa jabatan pengurus harus membuat laporan
yang disampaikan dalam rapat anggota. Laporan itu disampaikan juga kepada
pejabat yang berwenang menangani urusan koperasi/ dinas / kantor koperasi
dan kantor wilayah departemen pendidikan nasional propinsi.

3. Berdasarkan lapangan usaha, maka dikenal beberapa jenis koperasi antara lain
sebagai berikut :
a. Koperasi Desa / Koperasi Serba Usaha
Yang dimaksud dengan koperasi desa adalah koperasi yang anggota-
anggotanya terdiri dari penduduk desa yang mempunyai kepentingan-
kepentingan yang sama. Koperasi desa menjalankan aneka usaha dalam suatu
lingkungan. Jadi, koperasi ini dapat menjalankan beberapa macam usaha
(multipurpose) sesuai dengan keperluan masyarakat dan lingkungan.
Dalam satu desa, cukup diadakan satu koperasi desa saja yang
menyelenggarakan bermacam-macam usaha, antara lain:
a) Penggarapan tanah.
b) Pembelian alat-alat pertanian.
c) Pembelian pupuk.
d) Transportasi.
e) Kebutuhan sehari-hari.
f) Simpan pinjam.
g) Penjualan bersama.
h) Kerajinan dan lain-lain.

Dengan adanya satu koperasi disatu desa kan memberikan beberapa


keuntungan, antara lain adalah sebagai berikut :

a) Seorang penduduk cukup menjadi anggota satu koperasi desa.


b) Modal koperasi dapat dipakai lebih intensif.
c) Tenaga ahli yang jumlahnya sedikit dapat dihimpun.
d) Mudah diadakan pembinaan dan penyuluhan.
e) Tidak terdapat persaingan antara usaha koperasi serta dapat bersatu
menghadapi usaha-usaha dari luar.

b. Koperasi konsumsi
Koperasi konsumsi ialah koperasi yang anggota-anggotanya terdiri dari
tiap-tiap orang yang mempunyai kepentingan langsung dalam bidang konsumsi.
Koperasi ini berfungsi :
a) Sebagai penyalur tunggal barang-barang kebutuhan rakyat sehari-hari yang
memperpendek jarak antara produsen dan konsumen.
b) Harga barang ditangan konsumen menjadi lebih murah.
c) Biaya penjualan maupun biaya pembelian dapat ditekan.

Untuk melaksanakan tugas itu, maka mungkin hanya koperasi-koperasi


primer yang memiliki pusat / gabungan / induk yang mampu menyalurkan
barang-barang kepada konsumen dengan harga lebih murah karena pusat /
gabungan / induk dapat membeli langsung dari produsen atau menginpor
sendiri dan lalu menyalurkan g koperasi-koperasi primer.

c. Koperasi pertanian
Koperasi pertanian adalah koperasi yang anggota-anggotanya terdiri dari
petani pemilik tanah, penggarap, buruh tani dan orang-orang yang
berkepentingan serta mata pencahariannya berhubungan dengan usaha pertanian
yang bersangkutan. Usaha dapat dilakukan oleh koperasi pertanian, antara lain :
a) Mengusahakan pembelian bibit, pupuk, obat-obatan, alat-alat pertanian.
b) Mengolah hasil pertanian dari tingkat bahan mentah menjadi barang jadi,
misalnya pengolahan karet, penggilingan padi dan sebagainya.
c) Memberi kredit bagi yang memerlukan untuk keperluan produk pertanian,
supaya terhindar dari sistem ijon.
d) Mengusahakan pasar penjualan hasil-hasil pertanian.
e) Mendidik petani berorganisasi secara koperatif untuk mengatasi kesulitan.

d. Koperasi Peternakan
Koperasi peternakan adalah koperasi yang anggota-anggotanya terdiri dari
pengusaha dan buru peternakan yang berkepentingan dan mata pencahariannya
langsung berhubungan dengan peternakan. Koperasi peternakan dapat didirikan
sesuai dengan jenis ternak. Lapangan usaha peternakan dapat meliputi, antara
lain :
a) Mengusahakan pembelian bahan-bahan/ alat-alat peternakan.
b) Mengolah hasil peternakan menjadi barang bernilai lebih tinggi, misalnya
menyamak kulit, mengasinkan telut.
c) Penjualan hasil-hasil peternakan.
d) Menyediakan kredit bagi para aggota.
e) Memperbaiki teknik beternak, menyediakan obat-obatan, alat-alat
peternakan, bibit ternak dan sebagainya.
f) Menyelenggarakan pendidikan / penerangan tentang peternakan tetap guna.

e. Koperasi Perikanan
Koperasi perikanan adalah koperasi yang anggota-anggotanya terdiri dari
pengusaha, pemilik alat perikanan, buruh / nelayan yang kepentingan serta mata
pencahariannya langsung berhubungan dengan usaha perikanan. Jenis koperasi
perikanan terdiri dari :
a) Koperasi perikanan darat.
b) Koperasi perikanan laut / nelayan.

Lapangan usaha koperasi perikanan antara lain :

a) Mengusahakan pembelian alat-alat perikanan.


b) Mengusahakan modernisasi teknik dan perluasan pemeliharaan dan
penangkapan ikan.
c) Mengusahakan pembuatan sendiri bahan-bahan / alat-alat.
d) Mengusahakan penjualan hasil dengan organisasi pelelangan ikan yang
baik.
e) Mengusahakan pengolahan dan pengawetan ikan.
f) Menyediakan kredit.

f. Koperasi Kerajinan / Industri


Koperasi kerajinan adalah koperasi yang anggota-anggotanya terdiri dari
pengusaha, pemilik alat-alat produksi dan buruh yang berkepentingan serta
mata pencahariannya langsung berhubungan dengan kerajinan / industri yang
bersangkutan. Jenis koperasi kerajinan dapat dibedakan dari barang yang
dihasilkan :
a) Koperasi batik.
b) Koperasi keramik.
c) Koperasi kerajinan perak dan sebagainya.

Lapangan usaha koperasi kerajinan dapat dibagi menurut tingkatannya, yaitu


sebagai berikut :
a) Kerajinan sambilan, umumnya dilakukan dirumah-rumah setelah pekerjaan
pertanian selesai. Waktu luang digunakan dengan menganyam tikar,
membuat perabot dapur, mengukir dan sebagainya.
b) Kerajinan sebagai pekerjaan pokok dengan alat-alat mesin sederhana.
c) Kerajinan besar / industri yang sudah memakai mesin-mesin modern.

Lapangan usaha koperasi kerajinan antara lain:

a) Mengatur pembelian bahan-bahan yang diperlukan / menyelenggarakan


sendiri.
b) Mengadakan pembelian alat-alat produksi secara bersama.
c) Mengorganisir penjualan hasil-hasil kerajinan anggota.
d) Menyediakan kredit untuk anggota.

g. Koperasi Simpan Pinjam


Koperasi simpan pinjam (koperasi kredit) adalah koperasi yang anggota-
anggotanya setiap orang yang mempunyai kepentingan langsung t bidang
perkreditan. Tujuan dari koperasi kredit adalah sebagai berikut :
a) Membantu keperluan kredit para anggota yang sangat membutuhkan
dengan syarat dan bunga yang ringan.
b) Mendidik para anggota supaya giat menyimpan secara teratur sehingga
membentuk modal sendiri.
c) Mendidik anggota hidup berhemat, dengan menyisihkan sebagian dari
pendapatannya.
d) Menambah pengetahuan tentang perkoperasian.

Untuk menambah modal koperasi, maka sebagian keuntungan tidak


dibagikan kepada anggota, tetapi dicadangkan. Bila modal koperasi besar,
kemungkinan pemberian kredit kepada anggota dapat diperluas. Untuk
mencapai tujuan pemberian kredit, perlu adanya pengawasan terhadap
penggunaan kredit yang telah diberikan, sehingga penyelewengan dapat
dihindarkan.
h. Koperasi Asuransi
Usaha untuk menumbuhkan asransi secara koperatif telah diberikan
gagasan dan dianjurkan oleh Menteri Nakertranskop tahun 1975. Tujuan
asuransi untuk memperkecil resiko serta melalui usaha koperasi dapat
mengumpulkan dana yang cukup besar.
Pengertian asuransi adalah suatu persetujuan antara pihak yang berjanji
menjamin terhadap pihak yang dijamin, untuk menerima sejumlah uang premi
ganti kerugian akan diterima oleh yang menjamin terhadap akibat terjadi
peristiwa yang belum tentu.
Asuransi koperasi Indonesia dimaksudkan untuk menjamin kesejahteraan
anggota. Salah satu contoh koperasi asuransi adalah Koperasi Asuransi
Indonesia (G) yang pada akhir tahun 1995 telah mempunyai 2.567.798
pemegang polis, menduduki peringkat empat dalam deretan asuransi-asuransi
jiwa t Indonesia adalah hal jumlah penjualan polis.

i. Koperasi Unit Desa (KUD)


Koperasi Unit Desa didahului dengan berdirinya BUUD / KUD yang
mendasarkan pada inpres No. 4 Tahun 1973. Sesungguhnya, mendahului
berdirinya BUUD / KUD, Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta pada tanggal 11
Februari 1971 telah mengeluarkan SK No. 32 / 1971 bagi pendirian suatu
BUUD percobaan, cita-cita mana didukung oleh BRI dan peneliti dari UGM.
Tujuan dari pembentukan KUD ini adalah sebagai berikut :
a) Menjamin terlaksananya produksi program peningkatan
produksi pertanian, khususnya produksi pangan secara efektif dan efisien.
b) Memberikan kepastian bagi petani produsen khususnya, serta masyarakat
desa pada umumnya, bahwa mereka tidak hanya mempunyai tanggung
jawab untuk ikut serta meningkatkan produksi sendiri, tetapi juga secara
nyata dapat memetik dan menikmati hasilnya guna meningkatkan taraf
hidup serta kesejahteraannya.
Dalam perkembangan terakhir sejak diberlakukannya Inpres No. 18 tahun
1998, maka berbagai macam / jenis koperasi bermunculan sesuai dengan
aspirasi masyarakat, antara lain :

a) Koperasi Tani (Koptan)


b) Koperasi Pondok Pesantren (Koppontren),
c) Koperasi Wanita / Koperasi An – nisa,
d) Koperasi Agribisnis,
e) Koperasi Pedagang Pasar / Kaki Lima,
f) Koperasi Industri / Kerajinan,
g) Koperasi Syariah (Kopsyah),
h) Koperasi Serba Usaha,
i) Koperasi Kredit (Kopdit),
j) Koperasi t Kalangan Profesi (Akuntan, Arsitek, pengacara, Dokter, dan
Lain-lain),
k) Koperasi Kelompok Masyarakat tertentu (Pokmas).

Undang-Undang No. 12 Tahun 1967 tentang pokok-pokok perkoperasian


UU ini disahkan pada tanggal 18 Desember 1967. Meskipun dipersiapkan dalam waktu
relatif pendek (kurang dari satu tahun), tetapi merupakan suatu sukses besar karena dalam waktu
yang relatif pendek tim yang dibentuk dapat menghilangkan pengaruh-pengaruh yang dapat
menjerumuskan gerakan koperasi g salah saru aliran. T samping itu, penyusunan UU No. 12
Tahun 1967 ini dilandasi oleh pemikiran dan kaidah ekonomi.

Sebagai pelaksana U tersebut Direktorat Jenderal Koperasi, Departemen Transmigrasi


dan Koperasi (Transkop) mengeluarkan “Bunga Rampai Peraturan-peraturan Perkoperasian”
tahun 1968 – 1969 yang memuat keputusan dan peraturan.

Peraturan perkoperasian tersebut, mempunyai kedudukan sebagai pelaksanaan UU No.12


Tahun 1967. Peraturan-peraturan pelaksana mempunyai kedudukan yang penring dalam
perkembangan gerakan koperasi Indonesia. Keputusan Menteri Transkop No. 64 / Kpts /
Mentranskop / 1969 tanggal 16 – 07 – 1969 mengharuskan bentuk organisasi kesatuan Gerakan
Koperasi Indonesia berbadan hukum. Sebagai realisasinya, maka tanggal 9 Februari 1970
terbentuk badan Gerakan Koperasi Indonesia dengan nama : Dewan Koperasi Indonesia.

UU No. 12 / 1967 telah meletakkan dasar pola pemikiran ekonomi bagi gerakan koperasi
dan memberikan peluang yang luas bagi usaha koperasi. Namun sayang, selama 25 tahun
(sampai dengan 1992) digunakan sebagai landasan kegiatan berkoperasi, tetapi belum juga
didukung oleh suatu peraturan pelaksanaan yang diharapkan dapat membantu memberi petunjuk
bagi pelaksanaan UU itu.
2.1.4. Arti Lambang Koperasi Lama dan Baru

Lambang Lama Koperasi Indonesia

Lambang Koperasi Indonesia memiliki arti sebagai berikut:

1. Bintang Satu Dalam Perisai


Arti lambang bintang tersebut adalah bahwa Pancasila adalah sebagai ideologi koperasi. Dengan
diwakili oleh bintang dalam perisai tersebut secara tidak langsung juga mewakili sila yang lain.

2. Pohon Beringin
Pohon beringin adalah pohon yang kuat dan kokoh serta berakar kuat. Hal ini untuk melambang
kepribadian diri masyarakat Indonesia yang m bergerak dan bergabung dengan koperasi.
Diharapkan, masyarakat yang m bergabung dan bergerak t bidang koperasi akan kuat
ekonominya, tidak goyah dengan berbagai cobaan yang menghadangnya, dan siap untuk
bersaing dengan luar negeri dalam bidang ekonomi.
3. Kapas dan Padi
Kapas dan padi adalah lambang atau simbol untuk sebuah kemakmuran. Dengan bergabung
dengan koperasi diharapkan rakyat bisa menjadi lebih makmur dan sejahtera.

4. Rantai
Rantai adalah suatu pengikat yang sangat kokoh. Arti lambang koperasi rantai menunjukkan
kokohnya persahabatan, artinya, masyarakat yang m bergabung dengan koperasi akan saling
terhubung sehingga terjalin sebuah ikatan kekeluargaan dan persahabatan yang kuat dan kokoh
seperti rantai.

5. Roda Bergerigi
Roda bergerigi adalah melambangkan kerja keras yang dilakukan secara konsisten dan terus
menerus. Dengan begitu, masyarakat yang m bergabung dengan koperasi adalah manusia-
manusia yang selalu gigih dan bekerja keras.

6. Neraca
Neraca atau timbangan adalah suatu alat untuk menakar sesuatu dengan tepat. Dengan begitu,
arti lambang koperasi timbangan adalah keadilan sosial bagi seluruh masyarakat yang terdaftar
dalam keanggotaan koperasi.

7. Tulisan Koperasi Indonesia


Tulisan tersebut adalah sebagai identitas koperasi Indonesia, sekaligus menunjukkan jati dirinya
sebagai lembaga besar Indonesia.

8. Warna Merah Putih


Warna merah putih adalah warna bendera Indonesia. Dengan begitu setiap anggota koperasi
adalah orang-orang yang cinta tanah air dan memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi.

LAMBANG BARU KOPERASI INDONESIA


Dasar:

Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM Nomor 02/Per/M.KUKM/IV/2012 tanggal 17


April 2012 tentang Penggunaan Lambang Koperasi Indonesia;

Surat Keputusan Dekopin Nomor SKEP/14/DEKOPIN-UU/2012 tanggal 30 Maret 2012 tentang


Perubahan Lambang Logo Gerakan Koperasi Indonesia.

Penjelasan Gambar dan Warna:

1. Lambang Koperasi Indonesia dalam bentuk gambar bunga yang memberi kesan akan
perkembangan dan kemajuan terhadap perkoperasian Indonesia, mengandung makna
bahwa Koperasi Indonesia harus selalu berkembang, cemerlang, berwawasan, variatif,
inovatif sekaligus produktif dalam kegiatannya serta berwawasan dan berorientasi pada
keunggulan dan teknologi;
2. Lambang Koperasi Indonesia dalam bentuk gambar 4(empat) sudut pandang
melambangkan arah mata angin yang mempunyai maksud Koperasi Indonesia:
a. Sebagai gerakan koperasi t Indonesia untuk menyalurkan aspirasi;
b. Sebagai dasar perekonomian nasional yang bersifat kerakyatan;
c. Sebagai penjunjung tinggi prinsip nilai kebersamaan, kemandirian, keadilan dan
demokrasi.
d. Selalu menuju pada keunggulan dalam persaingan global
3. Lambang Koperasi Indonesia dalam bentuk Teks Koperasi Indonesia memberi kesan
dinamis modern, menyiratkan kemajuan untuk terus berkembang serta mengikuti
kemajuan zaman yang mencerminkan pada perekonomian yang bersemangat tinggi, teks
Koperasi Indonesia yang berkesinambungan sejajar rapi mengandung makna adanya
ikatan yang kuat, baik t dalam lingkungan internal Koperasi Indonesia maupun antara
Koperasi Indonesia dan para anggotanya;
4. Lambang Koperasi Indonesia yang berwarna Pastel memberi kesan kalem sekaligus
berwibawa, selain Koperasi Indonesia bergerak pada sektor perekonomian, warna pastel
melambangkan adanya suatu keinginan, ketabahan, kemauan dan kemajuan serta
mempunyai kepribadian yang kuat akan suatu hal terhadap peningkatan rasa bangga dan
percaya diri yang tinggi terhadap pelaku ekonomi lainnya;
5. Lambang Koperasi Indonesia dapat digunakan pada papan nama kantor, cap/stempel,
petaka, umbul-umbul, atribut yang terdiri dari pin, tanda pengenal pegawai dan emblem
untuk seluruh kegiatan ketatalaksanaan administratif oleh Gerakan Koperasi t seluruh
Indonesia;
6. Lambang Koperasi Indonesia menggambarkan falsafah hidup berkoperasi yang memuat:
Tulisan : Koperasi Indonesia yang merupakan identitas lambang.
Gambar :
 4(empat) kuncup bunga yang saling bertaut dihubungkan bentuk sebuah lingkaran yang
menghubungkan satu kuncup dengan kuncup lainnya, menggambarkan seluruh pemangku
kepentingan saling bekerja sama secara terpadu dan berkoordinasi secara harmonis dalam
membangun Koperasi Indonesia.
Tata Warna :
 Warna hijau muda dengan kode warna G:10, M;3, Y:22, G:9;
 Warna hijau t dengan kode warna G:20, M:0, Y:30, G:25;
 Warna merah t dengan kode warna G:5, M:56, Y:76, G:21;
 Perbandingan skala 1:20

2.2. Gambaran Umum UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah)


1) Profil Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah (UMKM), pengertian UMKM:
a. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan
usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang ini.
b. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha
besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang ini.
c. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha
besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang ini.

2) Kriteria Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)


Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 untuk membedakan
usaha mikro, usaha kecil, atau usaha menengah, oleh pemerintah diberikan batasan
berdasarkan undang undang sesuai dengan kriteria jenis usaha masing masing yang
didasarkan atas peredaran usaha dan atau jumlah aktiva yang dimiliki sebagai
berikut:
a. Kriteria Usaha Mikro adalah : Usaha Mikro memiliki kekayaan bersih
paling banyak Rp 50.000.000,00 - lima puluh juta rupiah, tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil
penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000,00.
b. Kriteria Usaha Kecil adalah : Usaha Kecil memiliki kekayaan bersih
lebih dari Rp 50.000.000,00 - lima puluh juta rupiah sampai dengan
paling banyak Rp 500.000.000,00 - lima ratus juta rupiah tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil
penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 - tiga ratus juta rupiah
sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00.
c. Kriteria Usaha Menengah adalah : Usaha Menengah memiliki kekayaan
bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai
dengan paling banyak Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah)
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil
penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,00 (miliar lima ratus
juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 50.000.000.000,00 (lima
puluh milyar rupiah).

Daftar Pustaka

Bambang Agus & Erwin Putera, 2017, Manajemen Koperasi dan Usaha Mikro
Kecil Menengah (UMKM), Fakultas Ekonomi Universitas Nusantara PGRI Kediri.

Arifin Sitio dan Halomoan Tamba, 2001,Koperasi Teori dan Praktek,Penerbit Erlangga,Jakarta

Firdaus, Muhammad dan Agus Edhi Susanto. 2002. Perkoperasian (Sejarah, Teori & Praktek).
Jakarta: Ghalia Indonesia

https://nisrinaufairoh.wordpress.com/2015/01/18/gambar-koperasi-yang-la ma-baru-beserta-
penjelasannya/

Anda mungkin juga menyukai