Disusun Oleh:
1. Della
2. Friska Meilda Arianti (010116A039)
3. Nofi Melisa
4. Marcelia
5. Nafa Hastuti (010116A055)
6. Puji Wahyu Lestari (010116A063)
2018
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmadnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul “Metode Penugasan Ruang Rawat Rumah Sakit Di Indonesia”.
Makalah ini dibuat agar kami maupun pembaca dapat memahami tentang asuhan
keperawatan dan melakukannya dengan baik pada klien.
ii
BAB II
PEMBAHASAN
iii
b. Perawatan sebagian ( partial care), yaitu klien memrlukna bantuan
sebagian dalam tindakan keperawatan, misalnya pemberian obat
intravena, mengatur posisi.
c. Perawatan total (total care), yaitu klien memerlukan bantuan
secarapenuh
d. Perawatan intensif( intensive care), yaitu klien memerlukan observasi
dan tindakan keperawatan yang terus menerus.
iv
a. Perawat terampil untuk tugas/ pekerjaan tertentu
b. Mudah memperoleh kepuasan kerja bagi perawat setelah selesai
tugas
c. Kekurangan tenaga yang ahli dapat di ganti dengan tenaga yang
kurang berpengalaman untuk tugas yang sederhana
d. Memudahkan kepala ruangan untuk mengawasi staf atau peserta
didik yang praktik untuk ketrampilan tertentu
Kerugian :
v
profesional yang berpengalaman serta memiliki pengetahuan dalam
bidangnya.
Pembagian tugas di dalam kelompok di lakukan oleh pimpinan
kelompok atau ketua tim. Selain itu ketua tim bertanggung jawab dalam
mengarahkan anggota grup/ tim. Sebelum tugas dan menerima laporan
kemajuan pelayanan keperawatan klien mevbantu anggota tim dalam
menyelesaikan tugas apabila menjalani kesulitan. Selanjutnya ketua tim
yang melaporkan pada kepala ruangan tentang kemajuan pelayanan/
asuhan keperawatan terhadap klien. Tim keperawatan di kembangkan
pada tahun 1950- an dalam upaya mengurangi masalah yang berhubungan
dengan fungsi pengorganisasian pelayanan pasien.
Dalam keperawatan tim, tenaga pendukung berkolaborasi dalam
eberikan pelayanan terhadap sekelompok pasien di bawah arahan seorang
perawat profesional. Seorang ketua tim bertanggung jawab mengetahui
kondisi dan kebutuhan seluruh pasien yang di rawat oleh tim. Kewajiban
ketua tim bergantung kepada kebutuhan pasien dan beban kerja, termasuk
membantu anggota tim, memberikan pelayanan langsung, melakukan
koordinasi terhadap aktivitas pasien. Melalui komunikasi tim yang terus
menerus, pelayanan komperehensif akan dapat di berikan kepada pasien
meskipun relative banyak staf pendukung. Keperawatan tim biasanya
berkaitan dengan pola kepemimpinan demokratis.
Beberapa keuntungan metode keperawatan tim antara lain:
a. Memfasilitasi pelayanan keperawatan yang komperehensif
b. Memungkinkan pencapaian proses keperawatan
c. Konflik atau perbedaan pendapat antar staff dapat di tekan melalui
rapat tim
d. Meberi kepuasan anggota tim dalam hubungan interpersonal
e. Memungkinkan menyatukan kemampuan anggota tim yang berbeda-
beda dengan aman dan efektif.
vi
Beberapa kerugian metode keperawatan tim antara lain:
a. Rapat tim memerlukan waktu sehingga pada situasi sibuk rapat tim di
tiadakan atau terburu- buru sehingga dapat mengakibatkan
komunikasi dan koordinasi antar anggota tim terganggu sehingga
kelancaran tugas terhambat
b. Perawat yang belum terampil dan belum berpengalaman selalu
tergantung atau berlindung kepada anggota tim yang mampu atau
ketua tim
a. Suatu model asuhan yang di laksanakan oleh suatu tim terhadap satu/
sekelompok klien
b. Tim di pimpin oleh seorang perawat yang secara klinis kompeten,
mempunyai kemampuan yang baik dalam komunikasi,
mengorganisasi, dan memimpin
c. Dalam model ini, tim dapat terdiri dari pelaksana asuhan dengan level
kemampuan yang berbeda tetapi semua aktivitas tim harus
terkoordinasi secara baik
vii
d. Dalam proses asuhan, di butuhkan kesinambungan antar tim untuk
setiap shift dinas (pagi – sore – malam)
e. Semua anggota tim harus paha terhadap permasalahan klien,
intervensi dan dampaknya
3. Metode Kasus
Metode ini adalah suatu penugasan yang di berikan kepada perawat
untuk memberikan asuhan secara total terhadap seorang atau sekelompok
klien.
Prinsipnya yaitu :
a. Berpusat pada klien. Perawat bertanggung jawab untuk melakukan
suhan keperawatan secara komperehensif terhadap satu/ sekelompok
pasien pada shift dinas tertentu
b. Ssecara konsisten pasien di layani oleh perawat yang sama dalam
periode atau shift dinas
c. Dibutuhkan level kompetensi yang tinggi dari pelaksana asuhan
viii
baik dan keberadaan interdisiplin dalam satu grup dalam memberikan
pelayanan langsung meningkatkan kualitas pelayanan pasien secara
holistik.
Meskipun kepuasan kerja tinggi dalam keperawatan primer,
metode ini sulit di implementasikan karena di butuhkan tanggung jawab
dan otonomi yang tinggi dari perawat primer. Sehingga bila perawat
mengembangkan kemampuannya dalam pemberian pelayanan
keperawatan primer , mereka akan merasa tertantang dan harus
mendapatkan harga yang setimpal. Berikut beberapa keuntungan dan
kerugian metode keperawatan primer :
Keuntungan :
a. Model praktik keperawatan profesional dapat di lakukan atau di
terapkan
b. Memungkinkan asuhan keperawatan yang komperehensif
c. Memungkinkan penerapan proses keperawatan
d. Memberikan kepuasan kerja bagi perawat
e. Memberikan kepuasan bagi klien dan keluarga menerima asuhan
keperawatan
Kerugian :
ix
dan non profesional untuk sekelompok klien mulai dari masuk rumah
sakit savpai pulang di sebut tanggung jawab total atau keseluruhan.
Idealnya 2 – 3 perawat untuk 8 – 12 klien.
Keuntungan dan Kerugian :
a. Sama dengan gabungan antara metode tim dan metode keperawatan
primer
b. Semua metode diatas dapat di gunakan sesuai dengan situasi dan
kondisi ruangan. Jumlah staf yang ada harus berimbang, selain itu
katagori pendidikan tenaga yang ada perlu di perhatikan sesuai dengan
kondisi ketenagaan yang ada saat ini di Indonesia.
6. Managemen Kasus
Manajemen kasus merupakan sistem pemberian asuhan
multidisiplin yang bertujuan meningkatkan pemanfaatan fungsi berbagai
anggota tim kesehatan serta sumber- sumber yang ada. Manajemen kasus
sering di gunakan dalav sarana/ perangkat komunitas dan psikiatridan
diadopsi dalam pasien rawat inap. Manajemen kasus merupakan
rancangan terakhir yang di ajukan untuk memenuhi kebutuhan pasien.
Intervensi layanan kesehatan untuk klien secara individu atau kelompok
dengan tim multidisiplin yang bertanggung jawab secara kolaboratif
dalam kajian kebutuhan klien dan menetapkan rencana tindakan,
implementasi, evaluasi dari saat pasien di terima, di rujuk dan atau di
pulangkan.
Dalam manajemen kasus di perlukan :
a. Case manager
Case manager memegang setiap kasus individu untuk menjalankan
fungsi koordinasi dan kolaborasi, mengidentifikasi pemberian
pelayanan, pengobatan yang memiliki nilai cost efektif, dan
pengaturan pelayanan terhadap individu yang di tangani.
b. Critical / clinical pathway
x
Critical / clinical pathway yang merupakan panduan alur penanganan
pasien secara terintegrasi.
Elemen penting dalam management kasus :
a. Kerjasama semua anggota pelayanan
b. Identifikasi hasil yang di harapkan pasien
c. Menggunakan prinsip perbaikan kualitas terus menerus dan
menganalisa varian
d. Promosi praktik keperawatan profesional
Keuntungan :
Kerugian :
xi
perawat (39,5%). Populasi penelitian ini adalah seluruh tenaga perawat
pelaksana di Irina C1, C2, C3 dan C4 yang ada di RSUP Prof. Dr. R.
D. Kandou Manado sebanyak 60 orang. Hasil yang didapatkan
menunjukan bahwa perawat pelaksana yang memiliki kinerja yang
baik yaitu 22 perawat (57,9%) dan sebanyak 16 perawat (42,1%)
dengan kategori kinerja yang buruk. Dari gambaran persentase kinerja
tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar perawat rawat inap
mempunyai kinerja yang baik. Akan tetapi dari sekian banyak yang
memiliki kinerja yang baik, masih ada perawat dengan kinerja yang
buruk. Kondisi demikian perlu ditelusuri faktor-faktor yang
berhubungan dengan kinerja sehingga yang diharapkan dari hasil
penilaian kinerja perawat adalah adanya perbaikan atau peningkatan
motivasi kerja dari seluruh tenaga perawat, khususnya perawat
pelaksana di Irina C1-C4 RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. hasil
penelitian yang dilakukan peneliti di Irina C1 sampai C4 RSUP Prof.
Dr. R. D. Kandou Manado maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan
bahwa, Penerapan metode tim ada pada kategori penerapan metode tim
yang optimal, Kinerja perawat pelaksana ada pada kategori kinerja
perawat pelaksana baik. Terdapat hubungan antara penerapan metode
tim dengan kinerja perawat pelaksana di Irina C1 sampai C4 RSUP
Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.
xii
data menggunakan alat pengumpulan data berupa kuisoner dan lembar
observasi.
a. Analisa Univariat
1. Karakteristik responden
Berdasarkan penilitian bahwa dari seluruh responden yang,
mayoritas responden berjenis kelamin perempuan yaitu
sebanyak 28 orang (90,3%)
2. Gambaran penerapan metode tim di Rumah Sakit Umum
Daerah Arifin Achmad
Berdasarkan jumlah tim yang menerapkan tim dengan baik
lebih banyak dibandingkan tim yang menerapkan dengan
kurang yaitu 17 tim (54,8%) : 14 tim (45,2%)
3. Gambaran rencana asuhan keperawatan di Rumah Sakit Umum
Daerah Arifin Achmad
Bahwa tim yang memiliki rencana asuhan keperawatan yang
kurang lengkap lebih banyak ditemukan oleh peneliti yaitu
sebanyak 16 (51,6%) rencana asuhan keperawatan
b. Uji Bivariat
Hasil uji statistik menggunakan uji chi square syarat terpenuhi
yaitu tidak ada sel yang memiliki nilai expected < 5. Hasil analisis
hubungan metode tim dengan rencana asuhan keperawatan pasien
di ruang rawat inap diperoleh bahwa penerapan metode tim yang
baik memiliki rencana asuhan keperawatan yang lengkap yaitu 12
rekam medik (38,4%) lebih banyak dibandingkan tim yang
menerapakan metode tim yang kurang, dimana hanya terdapat 3
(9,7%) rencana asuhan keperawatan saja. Berdasarkan uji Chi
Square test diperoleh p value = 0,018 < α dengan α= 0,05, yang
berarti Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan ada hubungan yang
signifikan penerapan metode tim dengan rencana asuhan
keperawatan pasien di ruang rawat inap
xiii
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan
antara penerapan metode tim dengan rencana asuhan keperawatan
pasien diruang rawat inap. Hal ini dapat dipengaruhi oleh
bagaimana seorang ketua tim dapat menjalankan tugas dan
perannya. Penerapan metode tim yang baik memiliki rencana
asuhan keperawatan yang kurang lengkap sebanyak 5 rekam medik
(16,1%), sedangkan penerapan metode tim yang kurang memiliki
rencana asuhan keperawatan yang kurang lengkap lebih banyak
yaitu 11 rekam medik (35,5%). Berdasarkan uji Chi Square test
diperoleh p value 0,018 < α dengan α= 0,05, yang berarti Ho
ditolak sehingga dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan
penerapan metode tim dengan rencana asuhan keperawatan pasien
di ruang rawat inap.
xiv
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Metode penugasan adalah suatu pendekatan yang digunakan oleh tim
keperawatan dalam mendesain dan mengorganisasikan pekerjaan sehingga
tujuan pelayanan keperawatan yaitu asuhan keperawatan ynag komprehenisf,
holistik, dan berkesinambungan dapat tercapai.
Dalam pelakanaan praktek keperawatan akan selalu menggunakan salah
satu metode penugasan dibawah ini:
- Metode fungsional
- Metode penugasan tim
- Metode penugasan primer
- Metode penugasan kasus
- Metode modifikasi
B. Saran
Melalui makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca dan
menyarankan pembaca agar merujuk pada refrensi yang lain untuk
mendapatkan pemahaman yang lebih komprhensif.
xv
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI (2009). Standart Pelayanan minimal. Depkes RI : Jakarta
Depkes RI (2005). Pengembangan Manajemen Kinerja Klinik Perawat
Dan Bidan, Direktorat Pelayanan Keperawatan Direktorat Jendral
Pelayanan Medik. Depkes RI, Jakarta.
Swanburg, R.C. & Swanburg, R.J. (2000). Pengantar Kepemimpinan dan
manajemen Keperawatan Untuk Perawat Klinis
xvi