Anda di halaman 1dari 21

DESTILASI FRAKSIONASI

I. TUJUAN
Setelah melakukan percobaan ini, kami diharapkan dapat :
1. Menjelaskan perbedaan prinsip destilasi secara fraksionasi dan batch
2. Mengetahui prinsip-prinsip kesetimbangan pada suatu campuran.
3. Melakukan pemisahan campuran biner dengan metode destilasi
fraksionasi.
4. Menentukan kadar produk hasil pemisahan dengan menggunakan kurva
kalibrasi.

II. ALAT
Alat yang digunakan pada percobaan ini, antara lain:
1. Rangkaian alat destilasi
2. Piknometer
3. Erlenmeyer
4. Pipet ukur
5. Gelas Kimia
6. Gelas ukur
7. Bulp
8. Neraca digital
9. Labu semprot
10. Tempat penyimpanan bahan sisa

III. BAHAN
Bahan yang digunakan pada percobaan ini antara lain :
1. Etanol
2. Aquadest
3. Tissue
4. Alumunium Foil
IV. DASAR TEORI
A. Pengertian Destilasi Bertingkat
Destilasi bertingkat merupakan proses pemurnian zat/senyawa
cair dimana zat pencampurnya berupa senyawa cair yang titik
didihnya rendah dan tidak berbeda jauh dengan titik didih senyawa
yang akan dimurnikan. Dengan perkataan lain, destilasi ini bertujuan
untuk memisahkan senyawa-senyawa dari suatu campuran yang
komponen-komponennya memiliki perbedaan titik didih relatif kecil.
Destilasi ini digunakan untuk memisahkan campuran aseton-metanol,
karbon tetra klorida-toluen, dan lain-lain. Pada proses destilasi
bertingkat digunakan kolom fraksionasi yang dipasang pada labu
destilasi.
Tujuan dari penggunaan kolom ini adalah untuk memisahkan
uap campuran senyawa cair yang titik didihnya hampir sama/tidak
begitu berbeda. Sebab dengan adanya penghalang dalam kolom
fraksionasi menyebabkan uap yang titik didihnya sama akan sama-
sama menguap atau senyawa yang titik didihnya rendah akan naik
terus hingga akhirnya mengembun dan turun sebagai destilat,
sedangkan senyawa yang titik didihnya lebih tinggi, jika belum
mencapai harga titik didihnya maka senyawa tersebut akan menetes
kembali ke dalam labu destilasi, yang akhirnya jika pemanasan
dilanjutkan terus akan mencapai harga titik didihnya. Senyawa
tersebut akan menguap, mengembun dan turun/menetes sebagai
destilat.
Proses ini digunakan untuk komponen yang memiliki titik
didih yang berdekatan. Pada dasarnya sama dengan destilasi
sederhana, hanya saja memiliki kondensor yang lebih banya sehingga
mampu memisahkan dua komponen yang memliki perbedaan titik
didih yang bertekanan. Pada proses ini akan didapatkan substan kimia
yang lebih murni, kerena melewati kondensor yang banyak.
Sama prinsipnya dengan destilasi sederhana, hanya destilasi
bertingkat ini memilikirangkaianalat kondensor yang lebih baik,
sehingga mampumemisahkan dua komponen yang memiliki
perbedaan titik didih yang berdekatan.Untuk memisahkan dua jenis
cairan yangsama-sama mudah menguap dapatdilakukan dengan
destilasi bertingkat. Destilasi bertingkat sebenarnya adalah suatu
proses destilasi berulang. Proses berulang ini terjadi pada kolom
fraksional. Kolom fraksional terdiri atas beberapa plat dimana pada
setiap plat terjadi pengembunan. Uap yang naik plat yang lebih tinggi
lebih banyak mengandung cairan yang lebih atsiri (mudah menguap)
sedangkan cairan yang yang kurang atsiri lebih banyak dalam
kondensat.

B. Karakteristik Bahan Olahan


Karakteristik bahan pada destilasi fraksionasi adalah cairan
yang mempunyai perbedaan titik didih yang tidak terlalu jauh yaitu
sekitar 30oC atau lebih . Aplikasi dari distilasi jenis ini digunakan
pada industri minyak mentah, untuk memisahkan komponen-
komponen dalam minyak mentah

C. Prinsip Destilasi fraksional


Destilasi terfraksi ini berbeda dengan destilasi biasa, karena
terdapat suatu kolom fraksionasi dimana terjadi suatu proses refluks.
Proses refluks pada destilasi ini dilakukan agar pemisahan campuran
dapat terjadi dengan baik. Kolom fraksionasi berfungsi agar kontak
antara cairan dengan uap terjadi lebih lama. Sehingga komponen yang
lebih ringan dengan titik didih yang lebih rendah akan terus menguap
dam masuk kondensor. Sedangkan komponen yang lebih besar akan
kembali kedalam labu destilasi.
Perbedaan distilasi fraksionasi dan distilasi sederhana adalah
adanya kolom fraksionasi.Di kolom ini terjadi pemanasan secara
bertahap dengan suhu yang berbeda-beda pada setiap
platnya.Pemanasan yang berbeda-beda ini bertujuan untuk pemurnian
distilat yang lebih dari plat-plat di bawahnya.Semakin ke atas,
semakin tidak volatil cairannya.
Pemisahan campuran cairan menjadi komponen dicapai
dengan distilasi fraksional. Prinsip distilasi fraksional dapat dijelaskan
dengan menggunakan diagram titik didih-komposisi (Gambar 1).
Dalam gambar ini, kurva atas menggambarkan komposisi uap pada
berbagai titik didih yang dinyatakan di ordinat, kurva bawahnya
menyatakan komposisi cairan. Bila cairan dengan komposisi l2
dipanaskan, cairan akan mendidih pada b1. Komposisi uap yang ada
dalam kesetimbangan dengan cairan pada suhu b1 adalah v1. Uap ini
akan mengembun bila didinginkan pada bagian lebih atas di kolom
distilasi (Gambar 2), dan embunnya mengalir ke bawah kolom ke
bagian yang lebih panas. Bagian ini akan mendidih lagi pada suhu
b2menghasilkan uap dengan komposisi v2. Uap ini akan mengembun
menghasilkan cairan dengan komposisi l3.
Jadi, dengan mengulang-ulang proses penguapan-
pengembunan, komposisi uap betrubah dari v1 ke v2 dan akhirnya ke
v3 untuk mendapatkan konsentrasi komponen A yang lebih mudah
menguap dengan konsentrasi yang tinggi.
Gambar 1 Diagram titik didih

Gambar 1 Diagram titik didih- komposisi larutan ideal


campuran cauran A dan B. Komposisi cairan berubah dari l1 menjadi
l2 dan akhirnya l3. Pada setiap tahap konsentrasi komponen B yang
kurang mudah menguap lebih tinggi daripada di fasa uapnya.Contoh
soal 12.1 Distilasi fraksional Tekanan uap benzen dan toluen berturut-
turut adalah 10,0 x 104 N m-2 dan 4,0 x 104 N m-2, pada80°C. Hitung
fraksi mol toluen dalam uap yang berada dalam kesetimbangan
dengan cairan yang terdiri atas 0,6 mol toluen dan 0,4 molar benzen.
Hitung fraksi mol toluen x dalam fas uap.Jawab Dengan bantuan
hukum Raoult (bab 7.4(b)), komposisi uapnya dapat dihitung sebagai
berikut. Jumlah mol toluen di uap /jumlah mol benzen di uap = [0,60
x (4,0 x 104 ) ] / [ 0,40 x ( 10,0 x 104 ) ] = 0,60. Fraksi mol toluen di
uap x adalah: x/(1 - x) = 0,60; x = 0,60 / (1,0 + 0,60) = 0,375.Bila
dibandingkan dengan komposisi cairan, konsentrasi toluen di fasa uap
lebih besar menunjukkan bahwa adanya pengaruh distilasi fraksional.
Kolom distilasi yang panjang dari alat distilasi digunakan di
laboratorium (Gambar 2) memberikan luas permukaan yang besar
agar uap yang berjalan naik dan cairan yang turun dapat bersentuhan.
Di puncak kolom, termometer digunakan untuk mengukur suhu fraksi
pertama yang kaya dengan komponen yang lebih mudah menguap A.
Dengan berjalannya distilasi, skala termometer meningkat
menunjukkan bahwa komponen B yang kurang mudah menguap juga
ikut terbawa. Wadah penerima harus diubah pada selang waktu
tertentu.

Bila perbedaan titik didih A dan B kecil, distilasi fraksional


harus diulang-ulang untuk mendapatkan pemisahan yang lebih baik.
Produksi minyak bumi tidak lain adalah distilasi fraksional yang
berlangsung dalam skala sangat besar.

Gambar 2 Alat destilasi


Pemisahan campuran dengan destilasi didasarkan pada
perbedaan titik didih. Cara ini dapat digunakan untuk memisahkan
campuran yang mempunyai titik didih berbeda.
Campuran antara air dan bensin pun dapat dipisahkan dengan
cara destilasi. Semakin jauh perbedaan titik didih, semakin mudah
campuran tersebut dipisahkan.

D. Peralatan Destilasi Fraksionasi (skala industri)


Kolom fraksionasi: digunakan untukmemberikan luas
permukaan yang besar agar uap yang berjalan naik dan cairan yang
turun dapat bersentuhan.dalam praktek, kolom tutup gelembung
kurang efektif untuk pekerjaan di laboratorium. Hasilnya relatif terlalu
sedikit bila dibandingkan dengan besar bahan yang tergantung di
dalam kolom. Dengan kata lain kolom tutup gelembung memiliki
keluaran yang kecil dengan sejumlah besar bahan yang masih tertahan
di dalam kolom.
Keefektifan kolom ini sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor
seperti cara pengaturan materi di dalam kolom, pengaturan
temperatur, panjang kolom dan kecepatan penghilangan hasil
destilasi. Satuan dasar efisiensi adalah tinggi setara dengan sebuah
lempeng teoritis (HETP atau H). Besarnya H sama dengan panjang
kolom dibagi dengan jumlah plat teoritis. Banyaknya plat teoritis H
bergantung pada sifat campuran yang dipisahkan.

E. Contoh Proses Destilasi Fraksionasi


Mula-mula minyak mentah dipanaskan dalam aliran pipa
dalam furnace (tanur) sampai dengan suhu ± 370°C.Minyak mentah
yang sudah dipanaskan tersebut kemudian masuk kedalam kolom
fraksionasi pada bagian flash chamber (biasanya berada pada
sepertiga bagian bawah kolom fraksionasi). Untuk menjaga suhu dan
tekanan dalam kolom maka dibantu pemanasan dengan steam (uap air
panas dan bertekanan tinggi).
Minyak mentah yang menguap pada proses destilasi ini naik
ke bagian atas kolom dan selanjutnya terkondensasi pada suhu yang
berbeda-beda. Komponen yang titik didihnya lebih tinggi akan tetap
berupa cairan dan turun ke bawah, sedangkan yang titik didihnya
lebih rendah akan menguap dan naik ke bagian atas melalui sungkup-
sungkup yang disebut sungkup gelembung. Makin ke atas, suhu yang
terdapat dalam kolom fraksionasi tersebut makin rendah, sehingga
setiap kali komponen dengan titik didih lebih tinggi akan terpisah,
sedangkan komponen yang titik didihnya lebih rendah naik ke bagian
yang lebih atas lagi. Demikian selanjutnya sehingga komponen yang
mencapai puncak adalah komponen yang pada suhu kamar berupa
gas.Komponen yang berupa gas ini disebut gas petroleum, kemudian
dicairkan dan disebut LPG (Liquified Petroleum Gas).Fraksi minyak
mentah yang tidak menguap menjadi residu.Residu minyak bumi
meliputi parafin, lilin, dan aspal.Residu-residu ini memiliki rantai
karbon sejumlah lebih dari 20.
Dalam proses distilasi bertingkat, minyak mentah tidak
dipisahkan menjadi komponen-komponen murni, melainkan ke dalam
fraksi-fraksi, yakni kelompok-kelompok yang mempunyai kisaran
titik didih tertentu. Hal ini dikarenakan jenis komponen hidrokarbon
begitu banyak dan isomer-isomer hidrokarbon mempunyai titik didih
yang berdekatan. Proses distilasi bertingkat ini dapat dijelaskan
sebagai berikut:

• Minyak mentah dipanaskan dalam boiler menggunakan


uap air bertekanan tinggi sampai suhu ~600oC. Uap
minyak mentah yang dihasilkan kemudian dialirkan ke
bagian bawah menara/tanur distilasi.

• Dalam menara distilasi, uap minyak mentah bergerak ke


atas melewati pelat-pelat (tray). Setiap pelat memiliki
banyak lubang yang dilengkapi dengan tutup gelembung
(bubble cap) yang memungkinkan uap lewat.

• Dalam pergerakannya, uap minyak mentah akan menjadi


dingin. Sebagian uap akan mencapai ketinggian di mana
uap tersebut akan terkondensasi membentuk zat cair. Zat
cair yang diperoleh dalam suatu kisaran suhu tertentu ini
disebut fraksi.

• Fraksi yang mengandung senyawa-senyawa dengan titik


didih tinggi akan terkondensasi di bagian bawah menara
distilasi. Sedangkan fraksi senyawa-senyawa dengan titik
didih rendah akan terkondensasi di bagian atas
menara.Sebagian fraksi dari menara distilasi selanjutnya
dialirkan ke bagian kilang minyak lainnya untuk proses
konversi.

F. Aplikasi dari Destilasi Bertingkat


Contoh destilasi bertingkat adalah pemisahan campuran
alkohol-air titik didih alkohol adalah 78o C dan titik didih air adalah
100o C. Campuran tersebut dicampurkan dalam labu didih.Pada suhu
sekitar 78o C alkohol mulai mendidih tetapi sebagian air juga ikut
menguap. Oleh karena alkohol lebih mudah menguap, kadar alkohol
dalam uap lebih tinggi daripada kadar alkohol dalam campuran
semula. Ketika mencapai kolom fraksionasi, uap mengembun dan
memanaskan kolom tersebut.Setelah suhu kolom mencapai 78o C,
alkohol tak lagi mengembun sehingga uap yang mengandung lebih
banyak alkohol naik ke kolom di atasnya, sedangkan sebagian air
turun ke dalamlabu didih. Proses seperti itu berulang beberapa kali (
bergantung pada banyaknya plat dalam kolom), sehingga akhirnya
diperoleh alkohol yang lebih murni.
Contoh lain dari Destilasi bertingkat adalah pemurnian minyak
bumi, yaitu memisahkan gas, bensin, minyak tanah, dan sebagainya
dari minyak mentah.
Minyak bumi ditemukan bersama-sama dengan gas
alam.Minyak bumi yang telah dipisahkan dari gas alam disebut juga
minyak mentah (crude oil). Minyak mentah dapat dibedakan menjadi:
• Minyak mentah ringan (light crude oil) yang mengandung
kadar logam dan belerang rendah, berwarna terang dan bersifat
encer (viskositas rendah).
• Minyak mentah berat (heavy crude oil) yang mengandung
kadar logam dan belerang tinggi, memiliki viskositas tinggi
sehingga harus dipanaskan agar meleleh.

Minyak mentah merupakan campuran yang kompleks dengan


komponen utama alkana dan sebagian kecil alkena, alkuna, siklo-
alkana, aromatik, dan senyawa anorganik. Meskipun kompleks,
untungnya terdapat cara mudah untuk memisahkan komponen-
komponennya, yakni berdasarkan perbedaan nilai titik didihnya.
Proses ini disebut distilasi bertingkat. Untuk mendapatkan produk
akhir sesuai dengan yang diinginkan, maka sebagian hasil dari
distilasi bertingkat perlu diolah lebih lanjut melalui proses konversi,
pemisahan pengotor dalam fraksi, dan pencampuran fraksi.
V. PROSEDUR KERJA
a. Membuat Kurva Kalibrasi
1. Aquadest disiapkan kemudian diukur suhunya
2. Piknometer kosong ditimbang setelah bersih dan kering
3. Aquadest dimasukkan ke dalam piknometer hingga penuh, kemudian
ditimbang
4. 6 buah erlenmeyer disiapkan
5. Campuran etanol-air dibuat dengan konsentrasi yang berbeda, yaitu:
Volume Volume
Nomor Ethanol Aquadest
1 30 ml 0 ml
2 24 ml 6 ml
3 18 ml 12 ml
4 12 ml 18 ml
5 6 ml 24 ml
6 0 ml 30 ml
6. Densitas masing-masing sampel diukur dengan menggunakan
piknometer yang telah dikalibrasi.
b. Proses Pemisahan Komponen
1. Campuran ethanol-air disiapkan sebanyak 4 liter (2 L etanol dan 2 L
air)
2. 50 ml sampel feed diambil, kemudian diukur densitasnya
3. Air pendingin dari thermostat dialirkan kedalam kolom destilasi
fraksionasi
4. Tuas dari off ke on diangkat hingga line menyala
5. Tombol start ditekan hingga lampu indicator menyala
6. J1 diatur ke 1, kemudian dimutar J2 sebanyak 4 kali
7. Reflux control diatur dengan R = 5 dan L (start) = 20 kemudian D
(stop) = 4
8. Proses pemisahan diamati pada alat Destilasi Fraksionasi
9. Volume Destilat dan Bottom Product diukur
10. Densitas Destilat dan Bottom Product diukur
11. Mengolah data hasil percobaan
VI. DATA PENGAMATAN
• RD = 5 , L = 20, D = 4
• Hasil proses destilasi
Sampel Volume (mL)
Feed 3950
Bottom Product 3640
Destilat 310

• Kalibrasi Piknometer
Berat Piknometer kosong 22,9406 g
Berat Piknometer kosong + aquadest 47,8916 g
Berat Air 24,951 g

𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑖𝑟
Volume Piknometer =
𝜌𝑎𝑖𝑟 𝑝𝑑 𝑠𝑢ℎ𝑢 29℃

24,951 𝑔
=
0,996 𝑔/𝑚𝐿

= 25,0512
• Kurva Kalibrasi Berat Jenis Ethanol
Piknometer kosong + Volume
Berat
sampel Volume Volume
(g)
Ethanol Aquadest
Piknometer + sampel 1 30 ml 0 ml 42,6916
Piknometer + sampel 2 24 ml 6 ml 44,2672
Piknometer + sampel 3 18 ml 12 ml 45,5044
Piknometer + sampel 4 12 ml 18 ml 46,1349
Piknometer + sampel 5 6 ml 24 ml 46,6436
Piknometer + sampel 6 0 ml 30 ml 47,7816

Berat jenis Air (29OC) 0,996 g/mL


Berat jenis Ethanol 0,79 g/mL
Berat Molekul Air 18 g/mol
Berat Molekul Ethanol 46,07 g/mol

• Penentuan Berat Jenis Feed, Bottom Product, dan Destilat proses


Destilasi Fraksionasi
Pikno + Pikno Berat Volume
Sampel
sampel (g) kosong (g) sampel (g) pikno (g)
Feed 45,7012 22,9406 22,7606 25,0512
Destilat 42,6232 22,9406 19,6826 25,0512
Bottom
46,7728 22,9406 23,8322 25,0512
Product

VII. PERHITUNGAN
1. Menentukan Berat Jenis deret standar

Sampel 1

(Massa pikno+sampel 1)−(Massa pikno kosong)


= Volume piknometer

(42,6916−22,9406)gram
= 25,0512

= 0,7884 gram/mL

Untuk sampel 2-6 dapat dilihat pada tabel berikut,

Piknometer kosong + Volume


Berat Berat Jenis
sampel Volume Volume
(g) (g/mL)
Ethanol Aquadest
Piknometer + sampel 1 30 ml 0 ml 42,6916 0,7884
Piknometer + sampel 2 24 ml 6 ml 44,2672 0,8513
Piknometer + sampel 3 18 ml 12 ml 45,5044 0,9007
Piknometer + sampel 4 12 ml 18 ml 46,4436 0,9382
Piknometer + sampel 5 6 ml 24 ml 46,6349 0,9458
Piknometer + sampel 6 0 ml 30 ml 47,7816 0,9956

2. Menentukan Fraksi mol Ethanol pada setiap sampel

Sampel 1

volume Eth x Bj Eth


▪ mol Ethanol = BM Eth

30 mL x 0,79 g/mL
= 46,07 g/mol

= 0,5144 mol
𝜌_𝑎𝑖𝑟 𝑝𝑑 𝑠𝑢ℎ𝑢 29℃ ×𝑣_𝑎𝑖𝑟
▪ Mol air =
𝐵𝑀 𝐴𝑖𝑟
g
0,996 ×0 mL
mL
= 18
g
mol
= 0 mol
𝑚𝑜𝑙 𝐸𝑡ℎ𝑎𝑛𝑜𝑙
▪ Fraksi mol Ethanol =
𝑚𝑜𝑙 𝐸𝑡ℎ𝑎𝑛𝑜𝑙+𝑚𝑜𝑙 𝑎𝑖𝑟

0,5144 𝑚𝑜𝑙
=
(0,5144 +0)𝑚𝑜𝑙

=1

Fraksi mol etanol untuk sampel 2-6 dapat dilihat pada tabel
berikut,

Volume Fraksi
mol
No mol Air mol
Ethanol
Volume Ethanol Volume Aquadest Ethanol
1 30 ml 0 ml 0,5144 0 1
2 24 ml 6 ml 0,4115 0,332 0,55346
3 18 ml 12 ml 0,3087 0,664 0,31736
4 12 ml 18 ml 0,2058 0,996 0,17124
5 6 ml 24 ml 0,1029 1,328 0,07191
6 0 ml 30 ml 0,0000 1,66 0

3. Mencari Fraksi Ethanol pada Feed, Bottom Product, dan Destilat


dengan cara plot Berat Jenis pada grafik X Eth vs Bj

Feed

(Massa pikno+sampel )−(Massa pikno kosong)


= Volume piknometer

(45,7012−22,9406)gram
= 25,0512 mL

= 0,9086 gram/mL

Bottom Product

(Massa pikno+sampel )−(Massa pikno kosong)


= Volume piknometer

(46,7728−22,9406)gram
= 25,0512 mL
= 0,9513 gram/mL

Destilat

(Massa pikno+sampel )–(Massa pikno kosong)


= Volume piknometer

(42,6232−22,9406)gram
= 25,0512 mL

= 0,7857 gram/mL

Tabel kurva standar

No
Fraksi mol Eth Berat Jenis (g/mL)
sampel
1
1 0,7884
0,55346
2 0,8513
0,31736
3 0,9007
0,17124
4 0,9382
0,07191
5 0,9458
0
6 0,9956
XEth vs Bj
1.1
1
0.9
0.8
0.7
berat jenis

0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 1.1
fraksi mol ethanol

Berdasarkan grafik diatas, dapat dilihat untuk tiap sampe memiliki


fraksi mol Ethanol yaitu:
Umpan = 0,245

Residu = 0,06
Destilat = 0,94

4. Mencari jumlah stage/plat yang tepat agar campuran EtOH-Air


dapat terpisah secara maksimal
𝑋
YD = 𝑅𝐷 𝐷+ 1

0,94
= 5+1

= 0,156
1

0.9 Coker, 2009 ©

0.8

0.7
Mole fraction of ethanol in vapor, y

0.6

0.5 x-y

0.4

0.3

0.2

0.1

0
0 XU 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1
XD
XU
Mole fraction of ethanol in liquid, x
Figure M-39. VLE diagram for the mixture ethanol and water at 1.013 kPa.
Fannyari Rannu
33116018

Praktikum destilasi fraksionasi adalah praktikum yang bertujuan untuk


memisahkan komponen-komponen air dua atau lebih dari suatu larutan berdasarkan
perbedaan titik didihnya yang berdekatan, dan bekerja pada tekanan atmosfer atau
tekanan rendah. Bahan yang digunakan dan diamati pemisahannya yaitu campuran
etanol dengan air. Suhu pemanasan dijaga pada 80℃, yang bertujuan agar etanol
dapat menguap secara maksimal setelah mencapai titik didihnya yaitu 78,6℃.
Hukum Raoult digunakan untuk menjelaskan fenomena yang terjadi pada
proses pemisahan yang menggunakan metode destilasi; menjelaskan bahwa tekanan
uap suatu komponen yang menguap dalam larutan sama dengan tekanan uap
komponen murni dikalikan fraksimol komponen yang menguap dalam larutan pada
suhu yang sama. Kesetimbangan fasa cair uap tercapai apabila kecepatan pengupan
suatu cairan sama dengan kecepatan pengembunannya.
Pada awal percobaan, campuran etanol dan air ini dipanaskan dalam labu
destilasi pada rangkaian alat destilasi fraksionasi. Setelah mencapai titik didihnya,
ethanol akan mulai menguap dan masuk menuju kolom fraksionasi pada alat. Kolom
inilah yang menyebabkan sehingga destilasi fraksionasi, pemisahan yang diperoleh
akan lebih murni di bandingkan dengan destilasi sederhana .Didalam kolom ini
terjadi proses refluk. Proses refluk ini dilakukan agar pemisahan antara campuran
ethanol dan air dapat terjadi dengan baik. Pada percobaan ini uap yang keluar dari
kolom menuju kondenser sebanyak 4 kali, sedangkan uap yang kembali menuju
kolom sebanyak 20 kali untuk dilakukan proses refluk kembali di dalam kolom.
Dimana jika semakin besar perbandingan antara uap yang masuk dan keluar kolom,
maka akan didapatkan destilat (etanol) yang memiliki kemurnian tinggi.
Uap ethanol yang telah keluar dari dalam kolom selanjutnya akan masuk
kedalam kondenser dan dikondensasi menjadi cairan yang akan ditampung pada
penampung destilat. Sedangkan fraksi berat yang berupa uap air akan dikembalikan
kedalam labu destilasi. Destilat dapat keluar karena adanya dorongan dari pompa
yaitu pompa refluks dari akumulator ke tray teratas. Pada destilasi fraksionasi ini
alat dihubungkan dengan alat pengendalian proses suhu (TI) atau temperature
indicate, adapun fungsi dari TI ini adalah untuk memberikan informasi suhu yang
ada pada alat destilasi, sehingga suhu dapat dikontrol.
Dalam praktikum dilakukan pula pengukuran berat jenis untuk umpan, residu,
dan destilat. Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, diperoleh berat jenis
untuk ketiga sampel tersebut yaitu, 0,9086 g/mL untuk umpan, residu yaitu 0,9513
g/mL dan 0,7857 untuk destilat. Berdasrkan teori, berat jenis untuk etanol adalah
0,79 g/mL. Dapat dikatakan bahwa destilat yang diperoleh dalam percobaan yaitu
murni etanol. Pada percobaan ini juga di tentukan jumlah stage yang diperoleh
dengan menggunakan metode pembuatan grafik kesetimbangan etanol-air atau
dengan metode Mc-Cabe and Tile. Pada alat destilasi fraksionasi ini digunakan 7
stage. Jumlah stage yang diperoleh berdasarkan grafik kesetimbangan telah sama
dengan metode Mc-Cabe and Tile yaitu 7 stage.
IX. Kesimpulan
1. Perbedaan destilasi fraksionasi dan destilasi sederhana adalah adanya
kolom fraksionasi. Di kolom ini terjadi pemanasan secara bertahap
dengan suhu yang berbeda-beda setiap platnya. Pemanasan yang
berbeda-beda ini bertujuan agar tingkat kemurnian yang dihasilkan
lebih tinggi
2. Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, diperoleh fraksi mol
untuk umpan yaitu 0,245, residu 0,06, dan 0,94 untuk destilat.
3. Jumlah stage yang diperoleh berdasarkan grafik kesetimbangan yaitu
7.

X. DAFTAR PUSTAKA
• Anonymous.2016. Laporan Resmi Distilasi Fraksionasi.
https://www.scribd.com/doc/312664935/
• Deviana W S.2015.Laporan Distilasi Fraksionasi.
http://wahyusisilia.blogspot.co.id/2015/
• Appendix_M_Phase-VLE-diagrams/Figure_M-39_Ethanol-water-
mixture.xls. http://booksite.elsevier.com/9780750685245/appendices/

Anda mungkin juga menyukai