D. Pengertian Lansia
Lansia adalah tahap akhir siklus hidup manusia, merupakan bagian dari p r o s e s
k e h i d u p a n ya n g t a k d a p a t d i h i n d a r k a n d a n a k a n d i a l a m i o l e h s e t i a p individu
Usia lanjut adalah fase menurunnya kemampuan akal dan fisik, yang dimulai dengan adanya
perubahan dalam hidup (Isawi, 2002)
1. Usia biologis
Usia yang menunjuk pada jangka waktu seseorang sejak lahirnya berada dalam keadaan hidup
2. Usia psikologis
menunjuk pada kemampuan seseorang untuk mengadakan penyesuaian-penyesuaian pada situasi
yang dihadapinya
3. Usia sosial
usia yang menunjuk pada peran-peran yang diharapkan / diberikan masyarakat kepada seseorang
sehubungan dengan usianya.
F. Tipologi Lansia
Tipe lansia yang paling menonjol :
1. Tipe arif dan bijaksana: lansia yang kaya akan hikmah pengalaman
2. Tipe mandiri: lansia akan mengganti kegiatan yang hilang dengan kegiatan yang baru
3. Tipe tidak puas: lansia menentang terjadinya proses penuaan
4. Tipe pasrah: selalu menerima dan menunggu nasib baik
5. Tipe bingung: lansia akan mengalami kehilangan kepribadian dan akan mengasingkan diri
G. Mitos Lansia
1. Mitos kedamaian dan ketenangan
Kenyataan :
a. Sering ditemui stress karena kemiskinan dan berbagai keluhan serta penderitaan karena penyakit
b. Depresi
c. Kekhawatiran
d. Paranoid
e. Masalah psikotik
2. Mitos konservatisme dan kemunduran
a. Konservatif
b. Tidak kreatif
c. Menolak inovasi
d. Berorientasi ke masa silam
e. Merindukan masa lalu
f. Kembali ke masa kanak-kanak
g. Susah berubah
h. Keras kepala
i. Cerewet
3. Mitos berpenyakitan
Lansia dipandang sebagai masa degenerasi biologis yang disertai oleh berbagai penderitaan akibat
bermacam penyakit yang menyertai proses manua.
4. Mitos semilitas
Lansia dipandang sebagai masa pikun yang disebabkan oleh kerusakan bagian otak
5. Mitos tidak jatuh cinta
Lansia tidak lagi jatuh cinta dan gairah terhadap lawan jenis tidak ada atau sudah berkurang
6. Mitos aseksualitas
Ada pandangan bahwa pada lansia, hubungan seksual itu menurun, minat, dorongan, gairah,
kebutuhan dan daya seks berkurang
7. Mitos ketidak produktifan
Lansia dipandang sebagai usia tidak produktif
D. Pengertian Lansia
Lansia adalah tahap akhir siklus hidup manusia, merupakan bagian dari p r o s e s
k e h i d u p a n ya n g t a k d a p a t d i h i n d a r k a n d a n a k a n d i a l a m i o l e h
s e t i a p individu
Usia lanjut adalah fase menurunnya kemampuan akal dan fisik, yang dimulai dengan
adanya perubahan dalam hidup (Isawi, 2002)
1. Usia biologis
Usia yang menunjuk pada jangka waktu seseorang sejak lahirnya berada dalam keadaan
hidup
2. Usia psikologis
3. Usia sosial
usia yang menunjuk pada peran-peran yang diharapkan / diberikan masyarakat kepada
seseorang sehubungan dengan usianya.
F. Tipologi Lansia
Tipe lansia yang paling menonjol :
1. Tipe arif dan bijaksana: lansia yang kaya akan hikmah pengalaman
2. Tipe mandiri: lansia akan mengganti kegiatan yang hilang dengan kegiatan yang baru
3. Tipe tidak puas: lansia menentang terjadinya proses penuaan
4. Tipe pasrah: selalu menerima dan menunggu nasib baik
5. Tipe bingung: lansia akan mengalami kehilangan kepribadian dan akan mengasingkan diri
G. Mitos Lansia
1. Mitos kedamaian dan ketenangan
Kenyataan :
a. Sering ditemui stress karena kemiskinan dan berbagai keluhan serta penderitaan karena
penyakit
b. Depresi
c. Kekhawatiran
d. Paranoid
e. Masalah psikotik
2. Mitos konservatisme dan kemunduran
a. Konservatif
b. Tidak kreatif
c. Menolak inovasi
d. Berorientasi ke masa silam
e. Merindukan masa lalu
f. Kembali ke masa kanak-kanak
g. Susah berubah
h. Keras kepala
i. Cerewet
3. Mitos berpenyakitan
Lansia dipandang sebagai masa degenerasi biologis yang disertai oleh berbagai penderitaan
akibat bermacam penyakit yang menyertai proses manua.
4. Mitos semilitas
Lansia dipandang sebagai masa pikun yang disebabkan oleh kerusakan bagian otak
5. Mitos tidak jatuh cinta
Lansia tidak lagi jatuh cinta dan gairah terhadap lawan jenis tidak ada atau sudah berkurang
6. Mitos aseksualitas
Ada pandangan bahwa pada lansia, hubungan seksual itu menurun, minat, dorongan,
gairah, kebutuhan dan daya seks berkurang
7. Mitos ketidak produktifan
Lansia dipandang sebagai usia tidak produktif
1. Perubahan Fisik
Meliputi perubahan dari tingkat sel sampai kesemua sistem organ tubuh, diantaranya
sistem pernafasan, pendengaran, penglihatan, kardiovaskuler, sistem pengaturan tubuh,
muskuloskeletal, gastrointestinal, genito urinaria, endokrin dan integumen.
a. Sistem pernafasan pada lansia.
1) Otot pernafasan kaku dan kehilangan kekuatan, sehingga volume udara inspirasi
berkurang, sehingga pernafasan cepat dan dangkal.
2) Penurunan aktivitas silia menyebabkan penurunan reaksi batuk sehingga potensial terjadi
penumpukan sekret.
3) Penurunan aktivitas paru ( mengembang & mengempisnya ) sehingga jumlah udara
pernafasan yang masuk keparu mengalami penurunan, kalau pada pernafasan yang tenang
kira kira 500 ml.
4) Alveoli semakin melebar dan jumlahnya berkurang ( luas permukaan normal 50m²), Ù
menyebabkan terganggunya prose difusi.
5) Penurunan oksigen (O2) Arteri menjadi 75 mmHg menggangu prose oksigenasi dari
hemoglobin, sehingga O2 tidak terangkut semua kejaringan.
6) CO2 pada arteri tidak berganti sehingga komposisi O2 dalam arteri juga menurun yang
lama kelamaan menjadi racun pada tubuh sendiri.
7) Kemampuan batuk berkurang, sehingga pengeluaran sekret & corpus alium dari saluran
nafas berkurang sehingga potensial terjadinya obstruksi.
b. Sistem persyarafan.
1) Cepatnya menurunkan hubungan persyarafan.
2) Lambat dalam merespon dan waktu untuk berfikir.
3) Mengecilnya syaraf panca indera.
4) Berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran, mengecilnya syaraf pencium & perasa
lebih sensitif terhadap perubahan suhu dengan rendahnya ketahanan terhadap dingin.
c. Perubahan panca indera yang terjadi pada lansia.
1) Penglihatan
a) Kornea lebih berbentuk skeris.
b) Sfingter pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap sinar.
c) Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa).
d) Meningkatnya ambang pengamatan sinar : daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lambat,
susah melihat dalam cahaya gelap.
e) Hilangnya daya akomodasi.
f) Menurunnya lapang pandang & berkurangnya luas pandang.
g) Menurunnya daya membedakan warna biru atau warna hijau pada skala.
2) Pendengaran.
a) Presbiakusis (gangguan pada pendengaran) : Hilangnya kemampuan (daya) pendengaran
pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara, antara lain nada nada yang tinggi, suara
yang tidak jelas, sulit mengerti kata kata, 50 % terjadi pada usia diatas umur 65 tahun.
b) Membran timpani menjadi atropi menyebabkan otosklerosis.
c) Terjadinya pengumpulan serumen, dapat mengeras karena meningkatnya kreatin.
3) Pengecap dan penghidu.
a) Menurunnya kemampuan pengecap.
b) Menurunnya kemampuan penghidu sehingga mengakibatkan selera makan berkurang.
4) Peraba.
a) Kemunduran dalam merasakan sakit.
a. Penyakit fisik
Manusia lanjut usia tentunya memiliki kondisi tubuh yang tidak sesehat sewaktu ia muda
dulu, bisa jadi mereka tengah mengidap penyakit-penyakit tertentu yang bisa membuat
mereka merasa tertekan. Ditambah otak yang mereka miliki sudah tak bekerja maksimal
lagi seperti sebelumnya. Bagi mereka yang mengidap penyakit serius, rentan mengalami
depresi.
b. Isolasi sosial dan rasa kesepian
Kebanyakan mereka yang usia lanjut hidup sendiri. Anak-anak mereka tumbuh besar dan
sudah memiliki keluarga dan tinggal di tempat lain bersama keluarganya. Belum lagi
hubungan dengan teman sesama. Kurang optimalnya fungsi fisik membuat mereka juga
menjauh dari lingkungan sosial karena tak lagi bisa berpartisipasi aktif di kalangan
masyarakat setempat. Rasa kesepian juga semakin mendera ketika teman-teman terdekat
atau pasangan hidup sudah lebih dulu meninggal. berbagai sumber/arm/R-4
OA adalah peradangan sendi yang terjadi akibat peristiwa mekanik dan biologik yang
mengakibatkan penipisan rawan sendi, tidak stabilnya sendi, dan perkapuran. OA
merupakan penyebab utama ketidakmandirian pada usia lanjut, yang dipertinggi risikonya
karena trauma, penggunaan sendi berulang dan obesitas.
b. Osteoporosis
Osteoporosis merupakan salah satu bentuk gangguan tulang dimana masa atau kepadatan
tulang berkurang. Terdapat dua jenis osteoporosis, tipe I merujuk pada percepatan
kehilangan tulang selama dua dekade pertama setelah menopause, sedangkan tipe II adalah
hilangnya masa tulang pada usia lanjut karena terganggunya produksi vitamin D.
c. Hipertensi
d. Hipertensi merupakan kondisi dimana tekanan darah sistolik sama atau lebih tinggi dari
140 mmHg dan tekanan diastolik lebih tinggi dari 90mmHg, yang terjadi karena
menurunnya elastisitas arteri pada proses menua. Bila tidak ditangani, hipertensi dapat
memicu terjadinya stroke, kerusakan pembuluh darah (arteriosclerosis), serangan/gagal
jantung, dan gagal ginjal
e. Diabetes Mellitus
Sekitar 50% dari lansia memiliki gangguan intoleransi glukosa dimana gula darah masih
tetap normal meskipun dalam kondisi puasa. Kondisi ini dapat berkembang menjadi
diabetes melitus, dimana kadar gula darah sewaktu diatas atau sama dengan 200 mg/dl dan
kadar glukosa darah saat puasa di atas 126 mg/dl. Obesitas, pola makan yang buruk, kurang
olah raga dan usia lanjut mempertinggi risiko DM. Sebagai ilustrasi, sekitar 20% dari lansia
berusia 75 tahun menderita DM. Beberapa gejalanya adalah sering haus dan lapar, banyak
berkemih, mudah lelah, berat badan terus berkurang, gatal-gatal, mati rasa, dan luka yang
lambat sembuh.
f. Dimensia
Merupakan kumpulan gejala yang berkaitan dengan kehilangan fungsi intelektual dan daya
ingat secara perlahan-lahan, sehingga mempengaruhi aktivitas kehidupan sehari-hari.
Alzheimer merupakan jenis demensia yang paling sering terjadi pada usia lanjut. Adanya
riwayat keluarga, usia lanjut, penyakit vaskular/pembuluh darah (hipertensi, diabetes,
kolesterol tinggi), trauma kepala merupakan faktor risiko terjadinya demensia. Demensia
juga kerap terjadi pada wanita dan individu dengan pendidikan rendah.
Penyempitan pembuluh darah jantung sehingga aliran darah menuju jantung terganggu.
Gejala umum yang terjadi adalah nyeri dada, sesak napas, pingsan, hingga kebingungan.
h. Kanker
Kanker merupakan sebuah keadaan dimana struktur dan fungsi sebuah sel mengalami
perubahan bahkan sampai merusak sel-sel lainnya yang masih sehat. Sel yang berubah ini
mengalami mutasi karena suatu sebab sehingga ia tidak bisa lagi menjalankan fungsi
normalnya. Biasanya perubahan sel ini mengalami beberapa tahapan, mulai dari yang
ringan sampai berubah sama sekali dari keadaan awal (kanker). Kanker merupakan
penyebab kematian nomor dua setelah penyakit jantung. Faktor resiko yang paling utama
adalah usia. Dua pertiga kasus kanker terjadi di atas usia 65 tahun. Mulai usia 40 tahun
resiko untuk timbul kanker meningkat.
Tambahkan komentar
2.
May
25
Pengertian KGD
Proses KGD
1. Pengkajian
2. Perencanaan
3. Pelaksanaan
4. Evaluasi
5. Dokumentasi
Suatu pertolongan yang cepat dan tepat untuk mencegah kematian maupun kecatatan.
Berasal dari istilah critical ill patient (pasien kritis/gawat) dan emergency patient (pasien
darurat).
Tujuan PPGD
1. Mencegah kematian dan kecacatan (to save life and limb) pada penderita gawat
darurat, hingga dapat hidup dan berfungsi kembali dalam masyarakat sebagaimana
mestinya.
2. Merujuk penderita . gawat darurat melalui sistem rujukan untuk memperoleh
penanganan yang Iebih memadai.
3. Menanggulangi korban bencana.
Kematian dapat terjadi bila seseorang mengalami kerusakan atau kegagalan dan salah
satu sistem/organ di bawah ini yaitu :
1. Trauma/cedera3
2. lnfeksi
3. Keracunan (poisoning)
4. Degenerasi (failure)
5. Asfiksi
6. Kehilangan cairan dan elektrolit dalam jumlah besar (excessive loss of wafer and
electrolit)
7. Dan lain-lain.
Kegagalan sistim susunan saraf pusat, kardiovskuler, pernapasan dan hipoglikemia dapat
menyebabkan kematian dalam waktu singkat (4-6 menit), sedangkan kegagalan
sistim/organ yang lain dapat menyebabkan kematian dalam waktu yang lebih lama.
Mati
Mati Klinis :
Otak kekurangan Oksigen dlm 6-8 mnt
Terjadi gangguan fungsi
Sifat Reversible
Mati Biologis :
Otak kekurangan Oksigen dlm 8-10 mnt
Terjadi kerusakan sel
Sifat Ireversible
Kelompok kasus yang perlu penanganan segera karena adanya ancaman kecatatan
1. Fraktur tulang disertai cedera pada persyarafan
2. Crush Injury
3. Sindroma Kompartemen
Prinsip
Meliputi tindakan :
A. Non medis : Cara meminta pertolongan, transportasi, menyiapkan alat-alat.
B. Medis : Kemampuan medis berupa pengetahuan maupun ketrampilan : BLS, ALS
Triage
Kelompok pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan gawat atau akan menjadi gawat
dan terancam nyawanya atau anggota badannya (akan menjadi cacat) bila tidak mendapat
pertolongan secepatnya.
Kelompok pasien berada dalam keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan darurat,
misalnya kanker stadium lanjut.
Kelompok pasien akibat musibah yang datag tiba-tiba, tetapi tidak mêngancam nyawa
dan anggota badannya, misanya luka sayat dangkal.
Lingkup PPGD
Pada kasus-kasus tanpa henti napas dan henti jantung, maka upaya penanganan harus
dilakukan untuk mencegah keadaan tsb, misal pasien koma dan pasien dengan trauma
inhalasi atau luka bakar grade II-III pada daerah muka dan leher.
1. Fungsi Independen
2. Fungsi Dependen
3. Fungsi Kolaboratif
Kerjasama saling membantu dlm program kes. (Perawat sebagai anggota Tim Kes.)
1. Kegagalan komunikasi
2. Ketidakmampuan mengatasi dillema dalam profesi
Permasalahan etik dan hukum KGD merupakan isu yang juga terjadi pada etika dan
hukum dalam kegawatdaruratan medik yaitu :
Tambahkan komentar
3.
May
25
keperawatan manajemen
MANAJEMEN KEPERAWATAN
Manajemen adalah proses untuk melaksanakan pekerjaan melalui upaya orang lain.
Menurut P. Siagian, manajemen berfungsi untuk melakukan semua kegiatan yang perlu
dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan dalam batas – batas yang telah ditentukan
pada tingkat administrasi. Sedangkan Liang Lie mengatakan bahwa manajemen adalah
suatu ilmu dan seni perencanaan, pengarahan, pengorganisasian dan pengontrol dari
benda dan manusia untuk mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya.
Kita ketahui disini bahwa manajemen keperawatan adalah suatu tugas khusus yang harus
dilaksanakan oleh pengelola keperawatan untuk merencanakan, mengorganisasikan,
mengarahkan serta mengawasi sumber – sumber yang ada, baik sumber daya maupun
dana sehingga dapat memberikan pelayanan keperawatan yang efektif baik kepada
pasien, keluarga dan masyrakat.
c. Penggerak (actuating), menggerakkan orang – orang agar mau / suka bekerja. Ciptakan
suasana bekerja bukan hanya karena perintah, tetapi harus dengan kesadaran sendiri,
termotivasi secara interval
Adapun unsur yang dikelola sebagai sumber manajemen adalah man, money, material,
methode, machine, minute dan market.
c. Dicipline (disiplin)
h. Centralization (sentralisasi)
l. Equity (keadilan)
m. Inisiative (prakarsa)
Proses manajemen keperawatan sesuai dengan pendekatan sistem terbuka dimana masing
– masing komponen saling berhubungan dan berinteraksi dan dipengaruhi oleh
lingkungan. Karena merupakan suatu sistem maka akan terdiri dari lima elemen yaitu
input, proses, output, kontrol dan mekanisme umpan balik.
Input dari proses manajemen keperawatan antara lain informasi, personel, peralatan dan
fasilitas. Proses dalam manajemen keperawatan adalah kelompok manajer dari tingkat
pengelola keperawatan tertinggi sampai ke perawat pelaksana yang mempunyai tugas dan
wewenang untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengawasan dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan. Output adalah asuhan
keperawatan, pengembangan staf dan riset.
Kontrol yang digunakan dalam proses manajemen keperawatan termasuk budget dari
bagian keperawatan, evaluasi penampilan kerja perawat, prosedur yang standar dan
akreditasi. Mekanisme timbal balik berupa laporan finansial, audit keperawatan, survey
kendali mutu dan penampilan kerja perawat.
Berdasarkan prinsip – prinsip diatas maka para manajer dan administrator seyogyanya
bekerja bersama – sama dalamperenacanaan danpengorganisasian serta fungsi – fungsi
manajemen lainnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Seluruh pelaksanaan kegiatan ini senantiasa di inisiasi oleh para manajer keperawatan
melalui partisipasi dalam proses manajemen keperawatan dengan melibatkan para
perawat pelaksana. Berdasarkan gambaran diatas maka lingkup manajemen keperawatan
terdiri dari:
a. Manajemen operasional
Pelayanan keperawatan di rumah sakit dikelola oleh bidang keperawatan yang terdiri dari
tiga tingkatan manajerial, yaitu:
1) Manajemen puncak
2) Manajemen menengah
3) Manajemen bawah
Tidak setiap orang memiliki kedudukan dalam manajemen berhasil dalam kegiatannya.
Ada beberapa faktor yang perlu dimiliki oleh orang – orang tersebut agar
penatalaksanaannya berhasil. Faktor – faktor tersebut adalah
2) Ketrampilan kepemimpinan
Tambahkan komentar
4.
May
19
keperawatan keluarga
A. Definisi
Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lembaga yang menyangkut
kehidupan masyarakat
Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan, dan apabila salah satu
anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan akan berpengaruh terhadap anggota
keluarga lainnya
Dalam memelihara kesehatan anggota keluarga sebagai individu (pasien), keluarga tetap
berperan sebagi pengambil keputusan dalam memelihara kesehatan keluarganya
Keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk berbagai upaya kesehatan
masyarakat
Dalam melihat keluarga sebagi pasien ada beberapa karakteristik yang perlu
diperhatikan oleh perawat, diantaranya :
1. Setiap keluarga memiliki cara yang unik dalam menghadapi masalah kesehatan para
anggotanya
a. Pola komunikasi
b. Pengambilan keputusan
c. Sikap dan nilai-nilai dalam keluarga
d. Kebudayaan
e. Gaya hidup
Dalam mengatasi masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga, yang megambil
keputusan dalam pemecahannya adalah tetap kepala keluarga atau anggota keluarga yang
di tuakan, merekalah yang menentukan masalah dan kebutuhan keluarga.
b. Kewenangan dan otoritas yang telah diakui oleh masing-masing anggota keluarga
c. Hak dalam menentukan masalah dan kebutuhan pelayanan terhadap keluarga atau
anggota keluarga yang bermasalah
Tambahkan komentar
5.
May
19
keperawatan komunitas
Pengertian
Keperawatan kesehatan komunitas terdiri dari tiga kata yaitu keperawatan, kesehatan dan
komunitas, dimana setiap kata memiliki arti yang cukup luas. Azrul Azwar (2000)
mendefinisikan ketiga kata tersebut sebagai berikut :
1. Keperawatan adalah ilmu yang mempelajari penyimpangan atau tidak terpenuhinya
kebutuhan dasar manusia yang dapat mempengaruhi perubahan, penyimpangan atau tidak
berfungsinya secara optimal setiap unit yang terdapat dalam sistem hayati tubuh manusia,
balk secara individu, keluarga, ataupun masyarakat dan ekosistem.
2. Kesehatan adalah ilmu yang mempelajari masalah kesehatan manusia mulai dari
tingkat individu sampai tingkat eko¬sistem serta perbaikan fungsi setiap unit dalam
sistem hayati tubuh manusia mulai dari tingkat sub sampai dengan tingkat sistem tubuh.
3. Komunitas adalah sekelompok manusia yang saling berhubungan lebih sering
dibandingkan dengan manusia lain yang berada diluarnya serta saling ketergantungan
untuk memenuhi keperluan barang dan jasa yang penting untuk menunjang kehidupan
sehari-hari.
Menurut WHO (1959), keperawatan komunitas adalah bidang perawatan khusus yang
merupakan gabungan ketrampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan
bantuan sosial, sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat secara keseluruhan
guns meningkatkan kesehatan, penyempumaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan
fisik, rehabilitasi, pence-gahan penyakit dan bahaya yang lebih besar, ditujukan kepada
individu, keluarga, yang mempunyai masalah dimana hal itu mempengaruhi masyarakat
secara keseluruhan.
Keperawatan kesehatan komunitas adalah pelayanan kepera¬watan profesional yang
ditujukan kepada masyarakat dengan pendekatan pads kelompok resiko tinggi, dalam
upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan
peningkatan kesehatan dengan menjamin keterjangkauan pela¬yanan kesehatan yang
dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi pelayanan keperawatan (Spradley, 1985; Logan and Dawkin, 1987).
Keperawatan kesehatan komunitas menurut ANA (1973) adalah suatu sintesa dari praktik
kesehatan masyarakat yang dilaku¬kan untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan
masyarakat. Praktik keperawatan kesehatan komunitas ini bersifat menye¬luruh dengan
tidak membatasi pelayanan yang diberikan kepada kelompok umur tertentu,
berkelanjutan dan melibatkan masya¬rakat.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perawatan kesehatan
komunitas adalah suatu bidang dalam ilmu keperawatan yang merupakan keterpaduan
antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta masyarakat,
serta mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan dengan
tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif, secara menyeluruh dan terpadu
ditujukan kesatuan yang utuh melalui proses keperawatan untuk ikut meningkatkan
fungsi kehidupan manusia secara optimal.
.
TUJUAN KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS
Keperawatan komunitas merupakan suatu bentuk pelayanan kesehatan yang dilakukan
sebagai upaya dalam pencegahan dan peningkatan derajat kesehatan masyarakat melalui
pelayanan keperawatan langsung (direction) terhadap individu, keluarga dan kelompok
didalam konteks komunitas serta perhatian lagsung terhadap kesehatan seluruh
masyarakat dan mempertimbangkan masalah atau isu kesehatan masyarakat yang dapat
mempengaruhi individu, keluarga serta masyarakat.
1. Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan masyarakat secara meyeluruh dalam
memelihara kesehatannya untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal secara mandiri.
2. Tujuan khusus
a. Dipahaminya pengertian sehat dan sakit oleh masyarakat.
b. Meningkatnya kemampuan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat untuk
melaksanakan upaya perawatan dasar dalam rangka mengatasi masalah keperawatan.
c. Tertanganinya kelompok keluarga rawan yang memerlu¬kan pembinaan dan asuhan
keperawatan.
d. Tertanganinya kelompok masyarakat khusus/rawan yang memerlukan pembinaan dan
asuhan keperawatan di rumah, di panti dan di masyarakat.
e. Tertanganinya kasus-kasus yang memerlukan penanganan tindaklanjut dan asuhan
keperawatan di rumah.
f. Terlayaninya kasus-kasus tertentu yang termasuk kelompok resiko tinggi yang
memerlukan penanganan dan asuhan keperawatan di rumah dan di Puskesmas.
g. Teratasi dan terkendalinya keadaan lingkungan fisik dan sosial untuk menuju keadaan
sehat optimal.
2. Tingkat Keluarga.
Sasaran kegiatan adalah keluarga dimana anggota keluarga yang mempunyai masalah
kesehatan dirawat sebagai bagian dari keluarga dengan mengukur sejauh mana
terpenuhinya tugas kesehatan keluarga yaitu mengenal masalah kesehatan, mengambil
keputusan untuk mengatasi masalah kesehatan, memberikan perawatan kepada anggota
keluarga, menciptakan lingkungan yang sehat dan memanfaatkan sumber daya dalam
masyarakat untuk meningkatkan kesehatan keluarga.
Prioritas pelayanan Perawatan Kesehatan Masyarakat difo¬kuskan pada keluarga rawan
yaitu :
a. Keluarga yang belum terjangkau pelayanan kesehatan, yaitu keluarga dengan: ibu
hamil yang belum ANC, ibu nifas yang persalinannya ditolong oleh dukun dan
neo¬natusnya, balita tertentu, penyakit kronis menular yang tidak bisa diintervensi oleh
program, penyakit endemis, penyakit kronis tidak menular atau keluarga dengan
kecacatan tertentu (mental atau fisik).
b. Keluarga dengan resiko tinggi, yaitu keluarga dengan ibu hamil yang memiliki
masalah gizi, seperti anemia gizi be-rat (HB kurang dari 8 gr%) ataupun Kurang Energi
Kronis (KEK), keluarga dengan ibu hamil resiko tinggi seperti perdarahan, infeksi,
hipertensi, keluarga dengan balita dengan BGM, keluarga dengan neonates BBLR,
keluarga dengan usia lanjut jompo atau keluarga dengan kasus percobaan bunuh diri.
c. Keluarga dengan tindak lanjut perawatan
3. Tingkat Komunitas
Dilihat sebagai suatu kesatuan dalam komunitas sebagai klien.
a. Pembinaan kelompok khusus
b. Pembinaan desa atau masyarakat bermasalah
KARAKTERISTIK KEPERAWATAN
Keperawatan komunitas memiliki beberapa karakteristik, yaitu pelayanan keperawatan
yang diberikan berorientasi kepada pelayanan kelompok, fokus pelayanan utama adalah
peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, asuhan keperawatan dibe¬rikan secara
komprehensif dan berkelanjutan dengan melibatkan partisipasi klien/masyarakat, klien
memiliki otonomi yang tinggi, fokus perhatian dalam pelayanan keperawatan lebih
kearah pelayanan pada kondisi sehat, pelayanan memerlukan kolaborasi interdisiplin,
perawat secara langsung dapat meng¬kaji dan mengintervensi klien dan lingkungannya
dan pelayanan didasarkan pada kewaspadaan epidemiologi.
2. Advokat
Perawat memberi pembelaan kepada klien yang tidak dapat bicara untuk dirinya.
3. Manajemen Kasus
Perawat memberikan pelayanan kesehatan yang bertujuan menyediakan pelayanan
kesehatan yang berkualitas, mengurangi fragmentasi, serta meningkatkan kualitas hidup
klien.
4. Kolaborator
Perawat komunitas juga harus bekerjasama dengan pelayanan rumah sakit atau anggota
tim kesehatan lain untuk mencapai tahap kesehatan yang optimal.
5. Panutan (Role Model)
Perawat kesehatan komunitas seharusnya dapat menjadi panutan bagi setiap individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat sesuai dengan peran yang diharapkan. Perawat
dituntut berperilaku sehat jasmani dan rohani dalam kehidupan sehari-hari.
6. Peneliti
Penelitian dalam asuhan keperawatan dapat membantu mengidentifikasi serta
mengembangkan teori-teori keperawatan yang merupakan dasar dari praktik
keperawatan.
7. Pembaharu (Change Agent)
Perawat kesehatan masyarakat dapat berperan sebagai agen pembaharu terhadap individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat terutama dalam merubah perilaku dan pola hidup
yang erat kaitannya dengan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan.
Tambahkan komentar
6.
May
19
keperawatan jiwa
Manusia
Lingkungan
Kesehatan
Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia
yang menunjukkan salah satu segi kualitas hidup manusia,
oleh karena itu, setiap individu mempunyai hak untuk
memperoleh kesehatan yang sama melalui perawatan yang
adekuat.
Keperawatan
Tambahkan komentar
2.
May
17
keperwatan anak
1. KEPERAWATAN ANAK DALAM KONTEKS KELUARGA OLEH:
NURLINA,S.ST
2. PERSPEKTIF KEPERAWATANANAK
3. merupakan keyakinan atau cara pandangFilosofi Keperawatan Anak perawat
dalam memberikan pelayanan keperawatan pada anak : keperawatan yang
berfokus pada keluarga, pencegahan terhadap trauma dan Perawatan berfokus
pada keluarga Elemen pokok asuhanmanajemen kasus. Hubungan anak dan
orangtua adalah unik yang berpusat pada keluarga : Orangtua dapat memberikan
asuhan yang efektif selama hospitalisasi Kerjasama dalam model asuhan adalah
fleksibel dan menggunakananaknya. Keberhasilam darikonsep dasar asuhan
keperawatan anak. pendekatan ini tergantung pada kesepakatan tim kesehatan
untuk mendukung kerjasama yang aktif dari orangtua. Kesepakatan untuk
menggunakan pendekatan family centered tidak cukup hanya dari Atraumatic
care perawat tetapi juga seluruh petugas yang ada. perawatan yang tidak
menimbulkan adanya trauma pada anak & difokuskan pada pencegahan terhadap
trauma yangkeluarga merupakan bagiandalam keperawatan anak
4. Prinsip utama dalam asuhan terapeutik :1. Cegah atau turunkan dampak
perpisahan antara orangtua dan anak dgn menggunakanpendekatan family
centered2. Tingkatkan kemampuan orangtua dalam mengontrol perawatan
anaknya3. Cegah atau kurangi cedera baik fisik maupun psikologi.4. Modifikasi
lingkungan fisik rumah sakit dengan lingkungan yang bernuansa anakManajemen
KasusBagian utama dalam pemberian asuhan keperawatan secara utuh :
pengelolaan kasus secarakomprehensif melalui upaya pengkajian, penentuan
diagnosa, perencanaan, pelaksanaan,dan evaluasi berbagai kasus baik yang akut
maupun kronis. Pendekatan psikologis yangdilakukan dengan mempersiapkan
scara fisik, memberi kesempatan orangtua danmenciptakan lingkungan yang
nyaman bagi anak dan orangtua dengan berprinsip padaupaya pencegahan dan
peningkatan kesehatan.
5. Paradigma Keperawatan Anak merupakan suatu landasan berfikir dalam
penerapan ilmu keperawatan anak tetap mengacu pada konsep paradigma
terdirikeperawatan
secara umum dari empat komponen, di antaranya manusia dalam hal ini anak,
keperawatan, sehat-sakit dan lingkungan yang dapat digambarkan sebagai berikut :
Manusia (Anak) Sehat-Sakit Lingkungan Keperawatan
1. Pengertian
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga
dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu
tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketegantungan.
( Departemen Kesehatan RI, 1988 dikutip Nasrul Effendy,1998, hal ; 32).
Dari kedua definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa keluarga adalah :
Menurut Anderson Carter , dikutip Nasrul Effendy 1998 hal 33 dibagi menjadi 3
yaitu :
2. Ada Keterbatasan : Setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka juga mempunyai
keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing – masing.
3. Ada perbedaan dan kekhususan : Setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan
fungsinya masing – masing.
4. Tipe Keluarga Menurut Nasrul Effendy (1998) hal 33 – 34 tipe keluarga terdiri dari :
3. Peran Keluarga
Berbagai peranan yang terdapat didalam keluarga menurut Nasrul Effendy 1998,
hal 34 adalah sebagai berikut :
a. Peran ayah : Ayah sebagai suami dari istri dan anak – anak, berperan sebagai pencari
nafkah,pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai
anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
b. Peran ibu : Sebagai istri dan ibu dari anak – anaknya. Ibu mempunyai peranan untuk
mengurus rumah tangga sebagai pengasuh dan pendidik anak – anaknya, pelindung dan
sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat
dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah
tambahan dalam keluarganya.
c. Peran anak : Anak – anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat
perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan spiritual.
4. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga menurut Friedman, 1998 hal 100, didefinisikan sebagai hasil atau
konsekwensi dari struktur keluarga. Lima fungsi keluarga yang paling berhubungan erat
saat mengkaji dan mengintervensi keluarga adalah ;
b. Sosialisai dan Fungsi penempatan sosial : untuk sosialisasi primer anak – anak yang
bertujuan untuk membuat mereka menjadi anggota masyarakat yang produktif, dan juga
sebagai penganugrahan status anggota keluarga.
d. Fungsi Ekonomis : untuk mengadakan sumber – sumber ekonomi yang memadai dan
mengalokasikan sumber – sumber tersebut secara efektif.
Menurut Duvall (1977) dikutip Friedman, 1998; hal 109 –135, tahap dan tugas
perkembangan keluarga ada 8, yaitu:
a. Keluarga pemula
Memenuhi kebutuhan anggota keluarga se[erti rumah, ruang bermain, privasi, keamanan
Mensosialisasikan anak
Mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi kebutuhan anak-anak yang
lain
Membantu orangtua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami maupun istri
Mempertahankan hubungan – hubungan yang memuaskan dan penuh arti dengan para
orangtua lansia dan anak-anak
h. Keluarga lansia
Tugas kesehatan keluarga menurut Nasrul effendy, 1998, hal 42, adalah sebagai berikut :
Tambahkan komentar
3.
May
17
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Keperawatan Maternitas merupakan pelayanan yang sangat luas, dimulai dari konsepsi
sampai dengan enam minggu setelah melahirkan.
(Shane,et.al.,1990)
D. Model Konsep
*FCMC (Family Centered Maternity Care):
1. Melaksanakan kelas untuk pendidikan prenatal orang tua.
2. Mengikut serta keluarga dalam perawatan kehamilan, persalinan, dan nifas.
3. Mengikut sertakan keluarga dalam operasi.
4. Mengatur kamar bersalin sepeti suasana rumah.
5. Menetapkan peraturan yang flexibel.
6. Menjalankan system kunjungan tidak ketat.
7. Mengadakan kontrak dini bayi dan orang tua.
8. Menjalankan rooming-in (Ruang rawat gabung untuk ibu hamil).
9. Mengikut sertakan anak-anak dalam proses perawatan.
10.Melibatkan keluarga dalam perawatan NICU.
11. Pemulangan secepat mungkin dengan diikuti Follow-up.
*Tradisional Care:
1. Memisahkan ibu dari keluarga selama proses persalinan.
2. Memindahkan klien: dari ruang penerimaan ke ruang persalinan.
3. Melarang ibu beraktifitas selama proses persalinan.
4. Melakukan tindakan rutin: episitomi, obat-obatan.
5. Tidak ada keluarga ikut dalam proses persalinan & operasi.
6. Kontak orang tua & anak kurang.
7. Pemberian susu bayi dibatasi.
8. Waktu berkunjung dibatasi.
9. Rooming-in dibatasi.
10. Tidak ada Follow-up ke rumah.
11. Kontrol postpartum rutin pada hari minggu ke enam.
B. Tujuan
Tujuan keperawatan maternitas adalah:
1. Membantu wanita usia subur & keluarga dalam masalah produksi & menghadapi
kehamilan.
2. Membantu PUS untuk memahami kehamilan, persalinan, & nifas adalah normal.
3. Member dukungan agar ibu memandang kehamilan, persalinan, & nifas adalah
pengalaman positif & menyenamgkan.
4. Membantu mendeteksi penyimpangan secara dini.
5. Member informasi tentang kebutuhan calon orang tua.
6. Memahami keadaan social & ekonomi ibu.
C. Karakteristik
Karakteristik keperawatan maternitas yaitu:
1. Fokus kebutuhan dasar = Sejahtera
2. Pendekatan keluarga = FCMC
3. Tindakan khusus dengan peran perawat.
4. Terjadi interaksi = Strategi Pelayanan
5. Kerja dalam Tim = Semua yang terkait.
D. Paradigma Keperawatan
Paradigma keperawatan merupakan suatu cara pandang dari profesi keperawatan untuk
melihat suatu kondisi dan fenomena yang terkait secara langsung dengan aktifitas yang
terjadi dalam profesi tersebut.
Paradigma keperawatan pada keperawatan maternitas meliputi manusia, lingkungan,
sehat dan keperawatan.
a. Manusia
Manusia terdiri dari:
• WUS
• PUS
• Perempuan dan Janin
• Perempuan masa persalinan
• Perempuan nifas hingga 6 minggu
• Bayi sampai usia 40 hari
• Keluarga
• Masyarakat Unik, Utuh, Tumbang.
b. Lingkungan
Lingkungan terdiri dari:
• Anggota keluarga
• Masyarakat :
Sikap, nilai, & perilaku
Sikap, nilai dan prerilaku seseorang sangat dipengaruhi oleh lingkungan budaya dan
social disamping pengaruh fisik Proses kehamilan danpersalinan serta nifas akan
melibatkan semua anggota keluarga dan masyarakat. Proses kelahiran merupakan
permulaan suatu bentuk hubungan baru dalam keluarga yang sangat penting, sehingga
pelayanan maternitas akan mendorong interaksi yang positif dari orang tua, bayi dan
angota keluarga lainnya dengan menggunakan sumber-sumber dalam keluarga.
c. Sehat
Sehat adalah suatu keadaan terpenuhinya kebutuhan dasar, bersifat dinamis, tergantung
dari perubahan-perubahan fisik & psikososial “Adaptasi”.
Setiap individu memiliki hak untuk lahir sehat sehingga WUS dan ibu memiliki hak
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Ibu dapat beradaptasi terhadap
perubahan yang terjadi, baik fisik maupun psikososial.
Kesejahteraan Reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental, & social secara utuh,
tidak semata-mata bebas dari penyakit / kecacatan dalam semua hal yang berkaitan
dengan sistem reproduksi serta fungsi & prosesnya.
(Konferensi sedunia IV tentang Wanita, Beijing 1995)
d. Keperawatan Ibu
Keperawatan ibu merupakan pelayanan keperawatan professional berkwalitas yang
difokuskan pada kebutuhan adaptasi fisik & psikososial ibu selama proses
konsepsi/kehamilan, melahirkan, nifas, keluarga, & bayi baru lahir dengan menekankan
pada pendekatan keluarga sebagai sentra pelayanan.
Keperawatan ibu memberikan asuhan keperawatan holistik dengan selalu menghargai
klien dan keluarganya serta menyadari bahwa klien dan keluarganya berhak menentukan
perawatan yang sesuai untuk dirinya.
(http://keperawatan-keperawatan.blogspot.com/2008/02/konsep-dasar-keperawatan-
maternitas.html)
E. Tatanan Pelayanan
Tatanan pelayanan keperawatan maternitas yaitu:
1. Rumah Sakit
2. Puskesmas
3. Rumah bersalin
4. Komunitas
5. Polinde
F. Standar Praktek
Menurut OGNN :
• Area Klinik =
1. Keperawatan Antepartum
2. Keperawatan Intrapartum
3. Keperawatan Postpartum
• Praktek Keperawatan =
1. Perawatan Obstetrik
2. Perawatan Ginekology
3. Perawatan Neonatal
Praktek keperawatan yang komprehensif disediakan untuk individu, keluarga, &
masyarakat dengan kerangka proses keperawatan.
• Pendidikan Kesehatan =
Penkes untuk individu, keluarga, & masyarakat merupakan bagian integral dari praktek
keperawatan OGN.
BAB III
PENUTUP
Setiap individu mempunyai hak untuk lahir sehat maka setiap individu berhak
mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Keperawatan ibu menyakini bahwa
peristiwa kelahiran merupakan proses fisik dan psikis yang normal serta membutuhkan
adaptasi fisik dan psikososial dari individu dan keluarga. Keluarga perlu didukung untuk
memandang kehamilan sebagai pengalaman yang positif dan menyenangkan. Upaya
mempertahankan kesehatan ibu dan bayinya sangat membutuhkan partisipasi aktif dari
keluarganya.
Asuhan keperawatan yang diberikan bersifat holistik dengan selalu menghargai klien dan
keluarganya serta menyadari bahwa klien dan keluarganya berhak menentukan perawatan
yang sesuai untuk dirinya. Perawat mengadakan interaksi dengan klien untuk mengkaji
masalah kesehatan dan sumber-sumber yang ada pada klien, keluarga dan masyarakat;
merencanakan dan melaksanakan tindakan untuk mengatasi masalah-maslah klien,
keluarga dan masyarakat; serta memberikan dukungan pada potensi yang dimiliki klien
dengan tindakan keperawatan yang tepat. Keberhasilan penerapan asuhan keperawatan
memerlukan kerjasama tim yang terdiri dari pasien, keluarga, petugas kesehatan dan
masyarakat.
Diposting 17th May 2013 oleh Reni
Tambahkan komentar
4.
May
12
A. PENGERTIAN
1. Pelayanan Profesional
1. Pelayanan Profesional
Pelayanan ini diberikan oleh seorang perawat yang berkompetensi dan telah
menyelesaikan pendidikan profesi keperawatan pada jenjang yang lebih tinggi. Dalam hal
ini perawat harus bersikap Acceptance, Sensitif, Empati, dan trust kepada klien. Selain itu
perawat harus memahami dan mengaplikasikan Prinsip–Prinsip Moral dalam Praktek
Keperawatan antara lain :
1. Autonomy
2. Beneficience
3. Justice
4. Fidelity ( setia)
5. Veracity (kejujuran)
6. Avoiding killing
Perawat dalam melaksanakan tugasnya, dituntut untuk dapat menerapkan asas etika
keperawatan yang ada, meliputi asas Autonomy (menghargai hak pasien/ kebebasan
pasien), Beneficience (menguntungkan bagi pasien), Veracity (kejujuran), Justice
(keadilan
PERANDANFUNGSIPERAWATDALAMKEPERAWATANMEDIKALBEDAH:
1.PeransebagaipemberiAsuhanKeperawatan.
Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan ini dapat dilakukan perawat dengan
memeprhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian
pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan sehingga dapat
ditentukan diagnosis keperawatan agar bias direncakan dan dilaksanakan tindakan yang
tepat sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia, kemudian dapat dievaluasi tingkat
perkembangannya. Pemberian asuhan keperawatan ini dilakukan dari yang
sederhanasampaidengan koma.
Tambahkan komentar
5.
Apr
26
tugas kkpi 3
"Untuk negara muslim, kita nomor satu, peluangnya sangat besar," kata Direktur Utama
PT Bio Farma (Persero), Iskandar, kepada pers di Kuta, Bali, Selasa.
Jika dibandingkan Iran yang juga merupakan produsen vaksin di negara berkembang,
peluang Indonesia sangat besar mengingat negara itu sedang mengalami kesulitan terkait
embargo teknologi sehingga belum mampu untuk mendapatkan prakualifikasi dari Badan
Kesehatan Dunia (WHO).
Saat ini, lanjut Iskandar, Bio Farma dan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM)
telah diakui WHO melalui parkualifikasi yang dilakukan sejak 1997.
Dengan prakualifikasi itu, produsen vaksin yang terpusat di Bandung, Jawa Barat itu
memperoleh ijin untuk mengekspor vaksin ke seluruh dunia dengan kualitas tinggi
namun dengan harga terjangkau khusunya bagi negara berkembang.
Vaksin polio merupakan salah satu vaksin unggulan dengan produksi mencapai 1,4 miliar
dosis per tahun.
Dia menambahkan bahwa selain menjadi produsen vaksin dunia, Indonesia juga
berpeluang menjadi pusat untuk penelitian, dan berperan sebagai mitra penelitian vaksin
baru bagi negara berkembang.