Anda di halaman 1dari 4

SOSIOLOGI DAN POLITIK

Filed under: Uncategorized — Tinggalkan komentar


September 13, 2011

SOSIOLOGI POLITIK

Pendahuluan

Pada hakekatnya ilmu social berbicara tentang obyek yang sama yakni masyarakat. Masyarakat
adalah kumpulan individu yang tinggal pada suatu wilayah. Kumpulan individu ini mempunyai
karakteristik tersendiri yang dapat dibedakan dengan masyarakat lain. Ilmu social mencoba
memahami, menelaah, meneliti, mencari persamaan-persamaan dan perbedaaan antara satu
masyarakat dengan masyarakat yang lain.

Perbedaan antara ilmu social yang satu dengan ilmu social yang lain terletak pada demensi atau
sadut pandang yang digunakan untuk memahami, menelaah, dan mencermati masyarakat itu
secara khusus. Ilmu ekonomi mencoba memahami kehidupan individu dan masyarakat dalam
usahanya memenuhi kebutuhannya. Yaitu usaha manusia dalam memproduksi, mendistribusikan
dan mengonsumsi barang dan jasa dalam masyarakat. Ilmu politik memahami tentang hak dan
wewenang , kekuasaan, proses pembuatan keputusan dalam masyarakat serta konflik yang terjadi
akibat dari distribusi dan alokasi barang-barang yang diangggap bernilai dalam masyarakat.
Sedangkan sosiologi memahami tentang stuktur social, lembaga social,lapisan social, perubahan
social, interaksi social, mobilitas social dan modernisasi.

Sosiologi politik merupakan perkawinan antara ilmu sosiologi dan ilmu politik. Dengan
demikinan pembahasan sosiologi politik tentunya tidak dapat lepas dari ruang persentuhan antara
disiplin ilmu sosiologi dan disiplin ilmu politik.

Definisi Sosiologi Politik

Sebelum kita tahu definisi sosiologi politik, kita harus tahu dulu pengertian sosiologi dan
pengertian politik. Berikut ini akan kita uraikan definisi masing-masing paradigma.

1. Definisi Sosiologi
2. Berdasarkan etimologis kata sosiologi berasal dari bahasa latin : socius (masyarakat) dan
logos (ilmu). Jadi sosiologi adalah ilmu tentang masyarakat.
3. Soerjono Soekanto (1983) mengatakan sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur
social, proses social, termasuk perubahan-perubahan social dan masalah social.
4. Pitrim Sorokin mengatakan sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan
pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala-gejala social (misal : antara gejala
ekonomi dan agama, antara keluarga dan moral, antara hokum dan ekonomi, gerakan
masyarakat dan politik dan lainnya). Sosiologi juga mempelajari hubungan dan pengaruh
timbale balik antara gejala social dan gejala nonsosial. (misal : antara gejala geografis
dan biologi dan lainnya).

1. Definisi Politik
2. Secara etimologi politik berasal dari bahasa Yunani yaitu polis (Negara kota)
3. Miriam Budiardjo mendifinisikan politik sebagai berbagai macam kegiatan yang terjadi
disuatu Negara, yang menyangkut proses menentukan tujuan dan bagaimana cara
mencapai tujuan itu.
4. David Easton mengartikan politik sebagai semua aktivitas yang mempengaruhi
kebijaksanaan dan cara bagaimana kebiijaksanaan itu dilaksanakan.
5. Roger F. Soltou mengatakan ilmu politik adalah ilmu yang mempelajari Negara, tujuan-
tujuan Negara, dan lembaga-lembaga yang akan melaksanakan tujuan-tujuan itu,
hubungan antara Negara dengan warga Negara, hubungan antara Negara dengan Negara
lain.

Dengan demikian jelas bahwa sosiologi politik tidak dapat dilepaskan dari konsep masyarakat
sebagai pokok perhatian sosiologi dan Negara serta kekuasaan sebagai pokok perhatian politik.

1. Definisi Sosiologi Politik


1. Maurce Duverger (1996), mendefinisikan sosiologi politik sebagai ilmu tentang
kekuasaan, pemerintahan, otoritas, komando dalam semua masyarakat, yang
bukan saja masyarakat nasional, tetapi juga dalam masyarakat local dan
internasional.
2. Shermandan Kolker (1987) , mendifinisikan sosiologi politik sebagai studi yang
mempelajari partisipasi dalam pembuatan keputusan tentang kehidupan yang luas
dan yang sempit. Kehidupan disu\ini merupakan kehidupan masyarakat daerah,
nasional dan internasional.
3. Faulks (1999), mendifinisikan sosiologi politik sebagai studi yang mempelajari
hubungan kekuasaan yang saling bergantung antara Negara dan masyarakat sipil.
Diantara Negara dan masyarakat sipil terdapat batas kekuasaan yang saling
berhubungan dalam proses perubahan social.

Dari definisi diatas, dapat ditegaskan bahwa sosiologi politik adalah disiplin ilmu yang
mempelajari antara masyarakat dan politik; hubungan masyarakat dengan lembaga-lembaga
politik di satu sisi dan masyarakat dengan proses politik (sosialisasi, partisipasi, rekrutmen,
komunikasi dan konflik) di sisi lain.

Objek Kajian Sosiologi Politik


Objek Kajian Sosiologi Politik dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Objek material atau pokok persoalan (focus), yakni masyarakat, Negara dan kekuasaan.
2. Objek forma atau focus perhatian, yakni : hubungan masyarakat dengan lembaga-
lembaga politik, seperti sosialisasi politik, partisipasi politik, rekrutmen politik,
komunikasi politik, konflik dan demokrasi; serta hubungan masyarakat dengan lembaga
politik dan proses politik secara bersamaan, seperti budaya politik dan civil society.

Metode Kajian Sosiologi Politik

Ada beberapa pendekatan dalam metode kajian sosiologi politik :

1. Pendekatan histories, yakni pendekatan yang menyajikan bentuk peristiwa, baik dalam
pengertian kontekstual maupun temporal yang diperlukan bagi studi-studi yang sama.
2. Pendekatan komparatif, yakni pendekatan yang menggunakan penyajian data-data
perbandingan.
3. Pendekatan institusional, yakni pendekatan yang mengosentrasikan penyajian factor-
faktor kelembagaan, konstitusional dan legalistic.
4. Pendekatan behavioral, yakni pendekatan yang kontras dengan pendekatan institusional.
Pendekatan ini berkosentrasi pada tingkah laku atau perangai.

KONSEP-KONSEP SOSIOLOGI POLITIK

Konsep-konsep sosiologi politik ini setidaknya dapat diketahui dan di jelajahi dari definisi dan
objek kajian itu sendiri. Konseptual sosiologi politik tersebut adalah sebagai berikut :

1. Masyarakat adalah sekelompok manusia atau kelompok social yang hidup bersama dalam
satu wilayah dan system hubungan-hubungan yang ditertibkan untuk mencapai
keinginan-keinginan bersama.
2. Negara adalah organisasi tertinggi dari bangunan masyarakat yang memiliki terirorial dan
kekuasaan untuk mengatur dan memelihara rakyatnya (masyarakat) dibawah peraturan-
peraturan (hukum).
3. Kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau sekelpmpok manusiauntuk mempengaruhi
tingkah laku seseorang atau kelompok lain sedemikian rupa sehingga tingkah laku itu
sesuai dengan keinginan dan tujuan orang yang mempunyai kekuasaan ittu.
4. Stratifikasi social adalah sttruktur social yang memiliki lapisan-lapisan dalam suatu
masyarakat.
5. Perubahan social merupakan proses social yang dialami oleh anggota masyarakat, serta
unsure-unsur budaya dan system-sistem social, yaitu suatu tinngkat kehidupan
masyarakat dengan meninggalkan pola kehidupan lama dan berubah pada pola kehidupan
baru.
6. Sosialisasi Politik adalah suatu proses pengenalan system politik pada seseorang,
kelompok atau masyarakat serta respon yang mereka berikan terhadap gejala-gejala
politik yang ada dan mereka hadapi.
7. Partisipasi politik adalah kegiatan seseorang, kelompok atau masyarakat untuk ikut serta
secara aktif dalam kehidupan politik yakni dengan cara memilih pimpinan Negara dan
secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi kebijakan pemerintah (public policy).
8. Rekrutmen politik adalah suatu kegiatan penyeleksian, pemilihan dan pengangkatan
seseorang atau sekelompok orang untuk melaksanakan sejumlah peranan (tugas) dalam
system politik, baik yang duduk di pemerintahan maupun lembaga-lembaga lainnya
terutama yang terkait dengan politik.
9. Komunikasi politik adalah kegiatan komunikasi yang didalamnya mengandung makna,
kepentingan serta konsekuensi yang bersifat politik yang berupaya mengatur perbuatan
manusia dalam kondisi perebutan kekuasaan dan konflik.
10. Konflik politik adalah perbedaan pendapat, persaingan dan pertentangan antara sejumlah
individu, kelompok ataupun organisasi dalam upaya mendapatkan dan / atau
mempertahankan sumber-sumber dari keputusan yang dibuat dan dilaksanakan
penyelenggara Negara (eksekutif, legeslatif dan yudikatif).
11. Civil society adalah wilayah-wilayah dalam kehidupan social yang terorganisasi, dengan
cirri-ciri : adanya kesukarelaan (voluntary), keswasembadaan (self-generating),
keswadayaan (self-supporting) dan keterikatan tinggi dengan norma atau nilai hukum
yang dianutnya.
12. Demokrasi merupakan suatu perkembangan sekaligus pilihan system politik yang
digunakan dalam suatu Negara. Demokrasi merupakan fase dari system politik
sebelumnya yang ducapai melalui proses interaksi dan perubahan yang bukan muncul
secara taken for granted dalam suatu masyarakat.
13. Budaya politik adalah seperangkat susunan kepercayaan, orientasi, atau pandangan, sikap
dan nilai-nilai masyarakat yang berhubungan dengan siste politik dan bagian-bagian
lainnya.
14. Partai pollitik adalah suatu kelompok politik yang terorganisir yang anggota-anggotanya
memiliki orientasi, nilai-nilai dan cita-cita politik yang sama. Tujuan kelompok ini adalah
memperoleh atau mempertahankan kekuasaan untuk melaksanakan program-program
mereka.

Anda mungkin juga menyukai