Anda di halaman 1dari 5

SOSIOLOGI DAN POLITIK

SOSIOLOGI POLITIK

A. Pendahuluan

Pada hakekatnya ilmu social berbicara tentang obyek yang sama yakni masyarakat.
Masyarakat adalah kumpulan individu yang tinggal pada suatu wilayah. Kumpulan individu
ini mempunyai karakteristik tersendiri yang dapat dibedakan dengan masyarakat lain. Ilmu
social mencoba memahami, menelaah, meneliti, mencari persamaan-persamaan dan
perbedaaan antara satu masyarakat dengan masyarakat yang lain.

Perbedaan antara ilmu social yang satu dengan ilmu social yang lain terletak pada
demensi atau sadut pandang yang digunakan untuk memahami, menelaah, dan mencermati
masyarakat itu secara khusus. Ilmu ekonomi mencoba memahami kehidupan individu dan
masyarakat dalam usahanya memenuhi kebutuhannya. Yaitu usaha manusia dalam
memproduksi, mendistribusikan dan mengonsumsi barang dan jasa dalam masyarakat. Ilmu
politik memahami tentang hak dan wewenang , kekuasaan, proses pembuatan keputusan
dalam masyarakat serta konflik yang terjadi akibat dari distribusi dan alokasi barang-barang
yang diangggap bernilai dalam masyarakat. Sedangkan sosiologi memahami tentang stuktur
social, lembaga social, lapisan social, perubahan social, interaksi social, mobilitas social dan
modernisasi.

Sosiologi politik merupakan perkawinan antara ilmu sosiologi dan ilmu politik. Dengan
demikinan pembahasan sosiologi politik tentunya tidak dapat lepas dari ruang persentuhan
antara disiplin ilmu sosiologi dan disiplin ilmu politik.

B. Definisi Sosiologi Politik

Sebelum kita tahu definisi sosiologi politik, kita harus tahu dulu pengertian sosiologi dan
pengertian politik. Berikut ini akan kita uraikan definisi masing-masing paradigma.

1. Definisi Sosiologi

a. Berdasarkan etimologis kata sosiologi berasal dari bahasa latin : socius


(masyarakat) dan logos (ilmu). Jadi sosiologi adalah ilmu tentang masyarakat.
b. Soerjono Soekanto (1983) mengatakan sosiologi adalah ilmu yang
mempelajari struktur social, proses social, termasuk perubahan-perubahan
social dan masalah social.
c. Pitrim Sorokin mengatakan sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan
dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala-gejala social (misal :
antara gejala ekonomi dan agama, antara keluarga dan moral, antara hokum
dan ekonomi, gerakan masyarakat dan politik dan lainnya). Sosiologi juga
mempelajari hubungan dan pengaruh timbale balik antara gejala social dan
gejala nonsosial. (misal : antara gejala geografis dan biologi dan lainnya).

2. Definisi Politik

a. Secara etimologi politik berasal dari bahasa Yunani yaitu polis (Negara kota)
b. Miriam Budiardjo mendifinisikan politik sebagai berbagai macam kegiatan
yang terjadi disuatu Negara, yang menyangkut proses menentukan tujuan dan
bagaimana cara mencapai tujuan itu.
c. David Easton mengartikan politik sebagai semua aktivitas yang
mempengaruhi kebijaksanaan dan cara bagaimana kebiijaksanaan itu
dilaksanakan.
d. Roger F. Soltou mengatakan ilmu politik adalah ilmu yang mempelajari
Negara, tujuan-tujuan Negara, dan lembaga-lembaga yang akan melaksanakan
tujuan-tujuan itu, hubungan antara Negara dengan warga Negara, hubungan
antara Negara dengan Negara lain.

Dengan demikian jelas bahwa sosiologi politik tidak dapat dilepaskan dari konsep
masyarakat sebagai pokok perhatian sosiologi dan Negara serta kekuasaan sebagai pokok
perhatian politik.

1. Definisi Sosiologi Politik

a. Maurce Duverger (1996), mendefinisikan sosiologi politik sebagai ilmu tentang


kekuasaan, pemerintahan, otoritas, komando dalam semua masyarakat, yang
bukan saja masyarakat nasional, tetapi juga dalam masyarakat local dan
internasional.
b. Shermandan Kolker (1987) , mendifinisikan sosiologi politik sebagai studi yang
mempelajari partisipasi dalam pembuatan keputusan tentang kehidupan yang luas
dan yang sempit. Kehidupan disu\ini merupakan kehidupan masyarakat daerah,
nasional dan internasional.
c. Faulks (1999), mendifinisikan sosiologi politik sebagai studi yang mempelajari
hubungan kekuasaan yang saling bergantung antara Negara dan masyarakat sipil.
Diantara Negara dan masyarakat sipil terdapat batas kekuasaan yang saling
berhubungan dalam proses perubahan social.

Dari definisi diatas, dapat ditegaskan bahwa sosiologi politik adalah disiplin ilmu
yang mempelajari antara masyarakat dan politik; hubungan masyarakat dengan lembaga-
lembaga politik di satu sisi dan masyarakat dengan proses politik (sosialisasi, partisipasi,
rekrutmen, komunikasi dan konflik) di sisi lain.

C. Objek Kajian Sosiologi Politik

Objek Kajian Sosiologi Politik dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Objek material atau pokok persoalan (focus), yakni masyarakat, Negara dan
kekuasaan.
2. Objek forma atau focus perhatian, yakni : hubungan masyarakat dengan lembaga-
lembaga politik, seperti sosialisasi politik, partisipasi politik, rekrutmen politik,
komunikasi politik, konflik dan demokrasi; serta hubungan masyarakat dengan
lembaga politik dan proses politik secara bersamaan, seperti budaya politik dan civil
society.

D. Metode Kajian Sosiologi Politik

Ada beberapa pendekatan dalam metode kajian sosiologi politik :

1. Pendekatan histories, yakni pendekatan yang menyajikan bentuk peristiwa, baik


dalam pengertian kontekstual maupun temporal yang diperlukan bagi studi-studi yang
sama.
2. Pendekatan komparatif, yakni pendekatan yang menggunakan penyajian data-data
perbandingan.
3. Pendekatan institusional, yakni pendekatan yang mengosentrasikan penyajian factor-
faktor kelembagaan, konstitusional dan legalistic.
4. Pendekatan behavioral, yakni pendekatan yang kontras dengan pendekatan
institusional. Pendekatan ini berkosentrasi pada tingkah laku atau perangai.

E. KONSEP-KONSEP SOSIOLOGI POLITIK

Konsep-konsep sosiologi politik ini setidaknya dapat diketahui dan di jelajahi dari
definisi dan objek kajian itu sendiri. Konseptual sosiologi politik tersebut adalah sebagai
berikut :

1. Masyarakat adalah sekelompok manusia atau kelompok social yang hidup bersama
dalam satu wilayah dan system hubungan-hubungan yang ditertibkan untuk mencapai
keinginan-keinginan bersama.
2. Negara adalah organisasi tertinggi dari bangunan masyarakat yang memiliki terirorial
dan kekuasaan untuk mengatur dan memelihara rakyatnya (masyarakat) dibawah
peraturan-peraturan (hukum).
3. Kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau sekelpmpok manusiauntuk
mempengaruhi tingkah laku seseorang atau kelompok lain sedemikian rupa sehingga
tingkah laku itu sesuai dengan keinginan dan tujuan orang yang mempunyai
kekuasaan ittu.
4. Stratifikasi social adalah sttruktur social yang memiliki lapisan-lapisan dalam suatu
masyarakat.
5. Perubahan social merupakan proses social yang dialami oleh anggota masyarakat,
serta unsure-unsur budaya dan system-sistem social, yaitu suatu tinngkat kehidupan
masyarakat dengan meninggalkan pola kehidupan lama dan berubah pada pola
kehidupan baru.
6. Sosialisasi Politik adalah suatu proses pengenalan system politik pada seseorang,
kelompok atau masyarakat serta respon yang mereka berikan terhadap gejala-gejala
politik yang ada dan mereka hadapi.
7. Partisipasi politik adalah kegiatan seseorang, kelompok atau masyarakat untuk ikut
serta secara aktif dalam kehidupan politik yakni dengan cara memilih pimpinan
Negara dan secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi kebijakan pemerintah
(public policy).
8. Rekrutmen politik adalah suatu kegiatan penyeleksian, pemilihan dan pengangkatan
seseorang atau sekelompok orang untuk melaksanakan sejumlah peranan (tugas)
dalam system politik, baik yang duduk di pemerintahan maupun lembaga-lembaga
lainnya terutama yang terkait dengan politik.
9. Komunikasi politik adalah kegiatan komunikasi yang didalamnya mengandung
makna, kepentingan serta konsekuensi yang bersifat politik yang berupaya mengatur
perbuatan manusia dalam kondisi perebutan kekuasaan dan konflik.
10. Konflik politik adalah perbedaan pendapat, persaingan dan pertentangan antara
sejumlah individu, kelompok ataupun organisasi dalam upaya mendapatkan dan / atau
mempertahankan sumber-sumber dari keputusan yang dibuat dan dilaksanakan
penyelenggara Negara (eksekutif, legeslatif dan yudikatif).
11. Civil society adalah wilayah-wilayah dalam kehidupan social yang terorganisasi,
dengan cirri-ciri : adanya kesukarelaan (voluntary), keswasembadaan (self-
generating), keswadayaan (self-supporting) dan keterikatan tinggi dengan norma atau
nilai hukum yang dianutnya.
12. Demokrasi merupakan suatu perkembangan sekaligus pilihan system politik yang
digunakan dalam suatu Negara. Demokrasi merupakan fase dari system politik
sebelumnya yang ducapai melalui proses interaksi dan perubahan yang bukan muncul
secara taken for granted dalam suatu masyarakat.
13. Budaya politik adalah seperangkat susunan kepercayaan, orientasi, atau pandangan,
sikap dan nilai-nilai masyarakat yang berhubungan dengan siste politik dan bagian-
bagian lainnya.
14. Partai pollitik adalah suatu kelompok politik yang terorganisir yang anggota-
anggotanya memiliki orientasi, nilai-nilai dan cita-cita politik yang sama. Tujuan
kelompok ini adalah memperoleh atau mempertahankan kekuasaan untuk
melaksanakan program-program mereka.

Anda mungkin juga menyukai