JALIL
A31116309
Kegiatan
Pusat pertanggungjawaban menerima masukan atau input, dalam bentuk bahan baku,
tenaga kerja dan jasa. Dengan menggunakan modal kerja (contohnya persediaan dan piutang),
peralatan, perlengkapan pabrik dan aset lainnya, pusat pertanggungjawaban melakukan
kegiatan untuk mengubah input menjadi output baik dalam bentuk barang atau jasa. Hasil atau
output tersebut kemudian diserahkan ke pusat pertanggungjawaban yang lain (sebagai input
pusat pertanggungjawaban yang bersangkutan) atau pusat pertanggungjawaban melemparnya
ke pasar sebagai output organisasi secara keseluruhan.
B. Hubungan antara Input dan Output
Manajemen bertanggung jawab untuk memastikan hubungan yang optimal antara input
dan output. Disejumlah pusat tanggung jawab, hubungan itu bersifat timbal balik dan langsung,
misalnya seperti departemen produksi, input bahan baku menjadi bagian fisik dari barang jadi.
Akan tetapi dalam sejumlah situasi, input tidak secara langsung berkaitan dengan output yang
dihasilkan. Biaya periklanan adalah input yang ditujukan untuk meningkatkan hasil penjualan,
namun karena penjualan juga dipengaruhi sejumlah faktor lain selain iklan, maka kaitan antara
meningkatnya biaya iklan dengan meningkatnya penghasilan tidak selalu tampak dan lagipula
keputusan manajemen untuk meningkatkan pengeluaran untuk iklan tampaknya lebih berbasis
pada penilaian subjektif daripada berdasarkan data.
Kegiatan
Pusat Pendapatan adalah pusat pertanggungjawaban yang outputnya (pendapatan)
diukur dalam satuan moneter, dan tidak dihubungkan dengan inputnya (biaya).Contoh dari
pusat pendapatan adalah; pemasaran yang tidak dibebani dengan harga pokok produk yang
dijual. Penjualan yang dicapai diukur dengan membandingkan dengan anggaran atau target
penjualan yang harus dicapai, manajer mempertanggungjawabakan biaya yang berkaitan untuk
penjualan.
2. Pusat Biaya
Pusat biaya adalah pusat pertanggungjawaban yang inputnya diukur dalam satuan
moneter, tetapi outputnya tidak.Terdapat dua macam pusat biaya, yaitu Pusat Biaya Teknik dan
Pusat Biaya Kebijakan. Hal ini sesuai dengan biaya yang terjadi yaitu biaya tehnik yang
merupakan biaya yang jumlahnya dapat ditaksir secara pasti sesuai dengan output yang
dihasilkan, misalnya biaya tenaga kerja langsung, biaya bahan baku, suku cadang dll.
Sedangkan biaya kebijakan adalah biaya yang tidak dapat ditentukan secara pasti karena
dikaitkan dengan kebijakan manajemen.
a. Pusat Biaya Teknik
Karakteristik Pusat Biaya Tehnik:
1) Inputnya dapat diukur dalam satuan moneter
2) Inputnya dapat diukur dalam satuan phisik
3) Jumlah input yang digunakan untuk menghasilkan satu unit output dapat ditentukan
secara optimum.
Pusat biaya teknik umumnya terdapat pada kegiatan produksi. Pada pusat biaya teknik,
pengukuran biaya dilakukan dengan menetapkan hasil perkalian antara output yang
dihasilkan dengan biaya standar perunit. Selisih antara biaya standar dengan biaya
sesungguhnya menunjukkan tingkat efisiensi pusat biaya teknik.Meskipun demikian,
pusat biaya teknik pengukuran kinerjanya tidak hanya dilihat dari biayanya saja tetapi
juga bertanggung jawab terhadap kualitas dan volume produk yang
dihasilkan.Sehingga biaya produksi tidak ditujukan untuk diminimumkan dengan
mengabaikan kualitas.
Kegiatan
b. Pusat Biaya Kebijakan
Pusat biaya kebijakan adalah pusat biaya yang outputnya sulit diukur dengan satuan
moneter.Contoh dari pusat biaya kebijakan adalah bagian administrasi dan pendukung,
misalnya bagian akuntansi, sumber daya manusia, penelitian dan pengembangan, dan
lain-lain.Biaya kebijakan ditetapkan sesuai dengan kebijakan manajemen dalam
menjalankan kegiatan yang harus dijalankan.
Pada pusat biaya kebijakan, tidak ditujukan untuk mengukur efisiensi, tetapi lebih
ditekankan pada kemampuannya dalam menjalankan kegiatan sesuai dengan rencana
yang ditetapkan, yaitu kemampuan melakukan kegiatan sesuai dengan anggaran.
Selisih antara anggaran dan biaya sesungguhnya bukan ukuran efisiensi, tetapi
merupakan selisih antara input yang dianggarkan dan input aktual dan tidak mencakup
nilai output.
Kegiatan
3. Pusat Laba
Laba merupakan tujuan utama bagi organisasi yang berorientasi laba.Sehingga laba
merupakan pengukur efektifitas yang penting.Selain itu laba adalah selisih antara penjualan
(pengukur output) dan biaya (pengukur input), jadi laba juga merupakan pengukur
efisiensi.Sehingga laba merupakan pengukur efisiensi dan efektifitas. Apabila kedua pengukur
input dan output dapat dilakukan, maka efisiensi dan efektifitas dapat ditentukan. Akan tetapi
apabila yang dapat diukur hanya salah satunya (input atau output saja) maka pengukur
kinerjanya dihubungkan dengan efisiensinya atau efektifitasnya saja.
Kegiatan