Anda di halaman 1dari 14

PENDEKATAN ILMIAH DAN ALTERNATIF UNTUK

INVESTIGASI

KELOMPOK II

BOBI DAMA A31116001

MUH. RESA SAPUTRA A31116011

SINARTI A31116036

ABD. JALIL A31116309

AHMAD FATONAH B. A31116311

DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2018
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmatNya,
sehingga kami dapat menyusun makalah yang berjudul “PENDEKATAN
ILMIAH DAN ALTERNATIF UNTUK INVESTIGASI” dengan tepat waktu.
Tentunya, makalah ini diselesaikan dengan bantuan beberapa pihak.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dari dosen dan tentunya untuk
menambah pengetahuan bagi Mahasiswa Unhas umumnya dan mahasiswa FEB-
UH khususnya.

Tidak terlepas dari itu, penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini,
masih banyak kekurangan, oleh karenanya saran dan kritik sangat kami harapkan
bagi siapapun yang membaca makalah ini, agar penyusunan makalah berikutnya
bisa lebih baik lagi.

Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga makalah ini bisa khazanah ilmu
dan memberikan dampak positif yang nyata untuk orang banyak.

Makassar, 06 September 2018

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i


DAFTAR ISI................................................................................................................................ ii
BAB I PENAHULUAN ........................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ........................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................... 2
2.1 Pengantar .......................................................................................................................... 2
2.2 Keunggulan Penelitian Ilmiah .................................................................................... 3
2.3 Metode Hipotesis-Deduktif ......................................................................................... 5
2.4. Pendekatan Alternatif Untuk Penelitian .................................................................. 6
2.5 Jenis Penelitian Lainnya ................................................................................................ 8
BAB III PENUTUP ............................................................................................................…10
3.1 Kesimpulann ............................................................................................................…..10
3.2 Saran .................................................................................................................................10
Daftar Pustaka : .........................................................................................................................11
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seorang Manajer dalam sebuah perusahaan, seringkali menjumpai yang
namanya masalah baik itu masalah yang sederhana sampai masalah yang
rumit, tentunya banyak pertimbangan dalam membuat keputusan atau
menemukan solusi terhadap masalah tersebut yang nantinya akan memberikan
efek positif kepada perusaahaan. Dalam kasus seperti ini, maka diperlukanlah
sebuah investigasi ilmiah dalam penelitian. Meneliti bukan sekedar
menggugurkan kegiatan tersebut, akan tetapi meneliti perlu prosedur yang
kompleks sehingga hasil yang didapatkan nantinya juga maksimal. Dengan
melakukan penelitian maka informasi yang didapat juga tidak sedikit yang
dengan begitu maka selain mendapat sebuah solusi, juga akan menghasilkan
kebenaran.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa yang dimaksud investigasi?
b. Apa saja keunggulan dari penelitian ilmiah?
c. Apa itu hipotesis-deduktif dan apa saja jenisnya?
d. Apa itu pendekatan Alternatif ?
e. Apa saja yang termasuk jenis penelitian lainnya?
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui apa itu investigasi
b. Untuk mengetahui keunggulan dari penelitian ilmiah
c. Untuk mengetahui hipotesis-deduktif dan jenisnya
d. Untuk mengetahui pendekatan alternatif dalam penelitian
e. Untuk mengetahui jenis penelitian lainnya
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGANTAR

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003), investigasi diartikan


sebagai penyelidikan dengan mencatat atau merekam fakta dengan melakukan
peninjauan, percobaan, dan sebagainya dengan tujuan meperoleh jawaban atas
pertanyaan, sedangkan ilmiah secara ilmu pengetahuan memenuhi syarat (kaidah)
ilmu pengetahuan. Jadi investigasi ilmiah merupakan suatu kegiatan yang
dilakukan oleh seorang ataupun beberapa orang peneliti untuk mengupas inti
permasalahan dengan tujuan untuk menemukan jawaban dari apa yang sedang
diteliti sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan . investigasi ilmiah
cenderung bersifat objektif daripada subjektif, dan menolong manager untuk
menyoroti faktor yang paling genting di situasi yang memerlukan perhatian
khusus untuk dihindari, diperkecil, atau diselesaikan. Investigasi ilmiah dan
pengambilan keputusan managerial merupakan aspek – aspek integral dari
pemecahan masalah yang efektif.

Penelitian ilmiah berfokus pada pemecahan masalah dan menerapkan


langkah demi langkah yang logis, terorganisir, dan metode yang ketat untuk
mengidentifikasi masalah, mengumpulkan data, menganalisisnya, dan menarik
kesimpulan yang valid. Dengan demikian, penelitian ilmiah tidak didasarkan pada
firasat, pengalaman, dan intuisi, tetapi bersifat purposive dan teliti. Investigasi
ilmiah cenderung lebih obyektif daripada subjektif, dan membantu manajer untuk
menyoroti faktor paling kritis di tempat kerja yang membutuhkan perhatian
khusus sehingga dapat menghindari, meminimalkan, atau memecahkan masalah.
Istilah penelitian ilmiah berlaku untuk penelitian dasar dan terapan.
2.2 KEUNGGULAN PENELITIAN ILMIAH
1. Purposiveness. Manajer memulai penelitian dengan sasaran atau tujuan
yang pasti. Fokusnya adalah meningkatkan komitmen karyawan terhadap
organisasi disamping manfaat lain penelitian tersebut dalam banyak
bidang.

2. Rigor. Rigor berarti kejelian, ketelitian, dan tingkat ketelitian dalam


penyelidikan penelitian. Dalam kasus contoh kita, katakanlah manajer
suatu organisasi meminta 10 hingga 12 karyawannya untuk menunjukkan
apa yang akan meningkatkan tingkat komitmen mereka terhadapnya. Jika,
semata-mata atas dasar tanggapan mereka kemudian manajer menarik
beberapa kesimpulan tentang bagaimana komitmen karyawan dapat
ditingkatkan, seluruh pendekatan untuk penyelidikan ini tidak ilmiah.
Kasus ini tidak memiliki ketelitian karena alasan berikut:
1. Kesimpulan ditarik secara salah karena didasarkan pada
tanggapan dari hanya beberapa karyawan yang pendapatnya
mungkin tidak mewakili orang-orang dari seluruh tenaga kerja.
2. Cara pembingkaian dan penyampaian pertanyaan dapat
menimbulkan bias atau ketidaktepatan dalam tanggapan.
3. Mungkin ada banyak pengaruh penting lainnya pada komitmen
organisasi bahwa sampel kecil dari responden ini tidak atau
tidak dapat diverbalisasi selama wawancara, dan oleh karena
itu peneliti gagal untuk memasukkan mereka.
3. Testability. Testability adalah properti yang berlaku untuk hipotesis
penelitian. Hipotesis berasal dari teori, yang didasarkan pada keyakinan
logis dari peneliti dan pada (hasil) sebelumnya, penelitian ilmiah.
Hipotesis ilmiah harus bisa diuji, tetapi tidak semua hipotesis dapat diuji.
Hipotesis yang tidak dapat diuji adalah pernyataan yang tidak jelas, atau
mereka mengedepankan sesuatu yang tidak dapat diuji secara
eksperimental (misalnya adalah Tuhan menciptakan bumi).
4. Replicability. Replication menunjukkan bahwa hipotesa kita tidak
didukung hanya secara kebetulan, tetapi mencerminkan keadaan
sebenarnya dalam populasi. Hasil tes hipotesis harus didukung lagi dan
lagi ketika jenis penelitian yang sama diulang dalam keadaan serupa.
Replicability adalah sejauh mana re-study dimungkinkan oleh penyediaan
rincian desain penelitian dalam laporan penelitian.
5. Precision and confidence. Ketepatan (precision) mengacu pada kedekatan
temuan ke "realitas" berdasarkan sampel (interval kepercayaan dalam
statistik). Keyakinan (confidence) mengacu pada probabilitas bahwa
perkiraan kami benar. Kami yakin dapat mengklaim bahwa 95% dari
waktu hasil kami akan benar dan hanya ada 5% kemungkinan kami salah
(tingkat kepercayaan).
6. Objectivity. Objektif berarti bahwa penelitian harus didasarkan pada fakta-
fakta dari temuan yang berasal dari data aktual, dan bukan pada nilai-nilai
subjektif atau emosional kita sendiri. Jika hipotesis yang berkaitan dengan
komitmen organisasi dalam contoh kami sebelumnya tidak didukung,
waktu dan usaha yang cukup besar akan sia-sia dalam menemukan cara
untuk menciptakan peluang bagi partisipasi karyawan dalam pengambilan
keputusan. Semakin objektif interpretasi data, semakin ilmiah
penyelidikan penelitian.
7. Generalizability. Generalisasi mengacu pada lingkup penerapan temuan
penelitian dalam satu pengaturan organisasi ke pengaturan lain. Tentunya,
semakin luas jangkauan penerapan solusi yang dihasilkan oleh penelitian,
semakin bermanfaat penelitian bagi pengguna. Untuk generalisasi yang
lebih luas, desain sampling penelitian harus dikembangkan secara logis
dan sejumlah rincian lainnya dalam metode pengumpulan data harus
diikuti secara cermat. Namun, juga akan meningkatkan biaya penelitian.
8. Parsimony. Kesederhanaan dalam menjelaskan fenomena atau masalah
yang terjadi, dan dalam menghasilkan solusi untuk masalah, selalu lebih
disukai daripada kerangka penelitian yang kompleks yang
mempertimbangkan faktor-faktor yang tidak dapat dikelola. Pidimoni
dapat diperkenalkan dengan pemahaman yang baik tentang masalah dan
faktor-faktor penting yang mempengaruhinya.

2.3 METODE HIPOTESIS-DEDUKTIF

Metode hipotetik-deduktif memberikan pendekatan yang berguna dan


sistematis untuk menghasilkan pengetahuan untuk memecahkan masalah dasar
dan manajerial.

Proses tujuh langkah dalam metode hipotetis-deduktif

1. Identifikasi area masalah yang luas. Penurunan penjualan, gangguan


produksi yang sering terjadi, hasil akuntansi yang salah, investasi dengan
hasil rendah, ketidaktergantungan karyawan dalam pekerjaan mereka,
peralihan pelanggan, dan sejenisnya, dapat menarik perhatian manajer dan
mengkatalisasi proyek penelitian.
2. Tentukan pernyataan masalah. Mengumpulkan informasi awal tentang
faktor-faktor yang mungkin terkait dengan masalah akan membantu kita
mempersempit area masalah yang luas dan mendefinisikan pernyataan
masalah.
3. Membentuk hipotesis. Dalam langkah ini, variabel diperiksa untuk
memastikan kontribusi atau pengaruh mereka dalam menjelaskan mengapa
masalah terjadi dan bagaimana hal itu dapat diselesaikan. Hipotesis ilmiah
harus memenuhi dua persyaratan. Kriteria pertama adalah bahwa hipotesis
harus dapat diuji. Kriteria kedua, dan salah satu prinsip utama dari metode
hipotetis-deduktif, adalah bahwa hipotesis juga harus dapat dipalsukan.
4. Tentukan ukuran. Mengukur variabel agar kita dapat menguji hipotesis
yang ada.
5. Pengumpulan data. Data sehubungan dengan masing-masing variabel
dalam hipotesis perlu diperoleh.
6. Analisis data. Data yang dikumpulkan dianalisis secara statistik untuk
melihat apakah hipotesis yang dihasilkan telah didukung.
7. Menginterpretasikan data. Sekarang kita harus memutuskan apakah
hipotesis kita didukung atau tidak dengan menginterpretasi makna dari
hasil analisis data.

2.4 PENDEKATAN ALTERNATIF UNTUK PENELITIAN

Semua penelitian didasarkan pada keyakinan tentang dunia di sekitar kita


(studi filosofis tentang apa yang dapat dikatakan ada disebut ontologi) dan apa
yang dapat kita temukan melalui penelitian. Peneliti yang berbeda memiliki
ide yang berbeda tentang masalah ini. Ketidaksepakatan tentang sifat
pengetahuan atau bagaimana kita mengetahui (nama yang tepat untuk masalah
ini adalah epistemologi) memiliki sejarah panjang dan tidak terbatas pada
penelitian dalam bisnis. Berikut adalah perspektif paling penting untuk
penelitian kontemporer dalam bisnis:

Positivisme

Dalam pandangan positivis dunia, ilmu pengetahuan dan penelitian ilmiah


dipandang sebagai cara untuk mencapai kebenaran - memang, positivis
percaya bahwa ada kebenaran obyektif di luar sana - untuk memahami
dunia dengan cukup baik sehingga kita dapat memprediksi dan kendalikan
itu.

Konstruksiisme

Konstruksionisme mengkritik keyakinan positivis bahwa ada kebenaran


obyektif. Para ahli konstruksi berpegang pada pandangan yang
berlawanan, yaitu bahwa dunia pada dasarnya dibangun secara mental atau
mental. Untuk alasan ini, ahli konstruksi tidak mencari kebenaran
obyektif. Sebaliknya, mereka bertujuan untuk memahami aturan yang
digunakan orang untuk memahami dunia dengan menyelidiki apa yang
terjadi dalam pikiran orang. Para ahli konstruksi sangat tertarik pada
bagaimana pandangan orang tentang dunia dihasilkan dari interaksi
dengan orang lain dan konteks di mana mereka terjadi. Metode penelitian
para peneliti kontruksi sering bersifat kualitatif.

Realisme kritis

Realisme kritis adalah kombinasi dari keyakinan pada realitas eksternal


(kebenaran obyektif) dengan penolakan klaim bahwa realitas eksternal ini
dapat diukur secara obyektif; observasi (terutama pengamatan pada
fenomena yang tidak dapat kita amati dan ukur secara langsung, seperti
kepuasan, motivasi, budaya) akan selalu tunduk pada interpretasi. Menurut
sudut pandang realis kritis, ukuran-ukuran fenomena seperti emosi,
perasaan, dan sikap sering bersifat subjektif dan pengumpulan data secara
umum, tidak sempurna dan cacat. Kaum realis kritis juga percaya bahwa
para peneliti pada dasarnya bias.

Pragmatisme

Pragmatis tidak mengambil posisi tertentu pada apa yang membuat


penelitian yang baik. belajar. Fokus pragmatisme adalah pada penelitian
praktis, diterapkan di mana sudut pandang yang berbeda pada penelitian
dan subjek yang diteliti sangat membantu dalam memecahkan masalah
(bisnis). Pragmatisme menggambarkan penelitian sebagai proses di mana
konsep dan makna (teori) adalah generalisasi dari tindakan dan
pengalaman masa lalu kita, dan interaksi yang kita miliki dengan
lingkungan kita. Pragmatisme mendukung eklektisisme dan pluralisme.
Fitur penting lainnya dari pragmatisme adalah bahwa ia memandang
kebenaran saat ini sebagai tentatif dan berubah seiring waktu. Pragmatis
melihat teori dan konsep sebagai alat penting untuk menemukan jalan kita
di dunia yang mengelilingi kita. Untuk seorang pragmatis, nilai penelitian
terletak pada relevansi praktisnya; tujuan teori adalah untuk
menginformasikan praktik.
Kesimpulan

Pengetahuan tentang epistemologi dapat membantu Anda untuk


berhubungan dan memahami penelitian orang lain dan pilihan yang dibuat
dalam penelitian ini. Peneliti yang berbeda memiliki ide yang berbeda
tentang sifat pengetahuan atau tentang bagaimana kita mengetahui.
Memahami ide-ide pribadi Anda tentang penelitian dan bagaimana hal itu
harus dilakukan memungkinkan Anda untuk menentukan jenis pertanyaan
penelitian mana yang penting bagi Anda dan metode apa untuk
mengumpulkan dan menganalisis data akan memberi Anda jawaban
terbaik untuk pertanyaan-pertanyaan ini. Ini juga akan membantu Anda
untuk membuat keputusan berdasarkan informasi selama proses penelitian,
untuk memiliki pemahaman yang jelas tentang apa yang temuan-temuan
Anda (lakukan dan tidak) maksudkan, dan untuk memahami jenis
kesimpulan bahwa pendekatan riset Anda memungkinkan Anda untuk
menggambar.

2.5 JENIS PENELITIAN LAINNYA


Metodologi Penelitian karangan Suryabrata ( 2010 ), menyatakan berbagai
macam rancangan penelitian berdasarkan sifat-sifat masalahnya. Diantaranya ada
Rancangan penelitian Studi kasus dan Penelitian tindakan, berikut penjelasannya :

A. Studi kasus
Studi kasus, atau penelitian kasus (case study), adalah penelitian tentang
setatus subjek penelitian yang berkenan dengan suatu fase spesifik atau khas dari
keseluruhan personalitas ( Maxfiled,1930). Subjek penelitian dapat saja individu ,
kelompok, lembaga, maupun masyarakat. Peneliti ingin mempelajari secara
intensif latar belakang serta interaksi lingkungan dari unit unit sosial yang menjadi
subjek. Tujuan studi kasus adalah untuk memberikan gambaran secara mendetail
tentang latar belakang, sifat sifat serta karakter-karakter yang khas dari kasus,
ataupun status individu yang kemudian dari sifat-sifat khas diatas akan dijadikan
suatu hal yang bersifat umum ( Nazir, 2005 : 57)
B. Penelitian tindakan
Penelitian tindakan adalah sutu penelitian yang dikembangkan bersama-
sama antara peneliti dan decision maker tentang variabel-variabel yang dapat
dimanipuasikan dan dapat segera digunakan untuk menentukan kebijakan dan
pembagunan.
Tujuan
Bertujuan mengembangkan ketrampilan-ketrampilanbaru pad acara
pendekatan barudan untuk memecahkan masalah dengan penerapan
langsungdidunia kerja atau dunia actual lain.
Contoh-contoh
Suatu program inservice training untuk melatih para konselor bekerja
dengan anak putus sekolah; untuk menyusun program penjajagandlam
pencegahan kecelakaan padaa pendidikan pengemudi; untuk memecahkan
masalah apatisme dalam penggunaan teknologi modern atau metode menanam
padi yang inovatif.
Ciri-ciri
1. Praktis dan langsung relevan untuk situasi aktual dalam dunia kerja.
2. Menyediakan rangka kerja yang teratur untuk pemecaha masalah dan
perkembangan perkembangan baru yang lebih baik dari pada cara
pendekatan impresionistik dan fragmentris.
3. Fleksibel dan adaptif , membolehkan perubahan-perubahan selama masa
penelitianya dan mengorbankan kontrol untuk kepentingan penelitian.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Investigasi penerapannya dilakukan dengan meninjau, mengumpulkan,


menganalisis data dengan tujuan mencari kebenaran dari setiap rasa keingintahuan
seorang peneliti. Demi mendapat hasil yang baik dan penyelesaian masalah yang
tepat, maka ada baiknya prosedur dalam penelitian dan pengambilan keputusan
dilakukan secara bertahap sesuai prosedur yang ada untuk menghindari kegagalan.

3.1 Saran

Banyak perusahaan gagal memperoleh hasil yang baik dari solusi yang
mereka dapatkan, kemungkinan karena mereka tidak memahami bagaimana
menjalankan penelititan ilmiah yang baik dan benar. Dalam meneliti yang tidak
kalah penting adalah pengalaman ataupun berkonsultasi dengan peneliti yang
sudah berpengalaman, dengan tujuan tentunya untuk medapatkan solusi dari
masalah yang bisa berdampak postif bagi perusahaan.
Daftar Pustaka

Sekaran, Uma (2016). Research Methods For Business; ( Metode Pelenilitian


Untuk Bisnis ),7thEdition, Jakarta Selatan : Salemba Empat.

Suryabrata, Sumadi. 2010.Metode Penelitian. Jakarta : Rajawali Pers

Anda mungkin juga menyukai