Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI PERSEPSI:


PERILAKU KEKERASAN
SESI 1 : MENGENAL PRILAKU KEKERASAN YANG BIASA DILAKUKAN

PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA


DI RSJ PROF. HB. SA’ANIN PADANG

OLEH :
KELOMPOK 3/N

AFDAL RAHMAN 1541312062


GUSTRI FIJRIANI 1541312084
KHAIRAT AMINI ZULKA 1541312059
PUTRI BENELTI 1541312052
RAHMI OKTAVIA 1541312073
TARA AMALIA 1541313027

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2015
PROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK

Topik : TAK Stimulasi Persepsi: Perilaku Kekerasan


Sesi ke : I (Mengenal perilaku kekerasan yang biasa dilakukan)
Terapis : 6 orang mahasiswa Fakultas Keperawatan UNAND
Sasaran : 6 orang klien RSJ Prof. HB. Saanin Padang

A. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Klien mampu mengenal perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.

2. Tujuan Khusus
a) Klien dapat menyebutkan stimulus penyebab kemarahan.
b) Klien dapat menyebutkan respon yang dirasakan saat marah (tanda dan gejala
marah)
c) Klien dapat menyebutkan reaksi yang dilakukan saat marah (perilaku kekerasan)
d) Klien dapat menyebutkan akibat perilaku kekerasan.

B. LANDASAN TEORI
Kelompok adalah sejumlah individuberkomunikasi satu dengan yang lain dalam
jangka waktu tertentu yang jumlahnya tidak terlalu banyak, sehingga tiap orang dapat
berkomunikasi dengan semua anggota secara langsung (Homans, 2011). Anggota
kelompok mungkin datang dari berbagai latar belakang yang harus ditangani sesuai
dengan keadaannya, seperti agresif, takut, kebencian, kompetitif, kesamaan, ketidak
samaan, kesukaan dan menarik (Boner, 2009).
Terapi aktivitas kelompok adalah terapi modalitas yang dilakukan perawat kepada
sekelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama. Terapi aktivitas
kelompok adalah suatu psikoterapi yang dilakukan oleh sekelompok penderita bersama-
sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain yang dipimpin, diarahkan oleh seorang
terapis atau petugas yang telah terlatih.
Terapi Aktifitas Kelompok berdasarkan masalah keperawatan jiwa yang paling
banyak ditemukan dikelompok sebagai berikut :
a) TAK sosialisasi (untuk klien dengan menarik diri yang sudah sampai pada tahap
mampu berinteraksi dalam kelompok kecil dan sehat secara fisik).
b) TAK stimulasi sensori (untuk klien yang mengalami gangguan sensori).
c) TAK orientasi realita (untuk klien halusinasi yang telah mengontrol halusinasinya,
klien waham yang telah dapat berorientasi kepada realita dan sehat secara fisik).
d) TAK stimulasi persepsi : halusinasi (untuk klien dengan halusinasi)
e) TAK peningkatan harga diri (untuk klien dengan HDR)
f) TAK penyaluran energy (untuk klien perilaku kekerasan yang telah dapat
mengekspresikan marahnya secara konstruktif, klien menarik diri yang dapat
berhubungan dengan orang lain secara bertahap dan sehat secara fisik).

Setiap orang dapat bertindak keras tetapi ada kelompok tertentu yang memiliki
resiko tinggi yaitu pria berusia 15-25 tahun, orang kota, kulit hitam, atau subgroup dengan
budaya kekerasan, peminum alkohol (Tomb, 2003 dalam Purba, dkk, 2008). Perilaku
kekerasan adalah tingkah laku individu yang ditujukan untuk melukai atau mencelakakan
individu lain yang tidak menginginkan datangnya tingkah laku tersebut (Purba dkk, 2008).
Terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi : perilaku kekerasan adalah terapi
yang menggunakan aktivitas sebagai stimulus dan terkait dengan pengalaman dan/atau
kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok. Hasil diskusi kelompok dapat berupa
kesepakatan persepsi atau alternatif penyelesaian masalah. Aktivitas dibagi dalam empat
bagian, yaitu mempersepsikan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan, mencegah
perilaku kekerasan dengan latihan fisik : nafas dalam dan memukul bantal/kasur,
mencegah perilaku kekerasan dengan mengonsumsi obat yang benar, mencegah perilaku
kekerasan secara sosial dan mencegah perilaku kekerasan secara spiritual.
Aktivitas mempersepsikan stimulus nyata sehari-hari terdiri dari ;
a) Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Stimulasi Persepsi, Sesi 1: mengenal perilaku
kekerasan yang biasa dilakukan
b) Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Stimulasi Persepsi, Sesi 2: mencegah perilaku
kekerasan dengan latihan fisik : nafas dalam dan memukul bantal/kasur
c) Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Stimulasi Persepsi, Sesi 3: mencegah perilaku
kekerasan sosial
d) Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Stimulasi Persepsi, Sesi 4: mencegah perilaku
kekerasan secara spiritual
e) Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Stimulasi Persepsi, Sesi 5 : mencegah perilaku
kekerasan dengan mengkonsumsi obat yang benar

C. KRITERIA ANGGOTA KELOMPOK TAK


1. Klien dengan diagnosa Perilaku Kekerasan
2. Klien yang telah mendapat SP PK
3. Klien yang bisa kooperatif dan tidak mengganggu berlangsungnya Terapi Aktifitas
Kelompok
4. Mau mengikuti kegiatan terapi aktivitas
5. Klien dapat diajak bekerja sama

D. PROSES SELEKSI
1. Anggota kelompok dipilih berdasarkan masalah yang sama dan sesuai dengan kriteria
2. Klien diseleksi berdasarkan hasil pengkajian
3. Tingkat kemampuan berfikir, melihat, mendengar, dan pemahaman relatif setara
4. Klien yang telah dilakukan kontrak sebelumnya

E. URAIAN STRUKTUR KEGIATAN


1. Hari/ Tanggal : Rabu/ 23 Desmber 2015
2. Tempat kegiatan : Wisma Gelatik, RS. Jiwa HB. Saanin Padang
3. Waktu Kegiatan : 10.00 s/d 10.45 WIB
4. Metode Kegiatan : Dinamika kelompok, diskusi dan tanya jawab
5. Anggota TAK : 1. Tn. Mahyudin
2. Tn. Chandra
3. Tn. Andika
4. Tn. Engki
5. Tn. Adril Can
6. Tn. Rici Ricardo
F. MEKANISME KEGIATAN TAK
No Waktu Kegiatan Terapis Kegiatan Peserta
1. 30 menit Pelaksanaan
a. Orientasi
1. Salam terapeutik
Terapis mengucapkan salam Menjawab salam
“Selamat pagi Bapak-Bapak”
Terapis memperkenalkan diri dan Mendengarkan dan
pembimbing memperhatikan
”Perkenalkan nama saya Afdal,
disini ada Ibuk Awi, Ibuk Dewi,
Ibuk Tris, Ibuk Putri, Ibuk Nini,
Ibuk Tara, dan Ibuk Ami.”
Menanyakan nama dan pangilan Menjawab pertanyaan
semua klien (beri papan nama)
”Nama Bapak siapa?”
2. Evaluasi/ validasi
Terapis menanyakan perasaan klien Menjawab pertanyaan
saat ini
”Bagaimana perasaan Bapak-Bapak
hari ini?”
Terapis menanyakan masalah yang Menjawab pertanyaan
dirasakan
“Apakah Bapak masih merasakan
perasaan kesal atau marah?”

3. Kontrak
Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu Mendengarkan dan
mengenal perilaku kekerasan yang memperhatikan
biasa dilakukan.
“Tujuan dari kegiatan ini adalah agar
Bapak bisa mengatahui perilaku
kekerasan yang biasa dilakukan.”
Menjelaskan aturan main berikut: Mendengarkan dan
”Sebelum kita mulai, saya jelaskan memperhatikan
aturan mainnya ya Pak:
- Jika ada Bapak yang akan
meninggalkan kelompok, harus
meminta izin kepada saya,
- Lama kegiatan 45 menit
- Bapak-bapak mengikuti kegiatan
dari awal sampai selesai.”
b. Kerja
1) Mendiskusikan penyebab marah : Mendengarkan dan
 Tanyakan pengalaman tiap klien memperhatikan
 Tulis di papan tulis Mengikuti kegiatan
“Apa yang menyebabkan Bapak sesuai aturan main
marah?”
2) Mendiskusikan tanda dan gejala
yang dirasakan klien saat terpapar
oleh penyebab marah sebelum
perilaku kekerasan terjadi.
 Tanyakan perasaan tiap klien saat
terpapar oleh penyebab (tanda
dan gejala)
 Tulis di papan tulis
“Pada saat penyebab marah itu ada,
apa yang Bapak rasakan?”
3) Mendiskusikan perilaku kekerasan
yang pernah dilakukan klien (verbal,
merusak lingkungan, mencederai,
memukul, orang lain, dan memukul
diri sendiri)
 Mendiskusikan perilaku
kekerasan yang pernah dilakukan
klien (verbal, merusak
lingkungan, mencederai,
memukul, orang lain, dan
memukul diri sendiri)
 Tulis di papan tulis
“Apa saja perilaku kekerasan yang
pernah Bapak lakukan?”
4) Membantu klien memilih salah satu
perilaku kekerasan yang paling
sering dilakukan untuk diperagakan.
5) Melakukan bermain peran/stimulasi
untuk perilaku kekerasan yang tidak
berbahaya (terapis sebagai sumber
penyebab dan klien yang melakukan
perilaku kekerasan
6) Menayakan perasaan klien setelah
bermain peran/stimulasi
“Bagaimana perasaan Bapak setelah
kita mempratekkan perilaku marah?”
7) Mendiskusiksan dampak/akibat
perilaku kekerasan.
 Tanyakan akibat perilaku
kekerasan.
 Tulis di papan tulis
“Menurut Bapak, apa saja
dampak/akibat dari perilaku marah?”
8) Memberikan reinforcement pada
peran serta klien.
“Bagus sekali Bapak”
3 15 menit Terminasi
a. Evaluasi pencapaian tujuan
Evaluasi Subjektif :
 Menanyakan perasaan klien Mengungkapkan
setelah mengikuti TAK pendapat
”Bagaimana perasaan Bapak
setelah mengikuti kegiatan ini?”
 Menanyakan kembali pada klien Mengungkapkan
tentang penyebab, tanda dan pendapat
gejala, perilaku kekerasan, dan
akibat perilaku kekerasan.
“Coba Bapak ulangi kembali
apa saja penyebab, akibat, tanda
dan gejala serta perilaku
kekerasan yang biasa dilakukan”
 Memberikan reinforment positif Mendengar dan
terhadap perilaku klien positif. memperhatikan
“Bagus sekali Bapak”
b. Rencana tindak lanjut
 Terapis menganjurkan klien Mendengar dan
menilai dan mengevaluasi jika memperhatikan
terjadi penyebab marah, yaitu
tanda dan gejala, perilaku
kekerasan yang terjadi, serta
akibat perilaku kekerasan.
 Menganjurkan klien mengingat Mendengar dan

penyebab, tanda dan gejala, memperhatikan


perilaku kekerasan dan akibat
yang belum diceritakan.
”Bapak, jika ada perasaan kesal
atau marah coba Bapak ingat
kembali akibat dari perilaku
kekerasan yang Bapak lakukan”
c. Kontrak yang akan datang
 Menyepakati TAK yang akan
datang sesuai dengan indikasi
klien.
 Menyepakati waktu dan tempat.
“Bapak, besok kita akan
melakukan terapi aktifitas
kelompok kembali pada jam
10.00 WIB ditempat ini lagi ya
Pak”

G. PENGORGANISASIAN KELOMPOK
Leader : Afdal Rahman
Peran Leader:
- Mengarahkan kelompok dalam mencapai tujuan
- Memotivasi dan memfasilitasi anggota untuk mengekspresikan perasaan dan
memberikan umpan balik
- Sebagai role model
- Menjelaskan jalannya permainan dan melakukan kontrak waktu

Co-Leader : Gustri Fijriani


Peran Co-Leader:
- Membantu leader dalam menggorganisasikan kelompok
- Menyampaikan informasi dari fasilitator kepada leader
- Mengingatkan leader bila diskusi menyimpang
- Membantu leader dalam mengorganisir peserta

Fasilitator : Putri Benelti, Rahmi Oktavia dan Tara Amalia


Peran Fasilitator:
- Membantu leader dalam memfasilitasi anggota kelompok untuk berperan aktif dan
memotivasi anggota
- Memfokuskan kegiatan
- Membantu mengkoordinir anggota kelompok
- Duduk di antara pasien

Observer : Khairat Amini Zulka


Peran Observer:
- Mengobservasi semua respon klien
- Mencatat semua proses yang terjadi dan semua perubahan prilaku klien
- Memberikan umpan balik pada klien pada kelompok
- Duduk tidak dilingkungan permainan/diluar
- Mengevaluasi setiap keaktifan kelompok
- Mengevaluasi tugas leader, co leader dan fasilitator

Prilaku Anggota Yang Diharapkan:


Klien mengikuti kegiatan melihat gambar dari awal sampai akhir

H. MEDIA DAN ALAT


Papan tulis
Spidol
Buku catatan dan pulpen
Jadwal kegiatan pasien

I. SETTING TEMPAT

Keterangan :

= Leader = Fasilitator

= Co Leader = Observer

= Peserta
J. PROSES EVALUASI
1. Evaluasi struktur
Peserta 6 orang pasien
Setting tempat duduk berbentuk lingkaran dengan suasana tertib tidak ada yang
hilir mudik, dan peserta dan terapis duduk ditempat yang disediakan.
Media dan alat tersedia dengan lengkap dan baik.
Terapis datang tepat waktu.
2. Evaluasi proses
Klien mengikuti proses dengan baik
Terapis menjalankan peran sesuai dengan tugasnya masing-masing
3. Evaluasi hasil
4 dari 6 klien mampu mengikuti kegiatan dan berespon terhadap pertanyaan yang
diberikan
4 dari 6 klien mampu menyebutkan penyebab perilaku kekerasan, tanda dan gejala
yang dirasakan, perilaku kekerasan yang dilakukan dan akibat perilaku kekerasan

K. Evaluasi dan Dokumentasi


Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung khususnya pada tahap kerja.Aspek
yang dievaluasi adalah kemampuan klien dengan tujuan TAK.Untuk TAK stimulasi persepsi
perilaku kekerasan Sesi 1, kemampuan yang diharapkan adalah mengetahui perilaku,
mengenal tanda dan gejala, perilaku kekerasan yang dilakukan dan akibat perilaku kekerasan.
Formulir evaluasi sebagai berikut :
Sesi 1 TAK
Stimilasi perilaku Kekerasan
Kemampuan Psikologi
Memberi Tanggapan Tentang
Nama Penyebab
No. Tanda & Perilaku Akibat
klien PK
gejala PK kekerasan PK
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mengetahui penyebab
perilaku kekerasan, tanda dan gejala yang dirasakan, perilaku kekerasan yang
dilakukan dan akibat perilaku kekerasan. Beri tanda + jika mampu dan beri tanda -
jika tidak mampu.

Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien.Contoh: Klien mengikuti Sesi 1, TAK stimulus persepsi perilaku
kekerasan. Klien mampu menyebutkan penyebab perilaku kekerasannya( disalahkan dan
tidak diberi uang), mengenal tanda dan gejala yang dirasakan (”gregeten” dan ”deg-degan”),
perilaku kekerasan yang dilakukan (memukul meja), akibat yang dirasakan (tangan sakit dan
dibawa ke rumah sakit jiwa). Anjurkan klien mengingat dan menyampaikan jika semua
dirasakan selama di rumah sakit.

L. PENUTUP
Demikian proposal ini kami buat, semoga dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana.

Padang, 23 Desember 2015


Ketua Kelompok

Afdal Rahman, S.Kep

Disetujui oleh

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Ns. Dewi Eka Putri, M. Kep, Sp. Kep. J Ns. Dwi Rahmi, S. KM, S. Kep

Anda mungkin juga menyukai