Anda di halaman 1dari 14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah Singkat PT. Semen Tonasa

PT. Semen Tonasa sampai saat ini telah dibangun sebanyak empat pabrik,
yaitu pabrik unit I didirikan di Desa Tonasa, Kecamatan Balocci, Kabupaten
Pangkep, sedangkan pabrik unit II, III dan IV dibangun berdampingan yang sama-
sama didirikan di Desa Mangilu, Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep.

2.1.1 Pabrik Semen Tonasa Unit I

Pabrik ini didirikan berdasarkan pada ketetapan MPRS RI No.


II/MPRS/1960. Survei bahan bakunya dilakukan oleh Team Technoexport
Cekoslovakia, berdasarkan kontrak Tim ini dibantu oleh Jawatan Geologi Bandung
dalam pemboran bahan baku. Sedangkan analisa contoh dilaksanakan oleh Balai
Kimia Makassar.
Berdasarkan hasil survei tersebut Bank Negara Indonesia bersama Biro
Industrialisasi Departemen Perindustrian Dasar Pertambangan, telah menyusun studi
kelayakan pabrik ini mempunyai kapasitas produksi 110.000 ton semen portland
pertahun, dengan menggunakan proses basah dan memakai bahan bakar minyak
mentah.

2.1.2 Pabrik Semen Tonasa Unit II

Pabrik ini didirikan berdasarkan persetujuan Bappenas No.023/XC-


LC/B.V/76 dan No.2854/D.I/IX/76 tanggal 2 september 1976.Survei bahan baku
dilakukan "Dyckerchoff Engineering” dari Jerman Barat dibantu oleh Kontraktor
dalam negeri bekerjasama dengan Direktorat Geologi Bandung. Dari basil survei ini
disusunlah studi kelayakan pendirian pabrik Semen Tonasa Unit II. Pabrik ini
menghasilkan semen portland jenis I dengan kapasitas produksi 510.000 ton
pertahun. Bahan bakar yang digunakan adalah batubara (Bungker Coal).
Secara resmi pembangunan pabrik dimulai pada 20 Oktober 1976, dimana
perencanaan dan pembangunannya oleh Countinho Caro dan Co, Jerman Barat
bersama Swan Wooster, Canada secara "Fixed Fee" berdasarkan rencana dasar yang

Tinjauan Pustaka - 4
dibuat oleh “Dyckerchoff Engineering" pembangunannya selesai pada 15 Oktober
1979, dan diresmikan pada 28 Februari 1980 oleh Bapak Presiden Soeharto.

2.1.3 Pabrik Semen Tonasa Unit III.

Pabrik ini didirikan berdasarkan persetujuan Bappenas No.023/XC- LC/B.V


/1981 dan No.2177/W.K/10/1981 tanggal 30 Oktober 1981 .Survei bahan baku tidak
dilaksanakan lagi, karena sudah dilakukan pada waktu survei Tonasa Unit II,
sedangkan Studi kelayakan tetap dilakukan oleh “Dyckarchoff Enggineering",
dimana disimpulkan bahwa akan diproduksi semen portland dengan kapasitas
produksi 590.000 ton pertahun. Proses yang digunakan adalah proses kering dengan
bahan bakar batubara (Bungker Coal).

2.1.4 Pabrik Semen Tonasa Unit IV.

Pabrik ini didirikan berdasarkan surat Menteri Muda Perindustrian No.


180/MPR - IX/1990, tanggal 2 Oktober 1990 dan surat Menteri Keuangan Republik
Indonesia No. S 1549/MK/01 3/1990.
Pembangunan pabrik semen Tonasa Unit IV ini dimulai pada tanggal 29
Nopember 1990 dan selesai pada tahun 1995, serta peresmiannya pada tanggal 10
September 1996 oleh Presiden Soeharto, dimana PT. Semen Tonasa bertindak
sebagai kontraktor utama dan dibantu oleh PT. Rekayasa Industri sebagai konsultan
enggineering.
Proyek pabrik ini dibiayai dari investasi sebesar Rp. 255.885 milyar, dimana
kapasitas produksinya sebesar 2.300.000 ton semen portland jenis I pertahun dan
menggunakan proses kering dengan memakai bahan bakar batubara sebesar 315.000
ton/tahun.

2.1.5 Pabrik Semen Tonasa Unit V

Seiringdengan semakin meningkatnya permintaan semen ksusnya di kawasan


timur Indonesia maka dibangunlah pabrik Semen Tonasa unit V yang beroperasi
berdekatan dengan Tonasa Unit II, III, dan IV yang saat ini mulai beroperasi. Pabrik
Tonasa Unit V berkapasitas 2.500.000 ton semen/tahun dengan proses kering.

Tinjauan Pustaka - 5
2.2 Keadaan Geografi

2.2.1 Waktu, Lokasi dan Kesampaian daerah

Penelitian dilaksanakan selama kurun waktu dua bulan dengan interval waktu
antara 05 Januari 2015 – 31 Januari 2015. Lokasi penelitian seperti pada Gambar 2.1
yaitu pada daerah Pangkep tepatnya pada Desa Biringere yang merupakan daerah
penambangan batukapur PT. Semen Tonasa. Secara administratif lokasi
penambangan terletak di Biringere, Desa Mangilu Kecamatan Bungoro Kabupaten
Pangkep berada dalam wilayah Kabupaten Pangkep Provinsi Sulawesi Selatan yang
berjarak sekitar ±68 Km Utara Kota Makassar. Secara geografis terletak antara
119o29’49” - 119o47’40” Bujur Timur dan 04o41’47”- 04o59’30” Lintang Selatan.
Lokasi penambangan dibagi menjadi tiga kuari yaitu A, B dan C.
Daerah penelitian dapat dijangkau menggunakan kendaraan roda dua dan
roda empat dari kota Makassar yang memakan waktu sekitar ±1,5 jam.
Sesuai dengan Izin Usaha Pertambangan (IUP) luas keseluruhan daerah yang
dimiliki oleh PT. Semen Tonasa adalah 214,56 Ha. Kondisi jalan untuk mencapai
lokasi penambangan pada umumnya beraspal sampai di batas lokasi pabrik, sehingga
dapat ditempuh dengan kendaraan bermotor kemudian dari lokasi pabrik menuju
lokasi penambangan berjarak 1 – 1,5 km ke arah timur, dilalui dengan menggunakan
jalan tambang menuju Quarry.

2.2.2 Iklim dan Curah Hujan

Daerah PT. Semen Tonasa seperti halnya dengan wilayah lain di Indonesia,
yaitu beriklim tropis dan dipengaruhi oleh dua musim dalam setahun, yaitu musim
kemarau dan musim hujan. Biasanya musim hujan berlangsung dari bulan Oktober
sampai bulan April dan musim kemarau berlangsung dari bulan Mei sampai pada
bulan September setiap tahunnya.

Tinjauan Pustaka - 6
Tabel 2.1 Data curah hujan (CH) dan hari hujan (HH) di PT Semen
Tonasa 2016 (PT.Semen Tonasa)
Tahun 2016
No Bulan
CH (mm) HH (hari)

1 Januari 205,41 16

2 Februari 195,86 11

3 Maret 110,48 8

4 April 69,71 7

5 Mei 176,91 15

6 Juni 181,05 6

7 Juli 113,38 7

8 Agustus 32,80 3

9 September 10,51 2

10 Oktober 127,07 12

11 November 262,10 20

12 Desember 798,41 23

2.3 Keadaan Geologi

2.3.1 Topografi

Daerah penambangan batugamping pada PT Semen Tonasa Unit II, III IV,
merupakan rangkaian perbukitan yang memanjang dari Utara ke Selatan dengan
tebing yang sangat terjal, mempunyai ketinggian 50 m sampai dengan 240 meter di
atas permukaan laut.
Kondisi daerah tersebut merupakan perbukitan yang ditutupi hasil pelapukan
batuan dengan ketebalan antara 0,5-1,0 m. Tumbuh tumbuhan yang ada berupa
semak semak belukar dan jarang ditumbuhi pepohonan dengan ketinggian antara 0,1
2,5 m. Luas areal tersebut ± 265.48 Ha dan daerah tanah liat (Clay) ± 544,62 Ha.

Tinjauan Pustaka - 7
Daerah penambangan batugamping pada PT Semen Tonasa merupakan
rangkaian perbukitan yang memanjang dari Utara ke Selatan dengan tebing yang
sangat terjal dengan titik ketinggian tertinggi 260 mdpl dan titik terendah 20 mdpl.
2.3.2 Geomorfologi

Di daerah Lembar Pangkajene dan Watampone Bagian Barat terdapat dua


baris pegunungan yang memanjang hampir sejajar pada arah Utara-Barat Laut dan
terpisahkan oleh lembah Sungai Walanae. Pegunungan yang barat menempati hampir
setengah luas daerah, melebar di bagian Selatan (50 km) dan menyempit di bagian
Utara (22 km). puncak tertingginya 1694 m, sedangkan ketinggian rata-rata 1500 m.
pembentuknya sebagian besar batuan gunung api. Di lereng Barat dan di beberapa
tempat di lereng Timur terdapat topografi pencerminan adanya batugamping.
Pegunungan yang di Timur relatif lebih sempit dan lebih rendah, dengan
puncaknya rata-rata setinggi 700 meter, dan yang tertinggi 787 meter. Bagian
Selatannya selebar 20 km dan lebih tinggi, tetapi ke Utara menyempit dan merendah,
dan akhirnya menghujam ke bawah batas antara Lembah Walanae dan dataran Bone,
(Sukamto, 1982).

Gambar 2.1 Peta titik ketinggian PT Semen Tonasa .(PT.Semen Tonasa)

2.3.2 Stratigrafi

Tinjauan Pustaka - 8
Secara umum kuari batugamping milik PT Semen Tonasa berada pada
Formasi Tonasa yang terbentuk pada masa Eosen Awal sampai dengan masa Miosen
tengah. Tebal Formasi Tonasa kurang lebih 300 m, dan menghampar cukup luas
mengalasi batuan gunung-gunung api Miosen Tengah di Barat. Formasi Tonasa
dicirikan dengan bentukan batugamping koral pejal, sebagian terhamburkan,
berwarna putih sampai kelabu dan batu gamping klastika dan kalkarenit, berwarna
putih, coklat muda sampai kelabu muda dan sebagian berlapis dengan baik.
(Sukamto, 1982).
Keadaan stratigrafi pada daerah ini dibagi menjadi 3 (tiga) satuan batuan,
yaitu: (Sukamto, 1982).
1. Satuan Batugamping

Satuan ini umumnya dicirikan oleh batugamping yang tidak berlapis,


kristalin, keras dan kompak.Umumnya berwarna abu-abu kekuningan hingga kuning
kecoklatan. Fosil yang dikandung adalah Foraminifera besar seperti Alvenolina,
Nummulites, Disciciclina dan Biplanispira yang berumur Eosin-Miosin bawah oleh
batugamping ini tebalnya ± 20 m - 30 m. Pada bagian atas batugamping ini bersifat
kompak (massive) dengan ukuran arenit berwarna putih dan keabu-abuan muda.
2. Satuan Lempung

Satuan ini umumnya dicirikan oleh batuan berwarna coklat kemerahan dan
bersifat pasiran yang berumur 3 m - 15 m dan mempunyai litologi lempung pasiran,
kerikil, bongkah kuarsa, batugamping, skis mika dan kongkresi oksida besi. Lokasi
ini berada di sekitar pabrik semen PT Semen Tonasa dan penyebarannya terletak
pada daratan rendah dan menyebar luas hingga ke lokasi persawahan. Batas dari
Formasi Tonasa dengan kedudukan ketidakselarasan dan selaras oleh satuan endapan
sungai di bagian atasnya.Satuan lempung ini diperkirakan berumur kuarter.
3. Satuan Endapan Sungai

Satuan ini merupakan hasil pengendapan sungai Pangkajene yang beumur


kuarter dengan ketebalan 0 m - 4 m. Terdiri dari lempung pasiran, kerikil bongkahan
andesit, kuarsit dan skis mika. Lokasi ini berada disekitar pabrik semen PT Semen
Tonasa di bagian Barat Laut dan Utara. Lokasi ini disusun oleh material pasir,
lempung kerikil, kuarsa dan lumpur. Batas dari satuan ini selaras dengan satuan batu
lempung tetapi tidak selaras dengan satuan formasi Tonasa.

Tinjauan Pustaka - 9
2.4 Kegiatan Penambangan Batugamping

2.4.1 Pembongkaran (Loosening)

Pembongkaran dimaksudkan untuk membebaskan batugamping dari batuan


induknya yang umumnya keras. Untuk melakukan pembongkaran diperlukan alat-
alat yang sesuai dan tepat dengan daerah yang akan dikerjakan. Pemilihan alat
tersebut tergantung pada faktor teknis dan ekonomis.
Ditinjau dari sifat fisik material, maka pembongkaran batugamping pada PT
Semen Tonasa dilakukan dengan cara peledakan. Adapun kegiatannya adalah
sebagai berikut:
1. Pemboran (drilling)

Pemboran adalah serangkaian pekerjaan yang dilakukan pada permukaan


batuan untuk membuat lubang tembak sebagai awal dari pekerjaan pembongkaran
batuan. Pemboran tidak dapat dipisahkan dari rangkaian kegiatan dalam peledakan,
dimana peledakan terlebih dahulu diawali kegiatan pemboran. Kegiatan pemboran
ini dilakukan dengan menggunakan mesin Bor Furukawa HCR 1500-ED dengan
diameter 4,5 inch.
Pola pemboran yang digunakan adalah pola sejajar dengan arah pemboran
secara vertikal (tegak lurus) dengan kedalaman beragam mulai dari 1 steel sampai 4
steel (1 steel = 3,65 meter).

Gambar 2.2 Mesin Bor Furukawa HCR 1500-ED


Tinjauan Pustaka - 10
Gambar 2.3. Lubang Hasil Pemboran dengan diameter 4,5 inch

2. Peledakan (Blasting)

Peledakan merupakan tindak lanjut dari kegiatan pemboran, yang dilakukan


untuk memisahkan/membongkar batugamping dari batuan induknya menjadi
fragmen yang lebih kecil, sehingga memudahkan pekerjaan selanjutnya.
Metode yang digunakan dalam peledakan tersebut adalah metode bench
blasting (peledakan jenjang). Keuntungan dari metode ini adalah untuk memudahkan
pengambilan hasil peledakan secara bertahap dan bergantian.
Bahan peledak yang digunakan adalah ANFO (Ammonium Nitrat Fuel Oil)
dengan Super Gel yang merupakan buatan PT. Pindad yang dilengkapi dengan
detonator listrik.
Peledakan pada PT Semen Tonasa dilaksanakan pada hari Senin-Sabtu sekitar
pukul 12.20 WITA atau pada saat waktu istirahat sehingga tidak ada kegiatan di
kuari. Ketika peledakan akan dilaksanakan maka para personel dan alat-alat harus
berada pada jarak aman dari titik peledakan.

Tinjauan Pustaka - 11
2.4.2 Pemuatan (loading)

Pemuatan yang dilakukan bertujuan untuk memuat/mengangkat material ke


dalam alat angkut. Batugamping yang telah menumpuk di loading area dimuat
dengan menggunakan Back Hoe type Komatsu kobeco volvo dan Power Shovel
Komatsu PC 1250.
Pemuatan dilakukan dengan 2 cara yaitu memuat batuan hasil peledakan
langsung dari front penambangan serta dengan cara dumping yaitu
menjatuhkan/membuang batugamping hasil perledakan ke level yang lebih rendah
untuk di muat dibawah. Hal ini dilakukan untuk mengefisienkan waktu agar lokas
Penambangan dapat dibor kembali. Kegiatan ini dilakukan dengan bantuan
bulldozer untuk mendorong material yang cukup besar.

Gambar 2.4 Proses pemuatan dengan menggunakan Power Shovel


Komatsu PC 1250

Tinjauan Pustaka - 12
Gambar 2.5 Proses pemuatan dengan menggunakan Back hoe Komatsu
PC 450

2.4.3 Pengangkutan

Proses pengangkutan dilakukan dari loading area ke crushing plant dengan


menggunakan alat angkut dump truck, kemudian material tersebut diangkut lagi dari
pabrik pemecah batu (crusher) ke gudang batugamping dengan menggunakan belt
conveyor.
Pengangkutan dilakukan dari front penambangan langsung menuju crusher,
atau batugamping hasil dumping dimuat dan diangkut ke crusher.

Gambar 2.6 Proses pengangkutan dengan menggunakan dump truck


Komatsu HD 465

Tinjauan Pustaka - 13
2.5 Karakteristik Batu Gamping

Batu gamping merupakan sumber utama senyawa kalsium (Ca), batu


gamping murni umumnya berupa kalsit atau aragonite, dalam ilmu kimia keduanya
dinamakan kalsit (CaCO3). Batu gamping berdasarkan nilai kekerasannya (skala
mohs) adalah 3, dengan demikian batu gamping ini cukuplah keras dalam
penambangannya. Batu gamping yang tersingkap di Daerah Biringere mempunyai
struktur yang bervariasi seperti ditemukannya kondisi batuan yang berongga, adanya
gua-gua, sisipan, clay pada batu gamping.

2.6 Bahan Baku Pembuatan Semen


Bahan baku pembuatan semen pada prinsipnya ada dua yaitu batu gamping
dan tanah liat, sebab semua senyawa utama dalam semen berasal dari bahan baku
tersebut. Bila sampai digunakan bahan baku lain maka bahan tersebut sifatnya hanya
sebagai pengoreksi komposisi saja.

2.6.1 Batu Gamping


Batu gamping merupakan sumber utama senyawa kalsium (Ca), batu
gamping murni umumnya berupa kalsit atau aragonite, dalam ilmu kimia
keduanya dinamakan kalsit (CaCO3). Dalam proses pembuatan semen CaCO3
akan berubah menjadi oksida kalsium (CaO) karena adanya pengaruh panas
yang tinggal dalam tanur putar. CaO ini merupakan oksida yang terpenting
sebab disamping merupakan senyawa yang besar jumlahnya juga merupakan
senyawa yang beraksi dengan senyawa-senyawa silikat, aluminat, dan besi
membentuk senyawa-senyawa potensial penyusun utama semen. Selain
kalsium karbonat, dalam batu gamping juga terdapat senyawa-senyawa
karbonat, silikat, magnesium, alumunium dan besi dalam jumlah yang sedikit,
Oksida silica dalam bentuk SiO2 yang bebas juga sering dijumpai dalam batu
gamping. Pada proses pembuatan semen senyawa dolomite ini dapat berubah
bentuk menjadi Kristal magnesium oksida. MgO bebas yang dapat
merendahkan mutu semen yang dihasilkan, dengan demikian kadar MgO
dalam semen tidak melebihi 5%. Sesuai persyaratan SNI No. 15-2049-1994.

Tinjauan Pustaka - 14
2.6.2 Tanah Liat
Tanah liat merupakan sumber utama senyawa silikat, disamping itu
juga merupakan sumber senyawa-senyawa penting lainnya seperti senyawa-
senyawa alumunia dan besi, dalam jumlah kecil kadang-kadang juga terdapat
senyawaalkali ini seperti halnya magnesium dalam bentuk kapur juga
merendahkan mutu semen. Oleh sebab itu, dalam penyediaan tanah liat, harus
diadakan pengaturan sedeikian rupa supaya alkali dalam semen nantinya tidak
melebihi 0,6%.

2.6.3 Bahan Baku Koreksi


Apabila komposisi atau kadar senyawa-senyawa utama dalam tanah
liat belum memenuhi persyaratan maka campuran bahan baku pengoreksi
yang umum digunakan dalam industry semen adalah pasir besi dan pasir
silika.
a. Pasir Silika
Pasir silika merupakan suatu mineral yang Kristal-kristalnya
berbentuk pasir, yang mana dibatasi oleh dua pasang belah ketupat.
Unsur-unsur silika ini membentuk senyawa-senyawa dalam semen
yaitu :
 Dikalsium silikat (2CaO.SiO2)
 Trikalsium silikat (3CaO.SiO2)
Adapun pembentukan komponen-komponen tersebut diatas terjadi
atau terbentuk pada proses pembakaran.
b. Pasir Besi
Pasir besi digunakan sebagai pengoreksi kadar oksida besi atau
pengoreksi perbandingan oksida alumunium (Al2O3) dan Fe2O3 di PT.
Semen Tonasa, bahan pengoreksi yang digunakan hingga saat ini
adalah pasir silika saja. Pada dasarnya bahan baku semen dignakan
perbandingan yaitu; batu gamping 80%, tanah liat 18%, pasir silika (1-
2)%.

Tinjauan Pustaka - 15
2.6.4 Bahan Baku Pembantu

Bahan baku yang ditambahkan dalam proses pembuatan semen adalah


gipsum (CaSO4.2H2O). Walaupun disebut sebagai bahan baku pembantu
gipsum mutlak harus ditambahkan, sebab semen tanpa gipsum tidak dapat
disebut sebagai semen Portland. Gipsum merupakan sumber oksida belerang
(SO3) yang amat penting untuk memperbaiki sifat-sifat fisik pemakaiannya.
Gipsum dalam hal ini dimaksudkan untuk mencegah cepat atau tidaknya
semen tersebut mengering. Gipsum dalam penggunaannya biasanya
digunakan sebanyak 4% sesuai kualitas yang diinginkan oleh konsumen.

2.7 Visi dan Misi Perusahaan

2.7.1 Visi PT. Semen Tonasa

Menjadi perusahaan persemenan terkemuka yang efisien dan berwawasan


lingkungan di Indonesia

2.7.2 Misi PT. Semen Tonasa

1. Meningkatkan nilai perusahaan sesuai keinginan stakeholder.


2. Memproduksi semen untuk memenuhi kebutuhan konsumen dengan
kualitas dan harga bersaing serta penyerahan tepat waktu.
3. Senantiasa berupaya melakukan improvement di segala bidang, guna
meningkatkan daya saing di pasar dan ebitda margin perusahaan.
4. Membangun lingkungan kerja yang mampu membangkitkan motivasi
karyawan untuk bekerja secara profesional.

Tinjauan Pustaka - 16
2.8 Struktur Organisasi PT. Semen Tonasa

Untuk mengatur system kegiatan PT. Semen Tonasa (Persero) diperlukan


struktur organisasi yang memberikan petunjuk mengenai pembagian dan
pengelompokkan sstem kerja. Berikut struktur organisasi PT. Semen Tonasa :

President Directorate

Production Directorate Commercial Directorate Finance Directorate

Departement of Departement of Raw Departement of Distrib Departement of


Internal Audit Material Production & Transport Accounting & Financial

Corporate Departement of Line Departement of Departement of Human


Secretary 2/3 Production Procurement & Invent Capital
Management

Departement of Departement of Line 4


CSR & General Production

Departement of Line 5
Production

Departement of Power
Plant

Departement of QA &
Environtment/Mngmt
Repr

Tinjauan Pustaka - 17

Anda mungkin juga menyukai