Anda di halaman 1dari 9

LILIAN / 073 11 053

TUGAS

KIMIA MINERAL

Oleh :

L I L I A N / 073 11 053

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI KEBUMIAN DAN ENERGI

UNIVERSITAS TRISAKTI

JAKARTA

2014
LILIAN / 073 11 053

SOAL :

1. Istilah mineral kebanyakan untuk zat-zat kristalin padat, akan tetapi di alam banyak
terdapat zat padat yang bukan kristalin, tetapi dianggap sebagai mineral. Sebutkan
dan jelaskan 2 tipe dari jenis yang dimaksud tersebut dan berikan masing-masing
contohnya.
2. a) Jelaskan perbedaan antara tambang terbuka dan tambang bawah tanah
b) Jelaskan dengan skema cara memperoleh logam/mineral
c) Jelaskan perbedaan dengan cara memperoleh minyak yang berasal dari minyak
bumi.
3. Hasil analisis mineral A :
Persentasi berat Fe dan S memiliki komposisi berturut-turut 46,5 dan 53,5. Tentukan
rumus molekul mineral A tersebut. ( Ar : Fe = 55,85 ; S = 32,07 )
4. Diketahui konsentrasi ion Zn2+ 0,5M ; ion Cu2+ 0,23M. Tentukan nilai Esel (potensial
sel) pada suhu 25oC

JAWABAN :
1. Mineral adalah suatu benda padat yang homogen yang terjadi secara
alamiah,terbentuk dari bahan anorganik, mempunyai komposisi kimia dan susunan
atomnya tertentu.
Kristal adalah sebuah benda yang homogen, berbentuk sangat geometris dan atom-
atomnya tersusun dalam sebuah kisi-kisi kristal,karena bangunan kisi-kisi kristal
tersebut berbeda-beda maka sifatnya juga berlainan.

Mineral dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :


 Mineral kristalin
Mineral kristalin adalah suatu padatan anorganik yang tersusun atas kisi-kisi
kristal yang memiliki sifat tertentu, seperti intan dan kuarsa.
 Mineral Amorf
Jika benda padat alam tersebut memadat tanpa membentuk masa kristalin,
artinya susunan atom dalam benda padat tersebut tidak tersusun secara teratur,
LILIAN / 073 11 053

disebut mineral amorf. Terjadinya masa kristalin atau amorf sangat tergantung
kepada lambat – cepatnya proses penurunan temperatur dari suatu lelehan.
Contoh mineral amorf yaitu kaca, imogolit dan allofan.

2. a) • Tambang terbuka :
Tambang terbuka adalah metoda penambangan yang segala aktivitas
penambangannya dilakukan diatas atau relatif dekat dengan permukaan bumi,
dan tempat kerjanya berhubungan langsung dengan udara bebas. Tambang
terbuka umunya dikenal dengan “Open Pit” atau “Surface Mining”. Metoda
tambang terbuka cocok dipakai untuk ore bodies yang berbentuk horizontal
sehingga memungkinkan produksi tinggi dengan ongkos rendah. Untuk cebakan
yang berada di bawah permukaan tetapi relatif masih dangkal, maka metoda
penambangan terbuka umumnya akan lebih ekonomis dibandingkan dengan
tambang dalam (bawah permukaan). Ada kriteria yang dapat digunakan sebagai
dasar untuk penentuan pemilihan suatu bahan galian akan ditambang dengan
metoda tambang terbuka yaitu dengan membandingkan besarnya nilai tanah
penutup (waste) yang harus digali dengan volume atau tonase cebakan yang
dapat ditambang. Perbandingan ini dikenal dengan istilah “Stripping
Ratio”. Apabila nilai perbandingan stripping ratio masih dalam batas-batas
keuntungan, maka metoda tambang terbuka dianggap masih ekonomis. Selain
itu hal lain yang menjadi bahan pertimbangan untuk tambang terbuka, yakni batas
bukaan pit dan kemiringan dari lereng pit. Adapun beberapa faktor lain yang
menjadi pertimbangan, yaitu teknologi, kondisi pasar, dan kebijakan pemerintah.
Keuntungan dari metode tambang terbuka adalah dalam hal recovery,
pengendalian kadar, keluwesan operasi, keselamatan dan lingkungan kerja.

• Tambang bawah tanah


Tambang bawah tanah adalah segala kegiatan penambangan yang dilakukan di
bawah permukaan tanah, yang bertujuan untuk mengambil cebakan mineral atau
endapan bahan galian yang jauh dari permukaan bumi dan di bawa ke permukaan
bumi untuk dimanfaatkan sesuai dengan kegunaannya. Penambangan bawah
LILIAN / 073 11 053

tanah diaplikasikan untuk kondisi cebakan yang berada jauh di bawah permukaan
dengan bentuk yang tidak beraturan, maka penambangan dengan cara tambang
bawah tanah dianggap lebih cocok & ekonomis. Ciri khas dari tambang bawah
tanah, yaitu adanya bukaan-bukaan tambang seperti shaft, rise, adit dan lain-
lainnya, adanya sistem penyanggaan yang berguna untuk menyangga batuan
sekitar (bed rock) guna menopang terowongan tambang, adanya ventilasi
tambang yang berguna untuk mengalirkan udara segar & melarutkan gas-gas
pengotor atau beracun, adanya penerangan untuk menerangi kegiatan selama
penambangan cebakan mineral/ endapan bahan galian sedang berlangsung.
Tambang bawah tanah mempertimbangkan akan penggunaan alat mekanis untuk
mengambil cebakan mineral / bahan galian, hal ini dikarenakan keterbatasan luas
area, selain itu suhu atau temperatur dalam tambang bawah tanah sangat
berpengaruh terhadap efisiensi para pekerja tambang bawah tanah.

b) Secara umum ada 4 tahap pengerjaan untuk menghasilkan sebagian besar jenis
logam yaitu :

1. Penggalian bijih logam.


Pada penggalian bijih, umumnya ada dua cara yaitu:
 Penambangan terbuka
 Penambangan bawah tanah / tambang dalam

2. Penyiapan bijih, untuk mengambil logam dari bijih.


Pada proses penyiapan bijih dihancurkan, sebagian batuan yang tidak
mempunyai nilai ekonomis yang terdapat pada bijih dibuang dengan
menggunakan cara pemisahan memakai alat-alat peremuk dan penghalus.
Penyiapan bijih juga mencakup proses pembakaran atau kalsinasi.

3. Ektraksi atau mengeluarkan / memisahkan logam dari bijih.


Pemisahan dilakukan dengan ekstraksi, yaitu dengan melalui proses proses
kimia sehingga diperoleh logamnya. Proses ekstraksi ada 2 macam, yaitu:
LILIAN / 073 11 053

 Proses Pirometalurgy.
Bijih dipanaskan di dalam tungku tiup (blast furnace) atau tungku gema
sehingga meleleh, kemudian dilakukan pemisahan untuk mendapatkan
logam dari lelehan tersebut.
 Proses Elektrometalurgy.
Bijih dipisahkan logamnya dengan cara meleburnya di dalam tungku listrik
atau dengan proses elektrolistrik.

4. Pemurnian dan pengolahan logam.


Logam hasil ekstraksi umumnya masih mengandung elemen lain, sehingga
perlu dilakukan pemisahan lebih lanjut. Proses pemurnian dan pengolahan
dilakukan dengan cara oksidasi dengan proses panas dalam tungku, pencairan,
destilasi (seng), elektrolisa (tembaga) atau dengan memakai bahan pengikat
kimia (menambah mangan ke dalam baja cair)

c) Cara memperoleh minyak bumi :


1. Proses ini bertujuan untuk mencari T4 yang memiliki kandungan gas/minyak
bumi. Dengan menggunakan gelombang akustik (acoustic waves) yang
merambat ke lapisan tanah. Gelombang ini direfleksikan dan ditangkap lagi oleh
LILIAN / 073 11 053

sensor. Dari proses perambatan gelombang ini akan diolah & terlihatlah lapisan-
lapisan tanah untuk diolah, manakah lapisan yang berpotensi mengandung
gas/minyak.

2. Drilling & well construction.


Proses ini disebut juga proses "pengeboran minyak". Biasanya memakai rig
(tempat untuk mensupport proses pengeboran). Pertama-tama membuat
lubang di area yang diidentifikasi ada kemungkinan sumber minyak/gas di
tempat tersebut.
Perlu di ketahui dalam proses ini ada kemungkinan blow out (tekanan yang tidak
bisa di kontrol, tekanan ini dapat sampai ke surface), maka harus ada
pengendalian tekanan dari dalam tanah.
Pressure downhole / tekanan dari dalam tanah lebih besar dari pressure
atmosferik, untuk mengimbanginya biasanya menggunakan mud(lumpur)
dengan berat jenis tertentu. Mud ini akan menciptakan hydrostatic pressure
yang dapat menahan pressure dari dalam.
Setelah "lubang" siap, maka selanjutnya akan di cek apakah ada kandungan
minyak / gasnya.

3. Well logging
Proses ini merupakan yang paling mahal. Peralatan yang digunakan mahal,
karena harus dapat menahan tekanan & suhu yang tinggi. Di samping
memetakan lapisan tanah, proses ini juga mengambil sample yang nantinya
akan di cek kandungannya (minyak / gas / air). Pada tahap ini dapat mengetahui
lapisan tanah & batuan. Mana yang mengandung air, mana yang terdapat gas
dan lapisan tanah mana yang "mungkin" terdapat kandungan minyaknya.

4. Well testing
Proses ini adalah proses dimana lapisan yang diperkirakan mengandung
minyak/gas di "tembak" dengan explosif. Setelah itu minyak yang terkandung
LILIAN / 073 11 053

diantara pori-pori batuan akan mengalir menuju tempat yang tekanannya lebih
kecil (ke atmosferik atau ke permukaan tanah).
Untuk mengontrol pergerakan ini, sumur diisi dengan liquid tertentu untuk
menjaga under balance (sumur masih bisa di "kendalikan" dan tidak blow out),
contoh liquid: brine, diesel, atau air.
Gas, minyak, air, ataupun berbagai macam zat yang keluar akan dicari rate nya.
Untuk minyak berapa bopd(barrell oil per day) yang bisa dihasilkan. Untuk gas,
berapa mmscfmm/d (million metric standart cubic feet per day atau berapa juta
cubic feet) yang bisa dihasilkan sumur tersebut.
Proses testing ini mengambil sample liquid maupun gas dan juga data-data
tentang tekanan, suhu dan berat jenis untuk selanjutnya diolah oleh reservoir
engineer. Data ini akan menunjukan seberapa besar & seberapa lama
kemampuan berproduksi dari reservoir sumur tersebut.
Gas/minyak dibakar agar tidak mencemari lingkungan. Sistem pembakarannya
sudah sangat maju dengan mixture gas, minyak, angin dan air untuk
menjadikan pembakaran yang optimal.

5. Well completion
Proses ini adalah proses instalasi aksesoris sumur sebelum nantinya menjadi
sumur siap diproduksi. Fungsi utamanya adalah menyaring "pasir" yang
dihasilkan setelah proses penembakan dalam well testing.
Pasir yang sampai ke surface dengan tekanan diibaratkan "peluru" yang
nantinya akan membahayakan line produksi. Pipa produksi akan terkikis oleh
pasir dan akhirnya burst (pecah).
Dengan completion ini (alatnya gravel pack), akan menangkap pasir di dalam
sumur & menyaringnya sehingga tidak naik ke surface.

6. Production
Inilah proses akhir, dimana sumur siap untuk berproduksi & nantinya akan
diolah lagi ke tempat penyulingan untuk diolah dalam berbagai bentuk. Contoh:
minyak tanah, bensin, solar,kerosin, LPG.
LILIAN / 073 11 053

3. Misalkan massa total senyawa ( Fe + S ) = 100 gram


maka : Fe = ( 46,5/100 ) x 100 gram = 46,5 gram
S = ( 53,5/100 ) x 100 gram = 53,5 gram

Fe : S = (46,5/55,85) : (53,5/32,07)
Fe : S = 1 : 2

maka, rumus molekulnya dari senyawa tersebut adalah FeS2

4. Reaksi :
Oksidasi : Zn ----- > Zn2+ + 2e-
Reduksi : Cu2+ + 2e- ---- > Cu

Data :

R = 8,314 J/mol.K

T = 25 + 273 = 298 K

Eosel = 1,1 V

n = 2 elektron

F = 96500

Esel = Eosel - (RT/nF) ln (konsentrasi oksidasi/ konsentrasi reduksi)

= 1,1 V – {(8,314 x 298) / (2 x 96500)} ln (0,5/0,23)

= 1,1 V – 9.9 10-3 V

Esel = 1,09 Volt


LILIAN / 073 11 053

Anda mungkin juga menyukai