BIOSENSOR
Oleh :
LI LIAN / 0 73 1 1 05 3
UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
2014
L I L I A N / 073 11 053
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perkembangan zaman yang sangat pesat menghasilkan teknologi yang semakin tinggi
pula dan para ahli fisika, biologi, kimia dan lainnya berlomba-lomba untuk menciptakan
teknologi yang semakin tinggi, tepat guna dan bebas polusi. Dengan ditemukannya teknologi
nano tanpa disadari kita sudah berada didepan revolusi iptek yang akan membawa dampak yang
sangat berpengaruh dalam segala aspek kehidupan manusia.
Dewasa ini, banyak penyakit yang disebabkan oleh kadar gula dalam darah yang
abnormal, gula darah adalah istilah yang mengacu kepada tingkat glukosa di dalam darah.
Konsentrasi gula darah atau tingkat glukosa, diatur dengan ketat di dalam tubuh. Jika kadar gula
darah ini kelainan maka akan timbulah penyakit seperti diabetes, diabetes merupakan penyakit
mematikan dimana tubuh tidak dapat menghasilkan insulin (hormon pengatur gula darah),
insulin yang dihasilkan tidak mencukupi dan insulin tidak bekerja dengan baik. Oleh karena itu
akan menyebabkan gula darah meningkat saat diperiksa. Hal ini mendorong para peneliti bidang
medis untuk mencari alat yang tepat untuk mendeteksi kadar gula darah, salah satunya yaitu
dengan menggunakan biosensor. Biosensor adalah perangkat analitis, yang digunakan untuk
mendeteksi suatu analit, yang menggabungkan komponen biologis dengan detektor fisikokimia,
dengan menggunakan alat ini kadar gula dalam darah bisa diketahui dan diatur supaya teratur
dan kembali normal.
L I L I A N / 073 11 053
PENERAPAN BIOSENSOR
Pengertian Biosensor
Biosensor adalah alat untuk mendeteksi suatu analit yang menggabungkan komponen
biologis dengan komponen detektor fisikokimia. Ini terdiri dari 3 bagian:
Biosensor adalah suatu sensor yang dapat digunakan untuk menelaah fungsi suatu
material biologis atau jasad hidup, dan dapat juga digunakan untuk mengetahui berfungsinya
jasad tersebut. Biosensor pertama kali dibuat adalah glucose sensor. Gula darah yang berbentuk
glukosa pada awalnya diukur secara kimiawi oleh para peneliti dari perusahaan Ames di Indiana,
Amerika Serikat, Ernie Adams dan Anton Clemens adalah dua tokoh dalam pengembangan paper
strip (potongan kertas) yang dapat berubah warna karena reaksi kimia dengan glukosa. Akan
tetapi produk ini kurang popular karena banyak mengandung kelemahan seperti akurasi rendah,
kecepatan pengukuran lambat. Biosensor glukosa saat ini mempunyai peranan penting dalam
aplikasinya sebagai pengukur konsentrasi glukosa di bidang klinis maupun non klinis.
Proses kerjanya yaitu senyawa aktif biologi akan berinteraksi dengan molekul yang akan
dideteksi yang disebut molekul sasaran. Hasil interaksi yang berupa besaran fisik seperti panas,
arus listrik, potensial listrik atau lainnya akan dimonitor oleh transduser. Besaran tersebut
kemudian diproses sebagai sinyal sehingga diperoleh hasil yang dapat dimengerti. Biosensor
yang pertama kali dibuat adalah sensor yang menggunakan transduser elektrokimia yaitu
elektroda enzim untuk menentukan kadar glukosa dengan metode amperometri.
Sejauh ini, biosensor dalam perkembangannya mempunyai tiga generasi yaitu generasi
pertama, dimana biosensor berbasis oksigen, generasi kedua, biosensor menjadi lebih spesifik
yang melibatkan mediator diantara reaksi dan transduser, dan terakhir generasi ketiga, dimana
biosensor berbasis enzyme coupling.
Kebutuhan akan Biosensor sebagai perangkat analis yang mampu merespons secara
selektif terhadap sampel analit yang bersesuaian dan mengubah konsentrasinya menjadi sinyal
listrik melalui sistem rekognisi yang merupakan kombinasi antara unsur biologis dan tranduser
physico-chemical. Biosensor dapat memberikan alternatif yang kuat dan murah untuk analitis
konvensional, untuk pengujian spesies kimia dalam matriks yang kompleks, biosensor dapat
membedakan analit target dari sejumlah zat yang tidak dapat bereakasi dan berpotensi
menginterferensi proses kimiawi, kemudian menidentifikasi sampel yang diujikan. Kegunaan
biosensor glukosa untuk pengukuran konsentrasi glukosa secara garis besar dapat dibagi menjadi
L I L I A N / 073 11 053
dua, pertama pengukuran konsentrasi glukosa untuk tujuan yang bersifat klinis, kedua aplikasi
yang bersifat non klinis (R. Lowe Christopher at al, 1990).
Biosensor glukosa digunakan untuk meneliti apakah ada kandungan glukosa yang di luar
batas dan pendeteksian ada tidaknya diabetes melitus. Biosensor ini menggunakan silicon dan
platinum. Reaksi glukosa akan menghasilkan protein yang mempunyai sifat dielektrik yang akan
menghasilkan electrical output yang diukur melalui bonding pads dari sensor.Biosensor terdiri
dari 2 lapisan platinum yaitu 1 lapisan poros untuk tempat bereaksi dan lapisan kedua terdiri dari
2 bonding pads. Sensor terdiri dari 2 lapisan, lapisan pertama merupakan ultra-thin, dan lapisan
kedua terdiri dari bonding pads.
3. Kimia
Mengontrol kualitas makanan (mendeteksi kontaminasi mikroba, menentukan
kesegaran, analisis lemak, protein dan karbohidrat dalam makanan.
Mendeteksi kebocoran, menentukan lokasi deposit minyak.
Mengecek kualitas udara di ruangan.
Penentuan parameter kualitas pada susu
4. Pertanian
Mengontrol kualitas tanah.
Mendeteksi keberadaan pestisida
5. Militer
Mendeteksi zat-zat kimia dan biologi yang digunakan sebagai senjata perang (senjata
kimia atau biologi) seperti virus, bakteri patogen, dan gas urat syaraf.
Pada dasarnya biosensor terdiri dari tiga unsur yaitu unsure biologi (reseptor biologi),
transduser, dan sistem elektronik pemroses sinyal. Unsur biologi yang umumnya digunakan
dalam mendesain suatu biosensor dapat berupa enzim, organel, jaringan, antibodi, bakteri, jasad
renik, dan DNA. Unsur biologi ini biasanya berada dalam bentuk terimmobilisasi pada suatu
transduser. Immobilisasi sendiri dapat dilakukan dengan berbagai cara baik dengan
1. Adsorpsi fisik,
2. Menggunakan membran atau perangkap matriks
3. Membuat ikatan kovalen
L I L I A N / 073 11 053
Contoh umum dari biosensor komersial adalah biosensor glukosa darah, yang
menggunakan enzim glukosa oksidase untuk memecah glukosa darah turun. Dalam melakukan
hal itu pertama mengoksidasi glukosa dan menggunakan dua elektron untuk mengurangi FAD
(komponen enzim) untuk FADH2. Pada gilirannya teroksidasi oleh elektrode (menerima dua
elektron dari elektroda) di sejumlah langkah. Arus yang dihasilkan adalah ukuran konsentrasi
glukosa.
Molekul glukosa yang dioksidasi oleh enzim glucose oxidase GOD menghasilkan
elektron yang ditangkap oleh elektroda sehingga kadar glukosa berbanding lurus dengan sinyal
elektronik yang diterima.
Langkah pertama yang harus dilakukan untuk mengukur kadar gula dalam darah adalah
dengan mengubah konsentrasi glukosa menjadi sebuah sinyal voltase. Hal ini mungkin terjadi
dengan adanya sensor khusus dalam strip /lempengan untuk amperometry.
Sensor ini menggunakan elektroda platinum dan perak untuk membentuk bagian dari
sirkuit listrik di mana hidrogen peroksida terelektrolisis. Hidrogen peroksida diproduksi sebagai
hasil dari oksidasi glukosa pada membran oksida glukosa. Arus yang melalui rangkaian
menyediakan hasil pengukuran konsentrasi peroksida hidrogen, sehingga konsentrasi glukosa
dapat diketahui.
Sensor yang digunakan sebagai pengukur gula darah berdasarkan pada elektroda oksida
glukosa. Oksida glukosa diamobilisasi dalam elektroda karbon aktif yang telah dilapisi platina.
Enzim pada elektroda digunakan untuk menentukan amperometry dengan menggunakan deteksi
elektrokimia dari hidrogen peroksida yang dihasilkan. Sensor ini terdiri dari berbagai elektroda:
L I L I A N / 073 11 053
lapisan membran oksida glukosa, film polyurethane yang permeabel oleh glukosa, oksigen, dan
hidrogen peroksida.
Bahan biologis bergerak pada dukungan imobilisasi, membran permeabel, di sekitar dari
sensor. Zat yang akan diukur melewati membran dan berinteraksi dengan materi bergerak dan
menghasilkan produk. Produk melewati membran lain untuk transduser. Transduser mengubah
produk menjadi sinyal listrik yang diperkuat. Peralatan pemrosesan sinyal mengubah sinyal dan
diperkuat menjadi layar paling umum yang dapat dibaca dan dicatat.
Ketika larutan glukosa dibawa ke dalam kontak lewat membrane ke dalam lapisan enzim
dari reaksi oksidasi-reduksi, diubah menjadi asam glukonat dan hidrogen peroksida dalam
oksidase air, oksigen dan glukosa. Akibatnya, konsentrasi oksigen sekitar elektroda diturunkan.
Hidrogen peroksida membawa perubahan dalam sinyal. Elektroda mencatat laju reaksi. Tingkat
diminition konsentrasi oksigen sebanding dengan konsentrasi glukosa dari sampel.
L I L I A N / 073 11 053
PENUTUP
Kesimpulan
Biosensor adalah alat untuk mendeteksi suatu analit yang menggabungkan komponen
biologis dengan komponen detektor fisikokimia, yang terdiri dari unsur biologis
sensitif,transduser dan elektronik yang terkait dengan prosesor sinyal.
Aplikasi Biosensor terdapat dalam berbagai bidang, diantaranya bidang medis dan farmasi,
lingkungan hidup, kimia, pertanian, dan militer.
Cara kerja Biosensor adalah mengoksidasi glukosa dan menggunakan dua elektron untuk
mengurangi FAD (komponen enzim) untuk FADH2.