Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sebagaimana kita ketahui, bahwa Islam datang dengan seperangkat ajaran yang
berisikan tata norma dan tata aturan yang penuh dengan hikmah-hikmah terpendam.
Islam dibawa oleh Rasulullah SAW mempunyai tiga pondasi yang harus dimiliki oleh
seseorang untuk menjadi seorang mukmin yang kaffah.
Tauhid atau iman, yang kemudian oleh para ulama dijadikan munculnya Ilmu
Tauhid atau yang akhirnya dikenal dengan Rukun Iman Islam terangkum dalam Lima
Rukun Islam yang akhirnya berkembang menjadi ilmu fiqih. Dan Ihsan adalah sebuah
kajian yang menjadi awal mula munculnya ilmu tasawuf.
Tauhid (akidah) adalah ajaran dasar agama Islam dan hukum mempelajarinya
adalah fardhu ‘ain bagi setiap muslim. Tauhid dalam sejarah pemikiran Islam secara
teologis merupakan bagian dari ilmu yang berdiri sendiri yang selama ini kurang
mendalam, kurang rasional dan filosofis. Dalam perkembangannya, tauhid melakukan
pembahasan sepihak karena tidak mengemukakan pandangan aliran-aliran teologi Islam.
Mempelajari ilmu tauhid menurut satu aliran saja menimbulkan wawasan yang
sempit dalam beragama atau berteologi Islam. Wawasan yang sempit tersebut membuat
orang bersifat fanatik, lemah iman, kesulitan dalam mempertahankan serta membela
kepercayaan Islam.
Untuk mendapatkan wawasan yang luas, dari sebuah kajian ilmu tersebut
diperlukan sikap toleran yang tinggi dengan memiliki akidah yang kuat dalam beragama
dan perlu mengetahui berbagai ajaran tauhid dalam berbagai macam aliran teologi Islam
dan sejarahnya. Mempelajari ilmu kalam atau tauhid bertujuan meningkatkan
wawasan, keyakinan dan dasar yang kuat sehingga dalam menjalankan apa yang menjadi
ketentuan islam tidak terombang - ambing oleh isu-isu yang muncul di setiap zaman
dari pemikiran dan gagasan manusia.
Tauhid sebagai pondasi juga harus dimiliki oleh seseorang sebagai pondasi awal
untuk menuju pada pondasi selanjutnya yaitu Islam dan Ihsan. Iman merupakan bagian
terpenting dalam kehidupan manusia sebagai bentuk percaya dan yakin akan adanya
wujud Allah Tuhan Sang Maha Kuasa dan bentuk keyakinan bahwa tidak ada sesuatu
apapun di dunia ini yang menyekutukanNya.
Tauhid menjadi suatu cabang keilmuan yang memiliki pembahasan khusus yaitu
tentang sifat ketuhanan, kekuasaanNya, surga, neraka, kufur, murtad, mukmin dan taqdir
Allah SWT. Tauhid menjadi ilmu yang cemerlang dan sempat menghebohkan peradaban
Islam pada abad 4-5 Hijriyah, dimana tauhid menjadi ilmu yang favorit dan banyak
diminati oleh para santri waktu itu.
Dengan mengetahui ilmu tauhid dan pembagiannya seseorang akan bertambah
keyakinanya terhadap ke Esaan Allah yang dapat menjadi sebuah barometer keimanan
seseorang. Sebuah ideologi dan kepercayaan perlu ditanamkan kepada setiap orang
muslim yang bertujuan agar membentuk kepribadian dan sikap yang bertaqwa.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pemaparan dari latar belakang tersebut, dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut yaitu:
1. Apakah pengertian dari tauhid?
2. Berapa macamkah pembagian tauhid?
3. Apakah aplikasi dari tauhid?
C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian tauhid
2. Mengenal macam-macam pembagian tauhid
3. Mengetahui aplikasi tauhid
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN

Pengertian Tauhid dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata tauhid merupakan kata
benda yang berarti keesaan Allah; kuat kepercayaan bahwa Allah hanya satu. Perkataan
tauhid berasal dari bahasa Arab, masdar dari kata wahhada (‫ )وحد‬yuwahhidu (‫)يوحد‬
.Secara etimologis, tauhid berarti keesaan. Maksudnya, keyakinan bahwa Allah SWT
adalah Esa;Tunggal;satu. Pengertian ini sejalan dengan pengertian tauhid yang digunakan
dalam bahasa Indonesia, yaitu “keesaan Allah”; mentauhidkan berarti “mengakui akan
keesaan Allah;mengeesakan Allah”. Jubaran Mas’ud menulis bahwa tauhid bermakna
“beriman kepada Allah, Tuhan yang Esa”, juga sering disamakan dengan “‫”الاله اال هللا‬
“tiada Tuhan Selain Allah”. Fuad Iframi Al-Bustani juga menulis hal yang sama.
Menurutnya tauhid adalah Keyakinan bahwa Allah itu bersifat “Esa”.Jadi tauhid berasal
dari kata “wahhada” (‫“ )وحد‬yuwahhidu” (‫“ )يوحد‬tauhidan” (‫)توحيدا‬, yang berarti
mengesakan Allah SWT.
Tauhid adalah inti ajaran dan pokok risalah yang di bawa oleh semua Rasul yang
diutus Allah. Lurus dan tidaknya kehidupan seorang muslim, mutlak ditentukan oleh
tauhidnya, karena tauhid landasan setiap amal dan perbuatannya. Hanya amal yang
dilandasi dengan tauhid sesuai tuntunan nabi, yang akan menghantarkan manusia
kepada kehidupan yang baik dan kebahagiaan yang hakiki di akhirat kelak.
Sebelum membahas mengenai pengertian tauhid menurut para ahli, kita pelajari
terlebih dahulu pengertian asal usul istilahnya. Secara etimologis, tauhid berarti keesaan,
artinya itikad atau keyakinan bahwa Allah SWT adalah Esa, Tunggal, Satu. Pengertin ini
sepaham dengan pengertian tauhid dalam Bahasa Indonesia, yaitu Keesaan Allah SWT.
Oleh karena itu, mentauhidkan berarti mengakui Keesaan Allah SWT, Mengesakan Allah
SWT. Tauhid dalam bahasa bisa diartikan menjadikan sesuatu Esa. Maksud pengertian
ini adalah mempercayai bahwa Allah itu Esa.
Menurut Syekh Muhammad Saalih al-Munajjid dalam blognya yang berjudul Islam
Question and Answer, “Tawheed is the essence of the testimony that there is no god
except Allaah and that Muhammad is the Messenger of Allaah, and that this is Islam with
which Allaah sent His Prophet to the two races of mankind and the jinn, other than which
Allaah will not accept any religion from anyone.” (Tauhid bermakna bahwa tauhid adalah
inti dari keislaman, tak ada tuhan selain allah dan muhhamad adalahbutusan allah dan
islam yg dikirimkan tuhan kepada nabinya untuk dua makhluk, manusia dan jin dan allah
tidak menerima agama selain islam).
Setelah memahami pengertian tauhid secara etimologis, bahasa, dan sebagainya. Ada
sebaiknya bila kita memoerdalamnya dengan mengetahui definisi tauhid menurut para
Ahli. Berikut ini definisi-definisinya :
1. Menurut Syekh Muhammad Abduh, tauhid adalah suatu ilmu yang membahas
tentang wujud Allah,sifat-sifat yang wajib tetap padaNya, sifat-sifat yang boleh
disifatkan padaNya, dan tentang sifat-sifat yang sama sekali wajib dilenyapkan
padaNya. Juga membahas tentang Rasul-rasul Allah, meyakinkan kerasulan
mereka.
2. Menurut Husain Affandi Al-Jars, tauhid adalah ilmu yang membahas hal-hal yang
menetapkan akidah agama dengan dalil-dalil yang meyakinkan.
3. Menurut Prof. M. Thahir A. Muin, tauhid adalah ilmu yang mnyelidiki dan
membahas soal yang wajib, mustahi, dan jaiz bagi Allah dan bagi sekalian utusa-
utusanNya, juga mengupas dalil-dalil yang mungkin cocok dengan akal pikiran
sebagai alat untuk membuktikan adanya zat yang mewujudkan.
4. Menurut Ibnu Al Utsaimin Rahimahullah, tauhid adalah kata benda yang berasal
dari perubahan kata kerja wahhada yuwahhidu yang bermakna menunggalkan
sesuatu. Berdasarkan pengertian syariat, tauhid bermakna mengesakan Allah
dalam hal-hal yang menjadikehususan diriNya.
5. Menurut Muhammad bin Abdullah Al Habdan, tauhid hanya akan terwujud
dengan memadukan antara kedua pilar ajaran tauhid, yaitu penolakan (nafi) dan
penetapan (itsbat).

Pengetian tauhid menurut para ahli yang telah dipaparkan di atas telah menjelaskan
banyak sekali definisi tauhid dari berbagai sudut pandang. Pada dasarnya tujuan kita
mempelajari ilmu tauhid adalah untuk mengenal Allah dan rasulNya dengan dalil-dalil
yang pasti dan menetapkan sesuatu yang wajib bagi Allah dari sifat-sifat yang sempurna
dan menyucikan Allah dari tanda-tanda kekurangan dan membenarkan semua rasul-
rasulNya.

Ada beberapa istilah lain yang semakna atau hampir sama dengan tauhid yakni :

a. Iman. Menurut Asy ‘ariyah iman hanyalah membenarkan dalam hati. Senada dengan
ini Imam Abu Hanifah mengatakn bahwa iman hanyalah ‘itiqad. Sedangkan amal
adalah bukti iman.

b. Aqidah. Menurut bahasa ialah keyakinan yang tersimpul kokoh di dalam hati,
mengikat, dan merngandung perjanjian. Sedangkan menurut terminologis di antaranya
pendapat Hasan al-Banna mengatakan bahwa aqidah ialah beberapa hal yang harus
diyakini kebenarannya oleh hati, sehingga dapat mendatangkan ketenteraman,
keyakinan yang tidak bercampur dengan keragu-raguan. Penyusun cenderung kepada
pendapat Yunahar Ilyas yang mengidentikkan antara tauhid, iman, dan aqidah. Tauhid
merupakan tema sentral aqidah dan iman.
Dalam suatu blog yang berjudul Call to Islam, Khayma menyebutkan “tawheed
is known as tawheed-al-eebadah or the unity of Allah's worship. It is this aspect of
tawheed which it could be said is the most important. It is through this that we learn
how to worship our Creator alone. Allah is not the kind of god who does not respond
or hear your calls. He is not the kind of god who needs some sort of middleman to take
our prayers up to Him” (Hal terpenting dalam tauhid adalah mempercayai bahwa
bagaimana kita menyembah allah semata, allah bukanlah tuhan yang tidak mendengar
dan tidak menggubris panggilan (doa), Allah juga tidakmemerlukan perantara antara
dia dan umatnya Untuk menyampaikan doa umatnya

B. PEMBAGIAN TAUHID

Tiga macam pembagian tauhid menurut Ulama:

1. Tauhid Rububiyah

Yaitu mentauhidkan Allah dalam perbuatan-Nya, seperti mencipta, menguasai,


memberikan rizki, mengurusi makhluk, dll yang semuanya hanya Allah semata yang
mampu. Dan semua orang meyakini adanya Rabb yang menciptakan, menguasai, dll.
Kecuali orang atheis yang berkeyakinan tidak adanya Rabb. Diantara penyimpangan
yang lain yaitu kaum Zoroaster yang meyakini adanya Pencipta Kebaikan dan
Pencipta Kejelekan, hal ini juga bertentanga dengan aqidah yang lurus.

Menurut Syekh Muhammad Saalih al-Munajjid dalam blognya yang berjudul Islam
Question and Answer, Tawheed al-Ruboobiyyah (Oneness of Divine Lordship):
means believing in Allaah as One and Unique with regard to His actions such as
creation, sovereignty, control, giving life and death, and so on. (Percaya bahwa
semua yg terjadi adalah kehendak allah sperti penciptaan, jodoh rejeki dan maut)

2. Tauhid Uluhiyah

Allah dalam perbuatan-perbuatan yang dilakukan hamba. Yaitu mengikhlaskan


ibadah kepada Allah, yang mencakup berbagai macam ibadah seperti : tawakal,
nadzar, takut, khosyah, pengharapan, dll. Tauhid inilah yang membedakan umat
Islam dengan kaum musyrikin. Jadi seseorang belum cukup untuk mentauhidkan
Allah dalam perbuatan-Nya (Tauhid Rububiyah) tanpa menyertainya dengan
mengikhlaskan semua ibadah hanya kepada-Nya (Tauhid Uluhiyah). Karena orang
musyrikin dulu juga meyakini bahwa Allah yang mencipta dan mengatur, tetapi hal
tersebut belum cukup memasukkan mereka ke dalam Islam.

Menurut Syekh Muhammad Saalih al-Munajjid dalam blognya yang berjudul Islam
Question and Answer mengatakan, “Tawheed al-Uloohiyyah means devoting all acts
of worship, both inward and outward, in word and deed, to Allaah Alone, and not
worshipping anything or anyone other than Allaah, no matter who he
is.”(Maksudnya adalah bertawakal kepada allah, berserah diri, dan melakukan segala
sesuatu hanya karena allah, dan tidak bergantung dan tidak percaya kepada selain
allah baik siapapun dia)

3. Tauhid Asma Wa Sifat

Mengimani dan menetapkan apa yang sudah ditetapkan Allah di dalam Al Quran dan
oleh Nabi-Nya di dalam hadits mengenai nama dan sifat Allah tanpa merubah
makna, mengingkari, mendeskripsikan bentuk/cara, dan memisalkan. Tauhid Asma
Wa Sifat juga berarti Mengesakan Allah dalam nama-nama dan sifat-sifatnya.
Artinya tidak ada dzat lain yang menyamai sifat-sifat Allah yang maha sempurna.

Apabila ketiga tauhid di atas ada yang tidak lengkap, maka seorang hamba bisa
berkurang imannya atau bahkan telah keluar dari Islam.

C. PENGAPLIKASIAN TAUHID
Pengucapan kalimat tauhid dengan lisan belaka tidaklah cukup karena ia mempunyai
konsekuensi yang harus di tunaikan. Aplikasi secara sederhana dari kalimat tauhid “laa
ilaaha illallah” adalah keyakinan yang mutlak yang patut kita tanamkan dalam jiwa
bahwa Allah Maha Esa dalam hal mencipta dalam penyembahan tanpa ada sesuatu pun
yang mencampuri dan tanpa ada sesuatu pun yang sepadan dengan-Nya kemudian
menerima dengan Ikhlas akan apa-apa yang berasal dari-Nya baik berupa perintah yang
mesti dilaksanakan ataupun larangan yang mesti di tinggalkan semua itu akan mudah
ketika hati ikhlas mengakui bahwa Allah SWT itu Maha Esa.
BAB III
KESIMPULAN

1. Tauhid dari segi bahasa ‘mentauhidkan sesuatu’ berarti ‘menjadikan sesuatu itu
esa’. Sebuah artikel yang berjudul What is Tawheed menyebutkan “Tawheed is the
most important Islamic belief. It implies that everything in existence originates from
the one and only Creator, who is also the Sustainer and the sole Source of
Guidance. This belief should govern all aspects of human life. Recognition of this
fundamental truth results in a unified view of existence which rejects any divisions
of life into religious and secular”( Tauhid adalah keyakinan Islam yang paling
penting. Ini menyiratkan bahwa segala sesuatu yang ada berasal dari satu-satunya
Pencipta, yang juga Pemelihara dan satu-satunya Sumber Bimbingan. Keyakinan
ini harus mengatur semua aspek kehidupan manusia. Pengakuan ini hasil kebenaran
mendasar dalam pandangan yang seragam eksistensi yang menolak setiap divisi
kehidupan ke agama dan sekuler).Dari segi syari’ tauhid ialah ‘mengesakan Allah
didalam perkara-perkara yang Allah sendiri tetapkan melalui Nabi-Nabi Nya yaitu
dari segi Rububiyyah, Uluhiyyah dan Asma’ Was Sifat’.

2. Pembagian Tauhid
• Tauhid Al-Uluhiyyah = mengesakan Allah dalam ibadah, yakni beribadah hanya
kepada Allah dan karenaNya semata.
• Tauhid Ar-Rububiyyah= mengesakan Allah dalam perbuatan-Nya, yakni
mengimani dan meyakini bahwa hanya Allah yang mencipta, menguasai dan
mengatur alam semesta ini
• Tauhid Al-Asma' Was-Sifat = mengesakan Allah dalam asma dan sifat-Nya,
artinya mengimani bahwa tidak ada makhluk yang serupa dengan Allah, dalam
dzat, asma maupun sifat.

3. Aplikasi dan implikasi secara sederhana dari kalimat tauhid “laa ilaaha illallah”
adalah keyakinan yang mutlak yang patut kita tanamkan dalam jiwa bahwa Allah
Maha Esa dalam hal mencipta dalam penyembahan tanpa ada sesuatu pun yang
mencampuri dan tanpa ada sesuatu pun yang sepadan dengan-Nya
DAFTAR PUSTAKA
1. Shaykh Muhammad Saalih al-Munajjid, (TAHUN) Islam Question and Answer
General Supervisor.(Online). https://islamqa.info/en/4903.html (Fri 13 Muh 1438 -
14 October 2016)
2. Shaykh Said Afandi al-Chirkawi,(2013) What is Tawheed.(online).
http://islam.ru/en/content/story/what-tawheed.html (Mon 16 Muharram 1438 H 17
October 2016)
3. From the’invitation to Islam’ Newsletter, Issue(1997) Call to Islam.(online).
http://www.khayma.com/librarians/call2islaam/articles/what_ihtmlwheed.html. (Mon
16 Muharram 1438H/17 October 2016).
4. Asmuni, M. Yusran. Ilmu Tauhid. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996).
5. Mufid, Fathul, Ilmu Tauhid / Kalam, (Kudus : Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri,
2009).
6. Abduh, Syekh Muhammad, Risalah Tauhid, (Jakarta : Bulan Bintang, 1974).
7. Hanafi, Ahmad, Pengantar Theology Islam, (Jakarta : PT. Al Husna Zikra, 1995).
8. Ash-Shidieqy, Tengku M. Hasbi. Sejarah Dan Pengantar Ilmu Tauhid/kalam.
(Semarang :PT. Pustaka Putra. 1999).
9. Nata, Habudin, Metodologi Stadi Islam, Teori Penelitian Agama, (Jakarta : Raja
Grafindo Persada, 2007).
10. Jaya, Yahya. Prof. Dr. M.A, Teologi Agama Islam, (Padang: Angkasa Raya, 2000).

Anda mungkin juga menyukai