Anda di halaman 1dari 23

Asuhan Keperawatan

Loading...

Kamis, 20 Januari 2011


KANKER VULVA

LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN KANKER VULVA

A. KONSEP DASAR PENYAKIT


1. Definisi
 Kanker primer vulva mewakili 3% sampai 5% dari semua malignansi ginekologi dan tampak
hampir selalu pada wanita pascamenopause meski angka kejadiannya pada wanita yang lebih
muda meningkat. (Smeltzer,2002:1564)
 Karsinoma vulva adalah penyebab 3% sampai 4% dari semua kanker genetalia primer pada
perempuan. (Price,2005:1299)

2. Epidemiologi
Usia rata – rata perempuan dengan karsinoma in situ adalah 44 tahun; untuk karsinoma
mikroinvasif adalah 58 tahun dan untuk karsinoma invasive yang sebenarnya adalah 61 tahun.
(Price,2005;1299) Wanita kulit putih lebih banyak yang terserang disbanding wanita nonkulit
putih. Karsinoma sel skuamosa menyebabkan sebagian besar tumor vulva. Angka kejadiannya
lebih tinggi pada wanita hipertensi, obesitas dan diabetes. (Smeltzer,2002;1565)
3. Etiologi / Faktor Predisposisi
Etiologi terjadinya kanker vulva belum diketahui secara pasti, namun yang menjadi faktor
terjadinya kanker vulva adalah penyakit menular seksual, diantaranya :
 Penyakit menular seksual granulomatosa
 Sifilis
 Herpes hominis tipe II
 Kondiloma akuminata
 Infeksi dari HPV (virus yang menyebabkan kutil genetalia dan ditularkan melalui hubungan
seksual)
(Price,2005;1299)
 Pernah menderita kanker leher rahim atau kanker vagina
 Diabetes
 Obesitas
 Hipertensi
 Usia
Tiga perempat penderita kanker vulva berusia diatas 50 tahun dan dua pertiganya berusia diatas
70 tahun ketika kanker pertama kali terdiagnosis. Usia rata-rata penderita kanker invasif adalah
65-70 tahun
 Hubungan seksual pada usia dini
 Berganti-ganti pasangan seksual
 Merokok
 Virus HIV menyebabkan kerusakan pada sistem kekebalan tubuh sehingga lebih mudah
mengalami infeksi HPV menahun
 Golongan sosial-ekonomi rendah. Hal ini berhubungan dengan ketidakmampuan dalam
membiayai diri ke pelayanan kesehatan
 Neoplasia intraepitel vulva (NIV)
 Liken sklerosus. Penyakit ini menyebabkan kulit vulva menjadi tipis dan gatal.
 Peradangan vulva menahun
 Melanoma atau tahi lalat atipik pada kulit selain vulva.

4. Patofisiologi (WOC)
Terlampir

5. Klasifikasi
Adapun klasifikasi dari kanker vulva adalah :
 Karsinoma in situ (karsinoma dengan lesi intraepitel vulva)
 Karsinoma vulva invasif
(Price,2005;1299)
Menurut sistem FIGO, kanker vulva dapat dibedakan menurut stadium yaitu:

Tabel 1. Stadium kanker vulva


STADIUM MANIFESTASI
0 Kanker hanya ditemukan di permukaan vulva
I Kanker ditemukan di vulva dan / atau perineum (daerah
antara rektum dan vagina). Ukuran tumor sebesar 2 cm
atau kurang dan belum menyebar ke kelenjar getah
bening
IA Kanker stadium I yang telah menyusup sampai
kedalaman kurang dari 1 mm
IB Kanker stadium I yang telah menyusup lebih dalam dari
1 mm
II Kanker ditemukan di vulva dan/atau perineu, dengan
ukuran lebih besar dari 2 cm tetapi belum menyebar ke
kelenjar getah bening
III Kanker ditemukan di vulva dan / atau perineum serta
telah menyebar ke jaringan terdekat (misalnya uretra,
vagina, anus) dan / atau telah menyebar ke kelenjar
getah bening selangkangan terdekat.
IVA Kanker telah menyebar keluar jaringan terdekat, yaitu
ke uretra bagian atas, kandung kemih, rektum atau
tulang panggul, atau telah menyebar ke kelenjar getah
bening kiri dan kanan
IVB Kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening di
dalam panggul dan / atau ke organ tubuh yang jauh.
6. Gejala Klinis
Gejala klinis dari kanker vulva adalah :
 Pruritus lama (gejala utama kanker vulva)
 Perdarahan
 Rabas berbau busuk
 Nyeri juga terkadang dapat timbul
 Terdapat lesi awal yang tampak sebagai dermatitis kronis kemudian dapat ditemukan pertumbuhan
benjolan yang terus tumbuh dan menjadi keras, mengalami ulserasi seperti bunga kol
(Smeltzer,2002;1565)
Bagian yang paling sering terkena karsinoma adalah labia, dimana labia mayora tiga kali lebih
sering terkena daripada labia minora dan klitoris. Gambaran keseluruhan lesi kanker vulva adalah
datar atau timbul dan berbentuk makulopapular atau verukosa. Lesi dapat hiperpigmentasi (coklat),
merah atau putih. (Price,2005;1299)

7. Pemeriksaan Fisik (Fokus ke bagian genital)


Inspeksi
 Adanya lesi seperti bunga kol berwarna cokelat, merah atau putih
 Keluarnya cairan encer dari vagina dan berbau busuk
 Pendarahan yang terjadi, volume darah yang keluar
 Ekspresi wajah ibu menahan nyeri (meringis)
 Raut wajah pucat
 Pasien tampak menggaruk bagian genital

Palpasi
 Teraba benjolan yang terus tumbuh menjadi keras di bagian vulva

8. Pemeriksaan Penunjang
 Pulasan Pap pada serviks (Pap Smear)
Test ini mendeteksi adanya perubahan-perubahan sel leher rahim yang abnormal, yaitu suatu
pemeriksaan dengan mengambil cairan pada laher rahim dengan spatula kemudian dilakukan
pemeriksaan dengan mikroskop.

 Pemeriksaan bimanual
 Sistoskopi
 Proktoskopi
 Pemeriksaan foto thorak
(Price,2005;1299)

9. Diagnosis / Kriteria diagnosis


Hasil pemeriksaan positif :
Dari hasil biopsi terdapat sel – sel ganas pada sel skuamosa di daerah vulva. Biopsi harus dilakukan
pad semua lesi vulva yang menetap, yang mengalami ulserasi atau yang tidak sembuh dengan
cepat setelah terapi yang sesuai. Lesi mulai tumbuh pada permukaan kulit dan dapat dengan mudah
dikenali sebagai ulkus kecil yang menjadi iritasi atau gatal atau meningkat ukurannya.
(Smeltzer,2002;1565)
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala, hasil pemeriksaan fisik dan hasil biopsi jaringan.
Staging (Menentukan stadium kanker)
Staging merupakan suatu proses yang menggunakan hasil-hasil pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan diagnostik tertentu untuk menentukan ukuran tumor, kedalaman tumor, penyebaran
ke organ di sekitarnya dan penyebaran ke kelenjar getah bening atau organ yang jauh.
Dengan mengetahui stadium penyakitnya maka dapat ditentukan rencana pengobatan yang akan
dijalani oleh penderita.
Jika hasil biopsi menunjukkan bahwa telah terjadi kanker vulva, maka dilakukan beberapa
pemeriksaan untuk mengetahui penyebaran kanker ke daerah lain:
 Sistoskopi (pemeriksaan kandung kemih)
 Proktoskopi (pemeriksaan rektum)
 Pemeriksaan panggula dibawah pengaruh obat bius
 Rontgen dada
 CT scan dan MRI.

10. Kemungkinan Komplikasi


 Infeksi luka dan sepsis
 Trombosis vena profunda
 Hemoragi
(Smeltzer,2002;1566)

11. Penatalaksanaan Medis


Terdapat 3 jenis pengobatan untuk penderita kanker vulva:
1. Pembedahan
 Eksisi lokal radikal : dilakukan pengangkatan kanker dan sejumlah besar jaringan normal di sekitar
kanker, mungkin juga disertai dengan pengangkatan kelenjar getah bening
 Bedah laser : menggunakan sinar laser untuk mengangkat sel-sel kanker
 Vulvektomi skinning : dilakukan pengangkatan kulit vulva yang mengandung kanker
 Vulvektomi simplek : dilakukan pengangkatan seluruh vulva
- Vulvektomi parsial : dilakukan pengangkatan sebagian vulva
- Vulvektomi radikal : dilakukan pengangkatan seluruh vulva dan kelenjar getah bening di
sekitarnya.
 Eksenterasi panggul : jika kanker telah menyebar keluar vulva dan organ wanita lainnya, maka
dilakukan pengangkatan organ yang terkena (misalnya kolon, rektum atau kandung kemih)
bersamaan dengan pengangkatan leher rahim, rahim dan vagina.
Untuk membuat vulva atau vagina buatan setelah pembedahan, dilakukan pencangkokan kulit dari
bagian tubuh lainnya dan bedah plastik.
2. Terapi penyinaran
Pada terapi penyinaran digunakan sinar X atau sinar berenergi tinggi lainnya utnuk membunuh
sel-sel kanker dan memperkecil ukuran tumor.
Pada radiasi eksternal digunakan suatu mesin sebagai sumber penyinaran; sedangkan pada
radiasi internal, ke dalam tubuh penderita dimasukkan suatu kapsul atau tabung plastik yang
mengandung bahan radioaktif.
3. Kemoterapi
Pada kemoterapi digunakan obat-obatan untuk membunuh sel-sel kanker. Obat tersedia dalam
bentuk tablet/kapsul atau suntikan (melalui pembuluh darah atau otot). Kemoterapi merupakan
pengobatan sistemik karena obat masuk ke dalam aliran darah sehingga sampai ke seluruh tubuh
dan bisa membunuh sel-sel kanker di seluruh tubuh.

Penatalaksanaan menurut stadium kanker vulva yaitu :


Pengobatan kanker vulva tergantung kepada stadium dan jenis penyakit serta usia dan keadaan
umum penderita.
Kanker vulva stadium 0
1. Eksisi lokal luas atau bedah laser, atau kombinasi keduanya
2. Vulvektomi skinning
3. Salep yang mengandung obat kemoterapi
Kanker vulva stadium I
1. Eksisi lokal luas
2. Eksisi lokal radikal ditambah pengangkatan seluruh kelenjar getah bening selangkangan dan paha
bagian atas terdekat pada sisi yang sama dengan kanker
3. Vulvektomi radikal dan pengangkatan kelenjar getah bening selangkangan pada salah satu atau
kedua sisi tubuh
4. Terapi penyinaran saja.

Kanker vulva stadium II


1. Vulvektomi radikal dan pengangkatan kelenjar getah bening selangkangan kiri dan kanan. Jika sel
kanker ditemukan di dalam kelenjar getah bening, maka dilakukan setelah pembedahan dilakukan
penyinaran yang diarahkan ke panggul
2. Terapi penyinaran saja (pada penderita tertentu).
Kanker vulva stadium III
1. Vulvektomi radikal dan pengangkatan kelenjar getah bening selangkangan dan kelenjar getah
bening paha bagian atas kiri dan kanan.
Jika di dalam kelenjar getah bening ditemukan sel-sel kanker atau jika sel-sel kanker hanya
ditemukan di dalam vulva dan tumornya besar tetapi belum menyebar, setelah pembedahan
dilakukan terapi penyinaran pada panggul dan selangkangan
2. Terapi radiasi dan kemoterapi diikuti oleh vulvektomi radikal dan pengangkatan kelenjar getah
bening kiri dan kanan
3. Terapi penyinaran (pada penderita tertentu) dengan atau tanpa kemoterapi.
Kanker vulva stadium IV
1. Vulvektomi radikal dan pengangkatan kolon bagian bawah, rektum atau kandung kemih (
tergantung kepada lokasi penyebaran kanker) disertai pengangkatan rahim, leher rahim dan vagina
(eksenterasi panggul)
2. Vulvektomi radikal diikuti dengan terapi penyinaran
3. Terapi penyinaran diikuti dengan vulvektomi radikal
4. Terapi penyinaran (pada penderita tertentu) dengan atau tanpa kemoterapi dan mungkin juga
diikuti oleh pembedahan.
Kanker vulva yang berulang (kambuh kembali)
1. Eksisi lokal luas dengan atau tanpa terapi penyinaran
2. Vulvektomi radikal dan pengangkatan kolon, rektum atau kandung kemih (tergantung kepada
lokasi penyebaran kanker) disertai dengan pengangkatan rahim, leher rahim dan vagina
(eksenterasi panggul)
3. Terapi penyinaran ditambah dengan kemoterapi dengan atau tanpa pembedahn
4. Terapi penyinaran untuk kekambuhan lokal atau untuk mengurangi gejala nyeri, mual atau
kelainan fungsi tubuh.
12. Pencegahan
Adapun cara pencegahan terkena kanker vulva adalah :
 Menghindari faktor resiko yang bisa dikendalikan
 Mengobati keadaan prekanker sebelum terjadinya kanker invasif
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas pasien
b. Riwayat keluarga
c. Status kesehatan
 Status kesehatan saat ini
 Status kesehatan masa lalu
 Riwayat penyakit keluarga
d. Pola fungsi kesehatan Gordon
1. Pemeliharaan dan persepsi kesehatan.
Kanker vulva dapat diakibatkan oleh penyakit menular seksual atau dapat disebabkan oleh
berganti-ganti pasangan serta melakukan hubungan seksual terlalu dini
2. Pola istirahat dan tidur.
Pola istirahat dan tidur pasien dapat terganggu akibat dari nyeri akibat progresivitas dari kanker
vulva ataupun karena gangguan pada pola tidur juga dapat terjadi akibat dari depresi yang dialami
oleh wanita.
3. Pola eliminasi
Dapat terjadi disuria serta hematuria.
4. Pola nutrisi dan metabolik
Asupan nutrisi pada wanita dengan kanker vulva harus lebih banyak karena dapat terjadi mual dan
muntah. Kaji jenis makanan yang biasa dimakan oleh wanita serta pantau berat badan karena
wanita dengan kanker vulva juga biasanya mengalami penurunan nafsu makan.
5. Pola kognitif – perseptual
Pada wanita dengan kanker vulva biasanya tidak terjadi gangguan pada pada panca indra meliputi
penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaan, pengecap.
6. Pola persepsi dan konsep diri
Pasien kadang merasa malu terhadap orang sekitar karena mempunyai penyakit kanker vulva,
akibat dari persepsi yang salah dari masyarakat. Dimana salah satu etiologi dari kanker vulva
adalah akibat dari sering berganti – ganti pasangan seksual.
7. Pola aktivitas dan latihan.
Kaji apakah penyakit serta kehamilan pasien mempengaruhi pola aktivitas dan latihan. Dengan
skor kemampuan perawatan diri (0= mandiri, 1= alat bantu, 2= dibantu orang lain, 3= dibantu
orang lain dan alat, 4= tergantung total).
Pasien wajar jika mengalami perasaan sedikit lemas akibat dari asupan nutrisi yang berkurang.
Wanita yang disertai dengan kanker vulva ibu akan merasa sangat lemah terutama pada bagian
ekstremitas bawah dan tidak dapat melakukan aktivitasnya dengan baik akibat dari progresivitas
kanker vulva sehingga harus beristirahat total.
8. Pola seksualitas dan reproduksi
Kaji apakah terdapat perubahan pola seksulitas dan reproduksi pasien selama pasien menderita
penyakit ini. Pada pola seksualitas pasien akan terganggu akibat dari rasa nyeri yang selalu
dirasakan pada saat melakukan hubungan seksual (dispareuni) serta adanya perdarahan setelah
berhubungan. Serta keluar cairan encer (keputihan) yang berbau busuk dari vagina.
9. Pola manajemen koping stress
Kaji bagaimana pasien mengatasi masalah-masalahnya. Bagaimana manajemen koping pasien.
Apakah pasien dapat menerima kondisinya setelah sakit. Wanita dengan kanker vulva biasanya
mengalami gangguan dalam manajemen koping stres yang diakibatkan dari cemas yang berlebihan
terhadap risiko terjadinya keselamatan dirinya sendiri.
10. Pola peran - hubungan
Bagaimana pola peran hubungan pasien dengan keluarga atau lingkungan sekitarnya. Apakah
penyakit ini dapat mempengaruhi pola peran dan hubungannya. Wanita dengan kanker vulva harus
mendapatkan dukungan dari suami serta orang – orang terdekatnya karena itu akan mempengaruhi
kondisi kesehatannya. Biasanya koping keluarga akan melemah ketika dalam anggota keluarganya
ada yang menderita penyakit kanker vulva.

11. Pola keyakinan dan nilai


Kaji apakah penyakit pasien mempengaruhi pola keyakinan dan nilai yang diyakini.

a. Analisis data
1. Data subyektif :
 Pasien mengatakan merasa sakit ketika senggama dan terjadi perdarahan setelah senggama yang
kemudian berlanjut menjadi perdarahan yang abnormal
 Pasien mengatakan merasa nyeri ketika buang air kecil dan urine bercampur darah
 Pasien mengatakan merasa tidak bertenaga dan lemas
 Pasien mengatakan merasa cemas dan takuttentang kondisinya

2. Data obyektif
 TTV tidak dalam batas normal
Dimana batas normal TTV meliputi :
 Nadi : 60-100 x / menit
 Nafas : 16 - 24 x / menit
 Tekanan Darah : 110-140 / 60-90 mmHg
 Suhu : 36,5 0C – 37,5 0C
 Membran mukosa kering
 Turgor kulit buruk akibat perdarahan
 Pengisian kapiler lambat ( tidak kembali dalam < 2-3 detik setelah ditekan )
 Ekspresi wajah pasien pucat
 Pasien tampak lemas
 Warna kulit merah dan kering
 Ekspresi wajah pasien meringis
 Pasien tampak gelisah dan menggaruk bagian genital
 Tampak tanda - tanda infeksi (kalor, rubor, dolor, tumor, fungsio laesia)
 Terjadi hematuria
 Mual ataupun muntah
 Keluar cairan encer yang berbau busuk dari vagina.

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang mungkin muncul :
1. Kekurangan volume cairan b/d kehilangan volume cairan tubuh secara aktif akibat pendarahan
2. Nyeri kronis b/d nekrosis jaringan pada vulva akibat penyakit kanker vulva
3. Disfungsi seksual b/d perubahan fungsi tubuh akibat proses penyakit kanker vulva
4. Intoleransi aktivitas b/d produksi energi tubuh menurun
5. Ansietas b/d krisis situasional
6. Defisit perawatan diri b/d kelemahan
7. Kerusakan integritas kulit b/d kemoterapi
8. Gangguan citra tubuh b/d proses penyakit
9. Risiko cedera b/d kelemahan
10. Risiko infeksi b/d penyakit kronis (metastase sel kanker)

3. Perencanaan
1 : Kekurangan volume cairan b/d kehilangan volume cairan tubuh secara aktif akibat
pendarahan
uan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ... x 24 jam,
diharapkan keseimbangan volume cairan adekuat
Kriteria Hasil : 1. TTV pasien dalam batas normal, meliputi :
 Nadi normal ( ± 60 - 100 x / menit)
 Pernapasan normal (± 16 - 24 x / menit)
 Tekanan darah normal ( ± 100 - 140 mmHg / 60 - 90 mmHg)
 Suhu normal (± 36,5oC - 37,5oC)
2. Membran mukosa lembab
3. Turgor kulit baik (elastis)
4. Pengisian kapiler cepat ( kembali dalam ± 2-3 detik setelah ditekan )
5. Ekspresi wajah pasien tidak pucat

NO INTERVENSI RASIONALISASI

1 Awasi masukan dan haluaran. Ukur Memberikan pedoman untuk


volume darah yang keluar melalui penggantian cairan yang perlu
pendarahan diberikan sehingga dapat
mempertahankan volume sirkulasi
yang adekuat untuk transport
oksigen pada ibu dan janin.

2 Hindari trauma dan pemberian tekanan Mengurangi potensial terjadinya


berlebihan pada daerah yang peningkatan pendarahan dan
mengalami pendarahan trauma mekanis pada janin
3 Pantau status sirkulasi dan volume Kejadian perdarahan potensial
darah ibu kemungkinan menyebabkan
hipovolemia atau hipoksia

4 Pantau TTV. Evaluasi nadi perifer, dan Menunjukkan keadekuatan


pengisian kapiler volume sirkulasi

6 Catat respon fisiologis individual Simtomatologi dapat berguna


pasien terhadap pendarahan, misalnya untuk mengukur berat / lamanya
kelemahan, gelisah, ansietas, pucat, episode pendarahan.
berkeringat / penurunan kesadaran Memburuknya gejala dapat
menunjukkan berlanjutnya
pendarahan / tidak adekuatnya
penggantian cairan

7 Kaji turgor kulit, kelembaban membran Merupakan indikator dari status


mukosa, dan perhatikan keluhan haus hidrasi / derajat kekurangan cairan
pada pasien

8 Kolaborasi : Penggantian cairan tergantung


Berikan cairan IV sesuai indikasi pada derajat hipovolemia dan
lamanya pendarahan (akut /
kronis). Cairan IV juga digunakan
untuk mengencerkan obat
antineoplastik pada penderita
kanker.

9 Kolaborasi : Transfusi darah diperlukan untuk


Berikan transfusi darah (Hb, Hct) dan memperbaiki jumlah darah dalm
trombosit sesuai indikasi tubuh ibu dan mencegah
manifestasi anemia yang sering
terjadi pada penderita kanker.
Transfusi trombosit penting untuk
memaksimalkan mekanisme
pembekuan darah sehingga
pendarahan lanjutan dapat
diminimalisir.

10 Kolaborasi : Perlu dilakukan untuk menentukan


Awasi pemeriksaan laboratorium, kebutuhan resusitasi cairan dan
misalnya : Hb, Hct, sel darah merah mengawasi keefektifan terapi

2 : Nyeri kronis b/d nekrosis jaringan pada vulva akibat penyakit kanker vulva
uan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ... x 24 jam, diharapkan nyeri pasien
berkurang atau terkontrol
a hasil : 1. Pasien mengatakan skala nyeri yang dialaminya menurun
2. Pasien melaporkan nyeri yang sudah terkontrol maksimal dengan pengaruh / efek samping
minimal
3. TTV pasien dalam batas normal, meliputi :
 Nadi normal (± 60 - 100 x / menit)
 Pernapasan normal ( ± 16 - 24 x / menit)
 Tekanan darah normal ( ± 100 - 140 mmHg / 60 - 90 mmHg)
 Suhu normal (36,5oC - 37,5oC)
4. Ekspresi wajah pasien tidak meringis
5. Pasien tampak tenang (tidak gelisah)
6. Pasien dapat melakukan teknik relaksasi dan distraksi dengan tepat sesuai indikasi untuk
mengontrol nyeri

NO INTERVENSI RASIONALISASI

1 Lakukan pengkajian nyeri secara Membantu membedakan


komprehensif [catat keluhan, lokasi penyebab nyeri dan
nyeri, frekuensi, durasi, dan intensitas memberikan informasi tentang
(skala 0-10) dan tindakan penghilangan kemajuan atau perbaikan
nyeri yang dilakukan] penyakit, terjadinya
komplikasi dan keefektifan
intervensi.
2 Pantau tanda - tanda vital Peningkatan nyeri akan
mempengaruhi perubahan
pada tanda - tanda vital

3 Dorong penggunaan keterampilan Memungkinkan pasien untuk


manajemen nyeri seperti teknik berpartisipasi secara aktif
relaksasi dan teknik distraksi, misalnya untuk mengontrol rasa nyeri
dengan mendengarkan musik, membaca yang dialami, serta dapat
buku, dan sentuhan terapeutik. meningkatkan koping pasien

4 Berikan posisi yang nyaman sesuai Memberikan rasa nyaman pada


kebutuhan pasien pasien, meningkatkan
relaksasi, dan membantu
pasien untuk memfokuskan
kembali perhatiannya.

5 Dorong pengungkapan perasaan pasien Dapat mengurangi ansietas dan


rasa takut, sehingga
mengurangi persepsi pasien
akan intensitas rasa sakit.

6 Evaluasi upaya penghilangan nyeri / Tujuan yang ingin dicapai


kontrol pada pasien melalui upaya kontrol adalah
kontrol nyeri yang maksimum
dengan pengaruh / efek
samping yang minimum pada
pasien.

7 Tingkatkan tirah baring, bantulah Menurunkan gerakan yang


kebutuhan perawatan diri yang penting dapat meningkatkan nyeri

8 Kolaborasi pemberian analgetik sesuai Nyeri adalah komplikasi


indikasi tersering dari kanker,
meskipun respon individual
terhadap nyeri berbeda-beda.
Pemberian analgetik dapat
mengurangi nyeri yang dialami
pasien

9 Kolaborasi untuk pengembangan Rencana manajemen nyeri


rencana manajemen nyeri dengan yang terorganisasi dapat
pasien, keluarga, dan tim kesehatan mengembangkan kesempatan
yang terlibat pada pasien untuk mengontrol
nyeri yang dialami. Terutama
dengan nyeri kronis, pasien
dan orang terdekat harus aktif
menjadi partisipan dalam
manajemen nyeri di rumah.

10 Kolaborasi untuk pelaksanaan prosedur Mungkin diperlukan untuk


tambahan, misalnya pemblokan pada mengontrol nyeri berat
saraf (kronis) yang tidak berespon
pada tindakan lain

3 : Disfungsi seksual b/d perubahan fungsi tubuh akibat proses penyakit kanker vulva
uan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ... x 24 jam,
diharapkan aktivitas seksual pasien tetap adekuat pada tingkat yang sesuai dengan kondisi
fisiologis tubuhnya
a Hasil : 1. Pasien mampu mengungkapkan pemahamannya tentang efek
kanker vulva yang dialaminya terhadap fungsi seksualitasnya
2. Pasien mau mendiskusikan masalah tentang gambaran diri,
perubahan fungsi seksual dan hasrat seksual dengan orang terdekat yang dialaminya

NO INTERVENSI RASIONALISASI

1 Dengarkan pernyataan pasien / Masalah seksualitas seringkali


orang terdekat menjadi masalah yang tersembunyi,
yang seringkali diungkapkan
sebagai humor / melalui pernyataan
yang tidak gamblang

2 Informasikan pada pasien tentang Pedoman antisipasi dapat membantu


efek dari proses penyakit kanker pasien dan orang terdekat untuk
serviks yang dialaminya terhadap memulai proses adaptasi pada
fungsi seksualitasnya (termasuk di keadaan yang baru
dalamnya efek samping dari
pengobatan kanker yang akan
dijalani)

3 Bantu pasien untuk menyadari / Mengakui proses kehilangan /


menerima tahap kehilangan tersebut perubahan pada fungsi seksual
secara nyata dapat meningkatkan
koping pasien

4 Dorong pasien untuk berbagi Komunikasi terbuka dapat


pikiran dengan orang terdekat membantu dalam identifikasi
masalah dan meningkatkan diskusi
untuk menemukan pemecahan
masalah

4 : Intoleransi aktivitas b/d produksi energi tubuh menurun


uan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ... x 24 jam, aktivitas
pasien dapat meningkat secara optimum / fungsi tercapai
a Hasil : 1. Pasien mampu melakukan aktivitas biasa dengan normal tanpa
bantuan perawat / orang terdekat
2. Pasien mengatakan lebih bertenaga dan tidak lemas

NO INTERVENSI RASIONALISASI
1 Pantau respon fisiologis terhadap Toleransi sangat bervariasi
aktivitas, misalnya perubahan tekanan tergantung pada tahap proses
darah dan frekuensi jantung serta penyakit, status nutrisi,
pernafasan keseimbangan cairan, serta
oksigenasi.

2 Berikan tindakan kenyamanan seperti Menurunkan tegangan otot dan


gosokan punggung, perubahan posisi, kelelahan serta meningkatkan
atau penurunan stimulus dalam ruangan rasa nyaman
(misalnya lampu redup)

3 Evaluasi laporan kelelahan. Perhatikan Menentukan derajat dari


kemampuan tidur / istirahat dengan ketidakmampuan pasien
tepat

4 Kaji kemampuan untuk berpartisipasi Mengidentifikasi kebutuhan


pada aktivitas yang diinginkan / individual dan membantu dalam
dibutuhkan pemilihan intervensi

5 Identifikasi faktor stres / psikologis Mungkin mempunyai efek


yang dapat memperberat kumulatif terhadap kondisi fisik
yang dapat terus berlangsung bila
masalah tersebut belum diatasi

6 Buat tujuan aktivitas realistis dengan Memberikan rasa kontrol dan


pasien perasaan mampu menyelesaikan

7 Dorong pasien untuk melakukan Meningkatkan rasa membaik dan


aktivitas ringan, bila mungkin. mencegah terjadinya frustasi
Tingkatkan tingkat partisipasi pasien pada pasien
sesuai toleransi pasien

8 Rencanakan periode istirahat adekuat Mencegah kelelahan berlebihan


dan menghemat energi untuk
proses penyembuhan
9 Berikan bantuan dalam aktivitas sehari- Memungkinkan berlanjutnya
hari sesuai dengan derajat aktivitas yang dibutuhkan pasien
ketidakmampuan pasien

10 Dorong masukan nutrisi Masukan nutrisi adekuat perlu


untuk memenuhi kebutuhan
energi ibu untuk beraktivitas dan
pertumbuhan serta
perkembangan janin

5 : Ansietas b/d krisis situasional


uan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ... x 24 jam, ansietas pasien dapat
berkurang / teratasi
Kriteria Hasil : 1. TTV dalam batas normal
 Nadi normal ( ± 60 - 100 x / menit)
 Pernapasan normal (± 16 - 24 x / menit)
 Tekanan darah normal ( ± 100 - 140 mmHg / 60 - 90 mmHg)
 Suhu normal (± 36,5oC - 37,5oC)
2. Pasien melaporkan bahwa ansietas / ketakutan yang
dirasakannya menurun sampai tingkat yang dapat ditangani / dikontrol
3. Pasien tampak lebih tenang

NO INTERVENSI RASIONALISASI

1 Observasi perubahan TTV, misalnya Perubahan pada TTV dapat


denyut nadi, frekuensi pernafasan menunjukkan tingkat ansietas /
gangguan psikologis yang
dialami pasien
2 Obervasi respon verbal dan nonverbal Kecemasan dapat ditutupi oleh
pasien yang menunjukkan adanya
pasien dengan komentar/
kecemasan
kemarahan yang ditunjukkan
pasien kepada pemberi
perawatan

3 Tinjau ulang pengalaman pasien / Membantu dalam identifikasi


orang terdekat sebelumnya dengan
rasa takut dan kesalahan
kanker
interpretasi konsep pada
pengalaman kanker sebelumnya

4 Dorong pasien untuk mengungkapkan Memberikan kesempatan untuk


pikiran dan perasaannya
mengidentifikasi rasa takut yang
dialami serta kesalahan konsep
tentang diagnosis

5 Dengarkan keluhan pasien dengan Menunjukkan rasa menghargai


penuh perhatian
dan menerima pasien, dan dapat
membantu meningkatkan rasa
percaya pasien kepada pemberi
perawatan.

6 Pertahankan kontak sering dengan Memberikan keyakinan bahwa


pasien. Berikan sentuhan terapeutik bila pasien tidak sendiri atau ditolak.
perlu

7 Instruksikan pasien menggunakan Meningkatkan pelepasan


teknik relaksasi
endorfin pada sistem saraf
sehingga menimbulkan rasa
tenang pada pasien dan dapat
mengurangi ansietas yang
dirasakan pasien

8 Berikan informasi yang akurat dan Pengetahuan / informasi yang


sesuai mengenai diagnosa, pengobatan, diberikan diharapkan dapat
dan konsistensi prognosis penyakit menurunkan ansietas,
pasien memperbaiki kesalahan konsep,
dan meningkatkan kerjasama
pasien dengan pemberi
perawatan
9 Tingkatkan rasa tenang dan lingkungan Memudahkan pasien beristirahat,
yang tenang menghemat energi, dan
meningkatkan kemampuan
koping pasien

10 Dorong dan kembangkan interaksi Mengurangi perasaan isolasi.


pasien dengan sistem pendukung Bila sumber pendukung keluarga
tidak adekuat, sumber luar dapat
diberdayakan misalnya
kelompok penderita kanker

11 Libatkan orang terdekat bila keputusan Menjamin sistem pendukung


mayor akan dibuat untuk pasien dan memungkinkan
orang terdekat terlibat dengan
tepat

4. Evaluasi
Evaluasi dibuat berdasarkan tujuan dan kriteria hasil dalam intervensi keperawatan
DAFTAR PUSTAKA

1. Carpenito, Lynda Juall. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Jakarta : EGC
2. Doengoes, Marylynn, dkk. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta : EGC
3. Price, Sylvia. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses - Proses Penyakit, Edisi 6, Volume 2.
Jakarta : EGC
4. Smeltzer. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume 2. Jakarta : EGC
5. Loeni, Rapani. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Kanker Vulva (online).
(http://www.rafani.co.cc/2009/07/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan.html). Diakses pada
tanggal 6 Mei 2010

Diposting oleh oka di 20.30


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Posting Lama Beranda


Langganan: Posting Komentar (Atom)

Entri Populer
 KANKER VULVA
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN
KANKER VULVA A. KONSEP DASAR PENYAKIT 1. Definisi
§ Kanker prime...

 (tanpa judul)

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN


KANKER VULVA A. KONSEP DASAR PENYAKIT 1. Definisi
§ Kanker prime...

Pengikut
Arsip Blog
 ▼ 2011 (2)
o ▼ Januari (2)
 KANKER VULVA
 LAPORAN PENDAHULUANASUHAN KEPERAWATAN KLIEN
DENGAN...

Mengenai Saya
oka
Lihat profil lengkapku

Cari Blog Ini

Total Tayangan Laman

8,916
Tema Kelembutan. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai